UMKM PETERNAKAN AYAM PETELOR BERGERAK DI BIDANG EKONOMI
UMKM ini bergerak untuk memenuhi permintaan para pedagang di pasar dan warung-warung.
LATAR BELAKANG UMKM
Pada awalnya pemilik UMKM ayam petelor bekerja hanya sebagai penyalur/ pedagang telor dari tahun 2010. Karena merasa banyak keuntungan yang didapat dari menjual telor akhirnya pada tahun 2014 pemilik UMKM mencoba beternak ayam petelor di kampungnya karena letak nya sangat stategis dan memiliki peluang yang bagus untuk beternak ayam. Selain itu ia memutuskan mendirikan usaha tersebut karena di kampungnya memiliki hawa/ suhu yang dingin dan cocok untuk beternak ayam petelor. Pada saat awal pendirian pemilik hanya memiliki 1000 ekor ayam dan dikelola sendiri. Langkah awal pendirian usaha mulai dari membuat kandang, pembelian bibit ayam, hingga biaya pemeliharaan jumlahnya tidak main-main. Sehingga untuk modal awal pemilik UMKM rela menjual mobilnya untuk investasi di peternakan ayam.
KAPAN USAHA MULAI DIDIRIKAN
UMKM didirikan pada bulan Maret, tahun 2014 dan sudah memiliki surat izin usaha.
PENDIRIAN UMKM UMKM peternakan ayam petelor ini didirikan secara pribadi (suami istri).
VISI MISI USAHA
Mendirikan usaha mandiri untuk membuka lapangan kerja sendiri sehingga bisa mencukupi kebutuhan keluarga.
JUMLAH REKRUT KARYAWAN SEJAK USAHA BERDIRI HINGGA SEKARANG.
Saat UMKM didirikan pada tahun 2014, hanya dikelola oleh pemilik UMKM (suami istri) yang pada saat itu hanya memiliki 1000 ekor ayam sehingga tidak memerlukan karyawan. Namum karena jumlah ayam yang dimiliki bertambah 1000 ekor tiap 1 (satu) tahun sampai tahun 2017 berjumlah 4000 ekor hingga sekarang, sehingga diperlukan tenaga kerja 1 orang. Tenaga kerja tersebut hanya bekerja mengutip telor dan memberi pakan tiap 5 hari sekali pada saat pemilik UMKM mendistribusikan telor ayamnya. Karena yang memberi pakan ayam setiap hari itu pemiliknya sendiri. Jadi setiap bulan 1 (satu) orang tenaga kerja tersebut totalnya bekerja selama 6 (enam) hari. Sedangkan untuk membersihkan kandang (treatment) yang dilakukan 2 kali dalam sebulan memerlukan 2 orang tenaga kerja. Sehingga total tenaga kerja yang diperlukan berjumlah 3 orang.
MODAL AWAL PENDIRIAN DAN PERKEMBANGAN USAHA
Di awal berdirinya UMKM ini tahun 2014, pemilik usaha membuka UMKM nya pada lahan sendiri. Mulai dari membuat kandang untuk 1000 ekor ayamnya, sampai membeli bibit ayam sejumlah 1000 ekor. Pertama-tama untuk membuat kandang ayam dengan kapasitas 1000 ekor menghabiskan modal Rp 60.000.000,00. Sedangkan untuk membeli bibit ayam yang berumur 25 minggu yang siap bertelor sebanyak 1.000 ekor menghabiskan modal Rp 130.000.000,00. Untuk tahun-tahun berikutnya juga menghabiskan modal yang sama besar, karena tiap tahun sampai tahun 2017 pemilik UMKM menambah jumlah ayamnya. Dari perkembanganan usaha tersebut sampai sekarang jumlah ayam petelor mencapai 4.000 ekor. Dan jika dihitung total modal yang telah dikeluarkan Rp 760.000.000,00.
RATA-RATA PENDAPATAN (OMZET) DAN RATA-RATA BIAYA OPERASIONAL.
Rata-rata pendapatan dalam 1 (satu) bulan yaitu: Setiap 1000 ekor ayam menghasilkan 850 butir telor setiap hari. Jadi dalam 4000 ekor ayam menghasilkan 3.400 butir telor. Sedangkan harga telor per butir rata-rata Rp 1.250,00. Jadi dalam sehari pendapatan mencapai Rp 4.250.000,00. Dan dalam 1 (satu) bulan pendapatan kotor sebesar Rp 127.500.000,00. Rata-rata biaya operasional yaitu: Biaya pakan ayam per 1000 ekor dalam 1 (satu) hari = Rp 6.000 x 125 kilogram = Rp 750.000,00. Sedangkan untuk 4000 ekor ayam menghabiskan Rp 3.000.000,00 pakan per harinya. Jika dihitung dalam jangka waktu sebulan menjadi Rp 90.000.00,00. Perkiraan biaya vaksin ayam (berbagai varian) per 1000 ekor dalam jangka waktu 3 bulan yaitu Rp 1.000.000,00. Jadi untuk 4000 ekor ayam per 3 bulan menjadi Rp 4.000.000,00. Jika diambil perkiraan dalam waktu sebulan menjadi Rp 1.300.000,00. Biaya 1 (satu) orang tenaga kerja untuk mengutip telor dan memberi pakan (sekali dalam 5 hari) dalam 1 bulan yaitu Rp 105.000,00 x 6 hari = Rp 630.000,00. Sedangkan biaya 2 (dua) orang tenaga kerja untuk membersihkan kandang sebanyak 2 kali dalam sebulan yaitu Rp 105.000,00 x 2 orang pekerja = Rp 210.000,00. Dalam sebulan mereka bekerja 2 kali menjadi Rp 210.000,00 x 2 kali = Rp 420.000,00.
Jadi perkiraaan total biaya operasionalnya Rp 92.350.000,00 per bulan.
Perkiraan pendapatan bersih per bulan yaitu:
Pendapatan kotor – biaya operasional = Rp 127.500.000,00 – Rp 92.350.000,00 = Rp
35.150.000,00
HAMBATAN YANG DIALAMI SEJAK AWAL USAHA TEMBENTUK HINGGA
SEKARANG DI MASA PANDEMI. Pemilik UMKM mengatakan hambatan yang ditemui tidaklah terlalu banyak. Hambatan yang dialami pemilik UMKM yaitu ketika ayam petelor sakit. Ternyata hal yang menyebabkan ayam sakit yaitu vaksin ayam yang kurang tepat. Vaksin ayam dilakukan 3 (tiga) bulan sekali dan vaksin tersebut terdiri dari banyak varian. Sedangkan setiap varian vaksin harus diberikan jarak antara varian vaksin yang lain. Jika jarak vaksin terlalu cepat ataupun terlalu lambat mengakibatkan ayam menjadi sakit. Selain itu tempat penyimpanan vaksin juga harus diperhatikan kebersihannya. Pada masa pandemic ini UMKM ayam petelor ini tidak banyak terkena dampaknya karena pemilik telah memiliki pelanggan tetap yang membeli telor-telor ayamnya. Namun dimasa pandemic ini permintaan telor menurun karena tutupnya pariwisata seperti restoran,dll. Walaupun permintaannya sedikit menurun tetapi pemilik UMKM mengatakan ia tidak banyak terkena dampaknya.
STRUKTUR ORGANISASI DAN CABANG.
Tidak ada struktur organisasi karena dikelola sendiri oleh pemilik dan tidak memiliki cabang.