Anda di halaman 1dari 36

ASUHAN KEPERAWATAN

INTRANATAL

DISUSUN OLEH
DWI CAHYO PRABOWO PANCASILAWAN
2020206025

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2021
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian

Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari rahim ibu. Persali
nan dianggap normal jika proses yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) ta
npa disertai penyulit (JNPK- RMNH, Dep.kes RI, 2002).

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup kedunia luar dari rahim m
elalui jalan lahir / dengan jalan lain (Mochtar, 2002).

Primigravida adalah seorang wanita yang sedang mengalami kehamilan pertama (Cunningham, 2
006).

Persalinan pada primigravida adalah persalinan yang terjadi pada wanita yang baru pertama kali
hamil (Endjun, 2004).

Intranatal pada primigravida menurut penulis adalah proses pengeluaran hasil konsepsi, yang dap
at hidup kedunia luar dari rahim melalui jalan lahir / dengan jalan lain pada wanita yang baru per
tama kali hamil.

B. Etiologi

Penyebab terjadinya persalinan adalah :

1. Teori penurunan hormon.

1 – 2 minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan kadar hormon progesteron dan este
rogen. Progesteron bekerja sebagai penenang otot–otot polos rahim dan akan menyebabkan k
ekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila kadar progesteron turun.

2. Teori prostaglandine.

Adanya prostaglandine yang dihasilkan oleh desidua merangsang terjadinya kontraksi ya


ng menyebabkan peristiwa persalinan.
3. Teori oksitosin.

Pelepasan prostaglandine ini disertai dengan pelepasan oksitosin dari glandula pituitaria p
osterior. Dilatasi segmen uterus bagian bawah pada akhir kehamilan juga dipercaya merangsa
ng pelepasan oksitosin yang dapat merangsang kontraksi uterus.

4. Teori distensi rahim.

Pembesaran dan perenggangann rahim oleh isi rahim yang semakin membesar menyebab
kan terjadinya iskemia otot rahim sehingga sirkulasi utero plasenta terganggu dan menyebab
kan terjadinya peristiwa persalinan (Departemen Kesehatan Jawa Tengah, 2004).

C. Manifestasi Klinis
1. Tanda–tanda permulaan persalinan yang terjadi beberapa minggu sebelum persali
nan adalah :
a. Lightening / settling / dropping yaitu kepala turun memasuki pintu atas pa
nggul. Pada primigravida terjadi saat 4–6 minggu terakhir kehamilan, seda
ngkan pada multigravida terjadi saat partus mulai.
b. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
c. Perasaan sering atau susah kencing (polakisuria), karena kandung kemih te
rtekan oleh bagian terbawah janin.
d. Perasaan sakit perut dan dipinggang karena kontraksi lemah dari uterus.
e. Serviks menjadi lebih lembek dan mulai mendatar, sekresinyapun akan ber
tambah bisa bercampur darah (Departemen Kesehatan Jawa Tengah, 200
4).
2. Tanda–tanda pasti persalinan yang terjadi beberapa saat sebelum persalinan adala
h
a. Terjadinya his persalinan yang bersifat :
1) Pinggang terasa sakit dan menjalar kedepan.
2) Sifatnya teratur, interval semakin pendek dan kekuatanya semakin
besar.
3) semakin ibu beraktivitas kekuatan his akan semakin besar.
b. Pengeluaran lendir dan darah (bloody show) yang lebih banyak karena rob
ekan kecil pada serviks.
c. Pengeluaran cairan yang terjadi pada beberapa kasus ketuban pecah, dan d
engan pecahnya ketuban diharapkan persalinan berlangsung dalam waktu
24 jam kemudian.
d. Pada pemeriksaan dalam serviks telah mendatar dan pembukaan telah ada
(Departemen Kesehatan Jawa Tengah, 2004).
3. Faktor – faktor yang mempengaruhi persalinan :
a. Power (kekuatan yang mendorong janin keluar).
Power pertama pada persalinan adalah kekuatan yang dihasilkan k
ontraksi otot rahim yang terjadi diluar kesadaran. Power terdiri dari 2 fakt
or, yaitu :
- His (kontraksi otot rahim pada persalinan).
- Tenaga mengejan.
Adanya kontraksi otot dinding perut maka menyebabkan peningkatan teka
nan intra abdominal (serupa tenaga mengejan sewaktu BAB namun lebih k
uat). Setelah kepala sampai pada dasar panggul timbul suatu reflek pasien
menutup glotisnya, mengkontraksikan otot–otot perutnya dan menekan dia
fragma kebawah. Hal ini berhasil bila pembukaan sudah lengkap dan efekt
if sewaktu ada kontraksi.
b. Passage (jalan lahir).
Meliputi jalan lahir keras (rongga pelvis) dan jalan lahir lunak (ser
viks dan vagina).
c. Passanger (janin).
Letak janin yaitu hubungan antara sumbu panjang ibu dan sumbu p
anjang janin, dimana janin bisa melintang atau memanjang. Presentasi yait
u bagian terendah janin yang berada di pintu atas panggul yang dapat beru
pa kepala, bokong, bahu atau muka.
d. Psikologi.
Apabila ibu hamil mengalami stress psikologis, janin dan ibu akan
mengalami kondisi yang tidak baik, karena saat stress dapat menyebabkan
disekresinya epineprin yang dapat menghambat aktifitas miometrial sehin
gga mengakibatkan tidak terkoordinasinya aktivitas uterus. Agar tidak terj
adi hal tersebut sang calon ibu harus diberikan support dan dukungan, kare
na berdasarkan penelitian bahwa support emosional dan fisik mempunyai
hubungan signifikan dalam mempercepat persalinan (Departemen Kesehat
an Jawa Tengah, 2004).
4. Adaptasi yang terjadi selama proses persalinan antara lain :
a. Adaptasi janin :
1. Denyut jantung janin.

