Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KEPERAWATAN GERONTIK

“ LANJUT USIA”

Anggota Kelompok

Agil Maharani 1920002


Erny Anggarda Sari 1920014
Yusuf Novry 1920044
Renata Hapy Maulidya 1920034
M. Faizul Zidane 1920024

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG
TUAH

SURABAYA

TAHUN 2020-201
BAB I
PENDAHULUAN
 
A. Latar Belakang
Setiap manusia pasti mengalami proses pertumbuhan dan
perkembangan dari bayi sampai menjadi tua. Masa tua merupakan masa hidup
manusia yang terakhir, dimana pada masa ini seseorang mengalami
kemunduran fisik, mental dan sosial sedikit demi sedikit sehingga tidak dapat
melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Lansia banyak menghadapi berbagai
masalah kesehatan yang perlu penanganan segera dan terintegrasi.
Lansia atau lanjut usia adalah periode dimana manusia telah mencapai
kemasakan dalam ukuran dan fungsi. Selain itu lansia juga masa dimana
seseorang akan mengalami kemunduran dengan sejalannya waktu. Ada
beberapa pendapat mengenai usia seseorang dianggap memasuki masa lansia,
yaitu ada yang menetapkan pada umur 60 tahun, 65 tahun, dan ada juga yang
70 tahun.
 
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari usia lanjut ?
2. Bagaimana ciri cirri usia lanjut ?
3. Bagaimana perkembangan fisik, kognitif, sikap, dan social dalam masa
dewasa lanjut?
4. Apa saja bahaya yang ditimbul pada masa perkembangan usia lanjut?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui penjelasan mengenai usia lanjut
2. Untuk mengetahui ciri cirinya
3. Untuk mengetahui perkembangan perkembangan pada masa usia lanjut
serta bahaya bahaya yang ditimbulkan dari perkembangan tersebut
D. MANFAAT
1. untuk menyelesaikan tugas makalah perkuliahan psikologi
perkembangan
2. untuk melatih dan mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam
penulisan karya ilmiah.
 
