DISUSUN OLEH :
2021
ASUHAN KEPERAWATAN IBU DENGAN DIABETES MELLITUS GESTASIONAL
1. CONTOH KASUS
Ny. H 35 tahun, usia kehamilan 30 minggu, di rawat di RS dengan keluhan sejak 3
hari yang lalu menyatakan mudah lelah, tidak nafsu makan, mual muntah > 6 kali,
lemes, merasa haus, sering kencing, tremor. Dari hasil pemeriksaan TB 160 cm, TBJ :
2200 gram, hasil laboratorium GDS : 250 mg/dl, TD : 120/80 mmHg, N : 88 x/menit, RR
: 20 x/menit, S : 380C, denyut jantung abnormal, riwayat keluarga dengan DM. Oleh
dokter Ny. H dinyatakan mengidap Diabetes Mellitus Gestasional.
2. ASUHAN KEPERAWATAN
a. Pengkajian
1) Identitas
a) Identitas Pasien
Nama : Ny. H
Umur : 35 Tahun
No. MR : 3435XXX
Jenis kelamin : Perempuan
Status perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Sukoharjo
Tanggal masuk : 24-05-2018
Tanggal pengkajian : 24-05-2018
Diagnosa Medis : Diabetes Mellitus Gestasional
b) Identitas Penanggungjawab
Nama : Tn. S
Umur : 29 Tahun
Jenis kelamin : Laki – laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Guru
Alamat : Sukoharjo
Hub dengan keluarga : Suami
2) Riwayat Kesehatan
a) Keluhan Utama
Pasien mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya, mengeluh sering
buang air kecil, mudah lelah, lemes, dan mudah haus.
b) Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien datang ke Rumah Sakit bersama dengan suaminya pada 24-05-2018
pukul 09.00 WIB dengan keluhan sejak 3 hari yang lalu menyatakan
mudah lelah, tidak nafsu makan, mual muntah > 6 kali, lemes, merasa haus,
sering kencing. Saat ini pasien sedang hamil 30 minggu.
c) Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan pernah menderita diabetes mellitus gestasional.
d) Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan keluarganya ada yang menderita diabetes mellitus.
e) Riwayat alergi
Pasien mengatakan tidak memiliki alergi obat ataupun makanan.
3) Pengkajian Obstetri
a) Riwayat Perkawinan
Status pernikahan : Menikah
Menikah ke :1
Usia menikah pertama kali : 25 tahun
b) Riwayat Haid
Menarche : 14 tahun
Siklus : 28 hari
Lama : 5-6 hari
Teratur : Teratur
Sifat Darah : Cair (khas menstruasi)
Bau : Khas darah (amis)
Keluhan : Tidak ada
c) Riwayat Obstetri
G4P3A0
d) Riwayat Kehamilan Sekarang
HPHT : 21 – 07 – 2017
ANC : 6 kali dibidan teratur
Trimester I
Frekuensi : 1 kali
Tempat : Puskesmas
Oleh : Bidan
Keluhan : Mual muntah
Komplikasi : tidak ada
Terapi : tablet Fe dan asam folat
e) Imunisasi TT
TT 1 : Sudah dilakukan
TT 2 : Sudah dilakukan
TT 3 : Sudah dilakukan
TT 4 : Belum dilakukan
TT 5 : Belum dilakukan
4) Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan Umum Pasien
Kesadaran : Composmentis (CM) GCS :15 ( E4 M6V5)
Tanda-tanda vital
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 380C
TB : 155
BB sebelum hamil : 50 kg
BB setelah hamil : 54 kg
b) Head to Toe
c) Pola Fungsional
DO:
- TD : 120/80 mmHg
- N : 88 x/menit
- RR : 20 x/menit
- S : 380C
- Tampak lelah
2 DS: Nausea Kehamilan
- Pasien mengatakan mual
muntah > 6 kali.
DO:
- TD : 120/80 mmHg
- N : 88 x/menit
- RR : 20 x/menit
- S : 380C
c. Diagnosa Keperawatan
1) Ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d Gangguan toleransi glukosa darah
(D.0076)
2) Nausea b.d kehamilan (D.0076)
d. Intervensi Keperawatan
DX Luaran Intervensi
Ketidakstabilan Setelah dilakukan tindakan Intervensi utama : Manajemen
kadar glukosa keperawatan selama 2x24 jam hiperglikemia (I.03115)
darah b.d diharapkan tingkat nausea Tindakan
Gangguan dapat menurun dengan kriteria Observasi
toleransi hasil : - Periksa tanda dan gejala
hipervolemia (mis. ortopnea,
glukosa darah Kestabilan kadar glukosa darah
dyspnea, edema, JVP/CVP
(L. 03022) meningkat, refleks
Indikator Awal Tujuan hepatojugular positif, suara
Rasa 2 5 napas tambahan)
3 = sedang Terapeutik
2. ASUHAN KEPERAWATAN
e. Pengkajian
5) Identitas
c) Identitas Pasien
Nama : Ny. A
Umur : 32 Tahun
No. MR : 3435XXX
Jenis kelamin : Perempuan
Status perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Sukoharjo
Tanggal masuk : 07-05-2018
Tanggal pengkajian : 07-05-2018
Diagnosa Medis :
d) Identitas Penanggungjawab
Nama : Tn. S
Umur : 29 Tahun
Jenis kelamin : Laki – laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Guru
Alamat : Sukoharjo
Hub dengan keluarga : Suami
6) Riwayat Kesehatan
a) Keluhan Utama
Pasien mengatakan dada sering berdebar-debar, gemetaran, sulit tidur,
berat badan menurun dan dirasakan kehamilannya tidak bertambah besar.
b) Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien datang ke Puskesmas bersama dengan suaminya pada 07-05-2018
pukul 09.00 WIB dengan keluhan dada sering berdebar-debar, gemetaran,
sulit tidur, berat badan menurun dan dirasakan kehamilannya tidak
bertambah besar. Saat ini pasien sedang hamil 32 minggu.
c) Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan belum pernah menderita penyakit tiroid sebelumnya.
d) Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan keluarganya belum pernah menderita penyakit tiroid
sebelumnya.
e) Riwayat alergi
Pasien mengatakan tidak memiliki alergi obat ataupun makanan.
