Anda di halaman 1dari 82

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU DENGAN DIABETES MELLITUS

GESTASIONAL, TIROID, MALNUTRISI, TUMOR ADNEKSA, MIOMA UTERI,


EPILEPSI

DISUSUN OLEH :

1. YULIA ANGGI PRATAMA (J210201196)


2. VELLIN RAMADHANI (J210201203)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2021
ASUHAN KEPERAWATAN IBU DENGAN DIABETES MELLITUS GESTASIONAL
1. CONTOH KASUS
Ny. H 35 tahun, usia kehamilan 30 minggu, di rawat di RS dengan keluhan sejak 3
hari yang lalu menyatakan mudah lelah, tidak nafsu makan, mual muntah > 6 kali,
lemes, merasa haus, sering kencing, tremor. Dari hasil pemeriksaan TB 160 cm, TBJ :
2200 gram, hasil laboratorium GDS : 250 mg/dl, TD : 120/80 mmHg, N : 88 x/menit, RR
: 20 x/menit, S : 380C, denyut jantung abnormal, riwayat keluarga dengan DM. Oleh
dokter Ny. H dinyatakan mengidap Diabetes Mellitus Gestasional.

2. ASUHAN KEPERAWATAN
a. Pengkajian
1) Identitas
a) Identitas Pasien
Nama : Ny. H
Umur : 35 Tahun
No. MR : 3435XXX
Jenis kelamin : Perempuan
Status perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Sukoharjo
Tanggal masuk : 24-05-2018
Tanggal pengkajian : 24-05-2018
Diagnosa Medis : Diabetes Mellitus Gestasional
b) Identitas Penanggungjawab
Nama : Tn. S
Umur : 29 Tahun
Jenis kelamin : Laki – laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Guru
Alamat : Sukoharjo
Hub dengan keluarga : Suami
2) Riwayat Kesehatan
a) Keluhan Utama
Pasien mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya, mengeluh sering
buang air kecil, mudah lelah, lemes, dan mudah haus.
b) Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien datang ke Rumah Sakit bersama dengan suaminya pada 24-05-2018
pukul 09.00 WIB dengan keluhan sejak 3 hari yang lalu menyatakan
mudah lelah, tidak nafsu makan, mual muntah > 6 kali, lemes, merasa haus,
sering kencing. Saat ini pasien sedang hamil 30 minggu.
c) Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan pernah menderita diabetes mellitus gestasional.
d) Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan keluarganya ada yang menderita diabetes mellitus.
e) Riwayat alergi
Pasien mengatakan tidak memiliki alergi obat ataupun makanan.

3) Pengkajian Obstetri
a) Riwayat Perkawinan
Status pernikahan : Menikah
Menikah ke :1
Usia menikah pertama kali : 25 tahun
b) Riwayat Haid
Menarche : 14 tahun
Siklus : 28 hari
Lama : 5-6 hari
Teratur : Teratur
Sifat Darah : Cair (khas menstruasi)
Bau : Khas darah (amis)
Keluhan : Tidak ada
c) Riwayat Obstetri
G4P3A0
d) Riwayat Kehamilan Sekarang
HPHT : 21 – 07 – 2017
ANC : 6 kali dibidan teratur
Trimester I
Frekuensi : 1 kali
Tempat : Puskesmas
Oleh : Bidan
Keluhan : Mual muntah
Komplikasi : tidak ada
Terapi : tablet Fe dan asam folat
e) Imunisasi TT
TT 1 : Sudah dilakukan
TT 2 : Sudah dilakukan
TT 3 : Sudah dilakukan
TT 4 : Belum dilakukan
TT 5 : Belum dilakukan

4) Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan Umum Pasien
Kesadaran : Composmentis (CM) GCS :15 ( E4 M6V5)
Tanda-tanda vital
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 380C
TB : 155
BB sebelum hamil : 50 kg
BB setelah hamil : 54 kg
b) Head to Toe

1) Kepala : tidak terdapat lesi


a) Rambut : hitam, tebal, bersih
b) Mata : simetris, konjungtiva ananemis, reflek pupil +
c) Hidung : bersih tidak ada polip
d) Telinga : simetris, tidak ada serumen
e) Mulut : mukosa bibir lembab, sedikit pucat
2) Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid
3) Payudara :
Simetris : Simetris
Hiperpigmentasi : Tidak ada
Massa : Tidak ada
Pembesaran : Ada
Puting susu : Menonjol
Kolostrum : Ada
4) Thoraks :
Inspeksi : simetris tidak ada pembengkakan / udema
Palpasi : perkembangan otot dada simetris
Perkusi : sonor
Auskultasi : vesikuler
5) Jantung :
Inspeksi : iktus cordis tidak tampak
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Pekak
Auskultasi : terdengar bunyi jantung lup dup
6) Abdomen :
Inspeksi : bentuk permukaan datar, tidak ada lesi
Palpasi :
a) Leopold I
TFU 1-2 jari diatas simfisis.
b) Leopold II
Teraba ballotemen
c) Leopold III
Teraba keras dan bulat
d) Leopold IV
Tidak teraba
Perkusi : tympani
Auskultasi : tidak ada nyeri tekan
7) Kulit : normal
8) Sistem pernafasan : normal
9) Persyarafan sensori
a) Pendengaran : normal
b) Penglihatan : normal
10) Ekstremitas
a) Atas : kekuatan penuh
b) Bawah : kekuatan penuh
c) Kekuatan otot : tangan kanan (5) tangan kiri (5)
Kaki kanan (5) kaki kiri (5)
Keterangan :
0 : tidak dapat bergerak
1 : ada sedikit gerakan
2 : mampu menahan tegak
3 : mampu menahan tegak tetapi tidak mampu melawan gravitasi
4 : kekuatan kurang dibanding sisi lain
5 : kekuatan penuh
11) Eliminasi
Pasien megatakan buang air besar 1-2 kali sehari, konsistensi
lembek, warna kuning dan buang air kecil ±8 kali sehari warna kuning
jernih
12) Genetalia : tidak terpasang DC

c) Pola Fungsional

1) Pola presepsi dan manajemen kesehatan


Pasien mengatakan kesehatan sangat penting. Bila sakit pasien datang
ke pelayanan kesehatan setempat dengan diantar keluarganya. Pasien
mengatakan tidak merokok dan tidak mengonsumsi akohol
2) Pola nutrisi dan metabolik
Sebelum sakit : Pasien mengatakan 3x sehari makan dengan porsi nasi,
sayur, dan lauk selalu habi. Pasien jarang mengonsumsi
buah. Pasien minum 6 – 7 gelas perhari.
Saat sakit : Pasien makan 3 kali, makan dengan porsi sedang, menu
nasi, sayur, lauk, buah, susu dan air putih 10-12 gelas
sehari karena ibu mengeluh mudah haus.

3) Pola aktivitas dan latihan


Sebelum sakit Saat sakit
ADL
0 1 2 3 4 0 1 2 3 4
Makan dan minum V V
Mandi V V
Toiletting V V
Berpakaian V V
Berpindah V V
Keterangan :
0 : mandiri / tanpa alat bantu
1 : dengan alat bantu
2 : dengan bantuan orang lain
3 : dengan alat dan bantuan
4 : bantuan total
Kesimpulan :
Pasien saat aktivitas makan dan minum membutuhkan bantuan orang lain.
4) Pola tidur dan istirahat
Sebelum sakit : Pasien tidur teratur 6 – 7 jam perhari. Pasien jarang terbangun
ditengah malam.
Saat sakit : Pasien tidur 4 – 6 jam perhari dan 1 – 2 jam tidur siang hari.
Pasien sering terbangun di tengah malam.
5) Pola presepsi dan konsep diri
Paseien mengatakan ingin segera sembuh dan beraktivitas tanpa terganggu
penyakitnya.
6) Pola peran dan hubungan
Pasien sudah berkeluarga. Dan orang terdekat dalam hidupnya adalah suaminya.
7) Pola seksualitas dan reproduksi
Pasien sudah menikah dan saat ini hamil anak ke empat
8) Pola koping dan toleransi stress
Pasien mengatakan selalu terbuka pada keluarganya terutama kepada suaminya
ketika ada masalah
9) Pola nilai dan keyakinan
Sebelum sakit : Pasien beribadah rutin di rumah ataupun di masjid
Saat sakit : Pasien tetap beribadah meskipun dalam keadaan sakit
b. Analisis Data

No Data Fokus Problem Etiologi


1 DS: Ketidakstabilan Gangguan toleransi
- Pasien mengatakan sering kadar glukosa glukosa darah
kencing dan merasa haus. darah

DO:

- TD : 120/80 mmHg

- N : 88 x/menit

- RR : 20 x/menit

- S : 380C

- GDS : 250 mg/dl

- Tampak lelah
2 DS: Nausea Kehamilan
- Pasien mengatakan mual
muntah > 6 kali.
DO:

- TD : 120/80 mmHg

- N : 88 x/menit

- RR : 20 x/menit

- S : 380C

- Pasien tampak lemas dan


pucat

c. Diagnosa Keperawatan
1) Ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d Gangguan toleransi glukosa darah
(D.0076)
2) Nausea b.d kehamilan (D.0076)

d. Intervensi Keperawatan

DX Luaran Intervensi
Ketidakstabilan Setelah dilakukan tindakan Intervensi utama : Manajemen
kadar glukosa keperawatan selama 2x24 jam hiperglikemia (I.03115)
darah b.d diharapkan tingkat nausea Tindakan
Gangguan dapat menurun dengan kriteria Observasi
toleransi hasil : - Periksa tanda dan gejala
hipervolemia (mis. ortopnea,
glukosa darah Kestabilan kadar glukosa darah
dyspnea, edema, JVP/CVP
(L. 03022) meningkat, refleks
Indikator Awal Tujuan hepatojugular positif, suara
Rasa 2 5 napas tambahan)

haus - Identifikasi penyebab


Lelah 2 5 hipervolemia
Keterangan :
- Monitor status hemodinamik
1 = menurun (mis. Frekuensi jantung,
2 = cukup menurun tekanan darah, MAP, CVP,
PAP, PCWP, CO, CI), jika
3 = sedang tersedia
4 = cukup meningkat - Monitor intake dan output
5 = meningkat cairan
Indikator Awal Tujuan - Monitor tanda
Kadar 1 5 hemokonsentrasi (mis. Kadar
glukosa natrium, BUN, hematocrit,
berat jenis urine)
dalam
- Monitor tanda peningkatan
darah tekanan onkotik plasma (mis.
Kadar 1 5 Kadar protein dan albumin
glukosa meningkat)
dalam - Monitor kecepatan infus
urine secara ketat
Keterangan : - Monitor efek samping
1 = meningkat diuretic (mis. hipotensi
ortortostatik, hipovolemia,
2 = cukup meningkat hypokalemia, hiponatremia)
3 = sedang
Terapeutik
4 = cukup menurun
- Timbang berat badan setiap
5 = menurun hari pada waktu yang sama
Indikator Awal Tujuan - Batasi asupan cairan dan
Pucat 2 5 garam
Keterangan :
- Tinggikan kepala tempat
1 = memburuk
tidur 30-40 0
2 = cukup memburuk
Edukasi
3 = sedang
- Anjurkan melapor jika
4 = cukup membaik haluaran urin <0,5 mL/jam
5 = membaik dalam 6 hari
- Anjurkan melapor jika BB
bertambah >1 kg dalam sehari
- Ajarkan cara mengukur dan
mencatat asupan dan haluaran
cairan
- ajarkan cara membatasi
cairan
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
diuretic
- Kolaborasi penggantian
kehilangan kalium akibat
diuretic
- Kolaborasi pemberian
continuous renal replacement
therapy (CRRT), jika perlu.

