Anda di halaman 1dari 51

LAPORAN PBL KEPERAWATAN ANAK II

ACUTE LIMPHOBLASTIC LEUKIMIA


DOSEN PENDAMPING

Ns. Cindy Puspita Sari Haji Jafar, S. Kep., M. Kep

DISUSUN OLEH
KELAS B | KELOMPOK 1
KETUA :
MOHAMAD FADLIYANTO MOBI 841419110
NOTULEN :
NOOR ANDINI CAESAR LUTFIANINGRUM SANAU 841419089
ANGGOTA :
FITRIYANI GANI 841419050
SRI WAHYU NINGSI MAHAJANI 841419087
RISNA FUZI ASTUTI SUO 841419054
FAJRA A. ABAS 841419069
INTAN JULIA RUPANG 841419082
FATMAWATI ISHAK 841419060
ZALZA ADISTIYANI PUTRI HILALA 841419062
SRI AIN CLARADIKA MOHAMAD 841419077
RIVANDI HALID 841419085

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
BAB II
SKENARIO
(NYERI TULANG)

Tujuan Kompetensi:
Setelah mendiskusikan kasus pada skenario, mahasiswa mampu melakukan asuhan
keperawatan pada anak leukimia sampai tahap perencanaan dengan pendekatan proses
keperawatan.

Kasus:
Seorang anak laki-laki (usia 10 tahun) dirawat di Rumah Sakit sejak 3 bulan yang lalu.
Hasil pengkajian didapatkan; tubuh anak tampak lemah, wajah tampak pucat dan
kelopak mata kehitaman, terdapat ptechiae pada leher dan kulit, badan teraba panas,
anak mengeluh pilek, nyeri tulang dan persendian yang tidak sembuh-sembuh, gusi
tampak sering berdarah, tidak nafsu makan, sering mual dan muntah, mudah lelah
meskipun hanya berjalan menuju ke kamar mandi, mengeluh sulit tidur, turgor kulit
kembali 1 detik. Hasil pemeriksaan vital sign; Suhu 380C, N: 80x/menit, RR:
28x/menit, TD: 100/60 mmHg dan BB: 25 Kg, TB: 137 cm. Hasil pemeriksaan darah
tepi menunjukkan; Hemoglobin: 6,2 gr/dl, Hematokrit: 25%, Eritrosit: 3,05
(x106/L), trombosit: 9500/mm3, Leukosit: 18.500/L. Hasil pemeriksaan Bone
Marrow Punction (BMP) menunjukkan adanya sel blast berlebihan. Terapi medis yang
diberikan saat ini: pemberian cairan intravena RL:RD:NaCl (1:1:1) 30 tetes/menit
(microdrip), transfusi darah 16 tetes/menit (2 Kolf), Kortison 2x5mg dan Sitostatika
berupa Metotrexat sesuai anjuran. Diagnosa medis: Acute Limphoblastic Leukimia.
Anak dirawat di ruang isolasi, hanya boleh ditunggui oleh orangtuanya, anak
mengatakan malu karena sejak pemberian terapi Cytostatika rambutnya mudah
rontoh sehingga sering menutupi kepalanya dengan selimut. Selama di Rumah Sakit
anak tampak rajin ber’doa dibimbing orangtua untuk kesembuhannya.

Tugas:
Diskusikan dan lakukan Analisa terhadap kasus diatas untuk merencanakan asuhan
keperawatan menggunakan pendekatan proses keperawatan dengan langkah Seven
Jumps!
STEP 01 : KLARIFIKASI ISTILAH PENTING
1. Ptechiae : Bintik kemerahan yang muncul akibat perdarahan
2. Turgor kulit : Tekstur kulit atau elastsitas pada kulit yang diberikan tekanan.
Bila kulit kembali normal dalam waktu kurang 1 detik maka turgor kulit baik.
3. Vital sign : Tanda – tanda vital yang terdiri dari suhu tubuh, nadi, respirasi dan
tekanan darah
4. Suhu : Sensasi abnormal dan normal pada tubuh dan ukuran dari
kemampuan tubuh dalam menghasilkan hawa panas dan dingin
5. Nadi : Ukuran untuk mengetahui berapa kali pembuluh darah arteri mengembang
dan berkontraksi dalam satu menit sebagai respons terhadap detak jantung
6. RR : Proses pengambilan oksigen dan pengeluaran karbondioksida
7. TD : Tekanan yang diberikan ke pembuluh darah arteri ketika di pompa oleh
jantung ke seluruh tubuh berupa systole dan diastole
8. TB : Jarak dari puncak kepala sampai ke tumit kaki
9. BB : Paramater gambaran massa tubuh
10. Hemoglobin : Komponen yang terdapat dalam sel darah merah yang mengikat
oksigen dalam darah
11. Trombosit : Sering disebut juga dengan keping darah.
12. Leukosit : Sel darah putih yang diproduksi pada sum sum tulang belakang
13. Hematocrit : Volume eritrosit yang di pisahkan dari plasma
14. Eritrosit : Sel darah merah yang membawa oksigen dari paru – paru ke seluruh
jaringan tubuh dan diproduksi di sumsum tulang
15. Bone Marrow Punction : Mendeteksi penyakit kelainan darah seperti leukemia
dan limfoma
16. Sel Blast : Sel kanker yang menumpuk pada sum sum tulang belakang
17. Cairan Intravena : Cairan yang langsung dimasukkan kedalam tubuh melalui
vena
18. Kortison : Obat yang digunakan untuk mengatasi berbagai kondisi peradangan
seperti radang kulit, radang sendi, alergi, atau lupus. 
19. Terapi cytostatika : Salah satu terapi obat yang diberikan pada pasien dengan
leukimia

STEP 02 : PERTANYAAN – PERTANYAAN PENTING


1. Mengapa tubuh anak dengan leukemia tampak lemah?
2. Mengapa anak dengan leukemia rambutnya mudah rontok?
3. Mengapa anak mengalami petechie atau bintik kemerahan?
4. Apa yang menyebabkan berat badan anak dibawah batas normal?
5. Mengapa anak dengan leukemia merasakan nyeri pada tulang dan persendian
yang tidak sembuh – sembuh?
6. Mengapa anak dengan leukemia gusinya tampak berdarah?
7. Mengapa anak dengan leukemia mengalami sulit tidur?
8. Mengapa anak dengan leukemia wajahnya tampak pucat?

STEP 03 : JAWABAN PERTANYAAN PENTING


1. Lemah muncul akibat dari banyaknya jumlah sel kanker yang membuat darah
menjadi kental dan menghambat sirkulasi darah ke otak
2. Dikarenakan efek dari obat kemoterapi yang dijalani pada saat proses
penyembuhan. Obat kemoterapi pada prinsipnya tidak hanya menghambat
pertumbuhan atau membunuh sel kanker tapi juga bisa menghambat
pertumbuhan sel rambut yang normal
3. Karena terjadinya perdarahan. Leukemia dapat menyebabkan pembuluh darah
kecil pecah di bawah kulit. Ketika leukemia berkembang ke titik tertentu,
penggandaan sel darah abnormal atau sel blast dapat mengganggu produksi
trombosit. Akibatnya, tidak ada trombosit yang cukup untuk memblokir
kapiler yang pecah dan darah pun bocor pada kulit. Kebocoran ini
memunculkan bintik merah atau petechiae.
4. Karena adanya ketidakseimbangan nutrisi ditandai dengan anak tidak nafsu
makan, sering mual muntah
5. Karena adanya sel kanker yang menumpuk pada sum – sum tulang belakang
6. Karena sel kanker masuk ke dalam gusi dan menyebabkan peradangan
sehingga gusinya mudah berdarah
7. Gangguan tidur pada pasien leukimia ataupun kanker lainnya umumnya
disebabkan oleh efek samping kemoterapi dan obat-obatannya, hingga
pengaruh stres karena memikirkan kondisi kesehatan. Pasien kanker pun
banyak yang mengalami stres berat karena merasa jenuh, terasingkan, atau
terjebak setelah terlalu lama menjalani pengobatan di rumah sakit.
8. Karena terjadinya penurunan sel darah merah. Rendahnya jumlah eritrosit
akan menyebabkan penurunan kadar hemoglobin dalam darah sehingga anak
bisa mengalami leukemia dan menimbulkan gejala berupa pucat.

