DAFTAR ISI.........................................................................................................i
BAB I...................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.......................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah..................................................................................6
1.3. Tujuan....................................................................................................6
1.3.1. Tujuan Umum.................................................................................6
1.3.2. Tujuan Kdhusus..............................................................................6
1.4. Manfaat..................................................................................................7
1.4.1. Manfaat Teoritis..............................................................................7
1.4.2. Manfaat Praktisi..............................................................................7
1.5. Sistematika Penulisan.............................................................................8
BAB II................................................................................................................10
TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................10
2.1. Konsep Skizofrenia..............................................................................10
2.1.1. Pengertian......................................................................................10
2.1.2. Etiologi..........................................................................................11
2.1.3. Jenis-jenis Skizofrenia..................................................................13
2.1.4. Penatalaksanaan............................................................................16
2.2. Konsep Dasar Halusinasi.....................................................................17
2.2.1. Pengertian......................................................................................17
2.2.2. Etiologi..........................................................................................18
2.2.3. Klasifikasi halusinasi....................................................................21
2.2.4. Tanda dan Gejala...........................................................................22
2.2.5. Tahapan Terjadinya Halusinasi.....................................................23
2.2.6. Rentang Respon Neurobiologis.....................................................27
2.2.7. Tingkat intensitas halusinasi.........................................................28
BAB III...............................................................................................................30
KONSEP TEORITIS..........................................................................................30
3.1. Konsep Asuhan Keperawatan..............................................................30
3.1.1. Pengkajian.....................................................................................30
i
ii
PENDAHULUAN
dan/ atau masyarakat. Tujuan upaya kesehatan jiwa itu adalah menjamin,
yang
1
2
sama bagi para penderita baik masalah kejiwaan maupun gangguan jiwa.
gangguan jiwa atau disingkat ODGJ yang artinya adalah orang yang
menempati posisi teratas dari seluruh gangguan jiwa yang ada di dunia
memiliki dua gejala yaitu gejala positif dan gejala negatif, dimana salah
sendiri, senyum sendiri, tertawa sendiri, menarik diri dari orang lain, dan
tidak dapat membedakan yang nyata dan tidak nyata (Maramis, 2008
jiwa, dan hampir satu pertiga dari penduduk diwilayah asia tenggara
sekitar 47,5 juta orang yang terkena dimensia. Di Negara Indonesia saat
angka prevalensi gangguan jiwa berat di Jawa Barat sebanyak 1,8 per
mil. Dengan angka prevalensi di perkotaan dan pedesaan sama yaitu 1,5
Cirebon yaitu 0.73 per mil Berdasarkan data Riskesdas 2018, sedangkan
kota Cirebon 10.43 per mil. Dari data diatas jumlah kasus gangguan jiwa
lebih sering ditemukan yaitu pada posisi pertama ada gangguan emosi
atau neurotik/ psikosomatik sebanyak 15. 885 kasus, posisi kedua ada
gangguan jiwa akut sebanyak 1.274 kasus, posisi ketiga ada skizofrenia
dengan kasus sebanyak 635, dan posisi terakhir ada kasus episode
depresif sebanyak 187 kasus. selain kasus tersebut terdapat pula 84 kasus
gangguan jiwa dan perilaku yang diakibatkan oleh pemakaian lebih dari
118.327 kasus
gangguan jiwa dipuskesmas dan 14.468 kasus gangguan jiwa di rumah
yang dirawat berjumlah 218 orang dengan pasien yang berjenis kelamin
laki- laki yaitu sebanyak 127 orang dan pasien perempuan sebanyak 91
tahun yaitu sebanyak 186 orang dan paling sedikit berumur >65 tahun
Tabel 1.1
Distribusi Pasien Berdasarkan 10 Besar Masalah Keperawatan
Utama di Unit Perawatan Jiwa RSUD Arjawinangun bulan
Januari-Desember Tahun 2019
akan berdampak terjadinya kerusakan baik pada diri sendiri, orang lain
1.3. Tujuan
dengar
1.4. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari karya tulis ilmiah adalah sebagai berikut:
1.4.2. Manfaat
Praktisi 1.4.2.1.Bagi
Penulis
halusinasi, tanda
dan gejala halusinasi, tahapan halusinasi, rentang respon halusinasi serta
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1. Pengertian
yang artinya retak atau pecah (split) dan “phren” yang artinya
10
11
afek yang datar atau tidak sesuai, dan berbagai gangguan aktivitas
Permai.2010).
2.1.2. Etiologi
2.1.2.1. Keturunan
anka kembar satu telur angka kesakitan bagi saudara tiri 0,9-
1) Biologi
2) Stress lingkungan
3) Sumer koping
1. Gejala primer
1) Stupor katatonik
bergerak.
2) Gaduh gelisah
katatonik
2.1.4. Penatalaksanaan
jiwa di masyarakat.
3) Level kedua adalah penanganan kesehatan jiwa melalui
puskesmas.
2.2.1. Pengertian
indra.