7) Pengkajian Obstetri
f) Riwayat Perkawinan
Status pernikahan : Menikah
Menikah ke :1
Usia menikah pertama kali : 25 tahun
g) Riwayat Haid
Menarche : 14 tahun
Siklus : 28 hari
Lama : 5-6 hari
Teratur : Teratur
Sifat Darah : Cair (khas menstruasi)
Bau : Khas darah (amis)
Keluhan : Tidak ada
h) Riwayat Obstetri
G2P1A0
i) Riwayat Kehamilan Sekarang
HPHT : 10 – 01 – 2018
HPL : 17 – 10 – 2018
ANC kedua umur kehamilan : 32 minggu
Trimester I
Frekuensi : 1 kali
Tempat : Puskesmas
Oleh : Bidan
Keluhan : Mual muntah
Komplikasi : tidak ada
Terapi : tablet Fe dan asam folat
j) Imunisasi TT
TT 1 : Sudah dilakukan
TT 2 : Sudah dilakukan
TT 3 : Sudah dilakukan
TT 4 : Belum dilakukan
TT 5 : Belum dilakukan
8) Pemeriksaan Fisik
d) Keadaan Umum Pasien
Kesadaran : Composmentis (CM) GCS :15 ( E4 M6V5)
Tanda-tanda vital
Tekanan Darah : 130/90 mmHg
Nadi : 98 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 390C
TB : 155
BB sebelum hamil : 54 kg
BB setelah hamil : 50 kg
e) Head to Toe
f) Pola Fungsional
f. Analisis Data
DO:
- TD : 130/90 mmHg
- N : 98 x/menit
- RR : 24 x/menit
- S : 39 oC
- Pembesaran kelenjar tiroid
- Tampak pucat
DO:
- TD : 130/90 mmHg
- N : 98 x/menit
- RR : 24 x/menit
- S : 39 oC
- Dada berdebar-debar
- Abnormal denyut jantung saat
tidur
- Tampak lelah
- Tampak Pucat
g. Diagnosa Keperawatan
1) Hipertermia b.d hipertiroid (D.0130)
2) Resiko penurunan curah jantung b.d hipertiroid (D.0011)
h. Intervensi Keperawatan
DX Luaran Intervensi
Hipertermia Setelah dilakukan tindakan Intervensi utama :
b.d keperawatan selama 2x24 jam Manajemen hipertermia
hipertiroid diharapkan hipertermi dapat (I.15506)
menurun dengan kriteria hasil : Tindakan
Termoregulasi (L. 14134) Observasi
Anjurkan tirah
baring
Kolaborasi
Kolaborasi
pemberian cairan
dan elektrolit
intervena, jika perlu
Terapeutik
- Posisikan pasien
semi-Fowler atau
Fowler dengan
kaki ke bawah
atau posisi
nyaman .
- Berikan diet
jantung yang
sesuai (misal :
batasi asupan
kafein, natrium,
kolestrol, dan
makanan tinggi
lemak)
- Gunakan stocking
elastis atau
pneumatik
intermiten, sesuai
indikasi.
- Fasilitasi pasien
dan keluarga
untuk modifikasi
gaya hidup sehat
- Berikan terapi
relaksasi untuk
mengurangi
stress, jika perlu
- Berikan dukungan
emosional dan
spiritual
- Berikan oksigen
untuk
mempertahankan
saturasi oksigen
>94%
Edukasi
- Anjurkan
beraktivitas fisik
sesuai tolerasi
- Anjurkan
beraktivitas fisik
secara bertahap
- Anjurkan berhenti
merokok
- Ajarkan pasien
dan keluarga
mengukur berat
badan harian
- Ajarkan pasien
dan keluarga
mengukur intake
dan output cairan
harian
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian
antiaritmia, jika
perlu
- Rujuk ke program
ASUHAN KEPERAWATAN IBU DENGAN MALNUTRISI
1. CONTOH KASUS
2. Pengkajian
Identitas Pasien
Nama : Ny. R
Umur : 25 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Alamat : Sukoharjo
Golongan Darah :O
3. Keluhan Utama
Pasien mengeluh mual muntah 4 sampai 5 kali dalam sehari yaitu pada pagi dan
sore hari terutama setelah makan. Pasien mengatakan mudah lelah ketika beraktivitas,
nafsu makan menurun dan setiap makan sedikit langsung muntah.
4. Riwayat Kesehatan Sekarang
4. Severity : Karena merasakan mual muntah secara berulang Ny.R merasa kelelahan
sehingga tidak semangat untuk beraktivitas.
5. Time : Pasien mengatakan mual muntah dirasakan sebanyak 4-5x/hari pada pagi dan
sore hari.
5. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
1) Penyakit yang pernah dialami :Ibu pernah demam, batuk dan pilek.
4) Lama dirawat : -
1) Orang tua : Orang tua pasien tidak ada yang menderita penyakit serius.
2) Saudara kandung :Saudara pasien tidak ada yang menderita penyakit serius.
4) Anggota keluarga yang meninggal : Belum ada anggota keluarga pasien yang
meninggal dunia.
7. Riwayat Obstetrik
G1P0A0 HPHT : 10-5-2018 TTP : 17-2-2019
Usia Kehamilan : 5 minggu 2 hari.
8. Pemeriksaan Fisik
A. Keadaan umum :
Keadaan umum pasien saat ini terlihat lemas.
Mandi
Makan
BAB
BAK
Ganti Pakaian /
kamar mandi.
a. Analisis Data
DO:
- Suhu tubuh : 36,5 oC
- TD : 100/70 mmHg
- Nadi : 70x/menit
- RR : 22 x/menit
b. Diagnosa Keperawatan
1) Nausea berhubungan dengan kehamilan (D.0076)
2) Risiko defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis (keengganan untuk
makan) (D.0032)
c. Intervensi Keperawatan
DX Luaran Intervensi
Nausea b.d Setelah dilakukan tindakan Intervensi utama :
kehamilan keperawatan selama 2x24 jam Manajemen mual
diharapkan tingkat nausea dapat (I.03117)
menurun dengan kriteria hasil : Tindakan
Tingkat Nausea (L. 08065) Observasi
Indikator Awal Tujuan Identifikasi
Nafsu 2 5
pengalaman mual
makan
Identifikasi isyarat
Keterangan :
nonverbal
1 = menurun
ketidaknyamanan
2 = cukup menurun
(mis. bayi, anak-
3 = sedang
anak, dan mereka
4 = cukup meningkat
yang tidak dapat
5 = meningkat
berkomunikasi
Indikator Awal Tujuan
Keluhan 1 5 secara aktif )
mual Idntifikasi dampak
Perasaan 1 5
mual terhadap
ingin
kualitas hidup (mis.
muntah
nafsu makan,
Keterangan :
aktivitas, kinerja,
1 = meningkat
tanggung jawab
2 = cukup meningkat
peran, dan tidur)
3 = sedang
Identifikasi faktor
4 = cukup menurun
penyebab mual
5 = menurun
(mis. pengobatan
Indikator Awal Tujuan
Pucat 2 5 dan prosedur)
Keterangan :
Identifikasi
1 = memburuk
antiemetik untuk
2 = cukup memburuk
mencegah mual
3 = sedang
4 = cukup membaik (kecuali mual pada
5 = membaik kehamilan)
Monitor mual (mis.
frekuensi, durasi,
dan tingkat
keparahan)
Monitor asupan
nutrisi dan kalori
Terapeutik
Kendalikan faktor
lingkungan
penyebab mual
(mis. bau tak sedap,
suara, dan
rangsangan visual
yang tidak
menyenangkan)
Kurangi atau
hilangkan keadaan
penyebab mual
(mis. kecemasan,
ketakutan,
kelelahan)
Berikan makanan
dalam jumlah kecil
dan menarik
Berikan makanan
dingin, cairan
bening, tidak
berbau dan tidak
berwarna, jika perlu
Edukasi
Anjurkan istirahat
dan tidur yang
cukup
Anjurkan sering
membersihkan
mulut, kecuali jika
merangsang mual
Anjurkan makanan
tinggi karbohidrat
dan rendah lemak
Ajarkan
penggunaan teknik
nonfarmakologis
untuk mengatasi
mual (mis.
biofeedback,
hypnosis, relaksasi,
terapi musik,
akupresur)
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
antiemetik, jika perlu
Managemen muntah
(I.03118)
Tindakan
Observasi
Identifikasi
karakteriskik
muntah (mis.
warna, konsistensi,
adanya darah,
waktu, frekuensi
dan durasi)
Periksa volume
muntah
Identifiksi riwayat
diet (mis. makanan
yang disukai, tidak
disukai, dan
budaya)
Identifikasi faktor
penyebab muntah
(mis. pengobatan
dan prosedur)
Identifikasi
kerusakan
esophagus dan
faring posterior jika
muntah terlalu lama
Monitor efek
manajemen muntah
secara menyeluruh
Monitor
keseimbangan
cairan dan elektrolit
Terapeutik
Kontrol faktor
lingkungan
penyebab muntah
(mis. bau tak sedap,
suara, dan stimulasi
visual yang tidak
menyenangkan)
Kurangi atau
hilangkan keadaan
penyebab muntah
(mis. kecemasan,
ketakutan)
Atur posisi untuk
mencegah aspirasi
Pertahankan
kepatenan jalan
napas
Bersihkan mulut
dan hidung
Berikan dukungan
fisik saat muntah
(mis. membantu
membungkuk atau
menundukan
kepala)
Berikan
kenyamanan selama
muntah (mis.
kompres dingin di
dahi, atau sediakan
pakaian kering dan
bersih)
Berikan cairan yang
tidak mengandung
karbonasi minimal
30 menit setelah
muntah
Edukasi
Anjurkan membawa
kantong plastik
untuk menampung
muntah
Anjurkan
memperbanyak
istirahat
Ajarkan
penggunaan teknik
nonvarmakologis
untuk mengelola
muntah (mis.
biofeedback,
hypnosis, relaksasi
terapi music
akupresur)
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
antiemetik, jika perlu
Risiko Setelah dilakukan tindakan Manajemen gangguan
defisit keperawatan selama 2x24jam makan
nutrisi d.d. diharapakan defisit nutrisi tidak Tindakan
keengganan terjadi, dengan kriteria hasil : Observasi
untuk Status nutrisi ((L.03030) : - Monitor asupan
makan Indikator Awal Tujuan dan keluarnya
Porsi makan 1 5
makanan dan cairan
yang dihabiskan
serta kebutuhan
Sikap thd 2 5
kalori.
makanan/minu
Terapeutik
man sesuai
- Timbang berat
dengan tujuan
badan secara rutin
kesehatan
Keterangan : - Diskusikan
1 = menurun perilaku makan dan
2 = cukup menurun jumlah aktivitas
3 = sedang fisik (termasiuk
4 = cukup meningkat olahraga) yang
5 = meningkat sesuai
- Lakukan kontrak
perilaku (mis.
Target berat badan,
tanggung jawab
perilaku)
- Dampingi kekamar
mandi untuk
pengamatan
perilaku
memuntahkan
kembali makanan
- Berikan penguatan
positif terhadap
keberhasilan target
dan perubahan
perilaku
- Berikan
konsekuensi jika
tidak mencapai
target sesuai
kontrak
- Rencanakan
program
pengobatan untuk
perawatan dirumah
(mis. Medis,
konseling)
Edukasi
- Anjurkan membuat
catatan harian
tentang perasaan
dan situasi pemicu
pengeluaran
makanan (mis.
Pengeluaran yang
disengaja, muntah,
aktivitas
berlebihan)
- Ajarkan pengaturan
diet yang tepat
- Ajarkan
keterampilan
koping untuk
penyelesaian
masalah perilaku
makan.
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan
ahli gizi tentang
target berat badan,
kebutuhan kalori
dan pilihan
makanan.
Manajemen nutrisi
(I.03119)
Tindakan
Observasi
- Identifikasi status
nutrisi
- Identifikasi alergi
dan intoleransi
makanan
- Identifikasi makanan
yang disukai
- Identifikasi
kebutuhan kalori dan
jenis nutrient
- Identifikasi perlunya
penggunaan selang
nasogastrik
- Monitor asupan
makanan
- Monitor berat badan
- Monitor hasil
pemeriksaan
laboratorium
Terapeutik
- Lakukan oral
hygiene sebelum
makan, jika perlu
- Fasilitasi
menentukan
pedoman diet (mis.
piramida makanan)
- Sajikan makanan
secara menarik dan
suhu yang sesuai
- Berikan makanan
tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
- Berikan makanan
tinggi kalori dan
tinggi protein
- Berikan suplemen
makanan, jika perlu
- Hentikan pemberian
makan melalui
selang nasogastrik
jika asupan oral
dapat ditoleransi
Edukasi
- Anjurkan posisi
duduk, jika mampu
- Ajarkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian medikasi
sebelum makan
(mis. Pereda nyeri,
antiemetik), jika
perlu
- Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan jenis
nutrient yang
dibutuhkan, jika
perlu
ASUHAN KEPERAWATAN IBU HAMIL DENGAN TUMOR ADNEKSA (KISTA
OVARIUM)
1. CONTOH KASUS
Ny. A berusia 28 tahun hamil 12 minggu dengan G1P0A0 datang ke Poli RSUD Dr.
Soepomo bersama dengan suaminya dengan keluhan nyeri pada perut bagian bawah sejak 2
bulan yang lalu. Klien juga mengeluh tidak nafsu makan karena perut terasa sebah dan
mengatakan hanya makan sekali sehari sejak 2 minggu terakhir. Klien mengatakan BB
turun 2kg. Hasil pemeriksaan tanda – tanda vital yaitu TD : 120/80 mmHg, N : 88 x/menit,
S : 37 C, RR : 20 x/menit, keadaan klien tampak compos mentis, GCS 456 dan skala nyeri
6.
2. ASUHAN KEPERAWATAN
a. Pengkajian
1) Identitas
a) Identitas Pasien
Nama : Ny. A
Umur : 28 tahun
No. MR : 3435XXX
Jenis kelamin : Perempuan
Status perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Kartasura
Tanggal masuk : 7-05-2018
Tanggal pengkajian : 7-05-2018
Diagnosa Medis : Kista ovarium
b) Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. S
Umur : 30 Tahun
Jenis kelamin : Laki – laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
Alamat : Kartasura
Hub dengan keluarga : Suami
2) Riwayat Kesehatan
a) Keluhan Utama
Klien mengatakan nyeri pada perut dan tidak nafsu makan.
b) Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien datang ke poli RSUD Dr. Soepomo bersama dengan suaminya pada 07-05-
2018 pukul 09.00 WIB dengan keluhan nyeri pada perut sejak 2 bulan yang lalu.
Klien nampak menahan rasa sakit. Klien juga mengeluh tidak nafsu makan karena
perut terasa sebah dan mengatakan hanya makan sekali sehari sejak 2 minggu
terakhir. Saat ini klien hamil 12 minggu.
c) Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien mengatakan sebelumnya tidak pernah sakit seperti ini.
d) Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami penyakit seperti
yang diderita oleh klien sekarang dan tidak ada penyakit keturunan.
e) Riwayat Alergi
Pasien mengatakan tidak memiliki alergi obat ataupun makanan
3) Pengkajian Obstetri
a) Riwayat Perkawinan
Status pernikahan : Menikah
Menikah ke :1
Usia menikah pertama kali : 26 tahun
b) Riwayat Haid
Menarche : 14 tahun
Siklus : 28 hari
Lama : 7-9 hari
Teratur : Tidak teratur
Sifat Darah : Cair (khas menstruasi)
Bau : Khas darah (amis)
Keluhan : dismenorhea
c) Riwayat Obstetri
d) Riwayat Kehamilan Sekarang
HPHT : 10 – 01 – 2018
HPL : 17 – 10 – 2018
ANC pertama umur kehamilan : 12 minggu
Trimester I
Frekuensi : 1 kali
Tempat : Puskesmas
Oleh : Bidan
Keluhan : Mual muntah
Komplikasi : tidak ada
Terapi : tablet Fe dan asam folat
e) Imunisasi TT
TT 1 : Sudah dilakukan
TT 2 : Sudah dilakukan
TT 3 : Sudah dilakukan
TT 4 : Belum dilakukan
TT 5 : Belum dilakukan
4) Pemeriksaan Fisik
a) Pengkajian Nyeri
Provokatif : peningkatan tekanan epitel pada ovarium
Quality : seperti ditusuk-tusuk
Region : Perut bagian bawah
Skala :6
Time : hilang timbul
b) Keadaan Umum Pasien
Kesadaran : Composmentis (CM) GCS :15 ( E4 M6 V5)
Tanda-tanda vital
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 37 C
TB : 155
BB sebelum hamil : 48 kg
BB setelah hamil : 52 kg
c) Head To Toe
1) Kepala
a) Rambut : hitam, tebal, bersih
b) Mata : simetris, konjungtiva ananemis, reflek pupil +
c) Hidung : bersih tidak ada polip
d) Telinga : simetris, tidak ada serumen
e) Mulut : mukosa bibir lembab, sedikit pucat
2) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
3) Payudara
Simetris : Simetris
Hiperpigmentasi : Tidak ada
Massa : Tidak ada
Pembesaran : Ada
Puting susu : Menonjol
Kolostrum : Ada
4) Thoraks
Inspeksi : simetris tidak ada pembengkakan / udema
Palpasi : perkembangan otot dada simetris
Perkusi : sonor
Auskultasi : vesikuler
5) Jantung
Inspeksi : iktus cordis tidak tampak
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Pekak
Auskultasi : terdengar bunyi jantung lup dup
6) Abdomen :
Inspeksi : bentuk permukaan datar, tidak ada lesi
Palpasi :
- Leopold I : TFU 1-2 jari diatas simfisis.
- Leopold II : Teraba ballotemen
- Leopold III :Tidak teraba
- Leopold IV : Tidak teraba
Perkusi : redup diatas massa
Auskultasi : nyeri tekan pada abdomen
7) Kulit : turgor kulit baik
8) Sistem pernafasan : normal
9) Persyarafan sensori
a) Pendengaran : normal
b) Penglihatan : normal
10) Ekstermitas
a) Atas : kekuatan penuh
b) Bawah : kekuatan penuh
c) Kekuatan Otot : tangan kn (5) tangan kr (5)
Kaki kn (5) kaki kr (5)
Keterangan :
0 : tidak dapat bergerak
1 : ada sedikit gerakan
2 : mampu menahan tegak
3 : mampu menahan tegak tetapi tidak mampu melawan gravitasi
4 : kekuatan kurang dibanding sisi lain
5 : kekuatan penuh
11) Eliminasi
a) Defekasi : normal , Defekasi berlangsung 1x sehari, tidak terdapat darah,
lendir, tidak terlalu keras dan cair, berwarna coklat
b) Miksi : normal, Miksi berlangsung 6 – 8x sehari, urine jernih/ bening,
berwarna kuning, bau urine seperti amonia
12) Genetalia : tidak terpasang DC
d) Pemeriksaan Penunjang
USG : Didapatkan gambaran adanya perbesaran uterus dan adanya kista di daerah
ovarium
e) Pola Fungsional
1) Pola presepsi dan manajemen kesehatan
Pasien mengatakan kesehatan sangat penting. Bila sakit pasien datang ke
pelayanan kesehatan setempat dengan diantar keluarganya. Pasien mengatakan
tidak merokok dan tiddak mengonsumsi akohol
2) Pola nutrisi dan metabolik
Sebelum sakit : Pasien mengatakan 3x sehari makan dengan porsi nasi,
sayur, dan lauk selalu habi. Pasien jarang mengonsumsi
buah. Pasien minum 6 – 7 gelas perhari.
Saat sakit : Pasien makan hidangan rumah sakit dan selalu tersisa
(makan 3 suapan sendok saja). Pasien tidak memiliki alergi
apapun.
3) Pola eliminasi
Sebelum sakit : Pasien mengatakan BAB 1x sehari dan BAK 6-8 x sehari
Saat sakit : Pasien mengatakan BAB 1x sehari dan BAK 6-8 x sehari
4) Pola aktivitas dan latihan
Sebelum sakit Saat sakit
ADL
0 1 2 3 4 0 1 2 3 4
Makan dan minum V V
Mandi V V
Toiletting V V
Berpakaian V V
Berpindah V V
Keterangan :
0 : mandiri / tanpa alat bantu
1 : dengan alat bantu
2 : dengan bantuan orang lain
3 : dengan alat dan bantuan
4 : bantuan total
Kesimpulan :
Pasien saat aktivitas makan dan minum membutuhkan bantuan orang lain.
5) Pola tidur dan istirahat
Sebelum sakit : Pasien tidur teratur 6 – 7 jam perhari. Pasien jarang terbangun
ditengah malam.
Saat sakit : Pasien tidur 4 – 6 jam perhari dan 1 – 2 jam tidur siang hari.
Pasien sering terbangun di tengah malam.
6) Pola presepsi dan kosnep diri
Paseien mengatakan ingin segera sembuh dan beraktivitas tanpa terganggu
penyakitnya.
7) Pola peran dan hubungan
Pasien sudah berkeluarga. Dan orang terdekat dalam hidupnya adalah suaminya.
8) Pola seksualitas dan reproduksi
Pasien sudah menikah dan saat ini hamil anak pertama
9) Pola koping dan toleransi stress
Pasien mengatakan selalu terbuka pada keluarganya terutama kepada suaminya
ketika ada masalah
10) Pola nilai dan keyakinan
Sebelum sakit : Pasien beribadah rutin di rumah ataupun di masjid
Saat sakit : Pasien tetap beribadah meskipun dalam keadaan sakit
b. Analisis Data
No Data fokus Problem Etiologi TTd
1 DS : Nyeri akut Agen pencedera vellin
- Klien mengatakan nyeri pada fisiologis
perut sejak 2 bulan yang lalu.
P : peningkatan tekanan
epitel pada ovarium
Q : seperti ditusuk-tusuk
R : Perut bagian bawah
S:6
T : hilang timbul
DO :
- Hasil pemeriksaan tanda –
tanda vital yaitu TD : 120/80
mmHg, N : 88 x/menit, S : 37
C, RR : 20 x/menit, keadaan
klien tampak compos mentis,
GCS 456 dan skala nyeri 6.
- Klien nampak menahan rasa
sakit
2 DS : Defisit nutrisi Faktor fisiologis vellin
- Klien mengatakan tidak (keenganan untuk
nafsu makan karena perut makan)
terasa sebah
- Klien mengatakan hanya
makan sekali sehari sejak 2
minggu terakhir.
- Klien mengatakan BB turun
2 kg selama 2 minggu
terakhir.
DO :
- Hasil pemeriksaan tanda –
tanda vital yaitu TD : 120/80
mmHg, N : 88 x/menit, S : 37
C, RR : 20 x/menit, keadaan
klien tampak compos mentis,
- Pasien nampak lemas
- Porsi makan tidak dihabiskan
c. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedra fisiologis (D.0077)
2. Defisit nutrisi b.d faktor psikologis (kengganan untuk makan) (D.0019)
d. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Luaran keperawatan Intervensi keperawatan Paraf
Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan Intervensi Utama vellin
berhubungan keperawatan selama 3x24 jam Manajemen Nyeri
dengan agen diharapkan tingkat nyeri pasien (I.08238)
pencedra fisiologis menurun dengan kriteria hasil: Observasi
Luaran : Tingkat Nyeri (L.08066) - Identifikasi lokasi,
Indikator Awal Tujuan karakteristik, durasi,
Keluhan
4 2 frekuensi, kualitas,
nyeri
- Identifikasi skala
Meringis 4 2
Sikap nyeri.
4 2
protektif - Identifikasi respons
Gelisah 4 2
nyeri non verbal
Berfokus
intensitas nyeri.
pada diri 4 2
- Identifikasi faktor
sendiri
Kesulitan yang memperberat
4 2
Tidur dan memperingan
Keterangan :
nyeri.
1 : Menurun
- Identifikasi
2 : Cukup menurun
pengetahuan dan
3 : Sedang
keyaninan tentang
4 : Cukup meningkat
nyeri Identifikasi
5 : Meningkat
pengaruh budaya
terhadap respon nyeri.
- Identifikasi pengaruh
nyeri pada kualitas
hidup.
- Monitor keberhasilan
terapi komplementer
yang sudah diberikan.
- Monitor efek samping
penggunaan analgetik.
Terapeutik
- Berikan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri (mis.
TENS, hipnosis,
akupresur, terapi
musik, biofeedback,
terapi pijat,
aromaterapi, teknik
imajinasi terbimbing.
kompres
hangat/dingin, terapi
bermain).
- Kontrol lingkungan
yang memperberat
rasa nyeri (mis. suhu
ruangan,
pencahayaan,
kebisingan)
- Fasilitasi Istirahat dan
tidur.
- Pertimbangkan jenis
dan sumber nyeri
dalam pemilihan
strategi meredakan
nyeri.
Edukasi
- Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri Jelaskan strategi
meredakan nyeri.
- Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri.
- Anjurkan
menggunakan
analgetik secara tepat.
- Ajarkan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri.
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu.
- Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum
makan
Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan
2. ASUHAN KEPERAWATAN
a. Pengkajian
1) Identitas
a) Identitas Pasien
Nama : Ny. A
Umur : 32 tahun
No. MR : 3435XXX
Jenis kelamin : Perempuan
Status perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : sragen
Tanggal masuk : 7- 05- 2018
Tanggal pengkajian : 7-05- 2018
Diagnosa Medis : mioma uteri
b) Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. S
Umur : 30 Tahun
Jenis kelamin : Laki – laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Pengusaha
Alamat : Kartasura
Hub dengan keluarga : Suami
2)Riwayat Kesehatan
a) Keluhan Utama
Klien mengatakan nyeri dan sering mual muntah.
b) Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien datang ke Poli RSUD Dr. Soepomo bersama dengan suaminya dengan
keluhan nyeri pada rongga panggul sejak kurnag lebih 2 minggu yang lalu. Klien
juga mengeluh sering buang air kecil dan terasa sedikit sakit. Klien mengatakan
sering mual muntah pada pagi hari. Hasil pemeriksaan tanda – tanda vital yaitu TD
: 110/80 mmHg, N : 88 x/menit, S : 37 C, RR : 20 x/menit, keadaan klien tampak
compos mentis, GCS 456 dan skala nyeri 5.
c) Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien mengatakan belum pernah mengalami sakit seperti ini.
d) Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan keluarga tidak pernah menderita penyakit menular
(Heptits,HIV/AIDS), menurun (DM, Hipertensi), menahun (TBC, Jantung)
e) Riwayat Alergi
Klien mengatakan tidak memiliki alergi pada makanan ataupun obat.
3) Pengkajian Obstetri
a) Riwayat Perkawinan
Status pernikahan : Menikah
Menikah ke :1
Usia menikah pertama kali : 28 tahun
b) Riwayat Haid
Menarche : 14 tahun
Siklus : 28 hari
Lama : 5-6 hari
Teratur : Teratur
Sifat Darah : Cair (khas menstruasi)
Bau : Khas darah (amis)
Keluhan : disminorhea
c) Riwayat Obstetri
d) Riwayat Kehamilan Sekarang
HPHT : 10 – 01 – 2018
HPL : 17 – 10 – 2018
ANC pertama umur kehamilan : 12 minggu
Trimester I
Frekuensi : 1 kali
Tempat : Puskesmas
Oleh : Bidan
Keluhan : Mual muntah
Komplikasi : tidak ada
Terapi : tablet Fe dan asam folat
e) Imunisasi TT
TT 1 : Sudah dilakukan
TT 2 : Sudah dilakukan
TT 3 : Sudah dilakukan
TT 4 : Belum dilakukan
TT 5 : Belum dilakukan
4) Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan Umum Pasien
Kesadaran : Composmentis (CM) GCS :15 ( E4 M6V5)
Tanda-tanda vital
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 38 C
TB : 155
BB sebelum hamil : 50 kg
BB setelah hamil : 54 kg
b) Head To Toe
1) Kepala
a) Rambut : hitam, tebal, bersih
b) Mata : simetris, konjungtiva ananemis, reflek pupil +
c) Hidung : bersih tidak ada polip
d) Telinga : simetris, tidak ada serumen
e) Mulut : mukosa bibir lembab, sedikit pucat
2) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
3) Payudara
Simetris : Simetris
Hiperpigmentasi : Tidak ada
Massa : Tidak ada
Pembesaran : Ada
Puting susu : Menonjol
Kolostrum : Ada
4) Thoraks
Inspeksi : simetris tidak ada pembengkakan / udema
Palpasi : perkembangan otot dada simetris
Perkusi : sonor
Auskultasi : vesikuler
5) Jantung
Inspeksi : iktus cordis tidak tampak
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Pekak
Auskultasi : terdengar bunyi jantung lup dup
6) Abdomen :
Inspeksi : bentuk permukaan datar, tidak ada lesi
Palpasi : terdapat nyeri tekan di perut bagiann bawah
- Leopold I : TFU 1-2 jari diatas simfisis.
