Anda di halaman 1dari 9

Konsep Dasar Kebidanan Komunitas

A. DEFINISI

- Bidan di komunitas adalah bidan yang bekerja memberikan pelayanan kepada keluarga dan
masyarakat di suatu wilayah tertentu.

- Kebidanan adalah mencakup segala pengetahuan yang dimiliki oleh bidan dan kegiatan pelayanan yang
dilakukan dengan tujuan untuk menyelamatkan ibu dan anak.

- Komunitas adalah masyarakat terbatas yang mempunyai persamaan nilai (values), perhatian (interest)
yang merupakan kelompok khusus dengan batas-batas yang jelas.

Kebidanan Komunitas

- Bentuk-bentuk pelayanan kebidanan yang dilakukan diluar bagian atau pelayanan berkelanjutan yang
diberikan dengan menekankan kepada aspek-aspek psikososial budaya yang ada di masyarakat.
Contohnya : seperti melakukan pembinaan kepada masyarakat, mengelola pelayanan kesehatan ibu dan
anak, meneliti dalam asuhan kebidanan, pendidik terhadap individu, keluarga, dan masyarakat.

B. SEJARAH KEBIDANAN KOMUNITAS

- Riwayat kebidanan komunitas di Indonesia bermula pada masa penjajahan Belanda dengan dibukanya
pendidikan dokter Jawa dengan nama STOVIA (School Tot Oplelding Van Indiche Arsten) di Batavia
tahun 1894. Tahun 1851, dibuka Pendidikan Bidan bagi wanita pribumi di Batavia oleh dokter militer
Belanda (dr.Wandent Bosch), lulusan bekerja di RS dan Masy. Pada saat itu pelayanan kesehatan ibu dan
anak dilakukan oleh dukun dan bidan.

Sejarah tahun 1952

- Peran bidan tidak hanya bersifat klinis, pada saat itu pendidikan bidan mulai memasukkan konsep
pelayanan kebidanan di komunitas. Akan tetapi fokus utama masih pada pendidikan formal yaitu
pertolongan persalinan di RS.

Tahun 1953

- Peran bidan dimasyarakat semakin terlihat dengan diadakan kursus tambahan bagi bidan di Yogyakarta
yang berfokus pada kesehatan masyarakat. Bidan tidak hanya terbatas memberikan pelayanan
kesehatan di RS. Akan tetapi juga memberikan pelayanan masyarakat dengan berbasis pada pelayanan
kesehatan ibu dan anak (BKIA) ditingkat kecamatan.
Tahun 1967 pelayanan BKIA menjadi bagian dari pelayanan Puskesmas

- Tahun 1967 pelayanan BKIA menjadi bagian dari pelayanan Puskesmas. Bidan puskesmas tidak hanya
memberikan pelayanan KIA, KB di posyandu, UKS, tetapi juga sebagai perencana dalam pengambil
keputusan pelayanan di masyarakat pada saat ini bidan dikatakan sebagai motivator di masyarakat.

Tahun 1990 pelayanan kebidanan merata dan dekat dengan masyarakat

- Tahun 1990 pelayanan kebidanan merata dan dekat dengan masyarakat. Tahun 1992, instruksi
presiden pada sidang kabinet tentang perlunya mendidik bidan untuk penempatan bidan di desa. Tugas
pokok bidan desa : pelaksanaa KIA (ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan bayi baru lahir), layanan KB,
termasuk pembinaan dukun bayi, pembinaan posyandu dan mengembangkan pondok bersalin.

Bidan desa juga berperan dalam menggerakkan masyarakat, memiliki wilayah kerja dan sebagai
narasumber berbagai hal.

Tahun 1996

- Dengan adanya safe motherhood tahun 1996, Depkes mencanangkan program Gerakan Sayang Ibu
(GSI) dan Ikatan Bidan Indonesia (IBI) melakukan advokasi pada pemerintah untuk mendirikan
pendidikan D-3 Kebidanan yang berperan sebagai pembaru dimasyarakat.

