Anda di halaman 1dari 3

S1 KEBIDANAN

Dosen Pengampuh :

Nama : Sevita Febiola


NIM : 200105010
Mata Kuliah : BIORE

MERESUME ADAPTASI FISIOLOGIS JANIN DARI


INTRAUTERIN KE EKSTRAUTERIN

Pada bayi baru lahir normal harus menjalani proses adaptasi dari kehidupan di dalam rahim
(intrauterine) ke kehidupan di luar rahim (ekstrauterin).
Pemahaman terhadap adaptasi dan fisiologi bayi baru lahir sangat penting sebagai dasar
dalam memberikan asuhan. Perubahan lingkungan dari dalam uterus ke ekstrauterin dipengaruhi
oleh banyak faktor seperti kimiawi, mekanik, dan termik yang menimbulkan perubahan
metabolik, pernapasan dan sirkulasi pada bayi baru lahir normal. Penatalaksanaan dan mengenali
kondisi kesehatan bayi baru lahir resiko tinggi yang mana memerlukan pelayanan
rujukan atau tindakan lanjut.
Banyak perubahan yang akan dialami oleh bayi yang semula berada dalam lingkungan interna
(dalam kandungan Ibu) yang hangat dan segala kebutuhannya terpenuhi (O2 dan nutrisi) ke
lingkungan eksterna (diluar kandungan ibu) yang dingin dan segala kebutuhannya memerlukan
bantuan orang lain untuk memenuhinya.

 Adaptasi Fisiologis Janin


Sejak konsepsi perkembangan konseptus terjadi sangat cepat yaitu zigot mengalami
pembelahan menjadi morula (terdiri atas 16 sel blastomer), kemudian menjadi
blastokis (terdapat cairan di tengah) yang mencapai uterus, dan kemudian sel-sel
mengelompok, berkembang menjadi embrio (sampai minggu ke-27). Setelah minggu
ke-10 hasil konsepsi disebut janin. Dengan demikian adaptasi fetus sudah terjadi
secara fisiologis.
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru lahir dengan kehamilan atau masa
gestasinya dinyatakan cukup bulan (aterm) yaitu 36 – 40 minggu. Bayi baru lahir
normal harus menjalani proses adaptasi dari kehidupan di dalam rahim (intrauterine)
ke kehidupan di luar rahim (ekstrauterin).

1.) Perubahan Pernafasan Intrauterine


Gerakan nafas janin telah dapat dilihat sejak kehamilan 12 minggu dan pada 34
minggu secara reguler gerak nafas ialah 40-60/menit dan di antara jeda adalah periode
apnea. Pada aterm normal, gerak nafas akan berkurang dan dapat apnea selama 2 jam.
Produksi sfingomielin dan fosfatidil gliserol akan memuncak pada 32 minggu, sekalipun
sudah dihasilkan sejak 24 minggu. Pemeriksaan kadar L/S rasio pada air ketuban
merupakan cara untuk mengukur tingkat kematangan paru, di mana rasio L/S > 2
menandakan paru sudah matang.
Tidak saja fosfolipid yang berperan pada proses pematangan selular. Apabila terdapat
gangguan pada sirkulasi utero-plasenter sehingga satu rasi oksigen lebih menurun,
misalnya pada kontraksi uterus yang tidak sempurna, eklampsia dan sebagainya, maka
dapatlah gangguan dalam keseimbangan asam dan basa pada janin tersebut, dengan
akibat dapat melumpuhkan pusat pernafasan janin. Pada permukaan paru-paru yang telah
matur ditemukan lipoprotein yang berfungsi untuk mengurangi tahanan pada permukaan
alveoli dan memudahkan paru-paru berkembang pada penarikan nafas pertama pada
janin.