STEP 04 : JAWABAN PERTANYAAN PENTING


Mind map

Nyeri Tulang

Acute Limphoblastic Leukimia

Pemeriksaan Tanda dan


Penunjang Gejala :
Hemoglobin: 6,2 Lemah, pucat, tidak
gr/dl, TTV
nafsu makan,
Hematokrit: Suhu badan
mudah lelah, sering
25%, Eritrosit: 38oC, Tekanan
mual dan muntah,
3,05 (x106/L), darah 100/60
sulit tidur, gusi
trombosit: mmhg, Rr
tampak berdarah,
9500/mm3, 28x/m, N 80x/m
nyeri tulang dan
Leukosit: persendian, rambut
18.500/L. rontok, Berat badan
25kg, Ptechiae

Tabel check list


Penyakit/Tanda dan Gejala ALL
Lemah 
Pucat 
Tidak nafsu makan 
Mudah lelah 
Sering mual muntah 
Sulit tidur 
Gusi tampak sering berdarah 
Nyeri tulang dan persendian 
Berat badan 25kg 
Rambut rontok 
Ptechiae 
Suhu 38oC 
Hemoglobin 6,2 gr/dl 
Hematokrit 25% 
Eritrosit 3,05 (x106/L) 
Trombosit 9500/mm3 
Leukosit 18.500 /L 
Berdasarkan data dari tanda dan gejala diatas dapat disimpulkan bahwa diagnose medis dari
kasus tersebut adalah Acute Limphoblastic Leukimia

STEP 05 : MERUMUSKAN TUJUAN BELAJAR


1. Mahasiswa mampu mengetahui konsep medis dari penyakit leukemia pada anak.
 Definisi
 Etiologi
 Patofisiologi
 Manifestasi klinis
 Klasifikasi
 Komplikasi
 Prognosis
 Penatalaksanaan
 Pemeriksaan Penunjang
 Pencegahan
2. Mahasiswa mampu mengetahui konsep asuhan keperawatan dari penyakit Leukimia
pada anak.
 Pengkajian
 Pathway
 Diagnosa
 Intervensi
 Implementasi dan Evaluasi
 Dokumentasi
 Daftar Pustaka
BAB I
KONSEP MEDIS

A. DEFINISI
Leukemia adalah penyakit keganasan sel darah yang berasal dari sum sum
tulang yang di tandai oleh proliferasi sel-sel yang abnormal dalam darah
tepi(Samudin, 2019)
Leukemia limfositik akut (LLA) adalah proliferasi maligna limfoblas dalam
sumsung tulang yang disebabkan oleh sel inti tunggal yang dapat bersifat sistematik
(Samudin, 2019)
Leukemia limfositik akut merupakan penyakit keganasan sel-sel darah yang
berasal dari sum-sum tulang dan ditandai dengan proliferasi maligna sel leukosit
immaturea, pada darah tapi terlihat adanya pertumbuhan sel-sel yang abnormal
(Friehlig et al, 2015). Sel leukosit dalam darah penderita leukemia berproliferasi
secara tidak teratur dan menyebabkan perubahan fungsi menjadi tidak normal
sehingga mengganggu fungsi sel normal lain (Samudin, 2019).

B. ETIOLOGI
Penyebab yang pasti untuk LLA ini belum diketahui, akan tetapi terdapat
faktor predisposisi yang menyebabkan terjadinya leukemia, yaitu : (Samudin, 2019).
1) Faktor genetik : virus tertntu menyebabkan terjadinya perubahan struktur gen
(Tcell Leukimia-Lhympoma virus/HLTV)
2) Radiasi
3) Obat–obat imunosupresi, obat-obat kardiogenik seperti diet hylstilbestrol
4) Faktor herediter, misalnya pada kembar monozigot
5) Kelainan kromoson missal nya pada down sindrom leukemia biasanya
mengenai sel-sel darah putih.
Penyebab dari sebagian besar jenis leukemia tidak diketahui. Pemaparan
terhadap penyinaran radiasi dan bahan kimia tertentu(misalnya benzena) dan
pemakain obat anti kanker, meningalkan resiko terjadinya leukemia. Orang yang
memiliki kelainan genetic tertentu (misalnya down sindrom dan sindrom fanconi),
juga lebih peka terhadap leukemia.
C. MANIFESTASI KLINIK
Manifestasi klinik leukemia dapat berupa kelelahan dan kelemahan, pucat,
infeksi dan demam yang tidak sembuh dengan antibiotik, mudah berdarah atau
memar, nyeri sendi atau tulang, hilangnya nafsu makan dan turunnya berat badan,
pembesaran kelenjar limf, batuk atau kesulitan pernafasan, pembesaran hati atau
limpa, pembengkakan muka dan tangan, sakit kepala, serta muntah (Yenni, 2014).

D. PATOFISIOLOGI
Leukemia adalah jenis gangguan pada sistem hematopoitek yang terkait
dengan sum-sum tulang dan pembuluh limfe ditandai dengan tidak terkendalinya
proliferasi dari leukemia dan prosedurnya. Sejumlah besar sel pertama menggumpal
pada tempat asalnya (granulosit dalam sumsum tulang limfosit di dalam limfenodi)
dan menyebar ke organ hematopoetik dan berlanjut ke organ yang lebih besar
(splenomegaly, hepatomegaly). Proliferasi dari satu jenis sel sering mengganggu
produksi normal sel hematopetik lainya dan mengarah ke pengembangan /
pembelahan sel yang cepat dan ke sitopenia (Friehling et al, 2015).
Adanya proliferasi sel blast, produksi eritrosit dan platelet terganggu sehingga
akan menimbulkan anemia dan trombositopenia, sistem retikuloendotelial akan
terpengaruh dan menyebabkan gangguan sistem pertahanan tubuh dan mudah
mengalami infeksi, manifestasi akan teanpak pada gambar gagalnya bone marrow dan
infiltrasi organ, sistem saraf pusat. Gangguan pada nutrisi dan metabolism, depresi
sumsum tulang yang akan berdampak pada penurunan leukosit, eritrosit, factor
pembekuan dan peningkatan tekanan jaringan, dan adanya infiltrasi pada eksra
medular akan berakibat terjadinya pembesaran hati, linfe, dan nyeri persendian
(Friehling et al, 2015).
Istilah HL-A (Human n Leucocyte Lotus-A) antigen terhadap jaringan telah
ditetapkan (WHO). Sistem HL-A individu ini diturunkan menurut hokum genetik,
sehingga adanya peranan faktor ras dan keluarga dalam etiologi leukemia tidak dapat
diabaikan. Prosesnya meliputi : normalnya tulang marrow diganti dengan tumor yang
malignan, imaturnya sel blast (David, 2015).
Sel-sel leukemia menyusup ke dalm sumsum tulang, mengganti unsur-unsur
sel yang normal. Akibatnya timbul anemia dan dihasilkan eritrosit dalam jumlah yang
tidak mencukupi. Timbulnya perdarahan akibat menurunya jumlah trombosit yang
bersirkulasi. Inflasi juga terjadi lebih sering karena berkurangnya jumlah leukosit.
Penyusupan sel-sel leukemia ke dalam semua orgna-organ vital menimbulkan
hepatomegaly, splenomegaly dan lomfadenopati. Timbul disfungsi sum-sum tulang,
menyebabkan turunya jumlah eritrosit, neutrophil dan trombosit. Sel-sel leukemia
menyusipi limfonodus, limfa, hati, tulang dan susunan sarafpusat (David, 2015).
Disemua tipe leukemia sel yang beproliferasi dapat menekan produksi dan
elemen di darah yang menyusup sumsum tulang dengan berlomba-lomba untuk
menghilangkan sel normal yang berfungsi sebagai nutrisi untukmetabolisme. Tanda
dan gejala dari leukemia merupakan hasil dari filtrasi sumsum tulang, dengan 3
manifesatsi yaitu anemia dan penurunan RBC, infeksi dari neutropenia, dan
pendarahan karena produksi platelet yang menurun. Invasi sel leukemia yang
berangsur-angsur pada sumsum menimbulkan nyeri (Samudin, 2019).
Ginjal, hati dan kelenjar limfe mengalami pembesaran dan akhirnya fibrosis
leukemia juga berpengaruh pada SSP dimana terjadinya peningkatan tekanan intra
kranial sehingga menyebabkan nyeri pada kepala, latergi, papil edema, penurunan
kesadaran dan kaku kuduk (Friehling et al, 2015).
Gejala dan tanda aklinis yang paling umum muncul pada LLA yang paling
sering muncul adalah demam (60%) lesu dan mudah lelah (50%), pucat (40%),
manifestasi perdarahan (petekie, purpura) (48%), serta nyeri tulang (23%).
Hepatosplenomegali terjadi kebanyakan penderita tetapi umumnya tidak
menimbulkan keluhan. Pemeriksaan laboratorium menunjukan anemia,
trombositopenia dan neutropenia yang menggambarkan kegagalan sumsum tulang
dalam memproduksi sel-sel tersebut. Dapat juga terjadi eosinophilia relative
(Samudin, 2019).

