Anda di halaman 1dari 49

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA SESUAI TUMBUH KEMBANG

DOSEN :
Ns. Sri Yulianti, S.Kep., M.Kep

Disusun Oleh :
Kelompok 3

1. ARIEFENDI
2. FITRAHAITUNNUFUS
3. NILUH AYU SRIANI
4. NURHAINA SALINGGAN
5. NURHIDAYAT
6. NURMAIYA
7. NOVITA TANDI
8. SISKAVIANTI
9. SITI HADIJAH

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Asuhan keperawatan keluarga pada lansia” ini dengan lancar. Diharapkan
makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan pembaca mengenai
penyakit “meningitis” tersebut. Selain itu semoga dengan adanya makalah ini
penderita meningitis di indonesia tidak terus meningkat. Selain itu, diharapkan dinas
kesehatan mampu menaggulangi kenaikan penderita meningitis di indonesia ini.

Menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.Oleh karena itu, kami
mengharapkan saran dan kritik dari pembaca yang bersifat membangun untuk lebih
menyempurnakan makalah ini selanjutnya.

Palu, 12 April 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................................2
PEMBAHASAN......................................................................................................................2
A. Kebutuhan tumbuh kembang keluarga usia pertengahan..............................................2
1. Definisi.....................................................................................................................2
2. Karakteristik keluarga dewasa pertengahan..............................................................3
3. Masalah yang biasa ditemukan oleh keluarga dewasa pertengahan..........................3
4. Tugas perkembangan................................................................................................4
5. ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.H DAN NY.T (DEWASA
PERTENGAHAN)...........................................................................................................7
B. Kebutuhan tumbuh kembang keluarga usia lanjut......................................................26
1. Definisi Keluarga...................................................................................................26
2. Tipe dan Bentuk Keluarga......................................................................................26
3. Peran keluarga........................................................................................................27
4. Tugas Perkembangan Keluarga Usia Lanjut...........................................................28
5. Konsep Lansia........................................................................................................29
6. Konsep Asuhan Keperawatan.................................................................................32
BAB III..................................................................................................................................43
PENUTUP.............................................................................................................................43
A. Kesimpulan................................................................................................................43
B. Saran..........................................................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................44

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keluarga adalah unit terkecil dalam kehidupan masyarakat. Keluarga


merupakan sekumpulan dua orang atau lebih yang dihubungkan oleh ikatan
perkawinan, adopsi, hubungan darah, hidup dalam satu rumah tangga, memiliki
kedekatan emosional, dan berinteraksi satu sama lain yang lain yang saling
ketergantungan untuk menciptakan atau mempertahankan budaya, meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial setiap anggota dalam rangka
mencapai tujuan bersama. Keluarga memiliki keterkaitan yang erat dengan
kesehatan setiap anggotanya (Jhonson dan Leny, 2010).

Kesehatan merupakan kunci utama dalam melakukan berbagai kegiatan.


Kesehatan yang terganggu, akan menghambat setiap orang dalam beraktivitas.
Pemerintah berlomba-lomba mencanangkan berbagai program guna
meningkatkan taraf kesehatan masyarakat. Program tersebut dapat berhasil
berkat kerjasama lintas sektor. Salah satunya adalah sektor kesehatan. Dalam
ranah kesehatan, peran dokter, perawat dan tenaga kesehatan lain tentu menjadi
kunci utama. Perawat dituntut terampil dalam memberikan asuhan keperawatan
pada keluarga sehingga program dapat berjalan dengan baik (Setiadi, 2008).

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana tahap perkembangan usia pertengahan ?


2. Bagaimana tahap perkembangan lansia?

1
3. Bagaimana konsep lansia?

C. Tujuan Penulisan

1. Tahap perkembangan usia pertengahan


2. Askep keluarga usia pertengahan
3. Tahap perkembangan lansia
4. Konsep tentang lansia
5. Askep keluarga pada lansia
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kebutuhan tumbuh kembang keluarga usia pertengahan


1. Definisi

Dewasa pertengahan merupakan usia sekitar 35-40 tahun & berakhir


sekitar 60-65 tahun (Schaie & Willis,1996 dlm Psikologi Perkembangan).
Dewasa Pertengahan adalah masa – menyesuaikan diri & kesedaran bahawa ia
bukan lagi muda & masa depannya tidak lagi dipenuhi dengan kemungkinan-
kemungkinan yg tidak terhadapi, hasilnya membawa satu masa krisis, (Craig,
1976). Usia dewasa tengah (Middle adulthood) disebut sebagai periode
perkembangan yang dimulai kira-kira 35-45 tahun hingga memasuki usia
60an tahun. (Santrock, 1995).
Keluarga dewasa pertengahan merupakan salah satu tahap usia
pertengahan bagi orang tua, dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah
dan berakhir pada saat pensiun atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini
biasanya dimulai ketika orang tua memasuki usia 45-55 tahun dan berakhir

2
pada saat seorang pasangan pensiun, biasanya 16-18 tahun kemudian.
Biasanya pasangan suami istri dalam usia pertengahan merupakan sebuah
keluarga inti meskipun masih berinteraksi dengan orangtua mereka yang
lanjut usia dan anggota keluarga lain dari keluarga asal mereka dan juga
anggota keluarga dari hasil perkawinan keturunannya.
Pasangan Postparental (pasangan yang anak-anaknya telah meninggalkan
rumah) biasanya tidak terisolasi lagi saat ini, semakin banyak pasangan usia
pertengahan hidup hingga menghabiskan seluruh masa hidupnya dan
menghabiskan sebagian masa hidupnya dalam fase postparental, dengan
hubungan ikatan keluarga hingga empat generasi, yang merupakan hal yang
biasa(Troll, 1971, dalam Friedman, 1988, hal 130).
Dari definisi tentang keluarga usia dewasa pertengahan diatas, dapat
ditarik kesimpulan bahwa keluarga usia dewasa pertengahan adalah keluarga
yang usianya 40-60 tahun, dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah
dan berakhir pada saat pensiun atau kematian salah satu pasangan didalam
keluarga.
2. Karakteristik keluarga dewasa pertengahan

Tahun pertengahan meliputi perubahan-perubahan pada penyesuaian


perkawinan (seringkali lebih baik), pada distribusi kekuasaan antara suami
dan istri (lebih merata), dan pada peran (diferensi peran perkawinan
meningkat) (Leslie dan Korman, 1989, dalam Friedman 1988, hal 130).
Pada tahun-tahun ini umumnya sulit dan berat, karena masalah-masalah
penuaan, hilangnya anak, dan adanya suatu perasaan dalam diri mereka bahwa
mereka gagal menjadi membesarkan anak dan usaha kerja. Selanjutnya, tidak
jelas apa yang terjadi dengan kepuasan perkawinan dan keluarga melewati
siklus-siklus kehidupan berkeluarga. Beberapa studi tentang kepuasan
perkawinan memperlihatkan bahwa kepuasan perkawinan menurun tajam
setelah perkawinan berlangsung dan terus menurun hingga tahun pertengahan
(Leslie dan Korman, 1989, dalam Friedman 1988, hal 130).

3
3. Masalah yang biasa ditemukan oleh keluarga dewasa pertengahan

Menurut fridman (1998, hal 132) pada fase ini, masalah kesehatan yang dapat
terjadi pada keluarga dewasa pertengahan yaitu :
a. Kebutuhan promosi kesehatan, istirahat yang tidak cukup, kegiatan waktu
luang dan tidur yang kurang, nutrisi yang tidak baik, program olahraga
yang tidak teratur, pengurangan berat badan hingga berat badan yang
optimum, berhenti merokok, berhenti atau mengurangi penggunaan
alkohol, pemeriksaan skrining kesehatan preventif.
b. Masalah-masalah hubungan perkawinan.
c. Komunikasi dan hubungan dengan anak-anak, ipar, dan cucu, dan orang
tua yang berusian lanjut.
d. Masalah yang berhubungan dengan perawatan : membantu perawatan
orang tua yang lanjut usia atau tidak mampu merawat diri.
4. Tugas perkembangan