2.2.2. Etiologi
adaptasi Stuart terdiri dari dua faktor stressor yaitu faktor predisposisi
1) Faktor Biologis
2) Faktor Psikologis
3) Faktor biokimia
Tabel 2.1
Klasifikasi Halusinasi
Jenis Data Subyektif Data Objektif
Halusinasi
Halusinasi Pasien biasanya mengatakan Pasien terlihat bicara
dengar/ suara mendengar suara-suara atau atau tertawa sendiri,
kegaduhan, mendengar suara marah-marah tanpa
yang mengajak bercakap- sebab, mengarahkan
cakap, dan mendengar suara telinga ke arah
untuk memerintahkan tertentu, dan menutup
melakukan sesuatu yang telinga.
berbahaya.
Halusinasi Pasien mengatakan melihat Pasien terlihat
penglihatan bayangan, sinar, bentuk menunjuk-nunjuk ke
Lanjutan
Jenis Data Subyektif Data Objektif
Halusinasi
geometris, bentuk kartun, arah tertentu dan
melihat hantu atau monster menunjukan
ketakutan pada
sesuatu yang tidak
jelas.
Halusinasi Pasien mengatakan mencium Pasien terlihat sedang
penciuman bau-bauan seperti bau darah, mencium seperti
urine, feses, dan kadang- sedang membau-
kadang bau yang bauan tertentu. Dan
menyenangkan. menutup hidung.
Halusinasi Pasien mengatakan seperti Pasien biasanya
pengecapan merasakan rasa darah, urine, sering meludah dan
atau feses muntah.
Halusinasi Pasien mengatakan ada Pasien Nampak
perabaan serangga di permukaan kulit menggaruk-garuk
dan merasa seperti tersengat permukaan kulit.
listrik.
Sumber: (Yusuf dkk. 2015 ).
berikut:
a. Data subyektif
halusinasinya.
b. Data objektif
realita.
bisa juga beberapa jam, hari atau selamanya/ kronis, tahap ini
Gambar 2.1
Rentang respon neurobiologis
Isolasi sosial
berikut:
Tabel 2.2
Tingkat intensitas halusinasi
KONSEP TEORITIS
3.1.1. Pengkajian
meliputi:
3.1.2. Identitas
dan topik yang akan dibicarakan. Selain itu tanyakan usia dan
30
31
badan, berat badan, serta ada atau tidaknya masalah fisik yang
3.1.6. Psikososial
1) Genogram
2) Konsep diri
a) Citra tubuh
b) Identitas diri
c) Fungsi Peran
saat
pasien sakit dan dirawat lalu bagaimana perasaan pasien
d) Ideal diri
e) Harga diri
2011).
tidaknya
hambatan dalam berhubungan dengan orang lain serta bagaimana
lingkungannya.
3.1.8. Spiritual
(Direja, 2011).
2) Kegiatan ibadah
1) Penampilan
berisi
penjelasan mengenai kondisi pasien selain kondisi-kondisi
2) Pembicaraan
3) Aktivitas motorik
atau agitasi, selain itu ada pula aktivitas motorik yang disebut
pasien
nampak bergetar ketika pasien mengulurkan tangan dan
Keliat, 2011).
4) Alam perasaan
2011).
5) Afek
dengan cepat, dan afek yang tidak sesuai yaitu emosi yang
dengan cepat.
6) Interaksi wawancara
7) Persepsi
(Keliat, 2011).
8) Proses pikir
yaitu pembicaraan
meloncat dari satu topik ke topik lainnya namun ada
9) Isi pikiran
2011).
11) Memori
1) Makan
mengancam dirinya.
2) Buang Air Besar dan Buang Air Kecil
Keliat, 2011).
3) Mandi
4) Berpakaian
6) Penggunaan obat
jenis, dosis, waktu dan cara pemberian serta reaksi dari obat
7) Pemeliharaan kesehatan
maladaptif.
3.1.13. Pengetahuan
Gambar 2.2
Pohon masalah
halusinasi
Gangguan sensori
persepsi: halusinasi
pendengaran/penglihatan Defisit
perawatan diri
ketidakberdayaan
kekuatan serta
masalah pada pasien. Dapat dilihat pada pohon masalah diatas,
berikut.
1) Definisi
2) Batasan karakteristik
a) Subjektif
memukul.
b) Objektif
3) Faktor
risiko
Berdasarkan buku diagnosis keperawatan
1) Definisi
2) Batasan karakteristik
a) Subjektif
b) Objektif
1) Definisi
mengancam.
2) Batasan karakteristik
a) Subjektif
Mengungkapkan perasaan kesendirian yang
b) Objektif
ulang.
personal.
3.4. Intervensi Keperawatan
berikut.
