Anda di halaman 1dari 19

b.

Golongan fenol

- Fenol : pada konsentrasi tinggi, misalnya fenol likuifaktum yang berkonsentrasi

jenuh mempunyai efek kaustik, sedangkan pada konsentrasi rendah bersifat

bakteriostatik dan antipruritik (1/2-1%)

- Timol : bersifat desinfektan pada konsentrasi 0,5% dalam bentuk tingtur

- Resosrsinol : efeknya ialah antibakterial, antimikotik, keratolitik, antiseboroik,

konsentrasi 2-3%

- Heksaklorofen : senyawa ini mengandung klor. Bersifat bakteriostatik. Larutan

heksaklorofen 3% berkhasiat terhadap kuman positif-gram.

c. Golongan halogen

- Yodium. Bersifat bakteriostatik, misalnya pada tingtur yodium dan lugol. Tingtur

yodium berwarna cokelat, dapat menyebabkan iritasi, vesikulasi kulit, dan

seksuamasi. Khasiatnya antibacterial dan antimikotik dengan konsentrasi 1%.

Dalam klinik yodium dipakai untuk desinfeksi kulit pada pembedahan. Segera

sesudah itu kulit harus dibersihkan dengan alcohol 70%.

d. Zat pengoksidasi

zat pengoksidasi dipakai sebagai desinfektan pada dermato-terapi topical.

1. Permanganas kalikus
Zat ini mempunyai efek antiseptik lemah dalam larutan encer dalam air. Pada

konsentrasi tinggi bersifat astringen dan kaustik (1 : 10.000) untuk dermatosis

yang akut dan eksudatif. Untuk ulkus yang eksudatif dapat dipakai konsentrasi

1 : 5000. Larutan harus dibuat segera karena cepat mengadakan dekomposisi

(warna cokelat).

2. Benzoll-peroksid

Zat ini merupakan zat pengoksidasi kuat pada konsentrasi 2,5-10%. Bersifat

antiseptik, merangsang jaringan granulasi dan bersifat keratoplastik. Efek

samping kadang-kadang terjadi alergi dan memutihkan pakaian.

e. Senyawa logam berat

1. Merkuri

Zat ini dulu banyak dipakai dalam dermatologi. Sekarang tidak dipakai lagi

karena sensitisasi garam-garam merkuri.

2.Perak

a. Larutan perak nitrat

Perak nitrat berbentuk kristal putih, mudah larut dalam air, warna perak

nitrat berubah menjadi hitam bila terkena sinar matahari, karena itu harus

disimpan dalam botol berwarna gelap.

Larutan perak nitrat dipakai untuk ulkus yang disertai pus yang disebabkan

oleh kuman gram negative. Konsentrasinya 0,5% atau 0,25% bersifat antiseptic

dan astringen. Kompres ini mewarnai kulit, tetapi akan hilang sendiri perlahan-

lahan, jika terkena lantai akan menjadi hitam dan tidak dapat hilang. Dapat pula
dipakai dengan konsentrasi 1% untuk dermatitis eksudatif yang kurang atau

tidak member perbaikan dengan kompres lain.

Larutan dengan konsentrasi 20% bersifat kaustik dipakai pada ulkus dengan

hipergranulasi. Caranya ditutul dengan lidi dan kapas sehari sekali. Kulit

disekitarnya tidak boleh terkena karena akan rusak.

b. Sulfadiazine perak

sulfadiazine perak dipakai untuk pengobatan luka bakar. Juga dipakai untuk

nekrolisis epidermal toksik. Kerjanya sebagai antiseptic berdasarkan gugus sulfa

dan gugus peraknya. Sulfa berkhasiat untuk kuman gram positif. Sedangkan

perak bersifat astringen dan untuk kuman gram negative. Konsentrasi 1% dalam

krim.

f. zat warna

Zat warna masih sering dipakai dalam pengobatan topical. Efeknya ialah

astringen dan antiseptic. Misalnya :

- Zat warna akridin, misalnya akridin laktat ( rivanol) dipakai untuk kompres

dengan konsentrasi 1%, juga bersifat deodorant.

