Oleh:
IRVAN MARIA HUSSEIN
NIM: 1120510039
TESIS
Diajukan kepada Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh
Gelar Magister Humaniora
YOGYAKARTA
2015
ABSTRAK
viii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
pedoman Arab-Latin yang diangkat dari Keputusan Bersama Menteri Agama dan
Konsonan Tunggal
dilambangkan dengan huruf, sebagian dengan tanda, dan sebagian dengan huruf
Ta’ marbutah
2. Bila diikuti dengan kata sandang “al” serta bacaan kedua itu terpisah,
3. Bila ta‟ marbutah hidup atau dengan harakat, fathah, kasrah, dan dammah
ditulis t.
Vokal Pendek
َ Fathah Ditul A
is
َ Kasroh Ditul I
is
َ Damm Ditul U
ah is
Vokal Panjang
xi
Vokal Rangkap
meninggikan derajat kita diantara sekian makhluk dengan ilmu dan pengetahuan-
Nya. Salawat ma'a salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
yang telah diutus untuk menyempurnakan agama-agama yang ada dengan Agama
Islam. Juga kepada para sahabat dan kepada keluarga dan keturunan Nabi, yang
itu, peneliti mengucapkan terima kasih, atas segala dukungan dan bimbingan untuk
1. Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Prof. Drs. H. Akh. Minhaji, M.A. Ph.D
yang telah memberikan kesempatan untuk melanjutkan studi dalam kampus ini.
3. Bapak Dr. Moch. Nur Ichwan, M.A. dan bapak Dr. Mutiullah, M.Hum. selaku
*
Ibrahim bin Ismail, Syarah Ta'limu al-Muta'allim, (Surabaya: Maktabah al-Hidayah, t.t.),
hlm. 2.
xiii
4. Bapak Prof. Dr. H. Syamsul Anwar, M.A selaku pembimbing, yang telah
terhadap tesis ini. Pemahaman beliau terhadap hadis dan kajian interkoneksi
peneliti.
5. Bapak Prof. Dr. Suryadi, M.Ag. selaku penguji tesis, yang telah memberikan
6. Bapak dan Ibu dosen Studi al-Qur’ān dan Hadis yang tidak dapat peneliti
sebutkan satu persatu, atas segala bentuk ilmu dan metodologi pengajaran yang
7. Para Dosen, Staf dan Karyawan di Prodi Agama dan Filsafat, khususnya kepada
delapan ini.
8. Staf perpustakaan baik Pascasarjana dan Pusat yang begitu teliti dalam melayani
9. Terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua peneliti; Bapak Jaz'ri
Husin dan Ibu Maryati, serta kepada adikku Iffa Maria Hussein, yang telah
banyak memberikan doa dan dorongan moral serta spiritual kepada peneliti
dengan penuh kasih sayang. Seluruh keluarga besar Bani Husin dan Bani
xiv
10. Istri tercinta Afta Falasifah yang bahkan dalam namanya pun mengajarkan pola
pikir falsafi yang menggugah semangat untuk menuntaskan apa yang telah
peneliti mulai walaupun hingga detik-detik terakhir ancaman Drop Out (DO)
pertama kami, yang telah merelakan sebagian besar waktunya untuk tumbuh
tanpa bimbingan bapaknya yang sibuk dalam menumpuk timbunan dollar atau
sibuk mengejar gelar. Serta kepada seluruh keluarga besar Panjunan, Umi
beristirahat serta menjaga anak dan istri ketika peneliti tak berada di rumah.
11. Pak dhe KH. Ahmad Musta'in Noorhadi (alm.) atas ilmu Nahwu dan Shorof-nya,
Kak Munib, Lc. atas ilmu Bahasa Arabnya, serta Pak dhe KH. Bahri (alm.) atas
ilmu Spiritualnya, serta Mr. Kallend dan seluruh jajaran pengajar di Pare yang
12. Para Kyai dan Guru Pondok Pesantren dan Diniyyah Darul Ulum Ngembalrejo,
serta kepada Pengasuh dan para Guru Pondok Darul Falah, Pare, Kediri.