Tabel 2.3
Intervensi Keperawatan Resiko Perilaku kekerasan
Diagnosa Perencanaan
No Tujuan Kriteria evaluasi Intervensi
keperawatan
1 2 3 4 5
1. Risiko 1. Pasien dapat 1.1 pasien menunjukan 1.1.1 Bina hubungan saling percaya dengan: beri
perilaku membina tanda-tanda percaya salam setiap interaksi, perkenalkan nama, nama
kekerasan hubungan kepada perawat dengan panggilan perawat dan tujuan perawat berkenalan,
saling menunjukan wajah cerah, tanyakan dan panggil nama kesukaan pasien, tunjukan
percaya tersenyum, mau sikap empati, jujur, dan menepati janji setiap
berkenalan, ada kontak berinteraksi, tanyakan perasaan pasien dan masalah
mata, bersedia yang dihadapi pasien, buat kontrak interaksi yang
menceritakan perasaan jelas, dengarkan dengan penuh perhatian ungkapan
perasaan pasien.
2. Pasien dapat 2.1 pasien menceritakan 2.1.1 bantu pasien mengungkapkan perasaan
mengidentifi penyebab perilaku marahnya dengan cara motivasi pasien untuk
kasi kekerasan yang menceritakan penyebab rasa kesal atau jengkelnya,
penyebab dilakukannya yaitu dengarkan tanpa menyela atau member penilaian
perilaku menceritakan penyebab setiap ungkapan perasaan pasien.
kekerasan perasaan jengkel/kesal
yang baik dari diri sendiri
dilakukannya maupun lingkungannya.
3. Pasien dapat 3.1 pasien menceritakan 3.1.1 bantu pasien mengungkapkan tanda-tanda
mengidentifi keadaan: fisik meliputi perilaku kekerasan yang dialaminya dengan cara
kasi tanda- mata merah, tangan memotivasi pasien menceritakan kondisi fisik saat
tanda mengepal, ekspresi perilaku kekerasan terjadi, motivasi pasien
perilaku tegang, dan lain-lain. menceritakan kondisi emosinya saat terjadi perilaku
kekerasan Emosional meliputi kekerasan, motivasi pasien menceritakan kondisi
50
51
Diagnosa Perencanaan
No Tujuan Kriteria evaluasi Intervensi
keperawatan
perasaan marah, jengkel, psikologis saat terjadi perilaku kekerasan, motivasi
bicara kasar. Sosial pasien menceritakan kondisi hubungan dengan orang
meliputi bermusuhan lain saat terjadi perilaku kekerasan.
yang dialami saat terjadi
perilaku kekerasan.
4. Pasien dapat 4.1 pasien menjelaskan 4.1.1 diskusikan dengan pasien perilaku kekerasan
mengidentifi mengenai jenis-jenis yang dilakukannya selama ini: motivasi pasien
kasi jenis ekspresi kemarahan yang menceritakan jenis-jenis tindak kekerasan yang
perilaku selama ini telah selama ini pernah dilakukannya, motivasi pasien
kekerasan dilakukannya, menceritakan perasaan pasien setelah tindak
yang pernah perasaannya saat kekerasan tersebut terjadi, diskusikan apakah dengan
dilakukannya melakukan kekerasan, tindak kekerasan yang dilakukannya masalah yang
efektivitas cara yang dialami teratasi.
dipakai dalam
menyelesaikan masalah.
5. Pasien dapat 5.1 pasien menjelaskan 5.1.1 Diskusikan dengan pasien akibat negatif
mengidentifi akibat tindak kekerasan (kerugian) cara yang dilakukan pada diri sendiri,
kasi akibat yang dilakukannya: diri orang lain/ keluarga, dan lingkungan.
perilaku sendiri meliputi luka,
kekerasan dijauhi teman, dll. Orang
lain/ keluarga meliputi
luka, tersinggung,
ketakutan, dll.
Lingkungan meliputi
barang atau benda rusak
dll.
6. Pasien dapat 6.1 pasien menjelaskan 6.1.1 diskusikan dengan pasien mengenai apakah
51
Diagnosa Perencanaan
No Tujuan Kriteria evaluasi Intervensi
keperawatan
mengidentifi cara-cara sehat pasien mau mempelajari cara baru mengungkapkan
kasi cara mengungkapkan marah marah yang sehat, jelaskan berbagai alternatif pilihan
konstruktif untuk mengungkapkan marah selain perilaku
dalam kekerasan yang diketahui pasien, jelaskan cara-cara
mengungkap sehat untuk mengungkapkan marah seperti: pertama
kan cara fisik dengan nafas dalam, pukul bantal/ kasur,
kemarahan. dan olah raga. Kedua secara verbal dengan
mengungkapkan bahwa dirinya sedang kesal kepada
orang lain. Ketiga sosial dengan cara latihan asertif
dengan orang lain. Terakhir cara spiritual dengan
sembahyang/ doa, zikir, meditasi, dsb sesuai
keyakinan agamanya masing-masing.
