AKM
1. Batasan AKM : suatu proses yang menyangkut perencanaan
penggorganisasian, pengarahan, pengawasan, pengkoordinasian, dan
penilaian terhadap sumber, tata cara dan kesanggupan yang tersedia unutk
memenuhi kebutuhan dan tuntutan akan kesehatan, perawatan kedokteran
serta lingkungan yang sehat dengan jalan menyediakan dan
menyelenggarakan pelbagai upaya kesehatan yang ditujukan kepada
perorangan, kelompok, ataupun masyarakat.
Manfaat AKM :
1. Dapat dikelolanya perangkat kesehatan yang dimiliki secara effektif dan
effisien.
2. Kebutuhan dan tuntutan kesehatan dapat dipenuhi secara tepat dan
sesuai.
3. Pelayanan kesehatan dapat disediakan dan diselenggarakan dengan
sebaik-baiknya.
(kemudahan dalam perencanaan, dapat dimonitor, diawasi, diukur dan
terlaporkan serta dipertanggungjawabkan).
Strata Pelayanan:
1. Pelayanan kesehatan tingkat pertama (Primary Health Care).
Pelayanan kesehatan dasar yang dibutuhkan sebagian besar masyarakat.
2. Pelayanan kesehatan tingkat kedua (Secondary Health Service).
Untuk menyelesaikan masalah-masalah yang tidak dapat diselesaikan
pada tingkat pertama. Diperlukan spesialis yang ahli dalam bidang-bidang
spesifik.
3. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga (Tertiary Health Service).
Dikhususkan untuk menangani kasus-kasus yang kompleks.
4 Jenis YanKes :
1. Promotif (peningkatan kesehatan).
2. Preventif (pencegahan penyakit).
3. Kuratif (penyembuhan penyakit)
4. Rehabilitatif (pengembalian fungsi).
Upaya Puskesmas :
Upaya wajib(upaya KIA dan KB, upaya promkes, upaya kesling, upaya
perbaikan gizi, upaya pengobatan dasar, upaya pemberantasan dan
pencegahan penyakit menular). Upaya pengembangan (upaya kesehatan
sekolah, upaya kesehatan kerja, upaya kesehatan lansia, upaya kesehatan gigi
mulut, upaya kesehatan jiwa). Upaya kesehatan penunjang (laborat dan
kesehatan masyarakat & pencatatan dan pelaporan)
EPIDEMIOLOGI
1. Ukuran-ukuran Epidemiologi : untuk mengetahui besarnya masalah
kesehatan, penyebab masalah kesehatan dan besarnya dampak suatu
faktor pada masalah kesehatan.
1. Ukuran besarnya masalah:
raw number (angka mentah),
rasio : Hasil bagi raw number dengan suatu ukuran lain
- proporsi : numerator merupakan bagian dari
denumerator, dinyatakan dalam %
- rate {angka/laju}: rasio yang mengandung unsur waktu
Nama Numerator Denumerator Catatan
CDR Juml Juml X1000 (dinyatakan
(Crude kematian pendduk dlm 1000 pendduk)
death dlm 1 th pertengahan
rate) th ybs
CFR Juml Juml Ukuran keparahan
(Case kematian penderita penyakit
fatality akibat penyakit tsb
rate) suatu dlm periode
penyakit ttt
prevalence : jumlah semua kasus (baru dan lama) dibagi jumlah orang
dalam populasi
cumulative incidence : kejadian penyakit yg baru saja mmemasuki
fase klinis dalam riwayat alamiah penyakit
incidence density rate : Ukuran yang menunjukkan kecepatan -
kejadian (baru) penyakit pada populasi . Merupakan proporsi antara
jumlah orang yang menderita penyakit dan jumlah orang dalam risiko
X LAMANYA DALAM RISIKO
2. Ukuran penyebab masalah:
Relative risk (RR) : Angka yg menunjukkan berapa kali lipat insidens di
populasi yg terpapar jika dibandingkan dgn populasi yg tidak
terpapar. Biasanya pada penelitian cohort dan RCT
Interpretasi RR : populasi yg terpapar memiliki resiko terkena
penyakit... kali lipat lebih tinggi (atau lebih rendah) daripada populasi
yg tidak terpapar
RR = 1 tidak ada hubungan antara faktor dan penyakit yg diteliti
Rumus :
RR = a/(a+b)
c/(c=d)
ILMU GIZI
1. Program Gizi Masy. Pada Bumil, Ibu Nifas, Bayi dan Anak
Pemberian makanan tambahan yang berfokus baik pada zat gizi makro
maupun zat gizi mikro bagi balita dan ibu hamil sangat diperlukan dalam
rangka pencegahan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan balita pendek
(stunting). Sedangkan pemberian makanan tambahan pada anak usia sekolah
diperlukan dalam rangka meningkatkan asupan gizi untuk menunjang
kebutuhan gizi selama di sekolah.
