Pasien Tn. Ridho, usia 54 tahun dirawat dengan DM type 2, pasien mengalami nyeri
daerah kaki, terasa kebas pada kedua tungkai bawah. Mengeluh mata kurang jelas untuk
melihat dan terasa buram. Riwayat luka di telapak kaki kanan karena tidak menggunakan
alas kaki dan sudah sembuh. Hasil pengkajian TTV (TD 150/95 mmHg, frekuensi Nadi
92 x/menit, frekuensi Nafas 20x/menit, Suhu 37C). Nilai Laboratorium Hb 10,2g/dL,
Hematokrit 37vol%, GDS 350g/dL, Lekosit 8700/uL. Riwayat DM sudah 4 tahun yang
lalu, kontrol tidak teratur. Infus terpasang NaCl di tangan kanan, terlihat bengkak dan
agak nyeri disekitar pemasangan infus. Perawat jaga melakukan pengkajian risiko jatuh
pada pasien Tn. Ridho dengan Skala Morse dan hasil 50 (risiko tinggi jatuh). Pada saat
ronde ke kamar pasien, didapatkan area pemasangan infus agak bengkak, kemerahan dan
rasa nyeri. Tidak ada penulisan tanggal pemasangan. Perawat menyiapkan kembali
peralatan untuk pemasangan infus.
Jawaban
8. Analisa Data
9. Diagnosa Keperawatan
Observasi
₋ Identifikasi persepsi tentang
masalah kesehatan
₋ Monitor pelaksanaan tanggung
jawab
Terapeutik
₋ Berikan kesempatan merasakan
memiliki tanggung jawab
₋ Tingkatkan rasa tanggung
jawab atas perilaku sendiri
₋ Hindari berdebat atau tawar-
menawar tentang perannya di
ruang perawatan
₋ Berikan penguatan dan umpan
balik positif jika melaksanakan
tanggung jawab atau mengubah
perilaku
Edukasi
₋ Diskusikan tanggung jawab
terhadap profesi pemberian
asuhan
₋ Diskusikan kensekuensi
melaksanakan tanggung jawab
Intervensi Pendukung :
Perawatan Luka (I.14564)
Tindakan:
Observasi:
- Monitor karakteristik luka
(mis. drainase, warna,
ukuran, bau)
- Monitor tanda-tanda infeksi
Terapeutik
- Lepaskan balutan dan
plester secara perlahan
- Bersihkan dengan cairan
NaCl atau pembersihan
nontoksik, sesuai kebutuhan
- Bersihkan jaringan nekrotik
- Berikan salep yang sesuai
ke kulit/lesi, jika perlu
- Pasang balutan sesuai jenis
luka
- Pertahankan teknik steril
saat melakukan perawatan
luka
- Ganti balutan sesuai jumlah
eksudat dan drainase
- Jadwalkan perubahan posisi
setiap 2 jam atau sesuai
kondisi pasien
- Berikan diet dengan kalori
30 – 35 kkal/kgBB/hari dan
protein 1,25 – 1,5
g/kgBB/hari
- Berikan suplemen vitamin
dan mineral (mis. vitamin
A, vitamin C, Zinc, asam
amino), sesuai indikasi
Edukasi:
- Jelaskan tanda dan gejala
infeksi
- Anjurkan mengkonsumsi
makanan tinggi kalori dan
protein
- Anjurkan prosedur
perawatan luka secara
mandiri
Kolaborasi:
- Kolaborasi prosedur
debribement (mis.
enzimatik, biologis,
mekanis, autolitik), jika
perlu
- Kolaborasi pemberian
antibiotik, jika perlu
Manajemen Keselamatan
Lingkungan (I.14513)
Tindakan :
Observasi
- Identifikasi kebutuhan
keselamatan (mis.kondisi fisik,
fungsi kognitif, riwayat perilaku)
- Monitor perubahan status
keselamatan lingkungan
Terapeutik
- Hilangkan bahaya keselamatan
lingkungan (mis. Fisik, biologi
dan kimia), jika memungkinkan
- Modifikasi lingkungan untuk
meminimalkan bahaya dan risiko
- Sediakan alat bantu keamanan
lingkungan (mis. Commode chair
dan pegangan tangan)
- Gunakan perangkat pelindung
(mis. Pengekangan fisik, rel
samping, pintu terkunci, pagar)
- Fasilitasi relokasi kelingkungan
yang aman
Edukasi
- Ajarkan individu, keluarga dan
kelompok risiko tinggi bahaya
lingkungan