- Metal rosanilin klorida atau gentian violet, dipakai dalam konsentrasi 0,1-1
dalam air. Zat ini juga mempunya efek antimikroba terhadap candida albicans,
di daerah intertrigo atau anogenital.
19. Obat immunomodulator topikal
Salah satu obat imunomodulator adalah takrolimus (TKL) suatu calcinerin

inhibitors (CnLs) yaitu suatu makrolactam yang pertama-tama diisolasi dari

streptomyces.

TKL dapat diberikan secara oral, topical dan intravena. TKL di metabolism di hati

dan mempunyai bioavailabilitas lebih tinggi. Formulasi topical mempunyai

konsentrasi 0,03% dan 0,1 % dalam bentuk salap.

TKL terutama diindikasikan untuk dermatitis atopic dan mencegah sel T, dengan

demikian mencegah sintesis IL2-IL3-IL4, IL5 dan sitokin yang lain, misalnya CSF,

TNF alfa dan TFN gamma. TKL tidak menyebabkan atrofi kulit dan tidak

berpengaruh pada sintesis kolagen kulit.

Pimekrolimus juga dikenal sebagai ASM981 adalah derivate gugusan asli

ascomycin yang semula diisolasi dari hasil fermentasi S.Higroscopicus ascomyticus.

Pimekrolimus mempunyai mekanisme kerja yang sama dengan CnLs yang lain.

Pimekrolimus diformulasi dalam bentuk krim 0,1%,0,6% dan 1,0%


BEDAH KULIT

a. Pendahuluan

Bedah kulit yang paling sering dilakukan adalah biopsi eksisional maupun

insisional untuk mendiagnosis dan atau sekaligus mengobati kelainan kulit. Biopsy

kemudian bertambah dengan tindakan eksisi pada bedah kulit yang sangat berguna

dalam mengangkat tumor, kulit, baik yang jinak maupun yang ganas.

Mempelajari bedah kulit menjadi hal yang wajib bagi setiap spesialis IKKK.

Terlebih lagi dengan adanya perkermbangan berbagai teknik dalam bedah kulit yang

selama ini juga dilakukan oleh spesialis IKKK, misalnya bedah listrik, bedah beku,

bedah laser, dermabrasi, dan bedah kimia. Banyak tindakan bedah kulit ini

merupakan bidah minor yang juga dilakukan oleh dokter umum. Pengetahuan bedah

dasar yang sebelumnya diperoleh sangat berguna. Untuk pengembangan lebih lanjut,

bermacam-macam buku tentang bedah kulit perlu dipelajari.

b.Persiapan penderita
Tindakan bedah kulit tidak terlalu rumit sehingga persiapan penderita dapat

sederhana saja. Walaupun demikian, persiapan penderita dengan kelainan penyakit

kronis, kardiovaskular, system imunitas, dan kelainan hematologic harus

diperhatikan. pemeriksaan laboratorium yang diperlukan harus dilaksanakan.

Pertimbangan lain dalam persiapan penderita adalah penialaian keadaan

psikologis. Penderita dengan tumor ganas kulit hendaknya dimotivasi untuk


pengobatan segera, dan yang dengan keluhan kosmetis harus diteliti lebih jauh

alasan-alasannya. Pendekatan yang baik, jujur, dan terus terang sangat penting dalam

hubungan penderita dan dokter.

Gawat darurat dalam kulit juga harus dipahami. Ketersediaan alat-alat gawat

darurat dan latihan pertolongan gawat darurat perlu dilaksanakan. Misalnya, alat

penunjang pertolongan pertama gawat darurat, contohnya alat resusitasi

kardiovaskular, oksigen dan obat-obatan.

c. Persiapan dasar bedah kulit

Fasilitas yang disiapkan dalam tindakan bedah kulit adalah ruangan bedah dan

alat-alat yang diperlukan. Lampu meja operasi yang terbaik terletak di langit-langit

supaya tidak mengganggu dan mengambil ruangan. Lampu ini jangan yang

menimbulkan panas dan bayangan waktu operasi. Meja operasi dan kursi operator

mudah dan tidak cepat lelah saat melakukan operasi.

