Disusun oleh :
KELOMPOK 7
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tujuan
dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari mata kuliah
Termodinamika di Departemen Teknik Kimia, Universitas Indonesia. Ucapan
terima kasih kami sampaikan terutama kepada Ibu Wulan dan Pak Kamarza
sebagai dosen kelas Termodinamika yang telah banyak memberi bimbingan dan
arahan serta membantu dalam proses pembelajaran.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR DAN TABEL
iii
BAB I
PENDAHULUAN
DASAR TEORI
I. Hubungan P-V-T
Dalam mempelajari ilmu termodinamika erat kaitannya dengan tiga
faktor utama yang mempengaruhi sifat kimia fisika suatu materi yaitu
tekanan (P), volume (V) dan suhu (T). Ketiga faktor tersebut berperan
penting untuk menentukan wujud atau fasa suatu materi. Secara umum, kita
mengetahui terdapat tiga jenis fasa materi, yaitu padat, cair, gas. Namun,
dalam kajian termodinamika fasa materi tidak hanya itu, masih ada beberapa
jenis fasa lainnya bergantung pada kondisi. Pada kondisi tertentu, dapat
dimungkinkan muncul lebih dari satu jenis fasa yang berbeda sekaligus.
Hubungan kondisi tersebut dapat dipelajari lebih mudah melalui suatu
penggambaran diagram yang mencakup tekanan (P), volume (V) dan suhu
(T). Ketiga faktor tersebut berpadu membentuk sebuah diagram tiga
dimensi (3D) yang sering disebut diagram P-V-T yang ditunjukkan pada
gambar 1. Diagram tersebut dibentuk dengan meletakkan masing-masing
faktor (P-V-T) pada sumbu koordinat kartesius (x,y,z). Hasil visualisasi
tersebut diperoleh dari serangkaian percobaan atau eksperimen para ahli.
Dari hasil percobaan tersebut diperoleh suatu hubungan-hubungan
kuantitatif yang kemudian dapat ditafsirkan secara kualitatif.
1
Gambar 1. diagram p-v-T
2
memudahkan pembacaan diagram tersebut maka diagram tersebut
dikonversi menjadi diagram dua dimensi (2D) melalui proyeksi pada
bidang. Proyeksinya tersebut menghasilkan diagram P-T, diagram P-V dan
diagram T- V. Simulasi proses konversi tersebut dijelaskan oleh gambar 2.
3
terjadinya titik kitis disebut temperatur kritis (Tc) yang menunjukkan batas
maksimum agar kesetimbangan fasa cairan dan uap terbentuk. Sementara
tekanan pada suhu kritis disebut tekanan kritis (Pc). Sedangkan volume
spesifik pada kondisi tersebut disebut volume spesifik kritis.
4
BAB II
ISI
1. Soal Pertama
Uus mengamati wadah berisi air yang sedang mengalami proses
pendinginan. Pada waktu tertentu, terlihat sebagian air membeku sehingga
wadah mengandung air dalam keadaan cair dan es batu. Ia berpikir dan mencoba
menghubungkan keadaan dalam wadah dengan materi termodinamika tentang
sifat PVT (pressure-volum-temperature). Ia teringat bahwa instruktur kelas
pernah menjelaskan bahwa mahasiswa diminta untuk memperbaiki kemampuan
belajar mandiri atau bahasa asingnya self-directed learning skill. Uus mencoba
melihat diagram dibawah ini. (a.) Menurut anda bagaimana sistem yang sedang
diamati Uus dapat dipandang sebagai zat murni selama proses?
Selanjutnya, Uus melihat suatu sistem yang terdiri dari air cair dalam
kesetimbangan dengan campuran gas udara dan uap air. (b.) Bantulah Uus
melihat jumlah fase yang hadir? (c.) Bagaimana Uus dapat memandang sistem
tersebut terdiri dari zat murni? (d.) Ulangi untuk system yang terdiri dari es dan
cair air dalam kesetimbangan dengan campuran gas dari udara dan air menguap.