Usia dewasa pertengahan yang merupakan usia rata-rata dimana para


orang tua melepaskan anak mereka yang terakhir ditandai sebagai masa
kehidupan yang “terperangkap” yaitu terperangkap antara tuntutan kaum
kaum muda dan terperangkap antara dunia kerja dan tuntutan yang bersaing
dan keterlibatan keluarga, dimana seringkali tampaknya tidak mungkin
memenuhi tuntutan-tuntutan dari kedua bidang tersebut.
Tugas perkembangan keluarga dewasa menurut Fridman (1998, hal 131) yang
penting pada fase ini adalah :
a. Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan.
Dalam masa ini upaya untuk melaksanakan gaya hidup sehat menjadi
lebih menonjol bagi pasangan, meskipun kenyataanya bahwa mungkin
mereka telah melakukan kebiasaan-kebiasaan yang sifatnya merusak diri
selama 45-64 tahun. Meskipun dapat dianjurkan sekarang, karena “lebih
baik sekarang dari pada tidak pernah” adalah selalu benar, agaknya terlalu

4
terlambat untuk mengembalikan begitu banyak perubahan-perubahan
fisiologis yang telah terjadi, seperti tekanan darah tinggi akibat kurangnya
olahraga, stress yang berkepanjangan, menurunnya kapasitas vital akibat
merokok.
Motivasi utama orang usia pertengahan untuk memperbaiki gaya hidup
mereka adalah karena adanya perasaan rentan terhadap penyakit yang
dibangkitkan bila seorang teman atau anggota keluarga mengalami
serangan jantung, stroke, atau kanker. Selain takut, keyakinan bahwa
pemeriksaan yang teratur dan kebiasaan hidup yang sehat merupakan cara-
cara yang efektif untuk mengurangi kerentanan terhadap berbagai penyakit
juga merupakan kekuatan pendorong yang ampuh. Penyakit hati, kanker
dan stroke merupakan dua pertiga dari semua penyebab kematian antara
usia 46 hingga 64 tahun dan sebagai penyebab kamatian urutan ke empat.
b. Mempertahankan hubungan-hubungan yang memuaskan dan penuh arti
dengan para orangtua lansia dan anak-anak.
Dengan menerima dan menyambut cucu-cucu mereka kedalam
keluarga dan meningkatkan hubungan antar generasi, tugas perkembangan
ini mendatangkan penghargaan yang tinggi (Duvall, 1977 dalam friedman ,
1988, hal 131). Tugas perkembangan ini memungkinkan pasangan usia
pertengahan terus merasa seperti sebuah keluarga dan mendatangkan
kebahagiaan yang berasal dari posisi sebagai kakek-nenek tanpa tanggung
jawab sebagai orang tua selama 24 jam. Karena umur harapan hidup
meningkat, menjadi seorang kakek-nenek secara khusus terjadi pada tahap
siklus kehidupan ini (Sprey dan Matthews, 1982, dalam Friedman, 1988,
hal 132). Kakek nenek memberikan dukungan besar kepada anak dan cucu
mereka pada saat-saat krisis dan membantu anak-anak mereka melalui
pemberian dorongan dan dukungan(Bengston dan Robertson, 1985, dalam
Friendman, 1988, hal 132).
Peran yang lebih probelamatik adalah yang berhubungan dengan dan
membantu orang tua lansia dan kadang-kadang anggota keluarga besar lain

5
yang lebih tua. Delapan puluh enam persen pasangan usia pertengahan
minimal memiliki satu orang tua masih hidup(hagestad, 1988, dalam
Friedman, 1988, hal 132). Jadi, tanggung jawab memberi perawatan bagi
orang tua lansia yang lemah dan sakit-sakitan merupakan pengalaman yang
tidak asing. Banyak wanita yang merasa berada dalam “himpitan generasi”
dalam upaya mereka mengimbangi kebutuhan-kebutuhan orang tua mereka
yang berusia lanju, anak-anak, dan cucu-cucu mereka. Berbagai peran antar
generasi kelihatannya lebih bersifat ekslusif dikalangan minoritas seperti
keluarga-keluarga Asia dan Amerika Latin.
c. Memperkokoh hubungan perkawinan
Sekarang perkembangan tersebut benar-benar sendirian setelah
bertahun-bertahun dikelilingi oleh anggota keluarga dan hubungan-
hubungan. Meskipun muncul sebagai sambutan kelegahan, bagi kebanyak
pasangan merupakan pengalaman yang menyulitkan untuk berhubungan
satu sama lain sebagai pasangan menikah dari pada sebagai orang tua.
Wright dan Leahey (1984, dalam Friedman, 1988, hal 132) melukiskan
tugas perkembangan ini sebagai “reinvestasi identitas pasangan dengan
perkembangan keinginan independen yang terjadi secara bersamaan.
Keseimbangan dependensi-indepedensi antara pasangan perlu diuji
kembali, seperti keinginan independen lebih besar dan juga perhatian satu
sama lain yang penuh arti.
Bagi pasangan yang mengalami masalah, tekanan hidup yang menurun
dalam tahun-tahun postparental tidak mendatangkan kebahagiaan
perkawinan, melainkan menimbulkan “kebohongan”. Menurut Kerckhoff
(1976, dalam Friedman, 1988, hal 132), para konselor perkawinan telah
lama mengamati bahwa ketika timbul perselisihan dalam perkawinan
selama tahun-tahun pertengahan, seringkali berkaitan dengan jemunya
ikatan, bukan karena kualitas traumatiknya. Karakteristik umum dari masa
ini, berkaitan dengan kepuasan diri sendiri dan berada dalam kebahagiaan
yang membosankan.

6
d. Memantapkan pengalaman nilai-nilai agama
e. Mencapai tanggung jawab sosial sebagai warga negara
f. Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan – perubahan yang
terjadi pada aspek fisik (penurunan kemampuan atau fungsi)
g. Memantapkan keharmonisan hidup berkeluarga
h. Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan
i. Memantapkan peran perannya sebagai orang dewasa
Tugas – tugas perkembagan itu tadi pada dasarnya merupakan tuntutan atau
harapan sosio – kultural dimana manusia itu hidup dalam masyarakat kita
sejak dulu hingga kini tetap memiliki harapan sesuai diatas bagian penentu
sebagai orang dewasa pertengahan. Khusus mengenai hidup berkeluarga
dalam masa dewasa pertengahan terdapat dua hal pokok yang mendorong
terciptanya hubungan hidup berkeluarga. kebutuhan individu pada suatu
pihak dan tugas perkembangan pada lain pihak. Pemanduan antara
keduanya menimbulkan energi yang membangkitkan gerak bagi individu
orang dewasa untuk bersatu dalam satu jalinan hubungan berkeluarga.
5. ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.H DAN NY.T (DEWASA
PERTENGAHAN)
1. INDENTITAS UMUM KELUARGA
a. INDENTITAS KEPALA KELUARGA
Nama : Tn. H
Umur : 57 tahun
Agama : islam
Suku : melayu
Pendidikan : SD
Perkerjaan : Pensiun
Alamat : Jln. 28.Oktober Gg. karakterdes
No. Telpon : -
b. KOMPOSISI KELUARGA

No Nama L/P Umur Hub. Perkerjaan Pendidikan


Klg

1 Tn. H L 57 Suami Tidak SD

7
berkerja

2 Ny . T P 52 Istri IRT SD

c. GENOGRAM
Ket :
Perempuan : Laki – laki
Penderita :Hubungan perkawinan dan satu rumah
d. TYPE KELUARGA
1) Jenis Type Keluarga : keluarga “The nuclear family”
2) Masalah Yang terjadi dengan tipe tersebut : Keluarga mengatakan sering
merasa sakit –sakitan dan merasa kesepian karena hanya tinggal suami
isteri.
e. SUKU BANGSA
1) Asal Suku Bangsa : Tn. H bersuku banjar dan Ny. T bersuku melayu.
Mereka bisa menerima satu sama lain meskipun berbeda suku.
2) Budaya yang berhubungan dengan kesehatan: selama ini tidak ada hal –
hal yang bertentangan dengan budaya.
f. AGAMA DAN KEPERCAYAAN YANG MEMPENGARUHI
KESEHATAN
Agama Tn. H adalah Islam, dan begitu pula dengan Ny.T. Tn. H dan Ny. T
Mengatakan selalu berusaha untuk memenuhi shalat 5 waktu dan mereka
selalu berjamaah di rumah kecuali jika Tn. H tidak ada dirumah, dan begitu
juga dengan Ny. T jika Ny. T pergi pengajian, mereka melakukan shalat
sendiri-sendiri.
g. STATUS SOSIAL EKONOMI KELUARGA
1) Anggota yang keluarga yang mencari nafkah : Dahulunya Tn. H, yang
berkerja sebagai kuli bangunan.
2) Penghasilan : Tidak ada
3) Upaya lain : Rp. 2.000.000,00 – Rp. 2.500.000

