Anda di halaman 1dari 35

ASUHAN KEPERAWATAN PADA. TN.P.

R DENGAN GOUTH ATRITIS DI


RUANGAN EDELWEIS II RSUP DR. PROF. R.D KANDOU MANADO

CT : Ns. Musfirah Ahmad, S.Kep, M.Kep.

OLEH :
MILITIA SUNDALANGI , S.KEP

UNIVERSITAS SAM RATULANGI FAKULTAS KEDOKTERAN


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
MANADO 2021

1
LAPORAN PENDAHULUAN GOUT ARTHTRITIS

1. Pengertian Asam Urat

Gout adalah penyakit metebolik yang ditandai dengan penumpukan asam urat

yang nyeri pada tulang sendi, sangat sering ditemukan pada kaki bagian

atas, pergelangan dan kaki bagian tengah. (Merkie, Carrie. 2005).

Gout merupakan penyakit metabolic yang ditandai oleh penumpukan asam urat

yang menyebabkan nyeri pada sendi. (Moreau, David. 2005;407). Jadi, Gout atau sering

disebut asam urat adalah suatu penyakit metabolik dimana tubuh tidak dapat

mengontrol asam urat sehingga terjadi penumpukan asam urat yang menyebabkan

rasa nyeri pada tulang dan sendi.

2. Klasifikasi Asam Urat

Gout terbagi atas 2 yaitu :

1) Gout primer, dimana menyerang laki-laki usia degenerative,

dimanameningkatnya produksi asam urat akibat pecahan purin yang

disintesis dalam jumlah yang berlebihan didalam hati. Merupakan akibat

langsung dari pembentukan asam urat tubuh yang berlebihan atau akibat

penurunan ekresi asam urat yaitu hiperurisemia karena gangguan

metabolisme purin atau gangguan ekresi asam urat urin karena sebab

genetik. Salah satu sebabnya karena kelainan genetik yang dapat

diidentifikasi, adanya kekurangan enzim HGPRT (hypoxantin guanine

phosphoribosyle tranferase) atau kenaikan aktifitas enzim PRPP

(phosphoribosyle pyrophosphate ), kasus ini yang dapat diidentifikasi hanya

1 % saja

2) Gout sekunder, terjadi pada penyakit yang mengalami kelebihan pemecahan

purin menyebabkan meningkatnya sintesis asam urat. Contohnya pada

2
pasien leukemia Disebabkan karena pembentukan asam urat yang berlebihan

atau ekresi asam urat yang berkurang akibar proses penyakit lain atau

pemakaian obat tertentu. merupakan hasil berbagai penyakit yang

penyebabnya jelas diketahui akan menyebabkan hiperurisemia karena

produksi yang berlebihan atau penurunan ekskresi asam urat di urin

3. Etiologi Asam Urat

Penyebab utama terjadinya gout adalah karena adanya deposit / penimbunan

kristal asam urat dalam sendi. Penimbunan asam urat sering terjadi pada penyakit

dengan metabolisme asam urat abnormal dan Kelainan metabolik dalam

pembentukan purin dan ekskresi asam urat yang kurang dari ginjal.

Beberapa factor lain yang mendukung, seperti :

1) Faktor genetik seperti gangguan metabolisme purin yang menyebabkanasam

urat berlebihan (hiperuricemia), retensi asam urat, atau keduanya.

2) Penyebab sekunder yaitu akibat obesitas, diabetes mellitus,

hipertensi,gangguan ginjal yang akan menyebabkan :

3) Pemecahan asam yang dapat menyebabkan hiperuricemia.

4) Karena penggunaan obat-obatan yang menurunkan ekskresi asamurat

seperti:aspirin,diuretic,levodopa,diazoksid,asam nikotinat,aseta zolamid dan

etambutol.

5) Pembentukan asam urat yang berlebih

6) Gout primer metabolik disebabkan sistensi langsung yang bertambah.

7) Gout sekunder metabolik disebabkan pembentukan asam urat berlebih karana

penyakit lain, seperti leukimia.

8) Kurang asam urat melalui ginjal

9) Gout primer renal terjadi karena ekresi asam urat di tubulus distalginjal yang

3
sehat. Penyabab tidak diketahui. Gout sekunder renal disebabkan oleh karena

kerusakan ginjal,misalnya glumeronefritis kronik atau gagal ginjal kronik.

4. Patofisiologi Asam Urat

Peningkatan kadar asam urat serum dapat disebabkan oleh pembentukan

berlebihan atau penurunan eksresi asam urat, ataupun keduanya. Asam urat adalah

produk akhir metabolisme purin. Secara normal, metabolisme purin menjadi asam

urat dapat diterangkan sebagai berikut:

Sintesis purin melibatkan dua jalur, yaitu jalur de novo dan jalur penghematan

(salvage pathway).

1. Jalur de novo melibatkan sintesis purin dan kemudian asam urat melalui

prekursor nonpurin. Substrat awalnya adalah ribosa-5-fosfat, yang diubah

melalui serangkaian zat antara menjadi nukleotida purin (asam inosinat, asam

guanilat, asam adenilat). Jalur ini dikendalikan oleh serangkaian mekanisme

yang kompleks, dan terdapat beberapa enzim yang mempercepat reaksi yaitu:

5-fosforibosilpirofosfat (PRPP) sintetase dan amidofosforibosiltransferase

(amido-PRT). Terdapat suatu mekanisme inhibisi umpan balik oleh nukleotida

purin yang terbentuk, yang fungsinya untuk mencegah pembentukan yang

berlebihan.

2. Jalur penghematan adalah jalur pembentukan nukleotida purin melalui basa

purin bebasnya, pemecahan asam nukleat, atau asupan makanan. Jalur ini

tidak melalui zat-zat perantara seperti pada jalur de novo. Basa purin bebas

(adenin, guanin, hipoxantin) berkondensasi dengan PRPP untuk membentuk

prekursor nukleotida purin dari asam urat. Reaksi ini dikatalisis oleh dua

enzim: hipoxantin guanin fosforibosiltransferase (HGPRT) dan adenin

fosforibosiltransferase (APRT).

4
Asam urat yang terbentuk dari hasil metabolisme purin akan difiltrasi secara

bebas oleh glomerulus dan diresorpsi di tubulus proksimal ginjal. Sebagian kecil

asam urat yang diresorpsi kemudian diekskresikan di nefron distal dan

dikeluarkan melalui urin.

