Waktu: 2 x 60 menit
Submateri pertemuan:
1. Refleks (fisiologis, patologis, primitive / bayi)
2. Pengkajian 12 Syaraf Kranial
3. IPPA Toraks dan Abdomen (Normal dan Patologis)
Refleks adalah jawaban terhadap suatu perangsangan. Gerakan yang timbul namanya
gerakan reflektorik. Semua gerakan reflektorik merupakan gerakan yang bangkit untuk
penyesuaian diri, baik untuk menjamin ketangkasan gerakan volunter, maupun untuk
membela diri. Bila suatu perangsangan dijawab dengan bangkitnya suatu gerakan,
menandakan bahwa daerah yang dirangsang dan otot yang bergerak secara reflektorik
terdapat suatu hubungan.
Bila dibandingkan dengan pemeriksaan-pemeriksaan lainnya, misalnya pemeriksaan
sensibilitas, maka pemeriksaan refleks kurang bergantung kepada kooperasi pasien. Ia dapat
dilakukan pada orang yang kesadarannya menurun, bayi, anak, orang yang rendah
inteligensinya dan orang yang gelisah. Dalam sehari-hari kita biasanya memeriksa 2 macam
refleks fisiologis yaitu refleks dalam dan releks superfisial.
Refleks dalam (refleks regang otot)
Refleks dalam timbul oleh regangan otot yang disebabkan oleh rangsangan, dan
sebagai jawabannya maka otot berkontraksi. Refleks dalam juga dinamai refleks
regang otot (muscle stretch reflex). Nama lain bagi refleks dalam ini ialah refleks
tendon, refleks periosteal, refleks miotatik dan reflex fisiologis.
Refleks superfisialis
Refleks ini timbul karena terangsangnya kulit atau mukosa yang mengakibatkan
berkontraksinya otot yang ada di bawahnya atau di sekitarnya. Jadi bukan karena
teregangnya otot seperti pada refleks dalam. Salah satu contohnya adalah refleks
dinding perut superfisialis (refleks abdominal).
4 Letakkanlah ibu jari pemeriksa pada tendo biseps klien lalu ketuklah
tendo tersebut palu
ILUSTRASI SEPERTI PADA GAMBAR DI BAWAH :
NO LANGKAH / KEGIATAN
PEMERIKSAAN REFLEK DINDING PERUT SUPERFISIALIS (REFLEKS
ABDOMINALIS)
1 Mintalah klien berbaring telentang dengan santai
2 Posisikan kedua lengan pasien berada di samping badan
3 Goreslah dinding perut dengan benda yang agak runcing, misalnya ujung
gagang palu refleks, kayu geretan atau kunci. Penggoresan dilakukan
dengan dari samping menuju ke garis tengah perut pada setiap segmen
(pada berbagai lapangan dinding perut)
A B
A. Goresan pada kulit dinding perut untuk
membangkitkan refleks kulit dinding perut
INTERPRETASI :
B. Refleks dinding perut superfisialis
(+) Jika terdapat kontraksi otot, dimana terlihat pusar
Refleks patologik adalah refleks-refleks yang tidak dapat dibangkitkan pada orang-
rang yang sehat, kecuali pada bayi dan anak kecil. Kebanyakan merupakan gerakan
reflektorik defendif atau postural yang pada orang dewasa yang sehat terkelola dan
ditekan oleh akifitas susunan piramidalis. Anak kecil umur antara 4 – 6 tahun masih belum
memiliki susunan piramidal yang sudah bermielinisasi penuh, sehingga aktifitas susunan
piramidalnya masih belum sepmpirna. Maka dari itu gerakan reflektorik yang dinilai
sebagai refleks patologik pada orang dewasa tidak selamanya patologik jika dijumpai pada
anak- anak kecil, tetapi pada orang dewasa refleks patologik selalu merupakan tanda lesi
UMN.
Refleks-refleks patologik itu sebagian bersifat refleks dalam dan sebagian lainnya
bersifat refleks superfisialis. Reaksi yang diperlihatkan oleh refleks patologik itu sebagian
besar adalah sama, akan tetapi mendapatkan julukan yang bermacam-macam karena cara
membangkitkannya berbeda-beda. Adapun refleks-refleks patologik yang sering diperiksa
di dalam klinik antara lain :
Jenis-jenis pemeriksaan refleks patologis
a. Refleks Hoffmann-Tromner
Cara pemeriksaan : tangan penderita dipegang pada pergelangannya dan suruh pasien
melekukan fleksi ringan jari-jarinya. Kemudian jari tengah pasien diregangkan dan dijepit
diantara jari telunjuk dan jari tengah pemeriksa. Lalu lakukan :
Hoffmann : “Goresan” pada ujung jari tengah pasien reaksi : fleksi dan adduksi ibu
jari disertai dengan fleksi telunjuk dan jari-jari lainnya.
