Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANTAR

 
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas terselesainya
makalah ini, walaupun masih jauh dari kesempurnaan. Makalah yang saya buat berisi
materi tentang Ihsan.

Makalah ini bertujuan untuk meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah Subhanahu
Wa Ta’ala.

Dalam Penulisan makalah ini saya merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua
pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan Makalah
ini.

Demikianlah sebagai pengantar kata dengan harapan semoga makalah ini dapat
diterima dan bermanfaat bagi pembaca. Amin
 

Medan,     Februari 2021


 

Penyusun

A. Pengertian Ihsan Secara Bahasa dan Istilah


Secara bahasa ihsan berarti berbuat baik. Ihsan adalah kebalikan dari Isa'ah yang
berarti berbuat buruk. Sedangkan pengertian ihsan secara istilah itu terdiri dari dua
jenis :
 Ihsan dalam Ibadah kepada Allah
 Ihsan Kepada Sesama Makhluk
Ihsan dalam ibadah kepada Allah adalah seorang hamba yang beribadah kepada Allah
seakan-akan ia melihat Allah, apabila ia tidak melihat-Nya maka sesungguhnya Allah
melihatnya.

Baca Juga : Hadits Tentang Islam, Iman, dan Ihsan

Ihsan kepada sesama makhluk adalah mendermakan dengan segala jenis kebaikan
pada siapapun makhluk (baik manusia maupun hewan) sesuai hak dan kedudukannya.

Al-Jurjani mengatakan :

‫دح‬55‫ق بالم‬55‫يء متعل‬55‫ون الش‬55‫العلم وك‬5‫ال ك‬55‫فة الكم‬55‫يء ص‬55‫ون الش‬55‫الفرح وك‬55‫ع ك‬55‫ا للطب‬55‫الحسن هو كون الشيء مالئم‬
‫كالعبادات وهو ما يكون متعلق المدح في العاجل والثواب في اآلجل‬

Kebaikan adalah terwujudnya sesuatu yang memperbaiki perangai, seperti rasa


senang, terwujudnya sifat yang sempurna, seperti ilmu, terwujudnya sesuatu yang
berkaitan dengan hal terpuji, seperti ibadah, dan apapun yang berkaitan dengan hal
terpuji baik di dunia maupun di akhirat[1]

B. Dalil-dalil Tentang Ihsan dalam Al-Quran


1. Ihsan adalah Perintah Allah
َ ‫ َواإْل ِ ْح‬ ‫إِ َّن هَّللا َ يَأْ ُم ُر بِ ْال َع ْد ِل‬
َ‫يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكرُون‬  ۚ‫ َوإِيتَا ِء ِذي ْالقُرْ بَ ٰى َويَ ْنهَ ٰى َع ِن ْالفَحْ َشا ِء َو ْال ُمن َك ِر َو ْالبَ ْغ ِي‬ ‫سا ِن‬

Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi


kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan
permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil
pelajaran.
[QS. An-Nahl : 90]
Dalam tafsir As-Sa’di disebutkan : Ihsan (berbuat kebajikan) adalah keutamaan yang
dianjurkan seperti memberikan manfaat kepada manusia dengan harta, badan, ilmu
dan segala sesuatu yang bermanfaat lainnya. Hingga berbuat baik pada hewan ternak
pun juga termasuk ihsan.[2]

2. Berbuat Baiklah Kepada Setiap Orang


ِ َّ‫وا لِلن‬55ُ‫ا ِكي ِن َوقُول‬5‫ا َم ٰى َو ْال َم َس‬55َ‫ َو ِذي ْالقُرْ بَ ٰى َو ْاليَت‬ ‫سانًا‬
‫اس‬ َ ‫إِ ْح‬ ‫ق بَنِي إِ ْس َرائِي َل اَل تَ ْعبُ ُدونَ إِاَّل هَّللا َ َوبِ ْال َوالِ َدي ِْن‬ ْ َ‫َوإِ ْذ أ‬
َ ‫خَذنَا ِميثَا‬
َ‫ْرضُون‬ ِ ‫صاَل ةَ َوآتُوا ال َّز َكاةَ ثُ َّم تَ َولَّ ْيتُ ْم إِاَّل قَلِياًل ِّمن ُك ْم َوأَنتُم ُّمع‬
َّ ‫ُح ْسنًا َوأَقِي ُموا ال‬

Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): Janganlah
kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah  kepada ibu bapa, kaum
kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang
baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak
memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu
berpaling.
[QS. Al-Baqarah : 83]

As-Sa’di menafsirkan : Yakni berbaktilah kepada kedua orang tua. Perintah ini
bersifat kebaikan secara umum, baik itu dengan ucapan maupun perbuatan. Termasuk
juga larangan berbuat buruk kepada kedua orang tua, atau tidak berbuat baik
mesikupun tidak berbuat buruk. Karena, jika berbuat baik adalah suatu kewajiban,
maka melakukan kebalikannya adalah sebuah larangan.

Kebalikan dari berbuat baik pada kedua orang tua itu ada dua (yaitu) :
 1. Berbuat buruk, yang mana ini merupakan kejahatan yang paling besar
 2. Tidak berbuat baik, tidak juga berbuat buruk, dan ini diharamkan, akan
tetapi tidak sama dengan yang pertama
Demikian pula berbuat baik kepada kerabat dengan bersilaturahmi, berbuat baik pada
anak-anak yatim, dan juga orang miskin sama wajib hukumnya. Adapun rincian
dalam berbuat baik ini tidak terbatas pada bilangan, akan tetapi sesuai dengan
ketetapan.
Kemudian, pada perintah selanjutnya Allah perintahkan untuk berbuat baik kepada
manusia secara umum, Allah berfirman (yang artinya) : “serta ucapkanlah kata-kata
yang baik kepada manusia”. Diantara ucapan yang baik adalah memerintahkan pada
kebaikan, melarang dari kemungkaran, mengajarkan ilmu, menyebarkan salam, wajah
berseri, dan lain sebagainya.

