DISUSUN OLEH
KELAS B | KELOMPOK 1
KETUA :
MOHAMAD FADLIYANTO MOBI 841419110
NOTULEN :
NOOR ANDINI CAESAR LUTFIANINGRUM SANAU 841419089
ANGGOTA :
FITRIYANI GANI 841419050
SRI WAHYU NINGSI MAHAJANI 841419087
RISNA FUZI ASTUTI SUO 841419054
FAJRA A. ABAS 841419069
INTAN JULIA RUPANG 841419082
FATMAWATI ISHAK 841419060
ZALZA ADISTIYANI PUTRI HILALA 841419062
SRI AIN CLARADIKA MOHAMAD 841419077
RIVANDI HALID 841419085
Tujuan Kompetensi:
Setelah mendiskusikan kasus pada skenario, mahasiswa mampu melakukan asuhan
keperawatan pada anak leukimia sampai tahap perencanaan dengan pendekatan proses
keperawatan.
Kasus:
Seorang anak laki-laki (usia 10 tahun) dirawat di Rumah Sakit sejak 3 bulan yang lalu.
Hasil pengkajian didapatkan; tubuh anak tampak lemah, wajah tampak pucat dan
kelopak mata kehitaman, terdapat ptechiae pada leher dan kulit, badan teraba panas,
anak mengeluh pilek, nyeri tulang dan persendian yang tidak sembuh-sembuh, gusi
tampak sering berdarah, tidak nafsu makan, sering mual dan muntah, mudah lelah
meskipun hanya berjalan menuju ke kamar mandi, mengeluh sulit tidur, turgor kulit
kembali 1 detik. Hasil pemeriksaan vital sign; Suhu 380C, N: 80x/menit, RR:
28x/menit, TD: 100/60 mmHg dan BB: 25 Kg, TB: 137 cm. Hasil pemeriksaan darah
tepi menunjukkan; Hemoglobin: 6,2 gr/dl, Hematokrit: 25%, Eritrosit: 3,05
(x106/L), trombosit: 9500/mm3, Leukosit: 18.500/L. Hasil pemeriksaan Bone
Marrow Punction (BMP) menunjukkan adanya sel blast berlebihan. Terapi medis yang
diberikan saat ini: pemberian cairan intravena RL:RD:NaCl (1:1:1) 30 tetes/menit
(microdrip), transfusi darah 16 tetes/menit (2 Kolf), Kortison 2x5mg dan Sitostatika
berupa Metotrexat sesuai anjuran. Diagnosa medis: Acute Limphoblastic Leukimia.
Anak dirawat di ruang isolasi, hanya boleh ditunggui oleh orangtuanya, anak
mengatakan malu karena sejak pemberian terapi Cytostatika rambutnya mudah
rontoh sehingga sering menutupi kepalanya dengan selimut. Selama di Rumah Sakit
anak tampak rajin ber’doa dibimbing orangtua untuk kesembuhannya.
Tugas:
Diskusikan dan lakukan Analisa terhadap kasus diatas untuk merencanakan asuhan
keperawatan menggunakan pendekatan proses keperawatan dengan langkah Seven
Jumps!
STEP 01 : KLARIFIKASI ISTILAH PENTING
1. Ptechiae : Bintik kemerahan yang muncul akibat perdarahan
2. Turgor kulit : Tekstur kulit atau elastsitas pada kulit yang diberikan tekanan.
Bila kulit kembali normal dalam waktu kurang 1 detik maka turgor kulit baik.
3. Vital sign : Tanda – tanda vital yang terdiri dari suhu tubuh, nadi, respirasi dan
tekanan darah
4. Suhu : Sensasi abnormal dan normal pada tubuh dan ukuran dari
kemampuan tubuh dalam menghasilkan hawa panas dan dingin
5. Nadi : Ukuran untuk mengetahui berapa kali pembuluh darah arteri mengembang
dan berkontraksi dalam satu menit sebagai respons terhadap detak jantung
6. RR : Proses pengambilan oksigen dan pengeluaran karbondioksida
7. TD : Tekanan yang diberikan ke pembuluh darah arteri ketika di pompa oleh
jantung ke seluruh tubuh berupa systole dan diastole
8. TB : Jarak dari puncak kepala sampai ke tumit kaki
9. BB : Paramater gambaran massa tubuh
10. Hemoglobin : Komponen yang terdapat dalam sel darah merah yang mengikat
oksigen dalam darah
11. Trombosit : Sering disebut juga dengan keping darah.
12. Leukosit : Sel darah putih yang diproduksi pada sum sum tulang belakang
13. Hematocrit : Volume eritrosit yang di pisahkan dari plasma
14. Eritrosit : Sel darah merah yang membawa oksigen dari paru – paru ke seluruh
jaringan tubuh dan diproduksi di sumsum tulang
15. Bone Marrow Punction : Mendeteksi penyakit kelainan darah seperti leukemia
dan limfoma
16. Sel Blast : Sel kanker yang menumpuk pada sum sum tulang belakang
17. Cairan Intravena : Cairan yang langsung dimasukkan kedalam tubuh melalui
vena
18. Kortison : Obat yang digunakan untuk mengatasi berbagai kondisi peradangan
seperti radang kulit, radang sendi, alergi, atau lupus.
