Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTIROID

DISUSUN OLEH :

1. VELLIN RAMADHANI (J 210201203)


2. NORMALITA SYAFITRI (J 210201204)
3. HAKIM RASYID A (J 210201205)
4. WAHYU JATI F (J 210201206)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
S1 TRANSFER KEPERAWATAN
2020
KASUS
Seorang laki laki masuk rumah sakit dengan keluhan lemas. Saat dikaji klien

mengatakan kedua kakinya terasa lemas saat berjalan, terasa mual muntah. Tanda

tanda vital TD : 130/80 mmHg N : 64x/menit RR: 20x/menit S : 36. Klien

mengatakan merasa mual muntah dan tidak nafsu makan, bb turun drastis sejak 2

bulan terakhir. Data objektif Klien nampak lemas, kurus, tegang dan gelisah. Dari

hasil lab didapatkan hemoglobin 13.5 g/dl. Diagnosa medis hipertiroid. Berdasarkan

data buatlah asuhan keperawatan.


1. PENGKAJIAN
a. Identitas
1) Identitas Pasien
NO. RM : 23455xx
Nama : Tn. P
Umur : 40 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status : Menikah
Pendidikan Terakhir ; SMK
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Wonogiri
Tanggal Masuk : 4 April 2021
Diagnosa Medis : Hipertiroid
2) Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. M
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 37
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Wonogiri
Hubungan dengan pasien : Istri
b. Status Kesehatan
1) Keluhan Utama
Klien mengatakan lemas
2) Riwayat Penyakit Sekarang
Pada tanggal 04 April 2021 klien masuk rumah sakit dengan keluhan
lemas. Sebelum klien berada di RSUD Wonogiri, klien berada di
Bandara
Adi Sumarmo, klien berencana akan berangkat ke Jakarta. Setibanya
klien di bandara, kondisi kesehatan klien menurun hingga klien tidak
dapat bangun/berdiri. Sehingga pihak dari bandara tidak mengizinkan
klien untuk berangkat ke Jakarta. Saat itu juga, klien langsung dibawah
ke IGD RSUD Tarakan untuk mendapatkan pelayanan intensif. Klien
mengatakan yang memperberat keluhan ialah ketika klien berjalan
seperti ke kamar mandi atau beraktivitas yang lama, dan yang
memperingan keluhan ialah ketika klien beristirahat/berbaring. Klien
mengatakan gejala yang dirasakan seperti terasa lumpuh tidak kuat
karna lemas, tetapi klien mengatakan dapat melakukan aktivitas seperti
duduk di tempat tidur dan pergi ke kamar mandi sendiri. Klien
mengatakan terasa lemas di bagian kedua kakinya ketika berjalan. Klien
mengatakan lamanya keluhan hanya saat klien beraktiftas.
3) Riwayat Penyakit Dahulu
Klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit serius pada masa
kanak-kanak. Klien mengatakan tidak ada alergi terhadap makanan
maupun obat-obatan. Klien mengatakan sebelumnya pernah dirawat di
beberapa rumah sakit dengan gastritis kronis. Terakhir klien dirawat di
RS selama > 2 bulan, dan selama itu klien tidak dianjurkan untuk
makan-makanan yang keras-keras (mis, nasi). Selama 2 bulan tersebut
klien tidak bernafsu untuk makan karena klien mual-muntah, bahkan
ketika mencium wangi-wangian pun klien merasa mual muntah. Klien
pun mengalami penurunan berat badan sebanyak 25 kg sejak 2 bulan
yang lalu.
4) Riwayat Penyakit Keluarga
Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami penyakit
yang sama dengan klien. Didalam anggota keluarga klien juga tidak ada
yang mengalami alergi dan tidak ada di dalam anggota keluraga yang
mengalami penyakit menular.
c. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
a) Kesadaran : Composmentis
b) GCS : 15
c) Tanda – tanda vital ;
TD : 130/80 mmHg
N : 64x/menit
RR : 20x/menit
S : 36 C
d) Antropometri : TB : 174cm BB: 60 kg IMT :18
e) Kepala
Bentuk kepala mesosepal, tidak terdapat benjolan, tidak ada lesi.
Warna rambut hitam, distribusi penyebaran rambut merata, tidak
terdapat ketombe. Saat di palpasi tidak ada deformitas, tidak ada
benjolan ataupun nodul, dan tidak ada krepitasi, rambut teraba
halus/lembut. Klien mengatakan tidak ada keluhan pusing maupun
sakit kepala
f) Wajah
Warna kulit wajah klien kecoklatan, bentuk wajah klien simentris,
ekspresi klien tegang dan terlihat emosional. Tidak ada oedem, tidak
ada lesi. Saat di palpasi tidak ada nyeri tekan di wajah klien dan tidak
ada krepitasi. Respon sensorik klien dapat merasakan ransangan yang
diberikan di bagian wajah klien seperti dahi dan pipi klien, klien juga
mampu untuk menggerakkan wajahnya seperti mencucurkan bibir,
mengembungkan pipi, dan tersenyum. Respon motorik, klien mampu
untuk menggerakkan mengigit.
g) Mata