Nausea b.d Setelah dilakukan tindakan Intervensi utama :


kehamilan keperawatan selama 2x24 jam Manajemen mual (I.03117)
diharapkan tingkat nausea Tindakan
dapat menurun dengan kriteria Observasi
hasil :  Identifikasi pengalaman
Tingkat Nausea (L. 08065) mual
Indikator Awal Tujuan  Identifikasi isyarat
Nafsu 2 5
nonverbal
makan
ketidaknyamanan (mis.
Keterangan :
bayi, anak-anak, dan
1 = menurun
mereka yang tidak dapat
2 = cukup menurun
berkomunikasi secara
3 = sedang
aktif )
4 = cukup meningkat
5 = meningkat  Idntifikasi dampak mual
terhadap kualitas hidup
Indikator Awal Tujuan
Keluhan 1 5 (mis. nafsu makan,
mual aktivitas, kinerja, tanggung
Perasaan 1 5
jawab peran, dan tidur)
ingin
 Identifikasi faktor
muntah
penyebab mual (mis.
Keterangan : pengobatan dan prosedur)
1 = meningkat  Identifikasi antiemetik
2 = cukup meningkat untuk mencegah mual
3 = sedang (kecuali mual pada
4 = cukup menurun kehamilan)
5 = menurun  Monitor mual (mis.
Indikator Awal Tujuan frekuensi, durasi, dan
Pucat 2 5
tingkat keparahan)
Keterangan :
1 = memburuk  Monitor asupan nutrisi dan

2 = cukup memburuk kalori

3 = sedang Terapeutik

4 = cukup membaik  Kendalikan faktor

5 = membaik lingkungan penyebab mual


(mis. bau tak sedap, suara,
dan rangsangan visual yang
tidak menyenangkan)
 Kurangi atau hilangkan
keadaan penyebab mual
(mis. kecemasan,
ketakutan, kelelahan)
 Berikan makanan dalam
jumlah kecil dan menarik
 Berikan makanan dingin,
cairan bening, tidak berbau
dan tidak berwarna, jika
perlu
Edukasi
 Anjurkan istirahat dan tidur
yang cukup
 Anjurkan sering
membersihkan mulut,
kecuali jika merangsang
mual
 Anjurkan makanan tinggi
karbohidrat dan rendah
lemak
 Ajarkan penggunaan teknik
nonfarmakologis untuk
mengatasi mual (mis.
biofeedback, hypnosis,
relaksasi, terapi musik,
akupresur)
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
antiemetik, jika perlu

Managemen muntah (I.03118)


Tindakan
Observasi
 Identifikasi karakteriskik
muntah (mis. warna,
konsistensi, adanya darah,
waktu, frekuensi dan
durasi)
 Periksa volume muntah
 Identifiksi riwayat diet
(mis. makanan yang
disukai, tidak disukai, dan
budaya)
 Identifikasi faktor
penyebab muntah (mis.
pengobatan dan prosedur)
 Identifikasi kerusakan
esophagus dan faring
posterior jika muntah
terlalu lama
 Monitor efek manajemen
muntah secara menyeluruh
 Monitor keseimbangan
cairan dan elektrolit
Terapeutik
 Kontrol faktor lingkungan
penyebab muntah (mis. bau
tak sedap, suara, dan
stimulasi visual yang tidak
menyenangkan)
 Kurangi atau hilangkan
keadaan penyebab muntah
(mis. kecemasan,
ketakutan)
 Atur posisi untuk
mencegah aspirasi
 Pertahankan kepatenan
jalan napas
 Bersihkan mulut dan
hidung
 Berikan dukungan fisik
saat muntah (mis.
membantu membungkuk
atau menundukan kepala)
 Berikan kenyamanan
selama muntah (mis.
kompres dingin di dahi,
atau sediakan pakaian
kering dan bersih)
 Berikan cairan yang tidak
mengandung karbonasi
minimal 30 menit setelah
muntah
Edukasi
 Anjurkan membawa
kantong plastik untuk
menampung muntah
 Anjurkan memperbanyak
istirahat
 Ajarkan penggunaan teknik
nonvarmakologis untuk
mengelola muntah (mis.
biofeedback, hypnosis,
relaksasi terapi music
akupresur)
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
antiemetik, jika perlu
ASUHAN KEPERAWATAN IBU DENGAN PENYAKIT TIROID
1. CONTOH KASUS
Ny. A berusia 32 tahun hamil 32 minggu dengan G2P1A0 datang ke Rumah Sakit
bersama dengan suaminya. Pasien mengatakan terdapat pembesaran pada leher dan
kesulitan menelan. Keluhan yang dirasakan pasien dada sering berdebar-debar,
gemetaran, sulit tidur, berat badan menurun dan dirasakan kehamilannya tidak
bertambah besar. Hasil pemeriksaan pasien tampak pucat, TD : 130/90 mmHg, N : 98
x/menit, RR : 24 x/menit, S : 39 oC.

2. ASUHAN KEPERAWATAN
e. Pengkajian
5) Identitas
c) Identitas Pasien
Nama : Ny. A
Umur : 32 Tahun
No. MR : 3435XXX
Jenis kelamin : Perempuan
Status perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Sukoharjo
Tanggal masuk : 07-05-2018
Tanggal pengkajian : 07-05-2018
Diagnosa Medis :
d) Identitas Penanggungjawab
Nama : Tn. S
Umur : 29 Tahun
Jenis kelamin : Laki – laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Guru
Alamat : Sukoharjo
Hub dengan keluarga : Suami
6) Riwayat Kesehatan
a) Keluhan Utama
Pasien mengatakan dada sering berdebar-debar, gemetaran, sulit tidur,
berat badan menurun dan dirasakan kehamilannya tidak bertambah besar.
b) Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien datang ke Puskesmas bersama dengan suaminya pada 07-05-2018
pukul 09.00 WIB dengan keluhan dada sering berdebar-debar, gemetaran,
sulit tidur, berat badan menurun dan dirasakan kehamilannya tidak
bertambah besar. Saat ini pasien sedang hamil 32 minggu.
c) Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan belum pernah menderita penyakit tiroid sebelumnya.
d) Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan keluarganya belum pernah menderita penyakit tiroid
sebelumnya.
e) Riwayat alergi
Pasien mengatakan tidak memiliki alergi obat ataupun makanan.

7) Pengkajian Obstetri
f) Riwayat Perkawinan
Status pernikahan : Menikah
Menikah ke :1
Usia menikah pertama kali : 25 tahun
g) Riwayat Haid
Menarche : 14 tahun
Siklus : 28 hari
Lama : 5-6 hari
Teratur : Teratur
Sifat Darah : Cair (khas menstruasi)
Bau : Khas darah (amis)
Keluhan : Tidak ada
h) Riwayat Obstetri
G2P1A0
i) Riwayat Kehamilan Sekarang
HPHT : 10 – 01 – 2018
HPL : 17 – 10 – 2018
ANC kedua umur kehamilan : 32 minggu
Trimester I
Frekuensi : 1 kali
Tempat : Puskesmas
Oleh : Bidan
Keluhan : Mual muntah
Komplikasi : tidak ada
Terapi : tablet Fe dan asam folat
j) Imunisasi TT
TT 1 : Sudah dilakukan
TT 2 : Sudah dilakukan
TT 3 : Sudah dilakukan
TT 4 : Belum dilakukan
TT 5 : Belum dilakukan

8) Pemeriksaan Fisik
d) Keadaan Umum Pasien
Kesadaran : Composmentis (CM) GCS :15 ( E4 M6V5)
Tanda-tanda vital
Tekanan Darah : 130/90 mmHg
Nadi : 98 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 390C
TB : 155
BB sebelum hamil : 54 kg
BB setelah hamil : 50 kg
e) Head to Toe

13) Kepala : tidak terdapat lesi


f) Rambut : hitam, tebal, bersih
g) Mata : simetris, konjungtiva ananemis, reflek pupil +
h) Hidung : bersih tidak ada polip
i) Telinga : simetris, tidak ada serumen
j) Mulut : mukosa bibir lembab, sedikit pucat
14) Leher : ada pembengkakan kelenjar tiroid
15) Payudara :
Simetris : Simetris
Hiperpigmentasi : Tidak ada
Massa : Tidak ada
Pembesaran : Ada
Puting susu : Menonjol
Kolostrum : Ada
16) Thoraks :
Inspeksi : simetris tidak ada pembengkakan / udema
Palpasi : perkembangan otot dada simetris
Perkusi : sonor
Auskultasi : vesikuler
17) Jantung :
Inspeksi : iktus cordis tidak tampak
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Pekak
Auskultasi : terdengar bunyi jantung lup dup
18) Abdomen :
Inspeksi : bentuk permukaan datar, tidak ada lesi
Palpasi :
e) Leopold I
TFU 1-2 jari diatas simfisis.
f) Leopold II
Teraba ballotemen
g) Leopold III
Teraba
h) Leopold IV
Tidak teraba
Perkusi : tympani
Auskultasi : tidak ada nyeri tekan
19) Kulit : terdapat bintik merah yang berisi cairan
20) Sistem pernafasan : normal
21) Persyarafan sensori
c) Pendengaran : normal
d) Penglihatan : normal
22) Ekstremitas
d) Atas : kekuatan penuh
e) Bawah : kekuatan penuh
f) Kekuatan otot : tangan kanan (5) tangan kiri (5)
Kaki kanan (5) kaki kiri (5)
Keterangan :
0 : tidak dapat bergerak
1 : ada sedikit gerakan
2 : mampu menahan tegak
3 : mampu menahan tegak tetapi tidak mampu melawan gravitasi
4 : kekuatan kurang dibanding sisi lain
5 : kekuatan penuh
23) Eliminasi
a) Defekasi : normal
Defekasi berlangsung 1x sehari, tidak
terdapat darah, lendir, tidak terlalu keras
dan cair, berwarna coklat
b) Miksi : normal
Miksi berlangsung 6 – 8x sehari, urine
jernih/ bening, berwarna kuning, bau urine
seperti amonia
24) Genetalia : tidak terpasang DC

f) Pola Fungsional

10) Pola presepsi dan manajemen kesehatan


Pasien mengatakan kesehatan sangat penting. Bila sakit pasien datang
ke pelayanan kesehatan setempat dengan diantar keluarganya. Pasien
mengatakan tidak merokok dan tiddak mengonsumsi akohol
11) Pola nutrisi dan metabolik
Sebelum sakit : Pasien mengatakan 3x sehari makan dengan porsi nasi,
sayur, dan lauk selalu habi. Pasien jarang mengonsumsi
buah. Pasien minum 6 – 7 gelas perhari.
Saat sakit : Pasien makan hidangan rumah sakit dan selalu tersisa
(makan 3 suapan sendok saja). Pasien tidak memiliki alergi
apapun.
12) Pola eliminasi
Sebelum sakit : Pasien mengatakan BAB 1x sehari dan BAK 6-8 x sehari
Saat sakit : Pasien mengatakan BAB 1x sehari dan BAK 6-8 x sehari
13) Pola aktivitas dan latihan
Sebelum sakit Saat sakit
ADL
0 1 2 3 4 0 1 2 3 4
Makan dan minum V V
Mandi V V
Toiletting V V
Berpakaian V V
Berpindah V V
Keterangan :
0 : mandiri / tanpa alat bantu
1 : dengan alat bantu
2 : dengan bantuan orang lain
3 : dengan alat dan bantuan
4 : bantuan total
Kesimpulan :
Pasien saat aktivitas makan dan minum membutuhkan bantuan orang lain.
14) Pola tidur dan istirahat
Sebelum sakit : Pasien tidur teratur 6 – 7 jam perhari. Pasien jarang terbangun
ditengah malam.
Saat sakit : Pasien tidur 4 – 6 jam perhari dan 1 – 2 jam tidur siang hari.
Pasien sering terbangun di tengah malam.
15) Pola presepsi dan kosnep diri
Paseien mengatakan ingin segera sembuh dan beraktivitas tanpa terganggu
penyakitnya.
16) Pola peran dan hubungan
Pasien sudah berkeluarga. Dan orang terdekat dalam hidupnya adalah suaminya.
17) Pola seksualitas dan reproduksi
Pasien sudah menikah dan saat ini hamil anak pertama
18) Pola koping dan toleransi stress
Pasien mengatakan selalu terbuka pada keluarganya terutama kepada suaminya
ketika ada masalah
19) Pola nilai dan keyakinan
Sebelum sakit : Pasien beribadah rutin di rumah ataupun di masjid
Saat sakit : Pasien tetap beribadah meskipun dalam keadaan sakit

f. Analisis Data

No Data Fokus Problem Etiologi Paraf


1 DS: Hipertermia Hipertiroid YULIA
- Pasien mengatakan merasa
panas dan berkeringat
berlebihan.

DO:
- TD : 130/90 mmHg
- N : 98 x/menit
- RR : 24 x/menit
- S : 39 oC
- Pembesaran kelenjar tiroid
- Tampak pucat

2 DS: Risiko Hipertiroid YULIA


- Pasien mengatakan terdapat penurunan curah
pembesaran pada leher. jantung

DO:
- TD : 130/90 mmHg
- N : 98 x/menit
- RR : 24 x/menit
- S : 39 oC
- Dada berdebar-debar
- Abnormal denyut jantung saat
tidur
- Tampak lelah
- Tampak Pucat

g. Diagnosa Keperawatan
1) Hipertermia b.d hipertiroid (D.0130)
2) Resiko penurunan curah jantung b.d hipertiroid (D.0011)

h. Intervensi Keperawatan

DX Luaran Intervensi
Hipertermia Setelah dilakukan tindakan Intervensi utama :
b.d keperawatan selama 2x24 jam Manajemen hipertermia
hipertiroid diharapkan hipertermi dapat (I.15506)
menurun dengan kriteria hasil : Tindakan
Termoregulasi (L. 14134) Observasi

Indikator Awal Tujuan  Identifikasi


Pucat 2 5 penyebab
Keterangan : hipertemia (mis.
Dehidrasi, terpapar
1 = menurun
lingkungan panas,
2 = cukup menurun penggunaan
3 = sedang inkubator)
 Monitor suhu tubuh
4 = cukup meningkat
 Monitor kadar
5 = meningkat elektrolit
 Monitor haluaran
Indikator Awal Tujuan
Suhu 1 5 urine
 Monitor komplikasi
tubuh akibat hipertemia
Suhu 1 5
Terapeutik
kulit
Keterangan :  Sediakan
1 = meningkat lingkungan yang
dingin
2 = cukup meningkat  Longgarkan atau
3 = sedang lepaskan pakaian
 Basahi dan kipasi
4 = cukup menurun
permukaan tubuh
5 = menurun  Berikan cairan oral
 Ganti linen setiap
hari atau lebih
sering jika
mengalami
hiperhidrosis
(keringat
berlebihan)
 Lakukan
pendinginan
eksternal (mis.
Selimut hipotermia
atau kompres
dingin pada dahi,
leher, dada,
abdomen, aksila)
 Hindari pemberian
antipiretik atau
aspirin
 Berikan oksigen,
jika perlu
Edukasi

 Anjurkan tirah
baring

Kolaborasi

 Kolaborasi
pemberian cairan
dan elektrolit
intervena, jika perlu

Resiko Setelah dilakukan tindakan Intervensi utama :


penurunan keperawatan selama 2x24jam Perawatan jantung
curah diharapakan penurunan curah (I.02075)
jantung b.d jantung tidak terjadi, dengan Tindakan
hipertiroid kriteria hasil : Observasi
- Identifikasi
Curah jantung ((L.03030) :
tanda/gejala
Indikator Awal Tujuan primer penurunan
Lelah 1 5 curah jantung
Pucat 2 5
(meliputi dispnea,
Keterangan :
kelelahan, edema,
1 = menurun ortopnea,
2 = cukup menurun paroxysmal
3 = sedang noctural dyspnea,
peningkatan
4 = cukup meningkat CVP)
5 = meningkat - Identifikasi
tanda/gejala
sekunder
penurunan curah
jantung (meliputi
peningkatan berat
badan,
hepatomegali,
distensi vena
jugularis,
palpitasi, ronkhi
basah, oliguria,
batuk, kulit pucat)
- Monitor tekanan
darah (termasuk
tekanan darah
ortostatik, jika
perlu)
- Monitor intake
dan output cairan
- Monitor berat
badan setiap hari
pada waktu yang
sama
- Monitor saturasi
oksigen
- Monitor keluhan
nyeri dada
(misal : intensitas,
lokasi, radiasi,
durasi, presivitasi
yang mengurangi
nyeri)
- Monitor EKG 12
sadapan
- Monitor aritmia
(kelainan irama
dan frekuensi
jantung)
- Monitor nilai
laboratorium
jantung (misal :
elektrolit, enzim
jantung, BNP,
NTpro-BNP)
- Monitor fungsi
alat pacu jantung
- Periksa tekanan
darah dan
frekuensi nadi
sebelum dan
sesudah aktivitas
- Periksa tekanan
darah dan
frekuensi nadi
sebelum
pemberian obat
(misal: beta
blocker, ACE,
inhibitor, calcium
channel blocker,
digoksin)

Terapeutik
- Posisikan pasien
semi-Fowler atau
Fowler dengan
kaki ke bawah
atau posisi
nyaman .
- Berikan diet
jantung yang
sesuai (misal :
batasi asupan
kafein, natrium,
kolestrol, dan
makanan tinggi
lemak)
- Gunakan stocking
elastis atau
pneumatik
intermiten, sesuai
indikasi.
- Fasilitasi pasien
dan keluarga
untuk modifikasi
gaya hidup sehat
- Berikan terapi
relaksasi untuk
mengurangi
stress, jika perlu
- Berikan dukungan
emosional dan
spiritual
- Berikan oksigen
untuk
mempertahankan
saturasi oksigen
>94%

Edukasi
- Anjurkan
beraktivitas fisik
sesuai tolerasi
- Anjurkan
beraktivitas fisik
secara bertahap
- Anjurkan berhenti
merokok
- Ajarkan pasien
dan keluarga
mengukur berat
badan harian
- Ajarkan pasien
dan keluarga
mengukur intake
dan output cairan
harian

Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian
antiaritmia, jika
perlu
- Rujuk ke program
ASUHAN KEPERAWATAN IBU DENGAN MALNUTRISI
1. CONTOH KASUS

Ny. H 35 tahun di rawat di RS dengan keluhan mual muntah 4 sampai 5 kali


dalam sehari yaitu pada pagi dan sore hari terutama setelah makan. Pasien mengatakan
mudah lelah ketika beraktivitas, nafsu makan menurun dan setiap makan sedikit
langsung muntah. Hasil pemeriksaan suhu tubuh : 36,5 oC, tekanan drah : 100/70
mmHg, nadi : 70x/menit, pernafasan 22 x/menit.

2. Pengkajian

Identitas Pasien

Nama : Ny. R

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 25 tahun

Status Perkawinan : Kawin

Agama : Islam

Pendidikan : SD

Pekerjaan : IRT

Alamat : Sukoharjo

Golongan Darah :O

Tanggal Pengkajian : 16 Juni 2018

Diagnosa Media : Nausea

3. Keluhan Utama

Pasien mengeluh mual muntah 4 sampai 5 kali dalam sehari yaitu pada pagi dan
sore hari terutama setelah makan. Pasien mengatakan mudah lelah ketika beraktivitas,
nafsu makan menurun dan setiap makan sedikit langsung muntah.
4. Riwayat Kesehatan Sekarang

1. Provocative/palliative : Penyebab mual muntah karena proses adaptasi pada


kehamilan trimester I. Untuk memperbaiki keaadan Ibu langsung beristirahat ketika
merasa mual.

2. Quantity/Quality : Pasien merasakan mual muntah secara berulang. Ny.R terlihat


kelelahan.

3. Region : Mual muntah yang dirasakan Ny.R tidak menyebar.

4. Severity : Karena merasakan mual muntah secara berulang Ny.R merasa kelelahan
sehingga tidak semangat untuk beraktivitas.

5. Time : Pasien mengatakan mual muntah dirasakan sebanyak 4-5x/hari pada pagi dan
sore hari.
5. Riwayat Kesehatan Masa Lalu

1) Penyakit yang pernah dialami :Ibu pernah demam, batuk dan pilek.

2) Pengobatan/ tindakan yang pernah dilakukan : Pasien membeli obat diwarung.

3) Pernah dirawat/dioperasi : Pasien tidak pernah dirawat maupun dilakukan operasi.

4) Lama dirawat : -

5) Alergi : Pasien tidak memiliki riwayat alergi.

6) Imunisasi :Imunisasi Pasien lengkap

6. Riwayat Kesehatan Keluarga

1) Orang tua : Orang tua pasien tidak ada yang menderita penyakit serius.

2) Saudara kandung :Saudara pasien tidak ada yang menderita penyakit serius.

3) Penyakit keturunan yang ada : pasien tidak mempunyai penyakit keturunan.

4) Anggota keluarga yang meninggal : Belum ada anggota keluarga pasien yang
meninggal dunia.
7. Riwayat Obstetrik
G1P0A0 HPHT : 10-5-2018 TTP : 17-2-2019
Usia Kehamilan : 5 minggu 2 hari.

No Umur Komplikasi/Masalah Penolong

Kehamilan Persalinan Nifas KondisiAnak

1 25 thn Hamil ini - - - -

8. Pemeriksaan Fisik

A. Keadaan umum :
Keadaan umum pasien saat ini terlihat lemas.

B. Tanda – Tanda vital

Suhu tubuh : 36,5 °C


Tekanan Darah : 100 / 70 mmHg
Nadi : 70 x / menit
Pernafasan : 22 x / menit
Skala Nyeri :-
TB : 162cm
Berat badan saat ini : 55 kg
Berat badan sebelumnya : 59 kg
Lila : 21,5 cm
C. Pemeriksaan Head To Toe
Kepala dan rambut :Kulit kepala terlihat bersih dan tidak berbau.
Wajah : Struktur wajah bulat dan simetris.
Mata :Bola mata simetris, palpebra normal, dan konjungtiva terlihat pucat.
Hidung : Tulang hidung dan posisi septum nasi normal, simetris,dan tidak ada
terdapat cuping hidung.
Mulut dan faring :Keadaan bibir terlihat kering, pecah-pecah. Keadaan gigi dan
gusi bersih, tidak terlihat adanya perdarahan. Keadaan lidah bersih. Kedudukan
leher trachea normal , tidak ada massa ataupun nyeri tekan. Tidak ada
pembengkakan kelenjar thyroid. Suara jelas, tidak ada gangguan komunikasi.
Pemeriksaan Integument :Integument bersih, hangat, dan berwarna kuning
langsat. Turgor kembali > 2 detik, tidak lembab dan tidak terdapat kelainan pada
kulit.
Pemeriksaan thorak/dada :Pernafasan pasien normal, frekuensinafas 22x/menit,
suara nafas vesikuler. Tidak terdapat kesulitan saat bernafas.
Pemeriksaan abdomen :Bentuk abdomen masih seperti biasa.

9. Kebiasaan Sehari - hari Pola makan dan minum


Frekuensi makan sehari : 2 x/hari
Nafsu/selera makan : Nafsu makan Ny. R kurang
terutama pada sayuran hijau.
Nyeri ulu hati : Tidak ada
Alergi : Tidak ada riwayat alergi
Mual dan muntah : Ya
Waktu pemberian makan : sesuai keinginan pasien
Jumlah dan jenis makan : Menu biasa
Waktu pemberian cairan/minum : Minum sehabis makan, setiap kali
haus.
Masalah makan dan minum : Pasien tidak mengalami kesulitan
menelanmaupun mengunyah.
10. Perawatan diri/personal hygiene

Kebersihan tubuh : Tubuh pasien bersih, pasien mandi 3x sehari


Kebersihan gigi dan mulut : Mulut dan gigi pasien bersih, pasien menyikat gigi 2
kali sehari.
Kebersihan kuku kaki dan tangan : Kuku kaki dan tangan pasien bersih karena
dipotong seminggu sekali

Pola Kegiatan/ Aktivitas

Kegiatan Mandiri Sebagian Total

Mandi 

Makan 

BAB 

BAK 

Ganti Pakaian  /

Untuk aktifitas ibadah

Ny. R dapat melakukan nya sendiri seperti biasanya.

11. Pola eliminasi BAB dan BAK

Pola BAB : Pasien BAB 1 x/hari, biasanya pagi hari di

kamar mandi.

Karakter feses : Tidak dikaji

Riwayat perdarahan : Tidak pernah

BAB terakhir : Sehari sebelum tanggal pengkajian (15Juni 2017)

Diare : Sedang tidak diare

Penggunaan laktasif : Tidak


Pola BAK : Pasien BAK > 8 x / hari

Karakter urin : Berwarna kuning, cair, berbau khas.

a. Analisis Data

No Data Fokus Problem Etiologi Paraf


1 DS: Nausea Kehamilan YULIA
- Pasien mengatakan sering
mual muntah dalam sehari bisa
lebih dari 4-5 kali, mudah
lelah saat beraktifitas, nafsu
makan menurun.

DO:
- Suhu tubuh : 36,5 oC
- TD : 100/70 mmHg
- Nadi : 70x/menit

- RR : 22 x/menit

- Pasien tampak lemas dan


pucat

- Mukosa bibir kering


2 DS: Risiko defisit Faktor psikologis YULIA
- Pasien mengatakan nafsu nutrisi (keengganan untuk
makan masih berkurang makan)
karena setiap makan sedikit
langsung muntah.
DO:
- Makan tidak habis
- Suhu tubuh : 36,5 oC
- TD : 100/70 mmHg
- Nadi : 70x/menit
- RR : 22 x/menit

b. Diagnosa Keperawatan
1) Nausea berhubungan dengan kehamilan (D.0076)
2) Risiko defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis (keengganan untuk
makan) (D.0032)

c. Intervensi Keperawatan

DX Luaran Intervensi
Nausea b.d Setelah dilakukan tindakan Intervensi utama :
kehamilan keperawatan selama 2x24 jam Manajemen mual
diharapkan tingkat nausea dapat (I.03117)
menurun dengan kriteria hasil : Tindakan
Tingkat Nausea (L. 08065) Observasi
Indikator Awal Tujuan  Identifikasi
Nafsu 2 5
pengalaman mual
makan
 Identifikasi isyarat
Keterangan :
nonverbal
1 = menurun
ketidaknyamanan
2 = cukup menurun
(mis. bayi, anak-
3 = sedang
anak, dan mereka
4 = cukup meningkat
yang tidak dapat
5 = meningkat
berkomunikasi
Indikator Awal Tujuan
Keluhan 1 5 secara aktif )
mual  Idntifikasi dampak
Perasaan 1 5
mual terhadap
ingin
kualitas hidup (mis.
muntah
nafsu makan,
Keterangan :
aktivitas, kinerja,
1 = meningkat
tanggung jawab
2 = cukup meningkat
peran, dan tidur)
3 = sedang
 Identifikasi faktor
4 = cukup menurun
penyebab mual
5 = menurun
(mis. pengobatan
Indikator Awal Tujuan
Pucat 2 5 dan prosedur)
Keterangan :
 Identifikasi
1 = memburuk
antiemetik untuk
2 = cukup memburuk
mencegah mual
3 = sedang
4 = cukup membaik (kecuali mual pada
5 = membaik kehamilan)
 Monitor mual (mis.
frekuensi, durasi,
dan tingkat
keparahan)
 Monitor asupan
nutrisi dan kalori
Terapeutik
 Kendalikan faktor
lingkungan
penyebab mual
(mis. bau tak sedap,
suara, dan
rangsangan visual
yang tidak
menyenangkan)
 Kurangi atau
hilangkan keadaan
penyebab mual
(mis. kecemasan,
ketakutan,
kelelahan)
 Berikan makanan
dalam jumlah kecil
dan menarik
 Berikan makanan
dingin, cairan
bening, tidak
berbau dan tidak
berwarna, jika perlu
Edukasi
 Anjurkan istirahat
dan tidur yang
cukup
 Anjurkan sering
membersihkan
mulut, kecuali jika
merangsang mual
 Anjurkan makanan
tinggi karbohidrat
dan rendah lemak
 Ajarkan
penggunaan teknik
nonfarmakologis
untuk mengatasi
mual (mis.
biofeedback,
hypnosis, relaksasi,
terapi musik,
akupresur)
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
antiemetik, jika perlu

Managemen muntah
(I.03118)
Tindakan
Observasi
 Identifikasi
karakteriskik
muntah (mis.
warna, konsistensi,
adanya darah,
waktu, frekuensi
dan durasi)
 Periksa volume
muntah
 Identifiksi riwayat
diet (mis. makanan
yang disukai, tidak
disukai, dan
budaya)
 Identifikasi faktor
penyebab muntah
(mis. pengobatan
dan prosedur)
 Identifikasi
kerusakan
esophagus dan
faring posterior jika
muntah terlalu lama
 Monitor efek
manajemen muntah
secara menyeluruh
 Monitor
keseimbangan
cairan dan elektrolit
Terapeutik
 Kontrol faktor
lingkungan
penyebab muntah
(mis. bau tak sedap,
suara, dan stimulasi
visual yang tidak
menyenangkan)
 Kurangi atau
hilangkan keadaan
penyebab muntah
(mis. kecemasan,
ketakutan)
 Atur posisi untuk
mencegah aspirasi
 Pertahankan
kepatenan jalan
napas
 Bersihkan mulut
dan hidung
 Berikan dukungan
fisik saat muntah
(mis. membantu
membungkuk atau
menundukan
kepala)
 Berikan
kenyamanan selama
muntah (mis.
kompres dingin di
dahi, atau sediakan
pakaian kering dan
bersih)
 Berikan cairan yang
tidak mengandung
karbonasi minimal
30 menit setelah
muntah
Edukasi
 Anjurkan membawa
kantong plastik
untuk menampung
muntah
 Anjurkan
memperbanyak
istirahat
 Ajarkan
penggunaan teknik
nonvarmakologis
untuk mengelola
muntah (mis.
biofeedback,
hypnosis, relaksasi
terapi music
akupresur)
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
antiemetik, jika perlu
Risiko Setelah dilakukan tindakan Manajemen gangguan
defisit keperawatan selama 2x24jam makan
nutrisi d.d. diharapakan defisit nutrisi tidak Tindakan
keengganan terjadi, dengan kriteria hasil : Observasi
untuk Status nutrisi ((L.03030) : - Monitor asupan
makan Indikator Awal Tujuan dan keluarnya
Porsi makan 1 5
makanan dan cairan
yang dihabiskan
serta kebutuhan
Sikap thd 2 5
kalori.
makanan/minu
Terapeutik
man sesuai
- Timbang berat
dengan tujuan
badan secara rutin
kesehatan
Keterangan : - Diskusikan
1 = menurun perilaku makan dan
2 = cukup menurun jumlah aktivitas
3 = sedang fisik (termasiuk
4 = cukup meningkat olahraga) yang
5 = meningkat sesuai
- Lakukan kontrak
perilaku (mis.
Target berat badan,
tanggung jawab
perilaku)
- Dampingi kekamar
mandi untuk
pengamatan
perilaku
memuntahkan
kembali makanan
- Berikan penguatan
positif terhadap
keberhasilan target
dan perubahan
perilaku
- Berikan
konsekuensi jika
tidak mencapai
target sesuai
kontrak
- Rencanakan
program
pengobatan untuk
perawatan dirumah
(mis. Medis,
konseling)
Edukasi
- Anjurkan membuat
catatan harian
tentang perasaan
dan situasi pemicu
pengeluaran
makanan (mis.
Pengeluaran yang
disengaja, muntah,
aktivitas
berlebihan)
- Ajarkan pengaturan
diet yang tepat
- Ajarkan
keterampilan
koping untuk
penyelesaian
masalah perilaku
makan.
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan
ahli gizi tentang
target berat badan,
kebutuhan kalori
dan pilihan
makanan.
Manajemen nutrisi
(I.03119)
Tindakan
 Observasi
- Identifikasi status
nutrisi
- Identifikasi alergi
dan intoleransi
makanan
- Identifikasi makanan
yang disukai
- Identifikasi
kebutuhan kalori dan
jenis nutrient
- Identifikasi perlunya
penggunaan selang
nasogastrik
- Monitor asupan
makanan
- Monitor berat badan
- Monitor hasil
pemeriksaan
laboratorium
Terapeutik
- Lakukan oral
hygiene sebelum
makan, jika perlu
- Fasilitasi
menentukan
pedoman diet (mis. 
piramida makanan)
- Sajikan makanan
secara menarik dan
suhu yang sesuai
- Berikan makanan
tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
- Berikan makanan
tinggi kalori dan
tinggi protein
- Berikan suplemen
makanan, jika perlu
- Hentikan pemberian
makan melalui
selang nasogastrik 
jika asupan oral
dapat ditoleransi
Edukasi
- Anjurkan posisi
duduk, jika mampu
- Ajarkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian medikasi
sebelum makan
(mis. Pereda nyeri,
antiemetik), jika
perlu
- Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan jenis
nutrient yang
dibutuhkan, jika
perlu
ASUHAN KEPERAWATAN IBU HAMIL DENGAN TUMOR ADNEKSA (KISTA
OVARIUM)
1. CONTOH KASUS
Ny. A berusia 28 tahun hamil 12 minggu dengan G1P0A0 datang ke Poli RSUD Dr.
Soepomo bersama dengan suaminya dengan keluhan nyeri pada perut bagian bawah sejak 2
bulan yang lalu. Klien juga mengeluh tidak nafsu makan karena perut terasa sebah dan
mengatakan hanya makan sekali sehari sejak 2 minggu terakhir. Klien mengatakan BB
turun 2kg. Hasil pemeriksaan tanda – tanda vital yaitu TD : 120/80 mmHg, N : 88 x/menit,
S : 37 C, RR : 20 x/menit, keadaan klien tampak compos mentis, GCS 456 dan skala nyeri
6.
2. ASUHAN KEPERAWATAN
a. Pengkajian
1) Identitas
a) Identitas Pasien
Nama : Ny. A
Umur : 28 tahun
No. MR : 3435XXX
Jenis kelamin : Perempuan
Status perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Kartasura
Tanggal masuk : 7-05-2018
Tanggal pengkajian : 7-05-2018
Diagnosa Medis : Kista ovarium
b) Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. S
Umur : 30 Tahun
Jenis kelamin : Laki – laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
Alamat : Kartasura
Hub dengan keluarga : Suami
2) Riwayat Kesehatan
a) Keluhan Utama
Klien mengatakan nyeri pada perut dan tidak nafsu makan.
b) Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien datang ke poli RSUD Dr. Soepomo bersama dengan suaminya pada 07-05-
2018 pukul 09.00 WIB dengan keluhan nyeri pada perut sejak 2 bulan yang lalu.
Klien nampak menahan rasa sakit. Klien juga mengeluh tidak nafsu makan karena
perut terasa sebah dan mengatakan hanya makan sekali sehari sejak 2 minggu
terakhir. Saat ini klien hamil 12 minggu.
c) Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien mengatakan sebelumnya tidak pernah sakit seperti ini.
d) Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami penyakit seperti
yang diderita oleh klien sekarang dan tidak ada penyakit keturunan.
e) Riwayat Alergi
Pasien mengatakan tidak memiliki alergi obat ataupun makanan
3) Pengkajian Obstetri
a) Riwayat Perkawinan
Status pernikahan : Menikah
Menikah ke :1
Usia menikah pertama kali : 26 tahun
b) Riwayat Haid
Menarche : 14 tahun
Siklus : 28 hari
Lama : 7-9 hari
Teratur : Tidak teratur
Sifat Darah : Cair (khas menstruasi)
Bau : Khas darah (amis)
Keluhan : dismenorhea
c) Riwayat Obstetri
d) Riwayat Kehamilan Sekarang
HPHT : 10 – 01 – 2018
HPL : 17 – 10 – 2018
ANC pertama umur kehamilan : 12 minggu
Trimester I
Frekuensi : 1 kali
Tempat : Puskesmas
Oleh : Bidan
Keluhan : Mual muntah
Komplikasi : tidak ada
Terapi : tablet Fe dan asam folat
e) Imunisasi TT
TT 1 : Sudah dilakukan
TT 2 : Sudah dilakukan
TT 3 : Sudah dilakukan
TT 4 : Belum dilakukan
TT 5 : Belum dilakukan
4) Pemeriksaan Fisik
a) Pengkajian Nyeri
Provokatif : peningkatan tekanan epitel pada ovarium
Quality : seperti ditusuk-tusuk
Region : Perut bagian bawah
Skala :6
Time : hilang timbul
b) Keadaan Umum Pasien
Kesadaran : Composmentis (CM) GCS :15 ( E4 M6 V5)
Tanda-tanda vital
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 37 C
TB : 155
BB sebelum hamil : 48 kg
BB setelah hamil : 52 kg
c) Head To Toe
1) Kepala
a) Rambut : hitam, tebal, bersih
b) Mata : simetris, konjungtiva ananemis, reflek pupil +
c) Hidung : bersih tidak ada polip
d) Telinga : simetris, tidak ada serumen
e) Mulut : mukosa bibir lembab, sedikit pucat
2) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
3) Payudara
Simetris : Simetris
Hiperpigmentasi : Tidak ada
Massa : Tidak ada
Pembesaran : Ada
Puting susu : Menonjol
Kolostrum : Ada
4) Thoraks
Inspeksi : simetris tidak ada pembengkakan / udema
Palpasi : perkembangan otot dada simetris
Perkusi : sonor
Auskultasi : vesikuler
5) Jantung
Inspeksi : iktus cordis tidak tampak
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Pekak
Auskultasi : terdengar bunyi jantung lup dup
6) Abdomen :
Inspeksi : bentuk permukaan datar, tidak ada lesi
Palpasi :
- Leopold I : TFU 1-2 jari diatas simfisis.
- Leopold II : Teraba ballotemen
- Leopold III :Tidak teraba
- Leopold IV : Tidak teraba
Perkusi : redup diatas massa
Auskultasi : nyeri tekan pada abdomen
7) Kulit : turgor kulit baik
8) Sistem pernafasan : normal
9) Persyarafan sensori
a) Pendengaran : normal
b) Penglihatan : normal
10) Ekstermitas
a) Atas : kekuatan penuh
b) Bawah : kekuatan penuh
c) Kekuatan Otot : tangan kn (5) tangan kr (5)
Kaki kn (5) kaki kr (5)
Keterangan :
0 : tidak dapat bergerak
1 : ada sedikit gerakan
2 : mampu menahan tegak
3 : mampu menahan tegak tetapi tidak mampu melawan gravitasi
4 : kekuatan kurang dibanding sisi lain
5 : kekuatan penuh
11) Eliminasi
a) Defekasi : normal , Defekasi berlangsung 1x sehari, tidak terdapat darah,
lendir, tidak terlalu keras dan cair, berwarna coklat
b) Miksi : normal, Miksi berlangsung 6 – 8x sehari, urine jernih/ bening,
berwarna kuning, bau urine seperti amonia
12) Genetalia : tidak terpasang DC
d) Pemeriksaan Penunjang
USG : Didapatkan gambaran adanya perbesaran uterus dan adanya kista di daerah
ovarium
e) Pola Fungsional
1) Pola presepsi dan manajemen kesehatan
Pasien mengatakan kesehatan sangat penting. Bila sakit pasien datang ke
pelayanan kesehatan setempat dengan diantar keluarganya. Pasien mengatakan
tidak merokok dan tiddak mengonsumsi akohol
2) Pola nutrisi dan metabolik
Sebelum sakit : Pasien mengatakan 3x sehari makan dengan porsi nasi,
sayur, dan lauk selalu habi. Pasien jarang mengonsumsi
buah. Pasien minum 6 – 7 gelas perhari.
Saat sakit : Pasien makan hidangan rumah sakit dan selalu tersisa
(makan 3 suapan sendok saja). Pasien tidak memiliki alergi
apapun.
3) Pola eliminasi
Sebelum sakit : Pasien mengatakan BAB 1x sehari dan BAK 6-8 x sehari
Saat sakit : Pasien mengatakan BAB 1x sehari dan BAK 6-8 x sehari
4) Pola aktivitas dan latihan
Sebelum sakit Saat sakit
ADL
0 1 2 3 4 0 1 2 3 4
Makan dan minum V V
Mandi V V
Toiletting V V
Berpakaian V V
Berpindah V V
Keterangan :
0 : mandiri / tanpa alat bantu
1 : dengan alat bantu
2 : dengan bantuan orang lain
3 : dengan alat dan bantuan
4 : bantuan total
Kesimpulan :
Pasien saat aktivitas makan dan minum membutuhkan bantuan orang lain.
5) Pola tidur dan istirahat
Sebelum sakit : Pasien tidur teratur 6 – 7 jam perhari. Pasien jarang terbangun
ditengah malam.
Saat sakit : Pasien tidur 4 – 6 jam perhari dan 1 – 2 jam tidur siang hari.
Pasien sering terbangun di tengah malam.
6) Pola presepsi dan kosnep diri
Paseien mengatakan ingin segera sembuh dan beraktivitas tanpa terganggu
penyakitnya.
7) Pola peran dan hubungan
Pasien sudah berkeluarga. Dan orang terdekat dalam hidupnya adalah suaminya.
8) Pola seksualitas dan reproduksi
Pasien sudah menikah dan saat ini hamil anak pertama
9) Pola koping dan toleransi stress
Pasien mengatakan selalu terbuka pada keluarganya terutama kepada suaminya
ketika ada masalah
10) Pola nilai dan keyakinan
Sebelum sakit : Pasien beribadah rutin di rumah ataupun di masjid
Saat sakit : Pasien tetap beribadah meskipun dalam keadaan sakit
b. Analisis Data
No Data fokus Problem Etiologi TTd
1 DS : Nyeri akut Agen pencedera vellin
- Klien mengatakan nyeri pada fisiologis
perut sejak 2 bulan yang lalu.
P : peningkatan tekanan
epitel pada ovarium
Q : seperti ditusuk-tusuk
R : Perut bagian bawah
S:6
T : hilang timbul
DO :
- Hasil pemeriksaan tanda –
tanda vital yaitu TD : 120/80
mmHg, N : 88 x/menit, S : 37
C, RR : 20 x/menit, keadaan
klien tampak compos mentis,
GCS 456 dan skala nyeri 6.
- Klien nampak menahan rasa
sakit
2 DS : Defisit nutrisi Faktor fisiologis vellin
- Klien mengatakan tidak (keenganan untuk
nafsu makan karena perut makan)
terasa sebah
- Klien mengatakan hanya
makan sekali sehari sejak 2
minggu terakhir.
- Klien mengatakan BB turun
2 kg selama 2 minggu
terakhir.
DO :
- Hasil pemeriksaan tanda –
tanda vital yaitu TD : 120/80
mmHg, N : 88 x/menit, S : 37
C, RR : 20 x/menit, keadaan
klien tampak compos mentis,
- Pasien nampak lemas
- Porsi makan tidak dihabiskan

c. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedra fisiologis (D.0077)
2. Defisit nutrisi b.d faktor psikologis (kengganan untuk makan) (D.0019)
d. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Luaran keperawatan Intervensi keperawatan Paraf
Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan Intervensi Utama vellin
berhubungan keperawatan selama 3x24 jam Manajemen Nyeri
dengan agen diharapkan tingkat nyeri pasien (I.08238)
pencedra fisiologis menurun dengan kriteria hasil: Observasi
Luaran : Tingkat Nyeri (L.08066) - Identifikasi lokasi,
Indikator Awal Tujuan karakteristik, durasi,
Keluhan
4 2 frekuensi, kualitas,
nyeri
- Identifikasi skala
Meringis 4 2
Sikap nyeri.
4 2
protektif - Identifikasi respons
Gelisah 4 2
nyeri non verbal
Berfokus
intensitas nyeri.
pada diri 4 2
- Identifikasi faktor
sendiri
Kesulitan yang memperberat
4 2
Tidur dan memperingan
Keterangan :
nyeri.
1 : Menurun
- Identifikasi
2 : Cukup menurun
pengetahuan dan
3 : Sedang
keyaninan tentang
4 : Cukup meningkat
nyeri Identifikasi
5 : Meningkat
pengaruh budaya
terhadap respon nyeri.
- Identifikasi pengaruh
nyeri pada kualitas
hidup.
- Monitor keberhasilan
terapi komplementer
yang sudah diberikan.
- Monitor efek samping
penggunaan analgetik.

Terapeutik

- Berikan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri (mis.
TENS, hipnosis,
akupresur, terapi
musik, biofeedback,
terapi pijat,
aromaterapi, teknik
imajinasi terbimbing.
kompres
hangat/dingin, terapi
bermain).
- Kontrol lingkungan
yang memperberat
rasa nyeri (mis. suhu
ruangan,
pencahayaan,
kebisingan)
- Fasilitasi Istirahat dan
tidur.
- Pertimbangkan jenis
dan sumber nyeri
dalam pemilihan
strategi meredakan
nyeri.
Edukasi

- Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri Jelaskan strategi
meredakan nyeri.
- Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri.
- Anjurkan
menggunakan
analgetik secara tepat.
- Ajarkan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri.
Kolaborasi

- Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu.