7. Pasien dapat 7.1 pasien memperaga- 7.1.1 diskusikan cara yang mungkin dipilih dan
mendemons- kan cara mengontrol anjurkan pasien memilih cara yang mungkin untuk
trasikan cara perilaku kekerasan secara mengungkapkan kemarahan.
mengontrol fisik yaitu nafas dalam, 7.1.2 latih pasien memperagakan cara yang dipilih:
perilaku memukul bantal/ kasur. peragakan cara melaksanakan cara yang dipilih,
kekerasan Secara verbal yaitu
jelaskan manfaat cara tersebut, anjurkan pasien
mengungkapkan menirukan peragaan yang sudah dilakukan, beri
perasaan kesal/ jengkel penguatan pada pasien dan perbaiki cara yang masih
pada orang lain tanpa belum sempurna.
menyakiti. Secara7.1.3 anjurkan pasien menggunakan cara yang sudah
spiritual yaitu zikir/ doa dilatih saat marah/jengkel.
meditasi sesuai
agamanya.
8. Pasien 8.1 keluarga: 8.1.1 diskusikan pentingnya peran serta keluarga
mendapat menjelaskan cara sebagai pendukung pasien untuk mengatasi perilaku
52
Diagnosa Perencanaan
No Tujuan Kriteria evaluasi Intervensi
keperawatan
dukungan merawat pasien dengan kekerasan.
keluarga perilaku kekerasan dan 8.1.2 diskusikan potensi keluarga untuk membantu
untuk mengungkapkan rasa pasien mengatasi perilaku kekerasan.
mengontrol puas dalam merawat 8.1.3 jelaskan pengertian, penyebab, akibat dan cara
perilaku pasien. merawat pasien perilaku kekerasan yang dapat
kekerasan dilaksanakan oleh keluarga.
8.1.4 peragakan cara merawat pasien (menangani PK)
8.1.5 beri kesempatan keluarga untuk memperagakan
ulang
8.1.6 beri pujian kepada keluarga setelah peragaan
8.1.7 tanyakan perasaan keluarga setelah mencoba
cara yang dilatih.
9. Pasien 9.1 pasien menjelas- kan 9.1.1 jelaskan manfaat menggunakan obat secara
mengguna- mengenai manfaat teratur dan kerugian jika tidak menggunakan obat.
kan obat minum obat, kerugian 9.1.2 jelaskan kepda pasien mengenai jenis obat
sesuai tidak minum obat, nama (nama, warna, dan bentuk obat), dosis yang tepat
program obat, bentuk dan warna untuk pasien, waktu pemakaian, cara pemakaian, efek
yang telah obat, dosis yang yang akan dirasakan pasien.
ditetapkan diberikan kepadanya, 9.1.3 anjurkan pasien untuk minta dan menggunakan
waktu pemakaian, cara obat tepat waktu, lapor ke perawat/dokter jika
pemakaian, efek yang mengalami efek yang tidak biasa, beri pujian terhadap
dirasakan kedisiplinan pasien menggunakan obat.
9.2 pasien menggunakan
obat sesuai program.
Sumber: (Hidayat dkk. 2017: 77)
53
Tabel 2.4
Intervensi Keperawatan Halusinasi
Diagnosa Perencanaan
No Tujuan Kriteria evaluasi Intervensi
keperawatan
Gangguan 1. pasien dapat 1.1 Ekspresi wajah 1.1.1 Bina hubungan saling percaya dengan
sensori membina bersahabat, menunjukan mengungkapkan prinsip komunikasi terapentik.
persepsi: hubungan rasa senang ada kontak Seperti: sapa pasien dengan ramah baik verbal
Halusinasi saling mata. Mau berjabat maupun non verbal, perkenalkan diri dengan sopan,
percaya tangan, mau tanyakan nama lengkap pasien dan nama panggilan
menyebutkan nama, mau yang disukai pasien, jelaskan tujuan pertemuan, jujur
menjawab salam, pasien dan menepati janji, tunjukan sikp simpati dan
mau duduk berdampingn menerima apa adanya, beri perhatian pada kebutuhan
dengan perawat, mau dasar pasien adakan kontak sering dan singkat secara
mengungkap-kan bertahap.
masalah yang dihadapi.
2. Pasien dapat 2.1 Pasien dapat 2.1.1 Adakah kontak sering dan singkat secara
mengenal menyebutkan waktu, isi, bertahap.
halusinasinya frekunsi timbulnya 2.1.2 Observasi tingkah laku pasien terkait dengan
halusinasi. halusinasinya; bicara dan tertawa sendiri, memandang
a. Pasien dapat ke kiri atau ke kanan atau kedepan seolah-olah ada
mengungkapkan teman bicara.
perasaan terhadap 2.1.3 Bantu pasien mengenali halusinasinya. Jika
halusinasi nya menemukan pasien yang sedang halusinasi, tanyakan
apakah ada suara yang didengar. Jika pasien
menjawab ada, lanjutkan: apa apa yang dikatakan.
Katakan bahwa perawat percaya pasien mendengar
suara itu, namun perawat sendiri tidak mendengarnya
(dengan nada bersahabat tanpa menuduh atau 54
Diagnosa Perencanaan
No Tujuan Kriteria evaluasi Intervensi
keperawatan
menghakimi). Katakan bahwa pasien lain juga ada
seperti pasien. Katakan bahwa perawat akan
membantu pasien. Jika pasien tidak berhalusinasi
klarifikasi tentang adanya pengalaman halusinasi.