Pemantauan denyut jantung janin memberi informasi yang dapat di


percaya dan dapat digunakan untuk memprediksi keadaan janin yang b
erkaitan dengan oksigenasi. Denyut jantung janin rata–rata pada aterm
adalah 140 denyut/menit, dan batas normalnya adalah 110 – 160 denyu
t/menit.

2. Sirkulasi darah janin.

Dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah posisi ib


u, kontraksi uterus, tekanan darah dan aliran darah tali pusat. Kebanya
kan apabila janin yang sehat akan mampu mengkompensasi stres ini, b
iasanya aliran darah tali pusat tidak terganggu oleh kontraksi uterus ata
u posisi janin.

3. Pernafasan dan gerakan janin.

Pada waktu persalinan pervagina 7–24 ml air ketuban diperas kelu


ar dari paru–paru, tekanan oksigen janin menurun, tekanan karbondiok
sida meningkat, gerakan janin masih sama seperti masa kehamilan teta
pi akan menurun setelah ketuban pecah.

b. .Adaptasi ibu :
1. Perubahan kardiovaskuler.
Selama proses persalinan pada setiap kontraksi 400 ml darah akan
dikeluarkan dari uterus dan masuk kesistem vaskuler ibu dan hal ini ak
an meningkatkan curah jantung sekitar 10%-15% pada tahap pertama
persalina, dan sekitar 30%-50% pada tahap kedua persalinan untuk me
ngantisipasi perubahan tekanan darah ibu. Aliran darah yang menurun
pada arteri uterus akibat kontraksi dialirkan kembali kepembuluh dara
h perifer yang mengakibatkan tekanan darah meningkat adan frekuensi
denyut nadi menurun. Pada persalinan tahap pertama kontraksi uterus
meningkatkan tekanan sistolik 10 mmHg, sedangkan pada tahanan ked
ua sekitar 30 mmHg dan tekanan disrtolik sampai 25 mmHg.

2. Perubahan pernafasan.

Peningkatan aktifitas fisik dan peningkatam pemakaian oksigen ter


lihat dari peningkatan frekuensi pernafasan sehingga jika pada tahap k
edua persalinan ibu tidak diberi obat-obatan maka ia akan memakai ok
sigen 2 kali lipat.

3. Perubahan berkemih.

Selama persalinan ibu dapat mengalami kesulitan berkemih secara


spontan karena berbagai alasan, antara lain yaitu endema jaringan akib
at tekanan bagian presentasi, perasaan tidak nyaman dan rasa malu.

4. Perubahan integumen.

Adaptasi sistem integumen jelas telihat khususnya pada daerah intr


oitus vagina, meskipun daerah tersebut dapat merenggang saat proses
persalinan namun dapat terjadi robekan-robekan kecil sekalipun tidak
dilakukan episiotomi.

5. Perubahan pencernaan.

Proses persalinan mempengaruhi alat pencernaan, bibir dan mulut


menjadi kering akibat bernafas melalui mulut, dehidrasi sebagai respo
n emosi terhadap persalinan. Selama persalinan motilitas dan absorbsi
saluran cerna menurun pada waktu pengosongan lambung menjadi lam
bat, seringkali rasa mual dan memuntahkan makanan yang belum dicer
na, mual dan sendawa juga sering terjadi sebagai respon refleks terhad
ap dilatasi serviks lengkap.

6. Perubahan endokrin.

Awal persalinan dapat diakibatkan karena penurunan kadar progest


eron dan peningkatan kadar esterogen, prostaglandine dan oksitosin, m
etabolisme meningkat dan kadar glukosa darah dapat menurun akibat p
roses persalinan.

5. Proses persalinan terdiri dari 4 kala (Risanto, 2008) :


a. Kala I (pembukaan serviks).

Pada kala ini pada primigravida terjadi pendataran serviks (effacemen


t) terlebih dulu baru terjadi pembukaan (dilatasi), sedangkan pada multigravid
a pendataran serviks dan pembukaan dapat terjadi bersamaan (Cunningham, 2
006).

Kala 1 terdapat 2 fase :

1).Fase laten.

Tahap awal persalinan ini dimulai begitu sudah ada pembukaan leh
er rahim. His mulai teratur, muncul rasa sakit yang perlahan makin nyeri d
an sering serta makin lama, sejak pembukaan 0cm–3cm umumnya berjala
n lambat. Fase laten terjadi ± 8 jam pada primigravida dan ± 5 jam pada m
ultigravida.

Pencatatan kondisi selama fase laten (JNPK-KR, 2007) :

1) Denyut jantung janin setiap ½ jam.

2)Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus setiap ½ jam.

3)Nadi setiap ½ jam.

4)Pembukaan serviks setiap 4 jam.


5)Tekanan darah dan suhu setiap 4 jam.

2) Fase aktif

Pada fase ini tahap awal pembukaan 4 cm – 10 cm. Terjadi


± 5 jam pada primigravida. Pada fase ini bagian terendah bayi (bias
anya kepala) mulai turun kepanggul dan ibu mulai merasakan desa
kan untuk mengejan. Fase ini dibagi menjadi 3 sub fase:

1)Fase akseleratif (pembukaan menjadi 4 cm).

2)Fase dilatasi maksimal (pembukaan menjadi 9 cm).

