Anda di halaman 1dari 4

PISIKOLOGI WANITA SEBAGAI IBU

Wanita sebagai Ibu


Ibu adalah orang tua perempuan seorang anak, baik melalui hubungan biologis
maupun sosial. Umumnya, Ibu memiliki peranan yang sangat penting dalam
membesarkan anak, dan panggilan Ibu dapat diberikan untuk perempuan yang bukan
orang tua kandung (biologis) dari seseorang yang mengisi peranan ini. Contohnya
adalah pada orang tua angkat (karena adopsi) atau Ibu tiri (istri Ayah biologis anak).
Dapat kita simpulkan bahwa Ibu adalah perempuan dewasa yang lebih menonjol pada
sifatnya sebagai yang mulia, dihormati, membimbing, mengasuh atau dapat dikatakan
sebagai guru, penuntun yang penuh kasih sayang dan perawat walaupun tidak semata-
mata dibatasi oleh hubungan biologis. Sering dikatakan bahwa Ibu adalah jantung dari
keluarga. Jantung dalam tubuh merupakan alat yang sangat penting, penting bagi
kehidupan seseorang. Apabila jantung berhenti berdenyut, maka orang tersebut tidak
dapat melangsungkan hidupnya. Dari perumpamaan ini dapat disimpulkan bahwa
kedudukan seorang Ibu sebagai tokoh sentral sangat penting untuk melaksanakan
kehidupan. Pentingnya seorang Ibu terutama terlihat sejak kelahiran anaknya, dia
harus memberikan susu agar anak itu bisa melangsungkan hidupnya. Mula-mula Ibu
menjadi pusat logistik, memenuhi kebutuhan fisik, fisiologis, agar ia dapat
meneruskan hidupnya. Baru sesudahnya terlihat bahwa Ibu juga harus memenuhi
kebutuhn-kebutuhan lainnya, kebutuhan sosial, kebutuhan psikis, yang bila tidak
dipenuhi bisa mengakibatkan suasana keluarga menjadi tidak optimal. Sebagai dasar
suasana keluarga, Ibu perlu menyadari perannya umtuk memenuhi kebutuhan anak.

A. TAHAPAN PISIKOSOSIAL DALAM PENCAPAIAN PERAN IBU


Meurut teori Reva Rubin 4 tahapan psikososial dalam pencapaian peran ibu adalah:
1. Anticipatory stage
Tahap ini ibu-ibu melakukan latihan peran dan memerlukan interaksi dengan
anak yang lain.
2. Honeymoon stage
Ibu mulai memahami sepenuhnya peran dasarnya. Pada tahap ini, ibu
memerlukan bantuan anggota keluarga yang lain.
3. Plateu stage
Ibu akan mencoba dengan sepenuhnya apakah ia telah mampu menjadi ibu.
Tahap ini membutuhkan waktu beberapa minggu dan ibu akan melanjutkan
sendiri.
4. Disngagement
Merupakan tahap penyelesaian dimana latihan peran dihentikan. Pada tahapan
ini peran sebagai orang tua sudah jelas.

B. FUNGSI KE-IBUAN
Menjadi Ibu yang diidolakan anak, memerlukan proses berkesinambungan yang
dilandasi oleh kemauan serta kasih sayang yang besar. Oleh karena itu, peranan Ibu
terhadap anak-anaknya di rumah sebagai pendidik dan pengayom pertama sebelum
masuk pendidikan formal, yang sangat berarti dalam perkembangan dan pertumbuhan
segala potensi anak. Seorang Ibu yang mampu memberikan pendidikan awal (basic
education) yang benar yaitu pendidikan moral (moral education) dan pendidikan
pengembangan potensi pikir dan kreativitas sejak dalam lingkungan keluarganya,
maka anak tersebut akan cepat menyesuaikan kondisi di luar lingkungan keluarganya
dan mampu melakukan penajaman dan pencerahan pemikiran secara cepat. Terlebih
seorang anak yang dibekali pendidikan moral (akhlak) sejak kecil oleh orang tuanya.
Terutama Ibu yang memiliki waktu bersama anaknya tersebut tidak cepat terpengaruh
dan terjerumus dalam pergaulan bebas yang kontroversial dengan norma-norma yang
telah ada maupun ajaran agama. Anak akan selalu teringat dengan pesan-pesan moral
yang baik sepanjang hidupnya. Bobroknya moral yang dialami oleh seorang anak
karena krisis moral, tidak mampu melakukan penyaringan budaya yang tidak
membangun. Banyak anak yang kita temukan secara materi tercukupi tetapi kurang
kasih sayang dan pendidikan moral. Sehingga batin mereka kosong, dengan
mudahnya akan terisi dengan ajakan pergaulan bebas, pecandu narkotika dan putus
sekolah karena tak ada lagi gairah belajar. Seorang Ibu bukan hanya mampu
memotivasi diri untuk hidup sukses dan bahagia, bahkan ia juga mampu memotivasi
putra-putrinya agar kelak menjadi manusia yang berguna bagi dirinya sendiri,
keluarga, masyarakat, dan bangsanya.