Ukuran pupil 3/3 mm dan isokor. Konjungtiva kemerahan. Bentuk
mata simetris kiri dan kanan. Mata klien eksoftalmus dan terlihat
kering. Tidak ada tanda-tanda radang. visus klien diperiksa dengan
membaca koran dengan jarak 30 cm dan hasil klien dapat
membacanya. Klien juga menggunakan alat bantu melihat (kaca
mata). Klien pun terlihat jarang berkedip dan klien tidak mampu
menutup matanya secara sempurna.
h) Hidung
Tidak ada reaksi alergi, warna membran mukosa kemerahan, tidak
terdapat secret, terdapat silia, tidak ada perdarahan (epitaksis), difiasi
septum berada ditengah, tidak ada polip, dan tidak ada trauma. Klien
juga mampu membedakan bau-bauan yang diberikan seperti minyak
kayu putih, kopi, dan kulit jeruk.
i) Mulut dan tenggorokan
Warna membran mukosa bibir klien merah kecoklatan, mukosa
lembab, tidak kering dan tidak pecah-pecah, dan tidak ada
labioschiziz. Terdapat gigi 2 yang berlubang di bagian gigi bawah
bagian belakang sebelah kanan. Tidak ada perdarahan dan gigi palsu.
Mulut tidak stomatitis, tidak ada palato schizis. Tonsil T1, tidak
mengalami pembengkakan maupun peradangan. Klien tidak
mengalami gangguan bicara, klien juga mengatakan tidak mengalami
kesulitan menelan dan menguyah. Klien juga mampu untuk
membedakan rasa seperti rasa manis, asin, pahit, asam. Letak ovula
berada ditengah. Klien juga mampu untuk menjulurkan lidahnya ke
depan dan mendorong pipi kanan dan kiri.
j) Leher
Saat dilakukanya pemeriksaaan, terlihat bullneck. Tidak terlihat jelas
pembesaran pada kelenjar tiroid, tidak terdapat lesi. Saat akan
dilakukannya pemeriksaan dengan teknik palpasi, klien tidak
mengizinkan untuk dilakukannya pemeriksaan dengan alasan karena
anjuran oleh dokter untuk tidak menyentuh daerah lehernya. Klien
juga mampu untuk menggerakkan kepalanya ke kiri dan kanan, klien
juga mampu untuk menahan tekanan yang diberikan di bahu klien.
k) Thorax
Bentuk dada barrel chest, simetris kiri dan kanan, tidak ada lesi,
warna
kecoklatan. Frekuensi pernapasan 20 kali/menit, iramanya teratur.
Klien menggunakan pernapasan dada. Tidak ada penonjolan ataupun
tumor. Saat dilakukannya pemeriksaaan dengan cara palpasi tidak
terdapat nyeri tekan, pengembangan dada simetris. Saat di auskultasi
suara napas vesikular disemua lapang paru, Saat dilakukannya
pemeriksaan batas jantung, didapatkan batas jantung atas di ICS 3,
batas bawah di ICS 5, batas kanan jantung berada di parasternalis
sinistra dan batas kiri jantung berada di mid klavikula. Adapun BPH
(batas paru hepar) berada di ICS 5. Bunyi jantung S1 dan S2 (lup
dup)
l) Abdomen
Bentuk abdomen klien datar dan bagian kiri dan kanan perut sedikit
menonjol. Umbilikus kedalam dan keadaannya kotor. Saat di
auskultasi terdengar bising usus 15 kali/menit dan bising usus
terdengar hiperaktif, bunyinya keras dan panjang. Saat di palpasi
tidak teraba nyeri tekan di semua regio, tidak teraba massa maupun
benjolan. Saat dipalpasi dititik Mc Burnny tidak adanya nyeri tekan.
Saat dilakukannya perkusi terdengar bunyi timpani.
m) Lengan dan tungkai
Kaki dan lengan klien tidak ada pembengkakan, klien dapat
menggerakkan kedua kaki dan tangannya, klien kemampuan untuk
berjalan. Pada bagian sendi tidak ada yang mengalami
pembengkakan, inflamasi, kekakuan dan penurunan gerak sendi.
Tidak terdapat lesi, masa otot atropi, warna kulit kecoklatan.
Temperatur hangat, tidak teraba edema. Saat dianjurkan untuk berdiri
dan meregangkan tangan pasien kedepan, terlihat jari-jari klien
tremor. CRT 2 detik. Refleks fisiologis seperti biceps, triceps, tendo,
dan achiles hasilnya positif, dan refleks patologis babinski hasilnya
negatif.
Kekuatan otot
5 5
4 4
d. Terapi
1) Ringe Laktat 20 tetes/menit
2) Propanolol 3 x 10 mg
3) Omeprazole 3 x
4) Antasida sirup
5) PTU 3 x 200 mg
6) Ondansetron 4 mg/8 jam
7) Aspar K 2 x 1 tab
8) Dexamethason 1 mg/12 jam
e. Pola Kebiasaan Sehari-hari
1) Nutrisi (makan dan minum)
a. Sebelum sakit
Klien mengatakan selera makan klien meningkat, menu makan klien
pun beragam, klien dapat makan semua jenis makanan dan tidak ada
makanan pantangan. Sehari klien bisa makan 3 kali. Klien juga
mengatakan tidak ada pembatasan pola makan. Klien mengatakan
minum air putih. Klien mengatakan dalam sehari dapat
menghabiskan 2 botol aqua berukuran besar. Kebutuhan klien minum
dengan membeli air galon isi ulang. Klien juga mengatakan tidak ada
mengalami kesulitan saat makan dan minum seperti sakit saat
menelan atau sulit untuk makan.