Jawab :
Zat murni adalah zat yang mempunyai kimia yang sama pada semua tingkat
keadaan, tetapi dapat mempunyai beberapa fase yang berbeda. Zat murni bisa
terdiri dari satu elemen kimia (𝑁2 ) maupun campuran (udara). Campuran dari
beberapa fase zat murni adalah zat murni, contohnya campuran air dan uap air.
Tetapi campuran dari udara cair dan gas bukan zat murni karena susunan
kimianya berubah atau berbeda.
5
Gambar 4. Contoh Zat Murni dan Bukan Zat Murni
(a.) Sistem yang diamati Uus dapat dikatakan sebagai zat murni, perbedaan
fasa subcooled air (liquid-solid) yang terjadi pada sistem dapat
dijelaskan oleh skema perubahan fasa air pada saat proses pendinginan
seperti berikut :
Pada kasus yang diamati Uus diatas sama saja seperti pada saat state
3, dimana terjadi kesetimbangan antara fasa liquid dan fasa solid.
(b.) Pada sistem berikutnya yang diamati Uus adalah air cair dalam
kesetimbangan dengan campuran gas udara dan uap air, mempunyai dua
fase (P = 2) dan 3 komponen (C = 3). P = 2, didapat dari fasa gas dan
cairan, sedangkan C = 3 didapat dari campuran udara (O2 dan N2 )
dengan air murni pada sistem.
(c.) Campuran pada sistem yang diamati Uus yang berupa air cair dalam
kesetimbangan dengan campuran gas udara dan uap air merupakan zat
murni. Hal tersebut dikarenakan sistem tersebut tersusun dari komponen
zat murni yaitu berupa air dan udara.
(d.) Sistem berikutnya adalah es dan cair air dalam kesetimbangan dengan
campuran gas dari udara dan air menguap. Sistem ini mempunyai 3 fase
(P = 3) dan 3 komponen (C = 3). Campuran pada sistem ini juga
merupakan zat murni dikarenakan penyusunnya juga merupakan zat
murni.
6
(e.) Berdasarkan informasi yang didapat, maka diagram lintasannya adalah:
11 Gambar 6.
30 PSIA 2
553 oF
(b) 252oF
7
Pada lintasan 1-2, air dikurangi tekanannya pada suhu tetap hingga tepat
mulai terbentuk uap pada tekanan 30 psia. Lintasan yang terbentuk pada
diagram PV mendekati garis vertical karena pada kondisi liquid, fluida
dianggap incompressible. Pada tekanan ini air jenuh berada pada suhu 252oF
dan volume 12.7 ft3/lbm. Air pada kondisi ini memiliki nilai enthalpy
sebesar 216.82 Btu/lbm. Pada lintasan 2-3, air dipanaskan pada tekanan
tetap hingga nilai enthalpynya enak kali nilai sebelumnya yaitu sebesar
1311.72 Btu/lbm yang berada dalam kondisi suhu 553 oF dan volume 20
Btu/lbm.
4b 3 4
2
1
4b 3 4
2
1
8
Pada kondisi awal, sistem berada dalam keadaan setimbang pada
keadaan 3 fasa. Kondisi ini hanya mungkin terjadi pada keadaan triple point.
Selanjutnya suhu dinaikkan sampai seluruh es mencair dan membentuk
kesetimbangan antara cair dan uap dengan kualitas 50%. Kondisi ini
digambarkan pada diagram PV dengan garis melengkung keatas mengikuti
garis kualitas dan kekanan mengikuti Vaporization Curve pada diagram PT
(lintasan 1-2). Penambahan suhu sampai tekanan 10 bar memiliki efek yang
sama dengan langkah sebelumnya (lintasan 2-3). Pada step terakhir, suhu
diubah menjadi 130oF dalam tekanan tetap sampai volumenya menjadi 3.2
kali volume sebelumnya. Namun perubahan kondisi ini tidak mungkin
karena air pada tekanan 10 bar dan suhu 130oF berada dalam kondisi cair
sehingga tidak mungkin volume spesifiknya lebih besar dibandingkan
dengan kondisi awal yang memiliki fasa gas. Oleh karena itu, penulis
memutuskan untuk meninjau dua buah kondisi yaitu kondisi pada suhu
130oF dan ketika volume spesifiknya 3.2 kali keadaan awal secara terpisah.
Pada kasus volume spesifiknya meningkat sejauh 3.2 kali lipat, terlebih
dahulu harus diketahui volume spesifik air pada keadaan triple point yaitu
sebesar 3304.6 ft3/lbm sehingga kondisi akhir memiliki volume spesifik
10574.72 ft3/lbm yang berada dalam fasa gas (lintasan 3-4a). Sedangkan
jika suhunya diturunkan sampai suhu 130oF, maka sistem berada dalam
kondisi liquid (lintasan 3-4b).
9
Fenomena 1. Mencairnya es di kutub
Seorang ice-skaters dapat meluncur dengan mulus diatas es. Hal ini
dapat terjadi akibat dari hasil pemanfaatan hukum termodinamika. saat
meluncur, seorang skaters memberikan tekanan yang sangat besar pada luas
yang kecil yang menyebabkan mencairnya sebagian es pada area yang
dilewati skaters. Hal ini terjadi karena bentuk sepatu ice-skaters yang di
desain untuk memberikan tekanan besar pada luasan yang kecil sehingga
titik lebur es dapat menurun tanpa harus mengubah temperatur. Karena
temperatur es tidak berubah, maka saat tekanan pada es kembali normal, es
10
kembali mencair sehingga tidak ada bekas goresan yang terlihat pada
lapangan ice-skating.
Sumber : http://image.slidesharecdn.com
Saat musim dingin, kolam dangkal (Shallow) tidak terisi dengan es,
dimana hanya permukaannya saja yang tertutup es tetapi bagian bawahnya
tetap cair. Hal ini diakibatkan oleh anomali air dimana air akan memuai
pada suhu dibawah 0 derajat celsius tetapi akan menyusut pada suhu 0 – 4
derajat celsius. Pada musim dingin dimana suhu udara dapat mencapai suhu
dibawah 0 derajat celsius, air akan memuai sehingga terbentuk es yang
memiliki densitas lebih kecil dibandingkan air. Hal ini menyebabkan es
akan mengapung dan memberikan insulasi terhadap air yang belum
membeku dibawahnya sehingga tidak membeku.
11
rendah. Fenomena ini terjadi akibat dari tekanan yang lebih kecil pada
elevasi tinggi dibandingkan dengan elevasi rendah yang menyebabkan titik
didih air menurun sehingga pada suhu dibawah 100 derajat celsius pun air
sudah menguap. Akibatnya suhu memasak tidak optimal yang
menyebabkan telur harus dimasak lebih lama
Gambar 9, 10: Grafik titik didih air terhadap ketinggian dan waktu
memasak telur terhadap
2. Soal Kedua
Semua lulusan teknik kimia seharusnya mampu membaca tabel kukus /
steam table baik saturated steam table maupun superheated steam table. Oleh
karena itu kelompok anda harus mempelajari pembacaan tabel kukus dan
aplikasinya dalam kasus sederhana. Lalu tuliskan hasil pembelajaran tersebut
untuk disampaikan didalam kelas. Termasuk memberikan komentar mengenai
diagram lintasan yang terjadi dalam proses tersebut dan interpolasi yang
dilakukan. Selanjutnya jelaskan fase dalam suatu sistem yang mengandung H2O
pada kondisi berikut : 320 OC dan 5,6 MPa; 200 OC dan 10 MPa; 280,99 OF dan
50 psia.
Jawab:
Definisi Tabel Kukus
Terdapat dua jenis tabel kukus / steam table : saturated steam table
dan superheated steam table, serta terdapat satu table yang juga digunakan
dalam mengamati properti air yaitu compressed liquid table. Ketiga tabel ini
digunakan untuk mengetahui properti air dalam keadaan tertentu. Properti air
yang disajikan dapat berupa, suhu (T), tekanan (p), volume spesifik (v), energi
dalam (u), entalpi (h), dan entropi (s).
12
Saat suatu air cair dipanaskan dan titik didih tercapai, suhu air
berhenti naik dan tetap sama sampai semua air menguap. Air berubah dari
keadaan (fasa) cair ke keadaan uap, menerima energi dalam bentuk "panas laten
penguapan". Selama ada air (fasa) cair tersisa, maka suhu uap sama dengan air
cair ini. Uap ini kemudian disebut uap jenuh / saturated steam. Ketika semua
air menguap, setiap penambahan panas berikutnya akan meningkatkan suhu uap
ini. Uap dipanaskan melampaui tingkat uap jenuh disebut superheated steam.