BAB  II
PEMBAHASAN
 
A. Pengertian Masa Tua (Lanjut Usia)
Usia lanjut adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang. Masa
ini dimulai dari umur enam puluh tahun sampai meninggal, yang ditandai dengan
adanya perubahan yang bersifat fisik dan psikologis yang semakin menurun.
Proses menua (lansia) adalah proses alami yang disertai adanya penurunan
kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama lain.
Berikut beberapa pendapat mengenai pengertian masa tua :
Menurut Bernice Neugarten (1968) James C. Chalhoun (1995) masa tua
adalah suatu masa dimana orang dapat merasa puas dengan keberhasilannya.
Penggolongan lansia menurut Depkes dikutip dari Azis (1994) menjadi tiga
kelompok yakni :
a. Kelompok lansia dini (55 – 64 tahun), merupakan kelompok yang
baru memasuk lansia
b. Kelompok lansia (65 tahun ke atas).
c. Kelompok lansia resiko tinggi, yaitu lansia yang berusia lebih dari
70 tahun
B. Ciri  - Ciri Masa Tua
Menurut Hurlock (Hurlock, 1980, h.380) terdapat beberapa ciri-ciri orang
lanjut usia, yaitu :
a. Usia lanjut merupakan periode kemunduran.
b. Orang lanjut usia memiliki status kelompok minoritas.
c. Menua membutuhkan perubahan peran.
d. Penyesuaian yang buruk pada lansia.
1. Usia lanjut merupakan periode kemunduran
Periode selama usia lanjut ketika kemunduran fisik dan mental terjadi
secara perlahan dan bertahap dan pada waktu kompensasi terhadap penurunan ini
dapat dilakukan , dikenal sebagai ‘’senescence’’yaitu masa proses menjadi tua.
Istilah ‘keuzuran’’(sinelity) digunakan untuk mengacu pada periode waktu
selama usia lanjut apabila kemunduran fisik telah terjadi disorganisasi mental.
Seseorang yang menjadi eksentrik, kurang perhatian,dan terasing secara sosial,
maka penyesuaian dirinya pun buruk biasanya disebut ‘’uzur’’. Sikap tidak
senang terhadap diri sndiri , orang lain, pekerjaan, dan kehidupan pada umumnya
dapat menuju keadaan uzur , karena terjadi perubahan pada lapisan otak.
Akibatnya, orang menurun secara fisik dan mental akan segera mati.
2. Orang lanjut mempunyai status kelompok minoritas
Status kelompok orang minoritas ini terjadi sebagai akibat dari
sikap sosial yang tidak menyenangkan terhadap orang usia lanjutdan
diperkuat oleh klise yang tidak menyenangkan tentang mereka.
Kelompok orang usia lanjut disebut sebagai warga Negara kelas
dua, yang hidup dengan status bertahan dan mempunyai efek penting
terhadap pribadi dan penyesuaian sosial penting. Jika kalau orang orang
usia lanjut dikorbankan dalam beberapa hal mereka sesungghnya
merupakan korban. Karena keadaan yang sakit sakitan, kesepian, dan
terror yang mengancamnya membuat mereka mudah menjadi mangsa para
tukang obat, khusus nya mereka yang terserang penyakit. Sifat seperti ini
merupakan sifat tamak, sehingga  menimbulkan reaksi yang tidak simpatik
terhadap sifat tamak mereka. Ini semua merupakan penipuan besar yang
diatur secara licik.
3. Menua membutuhkan perubahan peran
Hal ini mengakibatkan pengurangan jumlah kegitan yang dapat
dilakukan oleh orang usia lanjut, dank arena nya perlu mengubah berbagai
peran yang masih dilakukan atas dasar keinginan seseorang, jadi bukan
atas dasar tekanan yang datang dari kelompok sosial. Tetapi pada
kenyataan nya pengurangan dan perubahan peran ini banyak terjadi karena
tekanan sosial.
Karena sikap sosial yang tidak menyenagkan bagi kaum usia
lanjut, pujian yang mereka hasilkan dihubungkan dengan peran usia tua
bukan dengan keberhasilan mereka. Perasaan tidak berguna dan tidak
diperlukan lagi bagi orang yang berusia lanjut menbumbuhkan rasa rendah
diri dan kemarahan, yaitu perasaan yang tidak menunjang  proses
penyesuaian sosial seseorang. Busse dan Pfeifer mengatakan ‘’adalah hal
yang sulit untuk mempertahankan identitas positif seseorang jika tiang
tiang yang diperlukan untuk identitas peran seseorang telah hilang.
4. Penyesuaian yang buruk
Orang usia lanjut secara tidak proporsional menjadi subjek bagi
masalah emosional dan mental yang berat. Insiden psikopatologi timbul
seiring dengan bertambahnya usia. Gangguan fungsional keadaan depresi
dan paranoid terus bertambah sama sepeti penyakit otak setelah berusia 60
tahun. Kasus bunuh diri juga meningkat seiring dengan usia , dan jumlah
kasus bunuh diri paling sering dilakukan oleh pria kulit putih.
Karakteristik masa tua
Menurut Butler dan Lewis (1983) serta Aiken (1989) terdapat berbagai
karakteristik lansia yang bersifat positif. Beberapa di antaranya adalah:
a. Keinginan untuk meninggalkan warisan
b. Fungsi sebagai seseorang yang dituakan
c. Kelekatan dengan objek-objek yang dikenal
d. Perasaan tentang siklus kehidupan
e. Kreativitas
f. Rasa ingin tahu dan kejutan (surprise)
g. Perasaan tentang penyempurnaan atau pemenuhan kehidupan, dll.
C. Perkembangan Pada Masa Tua
1. Perkembangan  Fisik
Perkembangan fisik pada masa lansia terlihat pada perubahan
perubahan fisiologis yang bisa dikatakan mengalami kemunduran, perubahan
perubahan biologis yang dialami pada masa lansia yang terlihat adanya
kemunduran tersebut sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan dan
terhadap kondisi psikologis.
Perkembangan masa dewasa akhir atau usia lanjut, membawa
penurunan fisik yang lebih besar dibandingkan dengan periode periode usia
sebelumnya. Kita akan mencatat rentetan perubahan perubahan dalam
penurunan fisik yang terkait dengan penuaan, dengan penekanan pentingnya
perkembangan perkembangan baru dalam penelitian proses penuaan yang
mencatat bahwa kekuatan tubuh perlahan lahan menurun dan hilangnya fungsi
tubuh kadangkala dapat diperbaiki.
Terdapat sejumlah perubahan fisik yang terjadi pada periode lansia
menurut Elida Prayitno yaitu:
a. Perubahan fisik bukan lagi pertumbuhan tetapi pergantian dan
perbaikan sel-sel   
    tubuh.
b. Pertumbuhan dan reproduksi sel-sel menurun.
b. Penurunan Dorongan Seks.
Pada umumnya perubahan pada masa lansia meliputi perubahan dari
tingkat selsampai kesemua sistem organ tubuh, diantaranya system
pernafasan,pendengaran, penglihatan, kardiovaskuler, sistem pengaturan
tubuh,muskuloskeletal, gastrointestinal, genito urinaria, endokrin dan integumen.
a. Sistem pernafasan pada lansia.
Kapasitas pernafasan pada lansia akan menurun pada usia 20 hingga 80
tahun sekalipun tanpa penyakit. Paru paru kehilangan elatisitasnya, dada
menyusut, dan diafragma melemah. Meskipun begitu berita baiknya adalah bahwa
orang dewasa lanjut dapat memperbaiki fungsi paru paru dengan latihan latihan
memperkuat diafragma.
b. Perubahan Sistem persyarafan.
1. Cepatnya menurunkan hubungan persyarafan.
2. Lambat dalam merespon dan waktu untuk berfikir.
3. Mengecilnya syaraf panca indera.
4. Berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran,
mengecilnya syaraf pencium &
perasa lebih sensitif terhadap perubahan suhu dengan rendahnya
ketahanan terhadap  
  dingin.
5. Otak dan sistem syaraf
Aspek yang signifikan dari proses penuaan mungkin adalah bahwa
neuron neuron itu tidak mengganti dirinya sendiri. Meskipun demikian
otak dapat cepat sembuh dan memperbaiki kemampuannya, hanya
kehilangan sebagian kecil dari kemampuannya untuk bisa berfungsi di
masa dewasa akhir.
6. Perkembangan Sensori.
Perubahan sensori fisik masa dewasa akhir melibatkan indera
penglihatan,pendengaran, perasa, pembau, dan indera peraba. Pada
masa dewasa akhir penurunan indera penglihatan bisa mulai dirasakan
dan terjadi mulai awal masa dewasa tengah. Adaptasi terhadap gelap
lebih menjadi lambat, yang berarti bahwa orang rang lanjut usia
membutuhkan waktu lama untuk memulihkan kembali penglihatan
mereka ketika keluar dari ruangan yang terang menuju ke tempat yang
agak gelap.
c. Perubahan panca indera yang terjadi pada lansia.
   Ciri – ciri perubahan pada indra masa lansia salahsatunya sekresi saliva
berkurang mengakibatkan pengeringan rongga mulut. Papil-papil pada
permukaan lidah mengalami atrofi sehingga terjadi penurunan sensitivitas
terhadap rasa terutama rasa manis dan asin. Keadaan ini akan mempengaruhi
nafsu makan, dan dengan demikian asupan gizi juga akan terpengaruh.
Keadaan ini mulai pada usia 70 tahun. Perubahan indera penciuman,
penglihatan dan pendengaran juga mengalami penurunan fungsi seiring
dengan bertambahnya usia.
Pada usia lanjut fungsi seluruh organ penginderaan kurang mempunyai