C. FOKUS / SASARAN KEBIDANAN KOMUNITAS

Ukuran keberhasilan bidan komunitas adalah bangkit nya atau lahirnya gerakan masyarakat untuk
mengatasi masalah dan memenuhi kebutuhan kesehatan serta kualitas hidup perempuan di wilayah
tertentu dengan sasaran sebagai berikut:

1. Sasaran Umum

 Lembaga swadaya masyarakat (LSM) : sebuah organisasi yang didirikan oleh perorangan
ataupun sekelompok orang yang secara sukarela yang memberikan pelayanan kepada
masyarakat umum tanpa bertujuan untuk memperoleh keuntungan dari kegiatannya.
 Organisasi masyarakat : sebuah organisasi yang didirikan dan dibentuk oleh masyarakat secara
sukarela berdasarkan kesamaan aspirasi, kegiatan, dan tujuan berpartisipasi dalam
pembangunan demi tercapai nya tujuan negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
pancasila.
 Tokoh masyarakat : Orang-orang yang memiliki pengaruh di masyarakat, baik tokoh masyarakat
yang dipilih secara formal (seperti lurah, Wali kota dll) maupun yang didapat secara informal
( Kiai, dukun, seniman, guru) seorang tokoh masyarakat adalah seseorang yang memiliki posisi
dalam lingkungan tertentu dan memiliki pengaruh besar. Umumnya mereka dianggap penting
oleh masyarakat dan dekat dengan kepentingan umum.
 Kelompok masyarakat : merupakan kelompok yang berisi orang-orang yang memiliki kesadaran
jenis saja, tidak ada hubungannya sosial diantara orang-orang tersebut maupun organisasi
disebut sebagai kelompok masyarakat ( societal groups ). Cth: keluarga, komunitas, karang
taruna.

2. Sasaran Khusus

Perempuan selama dalam siklus kehidupan nya, yaitu mulai sejak konsepsi sama lanjut usia.

D. PRINSIP ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS

Kebidanan Komunitas sifatnya multidisiplin meliputi ilmu kesehatan, sosial, psikologi, ilmu kebidanan dll
yang mendukung peran bidan di komunitas. Berpedoman pada etika profesi kebidanan yang
menjunjung harkat dan martabat.

Ciri kebidanan adalah menggunakan populasi sebagai unit analisis. Populasi berupa kelompok sasaran
( jumlah perempuan, jumlah kepala keluarga (KK), jumlah laki-laki, jumlah neonatus, jumlah balita,
jumlah lansia) dalam area yang bisa ditentukan oleh bidan. Contohnya : adalah jumlah perempuan usia
subur dalam satu Rt atau satu Kelurahan/kawasan Perumahan /perkantoran.

Keberhasilan diukur melalui adanya kerja sama dengan berbagai mitra, seperti PKK, kader kesehatan,
perawat, dokter, dll.

Sistem pelaporan bidan di komunitas, berbeda dengan kebidanan klinik sistem perlapor kebidanan
komunitas berhubungan dengan wilayah kerja yang menjadi tanggung jawabnya.

E. TUJUAN ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS

- Tujuan Umum

Asuhan kebidanan di komunitas


harus mampu meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, khusus
nya kesehatan perempuan di wilayah
kerja bidan.

- Tujuan Khusus

1. Meningkatkan cakupan pelayanan kebidanan komunitas sesuai dengan tanggung jawab bidan.
Contohnya :
2. Meningkatkan mutu pelayanan hamil, pertolongan persalinan, perawatan nifas, dan perinatal
secara terpadu.
3. Menurunkan jumlah kasus-kasus yang berkaitan dengan resiko kehamilan, persalinan, nifas dan
perinatal. Contoh nya: memberikan pendidikan kesehatan tentang tanda bahaya kehamilan,
bersalin, nifas dan bayi baru lahir
4. Mendukung program pemerintah lainnya untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu
dan anak. Seperti : berpartisipasi atau bekerja sama dalam mendukung program KB (keluarga
Berencana), Jaminan Persalinan (jampersal)
5. Membangun jejaring kerja dengan fasilitas rujukan dan tokoh masyarakat setempat atau terkait.
Seperti : membangun komunikasi atau hubungan, berbagi ide, informasi dan sumber daya atas
dasar saling percaya (trust) dan saling menguntungkan antara pihak pihak yang terkait.