Sementara compressed liquid water terjadi saat suatu air cair memiliki tekanan
yang lebih besar dari tekanan jenuhnya pada suhu tertentu.
Superheated steam table menyajikan property gas air (uap air) pada
kondisi pemanasan berlebih. Pada Superheated steam table untuk melihat
propertinya; suhu dan tekanan, keduanya bersifat independent. Dengan kata
lain, dalam table disajikan beragam suhu dan tekanan tertentu. Hal ini pasalnya
sama dengan Compressed liquid table.
a.
13
b.
c.
Gambar 11 .contoh tabel kukus air : (a.) saturated steam, (b.) superheated steam,
dan (c.) compressed liquid.
Pasalnya data yang kita miliki T = 420 OC tidak tepat sama dengan
data pada tabel kukus superheated, maka perlu dilakukan interpolasi linear
untuk mendapatkan data yang akurat.
14
𝑣2 − 𝑣1 𝑣𝑋 − 𝑣1
p = 40 bar 𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒 = =
𝑇2 − 𝑇1 𝑇𝑋 − 𝑣1
T (OC) v (m3/kg)
400 0.07341
(0,07872 − 0,07341) 𝑚3 /𝑘𝑔
=
420 ? (440 − 400) 𝑜𝐶
(𝑣 − 0,07341) 𝑚3 /𝑘𝑔
=
440 0.07872 (420 − 400) 𝑜𝐶
𝑣 = 0,076115 𝑚3 /𝑘𝑔
Menentukan fase
Dalam menentukan suatu fase suatu zat maka propertinya
dibandingkan dengan properties zat tersebut pada keadaan jenuh. Untuk
membaca nilai properti gunakan tabel sesuai fasenya (lihat steam table).
Berikut ini ada table yang menunjukan hubungan properti suatu zat dengan
fasenya.
15
T = 320 OC
T = 320 OC
4 0,06199
5,6 ?
6 0,03876
T = 200 OC
16
P = 10 Mpa
180 1,1199
200 ?
220 1,1805
T = 138,9 OC
1078,6 0,5243
17
Dengan mengetahui volume spesifiknya kita dapat memplotkan
daerah fase subcooled yang sesuai untuk kondisi ini pada diagram P-V dan
Gambar 12. Diagram P-V Air untuk soal 2: a.) superheated, b.) saturated liquid-
vapor, c.) compressed liquid
3. Soal Ketiga
Uap air dengan fase superheated pada 180 psia dan 500 oF didinginkan pada
volume konstan sampai suhunya menjadi 250 oF. Jelaskan kualitas dan entalpi
campuran pada keadaan akhir serta tunjukkanlah lintasan proses pada diagram
P-V dan P-T.
T1 = 500 oF
T2 = 250 oF
Jawab :
18
Dari tabel kukus atau steam table didapatkan data Volume spesifikc untuk
keadaan superheated dan Volume Spesific liquid dan vapor untuk keadaan
saturated.
P T H Volume spesifik
Vg = 13,816 ft3/lb
𝒎 𝒖𝒂𝒑 𝒎 𝒄𝒂𝒊𝒓
𝒙= 𝒙=
𝒎 𝒖𝒂𝒑 + 𝒎 𝒄𝒂𝒊𝒓 𝒎 𝒖𝒂𝒑 + 𝒎 𝒄𝒂𝒊𝒓
𝑚𝑢𝑎𝑝
𝑣 = 𝑣𝑓 + ( ) (𝑣𝑔− 𝑣𝑓 ) 𝑣 = 𝑣𝑓 + 𝑥(𝑣𝑔 − 𝑣𝑓 )
𝑚
𝑣 = (1 − 𝑥)𝑣𝑓 + 𝑥. 𝑣𝑔
𝑣 = (1 − 𝑥)𝑣𝑓 + 𝑥. 𝑣𝑔
3,026099 = 13,798999 𝑥
𝑥 = 0,219
𝐻2 = (1 − 𝑥)𝐻𝑓 + 𝑥. 𝐻𝑔
𝐵𝑡𝑢
𝐻2 = 426,6036
𝑙𝑏𝑚
∆𝐻 = 𝐻2 − 𝐻1
19
𝐵𝑡𝑢 𝐵𝑡𝑢
∆𝐻 = 426,60 − 1271,2
𝑙𝑏𝑚 𝑙𝑏𝑚
𝐵𝑡𝑢
∆𝐻 = −844,6
𝑙𝑏𝑚
DIAGRAM LINTASAN
P(psia)
P(psia)
180
90
4. Soal Keempat
Sebuah tangki pejal mengandung 1,4 kg air dalam keadaan cair jenuh
pada 200 C. Pada keadaan ini, 25 persen volume berada dalam keadaan cair dan
sisanya uap. Selanjutnya kalor disuplai ke air sampai tanki hanya mengandung
uap jenuh. Tentukannya volume tangki dan perubahan energy dalam dari air
T1 = 200 oC
Jawab :
20
T P Vf Vg Hf Hg
ℎ = (1 − 𝑥)ℎ𝑓 + 𝑥. ℎ𝑔
ℎ = (1 − 0,75)852,39 + 0,75 . 2792,1
ℎ = 852,39 − 639,2925 + 2094,075
ℎ = 2307,1725 kJ/kg
Jika dilihat dari steam table (Table 4. Properties of saturated water and
steam)
𝑇−210 −0,0086
= −0,009611
5
T = 210 + 5.0,9
T = 214,5 oC
Dengan menggunakan interpolasi Tekanan
𝑃−1,9074 0,0957−0,1043
= 0,094689−0,1043
2,1055−1,9074
𝑃−1,9074 −0,0086
= −0,009611
0,1981
21
P = 1,9074 + 0,1981.0,9
P = 2,08569 MPa
𝐻2−2797,4 −0,0086
= −0,009611
2
H2 = 2797,4 + 2.0,9
H2 = 2799,2 Kj/kg
Maka
Maka
muap = Volume uap/vV
muap = 0,00486/0,12722
muap = 0,0382 kg
22
- Menghitung Perubahan Energi dalam
ΔU = ΔH – Δpv
ΔU = (H2-H1) – (p2.v2-p1.v1)
ΔU = 492 – 50,82
ΔU = 441,18 kJ/kg
5. Soal Kelima
a. Jika Bu Audi meminta Narji, Andika dan Gading untuk mempelajari
diagram fasa selain air. Temukanlah alasan mengapa dry ice (CO2 padat)
digunakan untuk menjaga es krim tetap dingin dan beku.
Jawab:
23
parameter dan apakah ω telah memenuhi kriteria tersebut. Jika perlu
hubungkan dengan suatu senyawa dapat mengikuti prinsip keadaaan
bersamaan 2 parameter dan prinsip keadaan bersamaan 3 parameter berikut
fungsi dan alasannya menggunakan kurva ln (Pr) vs Tr pula? Di samping
itu, bagaimana konsekuensi suhu gas murni lebih tinggi dari suhu kritisnya.
Jawab:
Pada dasarnya prinsip keadaan 2 parameter merupakan suatu
persamaan yang diperkenalkan oleh J.D van der Waals pada tahun 1873
untuk memodifikasi persamaan gas ideal yang notabenenya merupakan
suatu idealisasi dari keadaan yang sebenarnya. Persamaan ini memuat dua
parameter yaitu a dan b seperti pada persamaan dibawah :
𝑅𝑇 𝑎
𝑃= − 2
𝑉−𝑏 𝑉
Konstanta a dan b nilainya positif, saat nilai-nilai konstanta ini
sama dengan nol, maka persamaan akan kembali berubah menjadi
persamaan gas ideal. Konstanta a dan b nilainya berbeda untuk masing-
masing fluida, persamaan ini dapat digunakan untuk mengkalkulsasi nilai P
sebagai fungsi dari V untuk berbagai nilai T. Basis untuk teorema prinsip
keadaan 2 parameter berbunyi :
𝑑 log 𝑃𝑟𝑠𝑎𝑡
=𝑆
1
𝑑(𝑇 )
𝑟
24
karakteristik tersendiri terkait nilai S-nya yang pada dasarnya menjadi
prinsip mengapa diusulkan adanya parameter ketiga.