Tromner : “Colekan” pada ujung jari pasien maka akan muncul reaksi yang sama
dengan Hoffmann
Pemeriksa menggores bagian lateral telapak kaki dengan ujung palu refleks.
Reaksi : Dorsofleksi ibu jari kaki disertai plantarfleksi dan gerakan melebar jari-jari
lainnya
1. Chaddock’s sign
2. Gordon’s sign
3. Schaeffer’s sign
4. Oppenheim’s sign
Cara : Pemeriksa memberi tekanan yang kuat dengan ibu jari dan
telunjuk pada permukaan anterior tibia kemudian digeser ke arah distal
Reaksi : sama dengan babinski’s sign
NO LANGKAH / KEGIATAN
A. PEMERIKSAAN REFLEKS HOFFMANN
1 Mintalah klien berbaring telentang atau duduk
dengan santai
2 Tangan klien kita pegang pada pergelangan dan jari- jarinya disuruh fleksi-entengkan
3 Jari tengah penderita kita jepit di antara telunjuk dan jari tengah kita.
4 Dengan ibu jari kita ”gores kuat” ujung jari tengah klien
ILUSTRASI SEPERTI PADA GAMBAR DI BAWAH:
INTERPRETASI :
Refleks positif (+), bila goresan kuat tadi mengakibatkan fleksi jari telunjuk, serta fleksi
dan aduksi ibu jari.Kadang disertai fleksi jari lainnya.
INTERPRETASI :
Refleks positif (+), bila goresan kuat tadi mengakibatkan fleksi jari telunjuk, serta fleksi
dan aduksi ibu jari.
Kadang disertai fleksi jari lainnya.
A. Cara menggores
B. Ekstensi ibu jari kaki dan pengembangan jari-jari kaki
INTERPRETASI :
Positif (+) jika didapatkan gerakan dorso fleksi ibu jari , yang dapat disertai mekarnya
jari-jari lainnya.
Refleks primitif adalah gerakan reflektorik yang bangkit secara fisiologik pada
bayi dan tidak dijumpai lagi pada anak-anak yang sudah besar. Bilamana pada orang
dewasa refleks tersebut masih dapat ditimbulkan, maka fenomena itu menandakan
kemunduran fungsi susunan saraf pusat. Adapun refleks-refleks yang menandakan proses
regresi tersebut ialah refleks menetek, snout reflex, refleks memegang (grasp refleks),
refleks glabella dan refleks palmomental.
NO LANGKAH / KEGIATAN
A. PEMERIKSAAN ‘SNOUT REFLEX’
1 Mintalah klien berbaring telentang atau duduk dengan santai
INTERPRETASI :
Refleks positif (+), bila bibir atas dan bawah menjungur atau kontraksi otot-otot di
sekitar bibir atau di bawah hidung.
INTERPRETASI :
Refleks positif (+), bila stimulasi tersebut menimbulkan gerakan bibir, rahang bawah
seolah-olah menetek.
C. PEMERIKSAAN REFLEKS MENGGENGGAM PALMAR/GRASP REFLEX
INTERPRETASI :
Refleks positif (+) jika tangan klien mengepal
D. REFLEKS GLABELLA
1 Mintalah klien berbaring telentang atau duduk dengan santai
2 Lakukan stimulasi dengan pukulan singkat pada glabella atau sekitar daerah
supraorbitalis.
Refleks positif (+), bila terdapat kontraksi singkat pada kedua otot orbikularis okuli.
Pada lesi perifer nervus fasialis, refleks ini berkurang atau negatif, sedangkan pada
sindrom Parkinson refleks ini sering meninggi. Pusat refleks ini terletak di Pons.
E. REFLEKS PALMOMENTAL
1 Mintalah klien berbaring telentang atau duduk dengan santai
2 Lakukan stimulasi dengan goresan ujung pensil atau ujung gagang palu refleks terhadap
kulit telapak tangan bagian tenar
Refleks positif (+), bila terdapat kontraksi pada muskulus mentalis dan orbikularis
oris ipsilateral.
