Disusun oleh :
Kelompok 6
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, saya
panjatkan puji syukur atas kehadiratnya , yang telah melimpahkan rahat, hidayah, dan inayah-
Nya kepada saya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Perilaku Individu Dalam
Organisasi”
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan batuan dari berbagai
sumber sehingga dapat mempelancar pembuatan makalah pene;itian ini. Untuk itu saya
menyampaikan banyak terimaksaih kepada semua sumber yang telah membantu dalam
pembuatan makalah penelitian ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekuranagn
baik dari segi susuna kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat meperbaiki makalah
penelitian ini
Akhir kata kami berharap semoga makalah “Perilaku Individu Dalam Organisasi” ini
dapat memberikan manfaat atau menambah pngtahuan pembaca terhadap Konsep Dasar
Administrasi.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1
1. LATAR BELAKANG...................................................................
2. RUMUSAN MASALAH............................................................... 1
3. TUJUAN MAKALAH..................................................................
1
BAB II PEMBAHASAN
3
A. PENGERTIAN PERILAKU MANUSIA……………………………
B. KARAKTERISTIK YANG DI BAWA INDIVIDU DALAM
ORGANISASI………………………………………………………. 5
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia adalah salah satu dimensi penting dalam organisasi. Kinerjaorganisasi sangat
tergantung pada kinerja individu yang ada di dalamnya.Seluruh pekerjaan dalam perusahaan
itu, para karyawanlah yang menentukankeberhasilannya. Sehingga berbagai upaya
meningkatkan produktivitas perusahaan harus dimulai dari perbaikan produktivitas karyawan.
Oleh karenaitu, pemahaman tentang perilaku organisasi menjadi sangat penting dalamrangka
meningkatkan kinerjanya.Karyawan sebagai individu ketika memasuki perusahaan akan
membawa kemampuan, kepercayaan pribadi, pengharapan-pengharapan,kebutuhan dan
pengalaman masa lalunya sebagai karakteristik individualnya.Oleh karena itu, maaf-maaf
kalau kita mengamati karyawan baru di kantor. Ada yang terlampau aktif, maupun yang
terlampau pasif. Hal ini dapat dimengerti karena karyawan baru biasanya masih membawa
sifat-sifat karakteristik individualnya.Selanjutnya karakteristik ini menurut Toha (1983), akan
berinteraksi dengan tatanan organisasi seperti: peraturan dan hirarki, tugas-tugas,wewenang
dan tanggung jawab, sistem kompensasi dan sistem pengendalian. Hasil interaksi tersebut
akan membentuk perilaku-perilaku tertentu individudalam organisasi. Oleh karena itu penting
bagi manajer untuk mengenalkan aturan-aturan perusahaan kepada karyawan baru. Misalnya
dengan memberikan masa orientasi.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Makalah
1
3. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana karakteristik individu dalam
organisasi
4. Untuk mengetahui dan memahami apa yang di maksud dengan kepuasan kerja
5. Untuk mengetahui dan memahami apa saja faktor yang mempengaruhi kepuasan
kerja
2
BAB II
PEMBAHASAN
Perilaku adalah perbuatan, tindakan atau perkataan seseorang yang sifatnya dapat
diamati, digambarkan dan dicatat oleh orang lain ataupun orang yang melakukannya. Arti
manusia dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah makhluk yang berakal budi (mampu
menguasai makhluk lain). Secara umum, perilaku manusia dapat dipahami sebagai
suatu fungsi dan interaksi antara seorang individu dengan lingkungannya, yakni segala
sesuatu yang ada di sekitar individu tersebut, baik lingkungan fisik, biologis, maupun
lingkungan sosial.
Perilaku setiap individu dalam organisasi tentu berbeda beda. Oleh karena itu, perlu
adanya visi dan misi yang sama, tidak mementingkan tujuan masing-masing individu dan
saling memahami satu dengan yang lain sehingga akan terbentuk organisasi yang berjalan
secara efektif. Lingkungan-lingkungan yang ada disekitar individu, diantaranya :
Lingkungan fisik mencakup seluruh keadaan yang terdapat di sekitar (tempat hidup)
yang akan mempengaruhi seorang individu secara langsung maupun tidak langsung, seperti
lingkungan rumah, tempat ibadah, kantor, sekolah, tanah, air, cahaya/energi matahari,
mineral, flora maupun fauna.
Lingkungan biologis meliputi segala sesuatu yang terdapat di sekitar tempat hidup
yang tergolong organisme hidup seperti tumbuhan dan hewan.
Lingkungan sosial adalah tempat dimana orang-orang/masyarakat saling berinteraksi dan
melakukan sesuatu secara bersama-sama antar sesama masyarakat maupun dengan
lingkungannya. Dalam hal ini lingkungan sosial meliputi pola-pola hubungan sosial dan
kaidah-kaidah pendukung yang berlaku dalam suatu lingkungan spasial/ruang, yang ruang
lingkupnya ditentukan oleh keberlakuan pola-pola hubungan sosial dan tingkat rasa integrasi
orang-orang yang berada di dalamnya seperti interaksi orang-orang dalam keluarga,
sekolah/kampus, kantor, dan interaksi di dalam lingkungan masyarakat.
Lingkungan keluarga misalnya, mengajarkan cara-cara, sikap, dan sifat untuk berinteraksi
dengan orang lain di dalam/di luar keluarga seperti: dengan saudara jauh/ tetangga. Sedang di
lingkungan sekolah/kampus terdapat organisasi-organisasi untuk mengungkapkan pendapat
maupun sebagai wadah mempersiapkan mahasiswa untuk terjun ke lingkungan masyarakat.
3
Lingkungan kantor, individu dapat menyumbangkan apresiasi dan ilmunya ke dalam bidang
perkerjaan yang sesuai dengan kriterianya, yang disukainya maupun yang ditekuninya guna
mendekatkan ke lingkungan yang jangkuannya lebih luas lagi. Selanjutnya lingkungan
masyarakat, yakni lingkungan yang akan ditemui/diterjuni individu saat telah dewasa,
sehingga yang bersangkutanlebih mengetahui bagaimana sikap, sifat, dan masalah-masalah di
dalam lingkungan masyarakat.
Manusia tidak bisa melepaskan diri secara mutlak dari pengaruh lingkungan, karena
lingkungan itu senantiasa tersedia disekitar kita. Pengaruh lingkungan itu bagi diri individu,
diantaranya :
4
1. Alat untuk kepentingan dan kelangsungan hidup individu dan menjadi alat pergaulan sosial
individu. Contoh : air dapat dipergunakan untuk minum atau menjamu teman ketika
berkunjung ke rumah.
2. Tantangan bagi individu dan individu berusaha untuk dapat menundukkannya. Contoh : air
banjir pada musim hujan mendorong manusia untuk mencari cara-cara untuk mengatasinya.
3. Sesuatu yang diikuti individu. Lingkungan yang beraneka ragam senantiasa memberikan
rangsangan kepada individu untuk berpartisipasi dan mengikutinya serta berupaya untuk
meniru dan mengidentifikasinya, apabila dianggap sesuai dengan dirinya. Contoh : seorang
anak yang senantiasa bergaul dengan temannya yang rajin belajar, sedikit banyaknya sifat
rajin dari temannya akan diikutinya sehingga lama kelamaan dia pun berubah menjadi anak
yang rajin.
4. Obyek penyesuaian diri bagi individu, baik secara alloplastis maupun autoplastis.
Penyesuaian diri alloplastis artinya individu itu berusaha untuk merubah lingkungannya.
Contoh : dalam keadaan cuaca panas individu memasang kipas angin sehingga di kamarnya
menjadi sejuk. Dalam hal ini, individu melakukan manipulation yaitu mengadakan usaha
untuk memalsukan lingkungan panas menjadi sejuk sehingga sesuai dengan dirinya.
Sedangkan penyesuaian diri autoplastis, penyesusian diri yang dilakukan individu agar
dirinya sesuai dengan lingkungannya. Contoh : seorang juru rawat di rumah sakit, pada
awalnya dia merasa mual karena bau obat-obatan, namun lama-kelamaan dia menjadi terbiasa
dan tidak menjadi gangguan lagi, karena dirinya telah sesuai dengan lingkungannya.
Karakteristik individu adalah perilaku atau karakter yang ada pada diri seorang
karyawan/anggota organisasi, baik yang bersifat positif maupun negatif. Karakteristik-
karakteristik ini sangat beragam, setiap organisasi tentunya dapat memilih seorang
karyawan/anggota organisasi yang memiliki kriteria yang baik dan karakteristik ini juga
harus sesuai dengan apa yang diinginkan organisasi.
