Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN KASUS

“Dermatitis Numularis”

Disusun Oleh :
Fanny Alfionita
1865050004

Pembimbing :
Dr. dr. Ago Harlim, MARS., Sp.KK., FINSDV., FAADV

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KULIT DAN KELAMIN


PERIODE PEMBELAJARAN JARAK JAUH 13 JULI 2020 – 25 JULI 2020
PERIODE TATAP MUKA 2 FEBRUARI – 20 FEBRUARI 2021
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA
2021
Dermatitis Numularis
(Masalah Diagnosis)

Fanny Alfionita
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia
Jakarta

PENDAHULUAN
Dermatitis numularis adalah peradangan kulit yang bersifat kronis, ditandai dengan
lesi berbentuk mata uang (koin) atau agak lonjong, berbatas tegas, dengan efloresensi berupa
papulovesikel yang biasanya mudah pecah sehingga membasah (oozing).1 Dermatitis
numularis ini dapat terjadi sebagai gambaran dermatitis atopic, eksim asteatotik atau
dermatitis statis. Dermatitis numularis merupakan salah satu jenis dari dermatitis. Dermatitis
numularis ini juga dikenal sebagai eksim nummular, eksim discoid, neurodermatitis
nummular, dan eksim mikroba.1
Dermatitis numularis ini sering terjadi pada populasi dengan angka sekitar 2%-12%.
Etiologi pada dermatitis numularis terdapat faktor endogen dan faktor eksogen. Kulit kering
dan stress emosoional adalah faktor endogen yang telah terlibat pada awal dermatitis
numularis, dapat muncul bersamaan atau muncul dengan sendirinya. Faktor eksogen yang
berperan dalam pathogenesis adalah alergen topical (sensitizer), infeksi atau kolonisasi atau
bakteri, trauma kimia, lokal, trauma fisik, iritan, kelembaban yang rendah, musim dingin
cuaca panas dan air hangat.3 Dermatitis numularis lebih sering terjadi pada pria dibanding
wanita, dan lebih sering ditemukan pada orang dewasa.2
Penderita dermatitis numularis umumnya mengeluh sangat gatal. Lesi akut berupa
vesikel dan papulovesikel (0.3-0.1 cm), kemudian membesar dengan cara berkonfluensi atau
meluas ke samping, membentuk satu lesi karakteristik seperti uang logam (coin), eritematosa,
sedikit edematosa, dan berbatas tegas. Lambat laun vesikel pecah terjadi eksudasi. Kemudian
mengering menjadi kusta kekuningan. Jumlah lesi dapat hanya satu, dapat pula banyak dan
tersebar, bilateral atau simetris, dengan ukuran yang bervariasi, mulai dari miliar sampai
nummular, bahkan plakat. Tempat predileksi di tungkai bawah, badan, lengan termasuk
punggung tangan. Dermatitis numularis cenderung hilang-timbul, ada pula yang terus
menerus, kecuali kekambuhan umumnya timbul pada tempat semula. Lesi dapat pula terjadi
pada tempat yang mengalami trauma (fenomena kobner).2