E. KLASIFIKASI
WHO mengembangkan klasifikasi LLA berdasarkan sitogenetik dan karak-
teristik molekular.LLA terbagi atas 2 kelompok besar yaitu B lymphoblastic
leukemia/lymphoma (LLA-B) dan T lymphoblastic leukemia/lymphoma (LLA-T). B
lymphoblastic leukemia/lymphoma terdiri atas dua tipe, yaitu B lymphoblastic
leukemia/lymphoma not otherwise specified (NOS) dan B lymphoblastic leukemia/
lymphoma with reccurent genetic abnormalities, yang terdiri atas 7 subtipe (Yenni,
2014).

F. PROGNOSIS
Selama beberapa tahun terakhir telah terjadi perbaikan prognosis yang
berkaitan dengan penelitian dan standar kemoterapi yang dihasilkan oleh pusat-pusat

spesialis pediatrik onkologi. Dengan bantuan rehabilitasi medik maka sistem motorik
dapat diperbaiki; hal ini menyokong tercapainya tingkat fungsional dengan

kemandirian maksimal yang turut memperbaiki prognosis pasien LLA. Prognosis


terutama tergantung pada tipe keganasan dan perkembangan penyakit pada saat
didiagnosis. Kasus anak dengan kekambuhan sering diberikan kemoterapi dosis tinggi
dan transplantasi sumsum tulang. Secara umum prognosis untuk leukemia akut ialah
baik dengan perkiraan kesembuhan >65% dan 5-years survival mendekati 80%
(Yenni, 2014).

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1) Darah tepi
Adanya pensitopenia, limfositosis yang kadang-kadang menyebabkan
gambaran darah tepi monoton terdapat sel blast, yang merupakan gejala
patogenamik untuk leukemia.
2) Sum-sum tulang
Dari pemeriksaan sum-sum tulang akan ditemukan gambaran yang monoton
yaitu hanya terdiri dari sel lomfopoetik patologis sedangkan sistem yang lain
terdesak (apanila skunder).
3) Pemeriksaan lain : Biopsi Limpa.
Peningkatan leukosit dapat terjadi (20.000-200.000 / μl) tetapi dalam bentuk
sel blast / sel primitive (NANDA, 2015).

H. PENATALAKSANAAN
Pengobatan pada anak dengan LLA tergantung pada gejala, umur, kromosom
dan tipe penyakit, pengobatan LLA yang utama adalah kemotrapi terdiri dari 6 fase
yaitu:
1) Fase induksi
Terjadinya pengurangan secara lengkap dan pengurangan lebih 50% sel
leukemia pada sumsung tulang yang disebut dengan remisi.
2) Terapi profilatik
Berfungsi untuk mencegah sel leukemia masuk kedalam sistem saraf pusat.
3) Terapi konsolidasi
Membasmi sisa sel leukemia di ikuti dengan terapi intensifikasi lanjutan untuk
mencegah resistensi sel leukemia.
4) Kemoterapi
Pengobatan umumnya terjadi secara bertahap, meskipun tidak semua fase
digunakan.
5) Radioterapi
Radiotrapi menggunakan sinar berenerfi tinggi untuk membunuh se-sel leukemia
6) Transplantasi sum-sum tulang
Transplantasi sum-sum tulang dilakukan untuk mengganti sum-sum tulang yang
rusak karena dosis tinggi kemoterapi atau radiasi (penyinaran). Selain itu
transplantasi sum-sum tulang berguna untuk mengganti sel-sel darah yang rusak
karena kanker (NANDA, 2015).

I. KOMPLIKASI
Komplikasi yang terjadi apabila pasien dengan ALL tidak tertangani adalah
gagal sumsum tulang, infeksi, hepatomegali, splenomegali dan limfadenopati (Astuti
et al., 2015)

J. PENCEGAHAN
Hingga saat ini belum terdapat pencegahan atau vaksinasi yang pesifik, namun
dapat diminimalisir dengan menghindari paparan radiasi terutama pada anak
(Apriany, 2016).
BAB II
KONSEP KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1. Identitas klien
Nama : No name
Usia : 10 Tahun
Jenis kelamin : Laki laki
Agama : Tidak Terkaji
Alamat : Tidak Terkaji
Pendidikan : Tidak Terkaji
Pekerjaan : Tidak Terkaji
Suku Bangsa : Tidak Terkaji
Tanggal masuk : Tidak Terkaji
Tanggal Keluar : Tidak Terkaji
No. Registrasi : Tidak Terkaji
Diagnosa Medis : ALL (Acute lymphoblastic leukemia)
2. Identitas Penganggung Jawab
Nama : Tidak Terkaji
Umur : Tidak Terkaji
Hubungan dengan Pasien : Tidak Terkaji
Pekerjaan : Tidak Terkaji
Alamat : Tidak Terkaji
3. Keluhan Utama
Klien umur 10 tahun dirawat di Rs dengan hasil pengkajian mengeluh pilek, nyeri
tulang dan persendian yang tidak sembuh-sembuh, gusi tampak sering berdarah,
tidak nafsu makan, sering mual dan muntah, mudah lelah meskipun hanya
berjalan menuju ke kamar mandi, mengeluh sulit tidur
4. Riwayat Keperawatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Tubuh klien tampak lemah, wajah tampak pucat dan kelopak mata
kehitaman, terdapat ptechiae pada leher dan kulit, badan teraba panas,
anak mengeluh pilek, nyeri tulang dan persendian yang tidak sembuh-
sembuh, gusi tampak sering berdarah, tidak nafsu makan, sering mual dan
muntah mudah lelah meskipun hanya berjalan menuju ke kamar mandi,
mengeluh sulit tidur.
b. Riwayat kesehatan dahulu
Tidak terkaji
c. Riwayat kesehatan keluarga
Tidak terkaji
5. Pola Kebutuhan Dasar
a. Aktifitas /istirahat
Klien mudah lelah meskipun hanya berjalan menuju ke kamar mandi,
mengeluh sulit tidur
b. Eliminasi
Tidak terkaji
c. Makanan/cairan
Klien tidak nafsu makan,sering mual dan muntah
d. Nyeri/kenyamanan
Klien mengeluh nyeri tulang dan persendian yang tidak sembuh-sembuh,
gusi tampak sering berdarah
e. Pola Persepsi dan Konsep Diri
Tidak terkaji
f. Interaksi sosial
Klien mengatakan malu karena sejak pemberian terapi Cytostatika
rambutnya mudah rontok sehingga sering menutupi kepalanya dengan
selimut
6. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Tubuh klien tampak lemah, wajah tampak pucat dan kelopak mata kehitaman
b. Tanda-tanda Vital
RR : 28x/menit
Suhu : 380C
TD : 100/60 mmHg
Nadi : 80x/menit
c. Keadaan fisik
1) Kepala
a) Lingkar kepala : Tidak terkaji
b) Rambut : Rambut rontok
c) Wajah : Wajah tampak pucat
d) Mata : Kelopak mata kehitaman
e) Hidung : Tidak terkaji
f) Bibir : Tidak terkaji
g) Gigi : Tidak terkaji
h) Lidah : Tidak terkaji
2) Leher : Terdapat ptechiae
3) Dada/pernapasan
a) Inspeksi : Tidak terkaji
b) Palpasi : Tidak terkaji
c) Perkusi : Tidak terkaji
d) Auskultasi : Tidak terkaji
4) Jantung
a) Inspeksi : Tidak terkaji
b) Palpasi : Tidak terkaji
c) Perkusi : Tidak terkaji
d) Auskultasi : Tidak terkaji
5) Abdomen
a) Inspeksi : Tidak terkaji
b) Auskultasi : Tidak terkaji
c) Palpasi : Tidak terkaji
d) Perkusi : Tidak terkaji
6) Genitourinaria : Tidak terkaji
7) Ekstermitas : Nyeri tulang dan persendian yang tidak
sembuh sembuh
8) Integumen : Terdapat ptechiae pada kulit
9) Neurologi : Tidak terkaji
B. PATHWAY Virus Genetik Sinar radioaktif

Leukemia Limfoblastik Akut

Menumpuk di sum-sum tulang


Proliperasi sel darah putih matur Sel-sel leukemik
Hematopolesis terganggu

Kemoterapi Disfungsi sum- Nyeri tulang


Terjadi neutrofil sum tulang

Proses inflamasi
Mual muntah Anoreksia Kompensasi tubuh trombositopenia
Menganggu sistem
imunitas tubuh
demam
Nausea BB menurun Rambut Rontok
Resiko Perdarahan
Resiko Infeksi