Persepsi
Persepsi adalah proses yang digunakan individu mengelola dan menafsirkan kesan
indera mereka dalam rangka memberikan makna kepada lingkungan mereka.Masing-
masing orang memberi artinya sendiri terhadap stimuli atau gambaran hasil panca indera,
maka dapat dikatakan bahwa individu yang berbeda ‘melihat’ hal yang sama dengan cara
5
yang berbeda. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi itu adalah: (1) dari pihak
pelaku persepsi, antara lain sikap, kepribadian, motif, kepentingan atau minat, pengalaman
masa lalu dan harapan; (2)dalam objek atau target yang dipersepsikan, antara lain hal baru,
gerakan, bunyi, ukuran, latar belakang, dan kedekatan; dan (3) dalam konteks situasi
dimana persepsi itu dibuat, antara lain waktu, tempat kerja, dan keadaan sosial. Dalam hal
ini Persepsi merupakan fungsi penting bagi individu dalam membuat keputusan (decission
making) karena persepsi menjadi landasan bagi individu untuk meyusun identifikasi,
analisa, serta menyimpulkan suatu objek atau subjek yang dipersepsikan.
Kepribadian
(1) Keturunan
Kepribadian seseorang dibentuk karena faktor orang tua seperti: sifat pemalu,
penakut, pemurung atau sebaliknya.
(2) Lingkungan
(3) Situasi
Motivasi
Sebagai proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu
untuk mencapai tujuannya, motivasi kerja terbentuk dari adanya kebutuhan, sikap (attitude)
6
yang mendorong karyawan/anggota organisasi agar lebih bersemangat dan bergairah dalam
menghadapi situasi kerja. Dalam hal ini motivasi kerja merupakan kondisi atau energi yang
menggerakkan diri karyawan/anggota organisasi yang terarah atau tertuju untuk mencapai
tujuan organisasiPemberian motivasi pada dasarnya adalah memberikan kepuasan kerja
kepada karyawan dengan harapan karyawan akan bekerja dan mempunyai produktivitas
yang lebih baik lagi di dalam bekerja yang pada akhirnya kinerja organisasi/perusahaan
juga akan semakin baik.
Kemampuan
Kapasitas seorang invidu dalam mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan.
Kemampuan individu tersusun dalam dua perangkat faktor yaitu:
Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi kepuasan
hidup, karena sebagian besar waktu manusia dihabiskan di tempat kerja. Berikut ini beberapa
pengertian kepuasan kerja yang diambil dari beberapa sumber:
1. Kondisi menyenangkan atau secara emosional positif yang berasal dari penilaian seseorang
atas pekerjaannya atau pengalaman kerjanya (Setiawan dan Ghozali, 2006:159).
2. Suatu perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari sebuah
evaluasi karakteristiknya (Robbins & Judge, 2008:107).
3. Hasil dari persepsi karyawan mengenai seberapa baik pekerjaan mereka memberikan hal
yang dinilai penting (Luthans, 2006:243
7
Dimensi Kepuasan Kerja
Menurut Luthan (dalam Kaswan, 2012), enam dimensi pekerjaan yang telah diidentifikasi
untuk merepresentasikan karakteristik pekerjaan yang paling penting dimana karyawan
memiliki respon afektif. Keenam dimensi tersebut adalah:
1. Pekerjaan itu sendiri, dalam hal ini pekerjaan memberikan tugas menarik, kesempatan
untuk belajar, dan kesempatan untuk menerima tanggung jawab.
2 Gaji, sejumlah upah atau gaji yang diterima dan tingkat dimana hal ini bisa dipandang
sebagai hal yang dianggap pantas dibandingkan dengan orang lain dalam organisasi.
3 Kesempatan promosi, kesempatan untuk maju dalam organisasi.
4 Pengawasan, kemampuan penyelia untuk memberikan bantuan teknis dan dukungan
perilaku.
5. Rekan kerja, tingkat dimana rekan kerja pandai secara teknis dan mendukung secara sosial.
6. Kondisi kerja, jika kondisi kerja bagus (misalnya bersih, lingkungan menarik), individu
akan lebih mudah menyelesaikan pekerjaan mereka dan sebaliknya.
1. Menyenangi Pekerjaannya
Pegawai sadar arah yang ditujunya, punya alasan memilih tujuannya, dan mengerti cara
dalam bekerja. Dengan kata lain, seorang pegawai menyenangi pekerjaannya karena ia bias
mengerjakannya dengan baik.
2. Mencintai Pekerjaannya
Dalam hal ini pegawai tidak sekedar menyukai pekerjaannya tapi juga sadar bahwa pekerjaan
tersebut sesuai dengan keinginannya.