c. Gas karbon dioksida memasuki pipa pada 3 MPa dan 500 K dengan laju 2
kg/s CO2, didinginkan pada tekanan konstan saat mengalir dalam pipa dan
suhu CO2 turun menjadi 450 K. Jelaskanlah laju alir volume dan densitas
karbon dioksida pada masukan dan laju alir volume pada keluaran pipa
dengan menggunakan persamaan gas ideal dan bandingkanlah hasilnya jika
perhitungan dilakukan dengan generalized correlation untuk Z debagai
faktor kompresibilitas yang diusulkan oleh Pitzer dan Lee Kesler sehingga
Anda dapat melihat error yang terlibat dalam setiap kasus.
Jawab:
Diketahui : Kondisi Masukan: P : 3 MPa T : 500 K
Laju alir massa: 2 kg/s CO2
Kondisi Keluaran: T : 450 K
Jawab:
25
1) Menghitung laju alir volume dan densitas masuk menggunakan
persamaan gas ideal.
𝑉
𝑃𝑉 = 𝑛𝑅𝑇 -> 𝑃 𝑛 = 𝑅𝑇
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
𝑃 = 𝑅𝑇 … … … … 𝑥 1/𝑠
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎/𝑀𝑟
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒/𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢
𝑃 = 𝑅𝑇
(𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎/𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢)/𝑀𝑟
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑅𝑇 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 1
= 𝑥 𝑥
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑃 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑀𝑟
𝑚3 𝑃𝑎
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 8,314 𝑚𝑜𝑙. 𝐾 𝑥 500 𝐾 𝑔 1 𝑚𝑜𝑙
= 𝑥 2000 𝑥
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 3000 𝐾 𝑠 44 𝑔
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
= 62,98 𝑚3 /𝑠
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
𝜌= … … … … 𝑥 1/𝑠
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
𝑉1 𝑉2
= … … … … 𝑥 1/𝑠
𝑇1 𝑇2
𝑉1/𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑉2/𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢
=
𝑇1 𝑇2
𝑚3
62,98
𝑠 = 𝑉2/𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢
500 𝐾 450 𝐾
𝑉2
= 56,68 𝑚3 /𝑠
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢
26
3) Menghitung laju alir volume masukan dan densitas menggunakan
generalized compressibility factor correlation.
Dari Appendix B halaman 655 buku Chemical Engineering
Thermodynamics
Sixth Edition, diketahui nilai Tc dan Pc karbon dioksida.
Tc = 304,2 K Pc = 73,83 bar = 7383 Pa
Maka dapat dihitung nilai Tr dan Pr
𝑇 500 𝐾
𝑇𝑟 = = = 1,64 ≈ 1,60
𝑇𝑐 304,2 𝐾
𝑃 3000 𝑃𝑎
Pr = = = 0,4
𝑃𝑐 7383 𝑃𝑎
𝑚3 𝑃𝑎
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 0,978 . 8,314 𝑥 500 𝐾 𝑔 1
= 𝑚𝑜𝑙. 𝐾 𝑥 2000 𝑥 𝑚𝑜𝑙/𝑔
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 3000 𝑃𝑎 𝑠 44
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
= 61,59 𝑚3 /𝑠
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢
61,59 𝑚3 /𝑠 𝑉2/𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢
=
500 𝐾 450 𝐾
𝑉2
= 55,43 𝑚3 /𝑠
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢
27
5) Menghitung error dari setiap kasus
a. Kasus 1 – Laju alir volume masukan
|62,98 − 61,59|
% 𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = 𝑥 100% = 2,26%
61,59
b. Kasus 2 – Densitas masukan
|31,75 − 32,47|
% 𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = 𝑥 100% = 2,22%
32,47
c. Kasus 3 – Laju alir volume keluaran
|56,68 − 55,43|
% 𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = 𝑥 100% = 2,26%
55,43
28
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Tiga faktor utama yang mempengaruhi sifat kimia fisika dan menentukan
wujud atau fasa suatu materi yaitu tekanan (P), volume (V) dan suhu (T).