Makanan Tambahan utk Balita :
- MT diberikan pada balita 6-59 bulan dengan kategori kurus yang memiliki
status gizi berdasarkan indeks BB/PB atau BB/TB dibawah -2 Sd
- Tiap bungkus MT Balita berisi 4 keping biskuit (40 gram)
- Usia 6 -11 bulan diberikan 8 keping (2 bungkus) per hari
- Usia 12-59 bulan diberikan 12 keping (3 bungkus) per hari
- Pemantauan pertambahan berat badan dilakukan tiap bulan di Posyandu
- Bila sudah mencapai status gizi baik, pemberian MT pemulihan pada
Balita dihentikan. Selanjutnya mengonsumsi makanan keluarga gizi
seimbang
- Dilakukan pemantauan tiap bulan untuk mempertahankan status gizi baik
- Biskuit dapat langsung dikonsumsi atau terlebih dahulu ditambah air
matang dalam mangkok bersih sehingga dapat dikonsumsi dengan
menggunakan sendok
- Setiap pemberian MT harus dihabiskan
Makanan Tambahan utk Anak Sekolah :
- MT diberikan pada anak usia sekolah dasar dengan kategori kurus yaitu
anak usia sekolah dasar yang memiliki status gizi berdasarkan indeks
IMT/U dibawah -2 Sd, tidak rawat inap dan tidak rawat jalan 2
- Tiap bungkus MT anak sekolah berisi 6 keping biskuit (36 gram)
- Setiap anak SD/MI diberikan satu bungkus setiap kali pemberian
- Bila sudah mencapai status gizi baik, pemberian MT Anak Sekolah
pemulihan bisa dihentikan. Selanjutnya mengonsumsi makanan keluarga
gizi seimbang
- Dilakukan pemantauan pertambahan berat badan tiap bulan di sekolah
- Setiap siswa SD/MI diwajibkan makan biskuit di sekolah bersama-sama
pada jam istirahat sesuai jadwal yang ditetapkan oleh sekolah dan
diawasi oleh guru kelas
- Biskuit tersebut harus dimakan habis di sekolah dan tidak boleh dibawa
pulang
Makanan tambahan Ibu Hamil KEK :
- MT diberikan pada ibu hamil KEK yaitu ibu hamil yang memiliki ukuran
Lingkar Lengan Atas (LiLA) dibawah 23,5 cm
- Pemberian MT pada ibu hamil terintegrasi dengan pelayanan Antenatal
Care (ANC)
- Tiap bungkus MT ibu hamil berisi 3 keping biskuit lapis (60 gram)
- Pada kehamilan trimester I diberikan 2 keping per hari hingga ibu hamil
tidak lagi berada dalam kategori Kurang Energi Kronis (KEK) sesuai dengan
pemeriksaan Lingkar Lengan Atas (LiLA)
- Pada kehamilan trimester II dan III diberikan 3 keping per hari hingga ibu
hamil tidak lagi berada dalam kategori Kurang Energi Kronis (KEK) sesuai
dengan pemeriksaan Lingkar Lengan Atas (LiLA)
- Pemantauan pertambahan berat badan sesuai standar kenaikan berat
badan ibu hamil. Apabila berat badan sudah sesuai standar kenaikan
berat badan selanjutnya mengonsumsi makanan keluarga gizi seimbang
2. Inisiasi Menyusui Dini : Suatu rangkaian kegiatan dimana bayi segera setelah
lahir yang sudah terpotong tali pusatnya secara naluri melakukan aktivitas-
aktivitas yang diakhiri dengan menemukan puting susu ibu kemudian
menyusu pada satu jam pertama kelahiran.