1
Untuk menegakkan diagnosis dermatitis numularis didasarkan pada anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Anamnesis didapatkan pasien akan
mengeluhkan sangat gatal, berulang dan waktu malam hari, kadang-kadang bervariasi
gatalnya, Pemeriksaan fisik dapat dilihat dengan tanda-tanda yang terdapat pada pasien
seperti adanya gambaran vesikel dan papul dengan predileksi dibagian ekstremitas terutama
dibagian ekstensor, sedangkan pada wanita lebih sering mengenai pada bagian ekstremitas
atas termasuk tangan sisi bawah. Pada pemeriksaan fisik dapat juga dilihat lesi plak seukuran
uang koin kira-kira 1-3 cm, vesikel berdinding tipis pada dasar eritematus. Pada fase akut lesi
warna merah gelap, bentuk polimorf, kulit sekitarnya normal tetapi kadang-kadang kering.
Penyembuhan di tengah dapat berbentuk anular. Plak kronis kering, berskuama dan
likenifikasi. Diskoid eksudatif dan dermatitis likinoid merupakan variasi dermatitis
nummular.
Pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis dermatitis numularis dapat juga dilakukan
dengan pemeriksaan penunjang yaitu dengan menggunakan Patch test ini dilakukan pada
kasus rekalsitran kronis untuk menyingkirkan dermatitis kontak. Selain itu dapat dilakukan
pemeriksaan IgE serum dengan hasil normal dan selain itu dapat dilakukan pemeriksaan
Histopatologi dengan temuan bergantung pada fase lesi saat dibiopsi. Pada lesi akut
didapatkan spongiosis, vesikel intraepidermal, serta serbukan sel radang limfosit dan
makrofag di sekitar pembuluh darah. Pada lesi sub akut, terdapat parakeratosis, scale-crust,
hiperplasi epidermal dan spongiosis epidermis. Selain itu ditemukan pula sel infiltrate
campuran di dermis. Sedangkan Pada lesi kronik didapatkan hyperkeratosis dan akantosis.
Gambaran ini menyerupai liken simpleks kronik.2
Penatalaksana pada dermatitis numularis, yaitu penyebab atau faktor yang memicu
timbulnya dermatitis numularis sedapat mungkin diidentifikasi. Pasien disarankan untuk
menghindari penggunaan sabun berlebihan, penggunaan bahan wol atau bahan lain yang
dapat menyebabkan iritasi dan menghindari suhu ekstrim. Bila kulit kering dapat diberikan
pelembab atau emolien. Tetapi llini pertama adalah kortikosteroid topical potensi menengah
hingga kuat dengan vehikulum krim atau salap. Bila lesi masih eksudatif sebaiknya
dikompres terlebih dahulu dengan solusio permanganas kalikus. Jika ditemmukan infeksi
bakteri dapat diberikan antibiotic. Pruritus dapat diobati dengan antihistamin oral.2
Komplikasi yang dapat terjadi adalah infeksi sekunder oleh bakteri. Prognosis pada
penyakit ini sekitar 53% tidak pernah bebas dari lesi kecuali masih dalam pengobatan,
dikarenakan dermatitis numularis ini bersifat menetap selama berbulan-bulan, dan akan
timbul kembali ditempat yang sama. 2
2
Status Pasien
● Nama/ No. RM : Ny. Y

● Jenis Kelamin : Perempuan

● Umur : 50 tahun

● Alamat : Komplek Hankam JL. Jambu no H10 A, Jakarta Timur

● Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

● Pendidikan terakhir : SMA

● Agama : Islam

● Suku : Jawa

● Status Pernikahan : Sudah Menikah

Anamnesis
Autoanamnesis/Aloanamnesis : Autoanamnesis
Tanggal : Jumat, 5 Februari 2021
Keluhan Utama : Muncul bercak merah padaTangan kiri
Keluhan Tambahan : Rasa gatal pada Tangan kiri
Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke poli klinik kulit dan kelamin dengan keluhan utama timbul bercak berwarna
merah pada tangan kiri yang sudah ada sejak 3 minggu yang lalu. Awalnya tampak adanya
lentingan berisi cairan bening kemudian pasien sering menggaruk lentingan tersebut sehingga
timbul bercak kemerahan, yang awalnya berukuran kecil lambat laun ukurannya menjadi
bertambah besar dan bertambahnya lesi baru dan keluar seperti cairan. Selain itu pasien
mengeluhkan rasa gatal pada area bercak merah, gatal dirasakan muncul tiba-tiba, dan
kualitasnya sangat hebat tetapi hilang timbul.sebelumnya pasien memiliki riwayat trauma
pada tangan kiri terkena ulekan sambel, Muncul gatal ini lebih dirasakan ketika pasien sedang
bekerja membersihkan rumah. Untuk menghilangkan rasa gatal pasien menggaruk area yang
gatal. Keluhan demam, batuk, pilek dan sakit tenggorokan disangkat. Pasien memiliki
keluhan gigi berlubang pada gigi graham bagian atas kanan. Riwayat alergi dengan jam
tangan, perhiasan disangkal oleh pasien.