Masing-masing faktor (P-V-T) berpadu membentuk diagram 2D dan 3D
hubungan-hubungan kuantitatif yang kemudian dapat ditafsirkan secara
kualitatif.
Fasa suatu materi terdiri dari 3: padat, cair, dan gas. Sementara fase suatu
materi dapat terdiri dari 5 fase: subcooled atau compressed liquid, saturated
liquid, liquid-vapor mixture, saturated vapor, dan superheated vapor.
Pada diagram P,V,T suatu materi triple point, adalah titik dimana ketiga fasa
(padat, cair, gas) mengalami kesetimbangan termodinamika (thermodynamic
equilibrium). Titik di mana garis jenuh cairan dan uap bertemu di sebut titik
kritis (critical point). Titik kritis tersebut juga adalah titik di mana gas di atas
tekanan dan temperatur kritis tidak dapat dicairkan hanya dengan mengecilkan
volumenya.
Nilai-nilai properties air dalam keadaan saturated, superheated, dan
compressed, dapat diketahui melalui tabel kukus (steam table).
Interpolasi linear dilakukan untuk mengetahui suatu nilai yang berada didalam
sebuah interval. Interpolasi linear dipakai untuk mencari nilai properties dalam
tabel kukus.
Dalam mengetahui fase suatu materi maka perlu diabndingkan propertiesnya
dengan properties saat jenuh. Contohnya:
Give Compresse Saturated Liquid - vapor Saturated Superheated
n d liquid liquid mixture vapor vapor
Selama proses penguapan, zat akan berada dalam dua fasa yakni fasa cair dan
fasa uap, Kualitas (x) mengambarkan proporsi dari fasa uap dan fasa cair nya.
Rumus kualitas (x)
𝒎 𝒖𝒂𝒑 𝒎 𝒄𝒂𝒊𝒓
𝒙= 𝒙=
𝒎 𝒖𝒂𝒑 + 𝒎 𝒄𝒂𝒊𝒓 𝒎 𝒖𝒂𝒑 + 𝒎 𝒄𝒂𝒊𝒓
Basis teorema keadaan 2 parameter adalah: seluruh fluida, apabila
dibandingkan pada temperatur tereduksi (Tr) dan tekanan tereduksi (Pr)
yang sama, kira-kira akan memiliki faktor kompresibilitas yang nilainya
29
sama dan semuanya akan berdeviasi terhadap sifat gas ideal dengan
derajat yang hampir sama.
Basis untuk teorema prinsip keadaan 3 parameter berbunyi : seluruh fluida
dengan nilai ω yang sama, saat dibangingkan pada nilai Tr dan Pr yang sama,
akan menghasilkan nilai Z yang hampir sama, yang kesemuanya berdeviasi
dari sifat gas idealdengan derajat yang hampit sama.
30
DAFTAR PUSTAKA
ASME Steam Tables Compact Edition, Properties of Saturated and Superheated
Steam in U.S.Customary and SI Units from the International Standard for
Indsutrial Use.
Smith, J.M., Van Ness, H.C., dan Abbot, M.M. (2001). Introduction to Chemical
Engineering Thermodynamics. ed. 6th. New York : McGraw-Hill
Moran,Shapiro.2006.Fundamentals of Engineering Thermodynamics 5th
Edition.England John Wiley&sons.inc.
Cengel, Y.A., Boles, M.A. 2002. Thermodynamics anEngineering Approach.
Fourth Ed. Mc.Graw-Hill
Sulistiati, Ainie Khuriati Riza. 2010. Termodinamika. Yogyakarta : Graha Ilmu
The SCCS Group. 2016. Saturated steam vs superheated steam. [ONLINE]
Available at: http://www.systhermique.com/steam-
condensate/services/troubleshooting/superheated-steam/. [Accessed 21
February 2016].
Urieli, Israel. 2009. Chapter 2a: Pure Substances: Phase Change, Properties.
[ONLINE] Available at:
https://www.ohio.edu/mechanical/thermo/Intro/Chapt.1_6/Chapter2a.htm
l. [Accessed 21 February 2016].
iv