Fasilitas tambahan lainnya adalah alat bedah listrik, alat bedah beku, alat

dermabrasi, dan alat bedah laser bila memungkinkan. Alat hisap (suction) untuk

gawat darurat, maupun hisap darah lapangan operasi juga penting. Tidak semua

fasilitas harus diadakan, tetapi tindakan yang dilakukan harus sesuai dengan fasilitas

yang ada.

Alat yang diperlukan untuk bedah kulit lebih sedikit jenisnya. Alat dasar adalah

: tangkai scalpel, klem, pinset, gunting, dan pengait kulit (hook). Beberapa bentuk

khusus yang perlu dalam bedah kulit sesuai dengan fungsinya, antara lain : pinset
adosn untuk jepitan yang halus dan kuat, pinset chalazion untuk kerja di kelopak mata

atau bibir, gunting iris dan gunting gradle untuk potongan tajam dan halus, gunting

metzenbaum untuk undermining, kuret dermal, serta sonde.

d.Persiapan Kulit yang akan Dioperasi

Kulit yang akan dioperasi harus dipersiapkan sedemian rupa sehingga

kemungkinan kontaminasi dan infeksi dapat ditiadakan. Antiseptic kulit yang

digunakan hendaklah dapat membunuh semua mikroorganisme tanpa risiko toksik,

iritasi, atau alergi. Kalau mungkin juga tidak mahal dan mudah dipakai. Pembersih

dan antiseptic kulit yang ada antara lain : air dan sabun, klorheksidin, iodofor

(yodium povidon), alcohol, dan benzalkonium klorida.

Operator harus menggunakan sarung tangan steril sesudah mencuci tangan

dengan sabun antiseptic dalam tiap tindakan. Tutup kepala dan gaun operasi dapat

juga digunakan dalam operasi kulit, tetapi masker hidung dan mulut sangat penting

mencegah kontaminasi kuman dari operator.

Dalam bedah kulit, biasanya perlu dibuat garis perkiraan insisi yang akan

dilakukan. Garis ini lebih baik dibuat sebelum anestesi local diberikan. Kulit

dibersihkan dahulu dari lemak dengan alcohol, garis bila perlu dapat dibuat dengan

pena permanen biasa, kemudian dioleskan dengan zat antiseptik. Setelah itu lapangan

operasi ditutup dengan kain atau kertas operasi, selain bagian yang akan dioperasi.

Cara yang biasa adalah membuat garis dengan ungu gentian 2% steril atau pena steril

sekali pakai sesudah tindakan antiseptik.


e. Anestesi

Anestesi lokal yang ideal mempunyai awitan yang cepat dan masa anestesi

yang lama. Zat anestesi lokal yang biasa digunakan terdiri atas 2 kelompok yaitu

ikatan ester dan amida. Kelompok ester cepat diinaktivasi, jadi efek anestesinya

singkat, sedangkan kelompok amida sulit dihidrolisis dalam jaringan sehingga efek

anestesinya lebih lama. Kelompok ester terdiri atas prokain, tetrakain, benzokain, dan

kokain ; kelompok amida terdiri atas lodokain, mepivakain, dibukain, bupivakain,

dan etidokain.

Infiltrasi lokal. Zat anestesi yang sering digunakan adalah lidokain 0,5%-2%

dengan atau tanpa epinefrin. Epinefrin dapat mengurangi perdarahan dan

memperpanjang efek anestesi karena vasokonstriksi yang jyga memperlambat

absorbs. Penggunaan jarum kecil 30G mengurangi rasa nyeri karena tusukan jarum

dan masuknya obat. Efek anestesi baisanya cepat terjadi antara 1-2 menit.

Blok saraf. Zat anestesi yang digunakan menghambat nyeri melalui saraf

sensorik. Cara ini dapat memperpanjang masa anestesi dan tidak mengganggu

kelainan kulitnya. Jarum yang dipakai lebih besar yaitu 25G-27G untuk menghindari

tusukan intravaskuler yang dapat menyebabkan reaksi toksik sistemik waktu

memblok saraf. Efek anestesi baru terjadi setelah 5-10 menit. Pengetahuan anatomi

saraf sensoris dan area kulit yang dipersyarafinya sangat penting dalam anestesi blok.