b. Saat sakit
Klien mengatakan selera makan klien meningkat. Klien mengatakan
pernah dirawat selama 2 bulan di RS, selama dirawat klien
dianjurkan untuk tidak memakan-makanan yang sulit untuk dicerna
seperti nasi. Klien dianjurkan untuk makan-makanan yang mudah
dicerna seperti pepaya, pisang, dll. Klien mengatakan selama di rawat
tersebut klien tidak mempunyai selera makan karena klien merasa
mual-muntah 3-4 kali sehari, klien juga mendapatkan pembatasan
pola makan. Selama dirawat di RSUD Wonogiri, sudah 2 hari ini
klien mengatakan selera makan klien sedikit meningkat, klien dapat
makan 3 kali sehari dengan makanan yang diberikan oleh pihak
rumah sakit. Klien mengatakan pada hari ini klien baru bisa
menghabiskan porsi makannya. Klien mengatakan minum air putih,
dalam sehari klien dapat menghabiskan air putih sebanyak 2 botol
aqua besar.
2) Eliminasi
a) Sebelum sakit
Klien mengatakan BAB di WC/kamar mandi. Klien mengatakan
BAB 1-2 kali sehari, konsistensi lunak, baunya khas, warna kuning.
Klien juga mengatakan tidak ada mengalami kesulitan saat BAB.
Klien mengatakan BAK bisa 3-4 kali sehari. Klien mengatakan tidak
ada mengalami kesulitan saat BAK.
b) Saat sakit
Klien mengatakan belum BAB selama 4 hari ini. Klien mengatakan
BAK bisa 3-4 kali sehari. Klien mengatakan tidak ada mengalami
keluhan saat BAB atau BAK, klien juga tidak ada menggunakan obat
pencahar.
3) Istirahat dan tidur
a) Sebelum sakit
Klien mengatakan pola istirahat dan tidur klien teratur. Di siang hari
klien dapat tidur kurang lebih 2 jam dan malam hari kurang lebih 8
jam. Klien juga mengatakan saat tidur tidak sering terbangun secara
tiba-tiba. Klien juga mengatakan tidak ada kesulitan saat tidur dan
tidak menggunakan obat tidur.
b) Saat sakit
Klien mengatakan pola tidur klien terganggu. Saat sakit klien tidak
dapat tidur di malam hari. Saat dirumah klien mengatakan tidak dapat
tidur karena klien berkeringat terus menerus walaupun sudah
menggunakan kipas angin. Saat klien di rumah sakit klien juga
mengatakan tidak dapat tidur. Klien mengatakan walaupun tidur itu
biasanya saat subuh dan tidurnya 2-3 jam saja.
4) Aktivitas dan gerak
a) Sebelum sakit
Klien megatakan dapat mengambil makan dan minum sendiri, klien
dapat mandi, BAB/BAK, berpakaian, berpindah dari tempat tidur,
dan
melakukan rutinitas dengan sendiri tanpa dibantu dengan orang lain.
Akan tetapi klien mengatakan jika terlalu lama beraktifitas, klien
merasa mudah lelah dan dada klien terasa berdebar-debar.
b) Saat sakit
Klien mengatakan saat sakit, klien dapat makan dan minum sendiri.
Klien mengatakan saat berada dirumah jika ingin mandi, klien
dibantu sama orang lain, dan saat di RS klien dibantu dan
dimandikan di atas tempat tidur. Klien juga mengatakan jika ingin
BAB/BAK klien dapat melakukannya sendiri, akan tetapi klien biasa
dibantu pergi ke kamar mandinya. Klien dapat bepindah dari tempat
tidur seperti berganti posisi terlentang ke posisi duduk di tempat
tidur. Klien juga mengatakan jika berlama-lama melakukan aktivitas
seperti ke kamar mandi, klien merasa kelelahan.