Prinsip IMD adalah cukup mengeringkan tubuh bayi yang baru lahir dengan
kain atau handuk tanpa harus memandikan, tidak membungkus (bedong)
kemudian meletakkannya ke dada ibu dalam keadaan tengkurap sehingga
ada kontak kulit dengan ibu, selanjutnya beri kesempatan bayi untuk
menyusu sendiri pada ibu pada satu jam pertama kelahiran.
ASI Eksklusif : ASI yang diberikan kepada Bayi sejak dilahirkan selama 6
(enam) bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan
atau minuman lain dan kemudian dilanjutkan dengan didampingi makanan
pendamping (MP-ASI) selama 2 tahun pertama.
Manfaat ASI : sbg nutrisi, meningkatkan daya tahan tubuh, kecerdasan &
jalinan kasih saying, Membantu pembentukan rahang yang bagus,
Mengurangi perdarahan setelah melahirkan (post partum), mengurangi
anemia, menjarangkan kehamilan.
Beberapa kendala yang menyebabkan tidak dapat melakukan pemberian ASI
eksklusif: 1. produksi ASI kurang 2. ibu kurang memahami tata laksana laktasi
yang benar 3. ibu ingin menyusui kembali setelah bayi diberi formula
(relaktasi) 4. bayi terlanjur mendapat prelacteal feeding (pemberian air gula /
dekstrosa, susu formula pada hari – hari pertama kelahiran) 5. kelainan yang
terjadi pada ibu (puting ibu lecet, puting ibu luka, payudara bengkak,
engorgement, mastitis dan abses) 6. ibu hamil lagi pada saat masih menyusui
7. ibu sibuk bekerja 8. kelainan yang terjadi pada bayi (bayi sakit dan
abnormalitas bayi)
3. Pemberian Tablet Darah pada Bumil : K ebutuhan akan zat-zat selama
kehamilan meningkat, peningkatan ini ditingkatkan untuk memenuhi
kebutuhan janin untuk bertumbuh. Pada saat kehamilan, tentu kebutuhan
zat besi Anda makin meningkat karena jumlah sel darah pada tubuh
meningkat selama kehamilan. Pemberian tablet tambah darah selama
kehamilan merupakan salah satu cara yang paling cocok bagi ibu hamil untuk
meningkatkan kadar Hb sampai tahap yang di inginkan, karena sangat efektif
dimana satu tablet mengandung 60 mg Fe. Setiap tablet setara dengan
200mg ferrosulfat.
Selama kehamilan minimal diberikan 90 tablet sampai 42 minggu setelah
melahirkan diberikan sejak pemeriksaan ibu hamil pertama.
1) Pemberian tablet tambah darahi lebih bisa ditoleransi jika dilakukan pada
saat sebelum tidur malam
2) Pemberian tablet tambah darah harus dibagi serta dilakukan dengan
interval sedikitnya 6-8 jam, dan kemudian interval ini di tingkatkan hingga 12
atau 24 jam jika tinbul efek samping
3) Muntah dan kram perut merupakan efek samping dan sekaligus tanda dini
toksitasi zat besi, keduanya ini menunjukan perlu mengubah (menurunkan)
dosis zat besi dengan segera
4) Minum tablet tambah darah pada saat makan atau segera sesudah makan
selain dapat mengurangi gejala mual yang menyertainya tetapi juga akan
menurunkan jumlah zat besi yang diabsorpsi
Menurut rujukan WHO 2007, indeks BB/U, TB/U, BB/U dan BMI/U
disajikan dalan dua versi yakni persentil (persentile) dan skor simpang
baku (standard deviation score = z score). Pengukuran Skor Simpang Baku
(Standar Deviasi) atau Z Score diperoleh dengan mengurangi Nilai
Induvidual Subjek (NIS) dengan Nilai Median Baku Rujukan (NMBR) pada
umur yang bersangkutan, hasilnya dibagi dengan Nilai Simpang Baku
Rujukan (NSBR). Atau dengan menggunakan rumus:
NIS - NMBR
Skor Baku Rujukan =
NSBR
5. Pemberian Vit A :
Sasaran suplementasi Vitamin A adalah sebagai berikut:
Bayi 6-11 bulan → Kapsul Biru (100.000 SI) 1 kali
Anak Balita 12-59 bulan → Kapsul Merah (200.000
SI) 2 kali Ibu Nifas (0-42 hari) → Kapsul Merah
(200.000 SI) 2 kali
Distribusi KVA: Distribusi KVA KVA bisa terjadi pada masyarakat yang
tinggal di desa maupun perkotaan, dan KVA banyak diderita oleh Balita
Parameter Klinis :
1. Indikator klinis
1) Keadaan yang reversibel yaitu yang dapat sembuh
- Buta senja / hemerolopia / night blindness only
- Xerosis Conjunctiva : konjungtiva mengering
- Xerosis cornea : kornea mongering
- Bercak bitot
2) Keadaan yang irreversible / keadaan yang agak sulit sembuh
- Ulserasi cornea
- Keratomalasia
2. Indikator Lab
- Plasma vitamin A ≤ 10 g/dl
- Liver vitamin A ≥ 5 g/dl
Kriteria sembuh: Bila BB/TB atau BB/PB > -2 SD dan tidak ada gejala klinis
dan memenuhi kriteria pulang sebagai berikut: a) Edema sudah berkurang
atau hilang, anak sadar dan aktif b) BB/PB atau BB/TB > -3 SD c) Komplikasi
sudah teratasi d) Ibu telah mendapat konseling gizi e) Ada kenaikan BB
sekitar 50 g/kgBB/minggu selama 2 minggu berturut-turut f) Selera makan
sudah baik, makanan yang diberikan dapat dihabiskan.
KEMBANG
Perkembangan Anak (Perkembangan Fisik, Perkembangan Motorik,
Perkembangan Kognitif, Perkembangan Psikososial) – Periode ini merupakan
kelanjutan dari masa bayi (lahir – usia 4 th) yang ditandai dengan terjadinya
perkembangan fisik, motorik dan kognitif (perubahan dalam sikap, nilai, dan
perilaku), psikosial serta diikuti oleh perubahan – perubahan yang lain
a. Jenis – jenis Perkembangan
1) Perkembangan Fisik
Pertumbuhan fisik pada masa ini lambat dan relatif seimbang. Peningkatan
berat badan anak lebih banyak dari pada panjang badannya. Peningkatan
berat badan anak terjadi terutama karena bertambahnya ukuran sistem
rangka, otot dan ukuran beberapa organ tubuh lainnya (Administrator, 2010).
2) Perkembangan Motorik Kasar
a) Perkembangan Motorik Kasar
Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan
otot-otot besar seperti duduk, berdiri, dan sebagainya (Rusmil, 2009).
Perkembangan motorik pada usia ini menjadi lebih halus dan lebih
terkoordinasi dibandingkan dengan masa bayi. Anak – anak terlihat lebih
cepat dalam berlari dan pandai meloncat serta mampu menjaga
keseimbangan badannya (Administrator, 2010).
b) Perkembangan Motorik Halus
Untuk memperhalus ketrampilan – ketrampilan motorik, anak – anak terus
melakukan berbagai aktivitas fisik yang terkadang bersifat informal dalam
bentuk permainan. Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang
berhubungan dengan kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan
bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi
memerlukan koordinasi yang cermat seperti mengamati sesuatu, menjimpit,
menulis, dan sebagainya. Disamping itu, anak – anak juga melibatkan diri
dalam aktivitas permainan olahraga yang bersifat formal, seperti senam,
berenang, dll
9. Anemia : suatu keadaan dimana kadar hemoglobin (Hb) di dalam darah
lebih rendah daripada nilai normal untuk kelompok orang yang
bersangkutan.
Klasifikasi Anemia Menurut morfologi :
- Anemia Normokrom Normositer :anemia pasca perdarahan akut,
hemolitik
- Anemia Normokrom Makrositik : megaloblast (anemia def Folat, def vit
B12) non megaloblast (anemia pada peny hati kronis)
- Anemia Hipokrom Mikrositer : anemia def Fe, thalesemia, anemia peny
kronis
Pencegahan dan Penanggulangan anemia
1. Terhadap penyebab langsung
a. Keluarga dan anggota keluarga yg resiko menderita anemia mendapat
makanan yg cukup gizi dg bioavalaibilitas yg cukup
b. Pengobatan penyakit infeksi yg cukup
c. Penyediaan pelayanan yg mudadah dijangkau oleh keluarga yg
memerlukan, tersedianya tablet tambah darah dlm jmlah yg sesuai
2. Terhadap penyebab tidak langsung
a. Penyediaan makanan yg sesuai dg kebutuhan terutama bila hamil
b. Mendahulukan ibu hamil waktu makan
c. Perhatian agar pekerjaan fisik sesuai dg kondisi wanita/ibu hamil
3. Terhadap penyebab mendasar
a. Usaha utk menibgkatkan tk pendidikan, terutama pendidikan wanita
b. Usaha utk memperbaiki upah terutama karyawan rendah
c. Usaha utk meningkatkan status wanita di masy
d. Usaha utk memperbaiki lingk fisik dan bioloigis shg mendukung status
kes gizi masy
Strategi Operasional Penanggulangan Anemia :
1. KIE
2. Suplementasi :
a. 30 mg unsur besi dan 0,125 mg as folat disertai 2500 IU vit A
diberikan selama 2 bulan
b. Swadana : 30 mg unsur besi dan 0,125 mg as folat disertai 2500 IU vit
A diberikan selama 2 bulan
c. Swadana : 30 mg unsur besi dan 0,125 mg as folat disertai 2500 IU vit
A diberikan 1 kali seminggu.
3. Fortifikasi : dosis yg dianjurkan 10 mg unsur besi 0,15 mg as folat
ditambah 2500 vit A
4. Strategi lain : pembasmian infeksi cacing scr berkala, pemberian obat
antimalaria utk daerah endemis, mencari prevalensi regional anemia
KLKK
1. Definisi Kesmas : Ilmu dan seni dlm meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yg setinggi-tingginya melalui upaya kesehatan : wajib (upaya KIA
KB, kesehatan lingkungan, promosi kesehatan, perbaikan gizi, pencegahan
dan pemberantasan penyakit menular, pengobatan dasar), pengembangan
(upaya kesehatan kerja, kesehatan masy, gigi mulut, usila, sekolah, jiwa,
mata dan pencegahan kebutaan, olahraga, pembinaan peran serta masy)
dan penunjang (laboratorium medis & kesehatan masyarakat, pencatan
&pelaporan)
Kesling : Ilmu dan ketrampilan utk mengendalikan semua faktor lingkungan
fisik di sekitar manusia yg diperkirakan akan menimbulkan gangguan atau
akan menimbulkan kerugian pada perkembangan fisik manusia, kesehatan
atau kelangsungan hidup manusia
Sanitasi : pencegahan penakit dengan mengeliminasi atau mengendalikan
faktor2 lingkungan yg membentuk mata rantai penularan penyakit.
Indikator derajat kesehatan masy : Angka Kematian, Angka Kesakitan, Usia
harapan hidup, Status gizi, Fasilitas Sanitasi dasar,
3. Sanitasi Makanan :
Teknik Pengawetan Makanan :
a. Mengatur keseimbangan kandungan air dan padatan
Dehidrasi (pengeringan)
Penggulaan (sugaring)
Penggaraman (salting)
b. Pengendalian kegiatan microbial (fermentasi)
c. Penambahan bahan kimia
Pengasapan (Smoking)
Pengawetan aroma dan warna (Curing and pickling)
d. Perlakuan pada suhu tinggi
e. Perlakuan pada suhu rendah
f. Pengeringan pada suhu rendah (Freez, dying)
g. Iradiasi
Perlindungan makanan :
a. Tersedianya refrigerator yg baik dengan daya pendingin 7oc atau kurang
b. Memasak dgn suhu yg cukup
c. Perencanaan dlm menyiapkan makanan bertepatan dgn waktu penyajian
(serving time)
d. Menggunakan bahan makanan dari sumber yg aman
e. Menjaga kebersihan dan hygiene perseorangan para pekerja/penagan
makanan (food handlers), yg harus bebas dari penyakit menular atau
infeksi yg dapat ditularkan oleh makanan atau pelayanan penyajian
f. Menjaga kebersihan dari peralatan yg digunakan untuk menyiapkan,
mengolah, dan menyajikan makanan
g. Penyediaan air bersih yg cukup, deterjen dan peralatan kebersihan dan
sanitasi, menghindarkan adanya cross conection atau kondisi yg
memungkinkan terjadinya aliran balik (back flow)
h. Penyimpanan dan pembuangan sampah yg baik
i. Pengawasan terhadap binatang pengerat, lalat, kecoak, dan binatang
penganggu lainnya, serta penggunaan dan penyimpanan yg aman dari
pestisida, sanitizer, deterjen, solvent dan kimia toksik lainnya
j. Perlindungan pada penyimpanan bahan makanan kering dari banjir, air
limbah dan pestisida
k. Ditinjau dari segi bangunannya, tempat penyimpanan makanan harus
terang, cukup tersedia fasilitas kebersihan, cukup ventilasi, dan dapat
dengan mudah dibersihkan
Lengkapnya baca buku kes. Ling jilid 1 hal 125
Air Limbah :
Sumber air limbah : 1. Sumber domestic(hanya sekitar 7% air yg dibutuhkan
dikonsumsi, sisanya mnjadi air limbah); 2. Kegiatan industry, bersama air
imbah terkandung bahan kimia toksik, bahan yg mengganggu ekosistem
lainnya, energy (panas) – 60% panas dibuang brsma air limbah
System pengolahan air limbah :
1. Sistem P.A.L individu
Cesspool (kolam resapan) dianjurkan pada lahan yg luas dan air tanah yg
dalam, kendala : terjadinya clogging
Septic tank berperan bukan sbg sewage purifier, tetapi membantu proses
natural purification. Menguraikan bahan organic dlm limbah scr
anaerobic. Mampu mereduksi 60-70% kandungan organic slma retention
period 24 jam
2. System P.A.L perkotaan (septic tank) scr kolektif
Pengolahan scr fisik (pengendapan penyaringan), scr biologic
(penguraian), scr kimiawi (pembubuhan klor)
3. Sistem P.A.L pada industry (disesuaikan dgn sifat bahan/air limbah yg
diolah)
- Pre eliminary treatment (penyaringan mll penapis) menghilangkan
kotoran scr fisik dgn screen
- Primary treatment (pengendapan/sedimentasi)
- Secondary treatment (penguraian scr aerobic/anaerobic termasuk
flokulasi, trickling filter
- Tertiart treatment (penggunaan desinfektan, penyaringan pasir,
pemberian karbon aktif, ion exchange, chemical precipitation,
lagooning, inceneration sampai pembuangan padatan ke landfill
Dampak pembuangan air limbah :
1. Terjadinya perubahan ekosistem
- Perubahan struktur dan fungsi ekosistem (perubahan aerobic mnjd
anaerobic, eutrofikasi, algal bloom)
- Menurunnya parameter DO dan meningkatnya BOD dan COD
- Kematian flora/fauna
- Kematian ikan krn kekurangan O2 atau polutan energy, adanya
bahan2 toksik (pestisida)
2. Efek toksik pada rantai makanan
5. Pembuangan ekskreta :
Tinja adalah bahan buangan yg dikeluarkan oleh tubuh manusia yg secara
normal berbentuk semi padat.
Gangguan kesehatan krn tinja:
gangguan estetika, bau busuk, sebagai sarang vector penyakit, sumber
pnyakit saluran alat cerna, sumber pencemar tanah dan air tanah,
menganggu ekosistem, penyuburan/eutrofikasi dan akibat2nya, sbg
parameter budaya
Teknik Pembuangan Tinja :
1. Syarat umum :
- Menghindari kontaminasi tanah permukaan, air tanah, air permukaan
- Tidak terjangkau oleh lalat dan binatang lainnya
- Estetik (terhindar dari baud an terlindungi)
- Murah dan mudah dalam pembuatan dan perawatannya
2. Jenis Pembuangan tinja :
a. Without water carriage latrine
- Pit privy/simple latrine – kakus cemplung
- Vault privy (tangki kedap air) – kakus kolong
- Septic privy (tangki kedap air + kadang ditambah saluran
pembuangan air ke lingk) – kakus dengan bak pengurai
- Chemical toilet (kapasitas 100-125 galon + coustic soda 25 pon
dlm 10-15 galon) – utk kendaraan umum – kakus kimia
- Trench latrine – kakus parit
- Overhung latrine (banyak di tepi sungai/empang) – kakus gantung
b. With water carriage latrine (septic tank)
Keunggulan :
- Mereduksi 60-70% TSS/24 jam
- Estetik
- Terhindar dari vector penyakit
- Tidak mencemari lingkungan
- Lokasi tempat berhajat bisa dirancang ssuai selera/kebutuhan
Pengelolaan Sampah :
Pengaruh sampah thdp kes :
- Sampah sbg sarang vector penyakit, sbg sumber infeksi, sbg sumber
pencemar, mengganggu ekosistem & estetika
Pengolahan sampah adl suatu bid kegiatan yg berkaitan dgn pengaturan thd
timbulnya, penyimpanan, pengumpulan, pemindahan dan pengangkutan,
pengolahan dan pembuangan sampah dgn suatu cara yg ssuai dg prinsip
terbaik dari kes. Masy, ekonomi, teknik, konservasi, estetika dan berbagai
pertimbangan lingk lainnya dgn memperhatikan sikap masy.