2.1.4 Diskusikan dengan pasien: situasi yang
menimbulkan/tidak menimbulkan halusinasi ( jika
sendiri, jengkel / sedih), waktu dan frekuensi
terjadinya halusinasi (pagi, siang sore, dan malam
atau sering dan kadang-kadang)
2.1.5 Diskusikan dengan pasien apa yang dirasakan
jika terjadi halusinasi (marah, takut, sedih, senang)
beri kesempatan mengungkapkan perasaannya.
2. Pasien dapat 3.1 Pasien dapat 3.1.1 Identifikasi bersama pasien cara tindakan yang
mengontrol menyebutkan tindakan dilakukan jika terjadi halusinasi (tidur, marah,
halusinasi yang biasanya dilakukan menyibukan diri dll).
nya untuk mengendalikan 3.1.2 Diskusikan manfaat dan cara yang digunakan
halusinasinya pasien, jika bermanfaat beri pujian.
3.2 Pasien dapat 1.1.3 Diskusikan cara baru untuk memutus atau
menyebutkan cara baru mengontrol timbulnya halusinasi: katakan: “saya
3.3 Pasien dapat tidak mau dengar/lihat kamu” (pada saat halusinasi
memilih cara mengatasi terjadi), menemui orang lain (perawat/teman/anggota
halusinasi seperti yang keluarga) untuk bercakap cakap atau mengatakan
telah didiskusikan halusinasi yang didengar / dilihat, membuat jadwal
dengan pasien kegiatan sehari hari agar halusinasi tidak sempat
3.4 Pasien dapat muncul, meminta keluarga/teman/ perawat menyapa
melaksanakan cara yang jika tampak bicara sendiri
telah dipilih untuk 3.1.4 Bantu pasien memilih dan melatih cara memutus 55
Diagnosa Perencanaan
No Tujuan Kriteria evaluasi Intervensi
keperawatan
mengendalikan halusinasi secara bertahap
halusinasinya
3. Pasien dapat 4.1 Keluarga dapat 4.1.1 Anjurkan pasien untuk memberitahu keluarga
dukungan membina hubungan jika mengalami halusinasi.
dari keluarga saling percaya dengan 4.1.2 Diskusikan dengan keluarga (pada saat
dalam perawat keluarga berkunjung/pada saat kunjungan rumah)
4.2 Keluarga dapat mengenai: gejala halusinasi yang di alami pasien,
menyebutkan pengertian, cara yang dapat dilakukan pasien dan keluarga untuk
tanda dan tindakan untuk memutus halusinasi, cara merawat anggota keluarga
mengendali kan yang halusinasi di rumah: beri kegiatan, jangan
halusinasi biarkan sendiri, makan bersama, berpergian bersama,
beri informasi waktu follow up atau kapan perlu
mendapat bantuan halusinasi tidak terkontrol, dan
risiko mencederai orang lain.
4. Pasien dapat 5.1 Pasien dan 5.1.1 Diskusikan dengan pasien dan keluarga
memanfaat keluarga dapat tentang dosis,efek samping dan manfaat obat.
kan obat menyebutkan manfaat, 5.1.2 Anjurkan pasien minta sendiri obat pada
dengan baik dosis dan efek samping perawat dan merasakan manfaatnya.
obat 5.1.3 Anjurkan pasien bicara dengan dokter tentang
5.2 Pasien dapat manfaat dan efek samping obat yang dirasakan.
mendemons- trasikan 5.1.4 Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa
penggunaan obat dgn konsultasi.
benar 5.1.5 Bantu pasien menggunakan obat dengan
5.3 Pasien dapat prinsip 5 (lima) benar
informasi tentang
manfaat dan efek
samping obat
56
Diagnosa Perencanaan
No Tujuan Kriteria evaluasi Intervensi
keperawatan
5.4 Pasien memahami
akibat berhenti minum
obat tanpa konsultasi
Pasien dapat
menyebutkan prinsip 5
benar penggunaan obat
Sumber: (Damaiyanti, Mukhripah & iskandar, 2012: 63).
Tabel 2.5
Intervensi Keperawatan Isolasi Sosial
Diagnosa Perencanaan
No Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
keperawatan
1 2 3 4 5
Isolasi sosial 1. Pasien dapat 1.1 Ekspresi wajah 1.1.1 Bina hubungan saling percaya dengan
membina bersahabat menunjukan mengungkapkan prinsip komunikasi terapeutik
hubungan rasa senang ada kontak seperti: sapa pasien dengan ramah baik verbal
saling mata, mau berjabat maupun non verbal, perkenalkan diri dengan sopan,
percaya. tangan, mau menjawab tanyakan nama lengkap pasien dan nama panggilan
salam, pasien mau duduk yang disukai pasien, jelaskan tujuan pertemuan, jujur
berdampingan dengan dan menepati janji, tunjukan sifat empati dari
perawat, mau menerima pasien apa adanya, beri perhatian kepada
mengutarakan masalah pasien dan perhatikan kebutuhan dasar pasien.
yang dihadapi.
