Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

BAHASA INDONESIA BAKU DAN NON BAKU SERTA CIRI-CIRINYA


DOSEN PENGAMPU:

MUHAMMAD HAFIDZ ASSALAM, S.S., M.A.

DISUSUN:

KELOMPOK 1

CHAIRUL AZMI (2193141009)

JUWITA ANGELICA ESTERIA TARIGAN (2193141015)

BAGAS PRAYOGI (2192441011)

YENNY WARDANI RAMBE (2193141018)

FAKULTAS BAHASA DAN SENI


PRODI PENDIDIKAN SENI TARI
FEBRUARI 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita hadiratkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat-Nya berupa
kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah“PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA” bisa
selesai tepat waktu.

Terimakasih juga kami ucapkan kepada teman-teman satu tim dan pada dosen
pembimbing mata kuliah PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA yang telah berkontribusi
sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Makalah ini adalah salah satu pemenuhan dari 6 tugas universitas negeri medan. Yaitu
tugas rutin/harian. Kami berharap semoga tugas dalam bentuk makalah ini bisa menambah
pengetahuan para pembaca.

Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna.Sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik.

Terimakasih atas kesediaan para pembaca, kemi mengharapkan masukan yang


membangun jika ada kesalahan dalam pengetikan atau ada bahasa yang kurang baku kami
mohon maaf.

Medan, Februari 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata pengantar.................................................................................................................................2

Daftar isi...........................................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

A. Kata Pengantar………………………………………………………………………..4
B. Tujuan…………………………………………………….…………………………...4
C. Manfaat………………………………………………….…………………………….4

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Bahasa Baku……………………………………………..……………….5


B. Bahasa Non Baku…….……………………………………………………………...7
C. Bahasa Indonesia Baku dan Tidak Baku……………………………………………..7
D. Ciri-ciri Bahasa Indonesia Baku dan Tidak Baku……………………………………8

BAB III PENUTUP


A. SIMPULAN………………………………………………………………….………13
B. SARAN………………………………………………………………………………13

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………..14

3
BAB I PENDAHULUAN

A. KATA PENGANTAR
Bahasa Indonesia merupakan bahasa ibu dari bangsa Indonesia yang sudah dipakai oleh
masyarakat Indonesia sejak dahulu jauh sebelum belanda menajajah. Cikal bakal bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa Negara berawal dari pernyataan sikap
politik pemuda nusantara dengan ikrar sumpah pemuda. Dalam keududkannya bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional, disamping sebagai alat komunikasi antar etnis yang
memiliki berbagai bahasa daerah bahasa Indonesia sendiri telah menjadi alat komunikasi
efektif bagi terjalinnya hubungan antar etnis budaya yang ada di Indonesia. Oleh karena
itu pengetahuan mengenai bahasa Indonesia sendiri haruslah menjadi bagian terpenting
secara menyeluruh serta juga mempertahankan bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara
indoensia.

B. TUJUAN

1. Memenuhi tugas mata kuliah


2. Mengetahui materi dengan lebih rinci
3. Membuat penulis berfikir lebih mengenai materi
4. Menambah wawasan penulis dan pembaca

C. MANFAAT

1. Bagi pembaca sebagai pengetahuan baru


2. Bagi penulis kemampuan dalam penulisan makalah
3. Terpenuhnya tugas penulis

BAB II
4
A. Pengertian Bahasa Baku

Bahasa baku ialah satu jenis bahasa yang menggambarkan keseragaman dalam bentuk dan fungsi
bahasa, menurut ahli linguistik Einar Haugen. Ia dikatakan sebagai “loghat yang paling betul”
bagi sesuatu bahasa.

Halim (1980) mengatakan bahwa bahasa baku adalah ragam bahasa yang dilembagakan dan
diakui oleh sebagian masyarakat, dipakai sebagai ragam resmi dan sebagai kerangka rujukan
norma bahasa dan penggunaannya.

Pei dan Geynor (1954: 203) menggatakan bahwa bahasa baku adalah dialek suatu bahasa yang
memiliki keistimewaan sastra dan budaya melebihi dialek-dialek lainnya, dan disepakati penutur
dialek-dialek lain sebagai bentuk bahasa yang paling sempurna.

bahasa baku ialah bahasa yang menjadi pokok, yang menjadi dasar ukuran, atau yang menjadi
standar. Penjelasan makna kata itu tentu saja belum cukup untuk memahami konsep yang
sesungguhnya. Di dalam bahasa baku itu terdapat 3 aspek yang saling menyatu, yaitu kodifikasi,
keberterimaan, difungsikan sebagai model. Ketiganya dibahas di bawah ini.

