Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan jiwa komunitas (Community Mental Health), telah menjadi bagian masalah
kesehatan masyarakat (Public Health) yang dihadapi semua negara. Salah satu pemicu
berbagai masalah kesehatan jiwa yaitu karena dampak modernisasi dimana semua orang
tidak siap untuk menghadapi cepatnya perubahan dan kemajuan teknologi baru. Gangguan
jiwa memang tidak menyebabkan kematian secara langsung, namun akan menyebabkan
penderitanya menjadi tidak produktif dan menimbulkan beban bagi keluarga dan
lingkungannya. Kesehatan jiwa merupakan bagian dari kesehatan jiwa menyeluruh, bukan
sekedar terbebas dari gangguan jiwa, tetapi pemenuhan kebutuhan perasaan bahagia, sehat,
serta mampu menangani tantangan hidup.

Secara medis, kesehatan jiwa diartikan sebagai suatu kondisi yang memungkinkan
perkembangan fisik, intelektual, dan emosional yang optimal dari seseorang. Perkembangan
tersebut berjalan selaras dengan keadaan orang lain. Himpitan hidup yang semakin berat di
alami hampir oleh semua kalangan masyarakat sehingga dapat mengakibatkan gangguan
kesehatan jiwa. Pelayanan kesehatan jiwa yang komperehensif yaitu pelayanan yang
difokuskan pada pelayanan kesehatan jiwa primer,sekunder dan tersier. Dan
pelayanankesehatan jiwa yang holistik yaitu pelayanan yang difokuskan pada aspek bio-
psiko-sosio-kultural dan spiritual dengan perawatan mandiri individu dan keluarga.

Kolaborasi adalah hubungan kerja diantara tenaga kesehatan dalam memberikan


pelayanan kepada pasien atau klien dalam melakukan diskusi tentang diagnosa, melakukan
kerjasama dalam asuhan kesehatan, saling berkonsultasi atau komunikasi serta masing-
masing bertanggung jawab pada pekerjaannya. Sedangkan dalam hal medis, kolaborasi
adalah proses dimana dokter dan perawat merencanakan dan praktek bersama sebagai
kolega, bekerja saling ketergantungan dalam batasan-batasan lingkup praktek mereka
dengan berbagi nilai-nilai dan saling mengakui dan menghargai terhadap setiap orang yang
berkontribusi untuk memberikan pelayanan keperawatan kepada  individu, keluarga, dan
masyarakat (American Medical Assosiation (AMA), 1994). Pelayanan dan kolaborasi
interdisiplin keperawatan jiwa merupakan pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh
sekolompok tim kesehatan profesional (perawat, dokter, tim kesehatan lainnya maupun
pasien dan keluarga pasien sakit jiwa) yang mempunyai hubungan yang jelas, dengan tujuan
menentukan diagnosa, tindakan-tindakan medis, dorongan moral dan kepedulian khususnya
kepada pasien sakit jiwa. Pelayanan akan berfungsi baik jika terjadi adanya konstribusi dari
anggota tim dalam memberikan pelayanan kesehatan terbaik kepada pasien sakit jiwa.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa saja dan bagaimana peran dari perawat jiwa?
b. Bagaimana pelayanan dan kolaborasi interdisiplin dalam kesehatan jiwa?

1.3 Tujuan Penulisan


a. Untuk mengetahui dan memahami apa saja dan bagaimana peran dari perawat jiwa.
b. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana pelayanan dan kolaborasi interdisiplin
dalam kesehatan jiwa.

