Anda di halaman 1dari 4

Laporan Kasus

PENATALAKSANAAN KONDILOMATA AKUMINATA


PADA WANITA HAMIL
Sri Hastuti, Dina Putri Chandra, ndra ustin

agian SM lmu Kesehatan Kulit dan Kelamin,


K UniversitasGadjah Mada dan Universitas Se elas Maret Surakarta
SUD Dr. Moewardi Surakarta

ABSTRAK
Ko ndilomata ak uminata KA da pat me m esar dan me n e ar de nga n c epa t sela ma
kehamilan. Pilihan modalitas terapi untuk KA ergantung pada ukuran, jumlah dan distri usi
lesi, serta pilihan pasien. Se agian modalitas terapi tidak aman digunakan untuk wanita hamil.
Dilaporkan satu kasus KA pada seorang wanita hamil, erusia tahun, dengan keluhan
kutil di daerah kemaluan sejak dua ulan se elumn a dan makin lama makin ertam ah an ak
dan ertam ah esar. Diagnosis ditegakkan erdasarkan gam aran klinis tampak papul sewarna
kulit dengan permukaan verukosa, multipel, diskret se agian erkonfluens, pada vulva dan
dinding vagina dan hasil pemeriksaan acetowhite positif. Pasien diterapi dengan larutan asam
trikloroasetat enam kali namun hasiln a kurang memuaskan, sehingga diganti dengan
krioterapi dan menunjukkan hasil ang memuaskan setelah kali aplikasi.
Penatalaksanaan KA pada wanita hamil harus mempertim angkan keamanan untuk i u
dan janin. erdasarkan panduan terapi Centers for Disease Control and Prevention , salah
satu modalitas terapi ang aman untuk wanita hamil adalah CA - . Selain CA, edah
eku juga merupakan metode ang efektif dan aman. MD -

Kata kunci kondilomata akuminata, kehamilan, krioterapi, asam trikloroasetat

ABSTRACT
During pregnanc , cond lomata acuminata ma enlarge and spread rapidl . he choice of
treatment modalit for genital warts depends on si e, num er and distri ution of lesions, and
patient preference. Most therapeutic modalitie scan not safel e used for pregnant women.
A - ear-old pregnant woman with chief complain of warts in her genitals since two months
previousl which increased in num ers and si e. She was diagnosed with cond lomata acuminata.
Diagnosis was esta lished clinical appearance of verrucouse skin-colored papules, multiple
discrete partl confluent in vulva and vaginal regions and the result of acetowhite procedure was
positive. his patient was treated with applications of trichloroacetic acid CA solution,
ut the result was not satisfactor , so the therap was changed to cr otherap with good result after
applications.
Ma nage men t fo r c ond loma in a preg nan t wo man sho uld con sid er the safe t of the
mother and fetus. ased on Centers for Disease Control and Prevention treatment guidelines,
one of the therapeutic modalities which is safe for pregnant womenis CA. Cr otherap is also
an effective and safe meth od for the treatment of condyloma throughout pregnanc . MD
-

Key words condylomata acuminata, cryotherapy, pregnanc , trichloroacetic acid


Korespondensi :
Jl. Kol. Sutarto No.132, Surakarta
Tlp. (0271) 663144, 661095
Email: hastuti faiq yahoo.co.id

