OLEH :
YULIA APRILIANA
2010306108
i
HALAMAN PENGESAHAN
MAKALAH
Disusun oleh :
Yulia Apriliana
2010306108
di Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta
Oleh :
Pembimbing :
Tanda tangan:
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat, inayah,
taufik, dan ilham-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Makalah yang berjudul “Fisioterapi Pada kasus Spinal Cord
Injury” ini ditulis guna melengkapi tugas pada Program Studi Profesi Fisioterapi Fakultas Ilmu
makalah ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari beberapa pihak. Oleh karena itu penyusun
1. Allah SWT atas segala rahmat dan petunjuk-Nya sehingga makalah ini dapat selesai dengan tepat
waktu,
Yogyakarta.
Penyusun telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyusun makalah presentasi ini,
namun penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan masih jauh dari kesempurnaan. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan khususnya pada penyusun.
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...............................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................ iv
A. Definisi Enchepalitis...................................................................1
B. Etiologi Enchepalitis...................................................................1
C. Patologi Enchepalitis...................................................................2
A. Asessment Fisioterapi..................................................................7
B. Diagnosis Fisioterapi....................................................................11
C. Rencana Intervensi.......................................................................13
D. Intervensi......................................................................................13
A. Implikasi Klinis...........................................................................15
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB 1
TINJAUAN PUSTAKA
Radang otak, umumnya karena infeksi. Infeksi mungkin oleh bakteri atau virus.
Dalam beberapa kasus, ensefalitis mungkin hasil dari gangguan sistem kekebalan tubuh.
Kasus yang ringan mungkin tidak menimbulkan gejala atau memiliki gejala seperti flu
virus. Dalam kasus yang jarang terjadi, hal itu dapat disebabkan oleh bakteri atau bahkan
jamur.
Ada dua jenis ensefalitis utama: primer dan sekunder. Ensefalitis primer terjadi
sekunder terjadi ketika infeksi dimulai di tempat lain di tubuh dan kemudian menyebar ke
otak Anda. Ensefalitis adalah penyakit langka namun serius yang dapat mengancam
B. Etiologi Kasus
1. orang tua
1
Anda mungkin juga memiliki risiko lebih tinggi terkena ensefalitis jika Anda tinggal
di daerah yang banyak ditemui nyamuk atau kutu. Nyamuk dan kutu dapat membawa virus
yang menyebabkan ensefalitis. Anda lebih mungkin terkena ensefalitis di musim panas atau
Meskipun vaksin MMR (campak, gondok, rubella) memiliki sejarah panjang aman
dan efektif, dalam kasus yang jarang terjadi, vaksin tersebut menyebabkan ensefalitis. Kira-
kira 1 dari 3 juta anak yang menerima vaksin mengembangkan ensefalitis. Namun, statistik
jauh lebih mengejutkan untuk anak-anak yang tidak menerima vaksin. Tingkat ensefalitis
pada hari-hari sebelum vaksinasi rutin mencapai 1 dari 1.000. Dengan kata lain, ensefalitis
C. Patologi Kasus.
mengkategorikan penyebab potensial menjadi tiga kelompok: virus umum, virus masa
Virus umum
mengontrol memori dan ucapan. Itu juga dapat mempengaruhi lobus frontal , bagian yang
2
mengontrol emosi dan perilaku. Ensefalitis yang disebabkan oleh herpes berbahaya dan
1. penyakit gondok
2. Virus Epstein-Barr
3. HIV
4. sitomegalovirus
ensefalitis. Oleh karena itu, ensefalitis jenis ini jarang terjadi saat ini. Beberapa virus masa
2. campak
3. rubella
Arbovirus
Arbovirus adalah virus yang dibawa oleh serangga. Jenis arbovirus yang ditularkan
3
1. California encephalitis (juga disebut La Crosse encephalitis) ditularkan melalui gigitan
nyamuk dan terutama menyerang anak-anak. Ini menyebabkan sedikit atau tanpa gejala.