13. Teman-teman Mahasiswa SQH, khususnya angkatan 2011, atas segala dukungan
dan doanya serta canda tawanya. Khususnya kepada Pak Arif Firdausi yang
Wisuda, serta memberikan tempat dan akomodasi gratis selama berada di Jogja.
xv
14. Gus Yusuf atas pengetahuan dan pengalaman pribadinya yang begitu berani
15. Teman-teman punggawa Teha Comp Kudus, atas bantuannya menjalankan roda
bisnis, selama peneliti mengasingkan diri dalam tesis yang harus diutamakan.
16. Serta kepada semua pihak, yang tanpa mengurangi rasa hormat, tidak dapat
peneliti sebutkan satu persatu. Semoga Allah berkenan memberikan balasan atas
Akhirnya, peneliti tetap tersadar, bahwasanya penelitian ini masih jauh dari
kesempurnaan. Namun, semua itu tidak mengurangi segenap doa yang peneliti
panjatkan, semoga tesis ini dapat memberikan manfaat dan memperkaya keilmuan
Peneliti,
xvi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................................i
PERNYATAAN KEASLIAN....................................................................................ii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI.......................................................................iii
PENGESAHAN DIREKTUR...................................................................................iv
PERSETUJUAN TIM PENGUJI..............................................................................v
NOTA DINAS PEMBIMBING................................................................................vi
MOTTO.....................................................................................................................vii
PERSEMBAHAN....................................................................................................viii
ABSTRAK..................................................................................................................ix
PEDOMAN TRANSLITERASI................................................................................x
KATA PENGANTAR..............................................................................................xiv
DAFTAR ISI..........................................................................................................xviii
DAFTAR TABEL DAN BAGAN...........................................................................xxi
xviii
BAB III : STUDI KRITIK HADIS......................................................................44
A. Takhrij al-Hadis 44
B. Studi Kritik Sanad Hadis................................................................45
1. Latar Belakang Pentingnya Studi Kritik Sanad Hadis..............45
2. Unsur-Unsur Kesahihan Sanad Hadis......................................47
3. Jarh} wa Ta'dil 66
C. Studi Kritik Matan Hadis................................................................74
1. Latar Belakang Pentingnya Studi Kritik Matan Hadis.............74
2. Metode Studi Kritik Matan Hadis.............................................75
3. Langkah-Langkah dalam Studi Kritik Matan Hadis.................76
xix
E. Studi Kritik Matan Hadis..............................................................127
1. Langkah-langkah dalam Studi Kritik Matan Hadis................127
2. Melihat Kualitas Sanad...........................................................129
3. Meneliti Susunan Lafal Matan yang Semakna.......................132
4. Meneliti Kandungan Matan....................................................138
5. Kesimpulan Hasil Penelitian..................................................145
BAB V : PENUTUP..........................................................................................147
A. Kesimpulan 147
B. Saran 150
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................152
xx
DAFTAR TABEL DAN BAGAN
TABEL
BAGAN
xxi
BAB I
PENDAHULUAN
Seperti yang telah ditetapkan oleh Allah, bahwa Islam adalah agama
dalam mengatur segala aspek kehidupan manusia, mulai dari hal yang
besar seperti aspek politik dan ketatanegaraan. Salah satu aspek penting
dimana salah satu hal yang terkandung di dalamnya adalah konsep kafaah
Kafaah secara bahasa berarti kesamaan atau kesetaraan. Adapun secara istilah
kafaah berarti kesetaraan antara suami dan istri dalam aspek-aspek tertentu.
Jika tidak ada kafaah dalam sebuah pernikahan maka akan dianggap menjadi
1
Wahbah al-Zuh}aili>, al-Fiqh al-Isla>mi wa Adillatuhu>, (Damaskus: Dar al-Fikr, 1989), juz
7, hlm. 229.
1
2
Kafaah merupakan hak istri dan hak seorang wali. Seorang wali tidak
boleh menikahkan puterinya dengan laki-laki yang tidak sekufu. Begitu juga,
jika seorang wanita meminta atau menuntut kepada walinya untuk dinikahkan
dengan laki-laki yang tidak sekufu maka sang wali boleh menolaknya, dengan
saja yang menjadi cakupan kafaah dalam sebuah pernikahan. Peneliti melihat
yaitu: nasab, status merdeka atau budak, agama orang tua, pekerjaan,
keturunan Nabi ini membuat derajat mereka secara nasab berada di atas lelaki
yang bukan keturunan Nabi (dalam penelitian ini akan disebut gairu syari>f
). Hal ini berimplikasi pada adanya aturan bahwa hanya golongan h}aba>ib
yang bisa menikahi mereka, atau dengan kata lain, syarifah tidak bisa
2
Sayyid Sabiq, Fiqh al-Sunnah, (Beirut: Dar al-Fikr, 1983), juz 2, hlm. 129-132.
Idrus Alwi al-Mayhur dalam tulisannya yang berjudul Kafaah
قي مHى َدْي َنا ِص ُم ْس َِت-َي َنا ُى ْم َو-ْه م َوا ْجَتَب-ِوِم ن آبائ
ْ َ ْ َ
ِ
ُى ْم إَلى را ّري-َو ُِذ
ط
ه ْم-ِوان-ه ْم َوِإ ْ َخ-ِّات
Artinya: “Dan Kami lebihkan (pula) derajat sebahagian dari bapak-
bapak mereka, keturunan dan saudara-saudara mereka. Dan
Kami telah memilih mereka dan Kami menunjuki mereka ke
jalan yang lurus”
ان اهلل خلق الخلق فجعلني في خيرىم من خيرىم قرنا ثم تخير القبائل فجعلني من خير قبيلة ثم تخير
البيوت فجعلني من خيربيوتهم فأنا خيرىم نفسا و خيرىم بيتا
3
Idrus Alwi al-Masyhur, Kafa'ah Syarifah Dasar Hukum dalam Perkahwinan, dalam
http://ahlulbaitrasulullah.blogspot.com, direview pada 02 Juni 2015.
4
Kutipan matan hadis yang disampaikan oleh Idrus Alwi kurang tepat, karena setelah
dilakukan takhrij, teks hadisnya secara lengkap sebagai berikut:
ة قال جاءHد اهلل بن الحارث عن المطلب بن أبي وداعH اد عن عبH د بن أبي زيHفيان عن يزيH حدثنا محمود بن غيالن حدثنا أبو أحمد حدثنا س
كH ول اهلل عليHبر فقال من أنا فقالوا أنت رسH العباس إلى رسول اهلل صلى اهلل عليو وسلم فكأنو سمع شيئا فقام النبي صلى اهلل عليو وسلم على المن
لH H ة ثم جعلهم قبائH محمد بن عبد اهلل بن عبد المطلب إن اهلل خلق الخلق فجعلني في خيرىم ثم جعلهم فرقتين فجعلني في خيرىم فرقHالسالم قال أنا
فجعلني في خيرىم قبيلة ثم جعلهم بيوتا فجعلني في
خيرىم بيتا وخيرىم نفسا
Lihat Muhammad bin ‘I<sa> al-Turmuz\i>, Sunan al-Turmuz\i>, Maktabah Syamilah 2000 Kitab,
juz 12, hlm. 54, dan juga pada kitab yang sama di juz 11, hlm. 439 dengan beberapa perbedaan di
teks matannya dengan rangkaian sanad yang sama.
Artinya: "Allah menciptakan manusia dan telah menciptakan diriku
yang berasal dari jenis kelompok manusia terbaik pada waktu
yang terbaik. Kemudian Allah menciptakan kabilah-kabilah
terbaik, dan menjadikan diriku dari kabilah yang terbaik. Lalu
Allah menciptakan keluarga-keluarga terbaik dan menjadikan
diriku dari keluarga yang paling baik. Akulah orang yang
terbaik di kalangan mereka, baik dari segi pribadi maupun dari
segi silsilah".
ونظر,إنما انا بشر مثلكم أتّزوج فيكم وأّزوجكم إال فاطمة فإن تزويجها نزل من ال سماء
ّ
رسول اهلل إلى أوالد علي وجعفر فقال بناتنا لبنينا وبنونا لبناتنا
Artinya: "Sesungguhnya aku hanya seorang manusia biasa yang kawin
dengan kalian dan mengawinkan anak-anakku kepada kalian,
kecuali perkawinan anakku Fathimah. Sesungguhnya
perkawinan Fathimah adalah perintah yang diturunkan dari
langit (telah ditentukan oleh Allah SWT). Kemudian
Rasulullah memandang kepada anak-anak Ali dan anak-anak
Ja'far, dan beliau berkata: Anak-anak perempuan kami hanya
5
Setelah dilakukan takhrij, ditemukan dalam ‘Ali> bin al-H{asan, Ta>ri>kh Dimisyqa,
Maktabah Syamilah 16.000 Kitab, juz 30, hlm. 361, dengan teks hadis sebagai berikut:
أخبرنا بها أبو القاسم بن السمرقندي أنا أبو محمد الصريفيني نا أبو حفص عمر بن إبراىيم المقرئ ثنا أبو إسحاق إبراىيم بن جيش بن دينار المعدل
نا محمد بن السري بن سهل القنطري نا يحيى بن شبيب نا حميد ودينار قاال ثنا أنس قال جاء رجل إلى علي بن أبي طالب فقال يا خير الناس بعد
رسول اهلل ( صلى اهلل عليو وسلم ) قال لو رأيت أبا بكر وعمر قال ال قال لو قلت إني رأيتهما لحددتك ثم قال خير ىذه األمة بعد نبيها أبو بكر
وعمر نحن أىل بيت ال يقاس بنا أحد
6
Teks matan yang disampaikan Idrus Alwi, belum ditemukan dalam beberapa kitab
hadis, sehingga pembahasan tentang hadis ini harus ditangguhkan, karena sebuah hadis dikatakan
hadis jika mempunyai rangkaian sanad dan matan.
menikah dengan anak-anak laki kami, dan anak-anak laki kami
hanya menikah dengan anak-anak perempuan kami".
klasifikasi sosial yang cukup jelas, dimana keturunan Nabi merupakan kasta
tertinggi. Sisi ekslusifitas tersebut diperkuat lagi dengan adanya hadis yang
keempat yang secara jelas mengatakan bahwa keturunan Nabi hanya untuk
Konsep kafaah dalam hal nasab ini mempunyai tujuan utama untuk
menjaga kelangsungan mata rantai keturunan Nabi. Nasab dilihat dari sisi
bapak atau lelaki bukan dari sisi ibu atau perempuan. Artinya jika seorang
pemutusan nasab Nabi ini akan berdampak pada ancaman Nabi sebagaimana
7
Setelah dilakukan takhrij, hadis tersebut ditemukan dalam Abu Nu’aim, H{ilya>ti
al- Auliya, Maktabah Syamilah 16.000 Kitab, juz 1, hlm. 45, dengan teks hadis sebagai berikut:
حدثنا عبد الرحمن بن عمران، حدثنا أحمد بن محمد بن يزيد بن سليم، حدثنا محمد بن جعفر بن عبد الرحيم،حدثنا محمد بن المظفر
عن إسماعيل، عن بن أبي رواد، حدثنا يعقوب بن موسى الهاشمي، أخو محمد بن عمران،بن أبي ليلي
، ويموت مماتي، قال رسول اهلل صلى اهلل عليو وسلم " من سره أن يحيا حياتي: قال، عن بن عباس، عن عكرمة،بن أمية
رزقوا، خلقوا من طينتي، فإنهم عترتي، وليقتد باألئمة من بعدي، فليوال عليًا من بعدي وليوال وليو،ويسكن جنة عدن غرسها ربي
ال أنالهم اهلل شفاعتي، للقاطعين فيهم صلتي، وويل للمكذبين بفضلهم من أمتي.فهمًا وعلمًا
يل للمك ّذبين بفضلهم من أمتي- فو, خلقوا من طينتي ورزقوا فهمي و علمي,فإنهم عترتي
القاطعين منهم صلتي ال أنزلهم اهلل شفاعتي
Artinya: "maka mereka itu keturunanku, diciptakan (oleh Allah) dari darah
dagingku dan dikaruniai pengertian serta pengetahuannku.