Istilah kodifikasi adalah terjemahan dari “codification” bahasa Inggris. Kodifikasi diartikan
sebagai hal memberlakukan suatu kode atau aturan kebahasaan untuk dijadikan norma di dalam
berbahasa (Alwasilah, 1985 :121). Masalah kodifikasi berkait dengan masalah ketentuan atau
ketetapan norma kebahasaan. Norma-norma kebahasaan itu berupa pedoman tata bahasa, ejaan,
kamus, lafal, dan istilah. Kode kebahasaan sebagai norma itu dikaitkan juga dengan praanggapan
bahwa bahasa baku itu berkeseragaman. Keseragaman kode kebahasaan diperlukan bahasa baku
agar efisien, karena kaidah atau norma jangan berubah setiap saat. Kodifikasi kebahasaan juga
dikaitkan dengan masalah bahasa menurut situasi pemakai dan pemakaian bahasa. Kodifikasi ini
akan menghasilkan ragam bahasa. Perbedaan ragam bahasa itu akan tampak dalam pemakaian
bahasa lisan dan tulis. Dengan demikian kodifikasi kebahasaan bahasa baku akan tampak dalam
pemakaian bahasa baku.

Bahasa baku atau bahasa standar itu harus diterima atau berterima bagi masyarakat bahasa.
Penerimaan ini sebagai kelanjutan kodifikasi bahasa baku. Dengan penerimaan ini bahasa baku
mempunyai kekuatan untuk mempersatukan dan menyimbolkan masyarakat bahasa baku.

5
Bahasa baku itu difungsikan atau dipakai sebagai model atau acuan oleh masyarakat secara luas.
Acuan itu dijadikan ukuran yang disepakati secara umum tentang kode bahasa dan kode
pemakaian bahasa di dalam situasi tertentu atau pemakaian bahasa tertentu.

Istilah bahasa baku dalam bahasa Indonesia atau standard language dalam bahasa inggris dalam
dunia ilmu bahasa atau linguistic pertama sekali diperkenalkan oleh Vilem Mathesius Ia
termasuk pencetus aliran praha. Ia merumuskan bahwa bahasa baku sebagai bentuk bahasa yang
telah dimodifikasi, diterima dan difungsikan sebagai model atau acuan oleh masyarakat secara
luas.

Di dalam Bahasa dan Sastra dalam gamitan pendidikan, Yus Rusiana berpengertian bahwa
bahasa baku atau bahasa standar adalah suatu bahasa yang dikodifikasikan, diterima, dan
dijadikan model oleh masyarakat bahasa yang lebih luas (1984 : 104). Didalam tata bahasa
rujukan bahasa Indonesia untuk tingkatan pendidikan menengah, Gorys Keraf berpengertian
bahwa bahasa baku adalah bahasa yang dianggap dan diterima sebagai patokan umum untuk
seluruh penutur bahasa itu (1991 : 8).

Bahasa baku merupakan bahasa yang dapat mengungkapkan penalaran atau pemikiran teratur,
logis, dan masuk akal. Bahasa baku memiliki sifat kemantapan dinamis dan kecendekiaan.
Bahasa baku adalah bahasa yang digunakan secara efektif, baik, dan benar. Efektif karena
memuat gagasan-gagasan yang mudah diterima dan diungkapkan kembali. Baik karena sesuai
kebutuhan: ruang dan waktu. Dan, benar karena sesuai kaidah kebahasaan, secara tertulis
maupun terucap.

Menurut Indradi (2008) bahasa baku adalah bahasa yang standar sesuai dengan aturan
kebahasaaan yang berlaku, didasarkan atas kajian berbagai ilmu, termasuk ilmu bahasa dan
sesuai dengan perkembangan zaman. Bahasa baku sebenanya merupakan bahasa yang digunakan
sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang telah ditentukan. Konteks penggunaannya adalah
dalam kalimat resmi, baik lisan maupun tertulis dengan pengungkapan gagasan secara tepat.

B. Bahasa non baku

6
Istilah bahasa tidak baku ini terjemahan dari “nonstandard language”. Istilah bahasa nonstandar
ini sering disinonimkan dengan istilah “ragam subbaku”, “bahasa nonstandar”, “ragam takbaku”,
bahasa tidak baku”, “ragam nonstandar”.