3
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien belum pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya. Riwayat penyakit
diabetes melitus, riwayat penyakit hipertensi dan riwayat penyakit kulit dan kelamin lainnya
disangkal. Pasien menyangkal adanya mengonsumsi obat – obat tertentu dalam jangka
panjang sebelumnya. Riwayat asma, bersin pada pagi hari, alergi makanan, alergi obat
disangkal oleh pasien.
Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga pasien tidak pernah ada yang mengalami keluhan seperti ini sebelumnya.
Dikeluarga pasien tidak ada riwayat asma, bersin pagi hari, alergi makanan, alergi obat, atopi
dan penyakit kronis seperti diabetes mellitus, hipertensi dan penyakit jantung.
Riwayat Kebiasaan Pribadi
Pasien sehari-hari bekerja sebagai ibu rumah tangga, pasien tidak pernah langsung
mengganti pakaian jika basah saat mencuci baju atau berkeringat. Pasien mengatakan untuk
kebiasaan mandi biasanya sehari dua kali dan sabun mandi pasien menggunakan sabun dove.
Pasien tidak pernah menggunakan pelembab pada tubuhnya. Pasien memiliki kebiasaan
berolahraga, pasien tidak merokok dan minum alkohol.

Status Generalis
Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Composmentis
Tanda Vital
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 84x/menit
Suhu : 36.7ºC
Pernafasan : 18x/menit
Berat Badan : 68 kg
Tinggi Badan : 159 cm
Kepala dan Leher
Rambut : Lebat dan hitam, tersebar merata
Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
Mulut : Tidak tampak geographic tongue
Leher : Tidak teraba adanya perbesaran kelenjar getah bening. Tidak
teraba benjolan

4
Thorax dan Abdomen
Thorax
Inspeksi : pergerakan dinding dada simetris
Palpasi : vokal fremitus simetris
Perkusi : sonor di kedua lapang paru
Auskultasi : bunyi nafas dasar vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-, BJ 1 & 2 reguler
murmur (-), gallop (-)

Abdomen
Inspeksi : mendatar
Palpasi : supel, nyeri tekan (-)
Perkusi : timpani, nyeri, ketok (-)
Auskultasi : bising usus (+)

Ekstremitas atas : Akral hangat, edema (-/-), warna kuku normal, onikolisis (-)
Ekstremitas bawah : Akral hangat, edema (-/-), warna kuku normal, onikolisis (-)

Status Dermatologik

Gambar 1. Dermatitis Numularis Tangan Kiri (Pasien pribadi dr. Syahfori W. M.,SC, Sp.KK)

5
Effloresensi
Pada regio manus sinistra tampak patch eritematosa berukuran nummular soliter batas tegas
bentuk tidak teratur diatasnya terdapat permukaan basah (madidans). Tampak papul
eritematous multipel berukuran milier berkonfluens.

Permasalahan Kasus
Bercak merah di tangan kiri

Diagnosa Banding
1. Dermatitis numularis
2. Dermatitis kontak alergi
3. Morbus Hansen

Pemeriksaan Fisik Tambahan:


1. Pemeriksaan pembesaran saraf  tidak ditemukan adanya pembesaran saraf
2. Tes sensibilitas tidak dilakukan

Pemeriksaan Penunjang
1. Perwarnaan gram tidak dilakukan
Pemeriksaan anjuran
1. Patch test tidak dilakukan
2. Histopatologi tidak dilakukan

Diagnosis Kerja
Dermatitis numularis

Tatalaksana
Non-Medikamentosa:
1. Jaga kebersihan, jika baju basah saat membersihkan rumah dan berkeringat segera
diganti.
2. Hindari hal-hal yang membuat pikiran berat untuk bekerja sehingga menimbulkan
stress
3. Ganti sabun mandi dengan non iritan seperti sabun bayi
4. Mengoleskan pelembab ke seluruh tubuh untuk menghindari kulit kering