8
4) Harta benda yang dimiliki ( perabotan transportasi, dll ) : rumah, motor
yamaha, kulkas, Tv, kursi, serta lemari –lemari.
5) Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan : keluarga mengatakan
kebutuhan tiap bulan yang dikeluarkan hanya buat makan dan keperluan
sehari –hari saja, kurang lebih Rp.1.500.000 perbulan.
h. AKTIVITAS REKREASI KELUARGA
Keluarga mengatakan hanya dirumah, karena biasanya kalau libur anak dan
cucunya berkunjung kerumahnya. Tetapi kadang – kadang juga pergi jalan
kerumah anak dan keluarga.
2. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini : disini keluarga termasuk dalam
tahap perkembangan usia dewasa pertengahan, dan anak – anak mereka
sudah pada meninggalkan mereka dari rumah.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya :
memepertahankan kesehatan, karena keluarga cemas ketika salah satunya
sakit.
c. Riwayat kesehatan keluarga inti
1) Riwayat kesehatan keluarga saat ini :
Ny. T mengatakan pernah mengalami sakit usus buntu dan sekarang
sudah dioperasi.
Tn. H mengatakan selama ini megalami sesak napas, dan kadang –
kadang sering kambuh.
2) Riwayat penyakit keturunan
Menurut keluarga tidak ada keluarga yang memilki riwayat sakit yang
sama dengan mereka.
3) Riwayat kesehatan masing – masing anggota keluarga

No Nama BB Umur Imunisasi Masalah Tindakan


( Bcg/polio kesehatan yang telah
Keadaan kesehatan
dilakukan
/
DPT/HB/cam

9
pak

1 Tn. A 85 57 - Gangguan Menembus


kg pola nafas obat yang
-       Tn. H biasanya
telah
kalau cuaca dingin
direspkan
asmanya kambuh dan
dokter karena
hanya minum obat
Tn. H
yang telah
mengatakan
diresepkan dokter.
sudah
-       Jika tidak minum
ketergantung
obat juga klien
an obat.
mengatakan asmanya
akan kambuh.
-       Tn. H juga
mengatakan bahwa
matanya sudah mulai
kabur, tidak bisa
melihat barang
dengan jarak yang
jauh.

2 Ny. T 65 52 -Nyeri Melakukan


kg perut dan operasi
-Ny. T mengatakan
minum dirumah sakit
bahwa dia pernah
obat yang negeri.
mengalami usus
di beli
buntu dan sudah
diapotik
dioperasi.
-Pusing

-Klien mengatakan
bahwa tekanan
darahnya turun naik.

d. Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan : Menurut Tn. H dan Ny.


T jika dirinya sakit biasanya berobat di puskesmas.
e. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya :

10
Tn. H : Klien mengatakan bahwa sudah 7 tahun klien merasakan sakit
asma dan 2 tahun terakhir penglihatan sudah mulai kabur.
Ny. T : klien mengatakan bahwa dahulunya sakit usus buntu dan sudah
dioperasi dan klien mengatakan biasanya klien merasakan nyeri pada perut
dan minum obat yang dibelikan anaknya diapotek, klien mengatakan jika
klien sakit biasa, dirinya hanya berobat kepuskesmas.
3. PENGKAJIAN LINGKUNGAN
a. Karakteristik rumah
1) Luas rumah : 7 x 12 meter
2) Type rumah : sederhana
3) Kepemilikan : pribadi
4) Jumlah dan ratio kamar/ruangan : 4 buah kamar tidur, Ventilasi/jendela :
Ada 10 ventilasi yang terdapat di dalam rumah
5) Pemanfaatan ruangan : Ruang tamu, ruang tengah/ keluarga, dapur,
wc/toilet, 4 Kamar tidur.
6) Septic tank : ada, letak dibelakang rumah berjarak 1 meter dari rumah
7) Sumber air minum : air hujan yang dimasak dan air galon
8) Kamar Mandi/ WC : memiliki satu wc dan sekaligus kamar mandi
9) Sampah limbah RT : dibuang ditempat pembuangan sampah sejauh 100
meter
10) Kebersihan lingkungan : keadaan kebersihan lingkungan bersih karena
kelurga mengatakan jika tidak ada aktifitas selalu membersihan samping
rumah
11) Keadaan didalam rumah : rumah Tn. H tampak bersih dan rapi.
12) Keadaan diluar rumah : Halaman rumah Tn. H juga bersih dan rapi
terbukti tidak ada sampah yang berserakan, dipinggir rumah klien juga
terdapat sumur yang kecil dan sudah disemen rapi.
b. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
1) Kebiasaan : setiap minggu Ny. T melakukan pengajian dengan tetanga.

11
2) Aturan/kesepakatan : apabila ada orang baru atau tamu yang menginap
wajib lapor RT / RW
3) Budaya : didalam satu jalu klien semua suku ada dan kebanyakan orang
melayu.
c. Mobilitas geografis keluarga : klien mengatakan dia hanya dirumah saja
tetapi biasanya jika ingin pergi, keluarga berkunjung kerumah anak dan
keluarganya.
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat : keluarga
mengatakan tiap bulan klien ada melakukan kegiatan arisan keluarga dan
pengajian dengan tetanga.
e. System pendukung keluarga : Saat ini dalam keluarga ada maslah dalam
kesehatan, hubungan satu anggota keluarga dengan yang lainnya cukup
baik dan sudah terbiasa saling pengertian.
4. STRUKTUR KELUARGA
a. Pola/cara komunikasi keluarga : Menurut Ny. T dalam keluarganya
berkomunikasi biasa menggunakan bahasa melayu.
b. Struktur kekuatan keluarga : Dalam pengambilan keputusan keluarga Tn. H
dan Ny. T selalu memutuskan secara bersama-sama dan memilih yang
terbaik. Perbedaan-perbedaan pendapat yang ada selalu bisa di atasi jika
mereka bicara dengan baik- baik.
c. Struktur peran ( peran masing – masing anggota keluarga ) : Dalam
keluarga Tn. H sebagai kepala keluarga berkewajiban memipin keluarga
dan dibantu Ny. T.
d. Nilai dan norma keluarga : Sebagai bagian dari masyarakat jawa dan
beragama islam keluarga memiliki nilai-nilai dan norma yang dianut
seperti sopan santun terhadap suami terhadap isteri. Selama ini dirinya dan
suaminya makan bersama setiap hari dari sarapan sampai makan malam.
5. FUNGSI KELUARGA

12
a. Fungsi Afektif : klien mengatakan selama ini klien antara suami istri saling
tolong menolong dan saling pengertian dan selalu komunikasi kepada anak
–anak mereka.
b. Fungsi sosialisasi : klien mengatakan sampai sejauh ini baik dan hubungan
dengan keluarga besarnya mau pun kecil baik –baik saja. Hubungan
keluarga dengan orang lain pun baik, terutama tetangga-tetangga terdekat.
c. Fungsi perawatan kesehatan
1) Menurut keluarga, masalah kesehatan yang sering dihadapinya yaitu
asma dan pusing dan persiapan tuanya.
2) Apa yang dilakukan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan
yang sedang dialami : klien mengatakan sejauh ini dirinya hanya
berbicara dengan anak dan antar suami isteri dan minum obat.
3) Kemana keluarga meminta pertolongan apabila ada anggota keluarga
yang mengalami masalah kesehatan : Ke puskesmas.
4) Tindakan apa yang dilakukan keluarga untuk mencegah timbulnya
masalah kesehatan : klien mengatakan biasanya keluarga hanya makan
teratur dan olahraga yaitu jalan pagi setiap hari minggu.
d. Fungsi reproduksi
1) Perencanaan jumlah anak : tidak ingin mempunyai anak lagi
2) Akseptor : tidak
e. Keterangan lain : Ny. T mengatakan sejak dilakukan operasi sejak 10 tahun
yang lalu Ny. T tidak mengalami menstruasi lagi.
f. Fungsi ekonomi
Fungsi ekomoni dahulunya tidak ada kendala karena kebutuhan tiap bulan
diberi anak – anaknya.
6. STRESS DAN KOPING KELUARGA
a. Stressor jangka pendek : klien mengatakan merasa kesepian karena
dahulunya terasa ramai dirumah tetapi sekarang hanya tinggal berdua saja.
b. Sressor jangka panjang : keluarga mengatakan cemas dengan keadaan
suami karena tidak bisa putus obat.