Apabila seseorang tidak mampu berbuat baik pada orang dengan hartanya maka Allah
perintahkan dengan perbuatan baik kepada setiap makhluk yang mampu ia kerjakan,
yaitu dengan ucapan yang baik. Maka dari itu ayat ini juga mengandung larangan
berkata buruk, bahkan kepada orang kafir sekalipun.[3]

3. Bersikap Baik Ketika Membayar Diat


‫هُ ِم ْن‬5َ‫فَ َم ْن ُعفِ َي ل‬  ۚ‫اأْل ُنثَ ٰى‬5ِ‫ ِد َواأْل ُنثَ ٰى ب‬5‫ ُد بِ ْال َع ْب‬5‫الحُرِّ َو ْال َع ْب‬5
ْ 5ِ‫رُّ ب‬55‫ ْال ُح‬  ۖ‫اصُ فِي ْالقَ ْتلَى‬5‫ص‬ َ ِ‫ب َعلَ ْي ُك ُم ْالق‬
َ ِ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا ُكت‬
ٌ‫ َذاب‬5‫هُ َع‬5َ‫ك فَل‬َ 5ِ‫ َد ٰ َذل‬5‫د َٰى بَ ْع‬5َ‫فَ َم ِن ا ْعت‬  ٌۗ‫يف ِّمن َّربِّ ُك ْم َو َرحْ َمة‬ ٌ ِ‫ك ت َْخف‬ َ ِ‫ ٰ َذل‬  ۗ ‫سا ٍن‬َ ‫ َوأَدَا ٌء إِلَ ْي ِه بِإ ِ ْح‬ ‫ُوف‬
ِ ‫ع بِ ْال َم ْعر‬ٌ ‫أَ ِخي ِه َش ْي ٌء فَاتِّبَا‬
‫أَلِي ٌم‬

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash berkenaan dengan
orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan
hamba, dan wanita dengan wanita. Maka barangsiapa yang mendapat suatu
pemaafan dari saudaranya, hendaklah (yang memaafkan) mengikuti dengan cara
yang baik,  dan hendaklah (yang diberi maaf) membayar (diat) kepada yang
memberi maaf dengan cara yang baik (pula). Yang demikian itu adalah suatu
keringanan dari Tuhan kamu dan suatu rahmat. Barangsiapa yang melampaui batas
sesudah itu, maka baginya siksa yang sangat pedih.
[QS. Al-Baqarah : 178]

4. Berbuat Baiklah Sebagaimana Allah Berbuat Baik Padamu


‫ا َد فِي‬5‫غ ْالفَ َس‬5 َ 5‫نَ هَّللا ُ إِلَ ْي‬5‫ا أَحْ َس‬55‫ن َك َم‬5‫ َوأَحْ ِس‬  ۖ‫ ُّد ْنيَا‬5‫ك ِمنَ ال‬
ِ 5‫ َواَل تَ ْب‬  ۖ‫ك‬ َ َ‫يب‬5‫َص‬ َ ‫ َواَل ت‬  َۖ‫ َرة‬5‫ َّدا َر اآْل ِخ‬5‫ك هَّللا ُ ال‬
ِ ‫َنس ن‬ َ ‫ا‬55َ‫َوا ْبت َِغ فِي َما آت‬
َ‫إِ َّن هَّللا َ اَل يُ ِحبُّ ْال ُم ْف ِس ِدين‬  ۖ‫ض‬
ِ ْ‫اأْل َر‬

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan)
negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan)
duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat
baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
[QS. Al-Qashash : 77]
Asy-Syaukani menafsirkan : maksud dari “dan berbuat baiklah (kepada orang lain)
sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu” adalah berbuat baiklah kepada
hamba-hamba Allah sebagaimana Allah berbuat baik padamu yakni Allah telah
memberikan nikmat dunia kepadamu.[4]

5. Rahmat Allah Dekat dengan Orang Baik


َ‫إِ َّن َرحْ َمتَ هَّللا ِ قَ ِريبٌ ِّمنَ ْال ُمحْ ِسنِين‬

Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.
[QS. Al-A’raaf : 56]

Ibnul Qayyim mengatakan : Ayat ini mengandung peringatan yang jelas bahwa
perintah berbuat baik yang dituntut oleh Allah kepada kalian dan yang kalian tuntut
dari Allah adalah rahmat-Nya, dan rahmat Allah itu dekat pada orang-orang yang
berbuat baik.

Mereka itulah orang-orang yang mengerjakan apa yang Allah perintahkan dengan
berdoa kepada-Nya dengan harapan (diterima doanya) dan rasa khawatir (tidak
diterima doanya). Dengan mengerjakan perintah itu maka Allah dekatkan apa yang
kalian tuntut dari Allah yaitu rahmat.