Jika bayi dikagetkan oleh suara keras, gerakan mendadak atau seperti memeluk bila ada rangsangan,
cahaya atau posisi secara mendadak, seluruhtubuhnya bereaksi dengan gerakan kaget , yaitu gerakan
mengayunkan/merentangkan lengan dan kaki seolah ia akan meraih sesuatu dan menariknya dengan
cepat ke arah dada dengan posisi tubuh meringkuk seperti berpegangan dengan erat, mendorong kepala
ke belakang, membuka mata, dan mungkin menangis.
Terjadi pada usia 1-2 minggu dan akan menghilang ketika berusia 6 bulan
2. Reflek Rooting
Jika seseorang mengusapkan sesuatu di pipi bayi, ia akan memutar kepala ke arah benda itu dan membuka
mulutnya. Refleks ini terus berlangsung selama bayi menyusu.
3. Refleks Swallowing
Muncul ketika benda-benda yang dimasukkan kedalam mulut, seperti puting susu ibu dan bayi akan
berusaha menghisap lalu menelan. Proses menelan ini yang disebut reflek swallowing.
Bayi berkedip pada pemunculan sinar terang yang tiba – tiba atau pada pandel atau obyek kearah kornea,
harus menetapkan sepanjang hidup, jika tidak ada maka menunjukkan adanya kerusakan pada saraf
cranial.
5. Reflek Pupil
Pupil kontriksi bila sinar terang diarahkan padanya, reflek ini harus sepanjang hidup.
6. Reflek Glabela
Ketukan halus pada glabela (bagian dahi antara 2 alis mata) menyebabkan mata menutup dengan rapat
Ketika kedua tangan bayi diangkat, bayi akan berusaha mengangkat kepalanya Jika bayi baru lahir tidak
mampu untuk melakukan posisi ini atau jika reflek init erus menetap hingga lewat usia 6 bulan, bayi
dimungkinkan mengalami gangguan pada neuron motorik atas. Berdasarkan penelitian, reflek tonickneck
merupakan suatu tanda awal koordinasi mata dan kepala bayi yang akan menyiapkan bayi untuk
mencapai gerak sadar.
Pada posisi telentang, reflek ini dapat diamati dengan menggangkat tungkai bayi beberapa saat lalu
dilepaskan. Tungkai yang diangkat akan bertahan sesaat, kemudian jatuh. Reflek ini akan hilang pada usia
6 bulan
Bayi baru lahir menggenggam/merenggut jari ibu jika ibu menyentuh telapak tangannya. Genggaman
tangan ini sangat kuat hingga ia bisa menopang seluruh berat badan jika ibu mengangkatnya dengan satu
jari tergenggam dalam setiap tangannya. Gerakan refleks ini juga terdapat ditelapak kaki yang
melengkung saat di sentuh. Gerakan refleks ini hilangs etelah beberapa bulan. Ia harus belajar
menggenggam dengan sengaja.Menurun setelah 10 hari dan biasanya menghilang setelah 1 bulan.Untuk
gerakan kaki berlanjut hingga 8 bulan
Jika ibu atau seseorang menelungkupkan bayi baru lahir, iamembentuk posisi merangkak karena saat di
dalam rahim kakinya tertekuk kearah tubuhnya
Jika ibu atau seseorang menggendong bayi dengan posisi berdiri dan telapak kakinya menyentuh
permukaan yang keras, ibu/orang tersebut akan melihat refleks berjalan, yaitu gerakan kaki seperti
melangkah ke depan. Jika tulang keringnya menyentuh sesuatu, ia akan mengangkat kakinya seperti akan
melangkahi benda tersebut. Refleks berjalan ini akan hilang dan berbeda dengan gerakan berjalan normal,
yang ia kuasai beberapa bulan berikutnya.Menurun setelah 1 minggu dan akan lenyap sekitar 2 bulan
Refleks ditimbulkan pada telapak kaki, dimulai pada tumit, gores sisi lateral telapak kaki kearah atas
kemudian gerakkan jari sepanjang telapak kaki. Semua jari kai hiperekstensi dengan ibu jari dorsifleksi
dicatat sebagai tanda positif. Refleks primitif pada bayi berupa gerakan jari-jari mencengkram ketika
bagian bawah kaki diusap, indikasi syaraf berkembang dengan normal. Hilang di usia 4 bulan.