5. Tanda Dan Gejala Asam Urat

Manisfestasi sindrom gout mencakup artiritis gout yang akut (serangan

rekuren inflamasi artikuler dan periartikuler yang berat), tofus (endapan kristal

yang menumpuk dalam jaringan aritukuler,jaringan oseus,jaringan lunak,serta

kartilago),nefropati gout (gangguan ginjal) dan pembentukan assam urat dalam

traktus urunarus. Ada empat stadium penyakit gout yang di kenali :

1) Hiperutisemia asimtomatik

2) Artiritis gout yang kronis

3) Gout interkritikal

4) Gout tofaseus yang kronik

Gout akut biasanya terjadi pada pria sesudah lewat masa pubertas dan sesudah

menopause pada wanita, sedangkan kasus yang paling banyak diternui pada usia

50-60. Gout lebih banyak dijumpai pada pria, sekitar 95 persen penderita gout

adalah pria. Urat serum wanita normal jumahnya sekitar 1 mg per 100 mI, lebih

sedikit jika dibandingkn dengan pria. Tetapi sesudah menopause perubahan

tersebut kurang nyata. Pada priahiperurisemia biasanya tidak timbul sebelurn

mereka mencapai usia remaja.

Gout Akut biasanya monoartikular dan timbulnya tiba-tiba. Tanda-tanda

awitan serangan gout adalah rasa sakit yang hebat dan peradangan lokal. Pasien

mungkin juga menderita demam dan jumlah sel darah putihmeningkat. Serangan

akut mungkin didahului oleh tindakan pembedahan, trauma lokal, obat, alkohol

dan stres emosional. Meskipun yang paling sering terserang mula-mula adalah ibu
5
jari kaki, tetapi sendi lainnya dapat juga terserang. Dengan semakin lanjutnya

penyakit maka sendi jari, lutut, pergelangan tangan, pergelangan kaki dan siku

dapat terserang gout. Serangan gout akut biasanya dapat sembuh sendiri.

Kebanyakan gejala-gejala serangan Akut akan berkurang setelah 10-14 hari

walaupun tanpa pengobatan

Perkembangan serangan Akut gout biasanya merupakan kelanjutan dari suatu

rangkaian kejadian. Pertama-tama biasanya terdapat supersaturasi urat dalam

plasma dan cairan tubuh. Ini diikuti dengan pengendapan kristal-kristal urat di

luar cairan tubuh dan endapan dalarn dan seldtar sendi. Tetapi serangan gout

sering merupakan kelanjutan trauma lokal atau ruptura tofi (endapan natrium urat)

yang merupakan penyebab peningkatan konsentrasi asam urat yang cepat. Tubuh

mungkin tidak dapat menanggulangi peningkatan ini dengan memadai, sehingga

mempercepat proses pengeluaran asam urat dari serum.

Kristalisasi dan endapan asam urat merangsang serangan gout. Kristal-kristal

asam urat ini merangsang respon fagositosis oleh leukosit dan waktu leukosit

memakan kristal-kristal urat tersebut maka respon mekanisme peradangan lain

terangsang. Respon peradangan mungkin dipengaruhi oleh letak dan besar

endapan kristal asam urat. Reaksi peradangan mungkin merupakan proses yang

berkembang dan memperbesar diri sendiri akibat endapan tambahan kristal-kristal

dari serum.

Periode antara serangan gout akut dikenal dengan nama gout inter kritikal.

Pada masa ini pasien bebas dari gejala-gejala klinik. Gout kronik timbul dalarn

jangka waktu beberapa tahun dan ditandai dengan rasa nyeri, kaku dan pegal.

Akibat adanya kristal-kristal urat maka terjadi peradangan kronik, sendi yang

bengkak akibat gout kronik sering besar dan berbentuk nodular. Serangan gout

6
Aut dapat terjadi secara simultan diserta gejala-gejala gout kronik. Tofi timbul

pada gout kronik karena urat tersebut relatif tidak larut. Awitan dan ukuran tofi

sebanding dengan kadar urat serum. Yang sering terjadi tempat pembentukan tofi

adalah: bursa olekranon, tendon Achilles, permukaan ekstensor dari lengan

bawah, bursa infrapatella dan helix telingaTofi-tofi ini mungkin sulit dibedakan

secara klinis dari rheumatoid nodul. Kadang-kadang tofi dapat membentuk tukak

dan kemudian mengering dan dapat membatasi pergerakan sendi. Penyakit ginjal

dapat terjadi akibat hiperurisemia kronik, tetapi dapat dicegah apabila gout

ditangani secara memadai.

6. Pemeriksaan Penunjang Asam Urat

a. Pemeriksaan Laboratorium

1) Didapatkan kadar asam urat yang tinggi dalam darah yaitu = > 6 mg %

normalnya pada pria 8 mg% dan pada wanita 7 mg%.

2) Pemeriksaan cairan tofi sangat penting untuk pemeriksaan diagnosa

yaitu cairan berwarna putih seperti susu dan sangat kental sekali.

3) Pemeriksaan darah lengkap

4) Pemeriksaan ureua dan kratinin

 kadar ureua darah normal : 5-20 ,mg/dl

 kadar kratinin darah normal :0,5-1 mg/dl

b. Pemeriksaaan fisik

1) Inspeksi

 Deformitas

 Eritema
2) Palpasi

 Pembengkakan karena cairan / peradanagn

 Perubahan suhu kulit

 Perubahan anatomi tulang/ jaringan kulit

 Nyeri tekan

 Krepitus

 Perubahan range of motion

7. Diagnosis Asam Urat

Untuk mendiagnosis artritis gout digunakan kriteria American Rheumatism

Association (ARA), yaitu:

1. terdapat kristal monosodium urat di dalam cairan sendi

2. terdapat kristal monosodium urat di dalam tofi,

3. Atau didapatkan 6 dari 12 kriteria berikut ini :

 Inflamasi maksimum pada hari pertama

 Serangan artritis akut lebih dari 1 kali

 Artritis monoartikular

 Sendi yang terkena bewarna kemerahan

 Pembengkakan dan sakit pada sendi metatarsalfalangeal 1

 Serangan pada sendi tarsal unilateral

 Adanya tofus

 Hiperurisemia

 Pada gambaran radiologik, tampak pembengkakan sendi asimetris

 Pada gambaran radiologik, tampak krista subkortikal tanpa erosi


 Kultur bakteri cairan sendi negatif

8. Pengobatan Asam Urat

Penatalaksanaan ditujukan untuk mengakhiri serangan akut secepat mungkin,

mencegah serangan berulang dan pencegahan komplikasi.