19. Terapi cytostatika : Salah satu terapi obat yang diberikan pada pasien dengan
leukimia
Nyeri Tulang
A. DEFINISI
Leukemia adalah penyakit keganasan sel darah yang berasal dari sum sum
tulang yang di tandai oleh proliferasi sel-sel yang abnormal dalam darah
tepi(Samudin, 2019)
Leukemia limfositik akut (LLA) adalah proliferasi maligna limfoblas dalam
sumsung tulang yang disebabkan oleh sel inti tunggal yang dapat bersifat sistematik
(Samudin, 2019)
Leukemia limfositik akut merupakan penyakit keganasan sel-sel darah yang
berasal dari sum-sum tulang dan ditandai dengan proliferasi maligna sel leukosit
immaturea, pada darah tapi terlihat adanya pertumbuhan sel-sel yang abnormal
(Friehlig et al, 2015). Sel leukosit dalam darah penderita leukemia berproliferasi
secara tidak teratur dan menyebabkan perubahan fungsi menjadi tidak normal
sehingga mengganggu fungsi sel normal lain (Samudin, 2019).
B. ETIOLOGI
Penyebab yang pasti untuk LLA ini belum diketahui, akan tetapi terdapat
faktor predisposisi yang menyebabkan terjadinya leukemia, yaitu : (Samudin, 2019).
1) Faktor genetik : virus tertntu menyebabkan terjadinya perubahan struktur gen
(Tcell Leukimia-Lhympoma virus/HLTV)
2) Radiasi
3) Obat–obat imunosupresi, obat-obat kardiogenik seperti diet hylstilbestrol
4) Faktor herediter, misalnya pada kembar monozigot
5) Kelainan kromoson missal nya pada down sindrom leukemia biasanya
mengenai sel-sel darah putih.
Penyebab dari sebagian besar jenis leukemia tidak diketahui. Pemaparan
terhadap penyinaran radiasi dan bahan kimia tertentu(misalnya benzena) dan
pemakain obat anti kanker, meningalkan resiko terjadinya leukemia. Orang yang
memiliki kelainan genetic tertentu (misalnya down sindrom dan sindrom fanconi),
juga lebih peka terhadap leukemia.
C. MANIFESTASI KLINIK
Manifestasi klinik leukemia dapat berupa kelelahan dan kelemahan, pucat,
infeksi dan demam yang tidak sembuh dengan antibiotik, mudah berdarah atau
memar, nyeri sendi atau tulang, hilangnya nafsu makan dan turunnya berat badan,
pembesaran kelenjar limf, batuk atau kesulitan pernafasan, pembesaran hati atau
limpa, pembengkakan muka dan tangan, sakit kepala, serta muntah (Yenni, 2014).
D. PATOFISIOLOGI
Leukemia adalah jenis gangguan pada sistem hematopoitek yang terkait
dengan sum-sum tulang dan pembuluh limfe ditandai dengan tidak terkendalinya
proliferasi dari leukemia dan prosedurnya. Sejumlah besar sel pertama menggumpal
pada tempat asalnya (granulosit dalam sumsum tulang limfosit di dalam limfenodi)
dan menyebar ke organ hematopoetik dan berlanjut ke organ yang lebih besar
(splenomegaly, hepatomegaly). Proliferasi dari satu jenis sel sering mengganggu
produksi normal sel hematopetik lainya dan mengarah ke pengembangan /
pembelahan sel yang cepat dan ke sitopenia (Friehling et al, 2015).
Adanya proliferasi sel blast, produksi eritrosit dan platelet terganggu sehingga
akan menimbulkan anemia dan trombositopenia, sistem retikuloendotelial akan
terpengaruh dan menyebabkan gangguan sistem pertahanan tubuh dan mudah
mengalami infeksi, manifestasi akan teanpak pada gambar gagalnya bone marrow dan
infiltrasi organ, sistem saraf pusat. Gangguan pada nutrisi dan metabolism, depresi
sumsum tulang yang akan berdampak pada penurunan leukosit, eritrosit, factor
pembekuan dan peningkatan tekanan jaringan, dan adanya infiltrasi pada eksra
medular akan berakibat terjadinya pembesaran hati, linfe, dan nyeri persendian
(Friehling et al, 2015).
Istilah HL-A (Human n Leucocyte Lotus-A) antigen terhadap jaringan telah
ditetapkan (WHO). Sistem HL-A individu ini diturunkan menurut hokum genetik,
sehingga adanya peranan faktor ras dan keluarga dalam etiologi leukemia tidak dapat
diabaikan. Prosesnya meliputi : normalnya tulang marrow diganti dengan tumor yang
malignan, imaturnya sel blast (David, 2015).
Sel-sel leukemia menyusup ke dalm sumsum tulang, mengganti unsur-unsur
sel yang normal. Akibatnya timbul anemia dan dihasilkan eritrosit dalam jumlah yang
tidak mencukupi. Timbulnya perdarahan akibat menurunya jumlah trombosit yang
bersirkulasi. Inflasi juga terjadi lebih sering karena berkurangnya jumlah leukosit.