Tujuan pengolahan sampah adl semua upaya pengendalian elemen
fungsional pengelolaan sampah agar supaya sampah tidak mengganggu
kehidupan masy khususnya yg berkaitan dg kesmasy
Elemen Fungsional :
1. Timbulnya sampah (waste generation) adl semua kegiatan yg akhirnya
menimbulkan barang/bahan yg semula masih dimanfaatkan kmd berubah
mnjd sampah krn tidak dibutuhkna lagi o/ pemiliknya dan akhirnya
dibuang
- Sumber sampah : dari pemukiman, commercial, industry, daerah
terbuka (open space), daerah tempat pengolahan (treatment plant
waste), daerah pertanian (agricultural waste)
- Jenis sampah : Garbage (sampah mudah busuk/sampah
makanan/food waste), rubbish (sampah tidak mudah busuk/sampah
kering), Ash and residue (abu dan residu), demolition and
construction waste (sampah hancuran bangunan), treatment plant
waste (sampah dari tempat pengolahan), agricurtural waste (sampah
dari pertanian), special waste (hasil penyapuan jalan, bangkai
binatang, rongsokan kendaraan rusak), hazardous waste (sampah
berbahaya)
- Komposisi sampah – komposisi fisik
- Laju timbulnya sampah
- Faktor yg mempengaruhi : geographic loc, season of the year,
frequency of collection, use of home grinders, characteristic (assume)
of population, extent of salvage dand recycling, legislation, public
attitude
2. Penyimpanan setempat (onsite storage) adl penyimpanan sampah di
sekitar sumber sampah sblm sampah diangkut/dikumpulkan ke TPS. Yang
perlu diperhatikan : tipe & letak container, public health and aesthetic
(kapasitas cukup menampung sampah yg dihasilkan sesuai dg frek
pengambilannya; tertutup rapat; mudah dikosongkan; mudah
dibersihkan; tahan lama; tidak mudah dirusak tikus)
3. Pengumpulan sampah (waste collection) adl kegiatan mengangkut
sampah dari TP setempat ke TPS sampai kendaraan pengumpul
dikosongkan
4. Transfer & transport
Transfer adl memindahkan sampah dari tempat pengumpul sampah
(transfer station) ked lm kendaraan pengangkut sampah
Transport adl membawa sampah ke dlm kendaraan pengangkut menuju
ke tempat pengolahan/TPA sampai kendaraan dikosongkan
5. Processing and recovery adl mereduksi baik uk. Maupun vol dan
pemisahan komponen2 dlm sampah utk mempermudah penemuan
kembali bahan2 yg masih bisa dimanfaatkan
- Reduksi vol scr mekanik – utk efisiensi pengangkutan dan final
disposal
- Reduksi vol scr kimiawi – utk efisiensi final disposal
- Reduksi uk – utk menyeragamkan uk dan pengolahan lebih lanjut
- Pemisahan komponen
- Penemuan kembali adl kegiatan menemukan komponen2 sampah yg
masih memiliki nilai ekonomi utk dimanfaatkan lebih lanjut
Pemanfaatan scr biologic : - Pengomposan – Gas bio
Pemanfaatan haisl pembakaran
6. Pembuangan sampah : incineration (pembakaran), composting
(pengomposan), hog feeding (utk makanan ternak/babi), pulverization
(pengambilan lemak dari sampah), sanitary landfill/final disposal
Sanitary landfill adl pembuangan akhir sampah dgn cara menimbun,
memadatkan dna emnutupnya dg tanah penutup setiap akhir hari kerja
dan menutup dg tanah penutup yg lebih tebal pada akhir penimbunan, dg
pertimbangan lain agar dampak yg timbul thd lingk dapat dikendalikan.