Suharianto berpengertian bahwa bahasa nonstandar atau bahasa tidak baku adalah salah satu
variasi bahasa yang tetap hidup dan berkembang sesuai dengan fungsinya, yaitu dalam
pemakaian bahasa tidak resmi (1981 : 23).

Alwasilah berpengertian bahwa bahasa tidak baku adalah bentuk bahasa yang biasa memakai
kata-kata atau ungkapan, struktur kalimat, ejaan dan pengucapan yang tidak biasa dipakai oleh
mereka yang berpendidikan (1985 : 116).

Bahasa tidak baku adalah bahasa yang digunakan dalam berbicara dan menulis yang berbeda
pelafalan, tata bAhasa, dan kosa kata dari bahasa baku suatu bahasa. (Richard, Jhon, dan Heidi
dalam Barus 2014:7)

Crystal berpengertian bahwa bahsa nonbaku adalah bentuk-bentuk bahasa yang tidak memenuhi
norma baku, yang dikelompokan sebagai subbaku atau nonbaku.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, jelas bahwa bahasa nonstandar adalah ragam yang
berkode bahasa yang berbeda dengan kode bahasa baku, dan dipergunakan di lingkungan tidak
resmi.

C. Bahasa Indonesia Baku dan Tidak Baku

Bahasa Indonesia baku adalah salah satu ragam bahasa Indonesia yang bentuk bahasanya telah
dikodifikasi, diterima, dan difungsikan atau dipakai sebagai model oleh masyarakat Indonesia
secara luas.

Contoh pada Undang-undang dasar :

7
Undang-undang dasar 1945 pembukaan bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala
bangsa dan oleh sebab itu penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan perikeadilan.

Dari beberapa kalimat dalam undang-undang tersebut menunjukkan bahasa baku, dan
merupakan pemakaian bahasa secara baik dan benar.

Pengertian Bahasa Indonesia Tidak Baku

Bahasa Indonesia tidak baku adalah salah satu ragam bahasa Indonesia yang tidak dikodifikasi,
tidak diterima dan tidak difungsikan sebagai model masyarakat Indonesia secara luas, tetapi
dipakai oleh masyarakat secara khusus.

D. Ciri-ciri bahasa indonesia baku Dan tidak baku

Ciri-ciri bahasa Indonesia baku dan bahasa Indonesia tidak baku telah dibuat oleh para pakar
bahasa dan pengajaran bahasa Indonesia. Mereka itu antara lain Harimurti Kridalaksana, Anton
M. Moeliono, dan Suwito.

Ciri-ciri bahasa Indonesia baku dan bahasa Indonesia tidak baku itu dijelaskan di bawah ini
setelah merangkum ciri-ciri yang ditentukan atau yang telah dibuat oleh para pakar tersebut.

Ciri-ciri Bahasa Indonesia Baku sebagai berikut :

Pelafalan sebagai bahagian fonologi bahasa Indonesia baku adalah pelafalan yang relatif bebas
atau sedikit diwarnai bahasa daerah atau dialek.

Misalnya : kata / keterampilan / diucapkan / ketrampilan / bukan / keterampilan

Bentuk kata yang berawalan me- dan ber- dan lain-lain sebagai bahagian morfologi bahasa
Indonesia baku ditulis atau diucapkan secara jelas dan tetap di dalam kata.

8
Misalnya:

Banjir menyerang kampung yang banyak penduduknya itu.

Kuliah sudah berjalan dengan baik.

Konjungsi sebagai bahagian morfologi bahasa Indonesia baku ditulis secara jelas dan tetap di
dalam kalimat.

Misalnya:

Sampai dengan hari ini ia tidak percaya kepada siapa pun, karena semua diangapnya penipu.

Partikel -kah, -lah dan -pun sebagai bahagian morfologi bahasa Indonesia baku ditulis secara
jelas dan tetap di dalam kalimat.

Misalnya:

Bacalah buku itu sampai selesai!

Bagaimanakah cara kita memperbaiki kesalahan diri?

Bagaimanapun kita harus menerima perubahan ini dengan lapang dada.

Preposisi atau kata dengan sebagai bahagian morfologi bahasa Indonesia baku dituliskan secara
jelas dan tetap dalam kalimat.

Misalnya:

Saya bertemu dengan adiknya kemarin.

