Anda di halaman 1dari 11

BAB V

PENENTUAN JENIS KELAMIN BERDASARKAN PANJANG TULANG


FEMUR MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
YARSI ANGKATAN 2017 DAN TINJAUANNYA MENURUT
PANDANGAN ISLAM

5.1. Tulang Menurut Pandangan Islam


Di dalam al-qur’an maupun hadits tidak terdapat penjelasan khusus mengenai
tulang. Namun dalam proses penciptaan manusia, Allah SWT sedikit banyak
telah menyebutkan suatu proses dimana terjadinya pembentukan tulang secara
umum (Kosasih,2010). Allah SWT berfirman :

Artinya :
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati
(berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang
disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami
jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal
daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang
belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia
makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang
Paling Baik.” (Q.S Al-Mu’Minun (23): 12-14)

Adapun proses yang menyebutkan tentang pembentukan tulang adalah dalam


kalimat
(Dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang-belulang. Lalu tulang-
belulang itu kami bungkus dengan daging). Sebagian mufassir mengatakan
bahwa perubahan gumpalan daging menjadi tulang-belulang bisa seluruhnya,
bisa pula sebagian dari daging. Pada fase ini yang terpenting adalah
pembentukan tulang, yaitu berubahnya mudghah menjadi ‘izhom, atau
gumpalan kecil darah menjadi tulang-belulang yang merupakan rangka dari
tubuh manusia (Mesir, 2013)

Masa Pembentukan Tulang dalam Hadist :

Artinya :
“Jika sperma telah melewati masa 40 x 3 (120 hari), maka diutuslah
malaikat kepadanya yang langsung membentuknya (dengan postur manusia),
membuat telinga, mata, kulit, daging, dan tulang-tulangnya, kemudian
malaikat bertanya pada Tuhannya: Tuhan, laki-laki atau perempuan” (HR.
Muslim)

5.2. Jenis Kelamin Menurut Pandangan Islam


Al-Quran tidak menceritakan secara kronologis mengenai asal-usul dan proses
penciptaan laki-laki dan perempuan, juga tidak dijelaskan secara rinci tentang
pembagian peran laki-laki dan perempuan. Secara kodrati anatomi biologis,
perbedaan laki-laki dan perempuan tidak dapat disangkal, namun dipihak lain
harus diakui bahwa sangat jelas masing-masing mempunyai keistimewaan
(Zuhroni,2010). Allah SWT berfirman :

Artinya :
“Dan bahwasanya Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan pria dan
wanita.” (Q.S An-Najm (53): 45)
Artinya :
“Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada
sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (karena) bagi
orang laki-laki ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi para
wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan.” (QS. An-Nisa’
(4): 32)

Allah SWT telah menetapkan takdir bahwa laki-laki tidak sama dengan
perempuan. Mulai dari bentuk fisik, gerak-gerik sampai sifat-sifatnya. Dalam
diri laki-laki ada pembawaan kekuatan fisik yang lebih sempurna. Sementara
pada diri perempuan tidak sekuat laki-laki. Sebab perempuan harus
mengalami haid, hamil, melahirkan, menyusui, mengurusi anak yg disusuinya
dan melakukan pendidikan bagi lahirnya generasi masa depan. Perbedaan
secara fisik ini berakibat pada perbedaan kemampuan, baik fisik, akal,
pemikiran, perasaan, kemauan, pekerjaan maupun daya kerjanya (Zaid, 2002).

Secara khusus Allah memberikan tugas kepada laki-laki dengan beberapa


hukum yang sesuai dengan fisiknya, ototnya, kemampuannya, daya kerjanya,
kesabarannya, keuletannya dan kekuatan kerjanya diluar rumah untuk mencari
nafkah bagi orang yang ada didalam rumah. Sedangkan kepada wanita, Allah
SWT memberikan tugas-tugas khusus yang sesuai dengan fisik, kemampuan,
keahlian, daya kerja dan daya tahan tubuhnya lebih lemah. Allah SWT juga
memberikan sejumlah pekerjaan kepada wanita untuk menyelesaikan urusan-
urusan di dalam rumah serta mendidik generasi masa depan yang ada di
rumahnya (Zaid,2002). Allah SWT berfirman:
Artinya :
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah
menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan
isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki
dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan
(mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan
(peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga
dan mengawasi kamu.” (QS. An-Nisa’ (4): 1)