Keuntungannya : utk reklamasi (mengurug/meratakan tanah)
Lengkapnya baca buku KesLing jilid 2 hal 357 atau buku IKM hal 185
9. Penyakit akibat kerja : penyakit yg tjd akibat paparan factor fisika, kimia,
biologi, psikososial, dan fisiologi atau ergonomic pada tenaga kerja, dmna
naker ketika awal bekerja di perusahaan blm menderita peny. Tsb. Contoh
penyakit : pneumoconiosis, hepatitis oleh krn bahan kimia, keracunan, tulis,
pnyakit kulit akibat kerja, Raynaud syndrome, caisson disease.
Kedokteran Keluarga
1. Cara Pengendalian Biaya Kesehatan : Mengutamakan pelayanan
pencegahan penyakit, mencegah pelayanan yg berlebihan, membatasi
konsultasi dan rujukan
7. Rekam Medis : berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas
pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang
telah diberikan kepada pasien.
Wajib buat RM sesuai pasal 46 ayat 1 UU praktik kedokteran, dokter dan
dokter gigi wajib membuat RM dalam menjalankan praktik kedokteran
disimpan paling lama 5 tahun dan resume RM paling sedikit 25 tahun. RM
sebagai salah 1 alat bukti tertulis dipengadilan.
Manfaat RM : Pengobatan px, peningkatan kualitas pelayanan; pendidikan
dan penelitian; pembiayaan;statistik kesehatan;Pembuktian Masalah
Hukum, Disiplin dan Etik
9. 9 Fungsi Keluarga :
1. Holistic (biologis, psikologi, sosial ekonomi)
2. Fisiologis (APGAR)
3. Patologis ( SCREEM . Social Cultur religious economic educational medical)
4. Interaksi antar anggota keluarga
5. Fx keturunan (genogram)
6. Perilaku (pengetahuan sikap tindakan)
7. Non perilaku (lingkungan pelayanan kesehatan keturunan)
8. Fx indoor
9. Fx outdoor
METODOLOGI RISET
1. Batasan Penelitian : proses dengan pembuktian ilmiah utk mendapatkan
informasi baru/memperdalam ilmu dalam bidang tertentu dengan
sistematis, logis, dan empiris.
3. Penyajian Data : sajian data dapat dilaporkan dlm bentuk : 1. Tulisan 2. Tabel
(tabel frekuensi) 3. Gambar/grafik : Histogram, diagram garis, diagram
batang, diagram lingkar, diagram tebar, pictogram, box whisker plot, dot plot
6. Skala Data :
7. Uji Statistik Parametrik : Statistic untuk data kuantitatif asumsi normal. Yang
termasuk data kuantitatif : ratio dan interval.
Data yg harga.nilai dapat ditentukan besarnya. Ada 2 macam : diskret
(terpisah/tdk ada hubungannya cth jumlah anak, jumlah kabupaten/provinsi)
dan continue (berlanjut/ada hubungan spt: pengukuran BB, panjang tubuh,
suhu badan). Contoh statstik parametric:
1. uji confidence interval (godnes of fit test) →komparasi
sampel dan populasi
2. Paired T-test
3. ANNOVA (two way) {2 dan 3 komparansi antar pengamatan dalam sampel
yang sama}
4. T-test 2 sampel bebas
5. ANNOVA (one way) {4dan5 komparansi antar sampel}
6. Uji korelasi pearson ! korelasi jumlah variable 2
8. Uji statistica non parametric : Uji statistic untuk data kualitatif,
semikuantitatif, atau kuantitaif asumsi tidak normal. SNP termasuk salah satu
bagian dari statistic inferensi atau statistic induktif. Uji SNP sering juga dsb
statistic bebas distribusi (distribution free statictics), karena prosedur
pengujiannya tidak membutuhkan asumsi bahwa pengamatan berdistribusi
normal. Statistic non parametric digunakan dalam situasi sebagai berikut :
1. Apabila ukuran sampel sedemikian kecil sehingga distribusi sampel tidak
mendekati normal, dan apabila tidak asumsi yang dapat dibuang tentang
bentuk distribusi populasi yang menjadi sumber sampel.
2. Apabila digunakan data ordinal, yaitu data-data yang disusun dalam urutan
atau diklasifikasikan rangkingnya.
3. Apabila digunakan data nominal, yaitu data-data yang dapat
diklasifikasikan dalam kategori dan dihitung frekuensinya.