Anestesi topical. Dapat digunakan pada selaput lender maupun kulit untuk

anestesi ringan dan tindakan bedah permukaan. Zat anestesi yang digunakan dapat

berbentuk krim, salap, gel, cairan, dan aerosol. Zat dingin juga dapat digunakan

sebagai anestesi topical sementara dan singkat, mislanya : etiklorida dan kloroform.
Toksisitas sistemik dari anestesi harus diwaspadai. Hal ini terjadi bila jumlah

zat anestesi yang digunakan banyak, daerah anestesi banyak vascular, dan

detoksifikasi dan ekskresi yang rendah karena penyakit hati. Reaksi yang dapat

terjadi adalah reaksi toksik pada kardiovaskular dan susunan saraf pusat dan reaksi

alergik pada kulit.

f. Benang jahit kulit

Benang jahit kulit dapat berupa bahan alami atau sintetik, monofilament atau

multifilament, diwarnai atau tidak, dan dilapisi atau tidak. Benang multifilament dan

tidak dilapis kemungkinan lebih besar memudahkan masuk bakteri yang

menyebabkan infeksi. Benang jahitan dinilai juga dengan sifat lenturnya, mudah

digunakan, dilihat, dan keamanan simpulnya, di samping kekuatan dan elastisitasnya.

Benang operasi dapat diserap atau tidak diserap oleh tubuh. Benang yang

diserap antara lain gut, kromik gut, dekson, vikril, dan polidioksanon, serta yang

tidak diserap antara lain sutra, dakron, nilon, dan polipropilen. Benang yang tidak

diserap dapat bertahan lebih dari 60 hari.

Hari tersebut perlu diperhatikan karena luka operasi pada 4-6 hari pertama

sangat bergantung pada jahitan operasi, betul-betul kuat setelah 70 hari. Benang yang

diserap memberikan reaksi radang lebih sering dan menetap sampai benangnya habis

terserap. Benang yang tidak diserap akan merangsang fibrosis pada hari ke 10-16.

Pengangkatan benang operasi dalam 7 hari mengurangi bekas jahitan. Jahitan

pada muka dapat dilepas pada hari ke 5, anggota gerak dan badan depan hari ke 6
atau 7, dan pada telapak kaki dan punggung hari ke 7-10 atau hari ke 14, terutama

pada punggung dam daerah yang bergerak.

g. Biopsi Kulit

Kegunaan biopsy kulit adalah untuk melihat gambaran histopatologik ada

tidaknya keganasan, mendiagnosis tumor kulit jinak dan mendiagnosis penyakit kulit

lainnya. Kelebihan spesialis IKKK adalah dapat menghubungkan kelainan kulit yang

terlihat dan kelainan histopatologik yang didapatkan untuk saling menunjang.

Cara biopsy kulit : kulit dibersihkan dengan alcohol 70% atau antiseptic yang

lain termasuk daerah 5 cm di luar batas kelainan. Yodium povidon dapat mewarnai

lesi sehingga menyulitkan memilih daerah yang akan diambil. Anestesi dengan

lidokain dengan atau tanpa epinefrin dan bila alergi dapat digunakan zat dingin

nitrogen cair atau CO2 lalu dibiopsi dengan cepat.

Irisan biopsy dapat menggunakan alat plong, dan bila perlu jaringan yang

lebih besar digunakan alat bedah scalpel. Alat yang juga dapat dipakai untuk biopsy

kulit adalah gunting dan kuret untuk kelainan superficial. Bekas irisan dijahit seperti

dalam bedah kulit, dan bila perlu dengan jahitan dalam supaya hasilnya baik.

