Anda di halaman 1dari 11

KUNJUNGAN INDUSTRI 2014

DISUSUN OLEH :
RAHMAD AFANDI (XIMM/27)

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA


YOGYAKARTA
DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA
SMK NEGERI 2 WONOSARI
Jl. KH. Agus Salim, Wonosari, Gunungkidul 55813 Telp. (0274)391019, Fax: (0274)392454

Website : http://www.smkn2wonosari.sch.id E-mail: stmnegerigk@yahoo.com


KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis dapat
menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang berjudul “Kunjungan Industri 2014” dengan
lancar.
Dalam pembuatan makalah ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak, maka
pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Kepala SMK N 2 Wonosari, yang telah memberikan kesempatan dan memberi
fasilitas sehingga makalah ini dapat selesai dengan lancar.
2. Drs.Wasno, S.ST, H. Sumaryanto S.Pd.MT, sebagai pembimbing dalam pembuatan
makalah ini sehingga berjalan sesuai rencana.
3. Orang tua dirumah yang telah memberikan bantuan materil maupun doanya,
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
4. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu yang telah membantu
proses pembuatan makalah ini.

ii Kunjungan
Akhir kata semoga makalah ini bisa Industri
bermanfaat bagi2014 | Rahmadpada
pembaca Afandi/XI MM/27
umumnya |
dan
penulis pada khususnya, penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh
dari sempurna untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi
perbaikan kearah kesempurnaan. Akhir kata penulis sampaikan terimakasih.

Penulis

Rahmad Afandi

KUNJUNGAN INDUSTRI RAHMAD AFANDI


DAFTAR ISI

Halaman Sampul i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
Bab I Pendahuluan 1
A. Latar Belakang Kunjungan Industri 1
B. Tujuan Kunjungan Industri 1
C. Manfaat Kunjungan Industri 1
D. Pelaksanaan Kunjungan Industri 2

Bab II Gambaran Umum Perusahaan 3


A. Sejarah Perusahaan 3
B. Visi dan Misi Perusahaan 6

Bab III Laporan Kunjungan Industri 7


A. Pelaksanaan Kegiatan 7
B. Hasil Kegiatan 8
iii Kunjungan Industri 2014 | Rahmad Afandi/XI MM/27 |
Bab IV Penutup 9
A. Kesimpulan 9
B. Saran 9

KUNJUNGAN INDUSTRI RAHMAD AFANDI


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kunjungan Industri
Seiring pesatnya perkembangan teknologi, dunia pendidikan di tuntut untuk lebih
menyongsong era globalisasi. Dalam usaha peningkatan mutu pendidikn tersebut maka
ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) hendaknya di serapi dengan keimanan dan
ketaqwaan. Ilmu yang di dapat dalam bangku sekolah dirasakan masih sangat kurang
sehingga di perlukan sebuah kunjungan ke perusahaan / industry yang bisa membantu
kami dan bisa kami jadikan perbandingan ketika kami menerima pelajaran di sekolah.
Melihat kenyataan yang terjadi di lapangan inilah yang menyebabkan siswa siswi
SMK N 2 Wonosari mengadakan Kunjungan Industri.
Kunjungan industri dipilih untuk memperkenalkan siswa ke dunia kerja. Siswa di
tuntut untuk aktif menggali informasi tentang kunjungan industri untuk memperoleh
pengetahuan tentang komputer komputer yang ada di JTV. Kunjungan industri dilakukan
untuk memberikan gambaran kepada siswa tentang bagaimana dunia penyiaran televisi
dan pembuatan produk ditelevisi serta iklan yang menarik dengan menggunakan
software yang telah dijelaskan yang mungkin cukup asing bagi siswa serta agar siswa
dapat membandingkan antara dunia kerja dengan ilmu yang di peroleh di sekolah. Siswa
di wajibkan membuat laporan atas informasi yang di peroleh selama kunjungan industri
di perusahaan yang bersangkutan.

