Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI II

PENETAPAN KADAR PARACETAMOL DENGAN


SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis

Disusun Oleh:
Dian Rakhmawati 4305019059
Dopy Galih Lestari 4305019060
Dyah Arisusanti 4305019061
Febri Haristiyanti 4305019062
Foni Puji Marfuah 4305019063

PROGRAM STUDI PSDKU FARMASI


FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA
2021
I. TUJUAN
Untuk memahami prinsip dasar dan melakukan penetapan kadar Parasetamol
dengan Spektrofotometer UV-Vis

II. DASAR TEORI


Spektrofotometri menyiratkan pengukuran jauhnya penyerapan energi
cahaya oleh suatu sistem kimia itu sebagai suatu fungsi dari panjang gelombang
radiasi, demikian pula pengukuran penyerapan yang menyendiri pada suatu panjang
gelombang tertentu, Keuntungan utama pemilihan metode spektrofotometri bahwa
metode ini memberikan metode sangat sederhana untuk menetapkan kuantitas zat
yang sangat kecil (Purwadi, 2007).
Prinsip dasar Spektrofotometri yaitu suatu senyawa dikenai radiasi
elektromagnetik sehingga menyerap energi dari radiasi elektromagnetik tersebut
dan terjadi interaksi antara radiasi elektromagnetik dengan materi senyawa
(atom/molekul). Dalam aspek kuantitatif, suatu berkas radiasi dikarenakan pada
larutan sampel dan sinar radiasi yang diteruskan diukur besarnya.
Syarat larutan yang dapat digunakan untuk analisis campuran dua
komponen adalah komponen-komponen dalam larutan tidak boleh saling bereaksi,
penyerapan komponen-komponen tersebut tidak sama, komponen harus menyerap
pada panjang gelombang tertentu. Cara kerja spektrofotometri secara singkat adalah
sebagai berikut: tempatkan larutan pembanding, misalnya blangko dalam sel
pertama sedangkan larutan yang akan dianalisis pada sel kedua. Kemudian pilih
fotosel yang cocok 200 nm – 650 nm (650 nm – 1100 nm) agar daerah λ yang
diperlukan dapat terliputi. Dengan ruang fotosel dalam keadaan tertutup “nol”
galvanometer dengan menggunakan tombol dark-current. Pilih yang diinginkan,
bukan fotosel dan lewatkan berkas cahaya pada blangko dan “nol” galvanometer
didapat dengan memutar tombol sensitivitas (Rohman, 2012).
Parasetamol atau asetaminofen adalah turunan apara-aminophenol memiliki
khasiat sebagai analgesik, antipiretik, dan aktivitas antiradang yang lemah.
Parasetamol merupakan metabolit henasen dengan efek antipiretik yang
ditimbulkan oleh gugus aminobenzena dengan efek analgetik parasetamol
menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sampai sedang. Efek antiinflamasi
sangat lemah. Parasetamol diabsorbsi cepat dan sempurna melalui saluran cerna.
Konsentrasi tertinggi dalam plasma dicapai dalam waktu ½ jam dan masa penuh

PRAKTIKUM KIMIA FARMASI II 2


plasma antara 1-3 jam. Dalam plasma 25% paracetamol terikat oleh plasa,
dimetabolisme oleh enzim mikrosom dihati (Sulistia, 2007).
Penetapan kadar suatu senyawa tunggal Parasetamol dengan metode
Spektrofotometri UV-Vis ini berdasarkan pada prinsip jika absorbansi suatu seri
kadar larutan baku diukur pada panjang gelombang, suhu, kondisi pelarut yang
sama, dan absorbansi masing-masing larutan diplotkan terhadap kadarnya maka
suatu garis lurus akan teramati sesuai dengan persamaan :

A = ɛ . C.d

Keterangan:
A : absorbansi
ɛ : absorptivitas molar (𝑚𝑜𝑙 −1 𝑐𝑚−1 )
C : kadar larutan (mol/L)
D : tebal kuvet (cm)
Persamaan di atas disebut dengan Hukum Beer-Lambert. Jika plot garis yang
dihasilkan merupakan suatu garis lurus maka dapat dikatakan bahwa hukum Beer-
Lambert dipenuhi pada rentang kadar yang diamati.

III. ALAT DAN BAHAN


Alat :
1. Spektrofotometri UV-Vis
2. Labu Takar 10 ml
3. Labu Takar 100 ml
4. Labu Takar 1000 ml
5. Pipet volume 2 ml; 4 ml; 6 ml; 8 ml

Bahan :
1. Paracetamol
2. Metanol p.a.