1. Medikasi

 Pengobatan serangan akut dengan Colchine 0,6 mg PO, Colchine 1,0 – 3,0 mg

( dalam Nacl/IV), phenilbutazon, Indomethacin.

 Terapi farmakologi ( analgetik dan antipiretik )

 Colchines ( oral/iv) tiap 8 jam sekali untuk mencegah fagositosis dari Kristal

asam urat oleh netrofil sampai nyeri berkurang.

 Nostreoid, obat – obatan anti inflamasi ( NSAID ) untuk nyeri dan inflamasi.

 Allopurinol untuk menekan atau mengontrol tingkat asam urat dan untuk

mencegah serangan.

 Uricosuric untuk meningkatkan eksresi asam urat dan menghambat akumulasi

asam urat.

 Terapi pencegahan dengan meningkatkan eksresi asam urat menggunakan

probenezid 0,5 g/hrai atau sulfinpyrazone ( Anturane ) pada pasien yang tidak

tahan terhadap benemid atau menurunkan pembentukan asam urat dengan

Allopurinol 100 mg 2x/hari.

2. Perawatan

 Anjurkan pembatasan asupan purin : Hindari makanan yang mengandung

purin yaitu jeroan ( jantung, hati, lidah, ginjal, usus ), sarden, kerang, ikan

herring, kacang – kacangan, bayam, udang, dan daun melinjo.


 Anjurkan asupan kalori sesuai kebutuhan : Jumlah asupan kalori harus benar

disesuaikan dengan kebutuhan tubuh berdasarkan pada tinggi dan berat

badan.

 Anjurkan asupa tinggi karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong, roti dan

ubi sangat baik di konsumsi oleh penderita gangguan asam urat karena akan

meningkatkan pengeluaran asam urat melalui urin.

 Anjurkan asupan rendah protein, rendah lemak.

 Anjurkan pasien untuk banyak minum.

 Hindari penggunaan alkohol.

9. Pencegahan Asam Urat

a. Pembatasan purin : Hindari makanan yang mengandung purin yaitu :Jeroan

(jantung, hati, lidah ginjal, usus), Sarden, Kerang, Ikan herring,Kacang-

kacangan, Bayam, Udang, Daun melinjo.

b. Kalori sesuai kebutuhan : Jumlah asupan kalori harus benar disesuaikan dengan

kebutuhan tubuh berdasarkan pada tinggi dan berat badan. Penderita gangguan

asam urat yang kelebihan berat badan, berat badannya harus diturunkan dengan

tetap memperhatikan jumlah konsumsi kalori. Asupan kalori yang terlalu

sedikit juga bias meningkatkan kadar asam urat karena adanya badan keton

yang akan mengurangi pengeluaran asam urat melalui urine.

c. Tinggi karbohidrat : Karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong, rotidan ubi

sangat baik dikonsumsi oleh penderita gangguan asam uratkarena akan

meningkatkan pengeluaran asam urat melalui urine.


d. Rendah protein : Protein terutama yang berasal dari hewan dapat meningkatkan

kadar asam urat dalam darah. Sumber makanan yang mengandung protein

hewani dalam jumlah yang tinggi, misalnya hati,ginjal, otak, paru dan limpa.

e. Rendah lemak : Lemak dapat menghambat ekskresi asam urat melalui urin.

Makanan yang digoreng, bersantan, serta margarine dan mentega sebaiknya

dihindari. Konsumsi lemak sebaiknya sebanyak 15 persendari total kalori.

f. Tinggi cairan : Selain dari minuman, cairan bisa diperoleh melalui buah-

buahan segar yang mengandung banyak air. Buah-buahan yang disarankan

adalah semangka, melon, blewah, nanas, belimbing manis,dan jambu air.

Selain buah-buahan tersebut, buah-buahan yang lain juga boleh dikonsumsi

karena buah-buahan sangat sedikit mengandung purin. Buah-buahan yang

sebaiknya dihindari adalah alpukat dan durian, karena keduanya mempunyai

kandungan lemak yang tinggi.

g. Tanpa alkohol : Berdasarkan penelitian diketahui bahwa kadar asam urat

mereka yang mengonsumsi alkohol lebih tinggi dibandingkan mereka yang

tidak mengonsumsi alkohol. Hal ini adalah karena alcohol akan meningkatkan

asam laktat plasma. Asam laktat ini akan menghambat pengeluaran asam urat

dari tubuh.

10. Komplikasi Asam Urat

Asam urat dapat menyebabkan hipertensi dan penyakit ginjal. Tiga komplikasi

hiperurisemia pada ginjal berupa batu ginjal, gangguan ginjal akut dan kronis

akibat asam urat. Batu ginjal terjadi sekitar 10-25% pasien dengan gout primer.

Kelarutan kristal asam urat meningkat pada suasana pH urin yang basa.
Gout dapat merusak ginjal sehingga pembuangan asam urat akan bertambah buruk.

Gangguan ginjal akut gout biasanya sebagai hasil dari penghancuran yang berlebihan dari

sel ganas saat kemoterapi tumor. Penghambatan aliran urin yang terjadi akibat

pengendapan asam urat pada duktus koledokus dan ureter dapat menyebabkan gagal ginjal

akut. Penumpukan jangka panjang dari kristal pada ginjal dapat menyebabkan gangguan

ginjal kronik.
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Nama Mahasiswa : Militia Christy Aprilia Sundalangi


Nama Klien : Tn. P.R
Ruang/ Kamar : Edelweis II/Kamar 5 Bed A
No. Rekam Medis : 00739441
Tanggal Masuk RS : 19-04-2021
Tanggal Pengkajian : 21-04-2021
Diagnosa Medik : Gout Arthritis

Autoanamnese : Alloanamnese:

I. IDENTITAS
A. PASIEN
Nama Initial : Tn. P.R
Umur : 62 tahun
Status perkawinan : Kawin
Jumlah anak : 3
Agama/ suku : Kristen Protestan/Minahasa
Warganegara : Indonesia
Bahasa yang digunakan : Manado
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Petani
Alamat rumah : Perumahan Gritma