B. Tujuan Kunjungan Industri


Ada beberapa tujuan dalam kegiatan kunjungan industri, antara lain:
a. Memperluas wawasan siswa/siswi dengan dunia kerja yang sesungguhnya.
b. Mendorong siswa agar berminat bekerja di perusahaan.
c. Memberi informasi kepada siswa tentang cara bekerja di perusahaan.
d. Mengetahui bagaimana cara memasuki dunia kerja.
e. Mengetahui bagaimana beradabtasi dengan dunia kerja.

C. Manfaat Kunjungan Industri


Kunjungan industri diharapkan dapat memiliki manfaat bagi siswa diantaranya siswa
dapat mengetahui dan lebih mengerti tentang dunia kerja, dapat mengetahui proses
produksi di dunia kerja, mengetahui beberapa divisi yang terlibat dalam proses produksi
dan dapat mengetahui bagaimana mengedit video sehingga muncul di televisi kita serta
penanganan trouble saat sedang dalam acara.

D. Waktu Pelaksanaan Kunjungan Industri


Kunjungan Industri SMK N 2 Wonosari dilaksanakan pada tanggal 04 Maret – 06
Maret 2014 dengan perncian sebagai berikut:
Hari, Tanggal Waktu Kegiatan
Selasa, 04 Maret Berangkat dari SMK 2 Wonosari menuju
20.00 WIB
2014 Surabaya-Malang
04.30 WIB Transit di Asrama Haji
04.45 – 07.00 WIB MCK dan sarapan
08.00 WIB Di Jembatan Suramadu
11.45 – 13.00 WIB Kunjungan Industri di JTV
Rabu, 05 Maret 2014
15.30 – 18.00 WIB Jatim Park II
18.15 WIB Berada di pusat oleh-oleh
Makan malam lalu perjalanan kembali
19.30 WIB
ke kampus SMK N 2 Wonosari
Kamis, 06 Maret
05.00 WIB Sampai di kampus SMK N 2 Wonosari
2014

BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Perusahaan
JTV yang merupakan singkatan dari Jawa Pos Media Televisi adalah sebuah stasiun
televisi swasta regional di Kota Surabaya, Jawa Timur. JTV adalah televisi swasta
regional pertama di Indonesia sekaligus yang terbesar hingga saat ini. Jangkauan JTV
meliputi hampir seluruh provinsi Jawa Timur secara terestrial, juga bisa diterima
diseluruh Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Filipina dan sebagian Australia
dengan parabola melalui satelit telkom 1 dan fasilitas televisi berlangganan Telkom
Vision. Berdirinya JTV sejak tanggal 8 November 2001 dengan Logo JTV ini hingga
pada pertengahan tahun 2012.