2.) Perubahan Pernafasan Ekstrauterine


Selama dalam uterus, janin mendapatkan oksigen dari pertukaran gas melalui plasenta.
Setelah bayi lahir, pertukaran gas harus melalui paru – paru.
a. Perkembangan paru-paru
Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari pharynx yang bercabang dan kemudian
bercabang kembali membentuk struktur percabangan bronkus proses ini terus berlanjut
sampai sekitar usia 8 tahun, sampai jumlah bronkus dan alveolus akan sepenuhnya
berkembang, walaupun janin memperlihatkan adanya gerakan napas sepanjang trimester II
dan III. Paru-paru yang tidak matang akan mengurangi kelangsungan hidup BBL sebelum
usia 24 minggu. Hal ini disebabkan karena keterbatasan permukaan alveolus,
ketidakmatangan sistem kapiler paru-paru dan tidak tercukupinya jumlah surfaktan.

b. Awal adanya napas


Faktor-faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi adalah :
1)      Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang
merangsang pusat pernafasan di otak.
2)      Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi paru -paru selama
persalinan, yang merangsang masuknya udara ke dalam paru-paru secara
mekanis.
Interaksi antara system pernapasan, kardiovaskuler dan susunan saraf pusat
menimbulkan pernapasan yang teratur dan berkesinambungan serta denyut yang
diperlukan untuk kehidupan.
3)      Penimbunan karbondioksida (CO2). Setelah bayi lahir, kadar CO2 meningkat
dalam darah dan akan merangsang pernafasan. Berkurangnya O2 akan mengurangi
gerakan pernafasan janin, tetapi sebaliknya kenaikan CO2 akan menambah
frekuensi dan tingkat gerakan pernapasan janin.
4)      Perubahan suhu. Keadaan dingin akan merangsang pernapasan.

c. Surfaktan dan upaya respirasi untuk bernapas


Upaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi untuk :
a) Mengeluarkan cairan dalam paru-paru
b) Mengembangkan jaringan alveolus paru-paru untuk pertama kali.

d. Dari cairan menuju udara


Bayi cukup bulan mempunyai cairan di paru-parunya. Pada saat bayi melewati
jalan lahir selama persalinan, sekitar sepertiga cairan ini diperas keluar dari paru-paru.
Seorang bayi yang dilahirkan secara sectio cesaria kehilangan keuntungan dari
kompresi rongga dada dan dapat menderita paru-paru basah dalam jangka waktu lebih
lama. Dengan beberapa kali tarikan napas yang pertama udara memenuhi ruangan
trakea dan bronkus BBL. Sisa cairan di paru-paru dikeluarkan dari paru-paru dan
diserap oleh pembuluh limfe dan darah.

3.) Perubahan Sirkulasi


Aliran darah dari plasenta berhenti pada saat tali pusat di klem. Tindakan ini
meniadakansuplai oksigen plasenta dan menyebabkan terjadinya serangkaian reaksi
selanjutnya. Reaksi-reaksi ini dilengkapi dengan reaksi-reaksi yang terjadi dalam paru
sebagai respons terhadaptarikan nafas pertama.Sirkulasi janin memiliki karakteristik berupa
sistem bertekanan rendah. Darah yang kaya akan oksigen inikemudian secara istimewa
mengalir ke otak melalui duktus arteriosus.Karena tali pusat diklem, sistem bertekanan
rendah yang ada pada unit janin-plasentaterputus. Sistem sirkulasi bayi baru lahir sekarang
merupakan sistem sirkulasi tertutup, bertekanan tinggi, dan berdiri sendiri. Duktusarteriosus,
yang mengalirkan darah plasenta teroksigenasi ke otak dalam kehidupan janin,sekarang
tidak lagi diperlukan. Dalam 48 jam duktus itu mengecil dan secara fungsionalmenutup
akibat penurunan kadar prostaglandin E2 yang sebelumnya disuplai oleh plasenta.Darah
teroksigenasi ini yang sekarang secara rutin mengalir melalui duktus arteriosus,
jugamenyebabkan duktus itu mengecil.

Anda mungkin juga menyukai