13
c. Respons keluarga terhadap stressor : jika terdapat masalah selalu
diselesaikan dengan anak –anak juga.
d. Strategi koping : klien mengatakan itu memang waktu yang tepat, dimana
anak sudah menikah dan membangun rumah tangga sendiri.
e. Strategi adaptasi disfungsional : tidak ada.
7. KEADAAAN GIZI KELUARGA
Pemenuhan gizi : biasanya Ny. T selalu masak, masakan kesukaan suaminya
yaitu masakan bersantan dan bening.
Upaya lain : kadang –kadang juga klien mengatakan anaknya membawakan
makan seperti sayur-sayuran dan lauk pauk.
8. HARAPAN KELUARGA
a. Terhadap masalah kesehatan : klien mengatakan mungkin ini masalah yang
didapatkan dimasakan lanjut usia.
b. Terhadap petugas kesehatan yang ada : klien mengatakan agar mahasiswa
yang datang bisa berbagi pengetahuan.
9. PEMERIKSAAN FISIK

No Pemeriksaan Nama Anggota Keluarga


Fisik Tn. H Ny. T

1 Keadaan Umum

BB 85 kg 52 kg

TB 165 cm 150 cm

2 Kepala :

Rambut Hitam tampak ubun Hitam sedikit uba,


disela – sela rambut dan panjang dan keriting.
agak keriting.

Konjungtiva pink,
Konjungtiva pink, sclera
sclera pucat.penglihatan

14
Mata agak mulai menurun. pucat, dan penglihatan
mulai menurun.

sinusitis (-),

polip (-), penciuman


baik. sinusitis (-),

polip (-), penciuman


Hidung
baik.

Mulut bersih, mukosa


lembab, lidah bersih, Mulut bersih, mukosa
gigi sudah rapuh. lembab, lidah bersih, gigi
sudah rapuh
Mulut
.
Pendengaran baik.
Pendengaran baik.

Telinga

3 Leher

JVP Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran


vena jugularis. vena jugularis.

Tidak ada Tidak ada pembengkakan


Kelenjar Tiroid
pembengkakan.

4 Dada

15
Mamae

      Inspeksi Tidak ada Tidak ada


pembengkakan, simetris pembengkakan, simetris
antara kiri dan kanan. antara kiri dan kanan.

Tidak ada Tidak ada


      Palpasi pembengkakan. pembengkakan.

Paru Saat bernafas Saat bernafas tidak


menggunakan otot menggunakan otot
      Inspeksi
bantuan pernafasan. bantuan pernafasan.

Tidak simetris Tidak ada kelainan.


penurunan antara kiri
dan kanan
      Palpasi

Terdengar bunyi dalnes.


Tidak ada penimbunan
cairan.

      Perkusi
Bunyi nafas ronchi,
Bunyi nafas vesikuler,
RR normal RR normal

      Auskultasi

16
Letak normal. Dan Letak normal dan ukuran
ukuran normal. normal.

Ictus cordis normal Ictus cordis normal yaitu


Jantung
yaitu ics 5 dan 6. ics 5 dan 6
      Palpasi
Irama teratur, suara Irama teratur, sura
tambahan tidak ada tambahan tidak ada

      Perkusi L[TD : 140/90 mmHg TD : 130/80 mmHg

      Auskultasi

5 Abdomen

      Inspeksi Simetris, warna normal, Simetris, warna normal,


asites (-) asites (-)

Tidak ada nyeri tekan, Ada nyeri tekan, tidak


      Palpasi
tidak ada benjolan ada benjolan

Bising usus (+) Bising usus (+)


      Auskultasi
Organ pada abdomen Organ pada abdomen

      Perkusi normal normal

6 Genetalia - -

7 Eksremitas atas
dan bawah

      Inspeksi
Berfungsi dengan baik Berfungsi dengan baik
      Perkusi

17
Reflek patella lemah. Klien mengatakan
kadanga terasa lemah.
Klien mengatakan
kadang – kadang klien
mengatakan terasa
lemah jika akan
berjalan.

10. TIPOLOGI MASALAH KESEHATAN

N DAFTAR MASALAH KESEHATAN


O

1 ANCAMAN :

  Resiko kesepian

  Ketidakefetifan manajemen kesehatan diri.

2 KURANG/TIDAK SEHAT :

  Ganggauan pola nafas

3 DIFISIT

11. DAFTAR MASALAH PENGKAJIAAN KHUSUS BERDASARKAN 5


TUGAS sKELUARGA DENGAN DIAGNOSA KEFEKTIFAN
MANAJEMEN KESEHATAN DIRI.

N KRITERIA PENGKAJIAN
O

1 Mengenal Masalah   Keluarga belum bisa mengenal masalah.

“ klien mengatakan bahwa klien ingin

18
mengatasi penyakit agar suami tidak tergantung
dengan obat.

2 Mengambil Klien belum bisa mengambil keputusan tetapi


Keputusan yang tepat jika klien sakit anak datang dengan membawa
obat.

3 Merawat anggota Jika Tn. H sakit istri klien meminta bantuan


keluarga yang sakit atau pertolongan dengan tetangga.
ataupun punya
masalah

4 Memodifikasi Klien masih belum bisa mengubah atau


lingkungan
memodifikasi lingkungan.

5 Memanfaatkan sarana Klien mengatakan belum mengetahui


kesehatan pemanfaatan sarana kesehatan yang ada.

12. DAFTAR MASALAH PENGKAJIAN KHUSUS BERDASARKAN 5


TUGAS KELUARGA DENGAN DIAGNOSA GANGGUAN POLA
NAFAS
N KRITERIA PENGKAJIAN
O

1 Mengenal Masalah   Tn H, sudah mengenal masalah.

Dengan klien mengatakan bahwa dia tidak bisa


kalau tidak minum obat.

Klien juga mengatakan bahwa masalah ini


dirasakan sejak 10 tahun yang lalu, waktu
masuk rumah sakit, rontgen tidak ada masalah,
cuma ada penyempitan saluran nafas.

19
Klien mengatakan sejak sakit dia sudah
berhenti merokok.

2 Mengambil   Tn.H mengatakan bahwa dirinya tidak bisa


Keputusan yang tepat putus minum obat.

  Jadinya biasanya isteri selalu mengingatkan.

3 Merawat   Ny. T selalu menemani Tn. H, jika sakit dan


anggota
keluarga yang sakit mengurut –urut dada Tn. H.
ataupun punya
masalah

4 Memodifikasi   Menciptakan lingkungan yang bersih karena


lingkungan Tn. H juga alergi terhadap debu.

5   Jika sakit klien pergi kepuskesmas dengan


Memanfaatkan sarana
kesehatan menggunakan JAMKESMAS.

13. DAFTAR MASALAH PENGKAJIAAN KHUSUS BERDASARKAN 5


TUGAS KELUARGA DENGAN DIAGNOSA RESIKO KESEPIAN

N KRITERIA PENGKAJIAN
O

1 Mengenal Masalah   keluarga sudah bisa mengenal masalah

Keluarga mengatakan biasanya merasa


kesepian, keluarga meengatakan menelpon atau
melihat foto –foto anaknya.,

2 Mengambil   keluarga bermusyawarah untuk berkunjung


Keputusan yang tepat kerumah anak cucu terdekat.

3 Merawat   Klien mengatakan biasanya kesepian kita


anggota
keluarga yang sakit saling bercerita.

20
ataupun punya
masalah

4 Memodifikasi   Keluarga kadang – kadang merasa kesiapan


lingkungan karena hanya diam berdua saja dirumah.

  Keluarga memasang foto anak- anak dan


cucunya diruangan tamu dan kamarnya.

5 Memanfaatkan sarana  -
kesehatan

14. DAFTAR MASALAH

N DATA PROBLEM ETIOLOGI


O

1. Ds : Kurang pengetahuan Keefektifan


Manajemen Kesehatan
         Keluaraga
Diri.
mengatakan bahwa
dirinya kurang bisa
dalam mengatasi
masalah kesehatan
yang dialaminya.

Do:

      Keluarga tampak


binggung ketika
ditanya.

2.Ds : Kurang mengenal Gangguan pola nafas


masalah
         Klien
mengatakan bahwa

21
biasanya kalau
kehabisan obat klien
merasakan sesak dan
ketika terkena debu
juga.

Do :

         Klien tampak


terenggah –terenggah

3. Kurang mengetahui Resiko kesepian


tugas perkembangan
         Klien
dewasa pertengahan
mengatakan merasa
kesepian sejak
ditinggalkan oleh
anak-anaknya.

Do:

         Klien tampak


sedih ketika dikaji.