B. PENANGGUNG JAWAB
Nama : Ny.O.W
Umur : 61 tahun
Alamat rumah : Perumahan Gritma

Hubungan dengan pasien : Isteri

II. DATA MEDIK


Diagnosa Medik : Gout Arthritis
Saat masuk : Gout Arthritis
Saat Pengkajian : Gout Arthritis

III. KEADAAN UMUM


A. KEADAAN SAKIT
Pasien tampak sakit ringan/ sedang / berat / tidak tampak sakit

TANDA-TANDA VITAL
1. Kesadaran
Skala Coma Glasgow
a. Respon Motorik : 6
b. Respon Bicara : 5
c. Respon Membuka Mata : 4
Jumlah : 15
Kesimpulan : Keadaan umum pasien baik, kesadaran compos
mentis saat dilakukan pengkajian respon
motoric 6 yaitu pasien spontan dalam
pergerakan. Responmmembuka mata baik 4 dan
verbal klien berbicara dan merspon dengan
spontan 5.
2. Tekanan Darah : 130/90 mmHg
MAP : 103,3 mmHg
Tekanan darah pasien masuk dalam kategori
Kesimpulan :
Hipertensi grade I
3. Nadi : 82x/m x/mnt
Teratur Tachycard
Irama : √ Bradicardi
i
Kuat Lemah
4. Suhu : 36,7 Oral √ Axilla
5. Pernafasan : 20 x/mnt
Teratur Kusmaul Cheynes-
Irama : √
Stokes
Jenis : √ Dada Perut

B. PENGUKURAN
Tinggi Badan : 160 cm
Berat badan : 65 kg
Indeks Massa Tubuh (IMT) : 25,39
Kesimpulan : Klien termasuk dalam kategori normal

C. GENOGRAM

IV. PENGKAJIAN POLA KESEHATAN


D. POLA PERSEPSI KESEHATAN DAN PEMELIHARAAN KESEHATAN
Klien mengatakan sebelum sakit klien memeriksakan
1 Keadaan Sebelum sakit : kesehatan jika kondisi dalam keadaan tidak baik. Dan
sangat memperhatikan kondisi kesehatannya.
2 Riwayat penyakit saatini :
a. Keluhan utama : Nyeri Persendian

Klien MRS pada tanggal 19 April 2021 dengan


keluhan Nyeri sendi dan kaku pada kedua
pergelangan kaki sejak kurang lebih satu bulan yang
lalu nyeri seperti ditusuk-tusuk memberat SMRS
nyeri muncul hilang timbul skala nyeri 6. Demam
b. Riwayat keluhan utama :
tidak ada, batuk tidak ada dan sesak tidak ada. Saat di
lakukan pengkajian klien mengeluh nyeri pada
persendian dan jika nyeri persendian klien sulit
menggerakan bagian ekstremitas atas dan bawah.
Penyakit Asam urat yang dialami sudah sejak 15
tahun yang lalu.

Klien mengatakan memiliki riwayat penyakit asam


Riwayatpenyakit yang
: urat. Penyakit yang dialami klien sejak 15 tahun yang
pernah dialami
lalu dan sekarang mengonsumsi obat gout arthritis.

Klien mengatakan riwayat penyakit keluarga adalah


3 Riwayat Kesehatan keluarga : hipertensi ayah dan ibu dari klien juga memiliki
riwayat penyakit Asam Urat atau gout Arthritis
4 Pemeriksaan Fisik :
Rambut bersih, 2 hari sekali bilas rambut, rambut
a. Kebersihan rambut :
beruban rambut berwarna hitam beruban.
b. Kulit Kepala : Kulit kepala bersih tidak ada ketombe, tidak ada lesi.
Kulit bersih, kulit keriput karena mengalami penuaan,
c. Kebersihan kulit :
pitting 3 detik
Rongga mulut bersih, tidak ada darah, mulut
d. Hygiene rongga mulut :
dibersihka setiap hari sehari 2 kali
Kebersihan genetalia bersih setiap kali BAK dan
e. Kebersihan genitalia : BAB selalu dibersihkan dan dikeringkan, sehari
mengganti pakaian dalam 2 kali
Anus bersih, setiap kali BAB klien membersihkan
daerah anus, selama dirumah sakit juga dilakukan
f. Kebersihan anus :
pembersihan anus baik saat mandi dan BAB serta
BAK.

E. POLA NUTRISI DAN METABOLIK


1. Keadaan Sebelum sakit :
Klien mengatakan sebelum sakit klien makan sehar 3 kali sehari yaitu nasi, ikan dan sayur
diselingi dengan cemilan-cemilan dan kue kue jika ada
2. Keadaan sejak sakit :
Setelah sakit setelah sakit makan biasa 3 kali sehari nasi, ikan dan sayur tapi lebih
dikurangi sayur-sayuran hijau dan kacang-kacangan
3. Observasi
PemeriksaanFisik
Rambut bersih, 2 hari sekali bilas rambut, rambut beruban
a. Keadaan rambut :
rambut berwarna hitam.
b. Hidrasi kulit : Kulit keriput, kulit tidak kering.
c. Palpebrae : Konjungtiva anemis
/ conjungtiva
d. Sklera : Sclera putih tidak ada perubahan warna patologis
Hidung bersih tidak ada secret dan kotoran. Tidak ada
e. Hidung :
pernafasan cuping hidung
Rongga mulut bersih, tidak ada darah, mulut dibersihka setiap
f. Rongga mulut :
hari sehari 2 kali
Jumlah gigi tidak lengkap atas 10 gigi bawah 10. Klien
g. Gigi :
mengatakan akan memasang gigi palsu
h. Lidah : Lidah bersih tidak ada kotoran
i. Pharing : Tidak ada pembengkakan tidak ada gangguan menelan
j. Kelenjar getah : Tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening
bening
k. Kelenjar parotis : Tidak ada pembengkakan
l. Abdomen :
Inspeksi : Bentuk : Konkaf
Bayangan : Tidak ada
Vena
Peristaltik : 12 x/mnt
Auskultasi :
usus
Palpasi : Nyeri : Tidak ada nyeri tekan
Benjolan : Tidak ada benjolan
Perkusi : Ascites Positif Negatif
m. Kulit : Edema Positif Negatif
Icterik Positif Negatif
Tanda -tanda radang Tidak ada tanda tanda
: peradangan
n. Lesi : Tidak terdapat lesi pada tubuh
Pemeriksaan
4. :
diagnostik
Leukosit 17.5, Hb : 10,3, Hematokrit : 29,3. Eritrosit : 3,74.
Laboratorium :
GDS: 305
USG : Tidak ada pemeriksaan USG
Lain-lain : Tidak ada
Micardis 80 mg/24 jam-Oral
Amlodipin 10 mg/24 jam-Oral
Novorapid 10 unit IM/ 8 jam
5. Therapy :
Levemir 14 unit/ 24 jam
Metformin 500 mg
Ceftriaxone 10 ml

