Anda di halaman 1dari 2

HAPSA

L011201135
EKOLOGI PERAIRAN

Faktor-faktor Pembatas beserta toleransinya di perairan dan biota air.


Faktor Pembatas Ekosistem Aquatik :
1) Cahaya matahari. Cahaya Matahari merupakan faktor lingkungan yang sangat
penting, karena sebagai sumber energi utama bagi seluruh ekosistem. Struktur dan
fungsi dari suatu ekosistem sangat ditentukan oleh radiasi matahariyang sampai pada
ekosistem tersebut. Cahaya matahari, baik dalam jumlah sedikit maupun banyak
dapat menjadi faktor pembatas bagi organisme tertentu.
2) Air. Air merupakan faktor lingkungan yang sangat penting, karena semua organisme
hidup memerlukan air. Air dalam biosfer ini jumlahnya terbatas dan dapat berubah-
ubah karena proses sirkulasinya. Siklus air dibumi sangat berpengaruh terhadap
ketersediaan air tawar pada setiap ekosistem pada akhirnya akan menentukan jumlah
keragaman organisme yang dapat hidup dalam ekosistem tersebut.
3) Suhu. Air mempunyai beberapa sifat unik yang berhubungan dengan panas yang
secara bersama-sama mengurangi perubahan suatu sampai tingkat minimal,
sehingga perbedaan suhu dalam air lebih kecil dan perubahan yang terjadi lebih
lambat dari pada di udara. Sifat yang terpenting adalah : panas jenis, panas fusi, dan
panas evaporasi.
4) Kejernihan Penetrasi cahaya sering kali dihalangi oleh zat yang terlarut dalam air,
membatasi zona fotosintesa dimana habitat akuatik dibatasi oleh kedalaman.
Kekeruhan, terutama bila disebabkan oleh lumpur dan partikel yang dapat
mengendap, sering kali penting sebagai faktor pembatas. Sebaliknya, bila kekeruhan
disebabkan oleh organisme, ukuran kekeruhan merupakan indikasi produktifitas.
5) Arus Air cukup “padat”, maka arah arus amat penting sebagai faktor pembatasan,
terutama pada aliran air. Disamping itu, arus sering kali amat menentukan distribusi
gas yang fital, garam dan organisme yang kecil. Kuat arus dalam suatu perairan sungai
sangat menentukan kondisi substrat dasar sungai, suhu air, kadar oksigen, dan
kemampuan organisme untuk mempertahankan posisinya diperairan tersebut.
Semakin kuat arus air, semakin berat organisme dalam mempertahankan posisinya.
6) Zona air deras Daerah yang airnya dangkal dimana kecepatan arus cukup tinggi untuk
menyebabkan dasar sungai bersih dari endapan dan materi lain yang lepas, sehingga
dasarnya padat. Zona ini dihuni oleh berbagai bentos yang telah beradapatasi khusus
misalnya derter.
7) Zona air tenang Bagian air yang dalam dimana kecepatan arus suda berkurang, maka
lumpur dan materi lepas cenderung mengendap di dasar, sehingga dasarnya lunak
tidak sesuai dengan bentos tetapi sesuai untuk penggali nekton dan plankton.
8) Konsentrasi gas dan garam terlarut. Konsentrasi gas dan garam terlarut, Konsentrasi
CO2 dan O2 di perairan tawar sangat terbatas. Nitrat dan fosfat sampai batas tertentu
tampaknya terbatas jumlahnya. Garam biogenik adalah garam-garam yang terlarut
dalam air, seperti karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N), sulfur (S), posfor
(P), kalium (K), kalsium (Ca), dan magnesium (Mg). Zat kimia ini merupakan unsur
vital bagi keberlanjutan organisme tertentu.
9) Konsentrasi gas pernapasan Berbeda dengan lingkungan laut konsentrasi oksigen
dan karbon dioksida sering kali terbatas pada lingkungan air tawar.

Nilai toleransinya bagi pertumbuhan untuk organisme air atau biota air
 Gas oksigen di perairan konsentrasinya kecil dan sering berubah-ubah jumlahnya
tetapi gas oksigen sangat dibutuhkan oleh organisme air untuk bernapas sehingga
ketersediaan gas oksigen di perairan merupakan faktor pembatas bagi pertumbuhan
dan kelangsungan hidup organisme air.
 Di ekosistem perairan kisaran perubahan suhu kecil saja sehingga organisme air
toleransi terhadap perubahan suhu perairan menjadi sempit. Jika tiba-tiba terjadi
perubahan suhu perairan yang besar dan dalam waktu singkat maka organisme air
tidak dapat mentoleransinya. Maka suhu perairan merupakan faktor pembatas bagi
organisme air.
 Organisme – organisme dapat memiliki kisaran toleransi yang lebar bagi satu factor
(disebut eury) dan kisaran toleransi yang sempit untuk faktor lainnya (disebut steno).
 Contohnya :
1) Ikan nila memiliki kisaran toleransi yang lebar untuk perubahan salinitas (euryhalin)
tetapi memiliki kisaran toleransi yang sempit untuk perubahan suhu (stenothermal).
2) membandingkan telur-telur ikan trout dan telur-telur kodok. Telur-telur ikan trout
berkembang antara 0oC dan 12oC dengan optimum 4OC sedangkan telur-telur kodok
antara 0O Cdan 30OC dengan optimum 22OC. Jadi telur-telur ikan trout adalah
stenothermal dan telur-telur kodok eurythermal. Titik-titik minimum, optimum dan
maksimum berdekatan untuk jenis-jenis yang stenotermal. Sehingga perbedaan
tempratur yang kecil menyebabkan efek yang kecil pada jenis eurythermal. Jenis-jenis
yang stenotermal ada yang bersifat toleransi tempratur rendah (oligothermal) dan
adapula yang toleransi tempratur tinggi (polythermal) atau di antaranya.

Anda mungkin juga menyukai