Anda di halaman 1dari 16

ANATOMI FARING

Disusun Oleh :
Shafira Herowati Febriyanti (1102017213)
Shafira Rachmawati (1102017214)
Pembimbing Ilmu :
dr. Hastuti Rahmi, Sp. THT-KL

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG TENGGOROK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
PERIODE 6 SEPTEMBER – 19 SEPTEMBER 2021
FARING

 Faring adalah suatu kantong fibromuskuler


yang bentuknya seperti corong, yang besar
di bagian atas dan sempit di bagian bawah.
Kantong ini mulai dari dasar terngkorak
FARING
terus menyambung ke esofagus setinggi
vertebra servical ke-6.
 Dinding faring dibentuk oleh selaput lendir,
fascia faringobasiler, pembungkus otot dan
sebagian fasia bukofaringeal.
Berdasarkan letaknya faring dibagi atas:

1.1. NASOFARING

2.2. OROFARING
AGENDA

3.3. LARINGOFARING
(HIPOFARING)
NASOFARING

PALATUM
MOLLE
PALATUM MOLLE

OROFARING

OROFARING

EPIGLOTTIS
TONSIL

 Tonsil  Massa yg terdiri dari jaringan


limfoid dan ditunjang oleh jaringan ikat
dengan kriptus didalamnya.
 Tonsil palatina terletak di kedua sisi
orofaring.
 Tubal tonsil terletak didekat OPTA
 Tonsil faringeal terletak di dinding
belakang nasofaring.
 Tonsil lingual terletak di dasar lidah
CINCIN WALDAYER

 Cincin Waldeyer merupakan jaringan


limfoid yang membentuk lingkaran.
 Terdiri dari: tonsil palatina, tonsil
faringeal (adenoid), tonsil lingual, dan
tonsil tuba
 Berperan dalam proses imunologis
 Terletak di ruang transisional antara
cavitas nasi dan oris
LARINGOFARING
(HIPOFARING)

LARINGOFARING

EPIGLOTTIS
ESOPHAGUS
OTOT–OTOT SIRKULAR FARING
 Otot-otot ini terletak di sebelah luar dan
kerjanya untuk mengecilkan lumen faring

Dilihat dari lateral Dilihat dari dorsal


OTOT–OTOT LONGITUDINAL FARING
 Terdiri dari M. stilofaring dan M.
palatofaring.

 Letak otot-otot ini di sebelah


dalam.

 M. stilofaring  Berguna untuk


melebarkan faring dan menarik
laring.

 M. palatofaring  Mempertemukan
ismus orofaring dan menaikan
bagian bawah faring dan laring.

 Otot-otot ini bekerja sebagai


elevator yang penting pada waktu
menelan.
PERDARAHAN FARING Vv. pharyngeae

A. meningea
posterior

 Sumber utama aliran darah  A. pharyngea


ascendens yang berasal dari A. carotis externa.

 A. pharyngea ascendens  berjalan naik kebasis


cranii di dalam spatium lateropharyngeum di
sebelah medial berkas neurovaskular pada leher.
A. pharyngea ascendens
 Cabang terminalnya : A. meningea posterior
(masuk ke fossa kranii posterior melalui foramen A. palatina ascendens

jugulare).
A. carotis externa

 Aliran darah tambahan berasal dari : A. palatina


ascendens (di OPTA) dan A. thyroidea inferior A. thyroidea superior
V. jugularis interna
(dalam hypopharynx).

 Seluruh submukosa pharynx terdiri dari plexus


venosus (plexus pharyngeus).

 Drainase vena dilakukan oleh Vv. pharyngeae ke A. thyroidea inferior


dalam V. jugularis interna, dan Vv. meningeae di
regio nasofaringeal.
INERVASI FARING

Persarafan sensorik faring:


 Serabut sensorik cabang trigeminal kedua  R. pharyngeus,
suatu cabang Rr. ganglionares (Nn. pterygopalatini).
 N. maxillaris (V/2) berperan pada persarafan nasopharynx
 Cabang N.glossopharyngeus (IX) dan N. vagus (X) (N.
laryngeus superior).
 Bersama sama dengan serabut saraf otonom pada truncus
sympathicus, serabut-serabut tersebut membentuk jaringan
neural permukaan luar pharynx (pleuxus pharyngealis).
 Serabut afferen dan eferen pleuxus pharyngealis  bangian
dari proses refleks tercekik yang tetap aktif selama tidur .
 Koordinasi efek tersebut terjadi dalam medulla oblongata.
INERVASI FARING
Persarafan motorik faring:
 N.glossopharyngeus (N.IX) memberikan
persyarafan motorik untuk Musculi
constrictores pharynges superior, beberapa
Musculi constrictores pharyngis medius dan
N. glossopharyngeus [IX]

Musculi constrictores levator pharynges.

 N. vagus (N.X) mempersyarafi bagian


N. vagus [X]
bawah Musculi constrictores pharyngis
medius dan Musculi constrictores pharyngis
inferior.
KELENJAR GETAH BENING

 Aliran limfa dari dinding faring dapat dilalui 3 saluran, yakni superior, media, dan inferior.

 Saluran limfa superior  Mengalir ke kelenjar getah bening retrofaring dan kelenjar
getah bening servikal dalam atas.

 Saluran limfe media  Mengalir ke kelenjar getah bening jugulo-digastrik dan kelenjar
servikal dalam atas.

 Saluran limfe inferior  Mengalir ke kelenjar getah bening servikal dalam bawah.
DAFTAR PUSTAKA

1. Paulsen F, Waschke J. (2013). Sobotta : Atlas Anatomi Manusia Jilid 3: Kepala,


Leher, dan Neuroanatomi. Ed.23. Jakarta: EGC.
2. Skandar, N., Soepardi, E., & Bashiruddin, J., et al(ed). 2012. Buku Ajar Ilmu
Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan Kepala dan Leher. Edisi ke-7.
Jakarta:Balai PenerbitFKUI.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai