Anda di halaman 1dari 63

Perpindahan Kalor Radiasi

PK Radiasi

Radiasi antar
Radiasi Gas
Permukaan
PK Radiasi

➢ Perpindahan kalor yang berlangsung secara pancaran (radiasi).


➢ Bentuk radiasi kalor ini merupakan pancaran gelombang elektromagnetik dari suatu benda
karena temperaturnya.
➢ Berbeda dari mekanisme perpindahan panas Konduksi dan Konveksi, Perpindahan kalor
radiasi tidak memerlukan kehadiran media material untuk terjadi.
➢ Transfer energi oleh radiasi terjadi pada kecepatan cahaya dan tidak mengalami
pelemahan dalam ruang hampa.
➢ Radiasi dapat terjadi antara dua benda yang dipisahkan oleh media yang lebih dingin
daripada keduanya.
➢ Menurut teori Maxwell, transfer energi terjadi melalui elektromagnetikgelombang radiasi.
➢ Gelombang elektromagnetik mengangkut energi seperti gelombang lain dan melaju
dengan kecepatan cahaya.
PK Radiasi

 Laju perambatan kalor radiasi sama  Energi radiasi kalor menurut Plank
dengan laju perambatan cahaya, (Teori Kuantum)
yaitu c = 3.1010 cm/det.
E = h.
c = . Dimana :
Dimana :
E = energi radiasi, Joule (J)
c = laju perambatan cahaya
h = Konstanta Plank
= 3.1010 cm/det
= 6,625.10-34 J.det
v = frekuensi gelombang, 1/det
v = frekuensi, 1/det
λ = panjang gelombang, cm
Kecepatan cahaya dalam suatu
Media

 Kecepatan cahaya dalam suatu media terkait dengan kecepatan


cahaya dalam ruang hampa, yang dikorelasikan:
C = Co/n
Dimana, C = Kec cahaya dalam media
Co= Kec cahaya dalam ruang hampa, 3.1010 cm/det
n = 1, untuk udara dan n = 1,5 untuk air
Teori Einstein

 Einstein mendalilkan teori lain untuk radiasi elektromagnetik.


 Berdasarkan teori ini, radiasi elektromagnetik merupakan propagasi dari
kumpulan diskrit paket energi yang disebut foton.

 Dalam hal ini, setiap foton dengan frekuensi,  dianggap memiliki energy
sebesar:
𝑐
𝐸 = ℎ = ℎ

dengan h = tetapan/konstanta plank = 6,625 x 10-34 J.s
 = panjang gelombang
 Perhatikan bahwa dalam teori Einstein h dan c adalah konstanta,
sehingga energi foton adalah berbanding terbalik dengan panjang
gelombangnya.
 Karena itu, radiasi panjang gelombang lebih pendek memiliki energi foton
yang lebih kuat (sinar-X dan sinar gamma sangat destruktif).
 Emisi radiasi termal adalah akibat langsung dari gerakan getaran dan
rotasimolekul, atom, dan elektron suatu zat.
 Suhu adalah ukuran Aktivitas ini.
 Dengan demikian, laju emisi radiasi termal meningkat seiring peningkatan
suhu.
 Apa yang kita sebut cahaya adalah bagian yang terlihat dari spektrum
elektromagnetik yang terletak dalam pita radiasi termal.
PK Radiasi

 Teori Photon:  Sifat PK Radiasi:


Photon adalah partikel yang mempunyai Bila suatu energi radiasi mengenai
massa, energi dan momentum. permukaan benda, maka sebagian
energi tersebut akan:

 Energi Photon E = mc 2 •


dipantulkan (refleksi)
diserap (absorpsi)
E = mc = h
2
• diteruskan (transmisi)
h
m=
c2
 dimana: m = massa photon
ℎ𝑣 ℎ.𝑣
Momentum = c𝐶 2 = 𝐶
qr
= refleksivi tas = p
qT
qa
= absorptivitas = 
qT
qt
qT = qR + qa + qt
= transmisiv itas = 
qT

Sehingga:

p +  + =1
Benda Hitam

➢ Suatu benda disebut benda hitam (black body) jika benda itu dapat
mengabsorpsi seluruh kalor radiasi (energi radiasi) yang mengenainya.
➢ Pada benda hitam: qr = 0
qa = qt
• Terjadi kesetimbangan termal antara sumber radiasi dengan benda qt = 0 
hitam. atau
• Tidak terdapat akumulasi energi. p = 0
 = 1
• Benda hitam = radiator ideal dan absorptivitas  = 1.  =0
➢ Daya emisi (emissive power) benda hitam adalah energi yang
diradiasikan benda hitam tiap satuan waktu, tiap satuan luas
permukaan, diberi simbol WB (W = daya, B = black body).
Benda Hitam

Emisi benda hitam (hasil integrasi seluruh Panjang-gelombang)


, menurut hukum Stefan Boltzman :

WB = T 4

Dimana: WB = Daya emisi benda hitam


σ = Konstanta Stefan Boltzman
T = Temperatur absolut
Teori Plank

Menyatakan hubungan antara energi radiasi benda hitam dengan panjang gelombang
2 −5 −5
2hc  c1
Wb = hc / kT = c / T
Dengan: e −1 e 2 −1
λ = Panjang gelombang, μm T = Temperatur absolut, K
c1 = 3,743.108 Wμm4/m2 c2 = 1,4387.104 μm.K
h = konstanta Plank k = konstanta Boltzman
c= kecepatan cahaya
Persamaan di atas digambarkan dalam grafik pada Gambar 8-5 Holman.
2 −5 −5
Teori Plank 2hc  c1
Wb = hc / kT = c / T
e −1 e 2 −1

Titik maksimum dalam kurva


radias, dihubungkan oleh
hukum pergeseran Wien
(Wien’s displacement Law)
λ𝑚𝑎𝑘𝑠 . 𝑇 = 2897.6 𝜇𝑚. 𝐾
Teori Plank

2 −5 −5
2hc  c1
Wb = hc / kT = c / T
e −1 e 2 −1
𝑊𝑏λ 𝑐1
= 𝑐2
𝑇5 𝜆𝑇 5 (𝑒 ൗλ𝑇 − 1)

WB = T 4
Benda Abu-abu (Benda Suram)

➢ Benda disebut suram bila tidak dapat meneruskan radiasi termal (transmisivitas,  = 0)
sehingga  +  = 1, kebanyakan benda padat mempunyai sifat ini.

➢ Ada 2 fenomena refleksi yang dapat diamati bila radiasi menimpa suatu permukaan:
• Jika sudut pantul = sudut jatuh → refleksi spekular.
• Jika pemantulan ke semua arah → refleksi difusi (menyebar).

➢ Benda Nyata: Benda tidak hitam, mempunyai daya emisi yang lebih kecil daripada
benda hitam.
Hukum Kirchoff

Perbandingan daya emisi suatu benda biasa dengan daya emisi benda hitam pada
temperatur yang sama = absorptivitas benda tersebut () = Emisivitas (ε) benda tersebut.

W 
𝑊
=
𝑞. 𝐴. 𝛼
=𝛼 = 
𝑊𝐵 𝑞. 𝐴 WB 
 = 
W 
=
WB 

W1 W2 W3
Misalkan ada 3 buah benda: = 1 ; = 2 : = 3
WB WB WB
Dengan: W1 W2 W3
= = = WB
W1, W2, W3 = daya emisi benda 1, 2, 3 1 2 3
1, 2, 3 = absorptivitas benda 1, 2, 3
W1 W2 W3
WB = daya emisi benda hitam = 1 ; = 2 : = 3
WB WB WB
W1 W2 W3
= = = WB
1 2 3
➢ Harga emisivitas ε suatu benda dipengaruhi oleh:
• Temperatur
• Keadaan permukaan benda
• Warna dan struktur benda
➢ Keadaan permukaan, warna, dan struktur benda berpengaruh juga terhadap
absorptifitas.
➢ Benda abu-abu (grey body) ialah benda yang harga emisivitasnya tidak dipengaruhi
panjang gelombang (λ) dan suhu, sehingga:
 = 
Rumus Umum PK Radiasi

PK Radiasi antara benda abu-abu A1 pada suhu T1 dan benda abu-


abu A2 pada suhu T2

q12 = A1 f1−2 (T1 − T2 ) = A2 f 2−1 (T1 − T2 )


4 4 4 4

dengan f1-2, f2-1 = faktor bentuk benda hitam


Faktor Bentuk Radiasi (Radiation Shape Factor)
Faktor Pandangan (View Factor)

➢ Faktor fm-n adalah fraksi energi yang meninggalkan permukaan m


yang mencapai permukaan n.

➢ f1-2= Fraksi energi yang meninggalkan permukaan 1 yang


mencapai permukaan 2.

➢ f2-1= Fraksi energi yang meninggalkan permukaan 2 yang


mencapai permukaan 1.
Faktor Bentuk benda abu-abu,
dihitung dengan rumus:

1
 Bila A1 = A2 f1−2 =
1 1 1
+ + −1
1  2 f1−2

 Bila A1 ≠ A2 1
f1−2 =
 1  A1  1  1
 − 1 +  − 1 +
  1  A2   2  f1−2
 atau secara umum:
1 11  1 1  1
=  − 1 +  − 1 +
A1 f1−2 A1  1  A2   2  f1−2
Hubungan antar Faktor Bentuk

➢ Hubungan resiprositas atau berbalasan:

Am f mn = An f nm

➢ Hubungan antara berbagai faktor bentuk → Holman p.360-366,


atau memanfaatkan grafik yang ada di buku teks.
Diskusi Soal

Terdapat 2 buah bidang abu-abu yang keadaannya sbb:


Bidang I : T1 = 1540oF, ε1 = 0,8
Bidang II : T2 = 540oF, ε2 = 0,5

Hitunglah jumlah kalor yang dipindahkan antara bidang I dan bidang II (q, BTU/J. ft2) jika:
a) Kedua bidang sangat luas, tetapi letaknya sangat berdekatan satu dengan yang
lain.
b) Kedua bidang masing-masing berukuran 1 ft x 20 ft dan berjarak 5 ft satu sama lain.
c) Bidang I berukuran 3 ft x 9 ft, bidang II berukuran 6 ft x 9 ft, yang letaknya saling tegak
lurus satu sama lain, berimpit satu sama lain pada sisi 9 ft.
Penyelesaian

a) Kedua bidang sangat luas dan saling berdekatan, maka dapat


dianggap f12 = 1 dan luasnya sama.
1 1 1
f12 = = = = 0,445
1 1 1 1 2,25
+ −1 + −1
1 2 0,8 0,5

 T1  4  T2  4 
q1 2 = 0,1713. f12 A1   −  
 100   100  

q1 2  2000  4  1000 4 


= 0,1713(0,445)   −   = 11435 BTU / J . ft
2
A  100   100  
b) Dua buah bidang empat persegi panjang yang sempit tetapi
panjang → gunakan Fig 8-12 Holman

Ratio = 1 ft/ 5 ft = 0,2 didapat f1-2 = 0,1 maka :


1 1
f12 = =
1  1   1   1  1
 − 1 +  − 1 + f12  − 1 +  − 1 +
 1    2   0,8   0,5  0,1
1 1
f12 = = = 0,0889
0,25 + 1,10 11,25
 T1  4  T2  4 
q1 2 = 0,1713. f12 . A1   −  
 100   100  
0,1713 →  *
q1 2 = 0,1713(0,0889)(1x 20)[20 4 − 10 4 ]
q1 2 = 45,686 BTU / J
c.

z 3
(Z ) = = = 0,393
x 9
y 6
(Y ) = = = 0,666
x 9

Gunakan Fig 8-14 didapat f 1-2 = 0,31 ( f bentuk benda hitam)


A1 = 3 x 9 = 27 ft2
A2 = 6 x 9 = 54 ft2
1 1
f12 = =
1  1  1  1   1  1
 − 1 +  − 1 +  − 1 +  − 1 +
  1    2  f12  0,8   0,5  0,31
1
f12 = = 0,15078
6,6323
 T1  4  T2  4 
q1 2 = 0,1713. f12 . A1   −  
 100   100  
0,1713 →  *
q1 2 = 0,1713(0,15078)(27)[20 4 − 10 4 ]
q1 2 = 104,606 BTU / J
RADIASI GAS
PK Radiasi antara Gas dan Permukaan Benda

➢ Tidak dapat diabaikan, khususnya jika jumlah gas cukup signifikan.

➢ Misal: pada gas produksi atau gas hasil pembakaran yang


mengandung gas CO2 dan gas H2O pada suhu tinggi. Kedua gas
ini memancarkan panas ke sekeliling maupun di tempat ia berada.

➢ Gas-gas lain yang mempunyai daya radiasi antara lain: SO2, NH3,
CO, CH4, HCl, dll.
PK Radiasi antara benda pada suhu T dengan udara
pada suhu Ta

q =  (T − Ta )
4 4
PK Radiasi antara Gas dan Benda Hitam

q
A

=   GTG −  GI T1
4 4

Berbeda dengan benda padat, emisivitas gas setiap kali harus
dihitung karena besarnya dipengaruhi oleh:
➢ Suhu gas
➢ Bentuk (ukuran) benda yang ditempati gas
➢ Tekanan parsial gas dan tekanan total campuran gas
➢ Jenis gas dan campurannya
➢ Dalam menentukan harga εG dan αG suatu gas, faktor-faktor yang
mempengaruhi keduanya adalah spesifik atau tertentu untuk
masing-masing.

➢ Sedangkan absorptivitas gas, αG didapat dari hubungannya


dengan emisivitas εG.

G = f ( G TG T1 )
Emisivitas CO2 (ε)

Emisivitas CO2 (ε)


➢ Untuk memperoleh ε perlu diperhatikan harga-harga yang mempengaruhinya yaitu PG,
L dan TG.

➢ X = dimensi karakteristik benda tempat gas itu berada. Dimensi X ditentukan oleh
bentuk benda. (Daftar 8-2 Holman)

➢ Dari masing-masing dimensi X ini terdapat faktor yang digunakan untuk mencari nilai L
➢ L = mean beam length (panjang berkas/sinar rata-rata)
➢ L = X . faktor
Radiasi Gas CO2 dan Benda Hitam

Emisivitas CO2 (ε)

Daftar 8-2 Holman


Emisivitas CO2 (ε)

PC .L = ......atm. ft 
 →  C Gb 8 − 34 Holman
TG = TC = ...... R 

PT = Tekanan Total =1 atm


Emisivitas CO2 (ε)

Bila PT ≠ 1 atm maka εC yang diperoleh harus dikoreksi dengan


dikalikan CC yang dapat dibaca dari Gb. 8-36 Holman.

PC .L = ......atm. ft 
 → CC Gb 8 − 36 Holman
PT = ......atm 
εC sebenarnya (terkoreksi) = CC. εC
Absorptivitas CO2 (C)

 T1 
➢ Hitung (PC.L) PC .L
T 
 ft.atm
 G 
( PC .L)' = ft.atm 
T1, TG dalam oR

TG Gb.8 − 34 diperoleh  C '
PT = 1 atm T1 PT = 1 atm  

0 , 65
➢ C dihitung dari:  TG 
 C =  C '  
 T1 
Bila PT ≠ 1 atm, maka C harus dikoreksi dengan faktor koreksi untuk εC
(Gb 8-36) → ε terkoreksi = CC’. εC’

0, 65
 TG 
 C = CC '  C '  
 T1 
Radiasi Uap Air (H2O) dengan Benda Hitam

Emisivitas Uap Air (εW) pada TG


Tentukan:
• L = dimensi karakteristik . faktor
• PW = Tekanan parsial uap air, atm
• TG = Suhu uap air, oR

PW .L = ....atm. ft 

TG =  R   W Gb 8 − 35 Holman
PT = 1 atm 

Bila PW ≠ 0 dan atau PT ≠ 1 atm, εW dikoreksi dengan faktor koreksi
yang diperoleh dari Gb 8-37 Holman.
yaitu pada: PW L = ... 

PW + PT Gb 8 − 37 → CW
= ...
2 

εW sebenarnya (terkoreksi) = CW.εW


Absorptivitas Uap Air (W) pada T1

 T1 
➢ Hitung (PW.L) PW '.L  ft.atm
T1, TG dalam oR  TG 
PT = 1 atm ( PW .L)' = ft.atm 

TG ' Gb 8 − 35 diperoleh  W '
PT = 1 atm 
➢ W dihitung dari: 
0, 45
 TG 
W =  W '
T 

 1 
Bila PT ≠ 1 atm, PW ≠ 0, CW’ diperoleh
dari Gb 8-37 dengan menggunakan
(PWL)’ dan T1.

Maka W sebenarnya :
0, 45
 TG 
CW '  W '  
 T1 
Bila gas CO2 tercampur dengan gas H2O, maka:

➢ Harga Δε diperoleh dari Gb 8-38 Holman pada TG

➢ Harga Δα diperoleh dari Gb 8-38 Holman pada T1

 G =  C + W − 
 G =  C +  W − 
Untuk menghindari perhitungan absorptivitas gas, dapat dipakai cara menghitung εG
pada suhu rata-rata.
TG '+T1 '
Trata −rata = = Tavg
2
Dimana perpindahan kalor radiasi antara gas dengan benda hitam adalah:

q 


 4+a+b−c 4
=   G rata −rata   G

T − T 
4 
1 
A  4 

• Nilai-nilai a, b dari CO2 dan H2O dapat dilihat pada Fig 4-18 Mc.Adams.
• T1, TG dalam oR, dan PT = 1 atm.
c untuk CO2 = 0,65
c untuk H2O = 0,45
Untuk campuran gas H2O dan CO2 :

a = f c ac + f w a w
b = f c bc + f wbw
c = f c cc + f w cw = 0,65 f c + 0,45 f w
C W
dengan fc = dan fW =
 C + W  C + W
q
dapat pula dihitung dari rumus :
A
q
A
 
= (4 + a + b − c ) Grata − rata  (Trata −rata ) 3 (TG '−T1 )

q = hr gas A(TG '−T1 ' )

➢ hr gas = koef pp radiasi


➢ hr gas = (4 +a + b - c). εG rata-rata σ (Trata-rata)3
Radiasi Gas dengan Benda Abu-Abu yang mempunyai
ε1 >> 0,8

q

=   G TG ' 4 − G1T1 ' 4 
 1 + 1 
 
A Abu −abu  2 

q 
=   G rata −rata  (
 4 + a + b − c  4
)
4  1 + 1 
 TG ' − G1T1 '  
A Abu −abu   4   2 
Bila gas yang beradiasi mengalir dalam pipa, maka akan terjadi
perubahan suhu baik suhu gas maupun suhu permukaan pipa.

➢ Suhu gas turun dari TG1 menjadi TG2.

➢ Suhu permukaan turun dari TS1 menjadi TS2.

➢ Sehingga untuk ini harus dicari TG’ dan T1’ agar dapat
menggantikan TG dan T1 pada rumus-rumus terdahulu.
Caranya:
Diskusi Soal

Hitunglah perpindahan panas radiasi yang terjadi antara gas hasil pembakaran
dengan dinding dapur (furnace), jika diketahui:
• Gas hasil pembakaran terdiri atas 10% CO2, 20% H2O, dan sisanya inert (% mol).
• Tekanan total = 1 atm
• Suhu gas 2040 oF, suhu dinding dalam dapur 540 oF
• Dinding dapur merupakan benda abu-abu dengan ε = 0,9
• Dapur berbentuk kubus dengan sisi 5 ft
• Asumsikan pembacaan faktor untuk dimensi karakteristik untuk radiasi ke seluruh
permukaan kubus = 0,6.
Penyelesaian