h. Eksisi kulit

Sebelum melakukan bedah kulit, anatomi daerah yang akan dieksisi harus

dikuasai terlebih dahulu. Operator mengenal dengan baik anatomi kulit, subkutis, oto-

otot superficial, dan susunan vaskuler dan saraf superficial. Pada badan dan anggota

gerak, eksisi dapat dilakukan dengan lebih mudah, tetapi di daerah tangan dan kaki

harus hati-hati karena banyak pembuluh darah dan saraf superficial, dan tendon.
Eksisi banyak dilakukan pada muka dan leher, sehingga pengetahuan anatomi

di daerah ini sangat penting. Di daerah muka, nervus fasialis dan cabangnya harus

dikenal. Arteri dan vena temporalis, arteri dan vena fasialis, dan kelenjar parotis juga

harus diperhatikan letaknya. Di daerah leher yang perlu diketahui adalah tulang

hyoid, tulang rawan tiroid dan trakea, serta otot sternokleidomastoid. Arteri dan vena

jugularis eksterna dan nervus spinalis aksesoris terletak superficial di leher.

Irisan operasi yang sejajar garis regangan kulit alami akan membuat jaringan

parut kurang terlihat. Arah garis ini biasanya tegak lurus terhadap otot di bawahnya.

Juga bila irisan searah dengan lipatan anatomis kulit, seperti lipat nasolabial akan

kurang tampak. Tujuan utama operasi adalah mengangkat lesi kulit. Pada

pengangkatan yang tidak sesuai dengan garis atau lipatan lipatan kulit atau

mempengauhi organ sekitarnya, dapat dilakukan penutupan dengan macam-macam

flap atau plasti. Penutupan yang lebih mudah dengan menggunakan tandur kulit.

Bentuk eksisi dasar adalah fusiformis yang arahnya sejajar dengan garis dan

lipatan kulit. Perbandingan panjang dan lebar eksisi minimal 3 : 1 dengan sudut 30

derajat. Irisan tegak lurus atau lebih meluas ke dalam sampai dengan subkutis. Bila

perlu dapat dilakukan undermining, yang kalau di muka tepat di bawah dermis dan

kalau di scalp di daerah subgaleal. Perdarahan yang terjadi di kulit dapat ditekan

beberapa saat, dan bila perlu dilakukan hemostasis dengan elektrokoagulasi, tetapi

jangan berlebihan terutama pada perdarahan dermis. Perdarahan dari pembuluh darah

kecil dapat di elektrokoagulasi, tetapi yang besar harus diikat.


i. Teknik Jahitan Kulit

Bermacam-macam bentuk jahitan kulit dibuat sesuai dengan fungsinya. Ada

yang sulit atau mudah, ada yang lambat atau cepat dilakukan. Bentuk jahitan kulit

tersebut antara lain : jahitan sederhana terpisah (simple interrupted stitch), jahitan

matras vertical, jahitan matras horizontal, jahitan subkutan, jahitan kutis, jahitan

jelujur dasar (running stitch), jahitan jelujur terkunci, jahitan jelujur matras

horizontal, dan jahitan jelujur subkutikular.

Penutupan eksisi dengan jahitan selapis demi selapis merupakan hal yang

baku. Diusahakan agar garis irisan agak menimbul setelah dijahit. Hal tersebut dapat

dimudahkan, bila insisi menyamping kedalam atau jahitan kulit dengan matras

vertical. Ketika luka sembuh terjadi kontraksi dan pembentukan jaringan baru,

sehingga kulit bekas jahitan yang terangkat menjadi jaringan parut yang rata dan

bagus.

Pemberian antibiotic sistemik dan perawatan pascaoperasi sesuai dengan

keadaan penderita. Infeksi luka operasi sesudah bedah kulit yang sederhana jarang

terjadi, sehingga perawatan luka merupakan hal yang paling penting, tidak perlu

antibiotik sistemik.

j. Perawatan Operasi Pascaoperasi

Hemostasis topical, misalnya subsulfat ferat (cairan monsel), alumunium

klorida, dan perak nitrat, menghambat penyembuhan luka. Yang aman adalah

hemostasis dengan thrombin, dan paling aman adalah tekanan sementara sampai

hemostasis terjadi alami. Berbagai bahan antiseptic juga dapat mengganggu jaringan
luka, antibiotic topical lebih dianjurkan. Penutupan luka yang baik harus

mempercepat penyembuhan, mengurangi nyeri, meyerap cairan, dan mudah ditukar-

tukar.