Hipertermia
Lemas Gangguan Citra
Defisit Nutrisi tubuh Nyeri Kronis

Intoleransi
Aktivitas
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Tabel PES

PROBLEM: DS/DO ETIOLOGI SYMTHOM


Data Subjektif Virus, Genetik, Sinar Radioaktif
- Klien mengeluh
nyeri tulang dan
persendian yang Leukimia Lymphoblastic Akut
tidak sembuh
sembuh
Sel - sel leukemik
Nyeri Kronis
Data Objektif
(D.0078)
- Tampak meringis Menumpuk di sum - sum tulang
- Sulit tidur

Nyeri tulang

NYERI KRONIS
Data Subjektif Virus, Genetik, Sinar Radioaktif
- Badan klien teraba
panas
Leukimia Lymphoblastic Akut
Data Objektif
- Suhu 380C
Sel - sel leukemik
- Suhu tubuh diatas
nilai normal

Menumpuk di sum - sum tulang


Hipertermia
(D.0130)
Nyeri tulang

Proses Inflamasi

Demam

HIPERTERMIA

Data Subjektif Virus, Genetik, Sinar Radioaktif Intoleransi


Aktivitas
- Tubuh klien
tampak lemah
- Klien mudah lelah Leukimia Lymphoblastic Akut
meskipun hanya
berjalan menuju
kamar mandi Proliferasi sel darah putih matur

Data Objektif
Tidak tersedia Kemoterapi
(D.0056)
Anoreksia

BB menurun

Lemas

INTOLERANSI AKTIFITAS
Data Subjektif Virus, Genetik, Sinar Radioaktif
- Klien sering mual
muntah
- Wajah tampak Leukimia Lymphoblastic Akut
pucat

Data Objektif Proliferasi sel darah putih matur


Nausea
- Pucat
(D.0076)

Kemoterapi

Mual, muntah

NAUSEA
Data Subjektif Virus, Genetik, Sinar Radioaktif Defisit Nutrisi
(D.0019)
- klien tidak nafsu
makan
- BB 25 kg Leukimia Lymphoblastic Akut
- Berat badan
menurun minimal
10% dibawah Proliferasi sel darah putih matur
rentang ideal
Data Objektif Kemoterapi
- Klien tidak nafsu
makan
Anoreksia

BB menurun

DEFISIT NUTRISI
Data Subjektif Virus, Genetik, Sinar Radioaktif
- Terdapat ptechiae
pada leher dan
kulit Leukimia Lymphoblastic Akut

Data Objektif
- Tidak tersedia Sel - sel leukemik Resiko
Pendarahan
(D.00120)
Disfungsi sum - sum tulang

Trombositopenia

RISIKO PERDARAHAN
Data Subjektif Virus, Genetik, Sinar Radioaktif
- Gusi tampak
sering berdarah
- Klien mengeluh Leukimia Lymphoblastic Akut
pilek

Data Objektif Proliferasi sel darah putih matur


- Tidak tersedia
Resiko Infeksi
Hematopelesis terganggu (D.0142)

Terjadi neutrofil

Menganggu sistem imunitas tubuh

RISIKO INFEKSI
Data subjektif : Virus, Genetik, Sinar Radioaktif
- Klien mengatakan
malu karena sejak
pemberian terapi Leukimia Lymphoblastic Akut
Cytostatika
rambutnya mudah
rontok sehingga
sering menutupi Proliferasi sel darah putih matur
kepalanya dengan
selimut Gangguan Citra
Kemoterapi Tubuh (D.0083)
Data objektif :
- Menyembunyikan
/menunjukan Kompensasi Tubuh
Bagian tubuh
secara berlebihan
Hubungan social Rambut Rontok
berubah

GANGGUAN CITRA TUBUH

b. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Kronis (D.0078)
Kategori : Psikologis
Subkategori : Nyeri dan kenyamanan
2. Hipertermia (D.0130)
Kategori : Lingkungan
Subkategori : Keamanan dan Proteksi
3. Intoleransi Aktivitas (D.0056)
Kategori : Fisiologis
Subkategi : Aktivitas/istirahat
4. Nausea (D.0076)
Kategori : Psikologis
Subkategori : Nyeri dan Kenyamanan
5. Defisit Nutrisi (D.0019)
Kategori : Fisiologis
Subkategori : Nutrisi dan Cairan
6. Resiko Pendarahan (D.0012)
Kategori : Fisiologis
Subkategori : Sirkulasi
7. Resiko Infeksi (D.0142)
Kategori : Lingkungan
Subkategori : Keamanan dan Proteksi
8. Gangguan Citra Tubuh (D.0083)
Kategori : Psikologis
Subkategori : Integritas ego
D. RENCANA INTERVENSI