F. POLA ELIMINASI
1. Keadaan Sebelum sakit :
BAK Baik normal 5-6 kali/hari, BAB 1 hari sekali normal dan tidak ada kesulitan

2. Keadaan sejak sakit :


BAK Baik normal 5-6 kali/hari, BAB 1 hari sekali normal dan tidak ada kesulitan

3. Pemeriksaan Fisik
a. Peristaltik usus : 12 x/menit
b. Palpasi kandung : Ascites Full blast Normal
kemih
c. Nyeri ketuk ginjal : Positif Negatif
anus, selama dirumah sakit juga dilakukan pembersihan anus
d Anus :
baik saat mandi dan BAB serta BAK.
n. Lesi
Peradangan : Tidak ada perasadangan
Hemorroid : Tidak ada hemorroid
Pemeriksaan
4. :
diagnostik
Eosinofil:8%, Netrofil Batang : 0%, Monosit: 9%, Eritrosit :
Laboratorium :
3,13, Hematokrit : 25,7%, Asam Urat : 8,3
USG : Tidak ada pemeriksaan USG
Lain-lain : Tidak ada
5. Therapy :
Paracetamol 500 mg
Colchicine 500 mg
Kidmin 7,2 % 200 ml

G. POLA AKTIVITAS DAN LATIHAN


1. Keadaan Sebelum sakit :
Klien beraktivitas dengan normal tanpa ada hambatan

2. Keadaan sejak sakit :


Mengeluh nyeri sendi dan susah beraktivitas jika nyeri itu datang

3. Observasi
a. Aktivitas harian
Makan : 0 0 :mandiri
Mandi : 2 1 :bantuan dengan alat
Pakaian : 2 2 :bantuan orang
Kerapihan : 0 3 :bantuan alat dan orang
Buang air besar : 0 4 :bantuan penuh
Buang air kecil : 0
Mobilisasi di : 0
Tempat tidur
b. Postur Tubuh : Tidak ada kelainan bentuk tubuh
c. Gaya jalan : Gaya berjalan normal tidak ada kelainan
d. Disabilitas anggota : Tidak ada
tubuh
4. Pemeriksaan Fisik :
a. CRT : < 3 detik
b. Thorax & Paru
Inspeksi
Bentuk Thorax : Bentuk thoraks normaltidak ada deformitas
Sianosis : Tidaka ada sianosis
Palpasi
Vocal Premitus : Teraba sama pada lapang nafas
Perkusi
Batas hepar : Sonor Redup Pekak
Kesimpulan : Bunyi normal
Auskultasi
Suara nafas : Suara nafas vesikuler
Suara ucapan : Suara ucapan jelas tidak ada hambatan
Suara tambahan : Tidak adaa suara tamabahan
Stridor : Tidak ada
c. Jantung
Inspeksi
Ictus cordis : Tidak terlihat
Palpasi
Ictus cordis : Teraba kuat pada ruang intercostal kiri V
Perkusi
Batas atas : Bunyi pekak pada ICS 3
Batas kanan : Bunyi pekak pada ICS ke 2linea sternalis kanan
Batas kiri : Bunyi pekak pada ICS ke 5 linea midea klavikularis
Auskultasi
BJ II Aorta : Terdengar pada ICS 2 parasternal kanan
BJ II :
Terdengar pada ICS 2 parasternal kiri
Pulmonal
BJ I Triskupid : Terdengar pada ICS 4 parasternal kiri
BJ II Mitral : Terdengar pada ICS 5 mid klavikula kiri
BJ II Irama :
Reguler
Gallop
Murmur : Tidak Ada
HR : 89x/m
d. Ekstremitas
Atrofi otot : Positif Negatif
Rentang gerak : Normal
Kaku sendi : Tidak ada
Uji kekuatan otot
Atas Kiri : 1 2 3 4 5
Atas Kanan : 1 2 3 4 5
Bawah Kiri : 1 2 3 4 5
Bawa kanan : 1 2 3 4 5

Refleks patologi :
Babinski, : Positif Negatif
Kiri
Kanan : Positif Negatif
Clubbing finger : Tidak ada
Varises Tungkai : Tidak terdapat varises
Columna
e.
Vetebralis
Inspeksi
Kelainan :
Tidak ada, bentuk normal
bentuk
Palpasi
Nyeri tekan : Tidak ada nyeri tekan
N. III – IV - VI : Dapat digerakkan dilateral, medial, atas bawah, pupil isokor,
N. V Motorik : Normal tidak ada deviasi rahang dan rahang dapat digerakkan
N. VII Motorik : Normal, tidak ada kelumpuhan wajah
N. VIII Romberg : Positif Negatif
Test
N.XI : Normal. Kekuatan otot sama kiri kanan
Kaku kuduk : Kaku kuduk negative (normal)
Pemeriksaan
5. :
diagnostik
Laboratorium : Tidak ada
Lain-lain : Tidak ada
6. Therapy : Tidak ada
H. POLA TIDUR DAN ISTIRAHAT
1. Keadaan Sebelum sakit :
Tidur normal tidak ada gangguan, tidur 6 jam per hari

2. Keadaan sejak sakit :


Tidur normal tidak ada gangguan, sejak sakit waktu tisur lebih banyak
3. Observasi :
Ekspresi wajah : Positif Negatif
mengantuk
Banyak menguap : Positif Negatif
Palpebra inferior gelap : Positif Negatif
4. Therapy :

I. POLA PERSEPSI KOGNITIF


1. Keadaan Sebelum sakit :
Pengambilan keputusan mandiri, memori tidak ada gangguan, bahasa yang digunakan
Bahasa Manado, berbicara normal

2. Keadaan sejak sakit :


Pengambilan keputusan mandiri dan juga keluarga terlibat, memori tidak ada gangguan,
bahasa yang digunakan Bahasa Manado, berbicara normal