F. RUANG LINGKUP PELAYANAN BIDAN DI KOMUNITAS

Promotif

Menurut WHO, promosi kesehatan adalah suatu proses membuat orang mampu meningkatkan kontrol
terhadap kesehatan, memperbaiki kesehatan, baik dilakukan secara individu, keluarga, kelompok
maupun masyarakat.

Upaya promotif dilakukan antara lain dengan memberikan:

 Promosi kesehatan : melakukan perdayaan kepada masyarakat dapat berupa memberikan


informasi tentang kesehatan
 Peningkatan gizi : seperti melakukan penyuluhan, membuka konsultasi dan pemeriksaan
tentang gizi
 Pemeliharaan kesehatan perorangan : seperti olahraga teratur, istirahat yang cukup
 Pemeliharaan kesehatan
lingkungan :memberikan
pendidikan kesehatan tentang
kebersihan lingkungan, rumah,
kamar mandi,
 Pemberian makanan tambahan :
pendidikan kesehatan tentang
MPASI
 Rekreasi pendidikan seks : memberikan pendidikan kesehatan tentang seks sejak dini

Preventif

Ditunjukkan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan gangguan kesehatan individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat. Upaya preventif dapat dilakukan diantaranya dengan melakukan:

 Imunisasi pada bayi, balita, dan ibu hamil : pencegahan program imunisasi yang terbukti sangat
efektif untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan, dan kematian akibat penyakit tertentu
 Pemeriksaan kesehatan berkala melalui posyandu, puskesmas maupun kunjungan rumah pada
ibu nifas dan neonatus : bertujuan untuk pencegahan penyakit, komplikasi, kematian
 Pemberian vitamin A dan garam beryodium pada ibu nifas dan balita : pencegahan anemia pada
ibu nifas dan rentan terserang penyakit pada anak
 Pemberian tablet tambah darah dan senam hamil : pencegahan anemia pada ibu hamil

Diagnosis dini dan pertolongan tepat guna

Merupakan upaya untuk membantu menekan angka kesakitan dan kematian ibu dan anak.

Contoh: untuk diagnosis dini pada anak dapat dilakukan dengan cara pemantauan pertumbuhan dan
perkembangan baik oleh keluarga, kelompok maupun masyarakat.

Meminimalkan kecacatan

- Dilakukan dengan tujuan untuk merawat dan memperbaiki pengobatan pada individu, keluarga, atau
kelompok orang yang menderita penyakit. Upaya yang bisa dilakukan diantaranya dengan perawatan
payudara pada ibu Nifas dengan bendungan ASI, perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis dirumah,
ibu bersalin, ibu nifas, dan perawatan tali pusat pada bayi baru lahir.

Rehabilitasi

- Merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita yang di rawat di rumah, maupun terhadap
kelompok tertentu yang menderiita penyakit. Misalnya upaya pemulihan bagi pecandu narkoba dan
penderita TBC.

Kemitraan

Dalam memberikan asuhan kebidanan komunitas, bidan harus mempunyai pandangan bahwa
masyarakat adalah mitra dengan fokus utama anggota masyarakat.

Anggota masyarakat sebagai intinya dipengaruhi oleh sub sistem komunitas yaitu: Lingkungan,
Keamanan dan transportasi, Politik dan pemerintah, Pelayanan kesehatan dan social, Pendidikan,
Komunikasi, Ekonomi, Rekreasi.

Kemitraan bidan di komunitas dapat dilakukan dengan LSM setempat, organisasi masyarakat, organisasi
sosial lainnya.
Bekerja di komunitas

Pelayanan kebidanan ibu dan anak dipuskesmas, kunjungan rumah, dan melayani kesehatan ibu dan
anak dilingkungan keluarga merupakan kegiatan kebidanan komunitas.