DIAGNOSA
No.
KEPERAWATAN SLKI SIKI RASIONAL
Nyeri Kronis (D.0078) Tingkat Nyeri Manajemen Nyeri (I.082338) Observasi
1.
Kategori : Psikologis (L.08066) Definisi : Mengidentifikasi dan - Mengetahui lokasi,
Subkategori: Nyeri dan Setelah dilakukan mengelola pengalaman sensori atau karakteristik, durasi,
Kenyamanan tindakan emosional yang berkaitan dengan frekuensi, kualitas, intensitas
keperawatan 3x24 kerusakan jaringan atau fungsional nyeri.
Definisi : Pengalaman jam maka tingkat dengan onset mendadak atau lambat dan - Untuk mengetahui factor yang
sensorik atau emosional yang nyeri pada klien berintensitas ringan hingga berat dan dapat memperberat dan
berkaitan dengan kerusakan dapat teratasi konstan memperingan nyeri
jaringan aktual dan dengan kriteria Tindakan Terapeutik
fungsional, dengan onset hasil : Observasi - Agar pasien mengetahui cara
mendadak atau lambat dab 1. Keluhan nyeri - Identifikasi lokasi, karakteristik, mengurangi rasa nyeri
berintensitas ringan hingga menurun durasi, frekuensi, kualitas, menunggunakan tehnik non
berat dan konstan, yang 2. Kesulitan tidur intensitas nyeri. farmakologis
berlangsung lebih dari 3 menurun - Identifikasi factor yang - Agar pasien mengetahui
bulan memperberat dan memperingan kontrol lingkungan yang bisa
nyeri memperberat rasa nyeri
Penyebab : Terapeutik Edukasi
1.      Kondisi - Berikan tehnik non farmakologis - Agar pasien mengetahui
Muskuloskeletal kronis untuk mengurangi rasa nyeri( mis, penyebab, periode dan pemicu
TENS, hipnosis, akupresure, terapi nyeri
Subjektif : musik, biofeedback, terapi pijat, - Agar pasien mengetahui cara
- Klien mengeluh nyeri aroma terapi, tehnik imajinasi untuk meredakan nyeri
- Klien merasa depresi terbimbing, kompres Kolaborasi
(tertekan) hangat/dingin, terapi bermain) - Kolaborasi pemeberian
Objektif - Kontrol lingkungan yang analgetic untuk meredekan
- Tampak meringis memperberat rasa nyeri (mis. Suhu nyeri
- Gelisah ruangan, pencahayaan ,
- Tidak mampu kebisingan)
menuntaskan aktivitas Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik,
jika perlu
Hipertermia (D.0130) Termoregulasi Manajemen Hipertermia (L. 15506) Observasi
2.
Kategori : Lingkungan (L.14134) Definisi : Mengidentifikasi dan - Untuk mengidentifikasi
Subkategori : Keamanan Setelah dilakukan mengelola peninkatan suhu tubuh akibat penyebab hipertermia
dan Proteksi tindakan disfungsi termoregulasi - Untuk memonitor suhu tubuh
keperawatan 3x24 Tindakan - Untuk memonitor komplikasi
Definisi jam maka Observasi akibat hipertermia
Suhu tubuh meningkat di atas termogulasi pada - Identifikasi penyebab hipertermia Terapeutik
rentang normal tubuh klien dapat teratasi (mis. dehidrasi, terpapar - Untuk mempercepat proses
dengan kriteria lingkungan panas, penggunaan penurunan suhu tubuh pasien
Penyebab hasil : inkubato - Agar pasien mengetahui
1.      Proses penyakit (mis. 1. Suhu tubuh - Monitor suhu tubuh mengganti setiap hari atau
infeksi, kanker) membaik - Monitor komplikasi akibat lebih linen jika mengalami
hipertermia hoperhidrosis (kringat
Subjektif Terapeutik berlebih
- (Tidak tersedia) - Sediakan lingkungan yang dingin - Agar pasien mengetahui cara
Objektif - Longgarkan atau lepaskan pakaian pendinginan eksternal
- Hasil pengkajian suhu - Berikan cairan oral Edukasi
tubuh diatas nilai normal - Ganti linen setiap hari atau lebih - Agar meminimalkan fungsi
(38°C) sering jika mengalami semua system organ pada
hoperhidrosis (kringat berlebih) pasien
- Lakukan pendinginan eksternal
(mis. Selimut hipotermia, kompres
dingin pada dahi, leher, dada,
abdomen dan aksila)
- Hindari pemberian antipiretik atau
aspirin
- Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi :
- Anjurkan tirah baring
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian cairan dan
elektrolit intravena, jika perlu
Intoleransi Aktivitas Toleransi Manajemen Energi (I.05178) Observasi
3.
(D.0056) Aktivitas Definisi : Mengidentifikasi dan - Mengidentifikasi gangguan
Kategori : Fisiologis (L.05047) mengelola penggunaan energi untuk fungsi tubuh yang
Subkategori : Aktivitas/ Setelah di lakukan mengatasi atau mencegah kelelahan dan mengakibatkan kelelahan
Istirahat tindakan mengoptimalkan proses pemulihan. - Memonitor pola dan jam tidur
keperawatan Tindakan Terapeutik
Definisi : selama 3x24 jam Observasi : - Agar pasien merasakan nyaman
Ketidakcukupan energi untuk maka toleransi - Identifikasi gangguan fungsi tubuh - Agar pasien melakukan aktivitas
melakukan aktifitas sehari- aktivitas yang mengakibatkan kelelahan distarksi yang menenangkan
meningkat dengan
hari. kriteria hasil : - Monitor pola dan jam tidur Edukasi
1.     Keluhan lelah Terapeutik - Agar meminimalkan fungsi
Penyebab: menurun - Sediakan lingkungan nyaman dan semua system organ pada pasien
1.     Ketidakseimbangan 2.     Perasaan rendah stimulus (mis. Cahaya, - Agar pasien tidak mengalami
antara suplai dan kebutuhan lemah menurun suara. Kunjungan) kelelahan
oksigen - Berikan aktitivitas distraksi yang Kolaborasi
2.     Kelemahan menenangkan - Kolaborasi untuk meningkatkan
Edukasi asupan makanan pasien
Subjektif : - Anjurkan tirah baring
- Klien mengeluh mudah - Anjurkan melakukan aktivitas
lelah secara bertahap
Objektif : - Ajarkan strategi koping untuk
- Hasil pengkajian klien mengurangi kelelahan
tampak lemah Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan asupan
makanan
Nausea  (D.0076) Tingkat Nausea Manajemen Mual (I.03117) Observasi
4.
Kategori : Psikologis (L.08065) Definisi : Mengidentifikasi dan - Mengobservasi pengalaman
Subkategori : Nyeri dan Setelah di lakukan mengelola perasaan tidak nyaman pada mual
Kenyaman tindakan bagian belakang tenggork atau lambung - Mengidentifikasi dmapak
keperawatan yang mengakibatkan muntah. mual terhadap kualitas hidup
Definisi : selama 3x24 jam Tindakan - Mengidentifikasi factor
Perasaan tidak nyaman pada maka tingkat Observasi penyebab mual
bagian belakang tenggorokan nausea menurun - Observasi pengalaman mual Terapeutik
atau lambung yang dapat dengan kriteria - Identifikasi dampak mual terhadap - Agar mual pada pasien bisa
mengakibatkan muntah. hasil : kualitas hidup ( mis. Nafsu berkurang
1. Perasaan ingin makan, aktivitas, kinerja, Edukasi
Penyebab mual muntah tanggung jawab peran, dan tidur) - Istirahat dapat membantu
1.     Distensi lambung menurun - Identifikasi factor penyebab mual pertumbuhan dan
2.     Iritasi lambung 2. Nafsu makan (misalnya. Pengobatan dan perkembangan tubuh yang
meningkat prosedur) sehat.
Subjektif : 3. Keluhan pucat Terapeutik Kolaborasi
- Klien mengeluh mual membaik - Kurangi atau hilangkan keadaan - Untuk mengurangi rasa mual
dan muntah penyebab mual (mis. Kecemasan, yang dirasakan pasien
Objektif : ketakutan dan kelelahan
- Hasil pengkajian wajah - Berikan makanan dalam jumlah
klien tampak pucat kecil dan menarik
Edukasi
- Anjurkan istirahat yang cukup
