Anda di halaman 1dari 4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pembelajaran Dalam Jaringan (Daring)


Guru profesional abad ke-21 bukanlah guru yang sekedar mampu mengajar dengan baik.
Guru profesional abad ke-21 adalah guru yang mampu menjadi pembelajar sepanjang karir
untuk peningkatan keefekfifan proses pembelajaran siswa seiring dengan perkembangan
lingkungan; mampu bekerja dengan, belajar dari, dan mengajar kolega sebagai upaya
menghadapi kompleksitas tantangan sekolah dan pengajaran; mengajar berlandaskan standar
profesional mengajar untuk menjamin mutu pembelajaran serta memiliki berkomunikasi baik
langsung maupun menggunakan teknologi secara efektif dengan orang tua murid untuk
mendukung pengembangan
Pembelajaran daring adalah pembelajaran yang dilakukan tanpa melakukan tatap muka
melalui platform yang telah tersedia. Pembelajaran Daring merupakan program
penyelenggaraan kelas pembelajaran dalam jaringan untuk menjangkau kelompok target yang
masif dan luas. Melalui jaringan, pembelajaran dapat diselenggarakan secara masif dengan
peserta yang tidak terbatas. Pembelajaran daring dapat saja diselenggarakan dan diikuti
secara gratis maupun berbayar.
Pembelajaran daring bertujuan memberikan layanan bermutu secara dalam jaringan
(daring) yang bersifat masif dan terbuka untuk menjangkau audiens yang lebih banyak dan
lebih luas.
Pendekatan pembelajaran moda daring memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Menuntut pembelajar untuk membangun dan menciptakan pengetahuan secara
mandiri (constructivism)
2. Pembelajar akan berkolaborasi dengan pembelajar lain dalam membangun
pengetahuannya dan memecahkan masalah secara bersama-sama (social
constructivism)
3. Membentuk suatu komunitas pembelajar (community of learners) yang inklusif
4. Memanfaatkan media laman (website) yang bisa diakses melalui internet,
pembelajaran berbasis komputer, kelas virtual, dan atau kelas digital
5. Interaktivitas, kemandirian, aksesibilitas, dan pengayaan
B. Ciri-Ciri Pembelajaran Daring
Pembelajaran daring dilakukan sesuai dengan tata cara pembelajaran jarak jauh. Menurut
Peraturan menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 109 tahun 2013 memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
1. Pendidikan jarak jauh adalah proses belajar-mengajar yang dilakukan secara jarak jauh
maelalui penggunaan berbagai media komunikasi.
2. Proses pembelajaran dilakukan secara elektronik (e-learning), dimana memanfaatkan
paket informasi berbasis teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan
pembelajaran yang dapat diakses oleh peserta didik kapan saja dan dimana saja.
3. Sumber belajar adalah bahan ajar dan berbagai informasi yang dikembangkan dan
dikemas dalam bentuk yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi dan
digunakan dalam proses pembelajaran.
4. Pendidikan jarak jauh mempunyai karakteristik: bersifat terbuka, belajar mandiri,
belajar tuntas, menggunakan teknologi informasi dan komunikasi, menggunakan
teknologi pendidikan lainnya, dan/atau berbentuk pembelajaran terpadu perguruan
tinggi.
5. Pendidikan jarak jauh bersifat terbuka yang artinya pembelajaran yang
diselenggarakan secara fleksibe dalam hal penyampaian, pemilihan program studi dan
waktu penyelesaian program, lintas satuan, jalur dan jenis pendidikan tanpa membatasi
usia, tahun ijazah, latar belakang bidang studi, masa registrasi, tempat dan cara belajar,
serta masa evaluai hasil belajar.

Dalam pembelajaran daring, diskusi antar peserta didik sangatlah penting sehingga
teknologi informasi dan komunikasi yang disediakan harus menyediakan fitur dan sarana
bagi para peserta didik untuk saling menyapa, bertukar pikiran, debat, tukar menukar materi
dan interaksi secara kooperatif maupun kolaboratif lainnya.

Dengan model pembelajaran daring saat ini, ada beberapa peserta didik yang menerima
pembelajaran daring alasannya karna model pembelajaran daring lebih santai,
menyenangkan, fleksibel, efisien, singkat, praktis, cepat, tepat, aman, mudah, hemat waktu,
hemat tenaga. Cara itu juga bisa dilakukan jarak jauh tanpa berkumpul di tempat yang sama.