Defisit nutrisi b.d Setelah dilakukan tindakan Intervensi Utama vellin


faktor psikologis keperawatan selama 3x24 jam
Manajemen nutrisi
(kengganan untuk diharapkan defisit nutrisi
makan) membaik, dengan kriteria hasil: (I.03119)

Luaran : Status Nutrisi (L.03030) Observasi

Indikator Awal Tujuan - Identifikasi status


Porsi makan nutrisi
yang - Identifikasi alergi dan
2 4
dihabiskan intoleransi makan
meningkat - Identifikasi makanan
Kekuatan
yang disukai
otot 2 4
- Identifikasi kebutuhan
pengunyah
Kekuatan kalori dan jenis nutrient
2 4
otot menelan - Identifikasi perlunya
Pengetahuan 2 4 penggunaan selang
tentang nasograstrik
standar - Monitor asupan
asupan makanan
nutrisi yang - Monitor berat badan
tepat - Monitor hasil
pemeriksaan
Keterangan : laboratorium
1 : Menurun Terapeutik
2 : Cukup menurun
- Lakukan ora hygiene
3 : Sedang
sebelum makan, jika
4 : Cukup meningkat
perlu
5 : Meningkat
- Fasilitasi menentukan
pedoman diet
Indikator Awal Tujuan
Berat badan 2 4 - Sajikan makanan
IMT 2 4 secara menarik dan
Frekuensi
2 4 suhu yang sesuai
makan
- Berikan makanan
Nafsu makan 2 4
Bising usus 2 4 tinggi serat untuk
Membran
2 4 mencegah konstipasi
mukosa
- Berikan makanan
Keterangan :
tinggi kalori dan tinggi
1 : Memburuk
protein
2 : Cukup memburuk
- Berikan suplemen
3 : Sedang
4 : Cukup membaik makanan jika perlu

5 : Membaik - Hentikan pemberian


makan melalui selang
nasogastrik jka asupan
oral dapat ditoleransi
Edukasi

- Anjurkan posisi duduk,


jika mampu
- Ajarkan diet yang
dprogramkan
Kolaborasi

- Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum
makan
Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan

ASUHAN KEPERAWATAN IBU HAMIL DENGAN MIOMA UTERI


1. CONTOH KASUS
Ny. A berusia 32 tahun hamil 12 minggu dengan G1P0A0 datang ke Poli RSUD Dr.
Soepomo bersama dengan suaminya dengan keluhan nyeri pada rongga panggul sejak
kurnag lebih 2 minggu yang lalu. Klien juga mengeluh sering buang air kecil dan terasa
sedikit sakit. Klien mengatakan sering mengatakan mual muntah pada pagi hari. Hasil
pemeriksaan tanda – tanda vital yaitu TD : 110/80 mmHg, N : 88 x/menit, S : 37 C, RR : 20
x/menit, keadaan klien tampak compos mentis, GCS 456 dan skala nyeri 5.

2. ASUHAN KEPERAWATAN
a. Pengkajian
1) Identitas
a) Identitas Pasien
Nama : Ny. A
Umur : 32 tahun
No. MR : 3435XXX
Jenis kelamin : Perempuan
Status perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : sragen
Tanggal masuk : 7- 05- 2018
Tanggal pengkajian : 7-05- 2018
Diagnosa Medis : mioma uteri
b) Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. S
Umur : 30 Tahun
Jenis kelamin : Laki – laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Pengusaha
Alamat : Kartasura
Hub dengan keluarga : Suami

2)Riwayat Kesehatan
a) Keluhan Utama
Klien mengatakan nyeri dan sering mual muntah.
b) Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien datang ke Poli RSUD Dr. Soepomo bersama dengan suaminya dengan
keluhan nyeri pada rongga panggul sejak kurnag lebih 2 minggu yang lalu. Klien
juga mengeluh sering buang air kecil dan terasa sedikit sakit. Klien mengatakan
sering mual muntah pada pagi hari. Hasil pemeriksaan tanda – tanda vital yaitu TD
: 110/80 mmHg, N : 88 x/menit, S : 37 C, RR : 20 x/menit, keadaan klien tampak
compos mentis, GCS 456 dan skala nyeri 5.
c) Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien mengatakan belum pernah mengalami sakit seperti ini.
d) Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan keluarga tidak pernah menderita penyakit menular
(Heptits,HIV/AIDS), menurun (DM, Hipertensi), menahun (TBC, Jantung)
e) Riwayat Alergi
Klien mengatakan tidak memiliki alergi pada makanan ataupun obat.
3) Pengkajian Obstetri
a) Riwayat Perkawinan
Status pernikahan : Menikah
Menikah ke :1
Usia menikah pertama kali : 28 tahun
b) Riwayat Haid
Menarche : 14 tahun
Siklus : 28 hari
Lama : 5-6 hari
Teratur : Teratur
Sifat Darah : Cair (khas menstruasi)
Bau : Khas darah (amis)
Keluhan : disminorhea
c) Riwayat Obstetri
d) Riwayat Kehamilan Sekarang
HPHT : 10 – 01 – 2018
HPL : 17 – 10 – 2018
ANC pertama umur kehamilan : 12 minggu
Trimester I
Frekuensi : 1 kali
Tempat : Puskesmas
Oleh : Bidan
Keluhan : Mual muntah
Komplikasi : tidak ada
Terapi : tablet Fe dan asam folat
e) Imunisasi TT
TT 1 : Sudah dilakukan
TT 2 : Sudah dilakukan
TT 3 : Sudah dilakukan
TT 4 : Belum dilakukan
TT 5 : Belum dilakukan
4) Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan Umum Pasien
Kesadaran : Composmentis (CM) GCS :15 ( E4 M6V5)
Tanda-tanda vital
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 38 C
TB : 155
BB sebelum hamil : 50 kg
BB setelah hamil : 54 kg
b) Head To Toe
1) Kepala
a) Rambut : hitam, tebal, bersih
b) Mata : simetris, konjungtiva ananemis, reflek pupil +
c) Hidung : bersih tidak ada polip
d) Telinga : simetris, tidak ada serumen
e) Mulut : mukosa bibir lembab, sedikit pucat
2) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
3) Payudara
Simetris : Simetris
Hiperpigmentasi : Tidak ada
Massa : Tidak ada
Pembesaran : Ada
Puting susu : Menonjol
Kolostrum : Ada
4) Thoraks
Inspeksi : simetris tidak ada pembengkakan / udema
Palpasi : perkembangan otot dada simetris
Perkusi : sonor
Auskultasi : vesikuler
5) Jantung
Inspeksi : iktus cordis tidak tampak
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Pekak
Auskultasi : terdengar bunyi jantung lup dup
6) Abdomen :
Inspeksi : bentuk permukaan datar, tidak ada lesi
Palpasi : terdapat nyeri tekan di perut bagiann bawah
- Leopold I : TFU 1-2 jari diatas simfisis.
- Leopold II : Teraba ballotemen
- Leopold III :Tidak teraba
- Leopold IV : Tidak teraba
Perkusi : tympani
Auskultasi : bising usus 18x/mnt
P : nyeri saat bergerak dan BAK
Q : seperti ditusuk
R : perut bagian bawah sampai vagina
S:5
T : hilangtimbul
7) Kulit : turgor kulit baik
8) Sistem pernafasan : normal
9) Persyarafan sensori
a) Pendengaran : normal
b) Penglihatan : normal
10) Ekstermitas
d) Atas : kekuatan penuh
e) Bawah : kekuatan penuh
f) Kekuatan Otot : tangan kn (5) tangan kr (5)
Kaki kn (5) kaki kr (5)
Keterangan :
0 : tidak dapat bergerak
1 : ada sedikit gerakan
2 : mampu menahan tegak
3 : mampu menahan tegak tetapi tidak mampu melawan gravitasi
4 : kekuatan kurang dibanding sisi lain
5 : kekuatan penuh
11) Eliminasi
a) Defekasi : normal , Defekasi berlangsung 1x sehari, tidak terdapat darah,
lendir, tidak terlalu keras dan cair, berwarna coklat
b) Miksi : normal, Miksi berlangsung 6 – 8x sehari, urine jernih/ bening,
berwarna kuning, bau urine seperti amonia
12) Genetalia : tidak terpasang DC
c) Pola Fungsional
1) Pola presepsi dan manajemen kesehatan
Pasien mengatakan kesehatan sangat penting. Bila sakit pasien datang ke
pelayanan kesehatan setempat dengan diantar keluarganya. Pasien mengatakan
tidak merokok dan tiddak mengonsumsi akohol
2) Pola nutrisi dan metabolik
Sebelum sakit : Pasien mengatakan 3x sehari makan dengan porsi nasi,
sayur, dan lauk selalu habi. Pasien jarang mengonsumsi
buah. Pasien minum 6 – 7 gelas perhari.
Saat sakit : Pasien makan hidangan rumah sakit dan selalu tersisa
(makan 4 suapan sendok saja). Pasien tidak memiliki alergi
apapun.
3) Pola eliminasi
Sebelum sakit : Pasien mengatakan BAB 1x sehari dan BAK 6-8 x sehari
Saat sakit : Pasien mengatakan BAB 1x sehari dan BAK 6-8 x sehari
4) Pola aktivitas dan latihan
Sebelum sakit Saat sakit
ADL
0 1 2 3 4 0 1 2 3 4
Makan dan minum V V
Mandi V V
Toiletting V V
Berpakaian V V
Berpindah V V
Keterangan :
0 : mandiri / tanpa alat bantu
1 : dengan alat bantu
2 : dengan bantuan orang lain
3 : dengan alat dan bantuan
4 : bantuan total
Kesimpulan :
Pasien saat aktivitas makan dan minum membutuhkan bantuan orang lain.
5) Pola tidur dan istirahat
Sebelum sakit : Pasien tidur teratur 6 – 7 jam perhari. Pasien jarang terbangun
ditengah malam.
Saat sakit : Pasien tidur 4 – 6 jam perhari dan 1 – 2 jam tidur siang hari.
Pasien sering terbangun di tengah malam.
6) Pola presepsi dan kosnep diri
Paseien mengatakan ingin segera sembuh dan beraktivitas tanpa terganggu
penyakitnya.
7) Pola peran dan hubungan
Pasien sudah berkeluarga. Dan orang terdekat dalam hidupnya adalah suaminya.
8) Pola seksualitas dan reproduksi
Pasien sudah menikah dan saat ini hamil anak pertama
9) Pola koping dan toleransi stress
Pasien mengatakan selalu terbuka pada keluarganya terutama kepada suaminya
ketika ada masalah
10) Pola nilai dan keyakinan
Sebelum sakit : Pasien beribadah rutin di rumah ataupun di masjid
Saat sakit : Pasien tetap beribadah meskipun dalam keadaan sakit
b. Analisis Data
Data fokus Problem Etiologi TTD
DS: Nyeri akut Agen pencidera fisiologis vellin
- Klien mengatakan nyeri
pada rongga panggul
sejak kurang lebih 2
minggu yang lalu.
P : nyeri saat bergerak
dan BAK
Q : seperti ditusuk
R : perut bagian bawah
sampai vagina
S:5
T : hilangtimbul
- Klien juga mengeluh
sering buang air kecil
dan terasa sedikit sakit.
DO :
- Hasil pemeriksaan
tanda – tanda vital
yaitu TD : 110/80
mmHg, N : 88 x/menit,
S : 37 C, RR : 20
x/menit, keadaan klien
tampak compos mentis,
GCS 456 dan skala
nyeri 5.

DS : Nausea Kehamilan vellin


- Klien mengatakan
sering mual muntah
pada pagi hari.
DO :
- Porsi makan klien tidak
dihabiskan
- Hasil pemeriksaan
tanda – tanda vital
yaitu TD : 110/80
mmHg, N : 88 x/menit,
S : 37 C, RR : 20
x/menit, keadaan klien
tampak compos mentis

c. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedra fisiologis (D.0077)
2. Nausea b.d kehamilan (D.0076)
d. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Luaran keperawatan Intervensi keperawatan Ttd
Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan Intervensi Utama vellin
berhubungan keperawatan selama 3x24 jam Manajemen Nyeri (I.08238)
dengan agen diharapkan tingkat nyeri pasien Observasi
pencedra menurun dengan kriteria hasil: - Identifikasi lokasi,
fisiologis Luaran : Tingkat Nyeri (L.08066) karakteristik, durasi,
Indikator Awal Tujuan frekuensi, kualitas,
Keluhan
4 2 - Identifikasi skala nyeri.
nyeri
Meringis 4 2 - Identifikasi respons nyeri
Sikap non verbal intensitas nyeri.
4 2
protektif - Identifikasi faktor yang
Gelisah 4 2
Berfokus memperberat dan

pada diri 4 2 memperingan nyeri.

sendiri - Identifikasi pengetahuan


Kesulitan dan keyaninan tentang
4 2
Tidur nyeri Identifikasi pengaruh
Keterangan :
budaya terhadap respon
1 : Menurun
nyeri.
2 : Cukup menurun
- Identifikasi pengaruh nyeri
3 : Sedang
pada kualitas hidup.
4 : Cukup meningkat
- Monitor keberhasilan terapi
5 : Meningkat
komplementer yang sudah
diberikan.
- Monitor efek samping
penggunaan analgetik.

