PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi Mata
Lapisan-lapisan retina mulai dari sisi luar ke dalam adalah sebagai berikut:
Retina mempunyai tebal 0,1 mm pada ora serrata dan 0,23 mm pada kutub
posterior. Ditengah retina posterior terdapat makula. Secara klinis makula dapat
didefinisikansebagai daerah pigmentasi kekuningan yang disebabkan oleh pigmen
luteal (xantofil) yang berdiameter 5-6 mm. Secara histologis makula merupakan
bagian retina yang lapisan ganglionnya mempunyai lebih dari satu lapis sel.
Secara klinis, makula adalah bagian yangdibatasi oleh arcade pembuluh darah
retina temporal. Di tengah makula sekitar 3,5 mmdi sebelah lateral diskus optikus
terdapat fovea yang secara klinis jelas merupakan suatucekungan yang
memberikan pantulan khusus bila dilihat dengan oftalmoskop. Fovea merupakan
zona avaskular di retina pada angiografi fluoresens. Secara histologi, fovea
ditandai dengan menipisnya lapisan inti luar dan tidak adanya lapisan-lapisan
parenkim karena akson-akson sel fotoreseptor (lapisan serat Henle) berjalan oblik
dan pergeseran secara sentrifugal lapisanretina yang lebih dekat ke permukaan
dalam retina. Foveola adalah bagian paling tengah pada fovea, disini
fotoreseptornya adalah sel kerucut dan bagian retina yang paling tipis. Semua
gambaran histologis ini memberikan diskriminasi visual yang halus. Ruang
ekstraseluler retinayang normalnya kosong potensial paling besar di makula dan
penyakit yang menyebabkanpenumpukan bahan di ekstrasel dapat menyebabkan
daerah ini menjadi tebal sekali
Retina menerima darah dari dua sumber yaitu khoriokapilaria yang berada
tepat diluarmembrana Bruch, yang mendarahi sepertiga luar retina termasuk
lapisan pleksiformis luar danlapisan inti luar, fotoreseptor, dan lapisan epitel
pigmen retina serta cabang - cabang dari arterisentralis retinae yang mendarahi
dua pertiga sebelah dalam. Fovea sepenuhnya diperdarahi olehkhoriokapilaria dan
mudah terkena kerusakan yang tak dapat diperbaiki kalau retina mengalamiablasi.
Pembuluh darah retina mempunyai lapisan endotel yang tidak berlubang yang
membentuk sawar darah retina. Lapisan endotel pembuluh khoroid dapat
ditembus. Sawar darah retinasebelah luar terletak setinggi lapisan epitel pigmen
retina.
B. Definisi
C. Klasifikasi
E. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada ablasio retina adalah pembedahan. Pada
pembedahan ablasio retinadapat dilakukan dengan cara :
Scleral Buckle
Metode ini paling banyak digunakan pada ablasio retina
rematogenosa terutama tanpadisertai komplikasi lainnya. Tujuan
skleral buckling adalah untuk melepaskan tarikan vitreous pada
robekan retina, mengubah arus cairan intraokuler, dan melekatkan
kembaliretina ke epitel pigmen retina. Prosedur meliputi lokalisasi
posisi robekan retina,menangani robekan dengan cryoprobe, dan
selanjutnya dengan skleral buckle (sabuk). Sabuk ini biasanya terbuat
dari spons silikon atau silikon padat. Ukuran dan bentuk sabuk yang
digunakan tergantung posisi lokasi dan jumlah robekan retina. Pertama
dilakukan cryoprobe atau laser untuk memperkuat perlengketan antara
retina sekitar dan epitel pigmen retina. Sabuk dijahit mengelilingi
sklera dengan jahitan tipe matras padasklera, sehingga terjadi tekanan
pada robekan retina sehingga terjadi penutupan padarobekan tersebut.
Penutupan retina ini akan menyebabkan cairan subretinal
menghilangsecara spontan dalam waktu 1-2 hari. Komplikasi dari
skleral buckling meliputi myopia,iskemia okuler anterior, diplopia,
ptosis, ulitis sel orbital, perdarahan subretina, inkarserasiretina.
Retinopeksi Pneumatik
Merupakan metode yang sering digunakan pada ablasio retina
regmatogenosa terutama jika terdapat robekan tunggal pada bagian
superior retina. Tujuan dari retinopeksi pneumatik adalah untuk
menutup kerusakan pada retina dengan gelembung gas intraokular
dalam jangka waktu yang cukup lama hingga cairan subretina
direabsorbsi. Teknik pelaksanaan prosedur ini adalah dengan
menyuntikkan gelembung gas (SF6 atauC3F8) ke dalam rongga vitreus.
Gelembung gas ini akan menutupi robekan retina dan mencegah pasase
cairan lebih lanjut melalui robekan. Jika robekan dapat ditutupi oleh
gelembung gas, cairan subretinal biasanya akan hilang dalam 1-2 hari.
Robekan retina dapat juga dilekatkan dengan kriopeksi atau laser
sebelum gelembung disuntikkan. Parasentesis ruang anterior bisanya
dibutuhkan untuk menurunkan tekanan intraokuleryang dihasilkan oleh
injeksi gas. Pasien harus mempertahankan posisi kepala tertentu selama
beberapa hari untuk meyakinkan gelembung terus menutupi robekan
retina. Untuk pasien ablasio retina dengan durasi < 14 hari yang
melibatkan makula, prosedur retinopeksi traumatic lebih baik daripada
skleral buckling. Komplikasi dari prosedur ini meliputimigrasi gas ke
subretina, migrasi gas ke ruang anterior, endoftalmitis, katarak, dan
ablasio retina rekurens dengan terbentuknya kerusakan retina yang
baru.
F. PROGNOSIS
Penatalaksanaan bedah berhasil pada 80% pasien ablasio retina. Hasil
akhir perbaikan pada penglihatan tergantung dari beberapa factor, misalnya
keterlibatan macula. Dalam keadaandi mana ablasio telah melibatkan makula,
ketajaman penglihatan jarang kembali normal. Lubang,robekan, atau tarikan baru
mungkin terjadi dan menyebabkan ablasio retina yang baru. Suatu penelitian telah
melaporkan bahkan setelah pemberian terapi preventif pada robekan retina, 5%
-9% pasien dapat mengalami robekan baru pada retina.
BAB III
PENUTUP