DOSEN PENGAMPUH:
Ns. Roos Panai, M.PH
DISUSUN OLEH
KELOMPOK II
KELAS B
Nama NIM
2
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Sholawat dan salam
semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad
SAW, serta kepada keluarga, sahabat, kerabat beliau sekalian.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana telah
memberikan kami semua kekuatan dan kelancaran dalam menyelesaikan
makalah mata kuliah Keperawatan Keluarga dapat selesai sesuai waktu
yang telah kami rencanakan. Tersusunnya makalah ini tidak lepas dari
berbagai pihak yang telah memberikan bantuan secara materil dan moril,
baik secara langsung maupun tidak langsung.
Makalah ini tentunya jauh dari kata sempurna tapi penulis tentunya
bertujuan untuk menjelaskan atau memaparkan point-point di makalah ini,
sesuai dengan pengetahuan yang kami peroleh, baik dari buku maupun
sumber-sumber yang lain. Semoga semuanya memberikan manfaat bagi
kita. Bila ada kesalahan tulisan ataukata-kata di dalam makalah ini, penulis
mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
Cover
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................1
PENDAHULUAN............................................................................................................1
A.................................................................................................................................Latar Belakang
1
B.Rumusan Masalah.........................................................................................................................3
C.Tujuan...........................................................................................................................................3
D............................................................................................................................................Manfaat
3
BAB II..............................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................4
A........................................................................................................................................Persalinan
4
B.Hipertensi......................................................................................................................................5
C.Gangguan Jiwa.............................................................................................................................8
BAB III...........................................................................................................................14
ASUHAN KEPERAWATAN........................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................27
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
2
pendekatan proses keperawatan untuk membantu mereka mengenali tugas dan
perkembangan pada keluarga tahap tersebut. Asuhan keperawatan juga
membantu memandirikan pasangan baru menikah dalam pengambilan
keputusan terkait masalah kesehatan yang mereka alami.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Persalinan
a. Definisi
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin
turu ke dalam jalan lahir. Nyeri persalinan merupakan pengalaman subyektif
tentang sensasi fisik yang terkait dengan kontraksi uterus, dilatasi da
penipisan serviks serta penurunan janin selama persalinan (Astuti dkk,2019).
b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi persalinan yaitu (Puspitasar,
2018) :
1. Passage merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh janin yang
terdiri dari rongga panggul, dasar panggul, serviks dan vagina.
2. Passanger merupakan faktor persalinan dari janin mulai dari bentul,
ukuran kepala, posisi dan presentasi janin serta kondisi plasenta dan
air ketuban.
3. Power adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan, yang terdiri
dari his, atau kontraksi uterus dan tenaga meneran dari ibu.
4. Psikis ibu hamil
5. Penolong persalinan yaitu bidan professional yang mampu
mengantisipasi dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi
pada ibu dan janin.
c. Tahap-Tahap Persalinan
Proses persalinan berlangsung dalam 4 tahap atau 4 kala
(Puspitasari,2018) yaitu: :
4
yaitu fase laten dan fase aktif yang mempunyai durasi berbeda.
Fase laten adalah fase awal, dimulai pada saat adanya kontraksi
yang teratur, serviks berdilatasi dari 0-3 cm. fase aktif adalah fase
setelah laten, dimaa dilatasi serviks membuka 4-10 cm.
3. Kala III atau kala uri dimana plasenta lepas dari dinding uterus dan
dilahirkan.
d. Komplikasi
Adapun jenis komplikasi yang menyebabkan kematia ibu antara
lain(Puspitasari,2018):
1. Pendarahan
2. Infeksi
3. Tekanan darah tinggi saat kehamilan
4. Komplikasi persalinan
5. Aborsi yang tidak aman
B. Hipertensi
a. Definisi
b. Jenis
6
Faktor resiko yang tidak dapat dikontrol (Heriziana, 2017)
1) Jenis kelamin
2) Umur
Perubahan tekanan darah pada seseorang secara stabil akan berubah di usia
20-40 tahun. Setelah itu akan cenderung lebih meningkat secara cepat.