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian antiemetic,
jika perlu
Manajemen Muntah (I.03118) Observasi
Definisi : Mengidentifikasi, mencegah - Untuk mengetahui volume
dan mengelola refleks pengeluaran isi muntah
lambung - Untuk mengetahui factor
Tindakan penyebab muntah
Observasi : Terapeutik
- Periksa volume muntah - Agar pasien mengetahui
- Identifikasi factor penyebab keadaan yang bisa
muntah mengurangi atau
Terapeutik menghilangkan muntah
- Kurangi atau hilangkan keadaan Edukasi
penyebab muntah (mis. - Istirahat dapat membantu
Kecemasan dan ketakutan) pertumbuhan dan
Edukasi perkembangan tubuh yang
- Anjurkan memperbanyak istirahat sehat.
Kolaborasi Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian antiemetik, - Untuk mengurangi rasa mual
jika perlu yang diarasakan pasien
Defisit Nutrisi (D.0019) Nafsu Manajemen Nutrisi (I.03119) Observasi :
5.
Kategori : Fisiologis Makan Definisi : Mengidentifikasi dan - Untuk mengetahui status nutrisi
Subkategori : Nutrisi dan Ca (L.03024) mengelola asupan nutrisi yang seimbang . pasien
iran Setelah Tindakan - Untuk mengetahui alergi dan
melakuka Observasi : intoleransi makanan pada pasien
Definisi : n - Identifikasi status nutrisi - Untuk menambah nafsu makan
Asupan nutrisi tidak cukup u pengkajia - Identifikasi alergi dan intoleransi pasien
ntuk memenuhi kebutuhan m n selama makanan - Untuk mengetahui kebutuhan
etabolisme 3×24 jam - Identifikasi makanan yang kalori dan nutrisi yang
nafsu disukai dibutuhkan
Penyebab : makan - Identifikasi kebutuhan kalori dan - Untuk mengetahui apakah
1. faktor psikologis (mi meningkat jenis nutrient pasien memerlukan penggunaan
s.stres, keengganan u , dengan - Identifikasi perlunya pemberian selang nasogastrik
ntuk makan) kriteria selang nasogatrik - Untuk mengetahui asupan
hasil : - Monitor asupan makanan makanan yang dikonsumsi
Subjektif :
1. Keinginan - Monitor berat badan pasien
- Pasien mengeluh tidak
makan - Monitor hasil pemeriksaan - Untuk mengetahui bertambah
nafsu makan meningkat laboratorium dan berkurangnya berat badan
- BB 25 kg 2. Asupan Terapeutik : - Untuk mengetahui hasil
Objektif : makanan - Lakukan oral hygine sebelum pemerikasaan labratorium pasien
- Tidak tersedia meningkat makan, jika perlu Terapeutik :
Kondisi Klinis Terkait : 3. Asupan cairan - Sajikan makanan secara menarik - Untuk menghindari terjadinya
1. Kanker meningkat dan suhu yang sesuai infeksi
2. Infeksi 4. Energi untuk - Berikan makanan tinggi serat - Untuk menambah nafsu makan
makan untuk mencegah konstipasi pasien
meningkat - Berikan makanan tinggi kalori - Untuk memperlancar sistem
5. Kemampuan dan tinggi protein pencernaan pasien
menikmati - Berikan suplemen makanan, jika - Agar klien mau makan makanan
makanan perlu yang tinggi akan kalori dan prot
meningkat - Hentikan pemberian makanan ein.
6. Asupan nutrisi melalui selang nasogatrik jika - Untuk mendorong agar klien ma
meningkat asupan oral dapat ditoleransi u makan.
7. Stimulus untuk Edukasi : - Untuk mengurangi risiko cedera
makan - Anjurkan posisi duduk, jika pada saluran pencernaan klien
meningkat mampu Edukasi :
8. Kelaparan Kolaborasi : - Agar pasien bisa makan dalam p
- Kolaborasi pemberian medikasi
meningkat sebelum makan (mis. Pereda osisi duduk
nyeri, antiemetic), jika perlu Kolaborasi :
- Kolaborasi dengan ahli gizi - Agar pasien bisa makan dengan
untuk menentukan jumlah kalori tenang.
dan jenis nutrient yang - Agar pasien bisa makan dengan
dibutuhkan, jika perlu jumlah kalori dan jenis nutrient
yang dibutuhkan
Promosi Berat Badan (I.03136) Observasi :
Definisi : Memfasilitasi peningkatan - Untuk mengidentifikasi
berat badan kemungkinan penyebab BB
Tindakan kurang
Observasi : - Agar dapat mengetahui adanya
- Identifikasi kemungkinan mual dan muntah
penyebab BB kurang - Agar dapat mengetahui jumlah
- Monitor adanya mual muntah kalori yang dikonsumsi sehari
- Monitor jumlah kalori yang hari
dikonsumsi sehari hari - Agar dapat mengetahui berat
- Monitor berat badan badan
Terapeutik : Terapeutik :
- Sediakan makanan yang tepat - Agar pasien dapat makan sesuai
sesuai kondisi pasien (mis. dengan kondisi yang pasien
Makanan dengan tekstur halus, butuhkan
makanan yang diblender, - Agar napsu makanan pasien
makanan cair yang diberikan bertambah
melalui NGT atau gastrostomy, - Agar pasien termotivasi untuk
total parenteral nutrition sesuai cepat pulih
indikasi Edukasi :
- Hidangkan makanan secara - Agar pasien/keluarga dapat
menarik mengetahui jenis makanan yang
- Berikan pujian pada bergizi tinggi, namun tetap
pasien/keluarga untuk terjangkau
peningkatan yang dicapai - Agar pasien/keluarga dapat
Edukasi : mengetahui peningkatan asupan
- Jelaskan makanan yang bergizi kalori yang dibutuhkan
tinggi ,namun tetap terjangkauan
- Jelaskan peningkatan asupan
kalori yang dibutuhkan.
Risiko Perdarahan Tingkat Pencegahan Perdarahan (I.02067) Observasi :
6.
(D.0012) Perdarahan Definisi : Mengidentifikasi dan - Untuk mengetahui tanda dan
Kategori : Fisiologis (L.02017) menurunkan risiko atau komplikasi gejala perdarahan
Subkategori : Sirkulasi Setelah stimulus yang menyebabkan perdarahan - Untuk mengetahui jumlah
melakuka atau risiko perdarahan hematokrit/ hemoglobin
Definisi n Tindakan sebelum dan setelah
Beresiko mengalami pengkajia Observasi : kehilangan darah.
kehilangan darah baik n selama - Monitor tanda dan gejala Terapeutik :
internal (terjadi didalam 3×24 jam perdarahan - Agar tekanan darah dapat
tubuh) maupun eksternal tingkat - Monitor hematokrit/hemoglobin segera turun dan kembali
(terjadi hingga keluar tubuh) perdaraha sebelum dan setelah kehilangan normal
n darah - Untuk mencegah terjadinya
Faktor Resiko menurun, Terapeutik : borok atau luka di bagian
1. Gangguan koagulasi ( dengan - Pertahankan bed rest selama tubuh pasien yang berbaring
mis. kriteria perdarahan lama dan tidak pernah
Trombositopenia) hasil : - Gunakan kasur pencegah dekubitus digerakan
2. Efek agen 1. Kelembapa Edukasi : Edukasi :
farmakologis n kulit - Jelaskan tanda dan gejala - Agar pasien dapat
3. Proses keganasan meningkat perdarahan mengetahui tanda dan gejala
2. Hemoglobi - Anjurkan meningkatkan asupan perdarahan
Subjektif : n membaik cairan untuk menghindari - Agar pasien tidak mengalami
- Terdapat ptechiae pada 3. Hematokrit konstipasi konstipasi
leher dan kulit membaik - Anjurkan meningkatkan asupan - Agar asupan nutrisi pasien
Objektif : 4. Denyut makanan dan vitamin K terpenuhi
- Tidak tersedia nadi apical - Anjurkan segera melapor jika - Agar pasien dapat ditangani
membaik terjadi perdarahan dengan cepat
Kondisi Klinis Terkait : 5. Suhu tubuh Kolaborasi : Kolaborasi :
1. Trombositopenia membaik - Kolaborasi pemberian obat - Untuk mengontrol
2. Kanker pengontrol perdarahan, jika perlu pendarahan
- Kolaborasi pemberian produk - Untuk mengganti darah yang
darah, jika perlu hilang dari perdarahan