3. Virus West Nile paling banyak ditemukan di Afrika dan Timur Tengah. Namun, itu bisa
flu. Namun, bisa berakibat fatal di antara orang dewasa yang lebih tua dan orang dengan
betina. Ini biasanya penyakit ringan, dan kebanyakan orang akan sembuh dengan cepat.
4
D. Tanda Dan Gejala Kasus
Gejala ensefalitis dapat berkisar dari ringan hingga parah.Gejala ringan meliputi:
1. Demam
2. Sakit kepala
3. Muntah
4. Leher kaku
5. Kelesuan (kelelahan)
2. Kebingungan
3. Kantuk
4. Halusinasi
6. Koma
7. Kejang
10. Ketidaksadaran
Bayi dan anak kecil menunjukkan gejala yang berbeda. Segera hubungi dokter jika
anak Anda mengalami salah satu dari yang berikut:
1. Muntah
5
4. Kekakuan tubuh
6
BAB II
PROSES FISIOTERAPI
A. Assesment Fisioterapi
Keluhan yang timbul dapat berupa sakit kepala, mual, penurunan nafsu
mood, mental, atau penurunan fungsi kognitif. Pemeriksaan status generalis dan status
neurologis.
Elektroensefalograf (EEG)
Tes darah
Biopsi otak
Dalam biopsi otak , dokter Anda akan mengambil sampel kecil jaringan otak
untuk menguji infeksi. Prosedur ini jarang dilakukan karena ada risiko komplikasi yang
tinggi. Biasanya hanya dilakukan jika dokter tidak dapat menentukan penyebab
pembengkakan otak atau jika pengobatan tidak berhasil.
2. Pemeriksaan Obyektif
a. Vital sign terdiri dari ; (1) Tekanan darah, (2) Nadi,(3) Pernapasan, (3) Temperatur,
b. Inspeksi Dari pemeriksaan inspeksi statis apakah ada atropi pada tungkai atau
kontraktur, Sedangkan inspeksi secara dinamis dapat diamati bahwa pada saat
c. Palpasi Palpasi pada kasus ini untuk menentukan apakah ada odeam, spasme, nyeri
8
dan suhu local pada sisi yang
3. Pemeriksaan gerak Pemeriksaan gerak ini meliputi pemeriksaan gerak aktif dan
a. Pemeriksaan gerak aktif Pada kasus ini pemeriksaan gerak aktif dilakukan mandiri
b. Pemeriksaan gerak pasif Pada kasus ini mengukur ROM pada anggota gerak atas
c. Pemeriksaan gerak isometrik melawan tahanan Pada kasus ini pasien di minta
untuk menggerakan anggota gerak dengan di beri tahanan pada bagian distal
memori pasien bagus, pasien mampu memahami dan mengikuti instruksi terapis
meliputi :
a. Fungsional dasar Pada kasus ini apakah pasien mengalami kesulitan atau gangguan
saat melakukan aktifitas fungsional dasar seperti berdiri keduduk serta duduk
9
keberdiri.
b. Aktivitas Fungsional : Pada kasus ini, apakah pasien mampu berjalan dan naik
c. Akivitas fungsional berupa Makan, Berpindah dari kursi roda ketempat tidur dan
Berjalan ditempat datar (jika tidak mampu jalan melakukannya dengan kursi roda),
Mengontrol BAK.
7. Pemeriksaan Penunjang
dan kesiapannya untuk terapi yang akan dijalani (bedah, radiasi, ataupun kemoterapi),
yaitu:
a. Darah lengkap
b. Hemostasis
c. LDH
g. Pemeriksaan radiologis
scan berguna untuk melihat adanya tumor pada langkah awal penegakkan diagnosis
dan sangat baik untuk melihat kalsifikasi, lesi erosi/destruksi pada tulang tengkorak.
MRI dapat melihat gambaran jaringan lunak dengan lebih jelas dan sangat baik untuk
Pemeriksaan fungsional MRI seperti MRS sangat baik untuk menentukan daerah
nekrosis dengan tumor yang masih viabel sehingga baik digunakan sebagai penuntun
biopsi serta untuk menyingkirkan diagnosis banding, demikian juga pemeriksaan DWI.
membedakan antara tumor yang rekuren dan jaringan nekrosis akibat radiasi.
flowcytometry untuk menegakkan diagnosis limfoma pada susunan saraf pusat atau
ependimoma.