1.4 Manfaat Penulisan


Semoga dengan adanya makalah ini, baik pembaca maupun penulis mendapatkan
ilmu pengetahuan dan wawasan baru terkait peran perawat jiwa dan juga pelayanan dan
kolaborasi interdisiplin dalam kesehatan jiwa. Terutama mahasiswa keperawatan sebagai
calon perawat agar mampu memahami dengan baik dan mampu menerapkan ilmu yang
didapat dalam kehidupan kerja nantinya.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pelayanan kesehatan jiwa adalah pelayanan yang berkesinambungan yaitu pelayanan
yang berlangsung sepanjang hidup, sepanjangan rentang sehat-sakit, dan pada setiap konteks
keberadaan seseorang. Keperawatan jiwa memandang manusia sebagai mahluk kholistik,
yaitu mahluk bio-psiko-sosial-spiritual. Model konseptual memberikan keteraturan untuk
berfikir, mengobservasi dan menginterpretasi apa yang dilihat, memberikan arah riset untuk
mengidentifikasi suatu pertanyaan untuk menjawab fenomena dan menunjukkan pemecahan
masalah. Diakhir abad 19 peran perawat jiwa menjadi yang sangat besar, karena peran
perawat menjadi sangat penting seperti menjadi bagian dari tim kesehatan, mengelola
pemberian obat penenang dan memberikan hidroterapi. Sedangkan fokus pemberian asuhan
keperawatan jiwa pada abad 21 adalah mengembangkan asuhan keperawatan berbasis
komunitas dengan menekankan upaya preventif melalui pengembangan pusatkesehatan
mental, praktek mandiri, pelayanan di rumah sakit, pelayanan day care, home visit, dan
hospice care, serta pengembangan management pasien care.

Kolaborasi adalah hubungan kerja diantara tenaga kesehatan dalam memberikan


pelayanan kepada pasien atau klien dalam melakukan diskusi tentang diagnosa, melakukan
kerjasama dalam asuhan kesehatan, saling berkonsultasi atau komunikasi serta masing-
masing bertanggung jawab pada pekerjaannya. Terwujudnya suatu kolaborasi tergantung
pada beberapa kriteria, yaitu adanya saling percaya dan menghormati, saling memahami dan
menerima keilmuan masingmasing, memiliki citra diri positif, memiliki kematangan
professional yang setara yang timbul dari pendidikan dan pengalaman, mengakui sebagai
mitra kerja bukan bawahan, keinginan untuk bernegoisasi. Walaupun pada kenyataanya
masih sangat sulit dan merupakan tantangan tersendiri, karena setiap profesi dalam sebuah
tim memiliki standar dan budaya profesional tersendiri. Kolaborasi yang efektif mencakup
penerapan strategi dimana setiap profesi yang berbeda budayanya berkerja sama dalam satu
tim untuk mencapai tujuan yang sama dalam menerapkan keselamatan pasien.
Kolaborasi yang efektif antar anggota tim kesehatan memfasilitasi terselenggaranya
pelayanan yang berkualitas, dengan demikian pengembangan kolaborasi interprofesi dalam
pelayanan kesehatan menjadi hal yang diprioritaskan oleh semua organisasi pemberi
pelayanan kesehatan. Pelaksanaan kolaborasi tidak hanya bermanfaat bagi pasien tetapi juga
akan memberikan kepuasan kepada tenaga kesehatan karena kolaborasi akan meningkatkan
dan mengoptimalkan peran serta aktif antara perawat dan dokter dalam pengambilan
keputusan tentang pengobatan dan perawatan berfokus pada kebutuhan pasien secara
komprehensif dengan memperhatikan kontribusi masing-masing

3.2 Saran
Mahasiswa keperawatan perlu belajar lebih baik dan lebih maksimal lagi terkait peran
perawat jiwa dan juga pelayanan dan kolaborasi interdisiplin dalam kesehatan jiwa. Agar
saat dalam menjalankan profesi nantinya, dalam memberikan asuhan keperawatan jiwa
kepada klien, dapat berlangsung dengan baik sebagaimana mestinya.
DAFTAR PUSTAKA

Febrialita, Winda. 2020. Peran Perawat dan Kolaborasi Interdisiplin Keperawatan Jiwa., yang
diunduh dari situs web Scribd.

Nurhalimah. 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan: Keperawatan Jiwa. Kemenkes RI.

Titania, Echa Lisamanda. 2020. Pentingnya Kolaborasi Antar Tenaga Kesehatan dalam
Menerapkan Keselamatan Pasien.

Anda mungkin juga menyukai