Terapeutik

- Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
(mis. TENS, hipnosis,
akupresur, terapi musik,
biofeedback, terapi pijat,
aromaterapi, teknik
imajinasi terbimbing.
kompres hangat/dingin,
terapi bermain).
- Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
(mis. suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
- Fasilitasi Istirahat dan
tidur.
- Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri.
Edukasi

- Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri
Jelaskan strategi
meredakan nyeri.
- Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri.
- Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat.
- Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri.
Kolaborasi

- Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu.

Nausea b.d Setelah dilakukan tindakan Intervensi utama : vellin


kehamilan keperawatan selama 3x24 jam
Manajemen mual (I.03117)
diharapkan tingkat nausea
dapat menurun dengan kriteria Observasi
hasil :  Identifikasi pengalaman
mual
Tingkat Nausea (L. 08065)
 Identifikasi isyarat
Indikator Awal Tujuan nonverbal ketidaknyamanan
Nafsu 2 5 (mis. bayi, anak-anak, dan
makan mereka yang tidak dapat
Keterangan : berkomunikasi secara aktif )
 Idntifikasi dampak mual
1 = menurun
terhadap kualitas hidup
2 = cukup menurun (mis. nafsu makan, aktivitas,

3 = sedang kinerja, tanggung jawab


peran, dan tidur)
4 = cukup meningkat
 Identifikasi faktor penyebab
5 = meningkat mual (mis. pengobatan dan
prosedur)
Indikator Awal Tujuan
 Identifikasi antiemetik untuk
Keluhan 1 5
mencegah mual (kecuali
mual
mual pada kehamilan)
Perasaan 1 5
 Monitor mual (mis.
ingin
frekuensi, durasi, dan
muntah
tingkat keparahan)
Keterangan :
 Monitor asupan nutrisi dan
1 = meningkat kalori

2 = cukup meningkat Terapeutik


 Kendalikan faktor
3 = sedang
lingkungan penyebab mual
4 = cukup menurun (mis. bau tak sedap, suara,
dan rangsangan visual yang
5 = menurun
tidak menyenangkan)
Indikator Awal Tujuan  Kurangi atau hilangkan
Pucat 2 5 keadaan penyebab mual
Keterangan : (mis. kecemasan, ketakutan,
kelelahan)
1 = memburuk
 Berikan makanan dalam
2 = cukup memburuk
jumlah kecil dan menarik
3 = sedang  Berikan makanan dingin,
cairan bening, tidak berbau
4 = cukup membaik
dan tidak berwarna, jika
5 = membaik perlu
Edukasi
 Anjurkan istirahat dan tidur
yang cukup
 Anjurkan sering
membersihkan mulut,
kecuali jika merangsang
mual
 Anjurkan makanan tinggi
karbohidrat dan rendah
lemak
 Ajarkan penggunaan teknik
nonfarmakologis untuk
mengatasi mual (mis.
biofeedback, hypnosis,
relaksasi, terapi musik,
akupresur)
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
antiemetik, jika perlu

Managemen muntah (I.03118)


Observasi
 Identifikasi karakteriskik
muntah (mis. warna,
konsistensi, adanya darah,
waktu, frekuensi dan durasi)
 Periksa volume muntah
 Identifiksi riwayat diet (mis.
makanan yang disukai, tidak
disukai, dan budaya)
 Identifikasi faktor penyebab
muntah (mis. pengobatan
dan prosedur)
 Identifikasi kerusakan
esophagus dan faring
posterior jika muntah terlalu
lama
 Monitor efek manajemen
muntah secara menyeluruh
 Monitor keseimbangan
cairan dan elektrolit
Terapeutik
 Kontrol faktor lingkungan
penyebab muntah (mis. bau
tak sedap, suara, dan
stimulasi visual yang tidak
menyenangkan)
 Kurangi atau hilangkan
keadaan penyebab muntah
(mis. kecemasan, ketakutan)
 Atur posisi untuk mencegah
aspirasi
 Pertahankan kepatenan jalan
napas
 Bersihkan mulut dan hidung
 Berikan dukungan fisik saat
muntah (mis. membantu
membungkuk atau
menundukan kepala)
 Berikan kenyamanan selama
muntah (mis. kompres
dingin di dahi, atau sediakan
pakaian kering dan bersih)
 Berikan cairan yang tidak
mengandung karbonasi
minimal 30 menit setelah
muntah.
Edukasi
 Anjurkan membawa
kantong plastik untuk
menampung muntah
 Anjurkan memperbanyak
istirahat
 Ajarkan penggunaan teknik
nonvarmakologis untuk
mengelola muntah (mis.
biofeedback, hypnosis,
relaksasi terapi music
akupresur)
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
antiemetik, jika perlu

ASUHAN KEPERAWATAN IBU HAMIL DENGAN EPILEPSI


1. CONTOH KASUS
Wanita (Ny.S), 21 tahun, datang ke IGD RSUAM Pasien datang dengan keluhan kejang 3
jam sebelum masuk rumah sakit. Keluarga mengatakan bahwa saat kejang kedua tangan
pasien lurus dan lebih kaku, mulut pasien tampak seperti mengigit sesuatu, tidak keluar
busa dari mulut, mata menatap ke atas. Keluarga pasien juga mengatakan bahwa saat
serangan kejang terjadi, pasien menjadi tidak sadar. Ketika kejang pasien tidak mengompol
dan berkeringat, atau wajah memucat. Serangan terjadi selama kurang lebih 2-5 menit.
Tidak terdapat kelamahan pada tangan dan kakinya, tidak mengalami gangguan dalam
buang air besar atau kecil. Kejang dialami pasien 3-4 kali dalam 1 bulan dan kemudian
berulang pada bulan berikutnya. Keluarga mengatakan bahwa serangan kejang pertama kali
dialami pasien pada usia 7 tahun. Keluarga nampak sangat cemas karena khawatir dengan
kondisi pasien. Saat ini keluarga pasien mengatakan bahwa pasien sedang hamil 3 bulan
dan merupakan kehamilan anak pertama.
2. ASUHAN KEPERAWATAN
a. Pengkajian
1) Identitas
a) Identitas Pasien
Nama : Ny. S
Umur : 21 th
No. MR : 3435XXX
Jenis kelamin : Perempuan
Status perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Kartasura
Tanggal masuk : 07-05-2018
Tanggal pengkajian : 07-05-2018
Diagnosa Medis : epilepsi
b) Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. S
Umur : 47 Tahun
Jenis kelamin : Laki – laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
Alamat : Kartasura
Hub dengan keluarga : Ayah

2) Riwayat Kesehatan
a) Keluhan Utama
Kejang
b) Riwayat Kesehatan Sekarang
Wanita (Ny.S), 21 tahun, datang ke IGD RSUAM Pasien datang dengan keluhan
kejang 3 jam sebelum masuk rumah sakit. Keluarga mengatakan bahwa saat kejang
kedua tangan pasien lurus dan lebih kaku, mulut pasien tampak seperti mengigit
sesuatu, tidak keluar busa dari mulut, mata menatap ke atas. Keluarga pasien juga
mengatakan bahwa saat serangan kejang terjadi, pasien menjadi tidak sadar. Ketika
kejang pasien tidak mengompol dan berkeringat, atau wajah memucat. Serangan
terjadi selama kurang lebih 2-5 menit. Tidak terdapat kelamahan pada tangan dan
kakinya, tidak mengalami gangguan dalam buang air besar atau kecil. Kejang
dialami pasien 3-4 kali dalam 1 bulan dan kemudian berulang pada bulan
berikutnya. Keluarga mengatakan bahwa serangan kejang pertama kali dialami
pasien pada usia 7 tahun. Pasien dan keluarga nampak sangat cemas karena
khawatir dengan kondisi ibu dan bayi pasien. Saat ini keluarga pasien mengatakan
bahwa pasien sedang hamil 3 bulan dan merupakan kehamilan anak pertama.
c) Riwayat Kesehatan Dahulu
Keluarga pasien mengatakan pasien pernah mengalami sakit yang sama.
d) Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami sakit
yang sama ataupun penyakit menurun
e) Riwayat Alergi
Keluarga pasien mengatakan tidak ada riwayat alergi
3) Pengkajian Obstetri
a) Riwayat Perkawinan
Status pernikahan : Menikah
Menikah ke :1
Usia menikah pertama kali : 20 tahun
b) Riwayat Haid
Menarche : 14 tahun
Siklus : 28 hari
Lama : 5-6 hari
Teratur : Teratur
Sifat Darah : Cair (khas menstruasi)
Bau : Khas darah (amis)
Keluhan : Tidak ada
c) Riwayat Obstetri
d) Riwayat Kehamilan Sekarang
HPHT : 10 – 01 – 2018
HPL : 17 – 10 – 2018
ANC pertama umur kehamilan : 12 minggu
Trimester I
Frekuensi : 1 kali
Tempat : Puskesmas
Oleh : Bidan
Keluhan : Mual muntah
Komplikasi : tidak ada
Terapi : tablet Fe dan asam folat
e) Imunisasi TT
TT 1 : Sudah dilakukan
TT 2 : Sudah dilakukan
TT 3 : Sudah dilakukan
TT 4 : Belum dilakukan
TT 5 : Belum dilakukan
4) Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan Umum Pasien
Kesadaran : Composmentis (CM) GCS :15 ( E4 M6V5)
Tanda-tanda vital
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 37,3 C
TB : 155
BB sebelum hamil : 50 kg
BB setelah hamil : 54 kg
b) Head To Toe
1) Kepala
a) Rambut : hitam, tebal, bersih
b) Mata : simetris, konjungtiva ananemis, reflek pupil +
c) Hidung : bersih tidak ada polip
d) Telinga : simetris, tidak ada serumen
e) Mulut : mukosa bibir lembab, sedikit pucat
2) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
3) Payudara
Simetris : Simetris
Hiperpigmentasi : Tidak ada
Massa : Tidak ada
Pembesaran : Ada
Puting susu : Menonjol
Kolostrum : Ada
4) Thoraks
Inspeksi : simetris tidak ada pembengkakan / udema
Palpasi : perkembangan otot dada simetris
Perkusi : sonor
Auskultasi : vesikuler
5) Jantung
Inspeksi : iktus cordis tidak tampak
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Pekak
Auskultasi : terdengar bunyi jantung lup dup
6) Abdomen :
Inspeksi : bentuk permukaan datar, tidak ada lesi
Palpasi :
- Leopold I : TFU 1-2 jari diatas simfisis.
- Leopold II : Teraba ballotemen
- Leopold III :Tidak teraba
- Leopold IV : Tidak teraba
Perkusi : tympani
Auskultasi : tidak ada nyeri tekan pada abdomen
7) Kulit : turgor kulit baik
8) Sistem pernafasan : normal
9) Persyarafan sensori
a) Pendengaran : normal
b) Penglihatan : normal
10) Ekstermitas
g) Atas : kekuatan penuh
h) Bawah : kekuatan penuh
i) Kekuatan Otot : tangan kn (5) tangan kr (5)
Kaki kn (5) kaki kr (5)
Keterangan :
0 : tidak dapat bergerak
1 : ada sedikit gerakan
2 : mampu menahan tegak
3 : mampu menahan tegak tetapi tidak mampu melawan gravitasi
4 : kekuatan kurang dibanding sisi lain
5 : kekuatan penuh
11) Eliminasi
c) Defekasi : normal , Defekasi berlangsung 1x sehari, tidak terdapat darah,
lendir, tidak terlalu keras dan cair, berwarna coklat
d) Miksi : normal, Miksi berlangsung 6 – 8x sehari, urine jernih/ bening,
berwarna kuning, bau urine seperti amonia
12) Genetalia : tidak terpasang DC
c) Pola Fungsional
1) Pola presepsi dan manajemen kesehatan
Pasien mengatakan kesehatan sangat penting. Bila sakit pasien datang ke
pelayanan kesehatan setempat dengan diantar keluarganya. Pasien mengatakan
tidak merokok dan tiddak mengonsumsi akohol
2) Pola nutrisi dan metabolik
Sebelum sakit : Pasien mengatakan 3x sehari makan dengan porsi nasi,
sayur, dan lauk selalu habi. Pasien jarang mengonsumsi
buah. Pasien minum 6 – 7 gelas perhari.
Saat sakit : Pasien makan hidangan rumah sakit. Pasien tidak memiliki
alergi apapun.
3) Pola eliminasi
Sebelum sakit : Pasien mengatakan BAB 1x sehari dan BAK 6-8 x sehari
Saat sakit : Pasien mengatakan BAB 1x sehari dan BAK 6-8 x sehari
4) Pola aktivitas dan latihan
Sebelum sakit Saat sakit
ADL
0 1 2 3 4 0 1 2 3 4
Makan dan minum V V
Mandi V V
Toiletting V V
Berpakaian V V
Berpindah V V
Keterangan :
0 : mandiri / tanpa alat bantu
1 : dengan alat bantu
2 : dengan bantuan orang lain
3 : dengan alat dan bantuan
4 : bantuan total
Kesimpulan :
Pasien saat aktivitas membutuhkan bantuan orang lain.
5) Pola tidur dan istirahat
Sebelum sakit : Pasien tidur teratur 6 – 7 jam perhari. Pasien jarang terbangun
ditengah malam.
Saat sakit : Pasien tidur 4 – 6 jam perhari dan 1 – 2 jam tidur siang hari.
Pasien sering terbangun di tengah malam.
6) Pola presepsi dan kosnep diri
Paseien mengatakan ingin segera sembuh dan beraktivitas tanpa terganggu
penyakitnya.
7) Pola peran dan hubungan
Pasien sudah berkeluarga. Dan orang terdekat dalam hidupnya adalah keliuarga.
8) Pola seksualitas dan reproduksi
Pasien sudah menikah dan saat ini hamil anak pertama
9) Pola koping dan toleransi stress
Pasien mengatakan selalu terbuka pada keluarganya terutama ketika ada masalah.
Keluarga pasien merasa cemas dengan kondisi pasien sekarang
10) Pola nilai dan keyakinan
Sebelum sakit : Pasien beribadah rutin di rumah ataupun di masjid
Saat sakit : Pasien tetap beribadah meskipun dalam keadaan sakit