3)Fase deselerasi (pembukaan menjadi 10 cm).

b. Kala II (Pengeluaran janin)

Pada kala ini his terkoordinir, kuat, cepat, dan lebih lama ± 2 – 3 menit
sekali. Kepala janin mulai turun masuk ruang panggul sehingga terjadilah teka
nan pada otot–otot dasar panggul yang secara reflektoris menimbulkan rasa m
engedan. Karena tekanan pada rectum ibu merasa seperti mau BAB dengan ta
nda anus terbuka. Pada waktu his kepala janin mulai kelihatan, vulva membuk
a dan perineum meregang. Pada ibu primigravida dianjurkan melakukan episi
otomi agar tidak terjadi robekan (rupture uteri). Dengan his mengejan yang ter
pimpin akan lahirlah kepala diikuti oleh seluruh badan janin. Kala II pada pri
migravida terjadi selama ± 1½ - 2 jam, sedangkan pada multigravida ± ½ - 1 j
am.

c. Kala III (Pengeluaran plasenta)

Pada kala ini uterus akan teraba keras dengan tinggi fundus uteri seting

gi pusat. 5 – 30 menit setelah bayi lahir rahim akan berkotraksi dan ibu akan

merasakan sakit, rasa sakit ini menandakan lepasnya plasenta dari perlekatany

a dirahim. Dalam waktu 1 – 5 menit seluruh plasenta terlepas, terdorong kedal

am vagina dan akan keluar dengan spontan atau dengan sedikit dorongan dari
atas simfisis pubis atau fundus uteri. Pengeluaran plasenta disertai dengan pen

geluaran darah ± 100 – 200 cc. Setelah itu plasenta akan diperiksa guna mema

stikan apakah plasenta sudah lengkap (jika masih ada jaringan plasenta yang t

ertinggal dalam rahim dapat terjadi perdarahan). Pada primigravida kala III t

erjadi ±½ jam, pada multigravida ±¼ jam.

a. Kala IV (Pengawasan)

Dilakukan selama 1 – 2 jam setelah persalinan dan pengeluaran plasent

a. Tujuanya adalah untuk mengawasi kondisi ibu terutama terhadap bahaya pe

ndarahan post partum. Lama proses persalinan pada primigravida 14,5 jam, se

dangkan pada multigravida 7,5 jam.


Diagnosa banding pada primigravida dan multigravida.

Primigravida Multigravida
1) Perut tegang. 1) Perut longgar, Perut gantung, banyak stri
2) Pusat menonjol.
ae.
3) Rahim tegang.
4) Payudara tegang. 2) Pusat tidak begitu menonjol.
5) Labia mayora tampak bersatu. 3) Rahim agak lunak.
6) Vagina sempit dengan rugae yang  4) Payudara kurang tegang dan tergantung serta ad
utuh. a striae.
7) Serviks licin, bulat dan tidak dapat  5) Labia mayora terbuka.
6) Vagina lebih lebar dengan rugae menonjol.
dilalui oleh satu ujung jari.
7) Serviks bisa terbuka satu jari, kadang kala ada be
8) Perinium utuh dan baik.
9) Pembukaan serviks. kas robekan persalinan yang lalu.
• Serviks mendatar dulu bar
8) Perinium terdapat bekas robekan atau bekas episi
u membuka. otomi persalinan yang lalu.
9) Pembukaan serviks.
• Pembukaan rata – rata 1cm 
• Serviks mendatar sambil membuk
dalam 2 jam.
a hampir bersamaan.
10) Persalinan hampir selalu deng
• Pembukaan 2 cm dalam 1jam
an episiotomi.

10. Persalinan hampir tidak selalu dengan episiotom


i.
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Rekaman kardiotogravi.

Pemantauan secara berkala denyut jantung janin dengan stetoskop leance atau dop
tone yaitu sebuah alat elektronik untuk mendenganr denyut jantung janin. Dilakukan pada
kala 1 untuk mengetahui kekuatan dan sifat kontraksi rahim serta kemajuan persalinan.

2. Partograf

Adalah suatu alat untuk memantau kemajuan proses persalinan dan membantu

petugas kesehatan dan mengambil keputusan dalam penatalaksanaan pasien. Partograf be


rbentuk kertas grafik yang berisi data ibu, janin dan proses persalinan. Partograf dimulai
pada pembukaan mulut rahim 4 cm (fase aktif).

3. Ultrasonografi (USG)

Digunakan untuk mendeteksi keadaan dan posisi janin dalam kandungan (Endjun, 20
04).

F. Penatalaksanaan

1. Pemberian obat penghilang rasa sakit, misalnya :

a. Pethidin

Biasanya disuntikan dibagian paha atau pantat. Obat ini akan membuat tenang
, rileks, malas bergerak dan terasa agak mengantuk tetapi tetap sadar. Obat ini aka
n bereaksi 20 menit setelah disuntikan, kemudian akan bekerja selama 2 – 3 jam dan
biasanya diberikan pada kala 1. Obat ini diberikan pada keadaan kontraksi rahim yang
kuat.

b. Anastesi epidural.

Metode ini paling sering digunakan, karena memungkinkan pasien untuk tidak
merasakan sakit tanpa tidur. Obat ini disuntikan pada rongga kosong tipis diantara
tulang punggung bagian bawah. Selanjutnya akan dipasang kateter (selang kecil)
untuk mengalirkan obat yang mengakibatkan saraf tubuh bagian bawah mati rasa
selama 2 jam sehingga rasa sakit tidak terasa. Pemberian obat ini harus diperhitun
gkan agar tidak berpengaruh pada kala 2 persalinan, jika tidak ibu harus mengejan
lebih lama.

c. Etonox.

Menggunakan campuran oksigen dan nitrous oksida, efeknya lebih ringan


dari pada epidural.

d. TENS (Transcutaneus Electrical Nerves Stimulation).