- Leopold II : Teraba ballotemen
- Leopold III :Tidak teraba
- Leopold IV : Tidak teraba
Perkusi : tympani
Auskultasi : bising usus 18x/mnt
P : nyeri saat bergerak dan BAK
Q : seperti ditusuk
R : perut bagian bawah sampai vagina
S:5
T : hilangtimbul
7) Kulit : turgor kulit baik
8) Sistem pernafasan : normal
9) Persyarafan sensori
a) Pendengaran : normal
b) Penglihatan : normal
10) Ekstermitas
d) Atas : kekuatan penuh
e) Bawah : kekuatan penuh
f) Kekuatan Otot : tangan kn (5) tangan kr (5)
Kaki kn (5) kaki kr (5)
Keterangan :
0 : tidak dapat bergerak
1 : ada sedikit gerakan
2 : mampu menahan tegak
3 : mampu menahan tegak tetapi tidak mampu melawan gravitasi
4 : kekuatan kurang dibanding sisi lain
5 : kekuatan penuh
11) Eliminasi
a) Defekasi : normal , Defekasi berlangsung 1x sehari, tidak terdapat darah,
lendir, tidak terlalu keras dan cair, berwarna coklat
b) Miksi : normal, Miksi berlangsung 6 – 8x sehari, urine jernih/ bening,
berwarna kuning, bau urine seperti amonia
12) Genetalia : tidak terpasang DC
c) Pola Fungsional
1) Pola presepsi dan manajemen kesehatan
Pasien mengatakan kesehatan sangat penting. Bila sakit pasien datang ke
pelayanan kesehatan setempat dengan diantar keluarganya. Pasien mengatakan
tidak merokok dan tiddak mengonsumsi akohol
2) Pola nutrisi dan metabolik
Sebelum sakit : Pasien mengatakan 3x sehari makan dengan porsi nasi,
sayur, dan lauk selalu habi. Pasien jarang mengonsumsi
buah. Pasien minum 6 – 7 gelas perhari.
Saat sakit : Pasien makan hidangan rumah sakit dan selalu tersisa
(makan 4 suapan sendok saja). Pasien tidak memiliki alergi
apapun.
3) Pola eliminasi
Sebelum sakit : Pasien mengatakan BAB 1x sehari dan BAK 6-8 x sehari
Saat sakit : Pasien mengatakan BAB 1x sehari dan BAK 6-8 x sehari
4) Pola aktivitas dan latihan
Sebelum sakit Saat sakit
ADL
0 1 2 3 4 0 1 2 3 4
Makan dan minum V V
Mandi V V
Toiletting V V
Berpakaian V V
Berpindah V V
Keterangan :
0 : mandiri / tanpa alat bantu
1 : dengan alat bantu
2 : dengan bantuan orang lain
3 : dengan alat dan bantuan
4 : bantuan total
Kesimpulan :
Pasien saat aktivitas makan dan minum membutuhkan bantuan orang lain.
5) Pola tidur dan istirahat
Sebelum sakit : Pasien tidur teratur 6 – 7 jam perhari. Pasien jarang terbangun
ditengah malam.
Saat sakit : Pasien tidur 4 – 6 jam perhari dan 1 – 2 jam tidur siang hari.
Pasien sering terbangun di tengah malam.
6) Pola presepsi dan kosnep diri
Paseien mengatakan ingin segera sembuh dan beraktivitas tanpa terganggu
penyakitnya.
7) Pola peran dan hubungan
Pasien sudah berkeluarga. Dan orang terdekat dalam hidupnya adalah suaminya.
8) Pola seksualitas dan reproduksi
Pasien sudah menikah dan saat ini hamil anak pertama
9) Pola koping dan toleransi stress
Pasien mengatakan selalu terbuka pada keluarganya terutama kepada suaminya
ketika ada masalah
10) Pola nilai dan keyakinan
Sebelum sakit : Pasien beribadah rutin di rumah ataupun di masjid
Saat sakit : Pasien tetap beribadah meskipun dalam keadaan sakit
b. Analisis Data
Data fokus Problem Etiologi TTD
DS: Nyeri akut Agen pencidera fisiologis vellin
- Klien mengatakan nyeri
pada rongga panggul
sejak kurang lebih 2
minggu yang lalu.
P : nyeri saat bergerak
dan BAK
Q : seperti ditusuk
R : perut bagian bawah
sampai vagina
S:5
T : hilangtimbul
- Klien juga mengeluh
sering buang air kecil
dan terasa sedikit sakit.
DO :
- Hasil pemeriksaan
tanda – tanda vital
yaitu TD : 110/80
mmHg, N : 88 x/menit,
S : 37 C, RR : 20
x/menit, keadaan klien
tampak compos mentis,
GCS 456 dan skala
nyeri 5.
c. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedra fisiologis (D.0077)
2. Nausea b.d kehamilan (D.0076)
d. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Luaran keperawatan Intervensi keperawatan Ttd
Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan Intervensi Utama vellin
berhubungan keperawatan selama 3x24 jam Manajemen Nyeri (I.08238)
dengan agen diharapkan tingkat nyeri pasien Observasi
pencedra menurun dengan kriteria hasil: - Identifikasi lokasi,
fisiologis Luaran : Tingkat Nyeri (L.08066) karakteristik, durasi,
Indikator Awal Tujuan frekuensi, kualitas,
Keluhan
4 2 - Identifikasi skala nyeri.
nyeri
Meringis 4 2 - Identifikasi respons nyeri
Sikap non verbal intensitas nyeri.
4 2
protektif - Identifikasi faktor yang
Gelisah 4 2
Berfokus memperberat dan
Terapeutik
- Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
(mis. TENS, hipnosis,
akupresur, terapi musik,
biofeedback, terapi pijat,
aromaterapi, teknik
imajinasi terbimbing.
kompres hangat/dingin,
terapi bermain).
- Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
(mis. suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
- Fasilitasi Istirahat dan
tidur.
- Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri.
Edukasi
- Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri
Jelaskan strategi
meredakan nyeri.
- Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri.
- Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat.
- Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri.
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu.
2) Riwayat Kesehatan
a) Keluhan Utama
Kejang
b) Riwayat Kesehatan Sekarang
Wanita (Ny.S), 21 tahun, datang ke IGD RSUAM Pasien datang dengan keluhan
kejang 3 jam sebelum masuk rumah sakit. Keluarga mengatakan bahwa saat kejang
kedua tangan pasien lurus dan lebih kaku, mulut pasien tampak seperti mengigit
sesuatu, tidak keluar busa dari mulut, mata menatap ke atas. Keluarga pasien juga
mengatakan bahwa saat serangan kejang terjadi, pasien menjadi tidak sadar. Ketika
kejang pasien tidak mengompol dan berkeringat, atau wajah memucat. Serangan
terjadi selama kurang lebih 2-5 menit. Tidak terdapat kelamahan pada tangan dan
kakinya, tidak mengalami gangguan dalam buang air besar atau kecil. Kejang
dialami pasien 3-4 kali dalam 1 bulan dan kemudian berulang pada bulan
berikutnya. Keluarga mengatakan bahwa serangan kejang pertama kali dialami
pasien pada usia 7 tahun. Pasien dan keluarga nampak sangat cemas karena
khawatir dengan kondisi ibu dan bayi pasien. Saat ini keluarga pasien mengatakan
bahwa pasien sedang hamil 3 bulan dan merupakan kehamilan anak pertama.
c) Riwayat Kesehatan Dahulu
Keluarga pasien mengatakan pasien pernah mengalami sakit yang sama.
d) Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami sakit
yang sama ataupun penyakit menurun
e) Riwayat Alergi
Keluarga pasien mengatakan tidak ada riwayat alergi
3) Pengkajian Obstetri
a) Riwayat Perkawinan
Status pernikahan : Menikah
Menikah ke :1
Usia menikah pertama kali : 20 tahun
b) Riwayat Haid
Menarche : 14 tahun
Siklus : 28 hari
Lama : 5-6 hari
Teratur : Teratur
Sifat Darah : Cair (khas menstruasi)
Bau : Khas darah (amis)
Keluhan : Tidak ada
c) Riwayat Obstetri
d) Riwayat Kehamilan Sekarang
HPHT : 10 – 01 – 2018
HPL : 17 – 10 – 2018
ANC pertama umur kehamilan : 12 minggu
Trimester I
Frekuensi : 1 kali
Tempat : Puskesmas
Oleh : Bidan
Keluhan : Mual muntah
Komplikasi : tidak ada
Terapi : tablet Fe dan asam folat
e) Imunisasi TT
TT 1 : Sudah dilakukan
TT 2 : Sudah dilakukan
TT 3 : Sudah dilakukan
TT 4 : Belum dilakukan
TT 5 : Belum dilakukan
4) Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan Umum Pasien
Kesadaran : Composmentis (CM) GCS :15 ( E4 M6V5)
Tanda-tanda vital
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 37,3 C
TB : 155
BB sebelum hamil : 50 kg
BB setelah hamil : 54 kg
b) Head To Toe
1) Kepala
a) Rambut : hitam, tebal, bersih
b) Mata : simetris, konjungtiva ananemis, reflek pupil +
c) Hidung : bersih tidak ada polip
d) Telinga : simetris, tidak ada serumen
e) Mulut : mukosa bibir lembab, sedikit pucat
2) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
3) Payudara
Simetris : Simetris
Hiperpigmentasi : Tidak ada
Massa : Tidak ada
Pembesaran : Ada
Puting susu : Menonjol
Kolostrum : Ada
4) Thoraks
Inspeksi : simetris tidak ada pembengkakan / udema
Palpasi : perkembangan otot dada simetris
Perkusi : sonor
Auskultasi : vesikuler
5) Jantung
Inspeksi : iktus cordis tidak tampak
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Pekak
Auskultasi : terdengar bunyi jantung lup dup
6) Abdomen :
Inspeksi : bentuk permukaan datar, tidak ada lesi
Palpasi :
- Leopold I : TFU 1-2 jari diatas simfisis.
- Leopold II : Teraba ballotemen
- Leopold III :Tidak teraba
- Leopold IV : Tidak teraba
Perkusi : tympani
Auskultasi : tidak ada nyeri tekan pada abdomen
7) Kulit : turgor kulit baik
8) Sistem pernafasan : normal
9) Persyarafan sensori
a) Pendengaran : normal
b) Penglihatan : normal
10) Ekstermitas
g) Atas : kekuatan penuh
h) Bawah : kekuatan penuh
i) Kekuatan Otot : tangan kn (5) tangan kr (5)
Kaki kn (5) kaki kr (5)
Keterangan :
0 : tidak dapat bergerak
1 : ada sedikit gerakan
2 : mampu menahan tegak
3 : mampu menahan tegak tetapi tidak mampu melawan gravitasi
4 : kekuatan kurang dibanding sisi lain
5 : kekuatan penuh
11) Eliminasi
c) Defekasi : normal , Defekasi berlangsung 1x sehari, tidak terdapat darah,
lendir, tidak terlalu keras dan cair, berwarna coklat
d) Miksi : normal, Miksi berlangsung 6 – 8x sehari, urine jernih/ bening,
berwarna kuning, bau urine seperti amonia
12) Genetalia : tidak terpasang DC
c) Pola Fungsional
1) Pola presepsi dan manajemen kesehatan
Pasien mengatakan kesehatan sangat penting. Bila sakit pasien datang ke
pelayanan kesehatan setempat dengan diantar keluarganya. Pasien mengatakan
tidak merokok dan tiddak mengonsumsi akohol
2) Pola nutrisi dan metabolik
Sebelum sakit : Pasien mengatakan 3x sehari makan dengan porsi nasi,
sayur, dan lauk selalu habi. Pasien jarang mengonsumsi
buah. Pasien minum 6 – 7 gelas perhari.
Saat sakit : Pasien makan hidangan rumah sakit. Pasien tidak memiliki
alergi apapun.
3) Pola eliminasi
Sebelum sakit : Pasien mengatakan BAB 1x sehari dan BAK 6-8 x sehari
Saat sakit : Pasien mengatakan BAB 1x sehari dan BAK 6-8 x sehari
4) Pola aktivitas dan latihan
Sebelum sakit Saat sakit
ADL
0 1 2 3 4 0 1 2 3 4
Makan dan minum V V
Mandi V V
Toiletting V V
Berpakaian V V
Berpindah V V
Keterangan :
0 : mandiri / tanpa alat bantu
1 : dengan alat bantu
2 : dengan bantuan orang lain
3 : dengan alat dan bantuan
4 : bantuan total
Kesimpulan :
Pasien saat aktivitas membutuhkan bantuan orang lain.
5) Pola tidur dan istirahat
Sebelum sakit : Pasien tidur teratur 6 – 7 jam perhari. Pasien jarang terbangun
ditengah malam.
Saat sakit : Pasien tidur 4 – 6 jam perhari dan 1 – 2 jam tidur siang hari.