66
MD ol. No. ahun -

PENDAHULUAN inguinal. Pada pemeriksaan dermatovenereologik pada


vulva dan dinding vagina didapatkan papul sewarna kulit
Kutil anogenital uga sering disebut kutil kelamin atau dengan permukaan verukosa multipel, diskret sebagian
kondilomata akuminata (KA) merupakan lesi proliferasi inak berkonfluens. Hasil pemeriksaan asam asetat positif. Pada
yang disebabkan oleh Human Papilloma irus (HPV) vagina, serviks, dan forniks tampak duh tubuh serosa
terutama tipe 6 dan 11.1 Transmisi paling sering adalah minimal, tidak didapatkan adanya erosi maupun eritema.
melalui kontak seksual tetapi dapat uga ter adi melalui Pada pemeriksaan mikroskopik duh tubuh tidak
transmisi perinatal. 2 Kondilomata akuminata dapat menun ukkan kelainan. Pasien didiagnosis dengan
mengakibatkan gangguan psikologis pada pasien, antara kondilomata akuminata pada G1P0A0 hamil 15 minggu.
lain gangguan pada kehidupan seks, rasa takut akan kanker, Pilihan terapi KA yang diberikan pada pasien adalah
dan hubungan emosional yang buruk dengan TCA 80% setiap minggu sekali. Setelah enam kali terapi,
pasangannya. 3 perbaikan lesi kurang dari 50%.Terapi selan utnya diganti
Prevalensi KA meningkat pada wanita hamil dari dengan bedah beku. Setelah bedah beku tiga kali diperoleh
trimester pertama sampai trimester ketiga dan menurun hasil yang memuaskan. Lesi KA sudah bersih serta tidak
secara bermakna setelah persalinan.4 Selama kehamilan, KA ditemukan adanya efek samping pada pasien.
dapat membesar dan menyebar dengan cepat. KA yang luas Selama pengobatan pasangan disarankan untuk tidak
pada masa kehamilan, terutama yang mengenai serviks, melakukan hubungan seksual, atau menggunakan kondom
dapat mengakibatkan komplikasi persalinan pervaginam ika ingin melakukan hubungan seksual hingga dinyatakan
berupa perdarahan atau dapat menutup alan lahir.4,5 sembuh. Pada pemeriksaan ke Bagian Obstetri dan
Modalitas terapi untuk KA dibedakan men adi dua Ginekologi (Obsgin) tidak ditemukan kelainan pada anin.
macam yaitu terapi yang diaplikasikan sendiri oleh pasien Pasien uga dikonsultasikan ke Bagian oluntar
di rumah misalnya krim imiquimod, krim atau solusio Counselling esting (VCT) dan hasil tes HIV negatif. Satu
podofilotoksin dan terapi yang dilakukan oleh dokter di bulan setelah terapi tidak didapatkan parut maupun
tempat pelayanan kesehatan misalnya bedah beku, bedah hiperpigmentasi serta tidak ditemukan adanya lesi baru.
listrik, laser, larutan asam trikloroasetat (TCA) dan tingtura
podofilin.6 Meskipun demikian, tidak semua modalitas terapi DISKUSI
tersebut dapat digunakan pada wanita hamil, antara lain,
imiquimod, podofilotoksin, tingtura podofolin.7 Infeksi HPV merupakan satu di antara tiga penyakit
menular seksual terbanyak di Amerika Serikat selain gonore
KASUS dan infeksi klamidia. 3 Lebih dari 150 tipe HPV telah
diidentifikasi, sekitar 40 tipe telah diketahui dapat
Seorang wanita berusia 19 tahun, hamil trimester kedua, menginfeksi saluran anogenital. 2,8 Penelitian serologik
datang ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RS dr. Moewardi menun ukkan lebih dari 50% wanita seksual aktif terinfeksi,
Surakarta dengan keluhan adanya bintil seperti kutil pada minimal satu subtipe HPV yang mengenai sistem
daerah kemaluannya se ak dua bulan sebelumnya. Awalnya anogenital.9,10 KA pada wanita paling sering ter adi di daerah
bintil muncul hanya sedikit, kemudian makin bertambah vulva, kemudian secara berurutan vagina, perineum, anus,
banyak dan bertambah besar. Bintil tidak gatal dan tidak serviks, dan uretra.3 Diagnosis KA ditegakkan secara klinis.11
nyeri serta tidak pernah berdarah. Biopsi hanya diindikasikan bila lesi tidak membaik dengan
Pasien tidak pernah memiliki riwayat penyakit serupa pengobatan standar, atau diduga ter adi keganasan
dan penyakit lain di kemaluan. Pasien menyangkal riwayat berdasarkan warnanya hitam atau biru, pertumbuhan lesi
kontak seksual dengan pria selain suami. Setiap melakukan yang cepat atau warnanya semakin gelap dan terfiksasi
hubungan seksual, suami pasien tidak menggunakan dengan aringan sekitarnya.12 Pada pasien ini didiagnosis
kondom dan hubungan seksual dilakukan secara genito- klinis elas sehingga tidak diperlukan biopsi.
genital. Pasien tidak pernah menggunakan obat terlarang KA hampir selalu ditularkan melalui kontak seksual,
dan tidak ditato. Pasien uga tidak mengalami penurunan tetapi uga dapat ter adi transmisi vertikal dari ibu ke bayi
berat badan dalam enam bulan terakhir, tidak menderita dan autoinokulasi. 13 Pada kasus ini, diduga sumber
penyakit internal dan tidak dalam pengobatan steroid untuk penularan berasal dari suami pasien, yang uga memiliki kutil
angka waktu lama. Suami pasien uga mengeluhkan adanya di kemaluan dengan riwayat hubungan seksual berganti-
bintil serupa di penis se ak tiga bulan sebelumnya, riwayat ganti pasangan. Faktor risiko ter adinya KA, antara lain
kencing nanah dua tahun yang lalu dan mengatakan pernah perilaku seksual dan infeksi human immunodeficienc virus
melakukan hubungan seksual dengan beberapa wanita. (HIV). Wanita dengan HIV positif memiliki risiko enam kali
Pada pemeriksaan fisis didapatkan keadaan umum lebih sering terkena KA dibandingkan dengan HIV negatif.3
baik, kompos mentis, gizi cukup, dan tanda vital dalam batas Pada kasus ini pasien dikonsultasikan ke VCT dan hasilnya
normal. Tidak ditemukan pembesaran kelen ar getah bening non-reaktif.