Celakalah (Neraka Wail) bagi orang dari ummatku yang
mendustakan keutamaan mereka dan memutuskan hubunganku dari
mereka. Kepada mereka itu Allah tidak akan menurunkan
syafa'atku."
seorang syarifah dengan lelaki yang bukan habib, serta berujung pada
pernikahan. Jika hal itu bisa memutus garis keturunan Nabi yang berimbas
keutamaan keturunan Nabi dan menghindarkan diri dari hal-hal yang bisa
posisi pentingnya sebagai sumber hukum kedua setelah al-Quran dan tidak
banyak hadis yang tercatat semasa hidup Nabi, maka pemalsuan hadis sangat
mungkin terjadi. Apalagi, masa penghimpunan hadis Nabi secara tertulis baru
dilakukan setelah masa berkembangnya pemalsuan-pemalsuan hadis.8 Dengan
demikian penelitian hadis jauh lebih rumit dan penting. Untuk itu, peneliti
B. Rumusan Masalah
pernikahan syarifah?
sebagai berikut:
8
Syuhudi Ismail, Kaedah Kesahihan Sanad Hadis, Telaah Kritis dan Tinjauan dengan
Pendekatan Ilmu Sejarah, (Jakarta: Bulan Bintang, 1995), hlm. 85-86.
Adapun mengenai kegunaannya adalah sebagai berikut:
3. Sebagai jalan keluar dari kebiasan antara konsep kesetaraan dan konsep
D. Telaah Pustaka
oleh peneliti. Kajian ini sangat penting untuk lebih memperjelas dan
lakukan ini belum ada satupun yang menyamainya meskipun dengan tema
kafaah dalam pernikahan atau yang lainnya. Namun penjelasan yang ada
sangat berbasis madzhab tertentu, bukan kajian atas hadis secara detail
bukunya ini lebih di titik beratkan pada perbedaan ulama dalam memberikan
kriteria mengenai kafaah dan tidak membahas secara mendetail tentang hadis
kafaah.10
9
Wahbah al-Zuh}aili>, al-Fiqh al-Isla>mi wa Adillatuhu, juz 8, hlm. 744.
10
Muh. Amin Summa, Hukum Keluarga Islam di Dunia Islam, (Jakarta: PT Raja
Grafind Persada, 2005), hlm. 84.
terdiri dari delapan bab. Dalam tulisan itu dikemukakan dasar-dasar konsep
kafaah syarifah namun masih secara global, tidak terperinci. Teks-teks hadis
mengangkat tentang kafaah dalam Islam. Salah satunya adalah skripsi yang
ditulis oleh Lathifatun Ni'mah dengan judul, “Konsep Kafaah Dalam Hukum
signifikansi makna kafaah yang terdiri dari enam faktor, yaitu: dalam ukuran
dari cacat. Akan tetapi dari keenam faktor tersebut, penyusun menyimpulkan
bahwa yang dimaksud kafaah oleh al-Sayyid Sābiq di sini adalah laki-laki
yang sebanding dengan calon istrinya dalam tingkat sosial dan sederajat dalam
11
Lathifatun Ni'mah, Konsep Kafa'ah Dalam Hukum Islam: Studi Pemikiran As-
Sayyid Sābiq dalam Kitab Fiqh Sunnah (Yogyakarta: Skripsi fakultas Syari'ah UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta, 2010).
menggunakan pendekatan urf dan maslahat. Dalam penelitian ini ditemukan
hasil bahwa pemicu utama dari penetapan konsep kafaah Maźhab Hanafî
diketahui dari sejarah penetapannya. Kemudian kriteria yang semula ada lima,
yang masih relevan dalam masyarakat Indonesia ada dua kriteria, yaitu:
Agama, dan kekayaan. Juga perlu adanya kesetaraan dalam tingkat yang lain
rahmah.12
penulis karya ini menyangkut tiga hal; epistemologi konsep kafaah, unsur-
unsur kafaah, dan subtansi hukum kafaah dalam pernikahan. Secara umum,
keduanya sama- sama merujuk atau berpegang pada pendapat para ulama.
Perbedaan keduanya
12
Musafak, Konsep Kafa'ah Dalam Pernikahan: Studi Pemikiran Mazhab Hanafi
(Yogyakarta: Skripsi fakultas Syari'ah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2010).
hanya pada Maźhab yang dianut, zaman dan metode penelitiannya atau
metode penulisannya.13
E. Kerangka Teoritik
sebuah hadis haruslah berstatus baik (sah}i>h}/ h}asan ). Status baik ini
didapatkan setelah melakukan penelitian terhadap sanad dan matan hadis yang
bersangkutan.