6
Medikamentosa :
1. Kompres dengan NaCl 0,9% sehari 2 kali sehabis mandi selama 10 menit pada daerah
luka
2. Betametason dipropionat 0,05% u.e
3. Metilprednisolon 2x8 mg p.o
4. Cetirizin 1 x10 mg p.o

Resep

RESEP
R/ NaCl 0,9% 500 cc No. I kolf
S u. e
R/ Betametason dipropionat 0,05% ointment tube No. I
S u.e
R/ Metilprednisolon 8 mg tab No. X
S 2 dd 1 tab
R/Cetirizin tab 10 mg No. X
S 1 dd 1

Pro : Ny. Y
Umur : 50 Tahun

Prognosis

Ad vitam : Bonam
Ad sanationam : Bonam
Ad functionum : Bonam
Ad Cosmeticum : Bonam

7
PEMBAHASAN
Dermatitis Numular gejala klinis umumnya mengeluh sangat gatal yang sangat
bervariasi dari ringan sampai berat. Lesi akut didapatkan berupa plak eritematosa berbentuk
koin dengan batas tegas yang terbentuk dari papul dan papulovesikel yang berkonfluens,
lambat laun vesikel pecah dan terjadi eksudasi berbentuk pinpoint. Selanjutnya eksudat
mengering dan menjadi krusta kekuningan. Pada tepi plak dapat muncul lesi papulovesikular
kecil yang kemudian berkonfluens dengan plak tersebut sehingga lesi meluas. Distribusi lesi
pada ekstensor ekstremitas, dan lesi dapat muncul setelah trauma.
Dermatitis nummular sering disebut eksim nummular, eksim discoid dan
neurodermatitis nummular merupakan peradangan kulit yang bersifat kronis ditandai dengan
lesi berbentuk mata uang (koin) berbatas tegas. Berbagai faktor risiko penyakit dermatitis
numularis telah diusulkan sebagai agen etiologi, di antaranya endogen (kulit kering, stres
emosional, atopi) dan beberapa eksogen (obat sistemik, penyalahgunaan alkohol, infeksi
stafilokokus dan alergen lingkungan).4
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan histopatologi pada
fase lesi akut ditemukkan spongiosis, vesikel intraepidermal dan terdapat sel radang limfosit
dan makrofag disekitar pembuluh darah. Pada lesi sub akut, terdapat parakeratosis, scale-
crust, hiperplasi epidermal dan spongiosis epidermis. Pada lesi kronik didapatkan
hiperkeratosis dan akantosis. Selain itu dapat juga dilakukan pemeriksaan tes tempel untuk
menyingkirkan kemungkinan dermatitis kontak.2,5
Pada kasus ini, didapatkan faktor predisposisi adalah pasien memiliki trauma pada
bagian tangan kiri sebelumnya, dan memiliki fokus infeksi pada gigi graham. Awalnya pasien
memiliki gambaran lesi kecil pada tangan sebelah kiri dan gejala klinis sangat gatal, sehingga
pasien menggaruk lesi tersebut untuk meringankan gejala. Tetapi lesi pada tangan semakin
meluas. Pada pasien ini pemeriksaan histopatologi tidak dilakukan.
Diagnosis banding dermatitis numularis, adalah dermatitis kontak alergi dan morbus
hansen. Dermatitis kontak alergi merupakan inflamasi pada kulit melalui mekanisme
imunilogik disebabkan kulit terpaparan bahan alergen eksogen. Predileksi yaitu pada kepala,
leher, anggota tubuh bagian atas, lengan, tangan, perut, pangkal paha dan ekstremitas bawah.
Gejala klinis berupa rasa gatal. Lesi akut berupa macula yang eritematus, batas tidak tegas
dan diatasnya terdapat papul vesikel, bula yang pecah menjadi lesi eksudatif. Bentuk lesi
kronis berupa macula hiperpirgmentasi disertai linkenifikasi dan ekskoriasi. Didiagnosis
banding dengan dermatitis kontak alergi karena pada kasus ini terdapat lesi makula eritem.