Tutup luka oklusif dan semioklusif memberi lingkungan lembab pada luka,

mencegah luka terbuka, meningkatkan epitelisasi, dan sintesis kolagen. Beberapa tipe

penutup oklusif ini anatara lain, lapis plastic berlubang (band aid), vigilon

(hydrogen), duodem (hydrokoloid), dan op-site, tegaderm (polyurethane). Tujuan lain

perawatan luka adalah mengurangi kolonisasi bakteri. Penderita dapat menggunakan

sntiseptik yang tidak iritasi atau sensitisasi. Bila perlu, air bersih dapat membersihkan

luka, dan setelah itu diberikan salap antibiotic lalu ditutup secara oklusif.

-
DASAR TERAPI LASER PADA PENYAKIT KULIT

a. Karakteristik Laser

Ada 4 sifat utama sinar laser yang menonjol yang membuktikan keunikannya :

1. Monokromatik, yaitu mempunyai satu macam panjang gelombang bergantung

pada medium yang digunakan.

2. Kolimasi, yaitu sinar laser berjalan dengan arah sinkron, sejajar (paralel), tidak

terbias.

3. Koheren, yaitu gelombang elektromagnetik memiliki bentuk dan fase yang sama

4. Sinar laser tampak terang sekali (bright) karena emisi tinggi

Sinar laser berbeda dengan sinar lampu biasa, karena lampu biasa arahnya

menyebar ke segala jurusan, warna putih sebab terdiri dari spectrum berbagai

panjang gelombang. Sinar tersebut arahnya tertentu dan mempunyai warna

tunggal (monokromatik) karena mempunyai satu panjang gelombang. Keunikan,

bersifat monokromatik yaitu energy laser hanya diserap oleh kromofor spesifik

organ target.

b. Sistem Laser

Komponen-komponen yang dapat menghasilkan sinar laser :

1. Medium laser

Dapat berupa berbagai macam zat :

a. Zat padat (misalnya ruby pada laser ruby)

b. Cair (zat warna organic)

c. Gas (argon dan CO2 )


2. Ruang gema optic

Ruang ini merupakan tempat amplifikasi cahaya, serta tempat untuk menyeleksi

foton agar berjalan pada arah yang dikehendaki. Ruang gema optic di bagian depan

dibatasi oleh cermin yang mempunyai daya pantul kurang dari 100% (Partially

Refleued Mirror), sedangkan bagian belakang juga terdapat cermin dengan daya

pantul total. Letak cermin sedemikian rupa sehingga cahaya dapat berjalan sejajar

dengan sumbu ruang gema optic.

3. Sumber energi

Sumber energi atau/dan pompa laser dapat berupa listrik, mekanik, atau kimiawi.

Istilah-istilah pada alat laser :

1. Power output (keluaran tenaga) yaitu dalam satuan watt : joule (j)/detik

2. Densitas tenaga = power density/pradiance yaitu watt/cm2

3. Energi cahaya disebut dalam joule

4. Densitas energy (=fluencej disebut dalam joule/cm2 )

5. Gelombang berkesinambungan (continous wave) yaitu tenaga yang keluar

selama shutter (pedal) dibuka

6. Gelombang terpulsasi = (pulsed wave) = keluaran sinar secara terputus-putus

7. Gelombang super pulsa, yaitu keluaran sinar sangat pendek

8. Laser Q switched yaitu waktu pajanan sangat cepat dengan energi sangat tinggi
Tipe-tipe laser dengan macam-macam indikasi :

1. Laser potassium titanium phosphate (KTP)

2. Puseed dye laser (PDL)

3. Long pulsed alexandrite laser

4. Long pulsed NaYA6 1064 nm

5. Intense pulsed laser (IPL)

c. Macam-macam Laser

1. Laser ruby (panjang gelombang 694 nm, pulsed)

Merupakan laser pertama. Pernah dipakai untuk lesi-lesi pigmentasi dan lesi

vascular

2. Laser argon (panjang gelombang 488-514)

Sinar ini akan diabsorbsi bila menyentuh kelainan kulit yang berpigmen dan

mengeluarkan energy yang berupa panas sehingga mengevaporasi pigmen tersebut.