Melihat kenyataan ini, maka jelas sebuah studi atas sanad hadis
13
Sudarsono, Konsep Kafa'ah Dalam Perkawinan Menurut An-Nawawi Dan Wahbah
Al-Zuh}aili>, (Yogyakarta: Skripsi fakultas Syari'ah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2011).
14
Syuhudi Ismail, Kaedah Kesahihan Sanad Hadis, Telaah Kritis dan Tinjauan dengan
Pendekatan Ilmu Sejarah, hlm. 85-86.
b. Setelah masa Nabi banyak berkembang pemalsuan hadis
hadis.
15
Hasjim Abbas, Kritik Matan Hadis Versi Muhaddisin dan Fuqoha, (Yogyakarta: Teras,
2004), hlm. 19.
b. Teknik pengeditan hadis
sebagai berikut: 17
a. Muttas}il
b. Marfu'
a. Beragama Islam
b. Mukallaf
d. Memelihara muru'ah
16
Ibid., hlm. 19-20.
17
Ibid., hlm. 151.
b. Mampu dengan baik menyampaikan hadis yang dihafalnya kepada
orang lain.
Kualitas matan hadis bisa saja tidak sama dengan kualitas sanadnya.
Hal ini dikarenakan, sebuah matan yang sahih haruslah memenuhi kriteria
sebagai berikut:18
F. Metode Penelitian
berikut:
18
Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadis Nabi, (Jakarta: Bulan Bintang, 2007),
hlm. 120-121.
b. Pendekatan yang peneliti gunakan adalah pendekatan kualitatif yaitu
2. Sumber Data
a. Data Primer
19
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta, Fakultas Psikologi UGM, 1987),
hlm. 136.
20
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2005), hlm. 1.
21
Saifuddin Azwar, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), hlm. 5.
22
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif , hlm. 9-18.
23
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:
Balai Pustaka, 1990), hlm. 32.
24
Hadari Nawawi, Metodologi Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gajah Mada
Press, 1995), hlm. 80.
syarifah dan kemudian peneliti mencari varian hadis terkait di kitab-
kitab hadis primer25 baik yang mu’tabar maupun yang tidak mu’tabar.
b. Data Sekunder
Metodologi Penelitian Hadis Nabi karya Syuhudi Ismail, dan Fiqhu al-
serta literatur lain yang terkait dengan studi kritik hadis dan konsep
tesis ini adalah takhri>j al-h{adi>s.\ Takhrij adalah sebuah langkah untuk
sumber asli dari hadis.27 Pada langkah ini peneliti dibantu dengan software
25
Istilah Kitab hadis primer dalam penelitian ini adalah kitab hadis yang mukharrij-nya
mempunyai sanad sendiri, tidak mengutip dari mukharrij lain. Kitab hadis primer ini terbagi
menjadi dua yaitu mu’tabarah (kutub al-Sittah) dan gairu mu’tabarah (seperti Muwat}t}a’, al-Umm,
dan lainnya). Kitab hadis sekunder adalah kitab hadis yang tidak mempunyai sanad sendiri,
26
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, hlm. 10.
27
Syuhudi Ismail, Metodologi Peneltitian Hadis Nabi, hlm. 41.
menelusuri teks hadis dalam berbagai kitab. Jadi langkah yang diambil
kunci dalam sebuah teks matan hadis. Kata kunci yang digunakan bisa
software ini, pencarian bisa dilakukan tidak hanya pada kitab hadis
versi ebook-nya.
c. Mengumpulkan hadis
i’tibar rawi.
4. Analisis Data
1) Melakukan I’tibar
28
Ibid. hlm. 49.
29
Ibid. hlm. 113.
1) Melihat kualitas sanad, jika sanad sangat lemah maka penelitian
G. Sistematika Pembahasan
Bab satu adalah pendahuluan dari tesis yang mencakup latar belakang
Bab ketiga akan berisi teori tentang studi kritik hadis. Terdapat
beberapa teori studi kritik hadis, namun peneliti memilih teori yang
dan matan hadis yang akan diteliti. Dalam bab ini akan dipaparkan tentang
langkah-langkah dan kriteria-kriteria dalam melakukan studi kritik sanad dan
matan hadis.
Pada bab empat ini, peneliti akan mekakukan analisis terhadap hadis-
ini nantinya akan dikritisi mulai dari segi sanad hingga segi matannya.
Bab lima merupakan bab akhir dari tesis ini dan berisi kesimpulan
pendahuluan. Pada bab ini juga terdapat saran yang dibuat berdasarkan hasil
dari penelitian.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
rumah tangga. Sebagian besar ulama menetapkan empat hal dalam kafaah,
dalam pernikahan, sehingga bila terjadi pernikahan yang tanpa kafaah, maka
pernikahan itu tetaplah sah. Kafaah hanya merupakan hak bagi perempuan
dan walinya. Artinya, jika dinikahkan kepada lelaki yang tidak sekufu,
antara perempuan dan lelaki yang tidak sekufu, maka wali dari perempuan itu
Konsep ideal kafaah ini menjadi berat jika diterapkan kepada para
perempuan yang berderajat tinggi, karena, untuk mencapai kafaah, maka dia
harus menikah dengan lelaki yang berderajat tinggi pula. Hal ini terjadi juga
manusia pada umumnya. Jika demikian maka para syarifah berderajat lebih
147
148
pernikahan antara syarifah dan lelaki yang bukan keturunan Nabi, pernikahan
tersebut tetaplah sah. Tapi yang jangan dilupakan di sini adalah bahwa jika
pihak perempuan dan laki-laki tidak kafaah, wali dari perempuan itu berhak
keinginan untuk menikah dengan laki-laki selain keturunan Nabi, maka dia
syarifah dengan lelaki selain keturunan Nabi, hal itu secara hukum
memang sudah direlakan oleh wali dari syarifah, maka sahlah pernikahan itu,
dan sesuatu yang sah berarti halal dan tidak menimbulkan dosa.
syarifah selaku mempelai wanita dan pihak para wali dari syarifah tersebut.
Jika melihat kepada hasil penelitian, maka dari keempat hadis yang
kepada lelaki keturunan Nabi, tiga diantaranya berstatus d}aif, sedangkan satu
memaksakan harus adanya kafaah baik bagi perempuan biasa atau juga
kepada syarifah.
memilih pasangan hidup dan menikahi perempuan yang sekufu. Hadis ini
ditemukan paling tidak dalam tiga kitab hadis, yaitu Sunan Ibnu Majah, As-
periwayat yang sama dari periwayat kelima hingga periwayat pertama. Itu
sanad hadis ini terletak pada Al-H{ariṠ bin Imran al-Ja’fari, yang oleh
hanya dengan mereka yang sekufu. Hadis ini juga hanya ditemukan dalam
tiga kitab, yaitu Mu’jam al-Ausat{ li T{abrani, Sunan Da>ru al-Qut{ni, dan
pada
periwayat kelima hingga riwayat pertama. Artinya, hadis ini juga
bin Ubaid yang dikatakan matruk dan Al-Hajjaj bin Arthah yang dianggap
yang memutuskan silsilah Nabi. Seperti adat yang berlaku, nasab dinisbatkan
kepada bapak. Hal ini berarti jika seorang syarifah menikah dengan selain
keturunan Nabi dianggap memutus silsilah Nabi. Hadis ini ditemukan di tiga
Muttaqa al-Hindi, dan H{ilya>ti al-Auliya. Dari ketiga kitab tersebut hanya
dikitab terakhirlah terdapat sanad yang lengkap. Sanad dari hadis ini tunggal
ditemukan. Ibnu ‘Asakir mengatakan bahwa hadis ini adalah hadis munkar.
B. Saran
keluarga besar yang terhormat, dimana salah satu keluarganya ada yang
maka dengan melihat kembali peraturan dan landasan hukum dalam kafaah,
bisa lebih mengerti dan memahami keputusan yang diambil oleh keluarga
tersebut.
