Anda di halaman 1dari 4

Nama : Melisah TUGAS MENYIMAK APRESIASIF

NIM : 19201241072

Kelas : PBSI B19

ANALISIS PUISI KARYA WS RENDRA

“Doa Orang Lapar”

Unsur puisi meliputi unsur fisik dan unsur batin

1. Unsur Fisik

Unsur fisik puisi merupakan unsur pembangun puisi yang bersifat fisik atau Nampak
dalam susunan kata-katanya. Atau disebut juga metode puisi. Unsur fisik puisi
meliputi :
 Tiporafi
 Diksi
 Pengimajinasian
 Kata konkret
 Bahasa figurative
 Verifikasi

a) Tipografi

Ciri puisi yang paling menyolok ialah penampilan tipografik (Luxemburg,


1984). Seketika kita melihat sebuah teks yang larik-lariknya tidak terus sampai ke
tepi halaman, kita mengandaikan bahwa teks-teks itu berupa puisi. Pengandaian itu
mempengaruhi sikap baca kita.
Pengarang memiliki ciri khas dalam membuat karyanya. Termasuk puisi karya
WS Rendra. Dalam puisinya, WS Rendra membuat puisi dengan tidak terpaku pada
aturan tipografi puisi. Bentuk tipografinya beraturan rata kiri dengan jumlah larik per
bait tidak membentuk pola.

b) Diksi
Diksi adalah pilihan kata atau frase dalam karya sastra (Abrams, 1981). Setiap
penyair akan memilih kata-kata yang tepat, sesuai maksud yang ingin diungkapkan
dan efek puitis yang ingin dicapai. Diksi sering kali juga menjadi ciri khas seorang
penyair atau zaman tertentu.
Diksi dalam puisi karya WS Rendra juga memiliki ciri khas yaitu
menggunakan bahasa yang puitis dan menyentuh hati. Dalam puisi “Doa Orang
Lapar”, terdapat banyak kata yang mengandung metafora.

c) Pengimajian

Citraan atau imaji adalah gambaran-gambaran angan, pikiran, kesan mental


atau bayangan visual dan Bahasa yang menggambarkannya. Imaji dapat
mengungkapkan pengalaman duniawi.
Puisi berjudul “Doa Orang Lapar” menggunakan indra penglihatan sebagai
citraan. Terbukti pada larik ketiga :

Jutaan burung-burung gagak bagai awan yang hitam

d) Kata konkret

Kata yang dapat diungkap dengan indra yang memungkinkan munculnya


imaji. Kata konkret bisa disebut Bahasa kiasan untuk melambangkan sesuatu.

Dalam puisi ini, penyair menggunakan kata konkret berupa kata iblis pada
kalimat kelaparan adalah iblis

e) Bahasa Figuratif

Merupakan Bahasa berkias yang dapat menghidupkan atau meningkatkan efek


dan menimbulkan konotasi tertentu. (Soedjito 1986 : 128). Bahasa figurative disebut
juga majas yang digunakan untuk membandingkan benda atau kata dan mengkiaskan
sesuatu hal dengna hal yang lain.

Puisi berjudul “Doa Orang Lapar” menggunakan majas personifikasi. Yang


berarti menyamakan benda mati dengan manusia. Terbukti pada larik :
Kelaparan adalah burung-burung gagak yang licik dan hitam

f) Versifikasi

Menyangkut rima, ritme, dan metrum. Rima merupakan persamaan bunyi.


Ritme merupakan alunan yang terjadi karena pengulangan dan pergantian kesatuan
bunyi dalam arus panjang dan pendek bunyi, keras lembutnya tekanan, dan tinggi
rendah nada. Sedangkan metrum adalah ukuran irama yang ditentukan oleh jumlah
dan panjang tekanan suku kata dalam setiap baris: pergantian naik turun suara secara
teratur dengan pembagian suku kata yang ditentukan oleh golongan sintaksis.
Dalam puisi “Doa Orang Lapar”, terdapat beberapa rima, ritme, dan metrum.
Salah satunya pada larik :

Mata kami adalah mata-Mu


Ini juga mulut-Mu
Ini juga hati-Mu
Dan ini juga perut-Mu.

2. Unsur kebatinan
Puisi merupakan karya sastra yang dibagun dari dua unsur yaitu unsur fisik dan unsur
batin. Unsur fisik dalam puisi meliputi 5 unsur yaitu: diksi, pengimajinasian, kata
konkret, bahasa figuratif, versifikasi, dan tata wajah. Unsur batin puisi terdiri dari 4 unsur
antra lain: tema (sense), perasaan penyair (feeling), nada (tone), dan amanat (intention). 

Berikut adalah unsur kebatinan dalam puisi berjudul “Doa Orang Lapar” karya WS
Rendra :

1. Tema (sense)

Sebuah puisi harus mempunya gagasan pokok pemikiran. Gagasan ini akan mejadi
kerangka bagaimana puisi itu akan dibagun. Puisi setidaknya memiliki  5 jenis tema
puisi yaitu (1) ketuhanan, (2) kemanusiaan, (3) kebangsaan, (4) keadilan sosial, dan 
(5) kedaultan rakyat (Waluyo, 1987:115).
Menurut saya, puisi karya WS Rendra ini bertemakan kemanusiaan.

2. Perasaan (feeling)

Puisi merupakan sebuah wujud ekspresi dari seorang penyair. Ekspresi tersebut dapat
berupa kerinduan, kegelisahan, penagungan kepada Tuhan, kepada alam, atau kepada
kekasih. Feeling juga dapat menjadi ciri latar psikologi, sosial, ekonomi, budaya, dan
pendidikan sang penyair.
Dalam puisi karya WS Rendra, memuat berbagai perasaan, seperti : penderitaan,
berserah dan mengadu pada Tuhan, juga ketakutan akan kelaparan.

3. Nada (tone)
Nada dalam puisi memuat sebuah sikap bagaimana puisi itu dibacakan (bernada)
apakah merupakan sebuah nasehat, kritik, sindiran, ejekan, atau cerita. Nada tesebut
nantinya akan dirasakan oleh pembaca setelah membaca puisi yakni adanya
perubahan suasana tertentu pada pembaca.
Sedangkan, dalam puisi ini, nadanya yaitu penuh dengan rasa sedih akan kelaparan.
Kelaparan begitu menakutkan dan mematikan. Puisi ini berisi pengharapan pada
Tuhan agar rasa lapar segera terusaikan

4. Amanat (intention)
Sama halnya dengan karya sastra lain, puisi juga mengandung amanat sekalipun
dengan bahasa yang lebih ringkas. Amanat tersirat pada kata - kata atau pun tema.
Puisi sebagai karya sastra yang subjektif dapat menimbulkan lebih banyak amanat
dari sisi pembaca bahkan dari pada apa yang hendak disampaikan oleh penyair.
Amanat memuat tujuan mengapa penyair membuat puisi tersebut. Amanat juga dapat
diartikan sebagai makna karya sastra yang berhubungan dengan seseoarang, konsep,
dan situasi pengimajinasian puisi.
Amanat yang dapat diambil dari puisi “Doa Orang Lapar” yaitu, agar kita dapat
membu ka mata dan lebih peduli pada nasib orang-orang lapar dan
mengulurkan tangan untuk mereka.

Sumber :
https://www.linguistikid.com/2018/04/4-unsur-batin-dalam-puisi.html
https://www.linguistikid.com/2018/04/5-unsur-fisik-dalam-puisi.html

Anda mungkin juga menyukai