Jika bayi terkena sinar atau hembusan angin, matanya akan menutupatau dia akan mengerjapkan
matanya
Yakni refleks seperti menjerit kalau ia merasa lapar, biasanya kemudian disertai dengan tangisan
Reflek ini juga disebut reflek plantar grasp, muncul sejak lahir dan berlangsung hingga sekitar satu tahun
kelahiran. Reflek plantar ini dapat diperiksa dengan menggosokkan sesuatu di telapan kakinya, maka
jari -jarikakinya akan melekuk secara erat
Reflek ini ditunjukkan pada saat bayi diletakkan di kolam yang berisi air, ia akan mulai mengayuh dan
menendang seperti gerakan berenang.Reflek ini akan menghilang pada usia empat sampai enam bulan.
Reflek ini berfungsi untuk membantu bayi bertahan jika ia tenggelam. Meskipun bayiakan mulai
mengayuh dan menendang seperti berenang, namun meletakkan bayi di air sangat berisiko. Bayi akan
menelan banyak air pada saat itu
Bila lidah disentuh atau ditekan. bayi merespon dengan mendorongnya keluar. harus menghilang pada
usia 4 bulan
Suara keras yang tiba – tiba menyebabkan abduksi lengan dengan fleksi siku tangan tetap tergenggam
Jika bayi terlentang, kepala dipalingkan ke salah satu sisi, bahu dan batang tubuh membalik kearah
tersebut dan diikuti dengan pelvis
Sentuhan pada punggung bayi sepanjang tulang belakang menyebabkan panggul bergerak ke arah sisi
yang terstimulasi
reaksi : tangan kiri bayi akan merentang lurus keluar dan tangan kanannya akan menekuk kearah kepala
atau muka
Pada refleks ini bayi ditengkurapkan atau dipegang secara tengkurap. Lalu bagian sisi punggung tepi,
disentuh dengan jari membentuk garis dari atas ke bawah, dari dada ke perut. Gerakan refleks berupa
ayunan panggul bayi pada sisi yang sama usapan dan sentuhan tersebut.
II. Optic (Optik) Berikan pencahayaan yang Klien harus bisa membaca Klien dapat
memadai dan minta klien dengan masing-masing membaca
membaca sebelah mata dan kedua dengan masing-
dari bahan bacaan yang mata. masing sebelah
disediakan pada jarak 36 mata dan kedua
cm. mata.
III. Oculomotor Reaksi terhadap cahaya: Pupil yang disinari dan PERRLA (Pupils
Dengan menggunakan yang tidak disinari Equally
senter dan mendekat dari harus menyempit. Round and Reactive
arah samping, to Light
arahkan cahaya ke arah Reaction to
pupil. Perhatikan respons Accommodation)
dari pupil yang diterangi.
Sinari pupil lagi, dan
perhatikan respon pupil Kedua pupil sama
yang lain. bulat dan reaktif
terhadap cahaya
Reaksi terhadap Pupil mengerut saat dan akomodasi)
akomodasi: melihat objek dari dekat,
Minta klien untuk melihat membesar saat melihat
pada objek yang dekat dan objek yang, konvergen
kemudian pada objek yang ketika objek dekat
jauh. Alihkan pandangan bergerak pindah mendekati
dari objek dekat ke objek hidung.
jauh. Selanjutnya,
pindahkan objek ke arah
hidung klien.
V. Trigeminal Sementara klien melihat ke Klien harus memiliki (+) Klien dapat
atas, sentuh ringan sklera refleks kornea, menunjukan
mata lateral untuk mampu merespons refleks kornea, peka
mendapatkan refleks kedip. sensasi ringan dan sensasi terhadap
dalam serta mampu rangsangan nyeri
Untuk menguji sensasi dan membedakan
ringan, minta klien menutup membedakan panas dan
mata, dingin. panas dari dingin.
usap gumpalan kapas di
dahi klien.
VI. Abducens Pegang senter 1 kaki di Kedua mata terkoordinasi, Kedua mata
depan mata klien. bergerak serempak dengan bergerak secara
Minta klien untuk keselarasan paralel. terkoordinasi.
mengikuti gerakan
senter hanya dengan mata.
Pindahkan senter
melalui enam bidang utama
tatapan mata.
VII. Facial Minta klien untuk Klien harus dapat Klien melakukan
tersenyum, mengangkat tersenyum, membesarkan berbagai ekspresi
alis, mengerutkan kening, alis, dan wajah tanpa
dan menggelembungkan pipi kesulitan dan
memenggelembungkan pipi, dan menutup mampu
menutup mata dengan erat. mata tanpa kesulitan. Klien membedakan rasa
Minta klien untuk juga harus bisa yang bervariasi.
mengenali berbagai rasa membedakan rasa yang
yang diletakkan di ujung berbeda.
dan samping lidah.