Penyusupan sel-sel leukemia ke dalam semua orgna-organ vital menimbulkan
hepatomegaly, splenomegaly dan lomfadenopati. Timbul disfungsi sum-sum tulang,
menyebabkan turunya jumlah eritrosit, neutrophil dan trombosit. Sel-sel leukemia
menyusipi limfonodus, limfa, hati, tulang dan susunan sarafpusat (David, 2015).
Disemua tipe leukemia sel yang beproliferasi dapat menekan produksi dan
elemen di darah yang menyusup sumsum tulang dengan berlomba-lomba untuk
menghilangkan sel normal yang berfungsi sebagai nutrisi untukmetabolisme. Tanda
dan gejala dari leukemia merupakan hasil dari filtrasi sumsum tulang, dengan 3
manifesatsi yaitu anemia dan penurunan RBC, infeksi dari neutropenia, dan
pendarahan karena produksi platelet yang menurun. Invasi sel leukemia yang
berangsur-angsur pada sumsum menimbulkan nyeri (Samudin, 2019).
Ginjal, hati dan kelenjar limfe mengalami pembesaran dan akhirnya fibrosis
leukemia juga berpengaruh pada SSP dimana terjadinya peningkatan tekanan intra
kranial sehingga menyebabkan nyeri pada kepala, latergi, papil edema, penurunan
kesadaran dan kaku kuduk (Friehling et al, 2015).
Gejala dan tanda aklinis yang paling umum muncul pada LLA yang paling
sering muncul adalah demam (60%) lesu dan mudah lelah (50%), pucat (40%),
manifestasi perdarahan (petekie, purpura) (48%), serta nyeri tulang (23%).
Hepatosplenomegali terjadi kebanyakan penderita tetapi umumnya tidak
menimbulkan keluhan. Pemeriksaan laboratorium menunjukan anemia,
trombositopenia dan neutropenia yang menggambarkan kegagalan sumsum tulang
dalam memproduksi sel-sel tersebut. Dapat juga terjadi eosinophilia relative
(Samudin, 2019).
E. KLASIFIKASI
WHO mengembangkan klasifikasi LLA berdasarkan sitogenetik dan karak-
teristik molekular.LLA terbagi atas 2 kelompok besar yaitu B lymphoblastic
leukemia/lymphoma (LLA-B) dan T lymphoblastic leukemia/lymphoma (LLA-T). B
lymphoblastic leukemia/lymphoma terdiri atas dua tipe, yaitu B lymphoblastic
leukemia/lymphoma not otherwise specified (NOS) dan B lymphoblastic leukemia/
lymphoma with reccurent genetic abnormalities, yang terdiri atas 7 subtipe (Yenni,
2014).
F. PROGNOSIS
Selama beberapa tahun terakhir telah terjadi perbaikan prognosis yang
berkaitan dengan penelitian dan standar kemoterapi yang dihasilkan oleh pusat-pusat
spesialis pediatrik onkologi. Dengan bantuan rehabilitasi medik maka sistem motorik
dapat diperbaiki; hal ini menyokong tercapainya tingkat fungsional dengan
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1) Darah tepi
Adanya pensitopenia, limfositosis yang kadang-kadang menyebabkan
gambaran darah tepi monoton terdapat sel blast, yang merupakan gejala
patogenamik untuk leukemia.
2) Sum-sum tulang
Dari pemeriksaan sum-sum tulang akan ditemukan gambaran yang monoton
yaitu hanya terdiri dari sel lomfopoetik patologis sedangkan sistem yang lain
terdesak (apanila skunder).
3) Pemeriksaan lain : Biopsi Limpa.
Peningkatan leukosit dapat terjadi (20.000-200.000 / μl) tetapi dalam bentuk
sel blast / sel primitive (NANDA, 2015).
H. PENATALAKSANAAN
Pengobatan pada anak dengan LLA tergantung pada gejala, umur, kromosom
dan tipe penyakit, pengobatan LLA yang utama adalah kemotrapi terdiri dari 6 fase
yaitu:
1) Fase induksi
Terjadinya pengurangan secara lengkap dan pengurangan lebih 50% sel
leukemia pada sumsung tulang yang disebut dengan remisi.
2) Terapi profilatik
Berfungsi untuk mencegah sel leukemia masuk kedalam sistem saraf pusat.
3) Terapi konsolidasi
Membasmi sisa sel leukemia di ikuti dengan terapi intensifikasi lanjutan untuk
mencegah resistensi sel leukemia.
4) Kemoterapi
Pengobatan umumnya terjadi secara bertahap, meskipun tidak semua fase
digunakan.
5) Radioterapi
Radiotrapi menggunakan sinar berenerfi tinggi untuk membunuh se-sel leukemia
6) Transplantasi sum-sum tulang
Transplantasi sum-sum tulang dilakukan untuk mengganti sum-sum tulang yang
rusak karena dosis tinggi kemoterapi atau radiasi (penyinaran). Selain itu
transplantasi sum-sum tulang berguna untuk mengganti sel-sel darah yang rusak
karena kanker (NANDA, 2015).