C. RELASI IBU DAN ANAK


Ke-Ibuan itu bersangkut dengan relasi Ibu dengan anaknya, sebagai kesatuan
fisiologis, psikis, dan sosial. Relasi tersebut dimulai sejak si janin ada dalam
kandungan Ibunya, dan dilanjutkan dengan proses-proses fisiologis berupa masa
hamil, kelahiran, periode menyusui, dan memelihara bayi . Semua fungsi fisiologis
tersebut senantiasa dibarengi dengan komponen-komponen fisiologis. Namun secara
individual menujukkan adanya perbedaan, karena sifat-sifat kepribadian setiap
individu wanita berbeda. Cinta-kasih Ibu ini sering disamakan dengan perasaan
dedikasi (kebaktian, membaktikan diri) pada anaknya dan pengorbanan sebesar-
besarnya. Pada tipe wanita yang barsifat sangat narsistis, intensitas kasih-sayangnya
terhadap anak-anaknya menjadi semakin berkurang dengan semakin besar serta makin
dewasanya anak-anaknya, dan tidak banyak memerlukan lagi pertolongan serta
rawatan Ibunya. Dalam hubungan antara ibu dan anak terdapat sejumlah aspek
penting relasi antara ibu dan anak. Adapun aspek-aspek tersebut anatara lain:

D. MASALAH PISIOLOGIS YANG SERING TERJADI PADA IBU


1. IBU TIRI
Terdapat sejumlah faktor ,mengapa seseorang memilih menjadi seorang ibu tiri.
Dalam benak ,saat mendengar kata ibu tiri maka yang tebayang adalah sosok jahat
dan kejam. Tidak semua ibu tiri bersikap demikian .bahkan ,tak sedikit keluarga yang
memiliki keluraga tiri.
Ibu Tiri Salah satu sebab, anak-anak itu menjadi piatu yaitu karena ditinggal pergi
oleh Ibunya atau Ibunya meninggal dunia. Kemudian, kedudukan Ibu yang
melahirkan anak tersebut ditempati oleh wanita lain seiring pernikahan Ayahnya.
Secara otomatis wanita pengganti, memiliki otoritas penuh dalam menjalankan semua
hak dan kewajibannya sebagaimana Ibu kandung si anak selama hidup bersama.
Wanita pengganti tadi menjadi istri baru Ayahnya atau hidup berdiam-bersama
dengan Ayah dari anak tersebut. Pada masa ini, ada beracam-macam cerita dan
legenda tentang Ibu tiri yang ganas, jahat kita jumpai pada hampir setiap bangsa di
dunia. Kriteria-kriteria itu memberikan gambaran tentang penderitaan dan
kesengsaraan yang harus dialami oleh anak tiri, serta penampilan kekejaman Ibu tiri
dalam menyiksa dan menyakiti anak tirinya. Telah dipahami, bahwa sikap wanita
terhadap anak-anaknya hingga pada usia remaja sengat besar mempengaruhi
perkembangan emosi dan fantasi anak terhadap pengasuhnya. Ibu tiri bukan satu
fenomena yang terisolasi atau berdiri sendiri akan tetapi gejala Ibu tiri itu hendaknya
dipahami secara psikologis dalam relasinya dengan lingkungan dan keluarganya;
yaitu dengan Ayah, nenek-kakek, Ibu, atau Ibunya yang sudah meninggal, kakak-
kakak, adik dan lain sebagainya.