Alat ini dipilih jika ingin rasa sakit hilang tanpa obat. Mesin ini merupaka
n stesor elektronik yang membantu tubuh menahan rasa sakit dengan mengirim ar
us listrik kepunggung yang aliranya bisa diatur.

e. Intrathecal Labour Analgesia (ILA).

Obat ini disuntikan diintathecal, suatu daerah diatas epidural. Kelebihan I


LA dibanding epidural adalah lebih aman karena dosis obat lebih sedikit, lebih m
udah digunakan, dan biayanya lebih murah. 2.Pemberian oksitosin. Diberikan pad
a kala 3. Tujuan pemberian oksitosin adalah untuk merangsanga rahim berkontrak
si yang juga mempercepat lahirnya plasenta. Oksitosin diberikan secara intramusk
uler dalam 2 menit setelah bayi lahir denagn dosis 10 IU (Endjun, 2004).

G. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan

1.Nyeri berhubungan dengan peningkatan frekuensi dan intensitas kontraksi (Bob


ak, 2005).

Tujuan : nyeri berkurang / hilang. Kriteris hasil :

a.Klien mengungkapkan bahwa nyeri berkurang / hilang.


b.Ekspresi wajah klien tidak meringis lagi.

Intervensi :

a.Tingkatkan penggunaan tehnik pernafasan terfokus.

b.menawarkan untuk diurut dan tehnik sentuhan terapiutik lain.

2. Devisit volume cairan yang berhubungan dengan berkurangnya asupan cairan


(Bobak, 2005).

Tujuan : Volume cairan dapat terpenuhi. Kriteria hasil :

a.Klien akan meningkatkan kebutuhan asupan cairan.

b.klien menunjukan tidak ada tanda gejala dehidrasi.

Intervensi :

a. Kaji faktor penyebab.


b. Tingkatkan pemberian nutrisi dan hidrasi.
c. Berikan minuman yang cukup.

3.Nyeri yang berhubungan dengan usaha mengejan dan distensi perinium (Bobak,
2005).

Tujuan : Nyeri berkurang / hilang. Kriteria hasil :

a.Klien mengungkapkan bahwa nyeri berkurang / hilang.

b.Ekspresi wajah klien tidak meringis lagi.


Intervensi

a. Kaji tingkat nyeri.


b. Ajarkan teknik mengejan yang benar dan tepat waktu.
c. Dukung dan minta ibu mempraktekan teknik mengejan yang benar ses

uai arahan.

d. Anjurkan ibu untuk selalu didampingi keluarga.

4.Ansietas berhubungan dengan ketidakmampuan mengendalikan defekasi saat m


engejan (Bobak, 2005).

Tujuan : ansietas berkurang / hilang. Kriteria hasil :

a. Klien mengungkapkan kenyamanan psikologis dan fisiologisnya.


b. Klien mengungkapkan ansietasnya berkurang / hilang.

Intervensi :

a. Kaji tingkat ansietas.


b. Mengizinkan / menyarankan klien untuk melakukan defekasi ditempat.

5.Koping individu tak efektif berhubungan dengan pengarahan persalinan yang be

rlawanan dengan keinginan untuk mengejan (Bobak, 2005).

Tujuan : Klien dapat mengejan sesuai dengan arahan. Kriteria hasil :

Klien dapat mengejan sesuai dengan arahan dan saat yang tepat.

Intervensi :

• Mengajarkan teknik pernafasan untuk mengatasi kontraksi.


PENGKAJIAN INTRANATAL

Nama Mahasiswa : Dwi Cahyo Prabowo Tanggal pengkajian : 07 Maret 2020


NPM : 2020206025 Jam pengkajian :04.00
Ruangan/RS : Ruang An Nur

A. Identitas Klien
Initial Klien : Ny.X
Umur (tgl/bln/thn) : 25th
Pekerjaan :-
Pendidikan terakhir :-
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Yogyakarta
Tangal masuk RS : 07 Maret 2020 Jam : 04.00 WIB
Alasan Kunjungan : Persalinan
B. Data Penanggung Jawab
Nama : Tn.M
Usia : 27 tahun
Pendidkan terakhir : S1
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Alamat : Yogyakarta
Hubungan dengan pasien : Suami
C. Data Umum Kesehatan
1. TB/BB : 60 kg
2. BB sebelum hamil : 48 kg
3. Masalah kesehatan khusus : tidak ada
4. Obat-obatan : tidak ada
5. Alergi (obat/makanan/bahan tertentu) : tidak ada
6. Diet Khusus : tidak ada
7. Alat Bantu yang digunakan : tidak ada
Gigi tiruan/kacamata/ lensa kontak/alat dengar)*
8. Lain-lain,sebutkan :-
9. Frekwensi BAK, Masalah :-
10. Frekwensi BAB, Masalah :-
11. Kebiasaan waktu tidur : setiap hari tidur jam 21.00
D. Kronologi Masuk Rumahsakit
Datang ke RS bersalin diantar oleh suaminya pukul 04.00 WIB tanggal 07 Maret 2020 (HP
HT 03 juni 2019) mengeluh sering kencang-kencang dan keluar lender darah sejak pukul
01.00 WIB tapi belum mengeluarkan cairan ketuban.
E. Keluhan Utama
Pasien mengeluh kencang-kencang dan mengeluarkan lendir darah sejak pukul 01.00 WIB
tetapi belum mengeluarkan ketuban.
F. Data Umum Kebidanan
1. Kehamilan sekarang direncanakan (ya/tidak): Ya
2. Status Obstetrik : G1, P0,A0
3. HPMT : 03 Juni 2090
4. Taksiran partus : 10-03-2020
5. Jumlah anak di rumah : tidak ada