Rahmat yang Allah berikan tergantung seberapa besar kalian mengerjakan apa yang
Allah tuntut dari kalian yaitu berbuat baik, yang mana sebenarnya berbuat baik itu
sendiri merupakan berbuat baik kepada diri kalian sendiri, karena Allah ta’ala itu
Maha Kaya dan Maha Terpuji (tidak butuh dengan perbuatan baik kalian). Apabila
kalian berbuat baik maka sebenarnya kalian telah berbuat baik pada diri kalian
sendiri.[5]

C. Dalil-dalil Tentang Ihsan dalam As-Sunnah


1. Berbuat Baik Ketika Menyembelih
،ُ‫ ْف َرتَه‬5‫ ُد ُك ْم َش‬5‫ َّد أَ َح‬5‫ َو ْليُ ِح‬،‫ َّذب َْح‬5‫نُوا ال‬5‫ َوإِ َذا َذبَحْ تُ ْم فَأَحْ ِس‬،َ‫ة‬5َ‫ فَإ ِ َذا قَت َْلتُ ْم فَأَحْ ِسنُوا ْالقِ ْتل‬،‫َب اإْل ِ حْ َسانَ َعلَى ُك ِّل َش ْي ٍء‬َ ‫إِ َّن هللاَ َكت‬
ُ‫فَ ْلي ُِرحْ َذبِي َحتَه‬

Sesungguhnya Allah mewajibkan perbuatan baik terhadap segala sesuatu. Apabila


kalian membunuh maka bunuhlah dengan cara yang baik. Dan apabila kalian
menyembelih maka sembelihlah dengan cara yang baik. Tajamkanlah pisanmu dan
senangkanlah hewan sembelihanmu.
[HR. Muslim : 1955]

2. Keutamaan Berbuat Baik dalam Islam


ْ ‫الَ ِم لَ ْم يُ َؤ‬5‫اإل ْس‬
‫ َل فِي‬5‫ا َع ِم‬5‫ذ بِ َم‬5َ‫اخ‬ ِ ‫نَ فِي‬5‫ « َم ْن أَحْ َس‬:‫ا َل‬5َ‫ا فِي ال َجا ِهلِيَّ ِة؟ ق‬5َ‫ا َع ِم ْلن‬5‫ ُذ بِ َم‬5َ‫ أَنُؤَ اخ‬،ِ ‫و َل هَّللا‬5‫ا َر ُس‬5َ‫ ي‬:‫ ٌل‬5ُ‫ال َرج‬ َ َ‫ق‬
‫ َو َم ْن أَ َسا َء فِي ا ِإل ْسالَ ِم أُ ِخ َذ بِاألَ َّو ِل َواآل ِخ ِر‬،‫ال َجا ِهلِيَّ ِة‬

Seorang lelaki bertanya : “Wahai Rasulullah, apakah perbuatan kami selama


jahiliyyah akan dihukum?”
Rasulullah menjawab : “Barang siapa yang berbuat baik di dalam Islam maka apa
yang ia perbuat di masa jahiliyyah tidak akan dihukum, namun apabila ia berbuat
buruk di dalam Islam maka apa yang ia perbuat dari awal hingga akhir akan
dihukum.”
[HR. Bukhari : 6921]

3. Berbakti Pada Orang Tua Adalah Jihad


‫ فَفِي ِه َما فَ َجا ِه ْد‬:‫ال‬ َ ‫ أَ َح ٌّي َوالِدَا‬:‫ يَ ْستَأْ ِذنُهُ فِي ْال ِجهَا ِد فَقَا َل‬،‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬
َ َ‫ ق‬،‫ نَ َع ْم‬:‫ك؟ قَا َل‬ َ ‫َجا َء َر ُج ٌل إِلَى النَّبِ ِّي‬

Seorang lelaki datang pada Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam untuk meminta izin
mengikuti jihad. Rasulullah bertanya : “Apakah kedua orang tuamu masih hidup?”
Ia menjawab : “Iya”
Rasulullah bersabda : “Berjihadlah dengan berbakti kepada keduanya!”
[HR. Muslim : 2549]

4. Berbuat Baik pada Wanita


‫ ٍة‬5‫اح َش‬ ِ َ‫أْتِينَ بِف‬55َ‫ إِاَّل أَ ْن ي‬،َ‫ك‬5ِ‫ َر َذل‬5ْ‫ ْيئًا َغي‬5‫ونَ ِم ْنه َُّن َش‬55‫ْس تَ ْملِ ُك‬ َ ‫ لَي‬،‫ َد ُك ْم‬5‫ان ِع ْن‬ َ ‫ا ه َُّن ع‬55‫ فَإِنَّ َم‬،‫رًا‬5ْ‫أَاَل َوا ْستَوْ صُوا بِالنِّ َسا ِء خَ ي‬
ٌ ‫و‬5َ
‫ أَاَل‬، ‫ فَإ ِ ْن أَطَ ْعنَ ُك ْم فَاَل تَ ْب ُغوا َعلَ ْي ِه َّن َسبِياًل‬،‫ح‬
ٍ ‫ضرْ بًا َغي َْر ُمبَ ِّر‬َ ‫ َواضْ ِربُوه َُّن‬،‫ضا ِج ِع‬ َ ‫ فَإ ِ ْن فَ َع ْلنَ فَا ْه ُجرُوه َُّن فِي ال َم‬،‫ُمبَيِّنَ ٍة‬
‫ َواَل يَأْ َذ َّن فِي‬، َ‫ُوط ْئنَ فُ ُر َش ُك ْم َم ْن تَ ْك َرهُون‬ِ ‫ فَأ َ َّما َحقُّ ُك ْم َعلَى نِ َسائِ ُك ْم فَاَل ي‬،‫ َولِنِ َسائِ ُك ْم َعلَ ْي ُك ْم َحقًّا‬،‫إِ َّن لَ ُك ْم َعلَى نِ َسائِ ُك ْم َحقًّا‬
َ ‫ أَاَل َو َحقُّه َُّن َعلَ ْي ُك ْم أَ ْن تُحْ ِسنُوا إِلَ ْي ِه َّن فِي ِك ْس َوتِ ِه َّن َو‬، َ‫بُيُوتِ ُك ْم لِ َم ْن تَ ْك َرهُون‬
‫ط َعا ِم ِه َّن‬