8
Diagnosis kerja dermatitis kontak alergi disingkirkan dari anamnesis didapatkan tidak ada
riwayat kontak alergi dengan barang-barang tertentu, keluhan bercak merah tidak berulang,
untuk membedakan dapat dilakukan pemeriksaan patch test tetapi tes ini tidak dilakukan. 2,6
Morbus Hansen atau lepra atau kusta merupakan penyakit infeksi yang kronik dan
penyebannya adalah Mycobacterium leprae, dengan afnitas pertama adalah saraf perifer, lalu
kulit dan mukosa traktus respira dengan penyebaran melalui kontak erat dan lama atau dapat
menular secara inhalasi. Kelainan kulit pada penyakit kusta atau lepra tanpa komplikasi dapat
hanya berupa macula hipopigmentasi, macula hiperpigmentasi dan eritematosa. Penyakit
kusta ini hampir mirip dengan banyak penyakit sehingga disebut the greatest imitator. Untuk
meneggakan diagnosis perlu diperiksa ada atau tidaknya anestesia dengan menggunakan
jarum untuk rasa nyeri dan kapas untuk rasa raba. Untuk melihat adanya kerusakan fungsi
saraf otonom dengan ada tidaknya dehidrasi daerah lesi yang dipertegas menggunakan pensil
tinta. Gangguan fungsi motoris diperiksa dengan Voluntary Muscle Test (VMT). Mengenai
saraf perifer perlu diperhatikan adanya pembesaran, konsistensi, ada/tidaknya nyeri spontan
atau ada/tidaknya nyeri tekan. Di diagnosis banding dengan dermatitis numularis karena
memiliki bentuk lesi yang hampir sama yaitu tampak macula eritem. Diagnosis banding
Morbus Hansen disingkirkan karena pada pemeriksaan fisik tambahan berupa pemeriksaan
pembesaran saraf, tidak ditemukan adanya pembesaran saraf perifer, selain itu dapat
dilakukan pemeriksaan sensibiltas, perwarnaan gram tetapi tidak dilakukan pada pasien.2,7

RANGKUMAN
Dilaporkan satu kasus dermatitis numularis pada seorang perempuan berusia 50 tahun.
Diagnosis kerja ditegakkan berdasarkan anamnesis ada keluhan bercak merah bulat dan
disertai melenting berisi air dan gatal pada tangan sebelah kiri sebelumnya pasien memiliki
riwayat trauma pada tangan kiri dan berlubang pada gigi geraham bagian kanan atas,
manifestasi klinik berupa Pada regio manus sinistra tampak patch eritematosa berukuran
nummular soliter batas tegas bentuk tidak teratur diatasnya terdapat permukaan basah
(madidans), Tampak papul eritematous multipel berukuran milier berkonfluens.

9
DAFTAR PUSTAKA
1. Sularsito, S, Soebaryo, R dalam Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, 7th ed, FKUI,
Jakarta.2017, h. 156,
2. adhi djuanda. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 7th ed. jakrta: Fakultas kedokteran
Universitas Indonesia; 2017.
3. Indrastuti N, Hakimi M, Soesatyo MHNE, Soebono H. The role of nickel contact
allergy in nummular dermatitis in Indonesia. 2019;51(1):54–62.
4. Bonamonte D, Filoni A, Gullo G, Vestita M. Nummular Contact Eczema : Presentation
of a Pediatric Case. 2019;23–6.
5. PERDOSKI. Panduan praktik klinis. jakarta; 2017.
6. Mowad C, Anderson B, Scheinman P, Pootongkam S, Nedorost S, Brod B. Allergic
contact dermatitis. J Am Acad Dermatol. 2016;74(6):1043–1054.
7. Gunawan HC. Mengenal Morbus Hansen. 2020;(March):0–32.

10

Anda mungkin juga menyukai