8
4. Disiplin Kerja
Kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang
menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan atau ketertiban.
5. Prestasi Kerja
Hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan
kepadanya yang didasarkan atas kecakapan dan kesungguhan serta waktu.
2. Prioritaskan Kesehatan
Kesehatan merupakan hal penting. Berilah karyawan istirahat yang cukup ketika kondisi
kesehatan mereka kurang baik. Ketika badan kurang sehat akan menurunkan produktifitas
kerja, sehingga mengganggu kinerja perusahaan.
4. Berikan Tantangan
9
Saat Anda memiliki tim yang cukup banyak, tidak ada salahnya membaginya dalam beberapa
tim dan ajak mereka berkompetisi mengerjakan sebuah proyek. Tentu saja cara ini
memberikan keuntungan ganda; motivasi tinggi dan proyek selesai tepat waktu.
Bayak faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan. Faktor-faktor itu sendiri
dalam peranannya memberikan kepuasan kepada karyawan bergantung pada pribadi masing-
masing karyawan (Sutrisno, 2009:82).
Faktor-faktor yang memberikan kepuasan menurut Blum (1956) dalam As'ad (1999) adalah:
3. Faktor utama dalam pekerjaan, meliputi upah, pengawasan, ketentraman kerja, kondisi
kerja, dan kesempatan untuk maju.
Ada dua faktor yang mempengaruhui kepuasan kerja, yaitu faktor yang ada pada diri
pegawai dan faktor pekerjaannya (Mangkunegara, 2009:120).
1. Faktor pegawai, yaitu kecerdasan (IQ), kecerdasan khusus, umur, jenis kelamin, kondisi
fisik, pendidikan, pengalaman kerja, masa kerja, kepribadian, emosi, cara berfikir, persepsi,
dan sikap kerja.
Dalam hal ini, ada tidaknya kesempatan untuk memperoleh pengalaman dan
peningkatan kemampuan selama kerja.
2. Keamanan kerja.
10
Faktor ini disebut sebagai penunjang kepuasan kerja, baik bagi karyawan. Keadaan
yang aman sangat mempengaruhi perasaan karyawan selama kerja.
3. Gaji.
Perusahaan dan manajemen yang baik adalah yang mampu memberikan situasi dan
kondisi kerja yang stabil.
5. Pengawasan.
Sekaligus atasannya. Supervisi yang buruk dapat berakibat absensi dan turnover.
Atribut yang ada dalam pekerjaan mensyaratkan keterampilan tertentu. Sukar dan
mudahnya serta kebanggaan akan tugas dapat meningkatkan atau mengurangi kepuasan.
7. Kondisi kerja.
Termasuk di sini kondisi kerja tempat, ventilasi, penyiaran, kantin dan tempat parkir.
Merupakan salah satu sikap yang sulit digambarkan tetapi dipandang sebagai faktor
yang menunjang puas atau tidak puas dalam bekerja.
10.Komunikasi.
Komunikasi yang lancar antar karyawan dengan pihak manajemen banyak dipakai
alasan untuk menyukai jabatannya. Dalam hal ini adanya kesediaan pihak atasan untuk mau
mendengar, memahami dan mengakui pendapat ataupun prestasi karyawannya sangat
berperan dalam menimbulkan rasa puas terhadap kerja.
11. Fasilitas.
Fasilitas rumah sakit, cuti, dana pensiun, atau perumahan merupakan standar suatu
jabatan dan apabila dapat dipenuhi akan menimbulkan rasa puas.
11
A. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Sebagai proses kognitif (berpikir dan menimbang) yang mencakup penafsiran objek-
objek, simbolsimbol dan orang-orang, dipandang dari sudut pengalaman penting, dimana
seorang individu memberikan arti kepada lingkungan, faktor-faktor yang mempengaruhi
persepsi adalah:
(1) Pelaku persepsi, yakni penafsiran seorang individu pada suatu objek yang dilihatnya akan
sangat dipengaruhi oleh karakter pribadinya sendiri, diantaranya meliputi sikap, motif,
kepentingan atau minat, pengalaman masa lalu dan pengharapan (ekspektasi). Kebutuhan
atau motif yang tidak dipuaskan akan merangsang individu dan mempunyai pengaruh yang
kuat pada persepsi
mereka.
(2) Situasi, yakni unsur-unsur lingkungan sekitar mempengaruhi persepsi seseorang. Faktor
yang mempengaruhi situasi atau konteks adalah waktu, keadaan/tempat kerja dan keadaan
social.