Mencari εG →  G =  C +  W − 
➢ Dimensi karakteristik kubus adalah rusuk kubus = 5 ft ; Faktor dimensi karakteristik = 0,6 ; maka L
= (0,6)(5 ft) = 3 ft

➢ Tekanan parsial CO2 = PC = 0,1(1 atm) = 0,1 atm


PC.L = 0,1 atm(3 ft) = 0,3 ft.atm ; TG = 2040 + 460 = 2500oR = TC
dari Gb 8-34 Holman didapat εG = εC = 0,092 → CO2

➢ Tekanan parsial H2O = PW = 0,2 (1 atm) = 0,2 atm


PW.L = 0,2 atm(3 ft) = 0,6 ft.atm ; TG = TW = 2500oR
dari Gb 8-35 didapat εW = 0,133
➢ Oleh karena PT = 1 atm, maka nilai εC (CO2) ini tidak perlu dikoreksi lagi. Tapi untuk εW harus
dikoreksi sebab PW ≠ 0. Mencari εW → Gb 8-37 Holman
PW + PT 0,2 + 1 
= = 0,6 atm 
2 2 Gb 8 − 37 diperoleh  W = 1,13
PW L = 0,6 ft.atm 
maka εW yang betul = (1,13)(0,133) = 0,15

PW 0,2 
= = 0,667
➢ Mencari Δε → Gb 8-38 PC + PW 0,1 + 0,2

PC L + PW L = 0,3 + 0,6 = 0,9  Fig 4 − 17 didapat  = 0,033
TC = 2500 R 

 G =  C +  W −  
 G = 0,15 + 0,092 − 0,033 = 0,209
➢ Mencari G :  G =  C + W − 

T  
T1 = 540 F = 1000 R  T1 1000 TG ( PC L)' = PC L 1  = 0,3(0,4) = 0,12
 = = 0, 4 → = 2,5  TG  Gb 8 − 34 didapat  C ' = 0,074
TG = 2500 R  TG 2500 T1 
T1 = 1000 R 

0, 65
T 
➢ CC’ = 1 (karena PT = 1 atm)  c = CC '  C '  G 
 T1 
 C = 1(0,074)(2,5) 0,65 = 0,1342
T  
( PW L)' = PW L 1  = 0,6(0,4) = 0,24
 TG  Gb 8 − 35 didapat  W ' = 0,15

T1 = 1000 R 
➢ Koreksi CW’ → Gb 8-37 PW + PT 
= 0,6
2 CW ' = 1,1
( PW L)' = 0,24 

maka αW yang betul = T 


0, 45
W = CW '  W '  G 
 T1 
W = 1,16(0,15)(2,5) 0, 45 = 0,263
➢ Δ = ?
PW 
= 0,667 
PC + PW Gb 8 − 38 pd T = 540 F tidak ada
PC L + PW L = 0,9 
nilai yang ada pada T1 = 260 oF Δ = 0,012 ; dan T2 = 1000 oF Δ = 0,017
dilakukan interpolasi → asumsi linear

540 − 260
Δ pada 540 oF = Δ260 oF + (0,017 − 0,012)
1000 − 260

Δ = 0.014

 G =  C + W −  = 0,1342 + 0,263 − 0,014 = 0,3832


 PK Radiasi gas dengan benda abu-abu yang ε > 0,8 (ε1=0,9)

q
A abu −abu
=
 2 

 1 + 1 
  GTG −  G1T1
4
 4

q
= 0,1714.10 −8  
 140,9 
 0,099(2500) − 0,3832(1000)
4 4

A abu −abu  2 
q   2500 
4
 1000  
4
= 0,1714(0,95) 0,209  − 0,3832  
A abu −abu   100   100  
q
= 12670 BTU / J . ft 2
A abu −abu
qtotal = 150 ft 2 x12670 BTU / J . ft 2
 Aabu-abu = A dinding-dinding dalam dapur = 6(5ft)(5ft)=150 ft2
q = 1900500 BTU / J

Anda mungkin juga menyukai