Ingatlah, berbuat baiklah kalian pada para istri, karena sesungguhnya mereka
adalah tawanan kalian. Kalian tidak memiliki hak mereka lebih dari itu, kecuali
apabila mereka melakukan perbuatan keji yang nyata.
Jika mereka berbuat keji maka pisahilah tempat tidur mereka dan pukullah mereka
dengan pukulan yang tidak menyakitkan. Apabila mereka sudah taat pada kalian
maka janganlah mencari jalan untuk memberatkan mereka.
Ingatlah sesungguhnya kalian memiliki hak atas istri-istri kalian, dan istri-istri kalian
memiliki hak atas kalian.
Adapun hak kalian atas istri-istri kalian adalah mereka tidak boleh memasukkan
orang yang kalian benci pada tempat tidur kalian (selingkuh), dan tidak boleh
memberi izin tamu yang kalian benci masuk ke dalam rumah kalian.
Ingatlah, hak mereka para istri atas kalian adalah kalian berbuat baik kepada
mereka dengan memberikan pakaian dan makanan.
[HR. Tirmidzi : 1163]

5. Berbuat Baik pada Tetangga


‫ ِه‬5‫لَّى هللاُ َعلَ ْي‬5‫ص‬
َ ‫ال النَّبِ ُّي‬5 َ 5َ‫ت؟ ق‬ ُ ْ‫أ‬5‫ َوإِ َذا أَ َس‬،‫ت‬
ُ ‫ ْن‬5‫فَ لِي أَ ْن أَ ْعلَ َم إِ َذا أَحْ َس‬55‫ َك ْي‬:‫لَّ َم‬5‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َس‬َ ِ ‫ال َر ُج ٌل لِ َرسُو ِل هَّللا‬ َ َ‫ق‬
َ‫ فَقَ ْد أَ َسأْت‬، َ‫ قَ ْد أَ َسأْت‬: َ‫ َوإِ َذا َس ِم ْعتَهُ ْم يَقُولُون‬، َ‫ فَقَ ْد أَحْ َس ْنت‬، َ‫ أَ ْن قَ ْد أَحْ َس ْنت‬: َ‫ك يَقُولُون‬ َ َ‫ إِ َذا َس ِمعْتَ ِجي َران‬:‫َو َسلَّ َم‬

Seorang lelaki bertanya pada Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam :


“Bagaimana aku mengetahui bahwa aku telah berbuat baik atau berbuat buruk?”
Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam menjawab : “Apabila kalian dengar tetanggamu
mengatakan bahwa engkau telah berbuat baik, maka sesungguhnya engkau telah
berbuat baik. Namun, apabila kalian dengar tetanggamu mengatakan bahwa engkau
telah berbuat buruk, maka sesungguhnya engkau telah berbuat buruk.
[HR. Ibnu Majah : 4223]

D. Contoh Ihsan dalam Islam


Selain ihsan kepada Allah, yakni beribadah kepada Allah dan tidak berbuat
syirik, seorang muslim juga wajib berbuat baik kepada orang lain.
Allah ta’ala berfirman :
ِ 5‫رْ بَ ٰى َو ْال َج‬55ُ‫ار ِذي ْالق‬
‫ار‬ ِ 5‫ َوبِ ْال َوالِ َد ْي ِن إِحْ َسانًا َوبِ ِذي ْالقُرْ بَ ٰى َو ْاليَتَا َم ٰى َو ْال َم َسا ِكي ِن َو ْال َج‬  ۖ‫َوا ْعبُدُوا هَّللا َ َواَل تُ ْش ِر ُكوا بِ ِه َش ْيئًا‬
‫إِ َّن هَّللا َ اَل يُ ِحبُّ َمن َكانَ ُم ْختَااًل فَ ُخورًا‬  ۗ‫ت أَ ْي َمانُ ُك ْم‬ْ ‫ب َوا ْب ِن ال َّسبِي ِل َو َما َملَ َك‬ ِ ‫ب بِ ْال َجن‬ِ ‫ب َوالصَّا ِح‬ ِ ُ‫ْال ُجن‬

Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun.


Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim,
orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman
sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu.
[QS. An-Nisa’ : 36]

Berikut ini contoh-contoh penerapan ihsan dalam kehidupan sehari-hari :


1. Ihsan dalam Beribadah Kepada Allah
Ihsan dalam ibadah kepada Allah adalah “Engkau beribadah kepada-Nya seakan-
akan engkau melihatnya, apabila engkau tidak melihat-Nya maka sesungguhnya Ia
melihatmu.”.

Baca Juga : Penjelasan Hadits Tentang Ihsan

Contoh ihsan dalam hal ibadah adalah :


 Menyembah Allah semata dan tidak menyekutukan-Nya
 Mengerjakan ibadah-ibadah yang diperintahkan oleh Allah seperti shalat,
puasa, haji dan sebagainya.
 Tidak berbuat bid’ah atau mengerjakan ibadah yang tidak diperintahkan.
 Mengerjakan ibadah dengan menyempurnakan syarat dan rukun-rukunnya,
menjalankan sunnah-sunnahnya serta adab-adabnya. 
Semua contoh ini tidak akan mampu kita jalani kecuali apabila kita merasa bahwa kita
melihat Allah ta’ala, atau setidaknya merasa diawasi oleh Allah subhanahu wa
ta’ala.