15. SKORING
a. Keefektifan manajemen kesehatan diri b.d kurang pengetahuan

KRITERIA S BOBOT Pembenaran


K
O
R

SIFAT MASALAH 2/3 Sifat masalah ini termasuk


ancaman karena jika tidak

22
o   Tidak sehat 3 diberi pengetahuan keluarga
tidak tahu dan tetap minum
o   Ancaman kesehatan 2 obat tiap hari dan kita tahu
o   Krisis atau keadaan efek yang terjadi akibat terlalu
sejahtera banyak minum obat streroid.
1

KEMUNGKINAN 1 Masalah tersebut mungkin


MASALAH DAPAT hanya sebagian dapat diubah
DIUBAH karena melihat kondisi
keluarga yang ketergantungan
o   Dengan Mudah dengan obat.
o   Hanya Sebagian 2

o   Tidak dapat 1

PONTISIAL 1 Potensial masalah dapat


MASALAH DAPAT dicegah cukup, karena
DICEGAH keluarga mengatakan bahwa
keluarga ingin sembuh dari
o   Tinggi sakit.
o   Cukup 3

o   Rendah 2

MENONJOLNYA 1 Masalah ini merupakan


MASALAH masalah berat, sehingga harus
ditangi, sehingga keluarga
o   Masalah berat, harus tidak terlalu ketergantungan
segera ditangani 2
dengan obat.
o   Ada masalah, tapi tidak
perlu segera ditangani

o   Masalah tidak dirasakan

23
0

b. Gangguan pola nafas b.d kurang mengenal masalah

KRITERIA SKOR BOBOT Pembenaran

SIFAT MASALAH 1 Sifat masalah


ini sudah
o   Tidak sehat 3 tidak sehat
o   Ancaman kesehatan 2 karena
melihat
o   Krisis atau keadaan sejahtera 1 kondisi klien.

KEMUNGKINAN MASALAH 2 Kemungkinan


DAPAT DIUBAH masalah
dapat diubah
o   Dengan Mudah hanya
2
o   Hanya Sebagian sebagian
1 karena
o   Tidak dapat masalah ini
0
sudah terlalu
berat.

PONTISIAL MASALAH 1 Potensial


DAPAT DICEGAH masalah
dapat dicegah
o   Tinggi cukup, karena
3
o   Cukup kemungkinan
2 hanya
o   Rendah tergantung
1
kondisi klin

MENONJOLNYA MASALAH 1 Masalah ini


berat dan
o   Masalah berat, harus segera 2 harus segera
ditangani ditangani,
o   Ada masalah, tapi tidak perlu karena agar
segera ditangani 1 tidak
menimbulkan
komplikasi

24
o   Masalah tidak dirasakan 0 yang lebih
berat.

c. Resiko Kesepian b.d Kurang mengetahui tugas perkembangan dewasa


pertengahan

KRITERIA SKOR BOBOT Pembenaran

SIFAT MASALAH 1 Sifat


masalah ini
o   Tidak sehat 3 merupakan
o   Ancaman kesehatan 2 krisis
karena
o   Krisis atau keadaan sejahtera 1 kelurga
masih bisa
mengatasi
masalah
tersebut.

KEMUNGKINAN MASALAH 2 Karena


DAPAT DIUBAH menurut
pengkajian
o   Dengan Mudah yang kami
2
o   Hanya Sebagian lakukan
1 keluarga
o   Tidak dapat mengatakan
0
bahwa
mungkin
memang
waktunya
“kami
hidup
berdua
lagi.”

PONTISIAL MASALAH 1 Karena


DAPAT DICEGAH tindakan
masalah
o   Tinggi yang

25
o   Cukup 3 dihadapi
keluarga
o   Rendah 2 wajar,
1 mungkin
beradaptasi
dengan
keadaan.

MENONJOLNYA MASALAH 1 Masalah ini


tidak perlu
o   Masalah berat, harus segera 2 ditangani
ditangani karena klien
o   Ada masalah, tapi tidak perlu baru
segera ditangani 1 merasakan
hal tersebut.
o   Masalah tidak dirasakan
0

B. Kebutuhan tumbuh kembang keluarga usia lanjut


1. Definisi Keluarga

Keluarga didefinisikan dalam berbagai cara. Definisi keluarga berbeda-


beda, tergantung kepada orientasi teoritis “pendefinisi” yaitu dengan
menggunakan menjelaskan yang penulis cari untuk menghubungkan keluarga.
Misal para penulis mengikuti orientasi teoritis interaksionalis keluarga,
memandang keluarga sebagai suatu karena berlangsungnya suatu interaksi
kepribadian, dengan demikian menekankan karakteristik transaksi dinamika.
Para penulis yang mendukung suatu perspektif sistem-sistem sosial terbuka
ukuran kecil yang terdiri dari seperangkat bagian yang sangat tergantung sama
lain dan dipengaruhi oleh struktur internal dan sistem-sistem yang ekstrem
(Friedman, 1998).

26
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama
dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran
masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga (Friedman, 1998)).
2. Tipe dan Bentuk Keluarga

Pembagian tipe keluarga bergantung pada konteks keilmuwan dan orang


yang mengelompokkan menurut (Murwani, 2007) tipe keluarga ada 6 yaitu :
a. Keluarga inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang hanya terdiri dari
ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari keturunan atau adopsi atau
keduanya.
b. Keluarga besar (Extented Family) adalah keluarga inti ditambah anggota
keluarga yang lain yang masih mempunyai hubungan darah (kakek,
nenek, paman, bibi).
c. Keluarga berantai (Serial Family), adalah keluarga yang terdiri dari
wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu
keluarga inti.
d. Keluarga duda/janda (Single famili), adalah keluarga yang terjadi karena
perceraian/kematian.
e. Keluarga berkomposisi (Composite Family), adalah keluarga yang
perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.
f. Keluarga kabitas (Cahabitation Family), adalah dua orang menjadi satu
tanpa pernikahan membentuk satu keluarga.
3. Peran keluarga

a. Peran formal keluarga menurut (Murwani, 2007) antara lain:


1) Peran parental dan perkawinan
Ada delapan peran dasar yang membentuk posisi sosial sebagai
suami-ayah dan istri-ibu antara lain yaitu, Peran sebagai provider
(penyedia), Peran sebagai rumah tangga, Peran perawat anak, Peran
perawatan anak, Peran rekreasi, Peran persaudaraan/kinship

27
(memelihara hubungan keluarga paternal dan maternal), Peran
terapeutik (Memenuhi kebutuhan afektif pasangan), Peran seksual.
2) Peran perkawinan
Kebutuhan bagi pasangan memelihara suatu hubungan perkawinan
yang kokoh itu sangat penting. Anak-anak terutama dapat
mempengaruhi membentuk suatu koalisi dengan anak. Memelihara
suatu hubungan perkawinan yang memuaskan merupakan salah satu
tugas perkembangan yang vital dari keluarga.
b. Peran Informal
1) Pengharmonis : Menengahi perbedaan yang terdapat di anatara para
anggota, menghibur dan menyatukan kembali perbedaan pendapat.
2) Insiator-kontributor : mengemukakan dan mengajukan ide-ide baru
atau cara-cara mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan
kelompok.
3) Pendamai : merupakan salah satu dari bagian dari konflik dan ketidak
sepakatan, pendamai menyatakan kesalahannya, atau menawarkan
penyelesaian “setengah jalan”.
4) Perawat keluarga : Orang yang terpanggil untuk merawat dan
mengasuh anggota keluarga lain yang membutuhkannya.
5) Koordinator keluarga : Mengorganisasi dan merencanakan kegiatan-
kegiatan keluarga, berfungsi mengangkat keterikatan/keakraban.
4. Tugas Perkembangan Keluarga Usia Lanjut

Tugas perkembangan keluarga usia lanjut merupakan bagian penting dalam


konsep keluarga usia lanjut. Perawat keluarga perlu memahami setiap tahap
perkembannganya yaitu menerima penurunan kemampuan dan keterbatasan,
menyesuaikan dengan masa pensiun, mengatur pola hidup yang terorganisir,
menerima kehilangan dan kematian dengan tentram (Mubarak, 2006).
a. Tugas-tugas perkembangan keluarga usia lanjut.
1) Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan

28
2) Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun
3) Mempertahankan hubungan perkawinan
4) Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan
5) Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi
Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka (diadaptasi dari caeter dan
McGoldrik (1988 ), Duval dan Miller (1985)
b. Permasalahan yang terjadi pada usia lanjut
1) Menurunya fungsi dan kekuatan fisik
2) Sumber-sumber finansial yang tidak memadai
3) Isolasi sosial
4) Kesepian
5. Konsep Lansia