Selain itu manfaat lain dari  model pembelajaran dalam jaringan adalah orang tua bisa
mengawasi anak-anaknya belajar, membuat siswa atau guru menjadi melek teknologi,
mempercepat era 5.0, meningkatkan kemampuan dibidang ilmu teknologi. Siswa juga 
menjadi lebih kreatif dalam menyelesaikan tugas mereka, dapat mengkondisikan diri
senyaman mungkin untuk belajar tanpa aturan yang formal.

C. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Daring


Melalui pembelajaran daring, guru dapat meningkatkan keprofesonalitasannya melalui
media belajar yang dibuat. Pembelajaran daring mampu meningkatkan mutu pendidikan
dengan memanfaatkan multimedia secara efektif dalam pembelajaran, serta kemampuan guru
dalam untuk menguasai teknologi pun bisa terasah dan tujuan pembelajaran akan mudah
dicapai oleh peserta didik tanpa harus melakukan pembelajaran tatap muka dengan guru.
Sehingga pada akhirnya, peserta didik memiliki waktu yang banyak untuk mengulang suatu
materi yang diberikan, dan memicu peningkaan belajar pada peserta didik sehingga pelajar di
Indonesia akan mampu bersaing secara global. Peserta didik tidak hanya menjadikan guru dan
buku di sekolah sebagai satu-satunya sumber belajar, tetapi internet juga menjadi sumber
belajar. Kesempatan ini bisa menjadi momentum untuk mendidik dan mengakrabkan generasi
Indonesia dalam pemanfaatan teknologi di era disrupsi ini.
Selain kelebihan yang dimiliki pembelajaran daring juga memiliki kekurangan. Tidak
semua guru mampu untuk melaksanakan pembelajaran daring ini karena masih “gaptek” atau
gagap teknologi. Umumnya ini dirasakan oleh guru yang sudah terlampau lama mengajar
sehingga masih mengedepankan metode pembelajaran tradisional. Sejatinya, proses belajar
merupakan suatu proses perubahan sikap. Dalam pembelajaran ini, guru sulit medeteksi
bagaimana respon peserta didik terkait materi yang diajarkan, apakah peserta didik mengerti
atau tidak, dan peserta didik pun kesulitan melakukan diskusi secara online, karena hal itu
tidaklah mudah apabila tidak dilakukan secara langsung. Sehingga guru sulit untuk
mengetahui perkembangan siswa dalam aspek afektif dan psikomotorik. Karena tidak semua
peserta didik mampu untuk menjangkau materi pelajaran secara cepat dan ada sebagian
peserta didik yang berkemampuan rendah, maka guru memiliki tantangan yang cukup besar
untuk membuat media belajar yang mampu menyeluruh, artinya mudah dipahami oleh
kebanyakan peserta didik dari berbagai kemampuan belajar. Pembelajaran daring juga
membutuhkan peralatan tambahan yang lebih. seperti komputer, gawai, paket data internet,
itu merupakan salah satu kendala dari pembelajaran daring ini. Karena tidak semua peserta
didik yang tinggal dilokasi dengan infrastruktur komunikasi yang baik sehingga akan kesulita
untuk mengakses internet dan tidak semua peserta didik yang memiliki dan mampu
mengakses peralatan yang dibutuhkan untuk pembelajaran daring iniseperti laptop, gawai,
paket data internet.
DAFTAR PUSTAKA
Djaja, sutrino. 2015. Harapan dan Tantangan Guru Pembelajar Moda Daring. Journal of
Teacher Education. 57: 300-314.

Kuntarto, Eko. 2017. Keefektifan Model Pembelajaran Daring dalam Perkuliahan Bahasa
Indonesia di Perguruan Tinggi. Journal Indonesian Language Education and Literature. 3:
99-110.
http://suaraguruonline.com/pembelajaran-daring-sebagai-solusi/ Diakses pada tanggal 9 Mei
2020
Supriadi, D. 1999. Mengangkat Citra dan Martabat Guru. Jakarta: Adicita Karya Nusantara.

Anda mungkin juga menyukai