b. Analisis Data
Data Fokus Problem Etiologi Ttd
DS : Resiko cedera pada ibu Penyakit penyerta Vellin
- Keluarga mengatakan
bahwa saat kejang kedua
tangan pasien lurus dan
lebih kaku, mulut pasien
tampak seperti mengigit
sesuatu, tidak keluar busa
dari mulut, mata menatap
ke atas.
- Keluarga pasien juga
mengatakan bahwa saat
serangan kejang terjadi,
pasien menjadi tidak sadar
DO :
- Kesadaran :
Composmentis (CM) GCS
:15 ( E4 M6V5)
- Tanda-tanda vital Tekanan
Darah : 120/80 mmHg ,
Nadi : 88 x/menit,
Pernapasan : 20 x/menit,
Suhu : 37,3 C
DS : Ansietas Kekhawatiran Vellin
- Pasien dan keluarga mengalami kegagalan
nampak sangat cemas
karena khawatir dengan
kondisi ibu dan bayi pasien.
DO :
- Keluarga nampak gelisah
dan cemas

c. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko cedera pada ibu bd penyakit penyerta
2. Ansietas bd kekhawatiran mengalami kegagalan
d. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Luaran keperawatan Intervensi keperawatan Ttd
Resiko cedera pada Setelah dilakukan tindakan Intervensi Utama: vellin
ibu bd penyakit keperawatan 1x24 jam resiko Pencegahan Cedera
penyerta cedera menurun dengan kriteria (I.14537)
hasil:
Luaran: Tingkat Cedera (L.14136) Observasi

Indicator Awal Tujuan - Identifikasi area


Kejadian 4 2 lingkungan yang
cedera berpotensi
Luka/lecet 4 2 menyebabkan

Ketegangan 4 2 cedera

otot - Identifikasi obat


yang berpotensi
Fraktur 4 2
menyebabkan
Perdarahan 4 2
cedera
Eksresi 4 2
- Identifikasi
wajah
kesesuaian alas
kesakitan
kaki atau stoking
Agitasi 4 2
elastis pada
Iritabilitas 4 2
ekstreminitas
Gangguan 4 2
bawah
mobilitas
Terapeutik
Gangguan 4 2
- Sediakan
kognitif
pencahayaan yang
Keterangan :
memadai
1 : Menurun
- Gunakan lampu
2 : Cukup menurun tidur selama jam

3 : Sedang tidur
- Sosialisasikan
4 : Cukup meningkat
pasien dan
5 : Meningkat keluarga dengan
lingkungan gawat
darurat (mis.
penggunaan
telepon, tempat
tidur, penerangan
ruangan, dan lokasi
kamar mandi)
- Gunakan alas lantai
jika berisiko
mengalami cedera
serius
- Sediakan alas kaki
antiselip
- Sediakan psipot
atau urinal untuk
eliminasi di tempat
tidur, jika perlu
- Pastikan bel
panggilan atau
telepon mudah
dijangkau
- Pastikan barang-
barang pribadi
mudah dijangkau
- Pertahankan posisi
tempat tidur di
posisi terendah saat
digunakan
- Pastikan roda
tempat tidur atau
kursi roda dalam
kondisi terkunci
- Gunakan
pengaman tempat
tidur sesuai dengan
kebijakan fasilitas
pelayanan
kesehatan
- Pertimbangkan
penggunaan alarm
elektronik pribadi
atau alarm sensor
pada tempat tidur
atau kursi
- Diskusikan
mengenai latihan
dan terapi fisik
yang diperlukan
- Diskusikan
mengenai alat
bantu mobilitas
yang sesuai (mis.
tongkat atau alat
bantu jalan)
- Diskusikan
bersama anggota
keluarga yang
dapat
mendampingi
pasien
- Tingkatkan
frekuensi observasi
dan pengawasan
pasien, sesuai
kebutuhan
Edukasi

- Jelaskan alasan
intervensi
penceghan jatuh ke
pasien dan
keluarga
- Anjurkan berganti
posisi secara
perlahan dan duduk
selama beberapa
menit sebelum
berdiri
Pencegahan Perdarahan
(I.02067)

Observasi

- Monitor tanda dan


gejala perdarahan
- Monitor nilai
hematokrit/hemogl
obin sebelurm dan
setelah kehilangan
darah
- Monitor tanda-
tanda vital
ortostatik
- Monitor koagulasi
(mis. prothrombin
time (PT), partial
thrombop!astin
time (PTT),
fibrinogen,
degradasi fibrin
dan/atau platelet)
Terapeutik

- Pertahankan bed
rest selama
perdarahan
- Batasi tindakan
invasif, jika perlu
- Gunakan kasur
pencegah
dekubitus
- Hindari
pengukuran suhu
rektal
Edukasi

- Jelaskan tanda dan


gejala perdarahan
- Anjurkan
menggunakan kaus
kaki saat ambulasi
- Anjurkan
meningkatkan
asupan cairan
untuk menghindari
konstipasi
- Anjurkan
menghindari
aspirin atau
antikoagulan
- Anjurkan
meningkatkan
asupan makanan
dan vitamin K
- Anjurkan segera
melapor jika terjadi
perdarahan
Kolaborasi

- Kolaborasi
pemberian Obat
pengontrol
perdarahan, jika
perlu
- Kolaborasi
pemberian produk
darah, jika perlu
- Kolaborasi
pemberian pelunak
tinja, jika perlu
Ansietas bd Setelah dilakukan tindakan Intervensi Utama Vellin
kekhawatiran keperawatan selama 1x24 jam Reduksi Ansietas
mengalami kegagalan diharapkan tingkat ansietas (I.09314)
pasien dan keluarga berkurang Observasi
dengan kriteria hasil: - Identifikasi saat
Luaran : Tingkat Ansietas tingkat ansietas
(L.09093) berubah (mis. kondisi,
Indikator Awal Tujuan waktu, stresor).
Verbalisasi
2 4 - Identifikasi
kebingungan
Verbalisasi kemampuan

khawatir mengambil

akibat 2 4 keputusan.

kondisi yang - Monitor tanda-tanda

dihadapi ansietas (verbal dan


Perilaku nonverbal).
2 4
gelisah Terapeutik
Perilaku
2 4
tegang - Ciptakan suasana
Keterangan : terapeutik untuk
1 : Meningkat menumbuhkan
2 : Cukup meningkat kepercayaan.
3 : Sedang - Temani pasien untuk
4 : Cukup menurun mengurangi
5 : Menurun kecemasan, jika
memungkinkan.
- Pahami situasi yang
membuat ansietas.
- Dengarkan dengan
penuh perhatian.
- Gunakan pendekatan
yang tenang dan
meyakinkan.
- Tempatkan barang
pribadi yang
memberikan
kenyamanan.
- Motivasi
mengidentifikasi
situasi yang memicu
kecemasan.
- Diskusikan
perencanaan realistis
tentang peristiwa
yang akan datang
Edukasi
- Jelaskan prosedur,
termasuk sensasi yang
mungkin dialami.
- Informasikan secara
faktual mengenal
diagnosis,
pengobatan, dan
prognosis.
- Anjurkan keluarga
untuk tetap bersama
pasien, jika perlu.
- Anjurkan melakukan
kegiatan yang tidak
kompetitif, sesuai
kebutuhan.
- Anjurkan
mengungkapkan
perasaan dan persepsi.
- Latih kegiatan
pengalihan untuk
mengurangi
ketegangan.
- Latih teknik relaksasi.
- Latih penggunaan
mekanisme
pertahanan diri yang
tepat
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
obat antiansietas, jika
perlu.

Terapi relaksasi (l.


09326)
Observasi

- Identifikasi penurunan
tingkat energi,
ketidakmampuan
berkonsentrasi, atau
gejala lain yang
mengganggu
kemampuan kognitif.
- Identifikasi teknik
relaksasi yang pernah
efektif digunakan.
- Identifikasi kesediaan,
kemampuan, dan
penggunaan teknik
sebelumnya.
- Periksa ketegangan
otot, frekuensi nadi,
tekanan darah, dan
suhu sebelum dan
sesudah latihan.
- Monitor respons
terhadap terapi
relaksasi.
Terapeutik

- Ciptakan lingkungan
tenang dan tanpa
gangguan dengan
pencahayaan dan suhu
ruang nyaman, jika
memungkinkan.
- Berikan informasi
tertulis tentang
persiapan dan
prosedur teknik
relaksasi.
- Gunakan pakaian
longgar.
- Gunakan nada suara
lembut dengan irama
lambat dan berirama.
- Gunakan relaksasi
sebagai strategi
penunjang dengan
analgetik atau
tindakan medis lain,
jika sesuai.
Edukasi

- Jelaskan tujuan,
manfaat, batasan, dan
jenis relaksasi yang
tersedia (mis. musik,
meditasi, napas
dalam, relaksasi otot
progresif).
- Jelaskan secara rinci
intervensi relaksasi
yang dipilih.
- Anjurkan mengambil
posisi nyaman.
- Anjurkan rileks dan
merasakan sensasi
relaksasi.
- Anjurkan sering
mengulangi atau
melatih teknik yang
dipilih.
Demonstrasikan dan latih
teknik relaksasi (mis napas
dalam, peregangan, atau
imajinasi terbimbing)

Anda mungkin juga menyukai