3. Pemeriksaan Fisik
a. Penglihatan
Cornea : Normal warna putih tidak ada perubahan warna
Visus : Normal tidak ada penurunan ketajaman penglihatan
Pupil : Isokor, reflex cahaya positif
Lensamata : Tidak ada kekeruhan lensa
b. Pendengaran
Kanalis : Normal tidak ada masalah
Membran
: Normal tidak ada gangguan
Timpani
c. N I : Normal tidak ada gangguan
d. N II : Normal tidak ada gangguan
e. N V Sensorik : Normal tidak ada gangguan
f. N VII Sensorik : Normal tidak ada gangguan
N VIII
g. : Pendengaran normal, pasien dapat mendengar dengan baik
Pendengaran
Pemeriksaan
4.
diagnostik
Laboratorium : Tidak ada
Lain-lain : Tidak ada
5. Therapy : Tidak ada

J. POLA PERSEPSI DAN KONSEP DIRI


1. Keadaan Sebelum sakit :
Pasien menganggap dirinya berarti dan berharga tidak ada kecemasan yang berarti

2. Keadaan sejak sakit :


Klien dapat mengatasi kecemasan yang dirasakanpasien optimis dengan setiap pengobatan

3. Observasi
Kontak mata positif pasien menggunakan kontak mata saat
a. Kontak mata :
bercakap-cakap
b. Rentang Perhatian : Klien memperhatikan setiap pembicaraan
c. Suara, cara bicara : Suara jelas dan cara bicara dapat dimengerti
d. Postur Tubuh : Postur tubuh baik tidak ada kelainan bentuk tubuh
4. PemeriksaanFisik
a. Kelainan Kongenital : Tidak ada kelainan kongenital
b. Abdomen
Bentuk : Konkaf
Bayangan Vena : Tidak ada
Benjolan massa : Tidak ada
c. Kulit (Masalah : Tidak ada
Kulit)
d. Penggunaan Protesa : Tidak ada

K. POLA PERAN DAN HUBUNGAN DENGAN SESAMA


1. Keadaan Sebelum sakit :
Klien tinggal bersama dengan suami di rumah dan hubungan dengan keluarga dan sesame
baik dan terjalin harmonis
2. Keadaan sejak sakit :
Hubungan dengan keluarga dan sesame baik dan terjalin harmonis

L. POLA REPRODUKSI DAN SEKSUALITAS


1. Keadaan Sebelum sakit :
klien sudah tidak aktiv secara seksual karena sudah lanjut usia
2. Keadaan sejak sakit :
klien sudah tidak aktiv secara seksual karena sudah lanjut usia
Pemeriksaan
3.
diagnostik
Laboratorium : Tidak ada
Lain-lain : Tidak ada
4. Therapy : Tidak ada

M. POLA MEKANISME KOPING DAN TOLERANSI TERHADAP STRES


1. Keadaan Sebelum sakit :
Pasien kondisi apapun yang dialami pasien dapat menyelesaikan masalah
2. Keadaan sejak sakit :
Pasien mengatakan menerima kondisi yang dialami dan akan berusaha ,menjaga kesehatan
dan memenajemen stress
3. Pemeriksaan fisik
Tekanan Darah
Berbaring : 130/90 mmHg
HR : 90 x/mnt
Kulit
Keringat dingin : Tidak ada
5. Therapy : Tidak ada

N. POLA SISTEM NILAI KEPERCAYAAN


1. Keadaan Sebelum sakit :
Klien selau berdoa kepada Tuhan untuk setiap kesehatan yang ada
2. Keadaan sejak sakit :
Klien berdoa untuk kesehatan dan penyakit yang dialami agar Tuhan memberikan
kesembuhan dank lien percaya setiap hal yang terjadi atas seizin Tuhan dan sellau
bersyukur dengan setiap hal.
Manado, 15 April 2021
Mahasiswa Yang Mengkaji

(Militia Sundalangi, S.Kep)


ANALISA DATA
No DATA ETIOLOGI MASALAH
1 DS : Agen Pencedera fisiologis Nyeri Akut
- Klien mengatakan
nyeri sendi pada
bagian
pergelangan
tangan dan kaki
- P : nyeri saat
beraktivitas
Q: nyeri seperti
ditusuk-tusuk
R : bagian
persendian tangan
dan kaki
S: skala nyeri 6
T : nyeri hilang
timbul. Hilang
hika minum obat
DO
- TTV : TD : 130
mmHg, R : 20x/m,
S: 36,9 N : 100x/m
- Saat dipegang di
area nyeri klien
tampak
menghindar
- Tampak bengkak
pada tangan digiti
III
- Asam Urat 8,3
2 DS Kekakuan sendi Gangguan Mobilitas
- Klien mengatakan Fisik
nyeri saat bergerak
- Klien mengatakan
kaku pada kedua
pergelangan sendi
kaki dan tangan
DO
- Kekuatan Otot
5 4
4 4
- Pergelangan
tangan dan kaki
mengalami kaku
sendi
- Riwayat Gout
Arthritis 15 tahun
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akun berhubungan dengan agen pencedera fisiologis ditandai dengan :