Sehingga, semakin bertambah usia seseorang maka tekanan darah semakin
meningkat. Jadi seorang lansia cenderung mempunyai tekanan darah lebih
tinggi dibandingkan diusia muda.
3) Keturunan (genetik)
4) Pendidikan
1) Obesitas
7
Pada usia pertengahan dan usia lanjut, cenderung kurangnya melakukan
aktivitas sehingga asupan kalori mengimbangi kebutuhan energi, sehingga
akan terjadi peningkatan berat badan atau obesitas dan akan memperburuk
kondisi.
2) Kurang olahraga
3) Kebiasaan merokok
5) Minum alkohol
6) Minum kopi
Satu cangkir kopi mengandung kafein 75-200 mg, dimana dalam satu
cangkir kopi dapat meningkatakan tekanan darah 5- 10 mmHg.
d. Pencegahan
C. Gangguan Jiwa
a. Definisi
9
a. Skizofrenia simplex: gejala utama kedangkalan emosi dan
kemunduran kemauan.
b. Skizofrenia hebefrenik, gejala utama gangguan proses fikir
gangguan kemauan dan depersonalisai. Banyak terdapat waham dan
halusinasi.
c. Skizofrenia katatonik, dengan gejala utama pada psikomotor seperti
stupor maupun gaduh gelisah katatonik.
d. Skizofrenia paranoid, dengan gejala utama kecurigaan
yang ekstrim disertaiwaham kejar atau kebesaran.
Episoda skizofrenia akut (lir schizofrenia), adalah kondisi akut mendadak
yang disertai dengan perubahan kesadaran, kesadaran mungkin berkabut.
(Azizah, Zainuri, Akbar, 2016).Menurut Bagus Utomo sebagai Pendiri Rumah
Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia (KPSI), mengemukakan bahwa dari 34
provinsi di Indonesia, hingga kini masih 7 provinsi yang belum memiliki rumah
sakit jiwa. Jumlah psikiaternya juga minim, dengan perbandingan 1 banding 400
ribu. Penanganan atau proses pemulihan pasien dengan gangguan jiwa, salah
satunya skizofrenia di Indonesia masih buruk. Proses penanganan Orang Dengan
Skizofrenia (ODS) memerlukan penanganan yang lama, mulai dari perawatan di
rumah sakit, pemberian obat, sampai dukungan sosial, keluarga dan masyarakat.
Misalnya, seorang pasien sudah mendapatkan obat dengan baik, proses
pemulihan di rumah sakit berjalan bagus, tetapi pada saat di rumah tidak
didukung keluarga dan lingkungan, maka bisa jadi pasien akan mengalami
kekambuhan. Oleh sebab itu, proses pemulihan penyakit ini tahunan. Oleh karena
prosesnya lama, maka butuh ketekunan dan kesabaran dari keluarga.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43
tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan (SPM),
merupakan acuan bagi Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam penyediaan
pelayanan kesehatan yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal. Salah
satu jenis layanan Standar Pelayanan Minimalnya adalah pelayanan kesehatan
orang dengan gangguan jiwa berat.
b. Konsep Dasar Gangguan Jiwa
Skizofrenia adalah salah satu gangguan jiwa berat yang dapat
mempengaruhi pikiran, perasaan, dan perilaku individu. Skizofrenia adalah
10
bagian dari gangguan psikosis yang terutama di tandai dengan kehilangan
pemahaman terhadap realitas dan kehilangan pemahaman terhadap realitas dan
hilangnya daya tilik diri. Klien dengan skizofrenia cenderung menarik diri
secara sosial sehingga klien mengalami isolasi sosial. Jika pada klien isolasi
sosial tidak segera diatasi maka dapat menyebabkan resiko harga diri rendah,
halusinasi dan resiko bunuh diri.Gangguan jiwa dapat disebabkan oleh
beberapa faktor berikut yang terus menerus saling mempengaruhi, yaitu :
1. Faktor-faktor somatik ( somatogenik) atau organobiologis.Neroanatomi,
Nerofisiologi,Nerokimia, Tingkat kematangan dan perkembangan organik,
Faktor-faktor pre dan peri-natal.