67
S Hastuti, dkk. Penatalaksanaan Kondilomata akuminata pada wanita hamil

KA selama kehamilan dapat berproliferasi dengan cepat keamanan, ketersediaan modalitas terapi, dan biaya yang
sehingga dapat mempersulit proses persalinan.4 Bayi yang murah. Setelah enam kali aplikasi didapatkan hasil yang
lahir pervaginam memiliki risiko lebih tinggi untuk terpa an kurang memuaskan. Perbaikan lesi ter adi kurang dari 50%
HPV dibandingkan dengan bayi yang lahir melalui sectio sehingga dilakukan perubahan terapi dengan bedah listrik
caesaria (masing-masing 51,4% banding 27,3%).14 Namun, menggunakan nitrogen cair setiap minggu sekali.
risiko penularan dan ter adi papilomatosis laring sangat Berdasarkan United Kingdom National Guideline on the
rendah, diperkirakan antara 1 : 400 hingga 1 : 1000. Sectio Management of Anogenital Wart, 2007, perubahan terapi
caesaria tidak sepenuhnya melindungi bayi dari infeksi HPV, dilakukan ika pasien tidak mentoleransi pengobatan yang
oleh karena itu sectio caesaria hanya diindikasikan ika lesi diberikan atau respons terhadap pengobatan kurang dari
genital sangat besar yang menyebabkan obstruksi fisik 50% setelah mendapatkan terapi selama enam minggu (8-12
untuk persalinan pervaginam, atau ika ada risiko minggu untuk imiquimod).16
pendarahan berat.15 Pada pasien ini direncanakan untuk Pada kasus ini, setelah dilakukan bedah beku tiga kali
persalinan pervaginam karena lesi tidak menutupi alan lahir didapatkan hasil yang memuaskan. Mekanisme ker a bedah
dan tidak ada risiko perdarahan berat. beku adalah dengan cara sitolisis pada dermo-epidermal
Pilihan modalitas terapi untuk KA bergantung pada junction sehingga mengakibatkan nekrosis.16 Bedah beku
ukuran, umlah dan distribusi lesi, serta pilihan pasien. 5 dapat dilakukan setiap minggu, meskipun belum terdapat
Sebagian modalitas terapi tidak aman digunakan untuk penelitian yang sistematik yang mengevaluasi arak waktu
wanita hamil. Podofilin dan podofilatoksin merupakan pengobatan. Tingkat keberhasilan metode tersebut adalah
kontraindikasi pada ibu hamil karena memiliki efek 44-75% dengan tingkat rekurensi 21-42%. 7,20 Odeibat dkk,
teratogenik. 7,16 Imiquimod tidak menimbulkan efek (2007) melaporkan bedah beku pada wanita hamil dengan
teratogenik pada hewan percobaan, tetapi masih dibutuhkan angka kesembuhan 84,9% dan tingkat rekurensi 45,3% pada
data lebih banyak tentang keamanannya pada wanita hamil.7 pengamatan sampai sembilan bulan pasca persalinan.
Satu laporan kasus penggunaan krim imiquimod 5% pada Sebagian besar lesi KA menghilang setelah dua hingga tiga
wanita hamil menun ukkan hasil yang memuaskan tanpa kali bedah beku.5 Pada pasien ini bedah beku diker akan
disertai efek samping pada ibu maupun aninnya.17 sebanyak 3 kali dan memberikan hasil yang baik.
Modalitas terapi KA yang aman digunakan untuk
wanita hamil, antara lain TCA, bedah beku, bedah listrik