X. Vagus Minta pasien menelan dan Klien harus dapat menelan Klien dapat
berbicara (perhatikan tanpa kesulitan dan menelan
adanya suara serak) berbicara dengan suara tanpa kesulitan dan
yang terdengar jelas. berbicara dengan
suara yang
terdengar.
XI. Accesory Minta klien untuk Klien harus dapat Klien dapat
mengangkat bahu melawan mengangkat keuda bahu mengangkat kedua
resistensi dan memutar kepala dari bahu dan memutar
dari tangan Anda dan putar kepalanya dari satu
sisi ke sisi.
kepala ke sisi berlawanan sisi ke sisi lain.
resistensi dari tangan Anda
(ulangi untuk sisi lain).
XII. Hipoglosal Minta klien untuk Klien harus bisa Klien bisa
menjulurkan lidah di garis menggerakan menggerakan
tengah dan kemudian lidah tanpa kesulitan. lidah ke berbagai
menggerakan lidahnya dari arah berbeda.
sisi ke sisi.
1. Pemeriksaan Paru
INSPEKSI
Cara Pemeriksaan Kondisi Normal Kondisi Abnormal
Periksa bentuk dan kesimetrisan Perbandingan anteroposterior terhadap diameter Barrel Chest : peningkatan ukuran perbandingan
toraks dari arah posterior dan lateral. transversal adalah, 1: 2 anteroposterior terhadap diameter transversal
Bandingkan diameter anteroposterior dengan (terjadi pada pasien dengan penyakit paru obstruktif
diameter transversal. kronik)
Thorax simetris
Thorax Asimetris
Periksa kelurusan tulang belakang untuk melihat Tulang belakang yang lurus secara vertikal, kelengkungan tulang belakang yang berlebihan
kelainan bentuk jika klien bisa berdiri. Dari (kyphosis, lordosis)
posisi lateral, amati tiga kelengkungan
normal:serviks, toraks, dan lumbal.
• Untuk klien yang memiliki keluhan Dinding dada utuh; tidak ada nyeri tekan; Terdapat benjolan, tonjolan; depresi; nyeri tekan;
pernapasan, raba semua area thorax tidak ada massa struktur yang dapat bergerak (mis., tulang rusuk)
untuk tonjolan, nyeri tekan, atau gerakan
abnormal. Hindari palpasi mendalam untuk
daerah yang nyeri, terutama jika dicurigai
ada patah pada tulang rusuk. Dalam kasus
seperti itu, palpasi dalam dapat menyebabkan
perpindahan fragmen tulang terhadap paru-
paru.
Palpasi posterior thorax untuk pergerakan
pernapasan (ekspansi thoracic). Ekspansi toraks yang penuh dan simetris Asimetris dan / atau penurunan ekspansi thorax
Tempatkan kedua telapak tangan Anda di (mis., Ketika klien menarik napas dalam-
atas dada bagian bawah dengan ibu jari dalam, ibu jari Anda harus bergerak terpisah
Anda berdekatan dengan tulang belakang dengan jarak yang sama dan pada saat yang
dan jari-jari Anda merentang ke samping. sama; biasanya ibu jari memisahkan 1,2
Minta klien untuk mengambil napas dalam- sampai 2 cm selama inspirasi mendalam)
dalam saat Anda selama inspirasi mendalam)
mengamati gerakan
tangan Anda dan
adanya
keterlambatanpada
pergerakan dada.
Raba taktil fremitus dengan cara yang sama seperti Sama seperti fremitus vokal posterior; Sama seperti fremitus posterior
untuk thorax posterior dan menggunakan urutan Fremitus biasanya menurun di atas jantung
yang ditunjukkan pada gambar. dan jaringan payudara
Jika klien memiliki payudara besar dan tidak dapat
dilakukan untuk palpasi, bagian pemeriksaan ini
biasanya dihilangkan.
Wheezing
Bunyi berirama yang berkelanjutan,
bernada tinggi, melengking.
Paling baik terdengar saat ekspirasi.
Biasanya tidak dapat diubah dengan
batuk.
INSPEKSI - PALPASI
Cara Pemeriksaan Kondisi Normal Kondisi Abnorma
Secara simultan periksa dan palpasi
prekordium untuk melihat adanya
denyut abnormal, gerakan naik
dada, dan gerakan dada seperti
bergelombang. Temukan area katup
jantung:
Temukan sudut Louis. Sudur Louis
dirasakan sebagai tonjolan pada tulang
dada.