DS :
- Klien mengatakan nyeri sendi pada bagian pergelangan tangan dan kaki
- P : nyeri saat beraktivitas
Q: nyeri seperti ditusuk-tusuk
R : bagian persendian tangan dan kaki
S: skala nyeri 6
T : nyeri hilang timbul. Hilang hika minum obat
DO
- TTV : TD : 130 mmHg, R : 20x/m, S: 36,9 N : 100x/m
- Saat dipegang di area nyeri klien tampak menghindar
- Tampak bengkak pada tangan digiti III
- Asam Urat 8,3
2. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan kekakuan sendi ditandai dengan
DS
- Klien mengatakan nyeri saat bergerak
- Klien mengatakan kaku pada kedua pergelangan sendi kaki dan tangan
DO
- Kekuatan Otot
5 4
4 4
- Pergelangan tangan dan kaki mengalami kaku sendi
- Riwayat Gout Arthritis 15 tahun
INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnose Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
1 Nyeri akut berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Nyeri (I.08238)
agen pencedera fisiologis selama 2 x 8 jam diharapkan Tingkat Observasi
ditandai dengan : nyeri menurun dengan kriteria hasil : - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
DS : Tingkat Nyeri (L.08065) nyeri
- Klien mengatakan - Keluhan Nyeri Menurun skala 6 - Identifikasi Respon nyeri non verbal
nyeri sendi pada menjadi skala 4-5 Terapeutik
bagian pergelangan - TTV dalam batas norma - Berikan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri
tangan dan kaki TD : 120/80 mmHg - Fasilitasi Istirahat dan tidur
- P : nyeri saat S : 36,6 Edukasi
beraktivitas R : 18-20x/m - Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
Q: nyeri seperti N: 60-100 x/m - Jelaskan strategi meredakan nyeri
ditusuk-tusuk Kolaborasi
R : bagian persendian - Kolaborasi Pemberian terapi analgetik, jika perlu
tangan dan kaki
S: skala nyeri 6
T : nyeri hilang
timbul. Hilang hika
minum obat
DO
- TTV : TD : 130
mmHg, R : 20x/m, S:
36,9 N : 100x/m
- Saat dipegang di area
nyeri klien tampak
menghindar
- Tampak bengkak
pada tangan digiti III
- Asam Urat 8,3
2 3. Gangguan Mobilitas Setelah dilakukan tindakan Keperawatan Observasi
Fisik berhubungan selama 3x8 jam maka diharapkan 1. Identifikasi toleransi fisik dalam melakukan pergerakan
dengan kekakuan sendi
mobilitas keseimbangan fisik meningkat 2. Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum memulai
ditandai dengan
DS dengan Kriteria hasil: mobilisasi
- Klien mengatakan
1. Kekakuan sendi menurun 3. Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu
nyeri saat bergerak
- Klien mengatakan 2. Dapat melakukan gerak aktiv secara Teraupetik
kaku pada kedua mandiri 4. Fasilitasi melakukan pergerakan, jika perlu
pergelangan sendi
kaki dan tangan 3. Dapat mendemonstrasikan gerak rom 5. Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan
DO aktiv saat nyeri dirasakan pergerakan
- Kekuatan Otot
5 4 Edukasi
4 4 6. Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
- Pergelangan tangan
dan kaki mengalami
kaku sendi
- Riwayat Gout
Arthritis 15 tahun
IMPLEMENTASI
No Hari/tanggal Implementasi Keperawatan Evaluasi
. Jam
1 Nyeri akut berhubungan Rabu, 21 April 2021 Rabu, 21 April 2021
dengan agen pencedera 14.00 WITA
fisiologis ditandai dengan : 09.35 Monitor TTV S:
DS : Hasil : TD : 130/90, N : 98x/m, R :20x/m, S - Klien mengatakan masih nyeri sedikit
- Klien mengatakan : 36,5 pada pergelangan tangan dan kaki
nyeri sendi pada (sendi)
bagian - Klien mengatakan nyeri jika digerakkan,
pergelangan Mengidentifikasi nyeri yang dialami klien
nyeri seperti ditusuk-tusuk, skala nyeri
tangan dan kaki Hasil :
5, nyeri bagian sendi pergelangan
- P : nyeri saat - Klien mengatakan nyeri sendi pada
tangan dan kaki, nyeri hilang timbul.
beraktivitas bagian pergelangan tangan dan kaki
- Klien mengatakan sudh lebih enakan
Q: nyeri seperti - P : nyeri saat beraktivitas
tapi masih merasa nyeri sedikit
ditusuk-tusuk Q: nyeri seperti ditusuk-tusuk O:
R : bagian R : bagian persendian tangan dan kaki
- TTV :TD : 130/80
persendian tangan S: skala nyeri 6
N : 98x/m
dan kaki T : nyeri hilang timbul
R : 20x/m
S: skala nyeri 6 11.00 Mengajarkan Teknik relaksasi nafas dalam
S : 36,9
T : nyeri hilang Tarik nafas panjang tahan 2-3 detik dan
- Asam Urat 8,3
timbul. Hilang hembuskan lewat mulut
- Klien tampak mengerti dengan setiap
hika minum obat Hasil : klien mengikuti dan menerima setiap
anjuran yang diberikan
DO anjuran yang diberikan tampak klien
A: Nyeri menurun dari 6 ke 5
- TTV : TD : 130 mengikuti ajaran yang diberikan
TTV dalam batas normal
mmHg, R : 20x/m, 12.30 Kolaborasi dalam pemberian Paracetamol
Masalah teratasi
S: 36,9 N : 100x/m 500 mg
P: Lanjutkan intervensi
Hasil : Klien menerima obat yang diberikan
- Saat dipegang di Observasi
area nyeri klien - Monitor Kadar Asam Urat
tampak - Monitor TTV
menghindar
- Tampak bengkak Edukasi
pada tangan digiti - Anjurkan beristirahat
III - Anjurkan teknik non farmakologi teknik
- Asam Urat 8,3 relaksasi nafas dalam jika nyeri
- Edukasi dalam Diet Asam Urat
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik

Gangguan Mobilitas Fisik Rabu, 21 April 2021 Mengidentifikasi factor penyebab kaku Rabu, 21 April 2021
berhubungan dengan sendi 14.00 WITA
kekakuan sendi ditandai 09.00 Hasil : riwayat penyakit Asam Urat 15 S:
dengan tahun, Asam Urat 8,3, nyeri pada - Klien mengatakan akan melatih rentang
DS pergelangan kaki dan tangan akibat proses gerak jika terjadi kekakuan padaa sendi
- Klien mengatakan penyakit O:
nyeri saat 10.00 Latih ROM Aktif - TTV : TD 140/80 mmHg, N : 90x/m, R :
bergerak Hasil: Klien mengikuti setiap latihan gerak 18x/m S : 36,9
- Klien mengatakan aktiv yang diberikan dan klien kooperatif - Asam Urat : 8,3
kaku pada kedua dalam melakukan setiap tindakan - Klien dapat menggerakkan kaki dan
pergelangan sendi tangan secara mandiri
kaki dan tangan - Klien tampak mengikuti setiap anjuran
DO gerak latihan yang diberikan
- Kekuatan Otot A:
5 4 - Kekakuan sendi menurun
4 4
- Pergelangan - Dapat melakukan gerak aktiv secara
tangan dan kaki mandiri
mengalami kaku
sendi - Dapat mendemonstrasikan gerak rom
- Riwayat Gout aktiv saat nyeri dirasakan
Arthritis 15 tahun
P:
- Latih gerak ROM Aktiv
SAP

(SATUAN ACARA PENYULUHAN)