1. Pengertian Lansia
Lansia adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan
biologis, fisik, kejiwaan dan sosial, perubahan ini akan memberikan pengaruh
pada seluruh aspek kehidupan, termasuk kesehatanya, oleh karena itu
kesehatan lansia perlu mendapat perhatian khusus dengan tetap dipelihara dan
ditingkatkan agar selama mungkin dapat hidup secara produktif sesuai dengan
kemampuanya sehingga dapat ikut serta berperan aktif dalam pembangunan
(Mubarak, 2006).
Aging process atau proses menua merupakan suatu proses biologis yang
tidak dapat dihindarkan, yang akan dialami oleh setiap orang. Menua adalah
suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan (graduil) kemampuan
jaringan untuk memperbaiki diri atau menggantidan mempertahankan struktur
dan fungsi secara normal, ketahanan terhadap injuri termasuk adanya infeksi
(Paris Contantinides, 1994).
Proses menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai
dewasa, misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan
saraf dan jaringan lain sehingga tubuh “mati” sedikit demi sedikit. Sebenarnya

29
tidak ada batas yang tegas, pada usia berapa penampilan seorang mulai
menurun. Pada setiap orang, fungsi fisiologis alat tubuhnya sangat berbeda,
baik dalam hal pencapaian puncak maupun aat menurunya. Namun umumnya
fungsi fisiologis tubuh mencapai puncaknya pada umur 20-30 tahun. Setelah
mencapai puncak, fungsi alat tubuh akan berada dalam kondisi tetap utuh
beberapa saat, kemudian menurun sedikit demi sedikit sesuai bertambahnya
umur.
2. Batasan-batasan lansia
Departemen Kesehatan RI membagi lansia sebagiai berikut:
a. Kelompok menjelang usia lanjut (45-54 th) sebagai masa vibrilitas
b. Kelompok usia lanjut (55-64 th) sebagai presenium
c. Kelompok usia lanjut (65 th >) sebagai senium

Menurut organisasi kesehatan Dunia lanjut usia dikelompokkan menjadi

a. Usia pertengahan (middle age), ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun.


b. Lanjut usia (elderly) : antara 60 dan 74 tahun.
c. Lanjut usia tua (old) : antara 75 dan 90 tahun.
d. Usia sangat tua (very old) : diatas 90 tahun.
3. Teori menua
Menurut Wahyudi (2008), Teori proses menua dibagi menjadi dua, yaitu
teori biologis dan teori sosiologis. Adapun teori biologis diantaranya sebagai
berikut :
a. Teori biologis
Teori genetic clock merupakan teori intrinsik yang menjelaskan bahwa
didalam tubuh terdapat jam biologis yang mengatur gen dan menentukan
proses penuaan. Teori ini menyatakan bahwa menua itu telah terprogram
secara genetik untuk spesies tertentu. Setiap spesies didalam inti selnya
memiliki suatu jam genetik atau jam biologis sendiri dan setiap

30
spesies mempunyai batas usia yang berbeda-beda yang telah diputar
menurut replikasi tertentu sehingga bila jenius ini berhenti berputar, maka
ia akan mati.
Teori mutasi somatik. Menurut teori ini, penuaan terjadi karena
adanya mutasi somatic akibat pengaruh lingkungan yang buruk. Terjadi
kesalahan dalam proses transkripsi DNA atau RNA dan dalam proses
translasi RNA protein atau enzim. Kesalahan ini terjadi terus-menerus
sehingga akhirnya akan terjadi penurunan fungsi organ atau perubahan sel
menjadi kanker atau penyakit. Setiap sel pada saatnya akan mengalami
mutasi, sebagai contoh yang khas adalah mutasi sel kelamin sehingga
terjadi penurunan kemampuan fungsional sel.
b. Teori nongenetik
Teori penurunan sistem imun tubuh merupakan mutasi yang berulang
dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan sistem imun tubuh
mengenali dirinya sendiri (self recognition). Jika mutasi yang merusak
membrane sel, akan menyebabkan sistem imun tidak mengenalinya
sehingga merusaknya. Dalam proses metabolisme tubuh, diproduksi suatu
zat khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat
tersebut sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit. Sebagai
contoh, tambahan kelenjar timus yang pada usia dewasa berinvolusi dan
sejak itu terjadi kelainan autoimun. Teori kerusakan akibat radikal bebas,
teori radikal bebas dapat terbentuk di alam bebas dan didalam tubuh
karena adanya proses metabolisme atau proses pernapasan didalam
mitokondria. Radikal bebas merupakan suatu atom ataumolekul yang
tidak stabil karena mempunyai elektron yang tidak berpasangan sehingga
sangat reaktif mengikat atom atau molekul lain yang menimbulkan
berbagai kerusakan atau perubahan dalam tubuh.
c. Teori sosiologis
Teori interaksi sosial teori ini mencoba menjelaskan mengapa lanjut
usia bertindak pada suatu situasi tertentu, yaitu atas dasar hal-hal yang

31
dihargai masyarakat. Kemampuan lanjut usia untuk terus menjalin
interaksi sosial merupakan kunci mempertahankan status sosialnya
berdasarkan kemampuannya bersosialisasi.

1) Teori aktivitas atau kegiatan


a) Ketentuan tentang semakin menurunnya jumlah kegiatan secara
langsung. Teori ini menyatakan bahwa usia lanjut yang sukses
adalah mereka yang aktif dan banyak ikut serta dalam kegiatan
sosial.
b) Lanjut usia akan merasakan kepuasan bila dapat melakukan
aktivitas dan mempertahankan aktivitas tersebut selama
mungkin.
c) Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup lanjut
usia.
d) Mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan individu
agar tetap stabil dari usia pertengahan sampai lanjut usia.
2) Teori kepribadian berlanjut
Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lanjut usia.
Teori ini merupakan gabungan teori yang disebutkan sebelumnya.
Teori ini menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada seorang
usia lanjut sangat dipengaruhi oleh tipe personalitas yang
dimilikinya. Teori ini mengemukakan adanya kesinambungan dalam
siklus kehidupan lanjut usia.
3) Teori pembebasan atau penarikan diri
Teori ini membahas putusnya pergaulan atau hubungan dengan
masyarakat dan kemunduran individu dengan individu lainnya.
Menurut teori ini seorang lanjut usia dinyatakan mengalami proses
menua yang berhasil apabila ia menarikdiri dari kegiatan terdahulu
dan dapat memusatkan diri pada persoalan pribadi dan
mempersiapkan diri menghadapi kematiannya.

32
6. Konsep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian
a. Data Umum
Nama kepala keluarga : Sudirman
Usia KK : 67 th
Alamat dan No Telp : Jl. Bougenvile no 23 padang Barat
Pekerjaan KK : Tukang becak
Pendidikan KK : SD
Komposisi Keluarga : Suami – Istri

Hub. Status Imunisasi Ket


No Nama JK dg Umur Pddk Kerja
KK BCG Polio DPT Hepatitis Cmpk

1 Ny. R P Istri 66 th SD Dagang - - - - -

b. Tipe Keluarga
Tipe keluarga Bp. S yaitu keluarga usila yang terdiri dari suami dan istri
yang sudah usia lanjut, sedangkan anak mereka satu-satunya sudah
menikah dan  memisahkan diri. Ny. R mengatakan mempunyai masalah
dengan tipe keluarga seperti ini. Yaitu merasa sepi karna hanya tinggal
berdua saja.
c. Suku Bangsa
Bp.S dan Ny.R bersuku minang (melayu dan caniago) yaitu berasal dari
solok. Keluarga Bp.S suka menkonsumsi masakan Minang yang
bersantan, pedas dan berminyak. Keluarga Bp.S jarang mengkonsumsi
sayur.