G.Riwayat Kesehatan Sekarang


1. Tanda-tanda Persalinan :
a. Kontraksi Sejak : Tanggal 07 Maret 2020 Jam 01.00 WIB
b. Frekuensi : 3x dalam 10 menit
c. Lamanya : 18, 19, 22 detik
d. Intensitas : kuat
2. Pergerakan Janin dalam 24 jam terakhir :-
3. Makan Terakhir pukul: -
4. Minum Terakhir pukul: -
5. BAK Terakhir : 150 cc
6. BAB Terakhir :-

H.PEMERIKSAAN HEAD TO TOE


1. Kenaikan BB selama kehamilan : 12 Kg
2. Tanda Vital :
a.TD :130/80 mmHg
b. Nadi : 88 x/menit
c. Suhu : 36C
d. RR : 28 x/menit.
a. Kepala dan leher : simetris, tidak ada luka atau benjolan dan tidak nyeri jik
a ditekan
b. Jantung : terdapat suara sonor dan tidak ada suara tambahan.
c. Paru-paru : paru-paru baik dan terdapat suara vesikuler.
d. Payudara : bentuk payudara simetris
e. Abdomen (secara umum dan pemeriksaan obstetric):
f. Kontraksi : 4 kali, dengan durasi 18 detik, 19 detik dan 22 detik.
g. DJJ: 145x/menit
h. Pemeriksaan Dalam :
3. VT, tgl : 07 Maret 2020, jam 01.00 WIB
4. Pembukaan : 4 cm
5. Ketuban : tipis utuh, portio tipis, ubun-ubun kecil dan sutura teraba, tulang-t
ulang terpisah satu sama lain.
6. Penurunan : mengalami penurunan 4/5

I. Data Psikososial
1) Penghasilan keluarga setiap bulan : 2,5jt
2) Perasaan klien terhadap kehamilan sekarang : klien merasa senang atas kehamilan
nya yang pertama
3) Perasaan suami terhadap kehamilan sekarang : klien mengatakan senang terhadap
calon buah hatinya yang pertama.

LAPORAN PERSALINAN

I. PENGKAJIAN AWAL
1. Tanggal : 07 maret2020, jam 01.00 WIB
2. Tanda Vital:
a. TD : 130/80 mmHg
b. Nadi : 88x/menit
c. Suhu :36 o C
d. Pernafasan : 28x/menit
3. Pemeriksaan palpasi abdomen:
Hasil pemeriksaan dalam : pembukaan 4cm, selaput ketuban tipis utuh, portiotipis, u
bun-ubun kecil dan sutura teraba, tulang-tulang terpisah satu sama lain.
4. Kontraksi Uterus :
Pada 10 menit terjadi kontraksi sebanyak 3 kali dengan durasi 18 detik, 19 detik, dan
22 detik.
II. KALA PERSALINAN
A. KALA I
1. Mulai persalinan :
a. Tanggal : 07 Maret 2020
b. Jam : 05.00 WIB
c. tanda dan gejala : Pembukaan serviks, kontraksi terjadi teratur minimal 3x
d. TD : 130/70 mmHg
e. Nadi : 86 x/menit
f. Suhu : 36C
g. Pernafasan : 30 x/menit
h. Urine Output : 50cc
i. DJJ : 140 x/menit
j. Ketuban : tipis utuh, portio tipis, ubun-ubun kecil dan sutura teraba,
tulang-tulang berpisah satu sama lain.
2. Kala 1 aktif dilatasi
a. Tanggal : 07 Maret 2020
b. Jam : 08.00 WIB
c. Pembukaan : 7cm
d. Tanda dan gejala : pembukaan serviks, kontraksi terjadi teratur minimal 3x, i
bu mengatakan nyeri skala 8 dan merasakan ingin BAB.
e. TD : 130/90 mmHg
f. Nadi : 90 x/menit
g. Suhu : 36C
h. RR : 28 x/menit
i. Urine output : 200cc
j. DJJ : 130 x/menit
k. Ketuban : tipis utuh, portio tipis, ubun-ubun kecil dan sutura teraba,
tulang-tulang terpisah satu sama lain.
l. Obat-obatan : tidak diberikan
3. Kala 1 aktif Deselarasi
a. Tanggal : 07 Maret 2020
b. Jam : 12.00 WIB
c. Pembukaan : 10 cm
d. Tanda dan gejala : Pembukaan serviks, kontraksi terjadi teratur minimal 4x,
ibu dipandu untuk mengejan, perdarahan kurang lebih 100cc.
e. TD : 140/90 mmHg
f. Nadi : 94 x/menit
g. Suhu : 36C
h. RR : 32 x/menit
i. Urine output : 150cc
j. DJJ : 140 x/menit
k. Ketuban : Ketuban pecah jernih, penurunan kepala 0/5, ubun-ubun
kecil dan sutura teraba, tulang-tulang terpisah satu sama lain.
l. Obat-obatan : tidak diberikan obat-obatan.
B. KALA II
1. Kala II dimulai :
a. Tanggal : 07 Maret 2020
b. Jam : 12.12 WIB
c. TD : 140/90mmHg
d. Nadi : 90 x/menit
e. Suhu : 36C
f. Pernafasan : 32 x/menit
2. Tanda dan gejala :
Klien tampak teriak kesakitan setiap ada his dalam proses persalinan
3. Jelaskan upaya meneran :
Klien mengejan dengan sekuat tenaga dipandu oleh tenaga kesehatan yang mendampingi.
4. Keadaan psikososial :
Klien merasa siap dan senang karena buah hatinya yang ke 3 sudah lahir dengan selamat.
5. Kebutuhan Khusus :
Klien butuh istirahat khusus karena klien merasa sangat Lelah setelah melahirkan
6. Tindakan :
Klien diberikan suntukan oksitosin 2 ml intramuscular kemudian dikeluarkan urinnya me
nggunakan foley cateter dan keluar urin sebanyak 200cc.