5) Personal Hygiene
a) Sebelum sakit
Klien mengatakan dapat mandi sendiri, klien mandi 2 kali sehari,
klien juga mencuci rambutnya 2 kali sehari dan menggosok gigi 2
kali sehari. Klien juga mengatakan menggunting kuku biasanya 1 kali
seminggu.
b) Saat sakit
Klien mengatakan selama di rawat di rumah sakit belum pernah
mandi
dan mencuci rambutnya. Tetapi klien mengatakan baru sekali di
mandikan di atas tempat tidur oleh perawat diruangan dimana klien
dirawat. Karena klien belum pernah mandi klien kusam dan kulit
klien teraba berminyak dan basah. Rambut klien berantakan dan tidak
tertata rapi, rambut klien terlihat berminyak dan halus/lembut.
f. Pemeriksaan Penunjang
1) Laboratorium

Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan


WBC 3.7 x 10 /ul
3
4-12 ribu/mm
RBC 5.05 x 10/ul Lk; 4.5-6 ; pr: 12-16
HGB 13,5 g/dl Lk : 14-18 : pr : 12-16
HCT 40,3 % Lk ; 40-48 : pr: 37-43
MCV -79,8 fl 82-93
MCH 26.7 g/dl 32-37
PLT 127 x 10 /ul 150-450
Kalium 3.28 mmol/l 3.48-5.80 mmol/l
Natrium 128.1 mmol/l 135-145 mmol/l
Klorida 99.9 mmol/l 96-106 mmol/l
FT 4 > 100.00 pmol/l Hipertiroid > 23
TSH < 0.05 ulU/l Hipertiroid < 0.15

2. DATA FOKUS
a. Data Subjektif
- Klien mengatakan lemas
- Klien mengatakan keluhan bertambah berat saat klien beraktifitas seperti
ke kamar mandi
- Klien mengatakan keluhan berkurang saat klien beristirahat/berbaring
- Klien mengatakan keluhan klien terasa seperti lumpuh
- Klien mengatakan dapat duduk di tempat tidur dan pergi ke kamar mandi
Sendiri
- Klien mengatakan terasa lemas di kedua kakinya ketika berjalan
- Klien mengatakan lamanya keluhan ketika klien beraktifitas
- Klien mengtakan merasa mual-muntah
- Klien mengatakan bahkan mencium wangi-wangian merasa mual-muntah
- Klien mengatakan mengalami penurunan berat badan sebanyak 25kg
- Klien mengatakan belum ada BAB selama 4 hari ini
- Klien mengatakan pola tidur klien terganggu
- Klien mengatakan tidak dapat tidur di malam hari
- Klien mengatakan dibantu untuk mandi ditempat tidur
- Klien mengeluh dada berdebar-debar ketika beraktivitas
- Klien mengatakan sering berkeringat yang berlebihan
- Klien mengatakan merasa tak berdaya
b. Data Objektif
- Antropometri : tinggi badan 174 cm, berat badan 60 kg, IMT 18.
- Kulit klien teraba berminyak dan kusam.
- Klien gelisah
- Jari-jari tremor
- Berkeringat yang berlebihan
- Kelopak mata klien jarang berkedip
- Mata tidak menutup secara sempurna
- Pemeriksaan kimia klinik: natrium 3.28 pmol/l, natrium128/1 pmol/l
- Hemoglobin 13.5 g/dl
- Terpasang cairan infus RL pada tangan kanan
- Ekspresi klien tegang dan terlihat emosiona
- Mata klien kering
- Kekuatan otot bagian atas 5 dan bawah 4
- Hemoglobin 13.5 g/dl
- Hematokrit 40.3%
- FT4 > 100.00 pmol/l
- TSH < 0.05 ulU/l
- Klien tampak waspada
3. ANALISA DATA
1) Data I
Subjektif :
Klien mengatakan pernah dirawat di rumah sakit selama 2 bulan dengan
gastritis kronis, dan klien tidak dianjurkan untuk makan-makanan yang
keras seperti nasi. Klien mengtakan merasa mual-muntah. Klien
mengatakan bahkan mencium wangi-wangian merasa mual-muntah. Klien
mengatakan mengalami penurunan berat bada sebanyak 25 kg selama 2
bulan
Objektif :
Antropometri : tinggi badan 174 cm, berat badan 60 kg, IMT 18.
Hemoglobin 13.5 g/dl. Diet TKTP (Tinggi Kalori Tinggi Protein)
Lila 20 cm
Etiologi : status hipermetabolik
Masalah : ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