2. Ihsan Kepada Kedua Orang Tua


Banyak sekali dalil-dalil dalam Al-Quran dan As-Sunnah yang mewajibkan berbuat
baik atau ihsan kepada kedua orang tua.
Al-Qurthubi mengatakan bahwa para ulama mengatakan : “Orang yang paling
berhak disyukuri, diperlakukan baik, dibakti, dan ditaati, disamping ihsan kepada
Allah dengan beribadah, taat, dan bersyukur kepadanya dengan memujinya adalah
kedua orang tua. Allah ta’ala berfirman (yang artinya) : Bersyukurlah kepada-Ku dan
kepada dua orang ibu bapakmu”

Contoh ihsan kepada kedua orang tua :


 Berbuat baik kepada keduanya
 Mematuhi perintah keduanya selama tidak melanggar aturan Allah
 Memohon kepada Allah agar dosa keduanya diampuni
 Melaksanakan amanah keduanya
 Memuliakan teman-teman keduanya
 Mencari ridha dari keduanya
3. Ihsan Kepada Kerabat
Kewajiban selanjutnya adalah berbuat baik kepada kerabat atau keluarga. Salah satu
bentuk atau contoh ihsan kepada kerabat adalah bersedekah kepada mereka,
Allah ta’ala berfirman :

‫َوآتَى ْال َما َل َعلَ ٰى ُحبِّ ِه َذ ِوي ْالقُرْ بَ ٰى‬

memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya


[QS. Al-Baqarah : 177]

Contoh berbuat baik kepada kerabat, diantaranya :


 Mengutamakan infak kepada kerabat setelah orang tua
 Menyayangi kerabat
 Bersimpati kepada kerabat
 Tidak berbuat buruk kepada mereka
 Menyambung tali silaturahmi
4. Ihsan kepada Tetangga
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :

ِ ‫َم ْن َكانَ ي ُْؤ ِمنُ بِاهللِ َو ْاليَوْ ِم اآْل ِخ ِر فَ ْليُحْ ِس ْن إِلَى َج‬
‫ار ِه‬
Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya berbuat
baik kepada tetangga
[HR. Muslim : 48]

Contoh berbuat baik kepada tetangga :


 Memperbanyak kuah sayur untuk diberikan kepada tetangga
 Tidak mengganggu tetangga baik dengan lisan maupun perbuatan
 Memberikan makan kepada tetangganya yang lapar
 Memberikan rasa aman pada tetangga
 Berbuat baik kepada tetangga meskipun orang kafir
5. Ihsan Pada Anak Yatim
Diantara contoh berbuat baik kepada anak yatim adalah :
 Menjaga hak dan harta mereka
 Mendidik mereka
 Mengajarkan etika kepada mereka
 Mengusap atau mengelus kepala mereka
 Berlemah lembut kepada mereka
6. Ihsan Kepada Orang Miskin
Diantara contoh berbuat baik kepada orang miskin adalah :
 Memberikan makanan kepada orang miskin
 Memberi pakaian kepada orang miskin
 Tidak memandang rendah orang miskin
 Tidak menghina orang miskin
 Tidak berperilaku kasar pada orang miskin
7. Ihsan Kepada Pelayan atau Pegawai
Diantara contoh dan cara berbuat ihsan kepada pelayan adalah :
 Memberikan upah sebelum keringatnya mengering (tidak menunda pemberian
upah)
 Tidak memaksa bekerja atau melayani diluar kemampuan
 Tidak memberikan beban yang tidak sanggup dikerjakan
 Menjaga kemuliaan pelayan atau pegawai
 Menjaga kehormatan pegawai
8. Ihsan dalam Bermuamalah
Allah ta’ala memerintahkan hamba-Nya untuk berbuat adil dan ihsan. Oleh karena itu
sebagai seorang hamba kita patut berbuat adil dan ihsan dalam segala hal, termasuk
bermuamalah.

Diantara contoh ihsan dalam bermuamalah ialah :


 Tidak saling menipu dalam jual beli
 Saling memudahkan dalam jual beli
 Membayar sesuai dengan harga
 Melunasi utang bila berpiutang dan tidak menundanya
 Tidak mempersulit dalam transaksi utang piutang
 Menyedekahkan bila pengutang tak sanggup membayar
 Memaafkan kesalahan orang yang meminta maaf
 Menangguhkan pada fakir yang berpiutang atau menyedekahkannya
9. Ihsan Pada Orang Yang Berbuat Buruk
Tahukah Anda? Ternyata seorang muslim juga dianjurkan untuk berbuat baik pada
orang yang berbuat buruk. Allah ta’ala berfirman :

‫ك َوبَ ْينَهُ َعدَا َوةٌ َكأَنَّهُ َولِ ٌّي َح ِمي ٌم‬


َ َ‫ا ْدفَ ْع بِالَّتِي ِه َي أَحْ َسنُ فَإ ِ َذا الَّ ِذي بَ ْين‬

Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang
antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang
sangat setia.
[QS. Fush-shilat : 34]

Contoh berbuat baik kepada orang yang berbuat buruk diantaranya :