G. JARINGAN KERJA BIDAN DI KOMUNITAS

1. Puskesmas : bidan sebagai anggota tim dapat mengenali kegiatan yang akan dilakukan. Mengenali,
dan menguasai fungsi masing-masing, selalu berkomunikasi dengan pimpinan dan dengan anggota
lainnya, memberi dan menerima saran serta turut bertanggung jawab atas keseluruhan kegiatan tim dan
hasilnya.

2. Di polindes, posyandu, BPS dan rumah pasien : bidan merupakan pimpinan tim dimana bidan mampu
berperan sebagai pengelola sekaligus pelaksana kegiatan di komunitas.

Dalam jaringan kerja bidan dikomunitas diperlukan kerjasama lintas program dan lintas sektoral. Kerja
sama lintas program merupakan bentuk kerja sama yang dilaksanakan instansi terkait sedangkan lintas
sektoral merupakan kerja sama yang melibatkan institusi/departemen lain.

Peran Fungsi dan Tanggung Jawab Bidan di Komunitas

 Peran mandiri : memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil, bayi baru lahir, ibu nifas,
pelayanan keluarga berencana
 Memberikan pelayanan dasar pada remaja
 Memberikan askeb masa kehamilan, persalinan, BBL, Nifas
 Memberikan askeb pd PUS (KB)

( Melakukan Manajemen Asuhan Kebidanan )

H. FUNGSI BIDAN

Fungsi bidan sebagai pelaksana mencakup:

1. Melakukan bimbingan dan penyuluhan kepada individu, keluarga, serta masyarakat (khususnya
kaum remaja) pada masa praperkawinan.
2. Melakukan asuhan kebidanan untuk proses kehamilan normal, kehamilan dengan kasus
patologis tertentu, dan kehamilan dengan risiko tinggi.
3. Menolong persalinan normal dan kasus
persalinan patologis tertentu.
4. Merawat bayi segera setelah lahir normal dan bayi dengan risiko tinggi.
5. Melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas.
6. Memelihara kesehatan ibu dalam masa menyusui.
7. Melakukan pelayanan kesehatan pada anak balita dan pcasekolah
8. Memberi pelayanan keluarga berencanasesuai dengan wewenangnya.
9. Memberi bimbingan dan pelayanan kesehatan untuk kasus gangguan sistem reproduksi,
termasuk wanita pada masa klimakterium internal dan menopause sesuai dengan
wewenangnya.

Fungsi bidan sebagai Pengelola mencakup:

Bidan memiliki kemampuan untuk membawa kelompok atau masyarakat untuk hidup sehat

1. Mengembangkan konsep kegiatan pelayanan kebidanan bagi individu, keluarga, kelompok


masyarakat, sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat setempat yang didukung oleh
partisipasi masyarakat
2. Menyusun rencana pelaksanaan pelayanan kebidanan di lingkungan unit kerjanya
3. Memimpin koordinasi kegiatan pelayanan kebidanan : bidan mampu mengoordinasikan
kegiatan
4. Melakukan kerja sama serta komunikasi inter dan antarsektor yang terkait dengan pelayanan
kebidana : bidan mampu kerja sama dan komunikasi
5. Memimpin evaluasi hasil kegiatan tim atau unit pelayanan kebidanan. : bidan mampu
mengevaluasi kegiatan

Fungsi Bidan sebagai Pendidik mencakup:

Bidan harus memiliki kemampuan untuk mendidik atau memberikan pemahaman kepada masyarakat,
kader dan dukun

1. Memberi penyuluhan kepada individu, keluarga, dan kelompok masyarakat terkait dengan
pelayanan kebidanan dalam lingkup kesehatan serta keluarga berencana.
2. Membimbing dan melatih dukun bayi serta kader kesetan sesuai dengan bidang tanggung jawab
bidan.
3. Memberi bimbingan kepada para peserta didik bidan dalam kegiatan praktik di klinik dan di
masyarakat.
4. Mendidik peserta didik bidan atau tenaga kesehatan lainnya sesuai dengan bidang keahliannya.