Ketiga, sebagai sebuah kajian ilmu, tentu saja segala kesimpulan dan
hasil yang telah peneliti dapatkah hanya bersifat sementara, dan masih perlu
lanjut tentang konsep kafaah syarifah ini, dimungkinkan penlitian bisa lebih
detail dan mencakup beberapa landasan berfikir yang belum sepat terkritisi
.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Wahab Khalaf, Ilmu Ushul al-Fiqh, Dar al-Qalam, Kuwait, 1978.
Ahmad bin 'Ali bin Hajar al-As}qalani, Tahz|ibu at-Tahz|ib, Beirut: Dar al-Fikr,
1984.
Ali Mustofa Yaqub, Imam Bukhari dan Metodologi Kritik dalam Ilmu Hadis,
Jakarta: Pustaka firdaus, 1996.
Ali> bin Abu> Bakr al-Hais\ami>, Majma’ al-Zawa>id wa Manba’ al-Fawa>id, Beirut:
Dar al-Fikr, 1991.
152
153
Ah}mad bin ‘Ali> al-Khat}i>b al-Bagda>di>, Ta>ri>kh Bagda>d, Beirut: Dar al-Kutub al-
‘Ilmiyah, 1997.
Ahmad bin Aibak Ibnu al-Dimya>t}i>, al-Mustafa>d min Z|ail Ta>ri>kh Bagda>d, Beirut:
Dar al-Kutub, 1997.
Ali Mustofa Yaqub, Imam Bukhari dan Metodologi Kritik dalam Ilmu Hadis,
Jakarta: Pustaka Firdaus, 1996.
Hamim Ilyas dan Suryadi (ed.), Wacana Studi Hadis Kontemporer, Yogyakarta:
PT. Tiara Wacana, 2002.
Hasjim Abbas, Kritik Matan Hadis Versi Muhaddisin dan Fuqoha, Yogyakarta:
Teras, 2004.
Http:// www.zuhayli.net.
http://benmashoor.wordpress.com
Ibnu ‘Asakir, Ta>ri>khu Dimisyqa, Darul Fikr, dalam Maktabah Syamilah 2000
Kitab.
Ibrahim al-Bajuri, H{asyiyah} al-Bajuri 'ala> Ibnu Qasim al-Gazi, Surabaya: al-
Haramain, t.th.
Idrus Alwi al-Masyhur, Kafa'ah Syarifah Dasar Hukum dalam Perkahwinan,
dalam http://ahlulbaitrasulullah.blogspot.com
Lathifatun Ni'mah, Konsep Kafa'ah Dalam Hukum Islam: Studi Pemikiran As-
Sayyid Sābiq dalam Kitab Fiqh Sunnah, Yogyakarta: Skripsi fakultas
Syari'ah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2010.
M. Nurul Irfan, Nasab dan Status Anak dalam Hukum Islam, Jakarta: Amzah,
2012.
Mahmud at-Thohhan, Dasar-Dasar llmu Takhrij dan Studi Sanad, Terj. Agil
Husin al-Munawwar, Masykur Hakim, Semarang: Penerbit Dina
Utama, 1995.
Muh. Amin Summa, Hukum Keluarga Islam di Dunia Islam, Jakarta: PT Raja
Grafind Persada, 2005.
Muh}ammad bin Ah}mad bin 'Us\ma>n al-Z\|ahabi>, Siyar A’la>m al-Nubala>’, .Beirut:
Muassasah al-Risalah, 2001.
Syuhudi Ismail, Kaedah Kesahihan Sanad Hadis, Telaah Kritis dan Tinjauan
dengan Pendekatan Ilmu Sejarah, Jakarta: Bulan Bintang, 1995.
Yusuf bin Abdurrahman bin Yusuf al-Mizzy, Tahżibu al-Kamal fi Asma>i al-
Rija>l,
Maktabah Syamilah 2000 Kitab.
Yusuf Muhajir Ilallah, Fenomena Pengagungan Żurriyyah NABI (Studi Kritik
dan Living Hadis atas Hadis-Hadis yang Digunakan Jamaah Asy-
Syahadatain dalam Risalah KH. Muhammad Khozin), skripsi tidak
diterbitkan, Kudus: STAIN Kudus, 2010.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Pendidikan Formal :
1. SD Muktiharjo 03 1991-1997
157