 Memaafkan orang yang berbuat keburukan
 Meninggalkan pertengkaran
 Mendekati orang yang menjauhi
 Melupakan kesalahan orang lain
 Melupakan rasa sakit
 Bermurah hati kepada orang yang menyakiti
 Menahan amarah
 Berbuat kebalikan dari yang dilakukan oleh orang yang berbuat
buruk/Membalas dengan kebaikan
10. Ihsan Kepada Orang Lain dengan Ucapan Kebaikan
Diantara contoh ihsan dengan ucapan adalah :
 Memerintahkan kebaikan dan mencegah kemungkaran
 Mengajarkan ilmu kepada orang lain
 Membimbing menuju kebenaran pada orang yang tersesat
 Tidak merendahkan atau menghina orang lain
 Memilih kata/kalimat yang baik dalam bertutur kata
 Tidak memanggil dengan julukan yang buruk
 Tidak mencerca atau mengumpat
 Tidak mengutuk dan melaknat
 Menggunakan nada dan cara bicara yang dianggap sopan
 Tidak menyakiti dengan perkataan
11. Ihsan dalam Perdebatan
Allah ta’ala berfirman :

ُ‫َو َجا ِد ْلهُم بِالَّتِي ِه َي أَحْ َسن‬

dan bantahlah mereka dengan cara yang baik


[QS. An-Nahl : 125]

Adapun contoh dan cara ihsan dalam perdebatan adalah :


 Tidak merendahkan lawan debat
 Meninggalkan perdebatan jika terjadi pertengkaran
 Memperhatikan etika berbicara
 Menerima kebenaran yang disampaikan lawan debat apabila argumen lawan
lebih kuat
 Tidak memaksakan pendapat apabila ternyata pendapat kita lebih lemah
 Tidak berdebat untuk mencari kemenangan
12. Ihsan Kepada Hewan
Tidak hanya kepada manusia, seorang muslim juga diperintahkan untuk ihsan atau
berbuat baik kepada hewan baik hewan ternak seperti kambing, sapi kerbau maupun
peliharaan seperti kuda, keledai, dan sebagainya. Diantara contoh berbuat baik kepada
hewan adalah :
 Memberikan makanan dan minuman
 Mengobatinya apabila sakit
 Tidak membebani pekerjaan pada hewan diluar kesanggupan
 Tidak menunggangi hewan diluar kesanggupannya
 Mengistirahatkannya apabila lelah
 Tidak berbuat kasar pada hewan atau menyiksanya
 Menajamkan pisau sebelum menyembelih dan tidak menyiksanya ketika
hendak menyembelihnya

Pengertian Islam Menurut Bahasa

Pengertian Islam menurut bahasa, kata Islam berasal dari kata aslama yang berakar


dari kata salama. Kata Islam merupakan bentuk mashdar (infinitif) dari
kata aslama ini.
‫اإلسالم مصدر من أسلم يسلم إسالما‬

Ditinjau dari segi bahasanya, yang dikaitkan dengan asal katanya (etimologis), Islam
memiliki beberapa pengertian, sebagai berikut:

1. Islam berasal dari kata ‘salm’ (‫س ْلم‬


َّ ‫)ال‬ 

As-Salmu berarti damai atau kedamaian. Firman Allah SWT dalam Al-Quran:

‫س ِمي ُع ا ْل َعلِي ُم‬ ْ َ‫س ْل ِم ف‬


َّ ‫اجنَ ْح لَ َها َوت ََو َّك ْل َعلَى هَّللا ِ إِنَّهُ ُه َو ال‬ َّ ‫َوإِنْ َجنَ ُحوا لِل‬

“Dan jika mereka condong kepada perdamaian (lis salm), maka condonglah


kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. 8:61).

Kata ‘salm’ dalam ayat di atas memiliki arti damai atau perdamaian. Ini merupakan
salah satu makna dan ciri dari Islam, yaitu bahwa Islam merupakan agama yang
mengajarkan umatnya untuk cinta damai atau senantiasa memperjuangkan
perdamaian, bukan peperangan atau konflik dan kekacauan.

‫صلِ ُحوا بَ ْينَ ُه َما ۖ فَإِنْ بَ َغتْ إِ ْحدَا ُه َما َعلَى اأْل ُ ْخ َر ٰى فَقَاتِلُوا الَّتِي تَ ْب ِغي َحت َّٰى تَفِي َء‬ ْ َ ‫َوإِنْ طَائِفَتَا ِن ِمنَ ا ْل ُمؤْ ِمنِينَ ا ْقتَتَلُوا فَأ‬
ِ ‫صلِ ُحوا بَ ْينَ ُه َما بِا ْل َع ْد ِل َوأَ ْق‬
ِ ‫سطُوا ۖ إِنَّ هَّللا َ يُ ِح ُّب ا ْل ُم ْق‬
َ‫س ِطين‬ ْ َ ‫إِلَ ٰى أَ ْم ِر هَّللا ِ ۚ فَإِنْ فَا َءتْ فَأ‬
"Dan jika ada dua golongan dari orang-orang mu’min berperang maka damaikanlah
antara keduanya. Jika salah satu dari kedua golongan itu berbuat aniaya terhadap
golongan yang lain maka perangilah golongan yang berbuat aniaya itu sehingga
golongan itu kembali kepada perintah Allah; jika golongan itu telah kembali (kepada
perintah Allah), maka damaikanlah antara keduanya dengan adil dan berlaku
adillah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.”
(QS. 49 : 9).