Jawapos TV (JTV). Stasiun TV ini dianggap pionir di kawasan Jawa Timur, dengan


klaim jumlah pemirsa sebanyak 37 juta orang. Dengan motto Seratus Persen Jawa Timur,
stasiun ini aktif mengemas program-program baru bagi pemirsanya. Menurut Satya
Priambodo, Marketing Communication JTV, 90% conten acara di JTV mengakomodasi
keragaman budaya Jawa Timuran. Pihak JTV bahkan melakukan sulih suara film-film
impor ke bahasa Suroboyoan. Seperti dalam film mandarin Girl Talk dan
film Swordman. Dalam film Swordman, seorang bintang film bicara “Pak dhe, uruk ono
aku main pedang yo!” (Paman ajari aku main pedang ya!).
Hebatnya, sejak disulihsuarakan, rating JTV langsung meroket, iklan pun
berdatangan. Selain itu, menurut Satya Priambodo, program berita berbahasa daerah
yang berjudul Pojok Kampung, Ludruk Kartolo, Kidung Rek, juga mendapat rating
tinggi. Melalui channel 36 UHF, JTV juga bisa menjangkau Madura, JTV menciptakan
program berita berbahasa Madura yang diberi judul Pojok Medhureh.
Sulih suara yang dilakukan JTV sempat mendapat protes dari sebagian masyarakat.
Pasalnya, ada beberapa kata yang terlalu kasar di telinga pemirsa. Menanggapi hal
tersebut, Satya punya argument.
“Bahasa Surabaya memang begitu. Tidak seperti bahasa Jawa yang lain, yang ada
bahasa kromo atau bahasa ngoko-nya. Makanya, kami tidak ingin menutup-nutupinya.
Kami mau konsisten dengan moto Seratus Pesen Jawa Timur,” tukas Satya Priambodo. 
Untuk membuat program TV dengan men-dubbing film impor ke bahasa daerah tidaklah
mudah, juga membutuhkan biaya yang besar. Sukses JTV tidak lepas dari peran tim dari
Studio Incofo. Di bawah naungan Helmi dan Hera, Incofo telah men-dubbing banyak
film Mandarin ke dalam bahasa Surabaya. Dubber yang disertakan dalam proyek ini
mesti benar -benar Suroboyoan.
Kesulitan yang kerap muncul dalam proses dubbing ini terjadi pada proses
menyamakan dan mengejarlip sing yang ada di dialog aslinya dengan dialog
Suroboyoan. Menerjemahkan dialog bahasa Indonesia ke dalam bahasa Surabaya juga
tidak mudah. Bahkan karena tidak mudahnya itu, kadang dubernya sendiri diupayakan
untuk bisa improve sendiri ketimbang harus berpatokan pada terjemahannya. Jika tidak
begitu, dikhawatirkan justru akan memakan waktu yang lama. Dengan 9 orang dubber,
Incofo yang biasa bisa men dubbing empat episode film dalam sehari, hanya mampu
mengerjakan dua episode ke bahasa Surabaya. Terobosan baru yang dilakukan JTV ini
seyogyanya diikuti TV swasta lokal lain. Buktinya, Studio Incofo kini juga mengerjakan
dubbing ke bahasa Sunda. Tapi tidak kalah menariknya Program Dubbing JTV ini
kemudian dilanjutkan dan dibesarkan olehMuhammad Abduh Abbas, Jebolan Teater IKJ
'90 yang juga sudah lama berkecimpung dalam dunia dubbing sejak tahun 1992 di Studio
Arvisco Pratekan Jakarta. Muhabba Putra, nama kerennya ini memberanikan diri untuk
kembali ke Kota Surabaya (kota kelahirannya) dan bergabung dengan JTV untuk
menggarap Film India, Film Barat, Film Mandarin, Sulap, dll. Total sudah hampir
ratusan judul film telah didubbing boso Suroboyoan dengan ditangani sendirian meski
tetap butuh para dubber asli Arek Suroboyo yang awalnya sama sekali tidak mengerti
dan ahli dalam dubbing film.Kini karyanya menjadi andalan program tayangan di JTV
setiap menjelang Lebaran sebagai suguhan masyarakat Jatim yang pulang kampung. Kini
merambah kesuksesannya menggarap program sketsa komedi jawatimuran yakni GERR
(ngGEgek Rame Rame) dan Muter Pilemku Dhewe serta Program On Air lainnya hingga
menangani Event Off Air JTV.
Pada 10 Juli 2012 telah Launching Logo JTV sebagai KEBANGGAAN JATIM,
APRESIASI JATIM, SPIRIT JATIM, KOMUNIKASI JATIM, EKSPRESI JATIM,
DAN KREATIVITAS JATIM. ‘TV LOKAL TERDEPAN MILIK SEMUA
MASYARAKAT JAWA TIMUR’ Di sini JTV menegaskan posisi JTV sebagai ruang
budaya masyarakat Jawa Timur. 

Dalam setiap aktifitasnya JTV menganut 3 nilai utama:


 NAKAL
Nakal disini bukan dalam arti negatif. Nakal yang positif mengandung pengertian
kreatif, inovatif, semangat, muda, tidak membosankan, mengandung kebaruan, dan
menyegarkan.
 LOKAL JTV
Percaya lokalitas merupakan aset berharga yang perlu diapresiasikan, disampaikan
dan dikembangkan. Kelokalan merupakan identitas yang unik masyarakat Jawa
Timur yang dapat diekspresikan dalam program-program JTV.
 MASAL JTV
Merupakan stasiun televisi yang diperuntukan bagi kemajuan masyarakat Jawa
Timur pada khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya. JTV memandang
nilai kebersamaan dan kesetaraan masyarakat harus tertuang dalam program-program
yang dihadirkan. Stasiun televisi ini merupakan anggota jaringan.
Jawa Pos Multimedia Corporation (disingkat JPMC) adalah sebuah stasiun
televisi swasta berjaringandi Indonesia. JPMC merupakan bagian dari Grup Jawa
Pos dan dimiliki oleh Grup Jawa Pos, yang juga memiliki afiliasi surat kabar dan stasiun
televisi di Indonesia seperti SBO TV (Surabaya TV), Malioboro TV (Yogyakarta), PJTV
(Padjajaran TV) (Bandung), Semarang TV, Bogor TV, Jak TV (Jakarta) dan MKTV
(Mahkamah Konstitusi Televisi) (Jakarta), PAL TV (Palembang), Padang TV (Padang),
Jambi TV (Jambi), dan Jek TV (Jambi). Sedangkan biro JTV di Jawa Timur ada 7 yaitu
Malang, Jember, Banyuwangi, Kediri, Madiun, Bojonegoro dan Madura. Dahlan
Iskan (CEO Grup Jawa Pos) menargetkan JTV untuk melahirkan 20 TV lokal setiap
tahunnya.

Sistem televisi berjaringan di Indonesia adalah sistem televisi berjaringan di Indonesia


yang mengharuskan televisi- televisi yang memiliki daya frekuensi siaran nasional
(RCTI, SCTV, MNCTV,Indosiar, antv, Metro TV, Trans TV, tvOne, Trans7, dan Global
TV, agar melepaskan frekuensi terhadap daerah- daerah siaran mereka dan menyerahkan
pada orang/lembaga/organisasi daerah yang ingin menggunakannya untuk
dikembangkan. Bila televisi-televisi yang berlokasi di Jakarta menginginkan siarannya
dapat diterima di daerah tertentu, maka ia harus bekerjasama dengan televisi yang ada di
daerah bersangkutan. Sistem ini akan diberlakuakn di Indonesia pada 28 Desember 2009.
TV nasional dapat bertindak sebagai induk stasiun jaringan dan TV lokal bertindak
sebagai anggota stasiun jaringan, stasiun induk bertindak sebagai koordinator yang
siarannya direlai oleh anggota (pasal 34 ayat 1 dan 2 PP Penyelenggaraan Lembaga
Penyiaran Swasta). Dalam TV berjaringan spirit dasar dari siaran berjaringan adalah
terpenuhinya aspek diversity of ownership, diversity of content, dan kearifan local

B. Visi Dan Misi Perusahaan


JTV yang merupakan singkatan dari Jawa Pos Media Televisi adalah sebuah stasiun
televisi swasta regional di Kota Surabaya, Jawa Timur. JTV adalah televisi swasta
regional pertama di Indonesia sekaligus yang terbesar hingga saat ini.
 Visi : Lahir dari gagasan inovatif untuk menjadikan sebagai lembaga penyiaran
swasta Jawa Timur yang berbasis lokal. Turut serta mencerdaskan kehidupan bangsa.
Bersikap independen, objektif dan jujur. Berpartisipasi dalam usaha pemberdayaan
bermasyrakat. Mewujudkan budaya dan potensi ekonomi Jawa Timur (Jawa Timur
sesungguhnya).
 Misi : Membangun Kekuatan Memberikan hiburan dan informasi dalam 3 (tiga)
bahasa. Sesuai pontensi lokalnya, yaitu Surabaya (Suroboyoan), Madura (Madhureh),
dan Mataramah (Kulonan). Menjadi Partner bagi masyarakat dan pemerintah dalam
ikut menyukseskan program-program pembangunan. Memberikan nilai tambah bagi
potensi peningkatan pendapatan daerah dan ekonomi Jawa Timur. 