Menurut Hadits :

Artinya :
“Abu Kuraib dan Musa bin Hizam menceritakan kepada kami, berkata :
Husain bin Ali menceritakan kepada kami, dari Ali, dari Zaidah, dari
Maysaarah al-Asyja'iy, dari Abu Hazim, dari Abu Hurairah ra,
berkata:Rasulullah saw bersabda:Saling berpesanlah kepada kaum
perempuan,karena sesungguhnya perempuan diciptakan dari tulang rusuk
yang bengkok, dan karena itu perempuan seperti tulang rusuk, jika
kalian mencoba meluruskannya ia akan patah. Tetapi jika kalian
membiarkan-nya maka kalian akan menikmatinya dengan tetap dalam
bengkok,maka saling berwasiatlah kalian atas perempuan.” (HR. al-Bukhari)

Namun, Allah SWT juga menjelaskan bahwa tolak ukur yang dapat
membedakan kemuliaan manusia satu sama lainnya baik perempuan maupun
lelaki di sisi Allah adalah ketakwaanya (Pajhohesh, 2012). Allah SWT
berfiman :

Artinya :
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki
dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang
paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di
antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
(QS. Al-Hujuraat (49): 13)

5.3. Manfaat Tulang Femur Menurut Pandangan Islam


Di dalam Al-Qur’an maupun hadits tidak terdapat penjelasan khusus
mengenai tulang femur. Namun, salah satu manfaat tulang femur pada
ekstremitas bawah yaitu untuk berjalan. Kemampuan berjalan merupakan
karunia yang diberikan Allah SWT kepada hamba-Nya, Islam juga mengatur
tata cara atau adab berjalan yang baik. Setiap Muslim apabila sedang
berjalan untuk sesuatu urusan diharuskan menjaga adab berjalan. Berikut
adalah adab berjalan sesuai tuntunan Islam:

1. Niat yang benar.


Seorang Muslim hendaklah berniat yang benar ketika hendak berjalan.
Niatkan berjalan itu untuk tujuan yang baik itu sebagai ibadah dengan
mengharapkan ridha dari Allah SWT.

2. Tidak berjalan untuk suatu yang haram.

Sesungguhnya, kedua kaki akan memberi kesaksian  berbicara pada hari


kiamat. Untuk itu, hendaklah menghindar dari berjalan untuk sesuatu yang
dilarang agama. Sebab, setiap ayunan langkah kita menuju sesuatu yang
diharamkan akan berbuah dosa.

3. Bersikap tawadhu dan tidak sombong ketika berjalan.

Allah SWT berfirman :

Artinya :
“Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong.
Karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan
sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung.” (QS. Al Isra’ (17):
37)

Artinya:
“Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi
membanggakan diri.” (QS. Luqman (31): 18)
4. Berjalan normal.

Hendaklah seseorang berjalan normal, yakni pertengahan antara berjalan


terlalu lambat dan terlalu cepat. Ibnu Katsir menjelaskan, berjalan normal
adalah berjalan secara biasa. Tidak terlalu cepat dan tak terlalu  lambat.
‘’Pertengahan di antara keduanya.’’

5. Tidak menoleh ke belakang.

Dalam Shahiihul Jaami dikisahkan bahwa Nabi Muhammad SAW apabila


berjalan tidak menoleh ke belakang. Menoleh ke belakang saat berjalan
dapat membuat seseorang bertabrakan, tergelincir serta bisa juga dicurigai
oleh orang yang melihatnya.

6. Tidak berpura-pura lemah ketika berjalan.

Berpura-pura lemah ketika berjalan dengan maksud untuk dilihat orang


lain  dilarang dalam Islam. Selain itu, juga tak boleh berpura-pura sakit
ketika berjalan, karena dapat mengundang kemarahan Allah SWT.

7. Berjalan dengan tegap.

Ketika berjalan,  Nabi Muhammad SAW mengangkat kedua kakinya


tinggi-tinggi karena beliau berjalan dengan tegap. Saking tegapnya, Nabi
SAW seakan-akan berjalan dengan bertumpu pada pangkal telapak
kakinya. Beliau berjalan dengan tegap, tidak loyo, tidak berjalan seperti
seorang wanita dan orang yang sedang sakit.