B. Diagnosis Fisioterapi
Diagnosis adalah penentuan suatu jenis penyakit berdasarkan tanda dan gejala yang
adalah hasil proses kajian klinis yang menghasilkan identifikasiadanya gangguan ataupun
11
potensi timbulnya gangguan, keterbatasan fungsi danketidakmampuan atau kecacatan.
1. Gangguan/kelemahan (impairment)
3. Ketidakmampuan(disabilities )
4. Sindrom( syndromes ).
olehpasien.
3. Sebagai acuan pemeriksa dalam menentukan intervensi yang baik, benar, dan
bermanfaat.
olahraga,trauma, dll.
12
4. Diagnosis fungsi : diagnosis ini mencakup mengenai fungsi apa yang
koordinasi, dll.
dengan diagnosis topik, diagnosis klinik, dan diagnosis kerja. Diagnosis fungsi ft dapat saja
berubah dalam topik dan klinik yang sama karena adanya perubahan patofisiologi
C. Rencana Intervensi
1. Tujuan :
a. Tujuan jangka pendek :
b) mencegah kontraktur.
d) persiapan ambulasi
b. Tujuan jangka panjang:
- fungsional activity.
latihan ROM AktifAsistif (spherical grip) sebanyak 2 kali sehari (pagi dan sore) dalam 10
menit selama 7 hari berturut-turut sehingga terjadi peningkatan skala kekuatan otot 4 yaitu (dapat
melawan gaya dan mengatasi tahanan). Untuk menstimulasi gerak pada tangan dapat berupa latihan
Untuk Range Of Motion (ROM) AktifAsisitif sendiri dilakukan dengan latihan baik oleh diri
sendiri ataupun perawat dan menggunakan ekstremitas atas. Ekstremitas atas merupakan salah satu
13
bagian dari tubuh yang penting untuk dilakukan ROM. Hal ini dikarenakan ekstremitas atas
fungsinya sangat penting dalam melakukan aktifitas sehari-hari dan merupakan bagian yang paling
aktif, maka lesi pada bagian otak yang mengakibatkan kelemahan ekstremitas akan sangat
Gerak pada tangan dapat distimulasi dengan latihan fungsi menggenggam yang dilakukan
melalui tiga tahap yaitu membuka tangan, menutup jari-jari untuk menggenggam objek dan
mengatur kekuatan menggenggam. Spherical grip digunakan seperti ketika mencengkeram bola
bisbol. Hal ini mirip dengan cylindrical grip kecuali ada penyebaran yang lebih besar di jari. Tulang
14
BAB 3
PENUTUP
A. Implikasi Klinis
Studi pertama tentang intervensi pranayama murni pada populasi pasien kanker
berhasil menunjukkan pernapasan yoga layak dan dapat dengan aman direkomendasikan
untuk pasien dengan kanker yang menerima kemoterapi. Setiap peningkatan dalam latihan
pernapasan yoga berkorelasi dengan perbaikan gejala terkait kemoterapi kanker dan kualitas
dan kualitas hidup mental di antara pasien yang menjalani kemoterapi. Kesimpulan pasti
15
DAFTAR PUSTAKA
Conditions/Encephalitis/Symptoms-Causes/Syc-20356136#:~:Text=Encephalitis%20(En%2dsef
%2duh,Or%20no%20symptoms%20at%20all.
Yurida Olviani, M. I. (2017). Pengaruh Latihan Range Of Motion (Rom) Aktif-Asistif(Spherical Grip)
Terhadap Peningkatan Kekuatan Otot Ekstremitas Ataspada Pasien Stroke Di Ruang Rawat Inap
Penyakit Syaraf (Seruni) Rsud Ulin Banjarmasin. Dinamika Kesehatan, Vol. 8 No. 1.
16