2. Pasien dapat 2.1 Pasien dapat 2.1.1 kaji pengetahuan pasien tentang perilaku
menyebutkan menyebutkan penyebab menarik diri dan tanda-tandanya. 57
Diagnosa Perencanaan
No Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
keperawatan
penyebab menarik diri yang berasal 2.1.2 Beri kesempatan kepada pasien untuk
menarik diri dari: diri sendiri, orang mengungkapkan perasaan penyebab menarik diri atau
lain, lingkungan. tidak mau bergaul.
2.1.3 Diskusikan bersama pasien tentang perilaku
menarik diri tanda-tanda serta penyebab yang
muncul.
2.1.4 Berikan pujian terhadap kemampuan pasien
dalam menggunakan perasaannya.
3. Pasien dapat 3.1 pasien dapat 3.1.1 Kaji pengetahuan pasien tentang manfaat dan
menyebutkan menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain.
keuntungan keuntungan berhubungan 3.1.2 Beri kesempatan dengan pasien untuk
berhubungan dengan orang lain. mengungkapkan perasaan tentang keuntungan
dengan orang berhubungan dengan orang lain.
lain dan 3.1.3 Diskusikan bersama pasien tentang keuntungan
kerugian berhubungan dengan orang lain.
tidak 3.1.4 Beri reinforcement positif terhadap kemampuan
berhubungan pengungkapan perasaan tentang keuntungan
dengan orang berhubungan dengan orang lain.
lain.
3.2 Pasien dapat 3.2.1 Kaji pengetahuan pasien tentang manfaat dan
menyebutkan kerugian kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.
tidak berhubungan 3.2.2 Beri kesempatan kepada pasien untuk
dengan orang lain. mengungkapkan perasaan tentang kerugian tidak
berhubungan dengan orang lain.
3.2.3 Diskusikan bersama pasien tentang kerugian
tidak berhubungan dengan orang lain.
3.2.4 Beri reinforcement positif terhadap kemampuan
58
Diagnosa Perencanaan
No Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
keperawatan
pengungkapan perasaan tentang kerugian tidak
berhubungan dengan orang lain.
4. Pasien dapat 4.1 Pasien dapat 4.1.1 Kaji kemampuan pasien membina hubungan
melaksana- mendemonstrasikan dengan orang lain.
kan hubungan hubungan sosial secara 4.1.2 Dorong dan bantu pasien untuk berhubungan
sosial secara bertahap antara: K-P, K- dengan orang lain melalui tahap: K-P, K-P-P lain, K-
bertahap P-K, K-P-Kel, K-P-Klp. P-P lain- K lain, K-P-Kel/Klp/Masy.
4.1.3 Beri reinforcement terhadap keberhasilan yang
telah dicapai.
4.1.4 Bantu pasien untuk mengevaluasi manfaat
berhubungan.
4.1.5 Diskusikan jadwal harian yang dapat dilakukan
bersama pasien dalam mengisi waktu.
4.1.6 Motivasi pasien untuk mengikuti kegiatan
ruangan.
4.1.7 Beri reinforcement atas kegiatan pasien dalam
ruangan.
5. Pasien dapat 5.1 pasien dapat 5.1.1 Dorong pasien untuk mengungkapkan
mengungkapk mengungkapkan perasaannya bila berhubungan dengan orang lain.
an perasaannya setelah 5.1.2 Diskusikan dengan pasien tentang perasaan
perasaannya berhubungan dengan manfaat berhubungan dengan orang lain.
setelah orang lain: diri sendiri, 5.1.3 Beri reinforcement positif atas kemampuan
berhubungan orang lain. pasien mengungkapkan manfaat berhubungan dengan
dengan orang orang lain.
lain.
6. Pasien dapat 6.1 keluarga dapat: 6.1.1 Bisa berhubungan saling percaya dengan
memberdaya- menjelaskan keluarga: salam; perkenalkan diri, sampaikan tujuan,
59
Diagnosa Perencanaan
No Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
keperawatan
kan sistem perasaannya, buat kontrak, eksplorasi perasaan keluarga.
pendukung menjelaskan cara 6.1.2 Diskusikan dengan anggota keluarga tentang:
atau keluarga merawat pasien menarik perilaku menarik diri, penyebab perilaku menarik
mampu diri, mendemonstrasikan diri, akibat yang akan terjadi jika perilaku menarik
mengembang cara perawatan pasien diri tidak ditanggapi, cara keluarga menghadapi
kan menarik diri, pasien menarik diri.
kemampuan berpartisipasi dalam 6.1.3 Dorong anggota keluarga untuk memberikan
pasien untuk perawatan pasien dukungan kepada pasien untuk berkomunikasi
berhubungan menarik diri. dengan orang lain.
dengan orang 6.1.4 Anjurkan anggota keluarga secara rutin dan
lain. bergantian menjenguk pasien minimal satu minggu
sekali.
6.1.5 Beri reinforcement atas hal-hal yang telah
dicapai oleh keluarga.