PRAKTIKUM KIMIA FARMASI II 3


IV. PROSEDUR
A. Prosedur pembuatan Larutan Baku Induk

Timbang baku Parasetamol Larutkan dengan metanol p.a


sebanyak 102 mg ad 1000 ml

B. Prosedur pembuatan Larutan Baku Kerja

Pipet larutan baku induk


masing-masing sebanyak 2 ml, Masukkan masing-masing
4 ml, 6 ml, dan 8 ml larutan kedalam labu ukur
menggunakan pipet volume

Tambahkan masing-masing
Masukkan masing-masing
labu ukur dengan metanol ad
larutan kedalam labu ukur
100 ml

Diperoleh kadar masing-masing


larutan baku kerja yaitu 2,04
ppm, 4,08 ppm, 6,12 ppm, dan
8,16 ppm

PRAKTIKUM KIMIA FARMASI II 4


C. Prosedur Penetapan kurva baku

Siapkan satu seri kadar larutan baku kerja, yaitu dengan kadar 2,04 ppm ,
4,08 ppm, 6,12 ppm, dan 8,16 ppm

Siapkan instrumen Spektrofotometer UV-Vis.

Menentukan panjang gelombang maksimumnya :


1. Mengambil larutan baku dengan kadar 6 ppm
2. Mengukur absorbansinya pada λ 200 – 800 nm.
3. Mengamati kurva absorbansinya dan mencari puncak yang merupakan λ
maks. yaitu 244 nm

Masukkan larutan blanko pelarut dalam kuvet dan letakkan pada wadah
blanko

Masukkan larutan baku kerja dalam kuvet dan letakkan pada wadah blanko.

Lakukan analisis dengan menekan tombol start, baca dan catat absorbansi
masing-masing baku kerja.

Tentukan persamaan regresi liniernya yaitu Y = bX + a

D. Prosedur Penetapan kadar Parasetamol

 Siapkan larutan sampel  Hitung kadar parasetamol


Parasetamol dengan memasukkan hasil serapan
kadar ke dalam kurva baku yang
 Siapkan instrumen telah dibuat
Spektrofotometer UV-Vis.
(mengatur Spektrofotometer UV-  Lakukan analisis, baca dan catat
Vis pada panjang gelombang
absorbansi sampel Parasetamol
maksimumnya dan yaitu 244 nm)

 Masukkan larutan blanko  Masukkan larutan sampel


pelarut dalam kuvet dan letakkan Parasetamol dalam kuvet dan
pada wadah blanko letakkan pada wadah blanko.

PRAKTIKUM KIMIA FARMASI II 5


V. HASIL
A. Perhitungan Penetapan Kurva Baku
 Kadar Larutan Baku Induk
102 mg
= 102 ppm
1L

 Kadar Larutan Baku Kerja


1. Kadar Baku Kerja I
VxK = V x K1
102 x 2 = 100 x K1
K1 = 2,04 ppm

2. Kadar Baku Kerja II


VxK = V x K2
102 x 4 = 100 x K1
K2 = 4,08 ppm

3. Kadar Baku Kerja III


VxK = V x K3
102 x 6 = 100 x K 3
K3 = 6,12 ppm

4. Kadar Baku Kerja IV


VxK = V x K4
102 x 8 = 100 x K 4
K4 = 8,16 ppm

KADAR BAKU KERJA ( x ) ABSORBANSI ( y )


I 2,04 0,1988
II 4,08 0,4086
III 6,12 0,6548
IV 8,16 0,8262

PRAKTIKUM KIMIA FARMASI II 6


KURVA BAKU
0.9
0.8
0.7
ABSORBANSI

0.6
0.5
0.4
0.3
y = 0.1043x - 0.01
0.2
0.1
R² = 0.9978
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
KADAR

Persamaan kurva baku Parasetamol :


b = 0,1043
a = - 0,01
r = 0,9978
y = bx + a
y = 0,1043 x – 0,01

B. Perhitungan Penetapan Kadar Parasetamol


Persamaan kurva baku Parasetamol yang diperoleh adalah
y = 0,1043 x – 0,01
r = 0,9978
Absorbansi (y) larutan Parasetamol :
1. Replikasi I (y1 ) = 0,5201
Kadar I (x1 ) = 5,0824 ppm
(y1 ) = b (x1 ) + a
0,5201 = 0,1043 (x1 ) – 0,01
0,1043 (x1 ) = 0,5301
(x1 ) = 5,0824 ppm

PRAKTIKUM KIMIA FARMASI II 7


2. Replikasi II (y2 ) = 0,5169
Kadar II (x2 ) = 5,0517
(y2 ) = b (x2 ) + a
0,5169 = 0,1043 (x2 ) – 0,01
0,1043 (x2 ) = 0,5269
(x2 ) = 5,0517 ppm

3. Replikasi III (y3 ) = 0,5298


Kadar III (x3 ) = 5,1754
(y3 ) = b (x3 ) + a
0,5298 = 0,1043 (x3 ) – 0,01
0,1043 (x3 ) = 0,5398
(x3 ) = 5,1754 ppm