dan laser. 7 Bedah listrik merupakan prosedur yang DA TAR PUSTAKA
menimbulkan nyeri sehingga memerlukan anestesi lokal atau
umum.18 Bedah listrik bila dilakukan pada kehamilan dapat 1. Androphy EJ, Kirnbauer R. Human papilloma virus
infections. Dalam: Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest
menyebabkan perdarahan yang berat pada 33% pasien.
BA, Paller AS Leffell DJ, penyunting. Fizpatrick s
Laser Nd YAG dapat memberikan hasil yang baik tetapi dermatology in general medicine. Edisi ke-8. New York:
sangat mahal dan tidak tersedia di setiap rumah sakit. 19 McGraw-Hill Companies; 2012. h.2421-33
Terapi laser merupakan pilihan terapi untuk pasien dengan 2. Winer RL,Koutsky LA. Genital human papillomavirus
keadaan imunosupresif dan wanita hamil dengan lesi yang infection. Dalam: Holmes KK, Sparling PF, Stamm WE, Piot
luas yang tidak memberi respons dengan pengobatan TCA P, Wasserheit JN, Corey L, dkk, penyunting. Sexually
atau bedah beku.18 Pada pasien ini tidak dipilih bedah listrik transmitted diseases. Edisi ke-4. New York: McGraw-Hill
dan Nd Yag karena menghindari ter adinya perdarahan dan Companies; 2008. h.489-508
tidak tersedianya Nd Yag laser di rumah sakit. 3. Gall SA. Female genital warts: global trends and treatments.
Infect Dis Obstet Gynecol. 2001; 9: 149-54
TCA dan bedah beku harus dipertimbangkan sebagai
4. Singhal P, Naswa S, Marfatia YS. Pregnancy and sexually
lini pertama terapi KA selama kehamilan.15 Mekanisme ker a transmitted viral infections. Indian J Sex Transm Dis. 2009;
TCA adalah dengan cara denaturasi dan koagulasi protein 30: 71-8
yang menyebabkan ter adinya kematian aringan yang 5. Odeibat HM, Obaidat NA, Awamleh AA, Al-Zboone AA,
terkena KA.13 Berdasarkan panduan terapi Centers for Khalifeh F. Cryotherapy for the management of genital warts
Disease Control and Prevention 2010, konsentrasi TCA in pregnancy: a five-year observational study. J Roy Med
yang digunakan untuk terapi KA adalah 80% - 90%.11 TCA Serv. 2007; 14(3): 26-30
dapat diaplikasikan langsung ke permukaan lesi dengan lidi 6. The professional advisory board (PAB) of the New Zealand
kapas setiap minggu. Tingkat keberhasilan TCA untuk terapi HPV pro ect. Guidelines for the management of genital HPV
infection in New Zealand. 2012.
KA adalah 56-81% dengan tingkat rekurensi 36%. 7,20
7. Lacey CJN, Woodhall SC, Wikstrom A, Ross J. 2011 European
Penggunaan TCA yang berlebihan dapat menyebabkan guideline for the management of anogenital warts in adults.
ter adinya aringan parut yang dapat diminimalisasi dengan IUSTI. 2011: 1-20
cara mencuci dengan sodium bikarbonat segera setelah 8. Denny L. Human papillomavirus infections: epidemiology,
aplikasi yang berlebihan.7 Pada pasien ini dipilih TCA 80% clinical aspects and vaccines. The Open Infect Dis J. 2009; 3:
sebagai terapi dengan mempertimbangkan tingkat 135-42