2. IBU ANGKAT
ibu angkat adalah seorang wanita yang mengadopsi anak (mengambil anak) baik
satu atau lebih dikenal atau tidak orang tua anak tersebut karena didasari oleh
keinginan memiliki anak. Secara umum keinginan seorang wanita untuk menjadi
Ibu (Ibu angkat). Orang tua yang mengangkat harus benar-benar mempersiapkan
mental anak agar mampu menerima kenyataan bahwa sebenarnya mereka bukan
orang tua kandung dari si anak. Sangat sulit bagi orang tua mengungkapkan
kenyataan kepada anak yang diadposinya bahwa dia adalah anak angkat dan
merasa cemas ataupun takut apalagi bila kenyataan itu didengar dari orang lain
bahwa anak tersebut adalah anak angkatnya. Jika anak sudah mengetahui bahwa
ibunya adalah ibu angkat masalah psikologis ibu angkat yatu sering tidak
seberpendapatnya dengan anak karena faktor perbedaan latar belakang.

3. IBU SEBAGAI ORANG TUA TUNGGAL


Menurut Kartini Kartono (1992:85) wanita sebagai orang tua tunggal atau bisa disebut
wanita janda adalah seorang wanita yang mempunyai anak dan memutuskan untuk tidak
menikah kembali setelah ditinggal pasangannya. Wanita yang menjadi kepala keluarga dan
orang tua tunggal memiliki tanggung jawab yang lebih besar dibandingkan dengan struktur
keluarga yang lengkap. Wanita orang tua tunggal akan memiliki peran ganda untuk
merawat, memelihara dan mendidik anak sekaligus mencari penghasilan untuk mencukupi
kebutuhan keluarga. Perubahan peran dari istri menjadi janda serta memiliki peran ganda
tidaklah mudah, karena semua peran keluarga yang dulunya ditangani dua orang kini
dibebankan pada satu orang saja. Tanggung jawab penuh atas keluarga dibebankan pada
ibu sehingga perannya dalam keluarga berubah menjadi kepala keluarga. Permasalahan
psikologis ibu sebagai orang tua tunggal:
a. Stres
Beban emosional yang datang silih berganti karena harus mengurus anak
sendiri bisa membuat ibu tunggal stres dan cenderung tidak semangat
dalam menjalani hari-hari.
b. Depresi
Stres yang terakumulasi dapat menjadi depresi. Dari sudut pandang medis,
depresi diartikan sebagai kelainan suasana hati tingkat lanjut yang
menyebabkan perasaan sedih dan kehilangan minat terus-menerus. Depresi
yang dibiarkan terus-menerus dapat mencetuskan masalah emosional,
perilaku dan kesehatan yang memengaruhi aspek kehidupan secara
menyeluruh.
c. Serangan Panik
Serangan panik atau panic attack adalah munculnya rasa takut secara
mendadak tanpa alasan yang jelas. Single mom rentan mengalami kondisi
ini kapan saja, bahkan ketika sedang terlelap dalam tidur.
d. Bipolar
Bipolar adalah gangguan mental yang membuat penderitanya mengalami
perubahan suasana hati secara ekstrem. Ibu tunggal yang terkena kondisi ini
bisa mengalami dua kondisi sekaligus, yaitu kesedihan mendalam atau
kesenangan tak terhingga, dalam jeda waktu yang sangat singkat.

4. IBU DENGAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS


Model dari stress dan coping yaitu menurut Lazaru dan Folkam, dalam keluarga
mengatakan orang tua yang mempunyai anak cacat menunjukkan berbagai masalah
psikososial termasuk depresi berawal dari stress, kecemasan, dan perilaku marah
karena menghadapi berbagai kesulitan yang parah dalam merawat kebutuhan anak-
anak mereka serta adanya perasaan pesimis tentang masa depan anak. Orang tua
memandang kejadian tersebut sebagai suatu hukuman. Umumnya depresi terjadi ketika
orang tua mengalami kesedihan yang mendalam, merasa diri tidak berguna, dan tidak
mempunyai harapan tentang masa depan anaknya. Pada tahap pengakuan dan penerimaan,
seiring berjalannya waktu orang tua mulai beradaptasi dengan keadaan, serta mengakui
dan menerima keber-adaan anaknya yang cacat.

Referensi
Modul Praktikum Konsep Kebidanan Universitas Muhammadiyah Ponorogo
https://core.ac.uk/download/pdf/78032621.pdf
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49474/1/MAYANTY
%20REGITA%20PANGESTIKA-FDK.pdf
https://m.bisnis.com/amp/read/20180324/236/753771/bagaimana-cara-memberitahu-
bahwa-mereka-anak-adopsi
https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3637076/single-mom-rentan-mengalami-
gangguan-kesehatan-mental-ini

Anda mungkin juga menyukai