BAB III
LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI

A. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan kunjungan industri di laksanakan pada tanggal 04 Maret-06 Maret 2014,
atau lebih tepatnya pada hari Selasa malam pukul 20.00 WIB. Sebelum keberangkatan
kami sudah stand by di sekolah untuk menyiapkan segala perlengkapan dan melakukan
ibadah shalat isya’ berjamaah. Setelah melakukan shalat isya’ kami berdoa bersama
kemudian melakukan perjalanan menuju Surabaya-Malang lebih tepatnya tujuna utama
kami JTV yang akan kami kunjungi. JTV berada di JTV Building (Komp. Graha Pena)
Jln Ahmad Yani No.88 Surabaya. JTV Hot line: (031-820-2086) & (0812-1231-4224).
JTV yang merupakan singkatan dari Jawa Pos Media Televisi adalah sebuah stasiun
televisi swasta regional di Kota Surabaya, Jawa Timur. JTV adalah televisi swasta
regional pertama di Indonesia sekaligus yang terbesar hingga saat ini.
Stasiun televisi ini merupakan anggota jaringan JPMC dan dimiliki oleh Grup Jawa
Pos, yang juga memiliki afiliasi surat kabar dan stasiun televisi di Indonesia seperti SBO
TV (Surabaya), Malioboro TV (Yogyakarta), PJTV (Bandung), RCTV (Cirebon), Bogor
TV (Bogor), MKTV (Jakarta), PAL TV(Palembang), Padang TV (Padang), Jambi
TV (Jambi), Jek TV (Jambi) dan Fajar TV (Makassar). Sedangkan biro JTV di Jawa
Timur ada 7 yaitu Malang, Jember, Banyuwangi, Kediri, Madiun, Bojonegoro dan
Madura. Dahlan Iskan (CEO Grup Jawa Pos) menargetkan JTV untuk melahirkan 20 TV
lokal setiap tahunnya.
Komposisi jaringan Jtv adalah:
 Induk: Jtv Surabaya
Lokal: 
 Malang: Jtv Malang (awalnya bernama jbtv)
 Madiun: Jtv Madiun
 Jember: Jtv Jember
 Sampang: Jtv Madura
 Situbondo: Jtv Situbondo
 Banyuwangi: Jtv Banyuwangi
 Bojonegoro: Jtv Bojonegoro
 Kediri: Jtv Kediri
 Pacitan: Jtv Pacitan
 Lamongan: Citra TV, TV lokal asli Lamongan
Kami masuk JTV pada jam ± 11.00 WIB dan langsun masuk di studio Pojok
Kampung untuk melakukan dialog dan tanya jawab dengan salah satu pegawai di JTV
mengenai produk di JTV serta peralatan yang berada disana. Kami berdialog kurang
lebih selama 20 menit lalu masuk ke studio dangdut yang sedang On Air(Live). Kami
berada di Studio sampai setengah 1 lalu kami melanjutkan perjalanan ke tempat
selanjutnya.
B. Hasil Kegiatan
Hasil dari kegiatan Kunjungan Industri adalah siswa/siswi jadi lebih memahami
bagaimana lingkunagan dunia kerja khususnya di bidang Broadcasting(Penyiaran) dan
kami jadi lebih paham apa yang disampaikan oleh guru disekolah dan diperdalam saat
berada di JTV, kami jadi tau apa guna dari Master Control, Sub Control, yang belum
kami dapati di sekolah dan kami mengetahui jenis jenis software apa sajakah yang sering
digunakan di beberapa Stasuin TV, bukan hanya Photoshop dan Corel saja yang sering
kita lihat pada sekolah.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dunia kerja persaingannya lebih berat dari sekolah yang sekarang kita alami. Dunia
kerja membutuhkan tenaga, pikiran, dan tanggungjawab yang besar untuk menentukan
masa depan. Dunia kerja menggunakan alat yang lebih canggih dan lebih mahal jadi kita
harus cermat dan hati-hati. Teknologi Informasi berkembang sangat cepat jadi kita harus
selalu update. Jika kita tidak update kita akan ketinggalan, di kawasan nasional saja
sudah lebih jauh dari apa yang telah kita pelajari. Apalagi di kawasan Internasional kita
sudah tertinggal jauh dari negara lain. Kita harus belajar agar dapat mengejar
ketertinggalan kita.

B. Saran
Sebelum melakukan kunjungan industri sebaiknya kita menjaga kondisi agar tidak
mabuk saat melakukan perjalanan.
Ajukan pertanyaan yang tidak kita dapat di sekolah.
Minum obat pencegah mabuk sebelum melakukan perjalanan.
Pelajari alat-alat dan software yang di gunakan saat kunjungan industri.

Anda mungkin juga menyukai