Risiko Infeksi (D.0142) Integritas Kulit Pencegahan Infeksi (I.14539) Observasi :


7.
Kategori : Lingkungan dan Jaringan Definisi : Mengidentifikasi dan - Untuk mengetahui tanda dan
Subkategori : Keamanan (L.14125) menurunkan resiko terserang organisme gejala infeksi local dan
dan Proteksi Setelah dilakukan patogenik sistemik
intervensi Tindakan Terapeutik :
Definisi keperawatan Observasi : - Untuk mengantisipasi apabila
Berisiko mengalami selama 3×24 jam - Monitor tanda dan gejala infeksi ada kuman atau bakteri yang
peningkatan terserang ,maka integritas lokal dan sistemik dapat menyebabkan penyakit
organisme patogenetik kulit dan jaringan Terapeutik : yang menular
dapat membaik - Batasi jumlah pengunjung - Agar bebas dari infeksi dan
Faktor Risiko dengan kriteia - Berikan perawatan kulit pada area
1. Efek prosedur hasil: edema juga mikroorganisme
invasive 1. Kerusakan - Cuci tangan sebelum dan sesudah - Untuk mempertahankan
2. Malnutrisi jaringan kontak dengan pasien dan kebersihan tangan
3. Peningkatan paparan menurun lingkungan pasien - Agar pasien beresiko tinggi
organisme patogen 2. Kerusakan - Pertahankan tehnik aseptik pada tercegah dari infeksi
lingkungan lapisan kulit pasien beresiko tinggi Edukasi
4. Keadekuatan menurun Edukasi : - Agar pasien dapat mengetahui
pertahanan tubuh 3. Nyeri - Jelaskan tanda dan gejala infeksi secara dini tanda tanda
primer: menurun - Ajarkan cara mencuci tangan terjadinya infeksi
1) Gangguan 4. Perdarahan dengan benar - Agar pasien dapat mengetahui
peristaltic menurun - Ajarkan etika batuk cara mencuci tangan dengan 6
2) Kerusakan 5. Kemerahan - Ajarkan cara memeriksa kondisi langkah cuci tangan
integritas kulit menurun luka atau luka operasi - Agar klien tidak tertular
3) Perubahan sekresi - Anjurkan meningkatkan asupan penyakit akibat batuk
pH nutrisi - Agar luka klien tidak infeksi
4) Penurunan kerja Kolaborasi - Agar nutrisi klien terpenuhi
siliaris - Kolaborasi pemberian imunisasi , Kolaborasi
5) Statis cairan jika perlu - Pemberian imunisasi
tubuh bermanfaat untuk
5. Ketidakadekuatan mempertahankan system
pertahanan tubuh kekebalan tubuh
sekunder : Pemberian Obat ( L.02062) Observasi :
1) Penurunan Definisi : Mempersiapkan, memberi, dan - Untuk mengetahui
hemoglobin mengevaluasi keefektifan agen kemungkinan adanya alergi,
2) Imunosupresi farmakologis yang diprogramkan interaksi dan kontraindikasi
3) Leukopenia Tindakan obat
4) Supresi respon Observasi : - Untuk mengetahui apakah
inflamasi - Identifikasi kemungkinan alergi, obat sedah sesuai indikasi
5) Vaksinasi tidak interaksi dan kontraindikasi obat - Untuk mengetahui tanggal
adekuat - Verifikasi order obat sesuai kadarluwarsa obat
dengan indikasi - Untuk mengetahui tanda vital
Data Subjektif - Periksa tanggal kadarluarsa obat pasien sebelum diberikan obat
- Gusi tampak sering - Monitor tanda vital dan nilai - Untuk mengetahui efek
berdarah laboratorium sebelum pemberian terapeutik obat
- Klien mengeluh pilek obat, jika perlu - Untuk mengetahui efek
- Monitor efek terapeutik obat samping oksisitas, dan
Data Objektif - Monitor efek samping, toksisitas, interaksi obat
Tidak tersedia dan interaksi obat Terapeutik :
Terapeutik : - Untuk mengetahui apakah
Kondisi Klinis Terkait - Perhatikan prosedur pemberian obat yang diberikan aman dan
1. Tindakan obat yang aman dan akurat sesuai prosedur
invasive - Lakukan prinsip enam benar - Untuk menjamin keamanan
2. Kondisi penggunaan (pasien,obat,dosis,rute,waktu pengobatan
terapi steroid dokumentasi) - Untuk mengetahui apakah
3. Penyalahguaan - Hindari pemberian obat yang tidak obat sudah mendapatkan izin
obat diberi label dengan benar untuk diedarkan/diberikan
4. Kanker - Buang obat yang tidak terpakai - Untuk menghindari obat
atau kadarluwarsa disalah gunakan oleh pihak
- Fasilitasi minum obat yang tidak bertanggung jawab
- Dokumentasi pemberian obat dan - Untuk memastikan pasien
respons terhadap obat minum obat dengan benar dan
Edukasi : teratur
- Jelaskan jenis obat, alasan - Untuk mengetahui respon
pemberian, tindakan yang pasien terhadap obat yang
diharapkan dan efek samping diberikan
sebelum pemberian Edukasi :
- Jelaskan factor yang dapat - Agar pasien mengetahui jenis
meningkatkan dan menurunkan dan alasan mengapa
efektifitas obat dilakukan pemberikan obat
- Agar pasien mengetahui
faktor yang dapat
meningkatkan dan
menurunkan efektifitas obat
Gangguan Citra Tubuh Citra Promosi Citra Tubuh (I.09305) Observasi :
8.
(D.0083) Tubuh Definisi : Meningkatkan perbaikan - Untuk mengetahui pnyebab
Kategori : Psikologis (L.09067) perubahan presepsi terhadap fisik pasien. dan tahap perkembangan
Subkategori : Integritas Ego Setelah dilakukan Tindakan citra tubuh klien
intervensi Observasi : - Untuk mengetahui masalah
Definisi : keperawatan - Identifikasi harapan citra tubuh yang dihadapi klien dan
Pertahanan persepsi tentang selama 3×24 jam, berdasarkan tahap perkembangan memudahkan perawat
penampilan, struktur dan maka citra tubuh - Identifikasi budaya, agama, jenis melakukan tindakan
fungsi fisik individu. dapat membaik kelamin, dan umur terkait citra - Untuk memberikan semangat
dengan kriteria tubuh dan kepercayaan diri klien
Penyebab : hasil: - Identifikasi perubahan citra tubuh terhadap perubahan tubuh
1. Perubahan struktur / 1. Melihat yang mengakibatkan isolasi social klien
bentuk tubuh (mis. bagian tubuh - Monitor frekuensi pernyataan - Untuk mengetahui tanggapan
Amputasi, trauma, luka meningkat kritik terhadap diri sendiri dari klien dan keluhan yang
bakar, obesitas, jerawat) 2. Verbalisasi - Monitor apakah pasien bisa dirasakan klien
2. Transisi perkembangan perasaan melihat bagian tubuh yang berubah - Untuk meningkatkan
3. Efek tindakan / negative kepercayaan diri dan harga
pengobatan (mis. tentang Terapeutik : diri klien
Pembedahan, perubahan - Diskusikan perubahan tubuh dan Terapeutik :
kemoterapi, tetapi tubuh fungsinya - Untuk mengetahui perubahan
radiasi) menurun - Diskusikan perbedaan penampilan tubuh dan fungsinya
3. Verbalisasi fisik terhadap harga diri - Untuk mengetahui perbedaan
kekhawatiran - Diskusikan cara mengembangkan penampilan fisik terhadap
Subjektif : pada harapan citra tubuh secara realistis harga diri
- Klien mengatakan malu penolakan/rea - Diskusikan presepsi pasien dan - Untuk mengetahui cara
karena sejak pemberian ksi orang lain keluarga tentang perubahan citra mengembangkan harapan
terapi cytostatika menurun tubuh tubuh citra tubuh secara realistis
rambutnya mudah rontok 4. Menyembunyi Edukasi : - Untuk mengetahui presepsi
sehingga sering kan bagian - Jelaskan kepada keluarga tentang pasien dan keluarga tentang
menutupi kepalanya tubuh perawatan perubahan citra tubuh perubahan citra tubuh tubuh
dengan selimut berlebihan - Anjurkan mengungkapkan Edukasi :
Objektif : menurun gambaran diri terhadapa citra - Agar keluarga mengetahui
- Menunjukan/ tubuh tentang perawatan perubahan
menyembunyikan bagian - Anjurkan menggunakan alat bantu citra tubuh
tubuhnya secara - Anjurkan mengikuti kelompok - Agar dapat mengungkapkan
berlebihan pendukung gambaran diri terhadapa citra
tubuh
- Hubungan sosial - Latih fungsi tubuh yang dimiliki - Agar klien dapat mengatasi
berubah - Latih peningkatan penampilan gangguan pada tubuh
diri(mis. berdandan) - Agar klien dapat termotivasi
- Agar tubuh klien dapat
berfungsi dengan benar
- Untuk meningkatkan
penampilan diri klien agar
tidak merasa terganggu
dengan masalah yang ada
pada tubuhnya
E. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

HARI/TGL/JAM NO DX IMPLEMENTASI KEPERAWATAN EVALUASI


Nyeri Kronis Manajemen Nyeri (I.082338)
Tidak Terkaji S : Klien mengatakan
(D.0078) - Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, keluhan telah teratasi
kualitas, intensitas nyeri. O: Tanda dan gejala yang
- Mengidentifikasi factor yang memperberat dan dialami pasien sudah
memperingan nyeri kembali normal
- Memberikan tehnik non farmakologis untuk A: Masalah keperawatan
mengurangi rasa nyeri( mis, TENS, hipnosis, telah teratasi
akupresure, terapi musik, biofeedback, terapi pijat, P: Intervensi dihentikan
aroma terapi, tehnik imajinasi terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi bermain)
- Mengontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
(mis. Suhu ruangan, pencahayaan , kebisingan)
- Menjelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
- Menjelaskan strategi meredakan nyeri
- Mengkolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
Hipertermia Manajemen Hipertermia (L. 15506)
Tidak Terkaji S : Klien mengatakan
(D.0130)
- Mngidentifikasi penyebab hipertermia (mis. dehidrasi, keluhan telah teratasi
terpapar lingkungan panas, penggunaan inkubato O: Tanda dan gejala yang
- Memonitor suhu tubuh dialami pasien sudah
- Memonitor komplikasi akibat hipertermia kembali normal
- Menyediakan lingkungan yang dingin A: Masalah keperawatan
- Menglonggarkan atau lepaskan pakaian telah teratasi
- Memberikan cairan oral P: Intervensi dihentikan
- Mengganti linen setiap hari atau lebih sering jika
mengalami hoperhidrosis (kringat berlebih)
- Melakukan pendinginan eksternal (mis. Selimut
hipotermia, kompres dingin pada dahi, leher, dada,
abdomen dan aksila)
- Menghindari pemberian antipiretik atau aspirin
- Memberikan oksigen, jika perlu
- Menganjurkan tirah baring
- Mengkolaborasi pemberian cairan dan elektrolit
intravena, jika perlu

Intoleransi Aktivitas Manajemen Energi (I.05178)


Tidak Terkaji S : Klien mengatakan
(D.0056) - Mengidentifikasi gangguan fungsi tubuh yang keluhan telah teratasi
mengakibatkan kelelahan O: Tanda dan gejala yang
- Memonitor pola dan jam tidur dialami pasien sudah
- Menyediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus kembali normal
(mis. Cahaya, suara. Kunjungan) A: Masalah keperawatan
- Memberikan aktitivitas distraksi yang menenangkan telah teratasi
- Menganjurkan tirah baring P: Intervensi dihentikan
- Menganjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
- Mengajarkan strategi koping untuk mengurangi
kelelahan
- Mengkolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan makanan
Nausea Manajemen Mual (I.03117)
Tidak Terkaji S : Klien mengatakan
(D.0076) - Mengobservasi pengalaman mual keluhan telah teratasi
- Mengidentifikasi dampak mual terhadap kualitas hidup O: Tanda dan gejala yang
( mis. Nafsu makan, aktivitas, kinerja, tanggung jawab dialami pasien sudah
peran, dan tidur) kembali normal
- Mengidentifikasi factor penyebab mual (misalnya. A: Masalah keperawatan
Pengobatan dan prosedur) telah teratasi
- Mengurangi atau hilangkan keadaan penyebab mual P: Intervensi dihentikan
(mis. Kecemasan, ketakutan dan kelelahan
- Memberikan makanan dalam jumlah kecil dan menarik
- Menganjurkan istirahat yang cukup
- Mengkolaborasi pemberian antiemetic, jika perlu