33
d. Agama
Keluarga Bp.S beragama Islam. Dalam hal beribadah tidak setiap
anggota keluarga melaksanakan ibadah secara rutin. Ny.R  rutin
melaksanakan sholat, meskipun hanya shalat sendirian di rumah.
Menurut Ny.R , Bp.S sangat jarang melaksanakan sholat. Ny.R sudah
mengingatkan Bp.S namun tetap saja meninggalkan shalatnya.
Meskipun tidak semua anggota keluarga taat beribadah, namun Ny.R
mengatakan bahwa tata cara dan norma-norma Islam dalam kehidupan
sehari-hari masih dipegang teguh oleh keluarga tersebut. Keluarga
masih mengikuti aturan, tata cara dan norma-norma Islam seperti dalam
mendidik anak-anak, cara pergaulan, dll.
e. Status sosial ekonomi
Sumber penghasilan keluarga berasal dari penghasilan Bp.S narik becak
(sekitar Rp.20.000,-per hari. Tapi dilakukan hanya 3 x seminggu) dan
hasil warung kecil-kecilan Ny.R yang dibuka di depan rumah (sekitar
Rp.25.000,- per hari). Di samping itu anak dari Bp.S  yang bekerja di
suatu showroom juga ikut membantu keuangan orang tuanya.
Penghasilan keluarga tidak tetap setiap bulan, kira-kira sekitar Rp.
800.000 – Rp. 1.000.000,- per bulan ditambah kiriman dari anaknya
sekitar Rp. 300.000,-. Kebutuhan yang dikeluarkan keluarga antara lain:
biaya makan, biaya bayar air, listrik. Rata-rata pengeluaran perbulan
Rp.900.000,-. Keluarga memiliki tabungan. Dari uraian di atas dapat
disimpulkan status sosial ekonomi keluarga Bp.S termasuk golongan
menengah.
f. Aktivitas rekreasi keluarga
Ny.R menyatakan sangat jarang pergi bersama-sama untuk mengunjungi
tempat rekreasi tertentu, namun dengan menonton TV dan mendengar
radio bisa sedikit mengusir kesepian. Tapi itu sering dilakukan sendiri,
karna Bp.S sering menghabiskan waktunya di pasar.
2. Tahap Perkembangan Keluarga

34
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Bp. S tinggal hanya berdua saja dengan Ny.R, sedangkan anak mereka
satu-satunya berusia 46 th dan sudah memisahkan diri. Maka dengan
demikian keluarga Bp.M berada pada tahap perkembangan keluarga usia
lanjut.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat.Ny.R
mengatakan bahwa suaminya mulai bekerja mulai saat subuh Pkl.06.00
WIB pagi dan pulang pkl. 21.00 WIB. Kondisi ini membuat Bp.S lebih
banyak menghabiskan waktunya untuk bekerja dari pada dirumah dan 
memperhatikan keluarga. Sehingga mereka jarang bersama. Lagi pula
Ny.R beranggapan kalau sudah tua tidak perlu berdua-dua an lagi.
c. Riwayat keluarga inti
Bp. S dan Ny.R menikah karena di jodohkan. Mereka menikah 49 th
yang lalu. Ny.R mengatakan bahwa ia merasa bahagia dan tidak pernah
merasa menyesal dengan perkawinannya.
Ny.R mengatakan bahwa ia mempunyai penyakit riwayat penyakit
keturunan , yaitu hipertensi. Dan pada saat pengkajian didapat tekanan
darah Ny.R 185/100 mmHg. Ny.R juga mengeluhkan sering kesemutan
dan mengalami reumatik. Ny R mengatakan pernah melakukan operasi
katarak. Pada saat ini Bp.S mengatakan bahwa ia tidak merasakan
keluhan apapun. Bp.S mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit
turunan.
d. Riwayat keluarga sebelumnya
Ny. R menyatakan kedua orang tuanya telah meninggal. Menurut Ny. R
keluarganya memiliki penyakit turunan yaitu penyakit hipertensi. Ayah
Ny.R meninggal karena penyakit hipertensi. Kedua orang tua Bp.S juga
telah meninggal, tidak ada anggota keluarga dan kerabat Bp.S yang
menderita penyakit turunan. Lingkungan
3. Karakteristik rumah

35
Rumah milik pribadi. Rumah terdiri dari 1 ruang tamu, 2 kamar tidur, 1
dapur sekaligus ruang makan, 1 kamar mandi, dan  1 ruangan sebagai warung.
Lantai rumah terbuat dari semen, tidak licin. Di ruang tamu terdapat 1 set
kursi dan meja tamu, lemari, dan Tv. Ventilasi hanya ada di ruang tamu dan
kamar mandi. Jendela yang ada dikamar jarang dibuka.
Sumber air keluarga berasal dari PDAM. Rumah terletak digang kecil.
Limbah rumah tangga di alirkan ke got di depan rumah. Di dalam Got banyak
terdapat endapan tanah, lumpur dan sampah-sampah, sehingga ketika hujan
sering terjadi banjir. Pekarangan rumahtidak terurus, sampah berserakan.
Saat pengkajian terlihat lantai rumah masih belum disapu. Baju-baju
bertumpuk di atas kasur yang berada di kamar, ada juga yang digantung di
dinding. Lantai kamar mandi licin. Menurut Ny. R, kamar mandi kapan perlu
saja. Tingkat keamanan dalam penggunaan fasilitas yang ada di rumah cukup
baik, misalnya tidak pernah terjadi kebakaran, tidak pernah juga terjadi
konsleting listrik.

Denah Rumah:

4
1 5
3
2

6 6

Ket : 1. Teras

36
1. Warung
2. Ruang Tamu
3. WC
4. Dapur
5. Kamar Tidur
6. Kamar Tidur

4. Karakteristik tetangga dan komunitas RW


Penduduk di lingkungan setempat umumnya bersuku Minang. Penduduk
sekitar rata-rata tinggal menetap, sebagian besar di antara mereka bekerja
sebagai wiraswasta, dan pedagang. Jalan yang terdapat di depan rumah adalah
jalan kecil. Kebiasaan masyarakat setempat antara lain; masih sering duduk
bersama sambil ngerumpi dan mencari kutu bersama. Rumah penduduk rata-
rata sederhana dan berukuran kecil. Tingkat kepadatan penduduk sedang, dan
tingkat kejahatan minim sehingga kehidupan penduduk cukup stabil. Di
lingkungan tempat tinggal keluarga terdapat pelayanan kesehatan seperti
Puskesmas yang berjarak sekitar 2 km dari rumah,bidan dan praktek dokter
sekitar 1 km dari rumah.
5. Mobilitas Geografis Keluarga
Keluarga hidup menetap dan tidak pernah pindah rumah. Keluarga Bp. S
tinggal di rumah tersebut sejak menikah dengan Ny. R selama 49 tahun,
sehingga sudah dapat beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.
6. Perkumpulan keluarga dari interaksi dengan masyarakat
Bp. S menyatakan sangat jarang berkumpul dengan masyarakat di sekitar
tempat tinggalnya. Dia lebih banyak menghabiskan waktunya dipasar.
Sedangkan Ny.R masih sering berkumpul dengan sanak keluarga dan
tetangganya. Hubungan dengan masyarakat setempat cukup baik.
7. Sistim Pendukung keluarga
Keluarga ini hanya terdiri dari Bp.S dan Ny.R saja. Kesehatan Bp.S
cukup baik, walau sesekali terkena demam dan flu ringan. Hanya Ny. M yang

37
mempunyai masalah kesehatan dengan penyakit DM. Ny.R tidak pernah
kontrol kesehatan ke dokter. Hal ini dilakukan Ny. M karena menurutnya
kondisinya saat ini tidak ada masalah,ia beranggapan ini hal yang wajar
dialami oleh lansia seperti dirinya.
Jika salah satu anggota sakit, Ny.R akan membawanya ke Puskesmas.
Dukungan dari masyarakat setempat cukup baik, terlihat dari kesadaran
masyarakat untuk mengunjungi anggota masyarakat lain yang sakit.
Hubungan antara Bp.S dan Ny.R dengan keluarga lain cukup harmonis.
Jika ada anggota keluarga yang sakit, anggota keluarga lain akan datang
mengunjungi. Keluarga mempunyai Askeskin, namun jarang digunakan.
8. Struktur keluarga
a. Pola komunikasi keluarga
Ny. R menyatakan komunikasi antara Bp.S dan Ny. R berjalan kadang
baik kadang tidak. Keluarga hanya berkumpul pada jam-jam tertentu
saja misalnya pada saat makan malam. Tapi komunikasi antara Ny.R
dan Bp.S cukup terbuka. Jika Ny.R tidak suka terhadap tindakan Bp.S,
maka ia akan langsung mengatakannya atau menegurnya. Sehari-
harinya, Bp.M dan Ny. M tidur sekamar. Terkadang sebelum tidur
mereka berbincang-bincang dan bercerita.
b. Struktur Kekuatan Keluarga :
1) Dari Segi Finansial:
Ny. R mengatakan bahwa ia membuat anggaran dana untuk
kebutuhan keluarga dan dapat mengatur  keuangan keluarga dengan
baik. Bp.S mempunyai tabungan dirumah, dan dipergunakan
apabila ada hal-hal mendesak.
2) Dari segi keputusan :
Keputusan dalam keluarga diambil oleh KK.
c. Struktur Peran
Bp.S berperan sebagai kepala keluarga yang mencari nafkah untuk
keluarga.