Laser argon berkemampuan secara selektif menghilangkan pigmen yang berada

dalam kulit. Bagian yang banyak mengandung laser argon adalah mata, kulit, bedah

plastic, endoskopi, GI, dan THT.

Indikasi untuk kulit PWS, teleangiektasis, aakne rosasea, granuloma piogenikum,

keratosis seboroik, keratosiss senilis, nevus pigmentosus, xantoma, xantelasma,

lentigo, giant hairy nevus, tato, dan lain-lain.


3. Laser CO2 (panjang gelombang 10.600 nm)

Sinar tersebut diabsorbsi sempurna oleh cairan dan benda padat. Laser ini

bermanfaat untuk menghancurkan sel dan dapat memotong kulit dan jaringan (disebut

sebagai “pisau sinar”). Perdarahan umumnya sedikit karena terjadi koagulasi sel-sel

darah merah dan penutupankapiler-kapiler yang terpotong. Banyak digunakan oleh

bagian bedah, THT, bedah saraf, ginekologi, pediatric, bedah mulut, dan lain-lain.

Indikasinya yaitu hemangioma kavernosum, angiosarkoma, sarcoma Kaposi,

ekstirpasi tumor kulit ganas, karsinoma sel basal, karsinoma sel skuamosa, melanoma

maligna, adenoma sebaseum, keratosis senilis, dan veruka vulgaris rekalsitran.

4. Laser Nd Yag (panjang gelombang 1064 nm)

Digunakan terutama untuk tujuan koagulasi tumor, operasi jaringan tumor,

memecah batu, dan lain-lain. Banyak digunakan oleh bagian bedah digestif,

endoskopi, paru, urologi, THT, ginekologi, bedah saraf, kardiologi, bedah plastic, dan

lain-lain.

5. Tuneable Dye Laser

Merupakan laser argon yang difokuskan melalui larutan zat warna yang dialirkan

secara cepat (jet-stream) sehingga dapat menghasilkan beberapa sinar laser yang

gelombangnya dapat diatur antara 475 nm-630 nm.

Keunggulannya adalah gelombangnya dapat diatur, sehingga kegunaanya dapat

disesuaikan secara lebih efektif untuk penyakit yang akan diobati. Laser ini juga

digunakan untuk terapi fotodinamik.


d. Laser dengan energi rendah

Pengobatan dengan laser energy rendah disebut sebagai Low Level Laser

Therapy (LLLT).

Dasar LLLT adalah biostimulasi yang berarti stimulasi untuk mempercepat

respons fisiologik sel dan jaringan. Penyembuhan luka di kulit biasanya dipengaruhi

oleh pembentukan jaringan granulasi, epitelisasi, dan keadaan trofik kulit setempat.

Biostimulasi dengan laser yang berenergy rendah dapat mempercepat penyembuhan

luka oleh karena memiliki respons stimulasi sebagai berikut :

1. Proliferasi fibroblast

2. Angiogenesis , neovaskularisasi

3. Pembentukan jaringan kolagen

4. Daya fagositosis sel-sel leukosit

5. Epitalisasi

Untuk LLLT pada umunya digunakan laser yang bergelombang 660 nm-

880 nm. Laser He-Ne 632,8 nm, laser diode dengan media Ga Al As

(Galium alumunium arsenid 830 nm). Disebut laser berenergi rendah oleh

karena tenaga listrik yang dipakai sangat sedikit : 10 m watt-60 m watt,

power density yang diserap hanya berkisar antara 1-4 joule/cm2.

Indikasi LLLT

1. Ulkus yang sukar sembuh, ulkus varikosum, ulkus diabetikum, ulkus

kusta dan ulkus dekubitus

2. Radio nekrosis
3. Alopesia areata

4. Herpes zoster, herpes simpleks

5. Neuralgia pasca herpes

Anda mungkin juga menyukai