I. KOMPLIKASI
Komplikasi yang terjadi apabila pasien dengan ALL tidak tertangani adalah
gagal sumsum tulang, infeksi, hepatomegali, splenomegali dan limfadenopati (Astuti
et al., 2015)
J. PENCEGAHAN
Hingga saat ini belum terdapat pencegahan atau vaksinasi yang pesifik, namun
dapat diminimalisir dengan menghindari paparan radiasi terutama pada anak
(Apriany, 2016).
BAB II
KONSEP KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Identitas klien
Nama : No name
Usia : 10 Tahun
Jenis kelamin : Laki laki
Agama : Tidak Terkaji
Alamat : Tidak Terkaji
Pendidikan : Tidak Terkaji
Pekerjaan : Tidak Terkaji
Suku Bangsa : Tidak Terkaji
Tanggal masuk : Tidak Terkaji
Tanggal Keluar : Tidak Terkaji
No. Registrasi : Tidak Terkaji
Diagnosa Medis : ALL (Acute lymphoblastic leukemia)
2. Identitas Penganggung Jawab
Nama : Tidak Terkaji
Umur : Tidak Terkaji
Hubungan dengan Pasien : Tidak Terkaji
Pekerjaan : Tidak Terkaji
Alamat : Tidak Terkaji
3. Keluhan Utama
Klien umur 10 tahun dirawat di Rs dengan hasil pengkajian mengeluh pilek, nyeri
tulang dan persendian yang tidak sembuh-sembuh, gusi tampak sering berdarah,
tidak nafsu makan, sering mual dan muntah, mudah lelah meskipun hanya
berjalan menuju ke kamar mandi, mengeluh sulit tidur
4. Riwayat Keperawatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Tubuh klien tampak lemah, wajah tampak pucat dan kelopak mata
kehitaman, terdapat ptechiae pada leher dan kulit, badan teraba panas,
anak mengeluh pilek, nyeri tulang dan persendian yang tidak sembuh-
sembuh, gusi tampak sering berdarah, tidak nafsu makan, sering mual dan
muntah mudah lelah meskipun hanya berjalan menuju ke kamar mandi,
mengeluh sulit tidur.
b. Riwayat kesehatan dahulu
Tidak terkaji
c. Riwayat kesehatan keluarga
Tidak terkaji
5. Pola Kebutuhan Dasar
a. Aktifitas /istirahat
Klien mudah lelah meskipun hanya berjalan menuju ke kamar mandi,
mengeluh sulit tidur
b. Eliminasi
Tidak terkaji
c. Makanan/cairan
Klien tidak nafsu makan,sering mual dan muntah
d. Nyeri/kenyamanan
Klien mengeluh nyeri tulang dan persendian yang tidak sembuh-sembuh,
gusi tampak sering berdarah
e. Pola Persepsi dan Konsep Diri
Tidak terkaji
f. Interaksi sosial
Klien mengatakan malu karena sejak pemberian terapi Cytostatika
rambutnya mudah rontok sehingga sering menutupi kepalanya dengan
selimut
6. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Tubuh klien tampak lemah, wajah tampak pucat dan kelopak mata kehitaman
b. Tanda-tanda Vital
RR : 28x/menit
Suhu : 380C
TD : 100/60 mmHg
Nadi : 80x/menit
c. Keadaan fisik
1) Kepala
a) Lingkar kepala : Tidak terkaji
b) Rambut : Rambut rontok
c) Wajah : Wajah tampak pucat
d) Mata : Kelopak mata kehitaman
e) Hidung : Tidak terkaji
f) Bibir : Tidak terkaji
g) Gigi : Tidak terkaji
h) Lidah : Tidak terkaji
2) Leher : Terdapat ptechiae
3) Dada/pernapasan
a) Inspeksi : Tidak terkaji
b) Palpasi : Tidak terkaji
c) Perkusi : Tidak terkaji
d) Auskultasi : Tidak terkaji
4) Jantung
a) Inspeksi : Tidak terkaji
b) Palpasi : Tidak terkaji
c) Perkusi : Tidak terkaji
d) Auskultasi : Tidak terkaji
5) Abdomen
a) Inspeksi : Tidak terkaji
b) Auskultasi : Tidak terkaji
c) Palpasi : Tidak terkaji
d) Perkusi : Tidak terkaji
6) Genitourinaria : Tidak terkaji
7) Ekstermitas : Nyeri tulang dan persendian yang tidak
sembuh sembuh
8) Integumen : Terdapat ptechiae pada kulit
9) Neurologi : Tidak terkaji
B. PATHWAY Virus Genetik Sinar radioaktif
Proses inflamasi
Mual muntah Anoreksia Kompensasi tubuh trombositopenia
Menganggu sistem
imunitas tubuh
demam
Nausea BB menurun Rambut Rontok
Resiko Perdarahan
Resiko Infeksi
Hipertermia
Lemas Gangguan Citra
Defisit Nutrisi tubuh Nyeri Kronis
Intoleransi
Aktivitas
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Tabel PES
Nyeri tulang
NYERI KRONIS
Data Subjektif Virus, Genetik, Sinar Radioaktif
- Badan klien teraba
panas
Leukimia Lymphoblastic Akut
Data Objektif
- Suhu 380C
Sel - sel leukemik
- Suhu tubuh diatas
nilai normal
Proses Inflamasi
Demam
HIPERTERMIA
Data Objektif
Tidak tersedia Kemoterapi
(D.0056)
Anoreksia
BB menurun
Lemas
INTOLERANSI AKTIFITAS
Data Subjektif Virus, Genetik, Sinar Radioaktif
- Klien sering mual