Sumber: (Damaiyanti, Mukhripah & iskandar, 2012: 86)
Tabel 2.6
Intervensi Keperawatan Harga Diri Rendah
Diagnosa Perencanaan
No Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
keperawatan
1 2 3 4 5
Harga diri 1. Pasien dapat 1.1 Ekspresi wajah 1.1.1 bina hubungan saling percaya dengan
rendah membina bersahabat, menunjukan mengungkapkan prinsip komunikasi terapeutik
hubungan rasa senang, ada kontak sebagai berikut: sapa pasien dengan ramah baik verbal
saling mata, mau berjabat maupun non verbal, perkenalkan diri dengan sopan,
percaya tangan, mau tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang
dengan menyebutkan nama, mau disukai pasien, jelaskan tujuan pertemuan, jujur dan 60
Diagnosa Perencanaan
No Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
keperawatan
perawat menjawab salam, pasien menepati janji, tunjukan sikap empati dan menerima
mau duduk pasien apa adanya, beri perhatian kepada dan
berdampingan dengan perhatian kebutuhan dasar pasien.
perawat, mau
mengutarakan masalah
yang dihadapi.
2. Pasien dapat 2.1 pasien mengidenti- 2.1.1 diskusikan kemampuan dan aspek positif yang
mengidentifi fikasi kemampuan dan dimiliki pasien dan buat daftarnya jika pasien tidak
kasi aspek positif yang mampu mengidentifikasi maka dimulai oleh perawat
kemampuan dimiliki seperti untuk memberi pujian pada aspek positif yang
dan aspek kemampuan yang dimiliki pasien.
positif yang dimiliki pasien, aspek 2.1.2 setiap bertemu pasien hindarkan memberi
dimiliki. positif keluarga, aspek penilaian negatif.
positif lingkungan yang 2.1.3 utamakan memberi pujian yang realistis.
dimiliki pasien.
3. Pasien dapat 3.1 pasien menilai 3.1.1 diskusikan dengan pasien kemampuan yang
menilai kemampuan yang masih dapat dilaksanakan selama sakit.
kemampuan dimiliki untuk 3.1.2 diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan
yang dimiliki dilaksanakan. pelaksanaannya.
untuk
dilaksanakan
4. Pasien dapat 4.1 pasien membuat 4.1.1 rencanakan bersama pasien aktivitas yang dapat
menetapkan rencana kegiatan harian. dilakukan setiap hari sesuai kemampuan baik kegiatan
atau mandiri, kegiatan dengan bantuan sebagian dan
merencana- kegiatan yang membutuhkan bantuan total.
kan kegiatan 4.1.2 tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi
sesuai kondisi pasien.
61
Diagnosa Perencanaan
No Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
keperawatan
dengan 4.1.3 beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang
kemampuan boleh pasien lakukan.
yang dimiliki
5. Pasien dapat 5.1 pasien melakukan 5.1.1 beri kesempatan pada pasien untuk mencoba
melakukan kegiatan sesuai kondisi kegiatan yang telah direncanakan.
kegiatan dan kemampuannya. 5.1.2 beri pujian atas keberhasilan pasien.
sesuai 5.1.3 diskusikan kemungkinan pelaksanaan kegiatan
kondisi dan setelah pulang.
kemampuan
nya.
6. Pasien dapat 6.1 pasien memanfaatkan 6.1.1 beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang
memanfaat- sistem pendukung yang cara merawat pasien dengan harga diri rendah.
kan sistem ada di keluarga. 6.1.2 bantu keluarga memberikan dukungan selama
pendukung pasien dirawat
yang ada. 6.1.3 bantu keluarga menyiapkan lingkungan
dirumah.
Sumber: (Hidayat dkk. 2017: 77)
62
Tabel 2.7
Intervensi Keperawatan Defisit Perawatan diri
Diagnosa Perencanaan
No Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
keperawatan
1 2 3 4 5
Defisit 1. Pasien dapat 1.1 dalam… kali interaksi 1.1.1 bina hubungan saling percaya dengan cara beri
perawatan membina pasien menunjukan salam setiap berinteraksi, perkenalkan nama, nama
diri hubungan tanda-tanda percaya panggilan perawat dan tujuan perawat berkenalan.
saling kepada perawat seperti Tanyakan nama dan panggilan kesukaan pasien.
percaya wajah cerah, tersenyum, Tunjukan sikap jujur dan menepati janji setiap kali
dengan mau berkenalan, ada berinteraksi, tanyakan perasaan dan masalah yang
perawat. kontak mata, menerima dihadapi pasien. Buat kontrak interaksi yang jelas,
kehadiran perawat, dengarkan ungkapan perasaan pasien dengan empati,
bersedia menceritakan penuhi kebutuhan dasar pasien.
perasaannya.
2. Pasien 2.1 dalam… kali interaksi 2.1.1 diskusikan dengan pasien mengenai penyebab
mengetahui pasien menyebutkan pasien tidak merawat diri, manfaat menjaga
pentingnya penyebab tidak merawat perawatan diri untuk keadaan fisik, mental, dan sosial.
perawatan diri, manfaat menjaga Tanda-tanda perawatan diri yang baik, penyakit atau
diri. perawatan diri, tanda- gangguan kesehatan yang biasa dialami oleh pasien
tanda bersih dan rapi, bila perawatan diri tidak adekuat.
gangguan yang dialami
jika perawatan diri tidak
diperhatikan.