Sebagai salah satu bukti Islam merupakan agama yang sangat menjunjung tinggi
perdamaian adalah Allah SWT melalui Al-Quran baru mengizinkan atau
memperbolehkan kaum Muslimin berperang jika mereka diperangi oleh para musuh-
musuhnya.
ْ َ‫أُ ِذنَ لِلَّ ِذينَ يُقَاتَلُونَ بِأَنَّ ُه ْم ظُلِ ُموا ۚ َوإِنَّ هَّللا َ َعلَ ٰى ن‬
 ‫ص ِر ِه ْم لَقَ ِدي ٌر‬

“Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena


sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha
Kuasa menolong mereka itu.” (QS. 22 : 39).

ْ َ‫)أ‬ 
2. Islam Berasal dari kata ‘aslama’ (‫سلَ َم‬

Aslama artinya berserah diri atau pasrah, yakni berserah diri kepada aturan Allah
SWT.

Hal ini menunjukkan bahwa seorang pemeluk Islam merupakan seseorang yang
secara ikhlas menyerahkan jiwa dan raganya hanya kepada Allah SWT.

Penyerahan diri seperti ini ditandai dengan pelaksanaan terhadap apa yang Allah
perintahkan serta menjauhi segala larangan-Nya.

  ‫سنٌ َواتَّبَ َع ِملَّةَ إِ ْب َرا ِهي َم َحنِيفًا ۗ َوات ََّخ َذ هَّللا ُ إِ ْب َرا ِهي َم َخلِياًل‬ ْ َ‫سنُ ِدينًا ِم َّمنْ أ‬
ِ ‫سلَ َم َو ْج َههُ هَّلِل ِ َو ُه َو ُم ْح‬ َ ‫َو َمنْ أَ ْح‬

“Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan
dirinya (aslama wajhahu) kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan
ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi
kesayanganNya.” (QS. 4 : 125) 

Sebagai seorang muslim, sesungguhnya kita diminta Allah untuk menyerahkan


seluruh jiwa dan raga kita hanya kepada-Nya. 

“Katakanlah: “Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah


untuk Allah, Tuhan semesta alam.” (QS. 6 : 162)

Karena sesungguhnya jika kita renungkan, bahwa seluruh makhluk Allah baik yang
ada di bumi maupun di langit, mereka semua memasrahkan dirinya kepada Allah
SWT, dengan mengikuti sunnatullah-Nya.
“Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada-
Nya-lah berserah diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka
maupun terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan.” (QS. 3 : 83)
  
3. Islam Berasal dari kata istaslama–mustaslimun 

Istaslama–mustaslimun artinya penyerahan total kepada Allah SWT. Firman Allah


SWT dalam Al-Quran:

ْ ‫بَ ْل ُه ُم ا ْليَ ْو َم ُم‬


ْ َ‫ست‬
َ‫سلِ ُمون‬

“Bahkan mereka pada hari itu menyerah diri.” (QS 37 : 26)

Makna ini sebenarnya sebagai penguat makna di atas (poin kedua). Seorang Muslim
atau pemeluk agama Islam diperintahkan untuk secara total menyerahkan seluruh jiwa
dan raga serta harta atau apa pun yang dimiliki hanya kepada Allah SWT. 

"Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara


keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya
syaitan itu musuh yang nyata bagimu.”   (QS. 2 : 208).
4. Berasal dari kata ‘saliim’ (‫سلِ ْي ٌم‬
َ ).

Salim artinya bersih dan suci.

‫يم‬
ٍ ِ‫سل‬ ٍ ‫إِاَّل َمنْ أَتَى الَّهَ بِقَ ْل‬
َ ‫ب‬

"Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih" (QS. 26 : 89).

‫يم‬
ٍ ِ‫سل‬ ٍ ‫إِ ْذ َجا َء َربَّهُ ِبقَ ْل‬
َ ‫ب‬

"(Ingatlah) ketika ia (Ibrahim) datang kepada Tuhannya dengan hati yang


suci." (QS. 37: 84)   
Hal ini menunjukkan bahwa Islam merupakan agama yang suci dan bersih, yang
mampu menjadikan para pemeluknya untuk memiliki kebersihan dan kesucian jiwa
yang dapat mengantarkannya pada kebahagiaan hakiki, baik di dunia maupun di
akhirat.

 5. Islam Berasal dari ‘salam’ (‫سالَ ٌم‬


َ )

Salam berarti selamat dan sejahtera.

ْ َ ‫سأ‬
‫ستَ ْغفِ ُر لَكَ َربِّي إِنَّهُ َكانَ ِبي َحفِيًّا‬ َ ‫قَا َل‬
َ ‫سال ٌم َعلَ ْي َك‬

"Berkata Ibrahim: 'Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu, aku akan meminta


ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia sangat baik kepadaku'."  (QS.
19 : 47).

Maknanya adalah bahwa Islam merupakan agama yang senantiasa membawa umat
manusia pada keselamatan dan kesejahteraan. Karena Islam memberikan
kesejahteraan dan juga keselamatan pada setiap insan.

Pengertian Islam menurut Al-Quran tersebut sudah cukup mengandung pesan bahwa
kaum Muslim hendaknya cinta damai, pasrah kepada ketentuan Allah SWT, bersih
dan suci dari perbuatan nista, serta dijamin selamat dunia-akhirat jika melaksanakan
risalah Islam. 

Pengertian Islam Menurut Istilah 

Menurut istilah, Islam adalah ‘ketundukan seorang hamba kepada wahyu Ilahi yang
diturunkan kepada para nabi dan rasul khususnya Muhammad SAW guna dijadikan
pedoman hidup dan juga sebagai hukum/ aturan Allah SWT yang dapat membimbing
umat manusia ke jalan yang lurus, menuju ke kebahagiaan dunia dan akhirat.’