muntah
- Wajah tampak Leukimia Lymphoblastic Akut
pucat
Kemoterapi
Mual, muntah
NAUSEA
Data Subjektif Virus, Genetik, Sinar Radioaktif Defisit Nutrisi
(D.0019)
- klien tidak nafsu
makan
- BB 25 kg Leukimia Lymphoblastic Akut
- Berat badan
menurun minimal
10% dibawah Proliferasi sel darah putih matur
rentang ideal
Data Objektif Kemoterapi
- Klien tidak nafsu
makan
Anoreksia
BB menurun
DEFISIT NUTRISI
Data Subjektif Virus, Genetik, Sinar Radioaktif
- Terdapat ptechiae
pada leher dan
kulit Leukimia Lymphoblastic Akut
Data Objektif
- Tidak tersedia Sel - sel leukemik Resiko
Pendarahan
(D.00120)
Disfungsi sum - sum tulang
Trombositopenia
RISIKO PERDARAHAN
Data Subjektif Virus, Genetik, Sinar Radioaktif
- Gusi tampak
sering berdarah
- Klien mengeluh Leukimia Lymphoblastic Akut
pilek
Terjadi neutrofil
RISIKO INFEKSI
Data subjektif : Virus, Genetik, Sinar Radioaktif
- Klien mengatakan
malu karena sejak
pemberian terapi Leukimia Lymphoblastic Akut
Cytostatika
rambutnya mudah
rontok sehingga
sering menutupi Proliferasi sel darah putih matur
kepalanya dengan
selimut Gangguan Citra
Kemoterapi Tubuh (D.0083)
Data objektif :
- Menyembunyikan
/menunjukan Kompensasi Tubuh
Bagian tubuh
secara berlebihan
Hubungan social Rambut Rontok
berubah
b. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Kronis (D.0078)
Kategori : Psikologis
Subkategori : Nyeri dan kenyamanan
2. Hipertermia (D.0130)
Kategori : Lingkungan
Subkategori : Keamanan dan Proteksi
3. Intoleransi Aktivitas (D.0056)
Kategori : Fisiologis
Subkategi : Aktivitas/istirahat
4. Nausea (D.0076)
Kategori : Psikologis
Subkategori : Nyeri dan Kenyamanan
5. Defisit Nutrisi (D.0019)
Kategori : Fisiologis
Subkategori : Nutrisi dan Cairan
6. Resiko Pendarahan (D.0012)
Kategori : Fisiologis
Subkategori : Sirkulasi
7. Resiko Infeksi (D.0142)
Kategori : Lingkungan
Subkategori : Keamanan dan Proteksi
8. Gangguan Citra Tubuh (D.0083)
Kategori : Psikologis
Subkategori : Integritas ego
D. RENCANA INTERVENSI
DIAGNOSA
No.
KEPERAWATAN SLKI SIKI RASIONAL
Nyeri Kronis (D.0078) Tingkat Nyeri Manajemen Nyeri (I.082338) Observasi
1.
Kategori : Psikologis (L.08066) Definisi : Mengidentifikasi dan - Mengetahui lokasi,
Subkategori: Nyeri dan Setelah dilakukan mengelola pengalaman sensori atau karakteristik, durasi,
Kenyamanan tindakan emosional yang berkaitan dengan frekuensi, kualitas, intensitas
keperawatan 3x24 kerusakan jaringan atau fungsional nyeri.
Definisi : Pengalaman jam maka tingkat dengan onset mendadak atau lambat dan - Untuk mengetahui factor yang
sensorik atau emosional yang nyeri pada klien berintensitas ringan hingga berat dan dapat memperberat dan
berkaitan dengan kerusakan dapat teratasi konstan memperingan nyeri
jaringan aktual dan dengan kriteria Tindakan Terapeutik
fungsional, dengan onset hasil : Observasi - Agar pasien mengetahui cara
mendadak atau lambat dab 1. Keluhan nyeri - Identifikasi lokasi, karakteristik, mengurangi rasa nyeri
berintensitas ringan hingga menurun durasi, frekuensi, kualitas, menunggunakan tehnik non
berat dan konstan, yang 2. Kesulitan tidur intensitas nyeri. farmakologis
berlangsung lebih dari 3 menurun - Identifikasi factor yang - Agar pasien mengetahui
bulan memperberat dan memperingan kontrol lingkungan yang bisa
nyeri memperberat rasa nyeri
Penyebab : Terapeutik Edukasi
1. Kondisi - Berikan tehnik non farmakologis - Agar pasien mengetahui
Muskuloskeletal kronis untuk mengurangi rasa nyeri( mis, penyebab, periode dan pemicu
TENS, hipnosis, akupresure, terapi nyeri
Subjektif : musik, biofeedback, terapi pijat, - Agar pasien mengetahui cara
- Klien mengeluh nyeri aroma terapi, tehnik imajinasi untuk meredakan nyeri
- Klien merasa depresi terbimbing, kompres Kolaborasi
(tertekan) hangat/dingin, terapi bermain) - Kolaborasi pemeberian
Objektif - Kontrol lingkungan yang analgetic untuk meredekan
- Tampak meringis memperberat rasa nyeri (mis. Suhu nyeri
- Gelisah ruangan, pencahayaan ,
- Tidak mampu kebisingan)
menuntaskan aktivitas Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik,
jika perlu
Hipertermia (D.0130) Termoregulasi Manajemen Hipertermia (L. 15506) Observasi
2.