2) Data II
Subjektif :
Klien mengatakan lemas. Klien mengatakan keluhan bertambah berat saat
klien beraktifitas seperti ke kamar mandi. Klien mengatakan keluhan
berkurang saat saat klien beristirahat/berbaring. Klien mengatakan keluhan
klien terasa seperti lumpuh. Klien mengatakan dapat duduk di tempat tidur
dan pergi ke kamar mandi sendiri. Klien mengatakan terasa lemas di kedua
kakinya ketika berjalan. Klien mengatakan lamanya keluhan ketika klien
beraktifitas. Klien mengatakan dibantu untuk mandi ditempat tidur. Klien
mengeluh dada berdebar-debar ketika beraktivitas
Objektif :
Klien gelisah. Klien bergerak lambat dan pelan. Klien terengah-engah
ketika beraktivitas. Kekuatan otot ekstremitas atas 5 dan bawah
Etiologi : kelemahan
Masalah : intoleransi aktivitas
4. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh bd status
hipermetabolik
b. Intoleransi aktivitas bd kelemahan
5. INTERVENSI
Data I

Intervensi Rasional
1. Kaji pemenuhan kebutuhan nutrisi - Mengetahui kekurangan nutrisi
klien. klien.
2. Kaji penurunan nafsu makan klien.
- Agar dapat dilakukan intervensi
dalam pemberian makanan pada
3. Jelaskan pentingnya makanan bagi klien.
proses penyembuhan.
- Dengan pengetahuan yang baik
tentang nutrisi akan memotivasi
4. Ukur tinggi dan berat badan klien. untuk meningkatkan pemenuhan
nutrisi
- Membantu dalam identifikasi
5. Dokumentasikan masukan oral malnutrisi protein-kalori, khususnya
selama 24 jam, riwayat makanan, bila berat badan kurang dari normal
jumlah kalori dengan tepat (intake). - Mengidentifikasi ketidakseimbangan
6. Ciptakan suasana makan yang kebutuhan nutrisi.
menyenangkan.

- Membuat waktu makan lebih


7. Berikan makanan selagi hangat. menyenangkan, yang dapat
8. Berikan makanan dengan jumlah meningkatkan nafsu makan
kecil dan bertahap. - Untuk meningkatkan nafsu makan.
9. Menyarankan kebiasaan untuk oral
- Untuk memudahkan proses makan.
hygine sebelum dan sesudah
makan.
- Meningkatkan selera makan klien.
10. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
membantu memilih makanan yang - Ahli gizi adalah spesialisasi dalam
dapat memenuhi kebutuhan gizi ilmu gizi yang membantu klien
selama sakit memilih makanan sesuai dengan
keadaan sakitnya, usia, tinggi, berat
badannya.

Data II

Intervensi
1. Observasi
 Identifkasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
 Monitor kelelahan fisik dan emosional
 Monitor pola dan jam tidur
 Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas
2. Terapeutik
 Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis. cahaya,
suara, kunjungan)
 Lakukan rentang gerak pasif dan/atau aktif
 Berikan aktivitas distraksi yang menyenangkan
 Fasilitas duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah
atau berjalan
3. Edukasi
 Anjurkan tirah baring
 Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
 Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan
tidak berkurang
 Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan
4. Kolaborasi
 Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan
makanan

Anda mungkin juga menyukai