8. Menghindari cara berjalan yang tercela.

Contoh berjalan yang tercela itu antara lain: berjalan dengan sombong dan
takabur, berjalan dengan gelisah dan gemetaran, berjalan dengan loyo
seperti orang sakit, berjalan meniru lawan jenis, berjalan terburu-buru dan
terlalu cepat, serta berjalan seakan-akan melompat.
9. Tidak berjalan dengan satu sandal. 

Dalam hadits lain, Rasulullah SAW juga bersabda:

Artinya:

“Janganlah salah seorang di antara kalian berjalan dengan satu sandal.


Hendaklah ia memakainya semua atau melepaskannya semua.” (HR. Al
Bukhari dan Muslim dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)

Rasulullah SAW menyebutkan bahwa memakai satu sandal dalam berjalan


adalah amalan syaithan. Sedangkan kita diperintahkan untuk menyelesihi
semua tindak tanduk syaithan. Sebab, syaithan senantiasa berupaya untuk
menyelisihi syariat Allah, dan mengajak manusia untuk mengikutinya.

10. Bertelanjang kaki sesekali waktu.

Bertelanjang kaki termasuk tanda tawadhu di hadapan Allah SWT. Dalam


sebuah hadis disebutkan:

Artinya :

“Nabi SAW memerintahkan kami agar kadang kala bertelanjang kaki.”


(HR Ahmad, Abu Dawud dan an-Nasa’I) (Khazanah, 2019).

5.4. Penentuan Jenis Kelamin Berdasarkan Panjang Tulang Femur


Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas YARSI Angkatan 2017 dan
Tinjauannya Menurut Islam

Menurut Islam, pembentukan tulang masuk kedalam proses pembentukan


manusia yang berasal dari suatu saripati yang berasal dari tanah, kemudian
dari saripati tersebut dijadikan sperma yang akan bertemu dengan ovum
sehingga terbentuklah segumpal daging (idghom). Idghom tersebut kemudian
menjadi tulang belulang (izhom) yang dilapisi oleh daging (lahman). Secara
anatomi biologis, perbedaan antara laki-laki dan perempuan memang tidak
dapat disangkal, namun harus diakui bahwa setiap individu mempunyai
keistimewaan masing-masing. Allah SWT menganggap sama ciptaan-Nya dan
tidak ada kekurangan dalam ciptaan-Nya. Namun, yang membedakan manusia
baik perempuan maupun laki-laki disisi allah adalah ketakwaannya.

Tulang femur adalah salah satu tulang yang menyusun ekstremitas


bawah/kaki. Salah satu manfaat tulang pada ekstremitas bawah yaitu untuk
berjalan. Islam juga mengatur tata cara atau adab berjalan yang baik. Setiap
Muslim diharuskan menjaga adab dalam berjalan antara lain niat yang benar,
tidak berjalan untuk suatu yang haram, bersikap tawadhu dan tidak sombong,
berjalan dengan normal, tidak menoleh kebelakang, tidak berpura-pura sakit,
berjalan dengan tegap tidak loyo, tidak berjalan dengan satu sendal, dan
bertelanjang kaki sesekali waktu.
DAFTAR PUSTAKA

Khazanah. 2019. Adap Berjalan Kaki Menurut Islam. Tersedia di


https://republika.co.id/berita/puiv88313/adab-berjalan-kaki-menurut-
islam-seperti-apa. Diakses pada tanggal 27 Oktober 2020
Mesir. 2013. Manusia dalam Al-Qur’an : Memahami terminologi Al-insan Dalam
Al-Qur’an. Tersedia di https://sangpencerah.id/2013/07/manusia-dalam-
al-quran-memahami.html. Diakses pada tanggal 26 Oktober 2020.

Pajhohesh, Parto. 2012. Persamaan dan Perbedaan Lelaki dan Perempuan.


Tersedia di https://hauzahmay.com/2012/04/22/persamaan-dan-
perbedaan-lelaki-dan-perempuan/. Diakses pada tanggal 27 Oktober
2020

Zaid, Syekh Bakar Abu. 2002. Perbedaan Yang Wajib Diimani. Tersedia di
https://esinislam.com/medialindonesia/modules.php?
name=news&file=article&sid=31. Diakses pada tanggal 27 oktober
2020

Zuhroni. 2013. Dasar dan Sumber Syariat Islam Buku Dasar. Bagian Agama
Universitas YARSI Jakarta

Anda mungkin juga menyukai