KADAR PPM (x–x) (x–x)2

I 5,0824 - 0,02 0,0004

II 5,0517 - 0,051 0,002601

III 5,1754 0,073 0,05329

TOTAL 15,3095 0,00833

∑( X−X )2
Standart Deviasi (S D) =√ n−1

0,00833
= √ 3−1

Standart Deviasi (S D) = 0,06


Jadi, rata – rata kadar paracetamol 5,102 ppm  0,06 %

VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini yang dilakukan adalah penetapan kadar parasetamol
dengan Spektrofotometri UV-Vis. Parasetamol dianalisis kadarnya dengan
menggunakan spektrofotometer karena secara struktur diketahui bahwa
paracetamol mempunyai gugus kromofor dan gugus auksokrom yang menyebabkan
senyawa ini dapat menyerap radiasi pada daerah ultraviolet. Parasetamol
PRAKTIKUM KIMIA FARMASI II 8
mempunyai spektrum ultraviolet dalam suasana asam pada panjang gelombang 249
nm.
Praktikum kali ini dimulai dengan pembuatan larutan baku induk
parasetamol dengan menimbang secara seksama 102 mg serbuk parasetamol
kemudian dilarutan dengan methanol p.a. pada labu takar 1000 ml sehingga
diperoleh kadar larutan baku induk tersebut sebesar 102 ppm. Dari larutan baku
induk tersebut akan dibuat 4 macam larutan baku kerja dengan kosentrasi yang
berbeda-beda. Larutan baku kerja dibuat dengan mengencerkan larutan baku induk
menjadi beberapa kadar yang berseri /bertingkat. Untuk cara pembuatannya dengan
memipet larutan baku induk sebanyak 2ml, 4 ml, 6 ml, 8 ml kemudian dilarutkan
dengan methanol p.a pada labu takar 100 ml sehingga diperoleh kadar larutan baku
kerja secara berturut-turut sebesar 2,04 ppm, 4,08 ppm, 6,12 ppm, dan 8,16 ppm.
Tujuan dari pembuatan larutan baku kerja dengan kosentrasi yang berbeda-beda
dalam penetapan kadar ialah untuk menbantu dalam pembuatan kurva baku yang
nantinya dapat digunakan untuk menghitung kadar dari sampel yang sedang diuji.
Setelah dibuat larutan baku kerja dengan kosentrasi yang berbeda-beda, praktikum
kali ini dilanjutkan dengan pengoperasian alat spektrofotometer UV-vis. Prinsip
dasar spektrofotometri yaitu suatu senyawa dikenai radiasi elektromagnetik
sehingga menyerap energi dari radiasi elektromagnetik tersebut dan terjadi interaksi
antara radiasi elektromagnetik dengan materi senyawa (atom/molekul). Langkah
pertama yaitu menyalakan terlebih dahulu alat spektrofotometer Uv-Vis, lalu
dilanjutkan dengan menentukan panjang gelombang maksimum dari sampel yang
akan diuji. Pada praktikum kali ini untuk mencari panjang gelombang
maksimumnya menggunakan larutan baku dengan kadar 6 ppm yang dicari serapan
maksimumnya pada rentang 200 nm – 800 nm. Hasil dari pembacaan serapan
larutan baku 6 ppm tersebut menunjukkan bahwa kurva puncak absorbansi berada
pada panjang gelombang 244 nm.
Setelah diketahui λ maksimalnya yaitu 244 nm, maka dilanjutkan dengan
mengukur serapan (absorbansi) dari larutan baku kerja yang telah dibuat. Untuk
pengukuran serapan larutan baku kerja dilakukan dengan memasukkan larutan
blanko pelarut dalam kuvet dan letakkan dalam wadah blanko, masukkan larutan
sampel parasetamol dalam kuvet dan letakkan pada wadah blangko. Kemudian
dilakukan analisis dibaca dan dicatat absorbansi sampel parasetamol (Y I) = 0,5201,
(Y II) = 0,5169, dan (Y III) = 0,5298 kemudian menghitung kadar parasetamol

PRAKTIKUM KIMIA FARMASI II 9


dengan memasukkan hasil serapan kadar kedalam kurva baku yang telah dibuat
sehingga diperoleh kadar (X I) = 5,0824 ppm, (X II) = 5,0517 ppm, dan (X III) =
5,1754 ppm dan diperoleh Standart Deviasi (S D)= 0,06. Jadi, rata – rata kadar
paracetamol 5,102 ppm  0,06 %

VII. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum penetapan kadar paracetamol yang dilakukan menggunakan
spektrofotometri UV-vis, maka kadar paracetamol yang diperoleh adalah 5,102
ppm.

VIII. DAFTAR PUSTAKA


 Purwadi, A., 2007, Kimia, PT. Grasindo: Jakarta.
 Rohman, A., 2012, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar : Yogyakarta.
 Sulistia, Gunawan, 2007, Farmakologi dan Terapi, UI Press, Jakarta.

PRAKTIKUM KIMIA FARMASI II 10

Anda mungkin juga menyukai