(3) Target, yakni karakteristik dari target yang diamati dapat mempengaruhi apa yang
dipersepsikan. Persepsi menjadi fungsi penting bagi individu dalam membuat suatu
keputusan (decision making) karena persepsi menjadi landasan bagi individu untuk
menyusun identifikasi, analisis, serta menyimpulkan suatu objek atau subjek yang
dipersepsikan.
Sejumlah kesalahan dalam mempersepsikan orang lain adalah :
a. Stereotyping adalah menilai seseorang hanya atas dasar satu atau beberapa sifat
kelompoknya.
b. Halo effect adalah kecendurangan menilai seseorang hanya atas dasar salah satu
sifatnya saja.
c. Projection adalah kecenderungan seseorang untuk menilai orang lain atas dasar
perasaan dan sifatnya.
12
tingkatan alasan atau motif-motif yang menggerakkan tersebut menggambarkan tingkat untuk
menempuh sesuatu
(2) Harapan, yakni kemungkinan mencapai sesuatu dengan aksi tertentu. Seorang karyawan
dimotivasi untuk menjalankan tingkat upaya tinggi bila karyawan meyakini upaya tersebut
akan menghantar ke suatu penilaian kinerja yang baik; suatu penilaian yang baik akan
mendorong ganjaran-ganjaran organisasional (memberikan harapan kepada karyawan) seperti
bonus, kenaikan gaji, atau promosi; dan ganjaran itu kan memuaskan tujuan pribadi
karyawan.
(3) Insentif, yakni yang diberikan kepada karyawan sangat berpengaruh terhadap terhadap
motivasi dan kinerja karyawan. Dalam hal ini insentif adalah tambahan balas jasa yang
diberikan kepada karyawan tertentu yang prestasinya diatas prestasi standar. Insentif
merupakan alat yang dipergunakan pendukung prinsip adil dalam pemberian kompensasi”.
Asumsi yang dikemukakan oleh Frederick Herzberg dalam teori Dua Faktor
menyatakan bahwa hubungan seorang individu dengan pekerjaan adalah mendasar dan bahwa
sikap individu terhadap pekerjaan dapat menentukan keberhasilan atau kegagalan. Dalam hal
ini kepuasan kerja berasal dari keberadaan motivator intrinsik dan ketidakpuasan kerja
berasal dari “ketidakberadaan” faktorfaktor ekstrinsik. Keberadaan faktor-faktor ekstrinsik
terhadap kepuasan karyawan tidak selalu menjadi motivasi, namun “ketidakberadaan”nya
menyebabkan ketidakpuasan. Kondisi ekstrinsik ini dalam teori Dua Faktor Herzberg disebut
faktor hygiene, dimana faktor-faktornya meliputi:
- upah
- kondisi kerja
- keamanan kerja
- status
- prosedur perusahaan
- mutu supervisi
- mutu hubungan interpersonal antar sesama rekan kerja, atasan, dan bawahan.
Sedang tidak adanya faktor-faktor intrinsik bukan berarti membuktikan kondisi sangat
tidak puas, namun apabila faktor ini ada akan membentuk motivasi yang kuat dan
menghasilkan prestasi kerja yang baik. Oleh karena itu faktor-faktor ini disebut sebagai
pemuas atau motivator dan meliputi:
13
- pencapaian prestasi
- pengakuan
- tanggung jawab
- kemajuan
- pekerjaan itu sendiri
- kemungkinan berkembang
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setiap Individu adalah pribadi yang unik. Manusia pada hakekatnya adalah
kertas kosong yang di bentuk oleh lingkungan mereka. Perilaku manusia merupakan
fungsi dari interaksi antara person atau individu dengan lingkungannya. Mereka
berperilaku berbeda satu sama lain karena ditentukan oleh masing – masing
lingkungan yang memang berbeda.
B. Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
https://akhmadsudrajat-wordpress-
com.cdn.ampproject.org/v/s/akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/07/pengaruh-
lingkungan-terhadap-individu/amp/?
amp_js_v=a6&_gsa=1&usqp=mq331AQFKAGwASA
%3D#aoh=16012162128823&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&_tf=Dari
%20%251%24s&share=https%3A%2F%2Fakhmadsudrajat.wordpress.com
%2F2008%2F02%2F07%2Fpengaruh-lingkungan-terhadap-individu%2F
https://www.academia.edu/39761031/Kuliah_2_Perilaku_Individu_Dalam_Organisasi_1_
http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/gk/article/viewFile/7191/6147
https://www.kajianpustaka.com/2013/09/pengertian-dan-faktor-yang-mempengaruhi-
kepuasan-kerja.html?m=1
https://www.kajianpustaka.com/2013/09/pengertian-dan-faktor-yang-mempengaruhi-
kepuasan-kerja.html?m=1
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://eprints.ums.ac.id/66164/13/
BAB%2520II-
14.pdf&ved=2ahUKEwix9sO0iaDsAhXU73MBHSG5CggQFjAEegQICRAB&usg
=AOvVaw117hXC07
GSnVV9Hi8IzmDy&cshid=1601992854634
16
TANYA JAWAB
1. Pertanyaan : Dalam prakteknya sering terjadi kesalahan dalam mempersepsikan orang lain
bagaimanakah contoh kesalahan tersebut dan bagaimana meminimalisir terjadinya
kesalahan dalam mempersepsikan orang lain. ( Diahhayu Ningtias )
17
tersebut dapat mempengaruhi diri. Dengan melakukan evaluasi dan
memprioritaskan kesalahan persepsi dapat mengarah pada langkah yang harus
diambil selanjutnya.
5. Menemukan akar masalah
Jika terjadi kesalahan persepsi maka cobalah untuk menentukan apa yang menjadi
dasar orang lain memberikan persepsi. Hal ini mungkin terjadi akibat adanya
kesan pertama yang negatif atau menerima informasi yang salah dari seseorang.
Jika kita dapat menemukan apa yang menjadi sumber masalah maka hal tersebut
dapat membantu kita menghentikan masalah yang terjadi akibat kesalahan
persepsi.
6. Mengembangkan strategi untuk mengubah persepsi
Mungkin kita perlu mengembangkan sebuah strategi yang berbeda untuk orang
yang berbeda. Jangan mengembangkan strategi yang sama ketika terjadi
kesalahan persepsi karena setiap orang memiliki cara tersendiri dalam
menghadapi persepsi.
7. Bersedia mengakui dan menerima adanya masalah
Setiap permasalahan yang terjadi ada baiknya tidak selalu menyalahkan pihak
lain. Jika survey yang kita lakukan mengkonfirmasikan bahwa ada persepsi negatif
yang terjadi, maka kita harus terima hasilnya hanya sebagai sebuah kebenaran.
8. Jangan bersikap defensif
Ketika terjadi kesalahan persepsi hendaknya kita berhati-hati untuk tidak
menolak adanya kesalahan persepsi. Cobalah untuk mencari kebenaran dari apa
yang dikatakan oleh orang lain. Bersikap jujur kepada diri sendiri menjadi hal
penting karena dibalik kesalahan persepsi selalu terdapat setitik realitas bahkan
tanpa kita sadari.
9. Memberi waktu
Kesan pertama terbentuk seketika karena itulah kesalahan persepsi dapat terjadi.
Yang dapat kita lakukan adalah memberi waktu agar kesan pertama tersebut
hilang dan melanjutkan ke arah yang baru dengan mulai mecari perubahan dalam
sikap.
10. Berkomunikasi
Kesalahan persepsi dapat diatasi dengan berkomunikasi. Merubah persepsi
tidaklah mudah, diperlukan beberapa pendekatan untuk melakukannya. Misalnya,
dalam konteks organisasi, langkah yang diperlukan adalah mengadakan
pertemuan untuk membicarakan situasi dengan tenang dan kepala dingin serta
18
menjelaskan persepsi dan langkah-langkah yang telah dilakukan untuk mengubah
persepsi tersebut.
2. Pertanyaan : Dari presentasi tadi, berkaitan dengan perilaku individu saya menarik
kesimpulan bahwa ada peranan IQ dan EQ dalam organisasi, pertanyaan saya apa
yang anda ketahui tentang IQ dan EQ serta apa pentingnya kedua hal tersebut dalam
organisasi? ( Clarista Bunga )
2. Eq (emotional Qoutient)
Dapat dikatakan bahwa EQ adalah kemampuan mendengar suara hati
sebagai sumber informasi. Untuk pemilik EQ yang baik, baginya infomasi
tidak hanya didapat lewat panca indra semata, tetapi ada sumber yang lain,
dari dalam dirinya sendiri yakni suara hati. Malahan sumber infomasi yang
disebut terakhir akan menyaring dan memilah informasi yang didapat dari
panca indra.
19