68
MD ol. No. ahun -

9. Javidi Z, Maleki M, Mashayekhi V, Meibodi NT, Nahidi Y. 16. United Kingdom National guideline on the management of
Clinical and epidemiological evaluation of patients with anogenital warts. Clinical effectiveness group (British
anogenital warts referred to dermatology clinic of Imam-Reza Association for Sexual Health and HIV). 2007. Disitasi pada
Hospital in Mashhad. Iranian J of Dermatol. 2008;11: 25-9 tanggal 2 November 2013. Diambil dari: http://www.bashh.org/
10. Mammas IN, Sourvinos G, Spandidos DA. Human papilloma documents/86/86.pdf
virus (HPV) infection in children and adolescents. Eur J Pediatr. 17. Maw RD. Treatment of external genital warts with 5%
2009; 168: 267-73 imiquimod cream during pregnancy: a case report. Int J of
11. Sexually transmitted diseases treatment guidelines. Centers Obstet Gynecol. 2004; 111: 1475
for disease control and prevention. MMWR 2010; 59(No.RR- 18. Yanofsky VR, Patel RV, Goldenberg G. Genital warts a
12): 70-3 comprehensive review. J Clin Aesthet Dermatol. 2012;5(6):
12. Wiley DJ, Douglas J, Beutner K, Cox T, Fife K, Moscicki 25-36
AB, dkk. External genital warts: diagnosis, treatment, and 19. Matsunaga J, Bergman A, Bhatta NN. Genital condylomata
prevention. Clin Infect Dis. 2002; 35 (Suppl 2): S210-24 acuminata in pregnancy: effectiveness, safety and pregnancy
13. Ghaemmaghami F, Nazari Z, Mehrdad N. Female genital outcome following cryotherapy. Br J Obstet Gynecol, 1987;
warts. Asian Pacific J Cancer Prev. 2007; 8: 339-47 94: 168-72
14. Tseng CJ, Liang CC, Soong YK, Pao CC. Perinatal 20. Godley MJ, Bradbeer CS, Gellan M, Thin RN. Cryotherapy
transmission of human papillomavirus in infants: Relationship compared with trichloracetic acid in treating genital warts.
between infection rate and mode of delivery. Obstet Gynecol. Genitourin Med. 1987; 63: 390-2
1998; 91: 92-6.
15. Gunter J. Genital and perianal warts: New treatment
opportunities for human papillomavirus infection. Am J
Obstet Gynecol. 2003; 189(3S); S3-11

69

Anda mungkin juga menyukai