Nulis Masyarakat Madani
Nulis Masyarakat Madani
Masyarakat madani dapat diartikan sebagai suatu masyarakat yang beradab dalam membangun,
menjalani, dan memaknai kehidupannya.
Masyarakat madani memiliki multi makna yaitu masyarakat yang demokratis, menjunjung tinggi
etika dan moralitas, transparan, toleransi, berpotensi, aspiratif, bermotivasi, berpartisipasi,
konsisten memiliki bandingan, mampu berkoordinasi, sederhana, sinkron, integral, mengakui,
emansipasi, dan hak asasi.
Masyarakat madani adalah kelembagaan sosial yang akan melindungi warga negara dari
perwujudan kekuasaan negara yang berlebihan.
Istilah masyarakat madani untuk pertama kali dimunculkan oleh Anwar Ibrahim, mantan wakil
perdanamenteri Malaysia.
Menurut Anwar Ibrahim masyarakat madani merupakan sistem sosial yang subur berasarkan
prinsip moral yang menjamin keseimbangan antara kebebasan individu dengan
kestabilanmasyarakat.
Dawam Raharjo mendefinisikan masyarakat madani sebagai proses penciptaan peradaban yang
mengacu kepada nilai nilai kebijakan bersama.
Menurut Nur Cholis Madjid masyarakat madani merujuk ada masyarakat islam yang pernah
dibangun nabi Muhammad SAW di negeri Madinah.
Sedangkan menurut W. J. S. Poerwadarinto masyarakat madani berarti masyarakat kota akan
tetapi, masyarakat madani tidak asal masyarakat perkotaan tetapi memiliki sifat yang cocok
dengan orang kota, yaitu berperadaban.
Sedangkan menurut PBB masyarakat madani adalah masyarakat yang demokratis dan
menghargai hak-hak tanggung jawab manusia.