Gerakkan ujung jari Anda ke bawah
setiap sisi sudut sampai Anda dapat
merasakan ruang interkostal kedua.
Ruang interkostal kedua kanan klien
adalah area aorta, dan ruang interkostal
kedua kiri adalah area pulmonik.
Jika berpindah secara lateral, catat jarak antara Diameter 1 hingga 2 cm (0,4 hingga 0,8 in.) Diameter lebih dari 2 cm (0,8 in.) Menunjukkan
puncak dan MCL dalam sentimeter. pembesaran jantung atau aneurisma
Tidak ada gerakan mengangkat dada atau Gerakan mengangkat dada atau gelombang pada
gerakan bergelombang pada dada dada yang menyebar dari lateral ke apex
menunjukkan pembesaran atau aktivitas berlebih
dari ventrikel kiri
Periksa dan palpasi area epigastrik di dasar sternum Pulsasi aorta Pulsasi abdomen yang terlokalisir (mis.,
untuk melihat denyut aorta abdominal Aneurisma aorta)
Batas kanan jantung : dilakukan dari arah lateral Atas : ICS II kanan linea parasternaliskanan
ke medial. agak sulit menentukan batas jantung
kanan karena letaknya agak jauh dari dinding Bawah : ICS III-IV kanan,di linea parasternaliskanan.
depan thorak.
Striae perak-putih (stretch mark) atau bekas luka Striae ungu (terkait dengan penyakit Cushing
pembedahan syndrome atau penambahan dan penurunan berat
badan yang cepat
Periksa kontur dan simetrisitas abdomen:
Amati kontur perut (garis profil dari Datar, bulat (cembung), atau skafoid (cekung) Buncit
margin tulang rusuk ke tulang
kemaluan) sambil berdiri di sisi klien
ketika klien telentang.
Minta klien untuk menarik napas Tidak ada bukti pembesaran hati atau Adanya tanda pembesaran hati atau
panjang dan menahannya. Rasional: Ini limpa limpa
membuat hati membesar atau limpa
lebih jelas.
Nilai simetrisitas kontur sambil berdiri Kontur simetris Kontur asimetris, mis., Protusi terlokalisasi di
di kaki tempat tidur. sekitar umbilikus, ligamen inguinal, atau bekas
Jika terdapat distensi, ukur lingkar luka (mungkin hernia atau tumor)
perut dengan menempatkan selotip di
sekitar perut setinggi umbilikus. Jika
lingkar perut akan diukur berulang kali,
gunakan pena penanda kulit untuk
menentukan margin atas dan bawah
dari penempatan pita untuk konsistensi
pengukuran yang akan datang.
Amati gerakan perut yang berhubungan dengan Gerakan simetris yang disebabkan oleh respirasi Gerakan terbatas karena proses nyeri atau
pernapasan, peristaltik, atau denyut aorta. penyakit
Peristaltik terlihat pada orang yang sangat kurus Peristaltik yang terlihat pada klien yang tidak
PALPASI LIEN
Lien tidak teraba Lien teraba -> Splenomegali
Lakukan perabaan pada limpa (limpa normalnya
tidak teraba) dengan posisi pasien :
Gunakan diafragma flat-disk. Bising usus terdengar Hypoactive, mis., Sangat pelan dan jarang
Rasional : Suara usus relatif bernada tinggi dan (mis., Satu kali per menit).
paling ditekankan oleh diafragma. Tekanan Suara hipoaktif menunjukkan penurunan
ringan dengan stetoskop cukup adekuat. motilitas dan biasanya dikaitkan dengan
manipulasi usus selama operasi,
peradangan, ileus paralitik, atau obstruksi
usus akhir.
Hiperaktif / meningkat, mis., Suara bernada
tinggi, keras, deras dan
sering terjadi (mis., setiap 3 detik) juga
dikenal sebagai borborygmi.
Suara hiperaktif menunjukkan peningkatan
motilitas usus dan biasanya berhubungan
Tanyakan kapan klien terakhir makan. dengan diare, penyumbatan usus dini, atau
Rasional: Segera setelah atau lama setelah penggunaan obat pencahar.
makan, bunyi usus biasanya meningkat. Bising usus tidak ada (tidak terdengar dalam
Bising usus paling keras ketika makan 3 hingga 5 menit) menunjukkan berhentinya
sudah lama terlambat. motilitas usus
Empat sampai 7 jam setelah makan, bunyi
usus mungkin terdengar terus menerus di
atas area katup ileocecal (kuadran kanan