2. Faktor-faktor psikologik (psikogenik) atau psikoedukatif. Interaksi ibu-
anak : normal (rasa percaya dan rasa aman ) atau abnormal berdasarkan
kekurangan, distorsi, dan keadaan yang terputus (perasaan tak percaya dan
kebimbangan), Peranan ayah, Persaingan antara saudara kandung,
Intelegensi, Hubungan dalam keluarga, pekerjaan, permainan, dan
masyarakat, Kehilangan yang mengakibatkan kecemasan, depresi, rasa
malu atau rasa bersalah.
3. Faktor-faktor sosio-budaya (sosiogenik) atau sosiokulturalKestabilan
keluarga, Pola mengasuh anak, Tingkat ekonomi, Perumahan : perkotaan
lawan pedesaan, Masalah kelompok minoritas.
c. Konsep Dasar Keluarga
Keluarga adalah lingkungan terdekat dengan penderita skizofrenia. 12,13
Keluarga yang tidak dapat beradaptasi dengan penderita akan stres, sehingga
tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik, termasuk fungsi perawatan
keluarga/orang tua terhadap penderita. Pengetahuan keluarga dan orang tua
penderita, tidak mengetahui awal mula penderita mengalami skizofrenia, hal
ini disebabkan ketidaktahuan tentang gejala, penyebab skizofrenia serta
kurangnya kepedulian keluarga dalam memahami dan mau mengerti kondisi
penderita. Kondisi keluarga/orang tua penderita sudah cukup disibukkan
dengan rutinitas sehari-hari, mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan
keluarganya (Sutejo,2016).
11
Sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorang
terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak pada objek
tersebut menjelaskan bahwa sikap mempunyai 3 komponen yaitu :
Sikap keluarga secara kognitif terhadap penderita gangguan jiwa :
a) Pendapat tentang gangguan jiwa Sebagian besar keluarga berpendapat
bahwa gangguan jiwa merupakan suatu kondisi yang berbeda dari orang
normal pada umumnya, gangguan jiwa memiliki prilaku dan pemikiran
yang tidak wajar sehingga berbeda dengan kondisi normal.
b) Pendapat keluarga tentang kesembuhan penderita gangguan jiwa, sebagian
besar mengatakan bahwa penderita gangguan jiwa dapat disembuhkan
dengan cara melakukan pengobatan dan minum obat secara teratur
meskipun butuh waktu yang lama.
c) Sikap keluarga terhadap
penderita gangguan jiwa yang dipasung menujukkan sikap yang baik
dimana semua keluarga mengatakan tidak setuju terhadap pemasungan
penderita gangguan jiwa.
Sikap Keluarga Secara Afektif
a) Sikap keluarga dalam menghadapi persoalan pada penderita gangguan
jiwasebagian besar menerima keadaan yang ada dan berharap semua dapat
sembuh dan keluarga berusaha untuk tetap melakukan pengobatan.
b) Perasaan terhadap penderita gangguan jiwa sebagian besar merasa sedih
dengan keadaan yang ada dikarenakan ada anggota keluarga yang
mengalami gangguan jiwa dan sebagian besar keluarga nyaman dan
beberapa lainnya merasa tidak nyaman karena keluarganya sendiri yang
mengalami hal tersebut.
Sikap Keluarga secara kecenderungan untuk bertindak.
