Anda di halaman 1dari 2

NAMA : SITI MARATUS SHOLEKHAH

NIM : 1711011037
KELAS: 6A

POLINDES
Polindes adalah salah satu bentuk partisipasi atau peran serta masyarakat dalam
menyediakan tempat pertolongan persalinan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak, yang
mana tempat dan lokasinya berada di desa. Sebagai bentuk peran serta masyarakat,
polindes seperti halnya posyandu, dikelola oleh pamong setempat, dalam hal ini kepala
desa melalul LKMD nya. Namun, berbeda dengan posyandu yang pelaksanaan
pelayanannya dilakukan oleh kader dan didukung oleh petugas puskesmas, polindes dalam
pelaksanaan pelayanannya sangat tergantung pada keberadaan bidan. Hal ini karena
pelayanan di polindes merupakan pelayanan profesi kebidanan. Kader masyarakat yang
paling terkait dengan pelayanan di polindes adalah dukun bayi. Karena itu, polindes
dimanfaatkan pula sebagai sarana untuk meningkatkan kemitraan bidan dan dukun bayi
dalam pertolongan persalinan, tempat konsultasi serta deteksi dini masalah kesehatan yang
ada di pedesaan agar dapat di tangani dengan cepat sesuai degan kondisi dan potensi
masyarakat setempat. Dalam memberikan pelayanan pertolongan persalinan di polindes,
bidan di desa diharapkan memanfaatkan untuk membina kemitraan dukun bayi dengan
bidan, selain sebagai kesempatan untuk melakukan pembinaan persalinan “3 bersih” bagi
dukun bayi. Dengan adanya polindes, tidak berarti bahwa bidan di desa hanya memberikan
pelayanan di dalam gedung polindes. Bidan masih tetap mempunyai kewajiban untuk
mengunjungi dukun yang mempunyai ibu hamil bayi berisiko yang tidak melakukan
pemeriksaan ulangan, sasaran yang belum memeriksakan diri, mendatangi dukun hayi yang
tidak pernah datang ke po1indes dan tugas-tugas luar gedung lainnya. Pemberian
pertolongan persalinan di pollides hendaknya tidak dipaksakan, baik oleh bidan maupun
oleh pamong setempat. Bila ibu ingin melahirkan di rumah, yang tempatnya memenuhi
persyaratan sebagai tempat persalinan yang bersih, maka keinginan tersebut hendaknya
dihormati dan dipenuhi.

Di Indonesia pemanfaatan polindes masih rendah, dengan demikian harus


dilakukakan upaya untuk pengembangan agar tidak terjadi kesenjangan seperti
kesenjangan informasi mengenai kesehatan ibu dan anak, serta perilaku hidup sehat pada
umumnya. Dengan adanya bidan di desa, maka masyarakat dapat sering bertemu dan
mendapat informasi yang dibutuhkan untuk menjaga diri agar tetap sehat. Kesenjangan
sosiobudaya antara petugas kesehatan dan masyarakat yang dilayaninya. Dengan
menetapnya bidan di desa, hubungan bidan dengan anggota masyarakat, tokoh
masyarakat, kader dan dukun bayi akan semakin akrab, sehingga bidan diharapkan dapat
diterima sebagai bagian dari masyarakat desa. Kesenjangan ekonomi dalam mendapatkan
pelayanan kebidanan profesional. melalui wadah LKMD. Maka diharapkan sasaran dapat
menjangkau pelayanan yang dibutuhkan. Selain itu, masyarakat yang tidak mampu
diharapkan dapat terjangkau melalui pengorganisasian dana sehat atau pengembangan
jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat (JPKM).

Anda mungkin juga menyukai