Fungsi bidan sebagai peneliti mencakup:

1. Melakukan evaluasi, pengkajian, survei, dan penelitian yang dilakukan sendiri atau berkelompok
dalam lingkup pelayanan kebidanan.
2. Melakukan penelitian kesehatan keluarga dan keluarga berencana.
I. TANGGUNG JAWAB BIDAN DI KOMUNITAS

Melaksanakan kegiatan Puskemas berdasarkan urutan prioritas masalah sesuai dengan kewenangan
bidan.

Menggerakan dan membina masyarakat desa berperilaku hidup sehat

- Kegiatan Bidan di Komunitas

Mengenal wilayah struktur kemasyarakatan dan komposisi penduduk serta sistim pemerintahan desa :

 Menghubungi pamong desa untuk mendapatkan peta desa


 Mengenali struktur kemasyarakatan seperti PKK, Karang Taruna, Tokoh Masyarakat, Tokoh
Agama, dan kegiatan kemasyarakatan yang lain.
 Mempelajari data penduduk.
 Mempelajari peta desa
 Mencatat jumlah kepala keluarga (KK), Pasanagan Usia Subur (PUS), dan jumlah penduduk
menurut jenis kelamin, golongan dan umur.
 Mengumpulkan dan menganalisis data serta mengidentifikasi masalah kesehatan untuk
merencanakan penanggulangannya.
 Menggambar peta desa, lokasi posyandu, pos KB desa, pos obat desa, rumah kader, rumah
dukun bayi, Kelompok dana sehat dan kegiatan swadaya masyarakat yang lain.
 Mengumpulkan nama kepala keluarga (KK), dan mencatat jumlah ibu hamil, balita, bayi dan
pasangan usia subur (PUS).
 Mencatat jumlah ibu hamil risiko tinggi, ibu hamil yang telah mendapay imunisasi tetanus
toxoid, ibu hamil yang telah mendapat tablet besi (Fe), ibu hamil yang dirujuk, ibu hamil yang
diberi makanan tambahan (PMT) dan ibu hamil yang meninggal.
 Mencatat jumlah pertolongan persalinan di desa baik oleh tenaga kesehatan maupun oleh
dukun, jumlah ibu bersalin yang dirujuk dan ibu bersalin yang meninggal.
 Mencatat jumlah pelayanan akseptor KB, jenis, kasus kejadian efek samping dan
penanggulangannya.
 Mencatat jumlah pelayanan bayi dan BBLR, bayi dengan cacat bawaan, bayi lahir mati,
kunjungan bayi, bayi yang mempunyai kartu menuju sehat (KMS), gizi buruk, jenis imunisasi,
bayi yang dirujuk dan bayi yang meninggal.
 Mencatat jumlah balita yang ditimbang, balita yang diperiksa, balita yang memiliki KMS.
 Mencatat kebiasaan-kebiasaan masyarakat yang merugikan kesehatan.
 Mempelajari data tentang masyarakat kemudian menginterpretasikan serta menanganinya
sesuai dengan kewenangan bidan.
 Menyusun rencana kerja.
 Menggerakkan peran serta masyarakat
 Memberikan bimbingan teknis kepada kader dan memberikan pelayanan langsung di meja ke-5
pada setiap kegiatan posyandu
 Melaksanakan pembinaan anak pra sekolah
 Memberikan pertolongan persalinan
 Memberikan pertolongan pertama pada orang sakit, kecelakaan dan kedaruratan.
 Melaksanakan kunjungan rumah
 Melatih dan membina
dukun bayi
 Melatih dan membina dasa
wisma dalam bidang
kesehatan
 Menggerakkan masyarakat
dalam pengumpulan dana
kesehatan
 Mencatat semua kegiatan
yang dilaksanakan
 Bekerjasama dengan staf
puskesmas dan tenaga
sektor lain
 Menghadiri rapat staf pada lokakarya mini di Puskesmas
 Melaksanakan usaha kesehatan sekolah (UKS) pada desa binaan
 Merujuk penderita dengan kelainan jiwa.

Anda mungkin juga menyukai