Pasien sering terbangun di tengah malam.
6) Pola presepsi dan kosnep diri
Paseien mengatakan ingin segera sembuh dan beraktivitas tanpa terganggu
penyakitnya.
7) Pola peran dan hubungan
Pasien sudah berkeluarga. Dan orang terdekat dalam hidupnya adalah keliuarga.
8) Pola seksualitas dan reproduksi
Pasien sudah menikah dan saat ini hamil anak pertama
9) Pola koping dan toleransi stress
Pasien mengatakan selalu terbuka pada keluarganya terutama ketika ada masalah.
Keluarga pasien merasa cemas dengan kondisi pasien sekarang
10) Pola nilai dan keyakinan
Sebelum sakit : Pasien beribadah rutin di rumah ataupun di masjid
Saat sakit : Pasien tetap beribadah meskipun dalam keadaan sakit
b. Analisis Data
Data Fokus Problem Etiologi Ttd
DS : Resiko cedera pada ibu Penyakit penyerta Vellin
- Keluarga mengatakan
bahwa saat kejang kedua
tangan pasien lurus dan
lebih kaku, mulut pasien
tampak seperti mengigit
sesuatu, tidak keluar busa
dari mulut, mata menatap
ke atas.
- Keluarga pasien juga
mengatakan bahwa saat
serangan kejang terjadi,
pasien menjadi tidak sadar
DO :
- Kesadaran :
Composmentis (CM) GCS
:15 ( E4 M6V5)
- Tanda-tanda vital Tekanan
Darah : 120/80 mmHg ,
Nadi : 88 x/menit,
Pernapasan : 20 x/menit,
Suhu : 37,3 C
DS : Ansietas Kekhawatiran Vellin
- Pasien dan keluarga mengalami kegagalan
nampak sangat cemas
karena khawatir dengan
kondisi ibu dan bayi pasien.
DO :
- Keluarga nampak gelisah
dan cemas
c. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko cedera pada ibu bd penyakit penyerta
2. Ansietas bd kekhawatiran mengalami kegagalan
d. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Luaran keperawatan Intervensi keperawatan Ttd
Resiko cedera pada Setelah dilakukan tindakan Intervensi Utama: vellin
ibu bd penyakit keperawatan 1x24 jam resiko Pencegahan Cedera
penyerta cedera menurun dengan kriteria (I.14537)
hasil:
Luaran: Tingkat Cedera (L.14136) Observasi
Ketegangan 4 2 cedera
3 : Sedang tidur
- Sosialisasikan
4 : Cukup meningkat
pasien dan
5 : Meningkat keluarga dengan
lingkungan gawat
darurat (mis.
penggunaan
telepon, tempat
tidur, penerangan
ruangan, dan lokasi
kamar mandi)
- Gunakan alas lantai
jika berisiko
mengalami cedera
serius
- Sediakan alas kaki
antiselip
- Sediakan psipot
atau urinal untuk
eliminasi di tempat
tidur, jika perlu
- Pastikan bel
panggilan atau
telepon mudah
dijangkau
- Pastikan barang-
barang pribadi
mudah dijangkau
- Pertahankan posisi
tempat tidur di
posisi terendah saat
digunakan
- Pastikan roda
tempat tidur atau
kursi roda dalam
kondisi terkunci
- Gunakan
pengaman tempat
tidur sesuai dengan
kebijakan fasilitas
pelayanan
kesehatan
- Pertimbangkan
penggunaan alarm
elektronik pribadi
atau alarm sensor
pada tempat tidur
atau kursi
- Diskusikan
mengenai latihan
dan terapi fisik
yang diperlukan
- Diskusikan
mengenai alat
bantu mobilitas
yang sesuai (mis.
tongkat atau alat
bantu jalan)
- Diskusikan
bersama anggota
keluarga yang
dapat
mendampingi
pasien
- Tingkatkan
frekuensi observasi
dan pengawasan
pasien, sesuai
kebutuhan
Edukasi
- Jelaskan alasan
intervensi
penceghan jatuh ke
pasien dan
keluarga
- Anjurkan berganti
posisi secara
perlahan dan duduk
selama beberapa
menit sebelum
berdiri
Pencegahan Perdarahan
(I.02067)
Observasi
- Pertahankan bed
rest selama
perdarahan
- Batasi tindakan
invasif, jika perlu
- Gunakan kasur
pencegah
dekubitus
- Hindari
pengukuran suhu
rektal
Edukasi
- Kolaborasi
pemberian Obat
pengontrol
perdarahan, jika
perlu
- Kolaborasi
pemberian produk
darah, jika perlu
- Kolaborasi
pemberian pelunak
tinja, jika perlu
Ansietas bd Setelah dilakukan tindakan Intervensi Utama Vellin
kekhawatiran keperawatan selama 1x24 jam Reduksi Ansietas
mengalami kegagalan diharapkan tingkat ansietas (I.09314)
pasien dan keluarga berkurang Observasi
dengan kriteria hasil: - Identifikasi saat
Luaran : Tingkat Ansietas tingkat ansietas
(L.09093) berubah (mis. kondisi,
Indikator Awal Tujuan waktu, stresor).
Verbalisasi
2 4 - Identifikasi
kebingungan
Verbalisasi kemampuan
khawatir mengambil
akibat 2 4 keputusan.
- Identifikasi penurunan
tingkat energi,
ketidakmampuan
berkonsentrasi, atau
gejala lain yang
mengganggu
kemampuan kognitif.
- Identifikasi teknik
relaksasi yang pernah
efektif digunakan.
- Identifikasi kesediaan,
kemampuan, dan
penggunaan teknik
sebelumnya.
- Periksa ketegangan
otot, frekuensi nadi,
tekanan darah, dan
suhu sebelum dan
sesudah latihan.
- Monitor respons
terhadap terapi
relaksasi.
Terapeutik
- Ciptakan lingkungan
tenang dan tanpa
gangguan dengan
pencahayaan dan suhu
ruang nyaman, jika
memungkinkan.
- Berikan informasi
tertulis tentang
persiapan dan
prosedur teknik
relaksasi.
- Gunakan pakaian
longgar.
- Gunakan nada suara
lembut dengan irama
lambat dan berirama.
- Gunakan relaksasi
sebagai strategi
penunjang dengan
analgetik atau
tindakan medis lain,
jika sesuai.
Edukasi
- Jelaskan tujuan,
manfaat, batasan, dan
jenis relaksasi yang
tersedia (mis. musik,
meditasi, napas
dalam, relaksasi otot
progresif).
- Jelaskan secara rinci
intervensi relaksasi
yang dipilih.
- Anjurkan mengambil
posisi nyaman.
- Anjurkan rileks dan
merasakan sensasi
relaksasi.
- Anjurkan sering
mengulangi atau
melatih teknik yang
dipilih.
Demonstrasikan dan latih
teknik relaksasi (mis napas
dalam, peregangan, atau
imajinasi terbimbing)