Manajemen Muntah (I.03118) S : Klien mengatakan


- Memeriksa volume muntah keluhan telah teratasi
- Mengidentifikasi factor penyebab muntah O: Tanda dan gejala yang
- Mengurangi atau hilangkan keadaan penyebab muntah dialami pasien sudah
(mis. Kecemasan dan ketakutan) kembali normal
- Menganjurkan memperbanyak istirahat A: Masalah keperawatan
- Mengkolaborasi pemberian antiemetik, jika perlu telah teratasi
P: Intervensi dihentikan
Defisit Nutrisi Manajemen Nutrisi (I.03119)
Tidak Terkaji S : Klien mengatakan
(D.0019) - Mengidentifikasi status nutrisi keluhan telah teratasi
- Mengidentifikasi alergi dan intoleransi makanan O: Tanda dan gejala yang
- Memgidentifikasi makanan yang disukai dialami pasien sudah
- Mengidentifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient kembali normal
- Mengidentifikasi perlunya pemberian selang A: Masalah keperawatan
nasogatrik telah teratasi
- Memonitor asupan makanan P: Intervensi dihentikan
- Memonitor berat badan
- Memonitor hasil pemeriksaan laboratorium
- Melakukan oral hygine sebelum makan, jika perlu
- Menyajikan makanan secara menarik dan suhu yang
sesuai
- Memberikan makanan tinggi serat untuk mencegah
konstipasi
- Memberikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
- Memberikan suplemen makanan, jika perlu
- Menghentikan pemberian makanan melalui selang
nasogatrik jika asupan oral dapat ditoleransi
- Menganjurkan posisi duduk, jika mampu
- Mengkolaborasi pemberian medikasi sebelum makan
(mis. Pereda nyeri, antiemetic), jika perlu
- Mengkolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis nutrient yang dibutuhkan, jika
perlu
Promosi Berat Badan (I.03136) S : Klien mengatakan
- Mengidentifikasi kemungkinan penyebab BB kurang keluhan telah teratasi
O: Tanda dan gejala yang
- Memonitor adanya mual muntah dialami pasien sudah
- Memonitor jumlah kalori yang dikonsumsi sehari hari kembali normal
- Memonitor berat badan A: Masalah keperawatan
- Menyediakan makanan yang tepat sesuai kondisi telah teratasi
pasien (mis. Makanan dengan tekstur halus, makanan P: Intervensi dihentikan
yang diblender, makanan cair yang diberikan melalui
NGT atau gastrostomy, total parenteral nutrition
sesuai indikasi
- Menghidangkan makanan secara menarik
- Memberikan pujian pada pasien/keluarga untuk
peningkatan yang dicapai
- Menjelaskan makanan yang bergizi tinggi ,namun
tetap terjangkauan
- Jelaskan peningkatan asupan kalori yang dibutuhkan
Risiko Perdarahan Pencegahan Perdarahan (I.02067)
Tidak Terkaji S : Klien mengatakan
(D.0012) - Memonitor tanda dan gejala perdarahan keluhan telah teratasi
- Memonitor hematokrit/hemoglobin sebelum dan setelah O: Tanda dan gejala yang
kehilangan darah dialami pasien sudah
- Mempertahankan bed rest selama perdarahan kembali normal
A: Masalah keperawatan
- Menggunakan kasur pencegah dekubitus telah teratasi
- Menjelaskan tanda dan gejala perdarahan P: Intervensi dihentikan
- Menganjurkan meningkatkan asupan cairan untuk
menghindari konstipasi
- Menganjurkan meningkatkan asupan makanan dan
vitamin K
- Menganjurkan segera melapor jika terjadi perdarahan
- Mengkolaborasi pemberian obat pengontrol perdarahan,
jika perlu
- Mengkolaborasi pemberian produk darah, jika perlu
Risiko Infeksi Pencegahan Infeksi (I.14539)
Tidak Terkaji S : Klien mengatakan
(D.0142) - Memonitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik keluhan telah teratasi
- Membatasi jumlah pengunjung O: Tanda dan gejala yang
- Memberikan perawatan kulit pada area edema dialami pasien sudah
- Memcuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan kembali normal
pasien dan lingkungan pasien A: Masalah keperawatan
- Mempertahankan tehnik aseptik pada pasien beresiko telah teratasi
tinggi P: Intervensi dihentikan
- Menjelaskan tanda dan gejala infeksi
- Mengajarkan cara mencuci tangan dengan benar
- Mengajarkan etika batuk
- Mengajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka
operasi
- Menganjurkan meningkatkan asupan nutrisi
- Mengkolaborasi pemberian imunisasi , jika perlu
Pemberian Obat ( L.02062) S : Klien mengatakan
- Mengidentifikasi kemungkinan alergi, interaksi dan keluhan telah teratasi
kontraindikasi obat O: Tanda dan gejala yang
- Memverifikasi order obat sesuai dengan indikasi dialami pasien sudah
- Memeriksa tanggal kadarluarsa obat kembali normal
- Memonitor tanda vital dan nilai laboratorium sebelum A: Masalah keperawatan
pemberian obat, jika perlu telah teratasi
- Memonitor efek terapeutik obat P: Intervensi dihentikan
- Memonitor efek samping, toksisitas, dan interaksi obat
- Memperhatikan prosedur pemberian obat yang aman
dan akurat
- Melakukan prinsip enam benar
(pasien,obat,dosis,rute,waktu dokumentasi)
- Menghindari pemberian obat yang tidak diberi label
dengan benar
- Membuang obat yang tidak terpakai atau kadarluwarsa
- Memfasilitasi minum obat
- Mendokumentasi pemberian obat dan respons terhadap
- Menjelaskan jenis obat, alasan pemberian, tindakan
yang diharapkan dan efek samping sebelum pemberian
- Menjelaskan factor yang dapat meningkatkan dan
menurunkan efektifitas obat
Gangguan Citra Tubuh Promosi Citra Tubuh (I.09305)
Tidak Terkaji S : Klien mengatakan
(D.0083) - Mengidentifikasi harapan citra tubuh berdasarkan tahap keluhan telah teratasi
perkembangan O: Tanda dan gejala yang
- Mengidentifikasi budaya, agama, jenis kelamin, dan dialami pasien sudah
umur terkait citra tubuh kembali normal
- Mengidentifikasi perubahan citra tubuh yang A: Masalah keperawatan
mengakibatkan isolasi social telah teratasi
- Memonitor frekuensi pernyataan kritik terhadap diri P: Intervensi dihentikan
sendiri
- Memonitor apakah pasien bisa melihat bagian tubuh
- Mendiskusikan perubahan tubuh dan fungsinya
- Mendiskusikan perbedaan penampilan fisik terhadap
harga diri
- Mendiskusikan cara mengembangkan harapan citra
tubuh secara realistis
- Mendiskusikan presepsi pasien dan keluarga tentang
perubahan citra tubuh tubuh
- Menjelaskan kepada keluarga tentang perawatan
perubahan citra tubuh
- Menganjurkan mengungkapkan gambaran diri
terhadapa citra tubuh
- Menganjurkan menggunakan alat bantu
- Menganjurkan mengikuti kelompok pendukung
- Melatih fungsi tubuh yang dimiliki
- Melatih peningkatan penampilan diri (mis.berdandan)
F. DOKUMENTASI
DAFTAR PUSTAKA
Apriany, Dyna. β016. Asuhan Keperawatan Anak dengan Keganasan. Bandung : PT Refika
Aditama
Astuti, S. I., Arso, S. P., & Wigati, P. A. (2015). Analisis Standar Pelayanan Minimal Pada
Instalasi Rawat Jalan Di RSUD Kota Semarang, 3, 103–111.
David, G., 2015. Acute lymphoblastic leukemia. The pharmacogenomics journal
Friehling, E., Ritchey, K., David. G., & Bleyer, A., 2015. Acute lymphoblastic leukemia
20th ed. B. E. Kliegman MR, Stanton B, ed., Nelson Textbook of Pediatrics, hlm.
2437-2442
Nanda Nic-Noc. Edisi Revisi Jilid 2. Asuhan Keperawatan Keperawatan Praktis (2015).
Jogja : Media Action.
Samudin, A. (2019). Asuhan keperawatan anak dengan leukemia limfositik akut di ruang
melati RSUD abdul wahab sjahranie samarinda. 1–83.
Yenni, . (2014). Rehabilitasi Medik Pada Anak Dengan Leukemia LimfoblastiAkutk. Jurnal
Biomedik (Jbm), 6(1), 1–7. https://doi.org/10.35790/jbm.6.1.2014.4156

Anda mungkin juga menyukai