Ia benci sekali kepada orang itu.

9
Bentuk kata ulang atau reduplikasi sebagai bahagian morfologi bahasa Indonesia baku ditulis
secara jelas dan tetap sesuai dengan fungsi dan tempatnya di dalam kalimat.

Mereka-mereka itu harus diawasi setiap saat.

Semua negara-negara melaksanakan pembangunan ekonomi.

Suatu titik-titik pertemuan harus dapat dihasilkan dalam musyawarah itu.

Kata ganti atau polaritas tutur sapa sebagai bahagian morfologi bahasa Indonesia baku ditulis
secara jelas dan tetap dalam kalimat. Misalnya:

Saya – anda bisa bekerja sama di dalam pekerjaan ini.

Aku – engkau sama-sama berkepentingan tentang problem itu.

Saya – Saudara memang harus bisa berpengertian yang sama.

Pola kelompok kata kerja aspek + agen + kata kerja sebagai bahagian kalimat bahasa Indonesia
baku ditulis dan diucapkan secara jelas dan tetap di dalam kalimat.

Misalnya:

Surat Anda sudah saya baca.

Kiriman buku sudah dia terima.

Konstruksi atau bentuk sintesis sebagai bahagian kalimat bahasa Indonesia baku ditulis atau
diucapkan secara jelas dan tetap di dalam kalimat.

Misalnya:

saudaranya

10
dikomentari

mengotori

harganya

Fungsi gramatikal (subjek, predikat, objek) sebagai bahagian kalimat bahasa Indonesia baku
ditulis atau diucapkan secara jelas dan tetap dalam kalimat.

Misalnya:

Kepala Kantor pergi keluar negeri.

Rumah orang itu bagus.

Struktur kalimat baik tunggal maupun majemuk ditulis atau diucapkan secara jelas dan tetap
sebagai bahagian kalimat bahasaIndonesia baku di dalam kalimat.

Misalnya:

Mereka sedang mengikuti perkuliahan dasar-dasar Akuntansi I. Sebelum analisis data


dilakukannya, dia mengumpulkan data secara sungguh-sungguh.

Kosakata sebagai bagian semantik bahasa Indonesia baku ditulis atau diucapkan secara jelas dan
tetap dalam kalimat.

Misalnya:

Mengapa, tetapi, bagaimana, memberitahukan, hari ini, bertemu, tertawa, mengatakan, pergi,
tidak begini, begitu, silakan.

11
Ejaan resmi sebagai bahagian bahasa Indonesia baku ditulis secara jelas dan tetap baik kata,
kalimat maupun tanda-tanda baca sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.

Peristilahan baku sebagai bahagian bahasa Indonesia baku dipakai sesuai dengan Pedoman
Peristilahan Penulisan Istilah yang dikeluarkan oleh Pemerintah melalui Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa (Purba, 1996 : 63 – 64).

BAB III PENUTUP

12
A. Simpulan

Dalam bahasa indoensia terdapat bahasa baku dan tidak baku sehingga kita harus memahami
kedua bahasa tersebut perbedaanya adalah penempatan porsi dalam berbahasa dan kepada siapa
kita berbicara dalam bahasa Indonesia.

B. Saran

Bahasa Indonesia baku kini semakin berkembang sehingga banyak sekali bahasa baku yang tidak
diketahui oleh masyarakatnya karena bahasa pergaulan yang dipakai setiap hari sehingga
minimnya mengenai bahasa baku Indonesia sendiri semakin menghilang.

DAFTAR PUSTAKA

13
Tasai, S. Amran. 1948. Pembelajaran umum bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka.

Zordamanto, M. 1977. Bahasa Indonesia. Jakarta:Pustaka.

Moeliono, Anton M. 1975. Ciri-ciri bahasa Indonesia yang baku dalam pengajaran bahasa dan
sastra. Bandung : angkasa.

Keraf, G. 1981. Tata bahasa Indonesia rujukan bahasa Indonesia untuk pendidikan menengah,
Gramedia, Jakarta.

Suherianto. 1981. Kompas bahasa, pengantar berbahasa Indonesia yang baik dan benar, widya
duta, Surakarta.

Tarigan, Henry Guntur, 1990. Pengajaran analisis kesalahan berbahasa. Bandung: angkasa.

Tarigan, Guntur Henry, 1997. Analisis kesalahan berbahasa. Jakarta: Depdikbud.

14

Anda mungkin juga menyukai