Kategori : Lingkungan (L.14134) Definisi : Mengidentifikasi dan - Untuk mengidentifikasi
Subkategori : Keamanan Setelah dilakukan mengelola peninkatan suhu tubuh akibat penyebab hipertermia
dan Proteksi tindakan disfungsi termoregulasi - Untuk memonitor suhu tubuh
keperawatan 3x24 Tindakan - Untuk memonitor komplikasi
Definisi jam maka Observasi akibat hipertermia
Suhu tubuh meningkat di atas termogulasi pada - Identifikasi penyebab hipertermia Terapeutik
rentang normal tubuh klien dapat teratasi (mis. dehidrasi, terpapar - Untuk mempercepat proses
dengan kriteria lingkungan panas, penggunaan penurunan suhu tubuh pasien
Penyebab hasil : inkubato - Agar pasien mengetahui
1. Proses penyakit (mis. 1. Suhu tubuh - Monitor suhu tubuh mengganti setiap hari atau
infeksi, kanker) membaik - Monitor komplikasi akibat lebih linen jika mengalami
hipertermia hoperhidrosis (kringat
Subjektif Terapeutik berlebih
- (Tidak tersedia) - Sediakan lingkungan yang dingin - Agar pasien mengetahui cara
Objektif - Longgarkan atau lepaskan pakaian pendinginan eksternal
- Hasil pengkajian suhu - Berikan cairan oral Edukasi
tubuh diatas nilai normal - Ganti linen setiap hari atau lebih - Agar meminimalkan fungsi
(38°C) sering jika mengalami semua system organ pada
hoperhidrosis (kringat berlebih) pasien
- Lakukan pendinginan eksternal
(mis. Selimut hipotermia, kompres
dingin pada dahi, leher, dada,
abdomen dan aksila)
- Hindari pemberian antipiretik atau
aspirin
- Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi :
- Anjurkan tirah baring
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian cairan dan
elektrolit intravena, jika perlu
Intoleransi Aktivitas Toleransi Manajemen Energi (I.05178) Observasi
3.
(D.0056) Aktivitas Definisi : Mengidentifikasi dan - Mengidentifikasi gangguan
Kategori : Fisiologis (L.05047) mengelola penggunaan energi untuk fungsi tubuh yang
Subkategori : Aktivitas/ Setelah di lakukan mengatasi atau mencegah kelelahan dan mengakibatkan kelelahan
Istirahat tindakan mengoptimalkan proses pemulihan. - Memonitor pola dan jam tidur
keperawatan Tindakan Terapeutik
Definisi : selama 3x24 jam Observasi : - Agar pasien merasakan nyaman
Ketidakcukupan energi untuk maka toleransi - Identifikasi gangguan fungsi tubuh - Agar pasien melakukan aktivitas
melakukan aktifitas sehari- aktivitas yang mengakibatkan kelelahan distarksi yang menenangkan
meningkat dengan
hari. kriteria hasil : - Monitor pola dan jam tidur Edukasi
1. Keluhan lelah Terapeutik - Agar meminimalkan fungsi
Penyebab: menurun - Sediakan lingkungan nyaman dan semua system organ pada pasien
1. Ketidakseimbangan 2. Perasaan rendah stimulus (mis. Cahaya, - Agar pasien tidak mengalami
antara suplai dan kebutuhan lemah menurun suara. Kunjungan) kelelahan
oksigen - Berikan aktitivitas distraksi yang Kolaborasi
2. Kelemahan menenangkan - Kolaborasi untuk meningkatkan
Edukasi asupan makanan pasien
Subjektif : - Anjurkan tirah baring
- Klien mengeluh mudah - Anjurkan melakukan aktivitas
lelah secara bertahap
Objektif : - Ajarkan strategi koping untuk
- Hasil pengkajian klien mengurangi kelelahan
tampak lemah Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan asupan
makanan
Nausea (D.0076) Tingkat Nausea Manajemen Mual (I.03117) Observasi
4.