Secara istilah juga, Islam adalah agama terakhir yang diturunkan Allah SWT kepada
Nabi Muhammad Saw sebagai Nabi dan utusan Allah (Rasulullah) terakhir untuk
umat manusia, berlaku sepanjang zaman, bersumberkan Al-Quran dan As-Sunnah
serta Ijma' Ulama.

1. Islam sebagai Wahyu Ilahi

Wahyu ialah perintah atau kata-kata Allah (‫ )كالم هللا‬yang disampaikan kepada para
rasul-Nya. Nabi Muhammad sebagai salah seorang rasul (pesuruh) Allah Ta'ala juga
menerima wahyu yang disampaikan melalui perantaraan malaikat Jibril.

)٥( ‫ش ِدي ُد ا ْلقُ َوى‬ َ ُ‫) إِنْ ُه َو إِال َو ْح ٌي ي‬٣( ‫َن ا ْل َه َوى‬
َ ُ‫) َعلَّ َمه‬٤( ‫وحى‬ ُ ‫َو َما يَ ْن ِط‬
ِ ‫قع‬

“Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al Qur’an) menurut kemauan hawa nafsunya.
Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (QS. 53 :
3-4).

Wahyu Allah kini terhimpun semuanya dalam Mushaf Al-Quran, kitab suci Umat
Islam, sebagai sumber utama ajaran agama Islam.

2. Diturunkan kepada nabi dan rasul (khususnya Rasulullah SAW)

“Katakanlah: “Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada
kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma`il, Ishaq, Ya`qub, dan anak-
anaknya, dan apa yang diberikan kepada Musa, `Isa dan para nabi dari Tuhan
mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka dan hanya
kepada-Nya-lah kami menyerahkan diri.”  (QS. 3 : 84)

3. Islam sebagai Pedoman Hidup.

َ‫س َو ُهدًى َو َر ْح َمةٌ لِقَ ْو ٍم يُوقِنُون‬ َ َ‫َه َذا ب‬


ِ ‫صائِ ُر لِلنَّا‬

“Al-Qur’an ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang
meyakini" (QS. 45 : 20).
Islam adalah jalan hidup (way of life). Al-Quran sebagai sumber utama ajaran Islam
menjadi bacaan wajib sekaligus panduan dalam menjalani kehidupan.
4. Mencakup hukum-hukum Allah dalam Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah
SAW

“Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang
diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-
hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari
sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari
hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah
menghendaki akan menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebahagian
dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang
yang fasik. Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah
yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?” (QS. 5 : 49-
50)

5. Membimbing manusia ke jalan yang lurus. 

Allah SWT berfirman (QS. 6 : 153).

َّ ‫سبِيلِ ِه َذلِ ُك ْم َو‬


َ‫صا ُك ْم بِ ِه لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّقُون‬ َ ‫سبُ َل فَتَفَ َّر‬
َ ْ‫ق بِ ُك ْم عَن‬ ُّ ‫ستَقِي ًما فَاتَّبِ ُعوهُ َوال تَتَّبِ ُعوا ال‬ ِ ‫َوأَنَّ َه َذا‬
ْ ‫ص َرا ِطي ُم‬

“Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah
dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu
mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah
kepadamu agar kamu bertakwa.”

Dalam QS Al-Fatihah, umat Islam membaca doa "Tunjukkanlah kami ke jalan yang
lurus":

ْ ‫الص َراطَ ا ْل ُم‬


‫ستَقِي َم‬ ِّ ‫ا ْه ِدنَا‬
Imam Ibnul Jauzi rahimahullah menjelaskan, ada empat perkataan ulama tentang
makna jalan lurus (shiratal mustaqim):
1. Kitabullah (Al-Quran). Ini merupakan pendapat yang diriwayatkan
oleh sahabat ‘Ali dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
2. Agama Islam. Ini merupakan pendapat Ibnu Mas’ud, Ibnu ‘Abbas,
Al Hasan, dan Abul ‘Aliyah rahimahumullah.
3. Jalan petunjuk menuju agama Allah. Ini merupakan pendapat Abu
Shalih dari sahabat Ibnu ‘Abbas dan juga pendapat Mujahid
rahimahumullah.
4. Jalan (menuju) surga. Pendapat ini juga dinukil dari Ibnu ‘Abbas r.a.
Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di rahimahullah mejelaskan : “Shiratal
mustaqim adalah jalan yang jelas dan gamblang  yang bisa mengantarkan menuju
Allah dan surga-Nya, yaitu dengan mengenal kebenaran serta mengamalkannya”
(Taisirul Kariimir Rahman).

6. Menuju kebahagiaan dunia dan akhirat 

Islam adalah agama yang membawa pemeluknya kepada kebahagiaan di dunia dan di
akhirat. Dengan amal kebaikan (amal shalih) yang dikerjakannya, sesuai dengan
syariat Islam, kaum Muslim akan menjalani kehidupan yang baik, tentram, dan di
akhirat nanti pun demikian.

َ ‫صالِ ًحا ِمنْ َذ َك ٍر أَ ْو أُ ْنثَى َو ُه َو ُمؤْ ِمنٌ فَلَنُ ْحيِيَنَّهُ َحيَاةً طَيِّبَةً َولَنَ ْج ِزيَنَّ ُه ْم أَ ْج َر ُه ْم بِأ َ ْح‬
َ‫س ِن َما َكانُوا يَ ْع َملُون‬ َ ‫َمنْ َع ِم َل‬

"Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan


dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya
kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka
dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan"   (QS. 16 : 97).

Anda mungkin juga menyukai