3. Pasien 3.1 dalam… kali 3.1.1 diskusikan frekuensi menjaga perawatan diri
mengetahui interaksi pasien selama ini seperti mandi, gosok gigi, keramas,
cara-cara menyebutkan frekuensi berpakaian, berhias, gunting kuku.
melakukan menjaga perawatan diri 63
Diagnosa Perencanaan
No Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
keperawatan
perawatan seperti frekuensi mandi,
diri. frekuensi gosok gigi,
frekuensi keramas,
frekuensi ganti pakaian,
frekuensi berhias,
frekuensi gunting kuku.
3.2 dalam… kali 3.1.2 diskusikan cara praktek perawatan diri yang
interaksi pasien baik dan benar mengenai mandi, gosok gigi, keramas,
menjelaskan cara berpakaian, berhias, gunting kuku.
menjaga perawatan diri 3.1.3 berikan pujian untuk setiap respon pasien yang
seperti cara mandi, cara positif.
gosok gigi, cara
keramas, cara
berpakaian, cara berhias,
cara gunting kuku.
4. Pasien dapat 4.1 dalam… kali interaksi 4.1.1 bantu pasien saat perawatan diri mandi, gosok
melaksana- pasien mempraktikkan gigi, keramas, berpakaian, berhias, gunting kuku.
kan perawatan diri dengan 4.1.2 beri pujian setelah pasien selesai melaksanakan
perawatan dibantu oleh perawat perawatan diri.
diri dengan seperti mandi, gosok gigi,
bantuan keramas, berpakaian,
perawat. berhias, gunting kuku.
5. Pasien dapat 5.1 dalam…kali interaksi 5.1.1 pantau pasien dalam melaksanakan perawatan
melaksana- pasien melaksanakan diri mengenai mandi, gosok gigi, keramas,
kan praktik perawatan diri berpakaian, berhias, gunting kuku.
perawatan secara mandiri seperti 5.1.2 beri pujian saat pasien melaksanakan perawatan
diri secara mandi 2x sehari, gosok diri secara mandiri.
64
Diagnosa Perencanaan
No Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
keperawatan
mandiri. gigi sehabis makan,
keramas 2x seminggu,
ganti pakaian 1x sehari,
berhias sehabis mandi,
gunting kuku setelah
mulai panjang.
6. Pasien 6.1 Dalam… kali 6.1.1 diskusikan dengan keluarga mengenai penyebab
mendapatkan interaksi keluarga pasien tidak melaksanakan perawatan diri, tindakan
dukungan menjelaskan cara-cara yang telah dilakukan pasien selama di rumah sakit
keluarga membantu pasien dalam dalam menjaga perawatan diri dan kemajuan yang
untuk memenuhi kebutuhan telah dialami oleh pasien.
meningkat- perawatan dirinya. 6.1.2 diskusikan dengan keluarga tentang sarana yang
kan 6.2 Dalam… kali diperlukan untuk menjaga perawatan diri pasien dan
perawatan interaksi keluarga anjurkan kepada keluarga menyiapkan sarana
diri. menyiapkan sarana tersebut.
perawatan diri pasien: 6.1.3 diskusikan dengan keluarga hal-hal yang perlu
sabun mandi, pasta gigi, dilakukan keluarga dalam perawatan diri mengenai
sikat gigi, shampoo, anjurkan keluarga untuk mempraktikan perawatan diri
handuk, pakaian bersih, (mandi, gosok gigi, keramas, berpakaian, berhias,
sandal, dan alat berhias. gunting kuku), ingatkan pasien waktu mandi, gosok
6.3 Keluarga gigi, keramas, ganti baju, berhias, dan gunting kuku.
mempraktikan perawatan Bantu jika pasien mengalami hambatan dalam
diri pada pasien perawatan diri, beri pujian atas keberhasilan pasien.
Sumber: (Hidayat dkk. 2017: 77)
65
66
a. Tahap orientasi
pasien saat itu dan melakukan evaluasi atas tindakan yang telah
b. Tahap kerja.
halusinasi pasien
2) Sp 2 halusinasi
harian
3) Sp 3 halusinasi
harian
4) Sp 4 halusinasi
melakukan kegiatan.
harian
c. Tahap terminasi
perawat dengan pasien. Pada tahap ini terbagi menjadi dua yaitu
pasien dan akan bertemu lagi dengan pasien pada waktu yang telah
lanjut, dan kontrak yang akan datang mengenai waktu , topik, dan
tempat.
dicapai.
telah diberikan.
tindakan keperawatan
lainnya.
dilakukan.
dan rencana dan diagnosis selesai jika tujuan dari pemberian tindakan
keperawatan
telah terpenuhi sehingga tindakan yang dilakukan selanjutnya hanya
halusinasi.
melakukan kegiatan.
DAFTAR PUSTAKA
71
72