Kategori : Psikologis (L.08065) Definisi : Mengidentifikasi dan - Mengobservasi pengalaman
Subkategori : Nyeri dan Setelah di lakukan mengelola perasaan tidak nyaman pada mual
Kenyaman tindakan bagian belakang tenggork atau lambung - Mengidentifikasi dmapak
keperawatan yang mengakibatkan muntah. mual terhadap kualitas hidup
Definisi : selama 3x24 jam Tindakan - Mengidentifikasi factor
Perasaan tidak nyaman pada maka tingkat Observasi penyebab mual
bagian belakang tenggorokan nausea menurun - Observasi pengalaman mual Terapeutik
atau lambung yang dapat dengan kriteria - Identifikasi dampak mual terhadap - Agar mual pada pasien bisa
mengakibatkan muntah. hasil : kualitas hidup ( mis. Nafsu berkurang
1. Perasaan ingin makan, aktivitas, kinerja, Edukasi
Penyebab mual muntah tanggung jawab peran, dan tidur) - Istirahat dapat membantu
1. Distensi lambung menurun - Identifikasi factor penyebab mual pertumbuhan dan
2. Iritasi lambung 2. Nafsu makan (misalnya. Pengobatan dan perkembangan tubuh yang
meningkat prosedur) sehat.
Subjektif : 3. Keluhan pucat Terapeutik Kolaborasi
- Klien mengeluh mual membaik - Kurangi atau hilangkan keadaan - Untuk mengurangi rasa mual
dan muntah penyebab mual (mis. Kecemasan, yang dirasakan pasien
Objektif : ketakutan dan kelelahan
- Hasil pengkajian wajah - Berikan makanan dalam jumlah
klien tampak pucat kecil dan menarik
Edukasi
- Anjurkan istirahat yang cukup
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian antiemetic,
jika perlu
Manajemen Muntah (I.03118) Observasi
Definisi : Mengidentifikasi, mencegah - Untuk mengetahui volume
dan mengelola refleks pengeluaran isi muntah
lambung - Untuk mengetahui factor
Tindakan penyebab muntah
Observasi : Terapeutik
- Periksa volume muntah - Agar pasien mengetahui
- Identifikasi factor penyebab keadaan yang bisa
muntah mengurangi atau
Terapeutik menghilangkan muntah
- Kurangi atau hilangkan keadaan Edukasi
penyebab muntah (mis. - Istirahat dapat membantu
Kecemasan dan ketakutan) pertumbuhan dan
Edukasi perkembangan tubuh yang
- Anjurkan memperbanyak istirahat sehat.
Kolaborasi Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian antiemetik, - Untuk mengurangi rasa mual
jika perlu yang diarasakan pasien
Defisit Nutrisi (D.0019) Nafsu Manajemen Nutrisi (I.03119) Observasi :
5.
Kategori : Fisiologis Makan Definisi : Mengidentifikasi dan - Untuk mengetahui status nutrisi
Subkategori : Nutrisi dan Ca (L.03024) mengelola asupan nutrisi yang seimbang . pasien
iran Setelah Tindakan - Untuk mengetahui alergi dan
melakuka Observasi : intoleransi makanan pada pasien
Definisi : n - Identifikasi status nutrisi - Untuk menambah nafsu makan
Asupan nutrisi tidak cukup u pengkajia - Identifikasi alergi dan intoleransi pasien
ntuk memenuhi kebutuhan m n selama makanan - Untuk mengetahui kebutuhan
etabolisme 3×24 jam - Identifikasi makanan yang kalori dan nutrisi yang
nafsu disukai dibutuhkan
Penyebab : makan - Identifikasi kebutuhan kalori dan - Untuk mengetahui apakah
1. faktor psikologis (mi meningkat jenis nutrient pasien memerlukan penggunaan
s.stres, keengganan u , dengan - Identifikasi perlunya pemberian selang nasogastrik
ntuk makan) kriteria selang nasogatrik - Untuk mengetahui asupan
hasil : - Monitor asupan makanan makanan yang dikonsumsi
Subjektif :
1. Keinginan - Monitor berat badan pasien
- Pasien mengeluh tidak
makan - Monitor hasil pemeriksaan - Untuk mengetahui bertambah
nafsu makan meningkat laboratorium dan berkurangnya berat badan
- BB 25 kg 2. Asupan Terapeutik : - Untuk mengetahui hasil
Objektif : makanan - Lakukan oral hygine sebelum pemerikasaan labratorium pasien
- Tidak tersedia meningkat makan, jika perlu Terapeutik :
Kondisi Klinis Terkait : 3. Asupan cairan - Sajikan makanan secara menarik - Untuk menghindari terjadinya
1. Kanker meningkat dan suhu yang sesuai infeksi
2. Infeksi 4. Energi untuk - Berikan makanan tinggi serat - Untuk menambah nafsu makan
makan untuk mencegah konstipasi pasien
meningkat - Berikan makanan tinggi kalori - Untuk memperlancar sistem
5. Kemampuan dan tinggi protein pencernaan pasien
menikmati - Berikan suplemen makanan, jika - Agar klien mau makan makanan
makanan perlu yang tinggi akan kalori dan prot
meningkat - Hentikan pemberian makanan ein.