Sikap keluarga dalam hal kecenderungan untuk bertindak terhadap
kondisi penderita ganggguan jiwa sebagian besar menunjukkan sikap yang
baik dan positif. Sebagian keluarga merespon dengan baik ketika anggota
keluarganya mengalami gangguan jiwa dengan melakukan hal hal yang
medukung kesembuhan pasien yaitu dengan melakukan pengobatan
khususnya mengantarkan penderita ke rumah sakit jiwa untuk segera
diobati. Sebagian responden mengatakan anggota keluarganya dibawa ke
12
rumah sakit dan beberapa keluarga melakukan hal yang tidak positif yaitu
membawa ke orang pintar karena sakit tidak kunjung sembuh dan terlalu
lama.
Dukungan keluarga berupa informasional
Bentuk dukungan informasional adalah nasehat, usulan, saran, petunjuk,
dan pemberian informasi. Sebagian besar keluarga selalu memberikan nasehat
kepada anggota keluarganya yang menderita ganguan jiwa dan nasehat atau
sarannya berupa : partisipan mengatakan keluarga memberikan nasehat dan
mengatakan sabar dan banyak berdoa kepada penderita.
Dukungan keluarga berupa penilaian.
Sebagian besar keluarga memberikan penghargaan kepada penderita
dengan cara merawat dengan baik, memberikan kasih sayang, memberikan
pengawasan terhadap ketaatan dalam pengobatan.
Dukungan keluarga berupa instrumental
Dalam dukungan instumental sebagian keluarga telah memberikan
dukungan kepada anggota keluarganya yang menderita gangguan jiwa dengan
baik dan positif, keluarga mampu melakukan perannya sebagai keluarga
dengan baik dengan memberikan dukungan berupa pengobatan, mengantarkan
penderita untuk kontrol dan mengawasi dalam meminum obat. Bentuk
dukungan tersebut yaitu:
a) Mengantarkan penderita malakukan pengobatan ke Rumah Sakit Jiwa
ketika megalami gangguan jiwa
b) Melakukan dan mengantarkan penderita untuk kontrol ke rumah sakit
dengan rutin
c) Memberikan obat kepada penderita sesuai dengan anjuran yang diberikan.
d) Melakukan pengawasan terhadap penderita yang meminum obat.
Dukungan keluarga berupa emosional Secara emosional, dukungan dari
keluarga menunjukkan hal yang positif dan baik. Setiap keluarga memberikan
dukungan yang membuat penderita gangguan jiwa yaitu anggota keluarganya
ada yang memperhatikan dan keluarga selalu berusaha untuk melakukan yang
terbaik agar anggota keluarganya dapat sembuh.
13
14
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Data Umum
15
5) Komposisi keluarga dan genogram
6) Tipe keluarga
7) Suku bangsa
8) Agama
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini ditentukan dengan anak tertua dari
keluarga inti.
c. Pengkajian Lingkungan
1) Karakteristik rumah
d. Struktur keluarga
16
1) Pola komunikasi keluarga yaitu menjelaskan mengenai cara
berkomunikasi antar anggota keluarga.
4) Nilai atau norma keluarga yaitu menjelaskan mengenai nilai dan norma
yang dianut oleh keluarga yang berhubungan dengaan kesehatan.
5) Fungsi keluarga :
17
d) Pemenuhan tugas keluarga. Hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana
kemampuan keluarga dalam mengenal, mengambil keputusan dalam
tindakan, merawat anggota keluarga yang sakit, menciptakan
lingkungan yang mendukung kesehatan dan memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan yang ada.
e) Pemeriksaan Fisik
19
c. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan
hipertensi
3. Membuat Perencanaan
pada keluarga.
Intervensi
Intervensi:
Intervensi :
22
e. Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan
kesehatan guna perawatan dan pengobatan hipertensi.