C. CATATAN KELAHIRAN
1. Bayi lahir jam : 12.12 WIB
2. Nilai APGAR menit 1 : 6 menit
3. Nilai APGAR menit V : 7 menit
4. PB bayi : 49 cm
5. BB bayi : 2.800 gr
6. LK bayi : 28 cm
7. LD bayi : 26 cm
D. KALA III
1.Tanda dan gejala : Urin keluar sebanyak 200 cc dan kontraksi uterus keras.
2. Plasenta lahir jam : 12.30 WIB
3. Cara lahir plasenta : Klien diberikan suntikan oksitosin 2 ml intramuscular ke
mudian dikeluarkan urinnya menggunakan foley cateter da
n keluar urin sebanyak 200 cc, kontraksi uterus keras, kemu
dian dilakukan pengecekan plasenta dan plasenta udah lepa
s pukul 12.30 WIB.
4. Karakteristik Plasenta : Plasenta keluar lengkap dan berwarna merah tua.
5. Ukuran : 22 cm
6. Panjang tali pusat : 500 gr
7. Perdarahan : 75 cc
8. Keadaan psikososial : Ibu mengatakan lelah namun merasa sangat senang dan le
ga setelah melahirkan anaknya.
9. Kebutuhan Khusus : Klien membutuhkan istirahat karena merasa sangat lelah.
10. Tindakan : Dilakukan hecting
E. KALA IV
1. Hasil pemantauan 15 menit I
a. Mulai jam : 14.00 WIB
b. TD : 130/90 mmHg
c. Nadi : 80 x/menit,
d. Suhu : 37°C
e. Pernafasan : 24x/menit
f. Kontraksi Uterus : kuat
g. Kontraksi kemih : terisi namun tidak penuh
h. Urin : belum keluar
i. Perdarahan : 50cc
2. Hasil Pemantauan 15 menit II
a. Mulai jam : 14.15 WIB
b. TD : 130/90mmHg
c. Nadi : 80x/menit
d. Suhu : 37°C
e. Pernafasan : 24x/menit
f. Urin : belum keluar
g. Kandung kemih : terisi penuh
h. Kontraksi uterus : kuat
i. Perdarahan : 630cc
3. Hasil pemantauan 15 menit III
a. Mulai jam : 14.30 WIB
b. TD : 120/80mmHg
c. Nadi : 80x/menit
d. Suhu : 36°C
e. Pernafasan : 22x/menit
f. Urine : 150cc
g. Kontraksi uterus : kuat
h. Perdarahan : 20cc
4. Hasil pemantauan 15 menit IV
a. Mulai jam : 14.45 WIB
b. TD : 120/70mmHg
c. Nadi : 78 x/menit
d. Suhu : 36°C
e. Pernafasan : 20 x/menit
f. Urin :-
g. Kandung kemih : kosong
h. Kandung uterus : kuat
i. Perdarahan : 20 cc belum bertambah
5. Hasil pemantauan 30 menit I
a. Mulai jam : 15.00 WIB
b. TD : 120/80mmHg
c. Nadi : 80x/menit
d. Suhu : 36°C
e. Pernafasan : 20x/menit
f. Kontraksi uterus : kuat
g. Kandung kemih : terisi tidak penuh
h. Perdarahan : 30cc
6. Hasil pemantauan 30 menit II
a. Mulai jam : 15.30
b. TD : 120/70mmHg
c. Nadi : 80x/menit
d. Suhu : 36°C
e. Pernafasan : 20x/menit
f. Urin : 100cc
g. Kontraksi uterus : kuat
h. Perdarahan : 20 cc
F. BAYI
1. Bayi lahir tanggal/jam : 12.12 WIB
2. Jenis kelamin : Laki-laki
Nilai APGAR
Menit 1 :6
Menit 5 :7
3. BB : 2.800gr
4. PB : 49cm
5. LK : 28cm
6. LD :26cm
7. Tindakan : Dilakukan inisiasi menyusui dini
ASUHAN KEPERAWATAN
KALA I
A. ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI PROBLEM
1. DS: Agens cedera biologis Nyeri Akut
- Pasien mengatakan sering
mengeluh kenceng-kenceng dan
keluar lendir darah
- Ibu mengatakan nyeri skala 8

DO:
- Pasien tampak kesakitan
- Suami tampak mengelus
punggung istrinya
- Td: 130/80 mmHg
- Nadi: 88x/mnt
- Suhu: 37ºC
- Respirasi: 28 x/mnt

B. ASUHAN KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA NOC (TUJUAN) NIC (INTERVENS RASIONALISASI
KEPERAWATAN I)
1 Nyeri akut berhubu Setelah Manajemen nyeri 1. Untuk mengetahui ting
ngan dengan agen c dilakukan 1.Lakukan pengkajian kat nyeri yang dirasakan
idera biologis asuhan nyeri yang komprehe 2. sebagai support system
keperawatan nsif dalam mengurangi nyeri
selama 1x24jam 2.Libatkan keluarga d 3. Mengurangi pengguna
diharapkan alam modalitas penur kan farmakologi dalam
masalah nyeri un nyeri mengurangi nyeri
akut dapat 3.Mengajarkan teknik 4. Untuk meningkatkan r
teratasi dengan non farmakologi untu asa nyaman klien
kriteria hasil: k meredakan nyeri 5. Diharapkan dengan tid
Kontrol nyeri: 4.Kendalikan factor li ur nyeri bisa berkurang d
1.Mengenali ngkungan yang dapat an bisa digunakan untuk
kapan nyeri mempengaruhi respo mengumpulkan tenaga se
terjadi (3-4) n pasien terhadap keti belum melahirkan
2.Menggunakan t daknyamanan
indakan penguran 5. Dukung istirahat/ti
gan nyeri tanpa a dur yang adekuat
nalgesik (2-4)
3.Melaporkan per
ubahan terhadap
gejala nyeri pada
professional Kese
hatan (2-3)
4.Melaporkan gej
ala tidak terkontr
ol pada professio
nal kesehatan (2-
4)

C. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


Diagnosa Keperaw Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi
atan
Nyeri akut berhubun 07 maret 2020 Pukul 05:00 S:
gan dengan agen cid 1.Melakukan pengkajian - Pasien
era biologis nyeri yang komprehensif mengatakan
2.Melibatkan keluarga d nyeri yang
alam modalitas penurun dirasakan
nyeri hilang timbul
3.Mengendalikan factor O:
- TD: 130/90
lingkungan yang dapat
mmHg
mempengaruhi respon p - Nadi : 90 x/mnt
asien terhadap ketidakny
amanan - Suhu : 36ºC
- Respirasi : 28
Pukul 07:00
x/mnt
1.Mengajarkan teknik no
n farmakologi untuk mer - DJJ: 130 x/mnt
edakan nyeri A:
- Masalah nyeri
2.Mendukung istirahat/ti
akut belum
dur yang adekuat teratasi

P:
- Melanjutkan
intervensi
- Cek TTV
ASUHAN KEPERAWATAN
KALA II
A. ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI PROBLEM
1. DS: Agens cedera biologis Nyeri Akut
- Ibu mengatakan nyeri skala 9

DO:
- Pasien tampak kesakitan
- Suami tampak berusaha
menenangkan istrinya
- Td: 130/80 mmHg
- Nadi: 88x/mnt
- Suhu: 37ºC
- Respirasi: 28 x/mnt

B. ASUHAN KEPERAWATAN
N DIAGNOSA NOC (TUJUAN) NIC (INTERVENSI) RASIONALISASI
O KEPERAWATAN
1 Nyeri akut berhubu Setelah dilakukan Manajemen nyeri 1. Untuk mengetahui
ngan dengan agen c asuhan 1.Lakukan pengkajian ny tingkat nyeri yang di
idera biologis keperawatan eri yang komprehensif rasakan
selama 1x24jam 2.Libatkan keluarga dala 2. sebagai support sy
diharapkan m modalitas penurun nye stem dalam mengura
masalah nyeri ri ngi nyeri
akut dapat teratasi 3.Mengajarkan teknik no 3. Mengurangi pengg
dengan kriteria n farmakologi untuk mer unakan farmakologi
hasil: edakan nyeri dalam mengurangi n
Kontrol nyeri: 4.Kendalikan factor ling yeri
1..Menggunakan ti kungan yang dapat mem 4. Untuk meningkatk
ndakan pengurang pengaruhi respon pasien an rasa nyaman klien
an nyeri tanpa anal terhadap ketidaknyaman
gesik (2-4) an
2..Melaporkan per
ubahan terhadap g
ejala nyeri pada p
rofessional Keseha
tan (2-3)
3.Melaporkan geja
la tidak terkontrol
pada professional
kesehatan (2-4)
4.Menggunakan su
mber daya yang te
rsedia (3-4)

C. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


Diagnosa Keperaw Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi
atan
Nyeri akut berhubun 07 Maret 2020 Pukul 12:30 S:
gan dengan agen cid 1.Melakukan pengkajian - Pasien
era biologis nyeri yang komprehensif mengatakan
2.Melibatkan keluarga d nyeri yang
alam modalitas penurun dirasakan
nyeri bertambah
3.Mengendalikan factor - Pasien
mengatakan
lingkungan yang dapat
nyeri skala 9
mempengaruhi respon p O:
asien terhadap ketidakny - TD: 130/90
amanan mmHg
4. Mengajarkan teknik n - Nadi : 90 x/mnt
on farmakologi untuk m - Suhu : 36ºC
eredakan nyeri - Respirasi : 28
x/mnt
- DJJ: 130 x/mnt

A:
- Masalah nyeri
akut belum
teratasi
P:
- Melanjutkan
intervensi
- Cek TTV
ASUHAN KEPERAWATAN
KALA III
A. ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI PROBLEM
1. DS: Peningkatan kelelahan Keletihan
fisik
- Pasien mengatakan lelah dan
kehabisan tenaga setelah
melahirkan
DO:
- Pasien tampak lemas
2. DS: Resiko Infeksi

DO:
- Terdapat laserasi derajat 2
- Telah dilakukan hecting

B. ASUHAN KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA NOC (TUJUAN) NIC (INTERVENS RASIONALISASI
KEPERAWATAN I)
1 Keletihan berhubunga Setelah dilakukan Manajemen energi: 1. Untuk menhemat t
n dengan peningkatan asuhan 1.Tentukan jenis dan enaga pasien
kelelahan fisik keperawatan banyaknya aktivitas 2. Untuk mengetahui
selama 1x24jam yang dibutuhkan unt apakah nutrisi yang
diharapkan uk menjaga ketahana dikonsumsi pasien c
masalah keletihan n ukup untuk eningkat
dapat teratasi 2. Monitor intake as kan energi
dengan kriteria upan nutrisi 3. Agar klien tidak te
hasil: 3. Hindari kegiatan p rganggu waktu istiri
Tingkat erawatan selama jad ahatnya
kelelahan: wal istirahat pasien
1. Kelelahan
skala (2-4)
2. Nyeri otot
sakala (2-4)
3. Nyeri sendi
skala (2-4)
4. Kesadaran (2-
4)
5. Kelesuan (2-4)
2. Resiko infeksi Setelah dilakukan Perawatan periniu 1. Perinium yang le
asuhan m: mabab dapat mening
keperawatan 1.Jaga agar perinium katkan pertumbuhan
selama 1x24jam tetap kering bakteri
diharapkan 2. Bersihkan area pe 2. Menghindari terja
masalah resiko rinium secara teratur dinya infeksi
infeksi dapat 3. Berikan posisi yan 3. Memberikan keny
teratasi dengan g nyaman amanan pada pasien
kriteria hasil: 4. Berikan pembalut 4. Agar tidak bocor
yang sesuai untuk m 5. Untuk mengetahui
enyerap cairan karakteristik dari cai
5. Dokumentasikan ran yang keluar setel
karakteristik cairan y ah melahirkan
ang keluar 6. Agar jika tnada-ta
6. Instruksikan pasie nda ketidaknormalan
n mengenai tanda-ta muncul bisa segara d
nda yang tidak norm atang ke faskes terde
al pada area periniu kat
m

C. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


Diagnosa Keperaw Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi
atan
Keletihan berhubun 07 Maret 2020 Pukul 12:30 S:
gan dengan kelelaha 1.Menentukan jenis dan - Pasien
n fisik banyaknya aktivitas yan mengatakan
merasa kelelahan
g dibutuhkan untuk me
O:
njaga ketahanan - Pasien
2. Menghindari kegiata tampak kooperatif
n perawatan selama jad saat diajak
wal istirahat pasien komunikasi
- Tekanan darah:
110/80 mmHg
Pukul 01 :00 - Nadi : 86 x/mnt
13 Oktober 2020 1. Memonitor intake as - Suhu : 37ºC
upan nutrisi - Respirasi:32 x/mnt
A:
- Masalah
keletihan belum
teratasi
P:
- Melanjutkan
intervensi
Resiko infeksi 13 Oktober 202 Pukul 01:00 S:
1.Menjaga agar periniu - Pasien
mengatakan
m tetap kering
merasa sakit pada
2. Membersihkan area p bekas luka hecting
erinium secara teratur O:
3. Memberikan posisi y - Pasien
ang nyaman tampak kooperatif
4. Memberikan pembal saat diajak
komunikasi
ut yang sesuai untuk me
- Tekanan darah:
nyerap cairan 110/80 mmHg
5. Mendokumentasikan
karakteristik cairan yan - Nadi : 86 x/mnt
g keluar - Suhu : 37ºC
6. Menginstruksikan pa - Respirasi:32 x/mnt
sien mengenai tanda-ta
nda yang tidak normal
pada area perinium A:
- Masalah
resiko infeksi
belum teratasi
P:
- Melanjutkan
intervensi
ASUHAN KEPERAWATAN
KALA IV
A. ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI PROBLEM
1. DS: Resiko
perdarahan
-
DO:
- Pemantauan pertama setelah 2
jam postpartum terjadi
perdarahan sebanyak 100 cc
- Kedua sebanyak 60 cc
- Ketiga sebanyak 150 cc
- Kelima sebanyak 30 cc
- Keenam sebanyak 30 cc

B. ASUHAN KEPERAWATAN
N DIAGNOSA NOC (TUJUA NIC (INTERVENSI) RASIONALISASI
O KEPERAWATAN N)
1 Resiko perdarahan Setelah Pencegahan perdarah 1. Untuk menghindari terj
dilakukan an adinya perdarahan
asuhan 1. Monitor dengan 2. Mengetahui apakah nil
keperawatan ketat risiko t ai hematokrit dan hemogl
selama erjadinya perd obin dalam jumlah norma
1x24jam arahan pada pa l
diharapkan sien 3. Mengetahui apakah ter
masalah resiko 2. Catat jadi perdarahan atau tidak
nilai
perdarahan hemogloboin 4. Untuk menghindari ke
dapat teratasi dan hematokrit parahan perdarahan
dengan kriteria sebelum dan
setelah pasien
hasil:
kehilangan
keparahan darah sesuai
kehilangan indikasi
3. Monitor tanda
darah dan gejala
1. Kehilanga menetap (contoh
semua sekresi
n darah
yang darah yang
terlihat jelas
terlihat
maupun yang
skala (2-4) tidak
tersembunyi/for
2. Perdarahan
frank or occult
vagina
blood)
skala (2-4)
4. Lindungi pasien
3. Kulit dan
dari trauma
membrane yang
dapat
mukosa
menyebabkan
pucat skala perdarahan
(2-4)
4. Penurunan
hemoglobi
n skala
(2-4)

C. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


Diagnosa Keperaw Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi
atan
Resiko perdarahan 07 Maret 2020 Pukul 13:00 S:
1. Memonitor denga - Pasien
n ketat risiko mengatakan
terjadinya perd nyeri bekas
arahan pada pas jahitan masih
ien terasa ketika
digunakan
2. Mencatat untuk buang air
nilai hemogloboin kecil
dan hematokrit - Pasien
sebelum dan mengatakan
setelah pasien sudah
kehilangan darah menggunakan
sesuai indikasi pembalut yang
3. Memonitor tanda sesuai
dan gejala
menetap (contoh
semua sekresi O:
darah yang - TD: 110/90
terlihat jelas mmHg
maupun yang
tidak - Nadi : 83 x/mnt
tersembunyi/for
frank or occult - Suhu : 36ºC
blood) - Respirasi : 20
4. Melindungi x/mnt
pasien dari A:
trauma yang - Masalah resiko
dapat perdarahan
menyebabkan belum teratasi
perdarahan P:
- Melanjutkan
intervensi
PARTOGRAF

Anda mungkin juga menyukai