Pokok bahasan : Gout Arthtritis

Tempat : Ruangan EdelweisII Kamar 5 Bed A RSUP Kandou Manado

Hari/Tanggal : Kamis, 22 April 2021

A. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan keluarga Tn.P.R mampu memahami
tentang penyakit asam urat.
B. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan mampu:
1. Mengetahui tentang penyakit asam urat
2. Mengetahui pembagian asam urat
3. Mengetahui tanda dan gejala asam urat
4. Mengetahui penyebab asam urat
5. Mengetahui komplikasi asam urat
6. Mengetahui diet bagi penderita asam urat
C. Materi (terlampir)
Asam urat
D. Metode
1. Diskusi
2. Tanya jawab
E. Media/alat
Leaflet
F. Kegiatan penyuluhan
No. Tahap Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Sasaran
1. Pembukaan 5 menit - Membuka kegiatan - Menjawab
dengan mengucapkan salam
salam - Mendengarkan
- Memperkenalkan diri - Memperhatikan
- Menjelaskan tujuan - Mendengarkan
dari penyuluhan dan
- Menyebutkan materi memperhatikan
yang akan
disampaikan
2. Penyampaian 25 menit - Menjelaskan tentang - Mendengarkan
materi penyakit asam urat - Memperhatikan
- Menjelaskan tentang dan
pembagian asam urat mendengarkan
- Menjelaskan tentang - Memperhatikan
tanda dan gejala asam dan
urat mendengarkan
- Menjelaskan tentang
penyebab asam urat
- Menjelaskan tentang
komplikasi asam urat
- Menjelaskan tentang
diet bagi penderita
asam urat
3. Evaluasi 15 menit - Mempersilahkan - Mengajukan
Tn.P.R untuk pertanyaan
mengajukan - Mendengarkan
pertanyaan
- Menjawab
pertanyaan
4. Penutup 5 menit - Menyimpulkan - Menjawab
materi yang telah salam
disampaikan
- Menutup
penyuluhan dengan
salam

G. Evaluasi
1. Proses : selama penyuluhan berlangsung
2. Hasil :
Dapat secara subyektif (lisan) menyebutkan

a. Mengetahui tentang asam urat Mengetahui tentang pembagian


asam urat

b. Mengetahui tentang tanda dan gejala asam urat Mengetahui


penyebab asam urat

c. Mengetahui komplikasi asam urat

d.Mengetahui tentang diet bagi penderita asm urat


OUTLINE JURNAL REVIEW

N Judul Penelitian Metodologi Intervensi Kesimpulan dan Implikasi Terhadap


o dan Saran
Keperawatan
Tujuan Penelitian Setempat
1 JUDUL : PENGARUH Penelitian ini Peneliti melakukan bina - Terdapat perbedaan Range Of Motion
. LATIHAN RANGE OF menggunakan rancangan hubungan saling percaya yang bermakna, pada (ROM) adalah salah
MOTION PASIF penelitian quasi dalam rangka luas gerak sendi satu tindakan
TERHADAP LUAS eksperimen, dengan one mengidentifikasi fleksi pada pinggul, keperawatan yang
GERAK SENDI group pre-posttest yang karakteristik calon subjek sebelum diberikan
dapat dilakukan oleh
PINGGUL PADA merupakan suatu penelitian berdasarkan kriteria latihan ROM pasif
perawat dalam
LANSIA DI BALAI yang dilakukan dengan sampel penelitian. Calon dan sesudah
meningkatkan kekuatan
PENYANTUNAN satu kelompok yang diberi subjek penelitian yang diberikan ROM
perlakuan tertentu, dan termasuk dalam kriteria
otot dan sendi bagi
LANJUT USIA SENJA pasif.
CERAH PANIKI observasi dilakukan sampel diberi penjelasan pasien yang
- Terdapat perbedaan
sebelum dan sesudah tentang maksud, tujuan, yang bermakna, pada membutuhkan

TUJUAN : menganalisis diberi perlakuan (Brocopp prosedur penelitian, serta luas gerak sendi perawatan ROM
pengaruh latihan ROM & HastingTolsma, 2000). resiko potensial yang hiperekstensi pada
pasif terhadap luas gerak mungkin dialami oleh pinggul, sebelum
sendi pinggul pada lansia subjek, kemudian diberikan latihan
di BPLU Senja Cerah menandatangani surat ROM pasif dan
Paniki kesediaan menjadi subjek sesudah diberikan
penelitian. Strategi ini ROM pasif
terdiri dari diskusi dan - Terdapat perbedaan
demonstrasi. Setelah itu, yang bermakna, pada
peneliti mengukur luas luas gerak sendi
gerak sendi subjek abduksi pada
(pretest) dengan pinggul, sebelum
goniometerpada gerakan diberikan latihan
fleksi, hiperekstensi, ROM pasif dan
abduksi, dan adduksi pada sesudah diberikan
pinggul. Kemudian subjek ROM pasif.
diberikan latihan ROM - Terdapat perbedaan
pasif selama 3 minggu, yang bermakna, pada
dalam seminggu luas gerak sendi
dilakukan 5 kali, dalam adduksi pada
sehari dilakukan 1 kali pinggul, sebelum
selama 10-15 menit, dan diberikan latihan
dengan 5 kali ROM pasif dan
pengulangan gerakan. sesudah diberikan
Setelah 3 minggu ROM pasif.
kemudian, peneliti
mengukur kembali luas
gerak sendi subjek
(posttest) pada gerakan
fleksi, hiperekstensi,
abduksi, dan adduksi pada
pinggul. Hasilnya
kemudian dianalisis
DAFTAR PUSTAKA

Anonym. 2009. Penatalaksanaan diet Pada Diabetes Melitus. (online) www.wrm


indonesia.org diakses pada tanggal 22 Maret 2011

Mansjoer, Arif. 1999. Kapita Selekta Kedokteran Ed.3 Jilid I. Jakarta: Media
Aesculapius

Price, A. Silvia. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Volume 2.


Jakarta: EGC

Smeltzer, C. Suzanne. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Ed. 8 Volume 2.
Jakarta: EGC

Tim Pokja SLKI PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarts: DPP
PPNI
Tim Pokja DKII PPNI. 2019. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Jakarts: DPP
PPNI
Tim Pokja SIKI PPNI. 2019. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarts: DPP
PPNI.

Anda mungkin juga menyukai