1. Pengkajian
Menurut Tamher (2009; p.13) “Pengkajian (assessment) merupakan
fase awal dari keseluruhan proses keperawatan yang meliputi penghimpunan
data klien agar dapat mengidentifikasi masalah”. Pengkajian dilakukan dengan
teknik wawancara (auto- anamnesa atau alloanamnesa) dan observasi. Yang
perlu dikaji diantaranya :
a. Data Subjektif
1) Biodata ibu hamil dan suami
2) Riwayat Kesehatan
(Keluhan utama, keluhan tambahan, riwayat penyakit dahulu, dan
riwayat penyakit keluarga)
3) Riwayat Kehamilan
4) Pola fungsional gordon
5) Keadaan psikologi
b. Data Objektif
1) Berat badan
2) Lila
23
3) TFU
4) Tanda-tanda vital (TD, N, RR, S)
Saat wawancara tanyakan riwayat kesehatan komprehensif yang
menekankan pada :
a. Kehamilan saat ini: alasan mencari perawatan, keluhan utama atau
keluhan yang dirasakan selama hamil, hamil keberapa, usia kehamilan
sekarang, tanggal perkiraan melahirkan, kebutuhan selama kehamilan,
persiapan persalinan dan persiapan awal menjadi ibu, harapan yang
diinginkan tentang cara kelahiran, jenis kelamin bayi, status nutrisi, pola
berkemih.
b. Kehamilan sebelumnya: jumlah anak saat ini, riwayat kehamilan dan
pengalaman persalinan sebelumnya, riwayat kehilangan (abortus) janin,
dan riwayat medis yang meliputi: riwayat pembedahan, penggunaan obat,
penyakit yang menyertai, riwayat menstruasi.
c. Riwayat psikososial dan budaya: pekerjaan wanita dan pasangan,
pendidikan, status pekawinan, latar belakang budaya dan etnik, status
sosial ekonomi, persepsi tentang kehamilan saat ini (apakah kehamilan ini
diinginkan, direncanakan, apakah wanita dan pasangan senang, apakah
wanita menerima kehamilan), masalah yang timbul akibat kehamilan
(finansial, karier/pekerjaan, tempat tinggal), perubahan pola seksual.
d. Keadaan keluarga: kaji sistem dukungan keluarga, hubungan ibu hamil
dengan suami, keluarga ayah, ibu, dan saudara, hubungan dengan
keluarga suami, riwayat cacat dan kelainan genetik Riwayat keluarga
memberi informasi tentang keluarga pasien, orang tua, saudara kandung,
anak, Hal ini membantu mengidentifikasi gangguan genetik, familial dan
kondisi yang dapat mempengaruhi status kesehatan wanita atau janin.
e. Pengkajian fisik: pemeriksaan fisik difokuskan pada pemeriksaan
ginekologi, payudara, abdomen, pemeriksaan panggul, inspeksi luar,
pemeriksaan dalam, palpasi luar, dan pemeriksaan yang menyangkut
keluhan utama dan riwayat kesehatan atau penyakit yang pernah diderita
pasien.
f. Tes kesehatan atau laboratorium yang pernah dilakukan selama hamil:
pemeriksaan darah (kadar Hb, Ht, sel darah putih, glukosa,), tekanan
24
darah, tinggi badan, berat badan, urin (protein, sel darah putih, pH), USG,
VDRL, hepatitis, EKG, titer rubela, toxo, pap smear.
g. Pengkajian semua faktor resiko yang mungkin ada: Hipertensi, jantung,
diabetes, cacat bawaan.
Dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga perlu dilakukan
pengkajian yang berkaitan dengan tugas perawatan kesehatan keluarga,
yaitu:
25
2) Sejauh mana keluarga mengetahui kebutuhan dan perkembangan
perawatan yang diperlukan
3) Sejauh mana keluarga mengetahui sumber sumber yang ada dalam
keluarga (penanggung jawab, sumber keuangan, fasilitas fusik,
psikososial, dukungan keluarga)
4) Bagaimana sikap keluarga terhadap anggota keluarga yang sedang
hamil
d. Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga memelihara
lingkungan rumah yang sehat
Hal yang perlu dikaji Untuk mengetahui sejauhmana
kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat adalah
:
1) Sejauhmana keluarga mengetahui sumber sumber yang dimiliki
2) Sejauhmana keluarga melihat keuntungan/manfaat pemeliharaan
lingkungan
3) Sejauhmana keluarga mengetahui pentingnya higiene sanitasi
4) Sejauhmana keluarga mengetahui upaya pencegahan
5) Sejauhmana kekompakan antar anggota keluarga
e. Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga menggunakan
fasilitas/pelayanan kesehatan di masyarakat.