38
Ny. R berperan sebagai ibu rumah tangga yang mengurus kebutuhan
keluarga termasuk kebutuhan rumah tangga. Namun ia juga membantu
Bp.S mencari nafkah, yaitu dengan membuka warung kecil-kecilan
didepan rumahnya.
d. Nilai dan Norma Keluarga : Keluarga juga mematuhi peraturan-
peraturan yang berlaku di lingkungan tempat tinggal, sehingga keluarga
mempunyai hubungan yang baik dengan anggota masyarakat yang lain.
9. Fungsi Keluarga
a. Fungsi afektif
Ny.R mengatakan ia bahagia dengan keadaannya sekarang karena
meskipun hanya berdagang, ia dan suami masih mampu memenuhi
kebutuhan mereka. Bahkan juga bisa menguliahkan anak
mereka.Namun Keluarga memiliki gambaran diri yang kurang
baik,terlihat dari hubungan keluarga yang kurang akrab, karna Bp.S
sibuk dan banyak menghabiskan waktunya dipasar.
b. Fungsi sosialisasi
Orang tua membesarkan anaknya didasarkan pada nilai-nilai agama dan
budaya yang berasal dari Ny.R dan Bp.S. Dalam memberikan pola
pengasuhan terhadap anak, Ny. R memberikan nasehat kepada anaknya
agar selalu menjalani kehidupan dengan penuh kejujuran dan tanggung
jawab. Itu merupakan bekal dalam mengarungi kehidupan yang selalu ia
tanamkan kepada anaknya
c. Fungsi Perawatan Kesehatan
Bagi keluarga Bp.S, sehat adalah apabila keluarga dapat melaksanakan
seluruh aktivitas sehari-hari dengan baik tanpa ada gangguan seperti
demam, flu, dan sakit kepala. Sedangkan sakit adalah suatu keadaan di
mana seluruh kegiatan tidak dapat dilaksanakan atau seluruh aktivitas
sehari-hari tidak dapat dilakukan dengan baik.
d. Fungsi Reproduksi

39
Keluarga Bp. S mempunyai 3 orang anak, mereka mendapatkan anak
pertamanya setelah 1 tahun menikah. Namun anak pertama meninggal
dunia pada usia 1 minggu, 1 tahun kemudian lahir anak kedua, juga
meninggal dunia. 1 kemudian lahir anak ke-3. Setelah anak ke-3 klien
menggunakan alat kontrasepsi implant.
e. Fungsi Ekonomi
Keluarga mampu memenuhi kebutuhan pangan, sandang, papan,
walaupun pekerjaan Bp. S hanya sebagai tukang becak. Pendapatan
keluarga jarang sekali dibelikan ke perabotan rumah dan barang-barang
rumah tangga lainnya. Karna mereka berusaha keras untuk menmbiayai
kuliah anak satu-satunya yg mereka punya. Jika penghasilan perbulan
berlebih dari pengeluaran, biasanya Ny.R menabungkan uang tersebut.
10. Stres dan Koping Keluarga
a. Stressor jangka pendek dan jangka panjang
Stressor jangka pendek yang dialami keluarga adalah masalah
lingkungan, letak selokan/got yang berada didepan rumah sering
menimbulkan bau yang tidak sedap. Sementara stressor jangka panjang
adalah keluhan penyakit yang dialami akibat gejala penyakit DM pada
Ny. R. Ditambah dengan rasa kesepian akibat menjalani usia senja
hanya berdua saja
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi stressor
1) Stressor jangka pendek: Keluarga Bp. S hanya dapat berusaha untuk
menjaga kebersihan lingkungan
2) Stressor jangka panjang: Keluarga berusaha mengupayakan
pengobatan untuk Ny. R dengan pengobatan tradisional. Keluarga
berusaha mengunjungi anak nya setiap bulan, terkadang anak
mereka yg diajak mengunjunginya.
3) Strategi koping yang digunakan
Dalam menghadapi masalah adalah keluarga bersikap terbuka
dengan langsung melontarkan perasaan yang dialami oleh masing-

40
masing anggota keluarga. Dalam menyelesaikan masalah selalu
didiskusikan meskipun akhirnya kepala kelaurga yang mengambil
keputusan akhir.
4) Strategi adaptasi Disfungsional
Jika dalam keluarga terjadi pertengkaran, maka masing-masing
akan introspeksi diri, meskipun sebelumnya antar anggota keluarga
terjadi perang mulut, namun tidak pernah menyakiti secara fisik.
Selain itu keluarga tidak pernah mengalami berduka disfungsional,
jika salah satu anggota  keluarga atau kerabat ada yang meninggal,
keluarga tabah menerimanya
11. Harapan Keluarga
Ny. R menyatakan ia berharap anaknya bisa mencapai status ekonomi yang
lebih baik daripada kedua orang tuanya. Dan mau sering mengunjungi
mereka.
Ny. R berharap keluhan-keluhan penyakit yang di rasakannya juga bisa
segera sembuh, berharap mendapatkan pengobatan gratis yang tidak harus
melalui prosedur panjang.
12. Pemeriksaan Fisik

Aspek yang dinilai Nama klien

Bp S (67) Ny R (66)

Keadaaan umum Kondisi badan cukup bersih dan Kondisi badan kurang
rapi, bergerak bersih, kesulitan
tanpakesulitan,tanda-tanda bergerak, tanda
meringis tidak ada distress seperti
meringis (+),

BB: 60 kg, TB: 160cm


BB: 80 kg,

41
TB: 157cm

TD : 130/100 mmHg, Nadi 72


x/mnt,

TD: 185/100 mmHg,


suhu 36,7ºC, Nadi 60 x/mnt,

Tanda-tanda vital Pernafasan 22x/mnt

suhu 36,9ºC,
Warna kulit gelap, tidak ada
Pernafasan 24x/mnt
bercak-bercak, kulit kering
hangat, lesi(-), edeme(-),agak
keriput
Warna kulit gelap
Distribusi merata, tekstur
kulit, ada bercak-
halus,kering, beruban,  kulit
bercak, kulit kering
Kulit
kepala tidak ada yang
dan hangat, turgor
mengelupas, ada bagian yang
kulit buruk,
berketombe
lesi  (+), edema(+)

Tekstur halus, warnadasar kuku


Distribusi merata,
merah jambu, sianosis(-),
beruban, tekstur agak
pucat(-), kapiler refill < 3 dtk,
kasar dan kering, kulit
Rambut lesi disekitar kuku (-), kuku
kepala tidak ada yang
tidak terawat dengan baik
mengelupas,
ketombe(+)

Tekstur halus, warna


dasar kuku merah

42
jambu, lesi (+),path
Kuku jari tengah kanan
dengan p:3 mm sudah
terbentuk jaringan
sikatrik, kap.refill <3
dtk, sianosis (-), pucat
(-), kuku kurang
terawat dengan baik

43
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Friedman (1998) mendefinisikan keluarga sebagai suatu sistem sosial.


Keluarga merupakan sebuah kelompok yang terdiri dari individu-individu yang
memiliki hubungan erat satu salam alin, saling tergantung yang diorganisir dalam
satu unit tunggal dalam rangka mengcapai tujuan tertentu.
Tugas perkembangan keluarga usia lanjut merupakan bagian penting dalam
konsep keluarga usia lanjut. Perawat keluarga perlu memahami setiap tahap
perkembannganya yaitu menerima penurunan kemampuan dan keterbatasan,
menyesuaikan dengan masa pensiun, mengatur pola hidup yang terorganisir,
menerima kehilangan dan kematian dengan tentram (Mubarak, 2006).

B. Saran

Penulis mengetahui bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna sehingga penulis
mengharapkan saran atau kritik yang membangun dari pembaca sehingga
makalah ini bisa mendekati kata sempurna. Opini dari para pembaca sangat
berarti bagi kami guna evaluasi untuk menyempurnakan makalah ini.

44
DAFTAR PUSTAKA

Nurarif Amin Huda, Hardhi Kusuma (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan


Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA Nic-Noc. Jilid 2. Yogyakarta:
Mediaction.

Kementrian Kesehatan RI. (2018). Gambaran Kesehatan Lanjut Usia di Indonesia.


Jakarta: Buletin Jendela.

45

Anda mungkin juga menyukai