6. Asupan nutrisi melalui selang nasogatrik jika - Untuk mendorong agar klien ma
meningkat asupan oral dapat ditoleransi u makan.
7. Stimulus untuk Edukasi : - Untuk mengurangi risiko cedera
makan - Anjurkan posisi duduk, jika pada saluran pencernaan klien
meningkat mampu Edukasi :
8. Kelaparan Kolaborasi : - Agar pasien bisa makan dalam p
- Kolaborasi pemberian medikasi
meningkat sebelum makan (mis. Pereda osisi duduk
nyeri, antiemetic), jika perlu Kolaborasi :
- Kolaborasi dengan ahli gizi - Agar pasien bisa makan dengan
untuk menentukan jumlah kalori tenang.
dan jenis nutrient yang - Agar pasien bisa makan dengan
dibutuhkan, jika perlu jumlah kalori dan jenis nutrient
yang dibutuhkan
Promosi Berat Badan (I.03136) Observasi :
Definisi : Memfasilitasi peningkatan - Untuk mengidentifikasi
berat badan kemungkinan penyebab BB
Tindakan kurang
Observasi : - Agar dapat mengetahui adanya
- Identifikasi kemungkinan mual dan muntah
penyebab BB kurang - Agar dapat mengetahui jumlah
- Monitor adanya mual muntah kalori yang dikonsumsi sehari
- Monitor jumlah kalori yang hari
dikonsumsi sehari hari - Agar dapat mengetahui berat
- Monitor berat badan badan
Terapeutik : Terapeutik :
- Sediakan makanan yang tepat - Agar pasien dapat makan sesuai
sesuai kondisi pasien (mis. dengan kondisi yang pasien
Makanan dengan tekstur halus, butuhkan
makanan yang diblender, - Agar napsu makanan pasien
makanan cair yang diberikan bertambah
melalui NGT atau gastrostomy, - Agar pasien termotivasi untuk
total parenteral nutrition sesuai cepat pulih
indikasi Edukasi :
- Hidangkan makanan secara - Agar pasien/keluarga dapat
menarik mengetahui jenis makanan yang
- Berikan pujian pada bergizi tinggi, namun tetap
pasien/keluarga untuk terjangkau
peningkatan yang dicapai - Agar pasien/keluarga dapat
Edukasi : mengetahui peningkatan asupan
- Jelaskan makanan yang bergizi kalori yang dibutuhkan
tinggi ,namun tetap terjangkauan
- Jelaskan peningkatan asupan
kalori yang dibutuhkan.
Risiko Perdarahan Tingkat Pencegahan Perdarahan (I.02067) Observasi :
6.
(D.0012) Perdarahan Definisi : Mengidentifikasi dan - Untuk mengetahui tanda dan
Kategori : Fisiologis (L.02017) menurunkan risiko atau komplikasi gejala perdarahan
Subkategori : Sirkulasi Setelah stimulus yang menyebabkan perdarahan - Untuk mengetahui jumlah
melakuka atau risiko perdarahan hematokrit/ hemoglobin
Definisi n Tindakan sebelum dan setelah
Beresiko mengalami pengkajia Observasi : kehilangan darah.
kehilangan darah baik n selama - Monitor tanda dan gejala Terapeutik :
internal (terjadi didalam 3×24 jam perdarahan - Agar tekanan darah dapat
tubuh) maupun eksternal tingkat - Monitor hematokrit/hemoglobin segera turun dan kembali
(terjadi hingga keluar tubuh) perdaraha sebelum dan setelah kehilangan normal
n darah - Untuk mencegah terjadinya
Faktor Resiko menurun, Terapeutik : borok atau luka di bagian
1. Gangguan koagulasi ( dengan - Pertahankan bed rest selama tubuh pasien yang berbaring
mis. kriteria perdarahan lama dan tidak pernah
Trombositopenia) hasil : - Gunakan kasur pencegah dekubitus digerakan
2. Efek agen 1. Kelembapa Edukasi : Edukasi :
farmakologis n kulit - Jelaskan tanda dan gejala - Agar pasien dapat
3. Proses keganasan meningkat perdarahan mengetahui tanda dan gejala
2. Hemoglobi - Anjurkan meningkatkan asupan perdarahan
Subjektif : n membaik cairan untuk menghindari - Agar pasien tidak mengalami
- Terdapat ptechiae pada 3. Hematokrit konstipasi konstipasi
leher dan kulit membaik - Anjurkan meningkatkan asupan - Agar asupan nutrisi pasien
Objektif : 4. Denyut makanan dan vitamin K terpenuhi
- Tidak tersedia nadi apical - Anjurkan segera melapor jika - Agar pasien dapat ditangani
membaik terjadi perdarahan dengan cepat
Kondisi Klinis Terkait : 5. Suhu tubuh Kolaborasi : Kolaborasi :
1. Trombositopenia membaik - Kolaborasi pemberian obat - Untuk mengontrol
2. Kanker pengontrol perdarahan, jika perlu pendarahan
- Kolaborasi pemberian produk - Untuk mengganti darah yang
darah, jika perlu hilang dari perdarahan