Hal yang perlu dikaji Untuk mengetahui sejauhmana
kemampuan keluarga menggunakan fasilitas/pelayanan kesehatan di
masyarakat adalah :
1) Sejauh mana keluarga tahu keberadaan fasilitas kesehatan yang
dapat digunakan untuk perawatan wanita hamil
2) Sejauhmana keluarga mengetahui keuntungan yang dapat
diperoleh dari fasilitas kesehatan
3) Sejauhmana keluarga mempercayai petugas dan fasilitas kesehatan
4) Apakah keluarga mempunyai pengalaman yang kurang baik
dengan petugas kesehatan
5) Apakah fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh keluarga
2. Diagnosa Keperawatan
26
Diagnosa ditegakkan berdasarkan data yang didapat selama
pengkajian. Diagnosa yang mungkin muncul adalah :
a. Ansietas yang berhubungan dengan Kekhawatiran terhadap diri sendiri
dan janin, Krisis situasional/maturasional, Perubahan fisik selama hamil,
Rasa tidak nyaman selama krhamilan, Ancaman terhadap konsep diri,
Stres, Perubahan status peran, status kesehatan, pola peran, keadaan
ekonomi
b. Perubahan proses keluarga yang berhubungan dengan respon keluarga
terhadap diagnosa kehamilan
c. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang pemahaman terhadap
penatalaksanaan kesehatan dan kehamilan
d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
Morning sicknes atau Emesis gravidarum.
e. Perubahan pola seksual yang berhubungan dengan Rasa kurang nyaman
pada kehamilan, Rasa takut bahwa senggama akan mencederai janin.
3. Rencana Intervensi
Tujuan utama intervensi yang akan dilakukan pada asuhan keperawatan
yang diberikan pada masa kehamilan adalah :
a. Wanita akan menunjukan pengetahuan yang benar tentang adaptasi yang
dialami tubuh seorang ibu hamil terhadap perkembangan janin sebagai
dasar untuk memahami rasional dan pentingnya perawatan, koping yang
digunakan dan menjalankan perannya.
b. Wanita akan menggunakan pengetahuan tentang kebutuhan nutrisi,
kebutuhan seksual, aktivitas sehari hari, rasa tidak nyaman akibat
kehamilan, dan perawatan diri.
27
c. Wanita akan mengenali gejala gejala yang menunjukan
deviasi/penyimpangan dari kehamilan normal dan melaporkan hal hal
tersebutuntuk dapat segera diatasi.
d. Wanita dan keluarganya akan berpartisipasi secara aktifdalam
perawatannya selama kehamilan.
Dari beberapa masalah keperawatan yang muncul, perawat dapat
melakukan intervensi yang berkaitan dengan kebutuhan selama kehamilan
diantaranya adalah:
28
j. Jelaskan cara senggama yang aman untuk wanita hamil, perawatan diri
yang diperlukan terkait perubahan selama kehamilan (payudara, personal
higiene,kulit)
k. Anjurkan keluarga ikut berperan pada perawatan ibu
l. Beri informasi pada pasien dan anggota keluarga untuk mengakses
sumber informasi terkait kehamilan: buku, internet, konsultasi dengan
dokter kandungan.
m. Motivasi pasien untuk melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur
termasuk pemeriksaan darah, dan ginekologi.
n. Diskusikan dengan ibu dan atau anggota keluarga yang lain tentang
jadwal kunjungan dan pemeriksaan kehamilan.
29
3) Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik dilakukan pemeriksaan yang menyangkut
tanda vital, ukuran-ukuran seperti : berat badan, tinggi badan, dan
pemeriksaan fisik sesuai keluhan klien.
4) Psikososial
Da1am psikososial dicantumkan genogram yang menggambarkan
tentang pola interaksi, faktor genetik dalam keluarga berhubungan
dengan gangguan jiwa. Selain itu juga dikaji tentang konsep diri,
hubungan sosial serta spiritual. Dalam konsep diri data yang
umumnya didapat pada klien dengan kerusakan interaksi sosial:
menanik diri yaitu gangguan pada harga diri.
5) Status mental Pada status mental didapat data yang sering muncul
yaitu: motorik menurun, pembicaraan pasif, alam perasaan sedih,
adanya perubahan sensori/ persepsi : halusinasi.
6) Kebutuhan persiapan pulang
Mencakup hal-hal tentang kesiapan klien untuk pulang atau untuk
menjalani perawatan di rumah yaitu makan, bab / bak, mandi,
berpakaian, istirahat dan tidur, penggunaan obat, pemeliharaan
kesehatan, aktivitas di dalam rumah, dan aktivitas di luar rumah.
7) Mekanisme koping
Mekanisme Merupakan mekanisme yang diarahkan pada
penatalaksanaan stress, termasuk upaya penyelesaian masalah
langsung dan mekanisme yang digunakan untuk melindungi diri
mekanisme yang sering digunakan oleh individu untuk mengatasi
kecemasan yang berkaitan dengan menarik diri.
8) Pengetahuan
Pengetahuan meliputi kurang pengetahuan tentang penyakit jiwa,
faktor presipitasi, sistem pendukung, koping dan lain-lain.
9) Aspek medik
Data yang dikumpulkan meliputi diagnosa medik dan terapi medik
yang dijalani klien.
b. Daftar masalah
30
Beberapa masalah keperawatan yang muncul pada klien dengan
gangguan hubungan sosial menurut nanda dikutip stuart & sundeen
adalah:
1) Resiko tinggi prilaku kekerasan.
2) Perubahan persepsi sensori : halusinasi
3) Kerusakan interaksi sosial - menarik diri
c. Pohon Masalah
Perubahan persepsi sensori:
Halusinasi . . . . . . . . akibat
. . . . . . . . core problem
Gangguan interaksi sosialmenarik diri
. . . . . . . . core problem
Gangguan interaksi sosial menarik diri
32
3) Gangguan hubungan sosial: menarik diri berhubungan dengan harga
diri rendah.
4) Harga diri rendah berhubungan dengan koping individu tidak efektif
h. Perencanaan
Perencanaan merupakan langkah kedua dari proses keperawatan setelah
pengkajian. Dari diagnosa keperawatan di atas diprioritaskan
berdasarkan keluhan yang paling dirasakan saat ini (core problem) dan
bila tidak diatasi akan mempengaruhi status fungsional klien
33
DAFTAR PUSTAKA
Andrian Patica N. (E-journal keperawatan volume 4 nomor 1 Mei 2016). Hubungan Konsumsi
Makanan dan Kejadian Hipertensi pada Lansia di Puskesmas Ranomut Kota Manado.
Astuti Lestari Puji, dkk (2019). Efektifitas Relaksasi Hypnobirthing Terhadap Penurunan
Tingkat Nyeri dan Kestabilan Tekanan Darah Pada Persalinan Kala I
Azizah, Zainuri, Akbar. (2016). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwateori Dan Aplikasi
Praktik Klinik. Yogyakarta: Indomedia Pustaka.
Heriziana (2017). Faktor resiko kejadian penyakit Hipertensi di Puskesmas Basuki Rahmat
Palembang.
Masruroh, Roifah & Yuniarti (2019) Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Menggunakan
Media Animasi Terhadap Pengetahuan Tentang Pencegahan Komplikasi Pada Penderita
Hipertensi
Puspitasari Lina (2018). Manfaat Penguatan Otot Abdomen Dan Pemijatan Lumbal Terhadap
Percepatan Proses Persalinan Kala I
Rosdiana (2018). Identifikasi Peran Keluarga Penderita dalam Upaya Penanganan Gangguan
Jiwa Skizofrenia