sensitivitas dan efisiensi kerja dibandingkan yang dimiliki oleh orang yang
lebih mudah. Bagaimanapun juga perubahan indera berlangsung secara lambat
dan bertahap. Maka setiap individu mempunyai kesempatan untuk melakukan
penyesuaian terhadap perubahan tersebut.
d. Perubahan cardiovaskuler pada usia lanjut.
Tidak lama berselang terjadi penurunan jumlah darah yang dipompa
oleh jantung dengan seiringnya pertambahan usia sekalipun pada orang
dewasa yang sehat. Bagaimanapun, kita mengetahui bahwa ketika sakit
jantung tidak muncul, jumlah darah yang dipompa sama tanpa
mempertimbangakan usia pada masa dewasa. Kenyataannya para ahli penuaan
berpendapat bahwa jantung yang sehat dapat menjadi lebih kuat selama kita
menua dengan kapasitas meningkat bukan menurun.
e. Sistem genito urinaria.
 Ginjal, Mengecil dan nephron menjadi atropi, aliran darah ke ginjal
menurun sampai 50 %, penyaringan diglomerulo menurun sampai 50
%, fungsi tubulus berkurang akibatnya kurangnya kemampuan
mengkonsentrasi urin, berat jenis urin menurun proteinuria ( biasanya
+ 1 ) ; BUN meningkat sampai 21 mg % ; nilai ambang ginjal terhadap
glukosa meningkat.
 Vesika urinaria / kandung kemih, Otot otot menjadi lemah,
kapasitasnya menurun sampai 200 ml atau menyebabkan frekwensi
BAK meningkat, vesika urinaria susah dikosongkan pada pria lanjut
usia sehingga meningkatnya retensi urin.
 Pembesaran prostat ± 75 % dimulai oleh pria usia diatas 65 tahun.
 Atropi vulva
 Vagina, Selaput menjadi kering, elastisotas jaringan menurun juga
permukaan   menjadi halus, sekresi menjadi berkurang, reaksi sifatnya
lebih alkali terhadap perubahan warna.
 Daya sexual, Frekwensi sexsual intercouse cendrung menurun tapi
kapasitas untuk melakukan dan menikmati berjalan terus.
f. Sistem endokrin / metabolik pada lansia.
 Produksi hampir semua hormon menurun.
 Fungsi paratiroid dan sekesinya tak berubah.
 Pituitary, Pertumbuhan hormon ada tetapi lebih rendah dan hanya ada
di pembuluh darah dan berkurangnya produksi dari ACTH, TSH, FSH
dan LH.
 Menurunnya aktivitas tiriod Ù BMR turun dan menurunnya daya
pertukaran zat, dll
g. Perubahan sistem pencernaan pada usia lanjut.
 Kehilangan gigi, Penyebab utama adanya periodontal disease yang
biasa terjadi setelah umur 30 tahun, penyebab lain meliputi kesehatan
gigi yang buruk dan gizi yang buruk.
 Indera pengecap menurun, Adanya iritasi yang kronis dari selaput
lendir, atropi indera pengecap (± 80 %), hilangnya sensitivitas dari
syaraf pengecap dilidah terutama rasa manis, asin, asam & pahit.
 Esofagus melebar, dan lain-lain.
h. Perubahan sistem reproduksi.
1. Perubahan sistem reprduksi.
 Selaput lendir vagina menurun/kering.
 Menciutnya ovarium dan uterus.
 Atropi payudara.
 Testis masih dapat memproduksi meskipun adanya penurunan
secara     berangsur berangsur.
 Dorongan sex menetap sampai usia diatas 70 tahun, asal kondisi
kesehatan baik.
Masa berhentinya reproduksi keturunan (klimaterik)
pada pria datang belakangan dibandingkan masa menopause pada wanita.
Dan memerlukan masa yang lebih lama, pada umumnya ada penurunan
potensi  seksual pada masa enam puluh tahun usianya.
Klimaterik pada pria mempunyai dua efek umum.
Pertama, terjadi penyusutan atau penurunan cirri cirri seks sekunder,
minsalnya perubahan suara, titik nada suara meninggi dan kekerasan otot
secara umum menurun menjadi lembek.
Yang kedua klimaterik pada pria terjadi yang dapat
mempengaruhi fungsi seksual. Walaupun potensi seksual telah
berkurang,tetapi tidak berarti keinginan seksualnya berkurang.
 
2. Perkembangan kognitif
Kemerosoton fungsi kognitif pada masa tua,pada umumnya
memang merupakan sesuatu yang tidak dapat di elakkan  karena
disebabkan oleh berbagai faktor, seperti penyakit kekacauan otak
(Alzheimer) atau karena kecemasan dan depresi. Akan tetapi hal ini bukan
berarti bahwa keterampilan kognitif tidak bisa bisa di pertahankan dan di
tingkatkan. Kunci untuk memilihara keterampilan kognitif terletak pada
tingkat pemberian beberapa rangsangan intelektual . oleh karena itu,orang
tua sebenarnya sangat membutuhkan suatu lingkungan perangsang dalam
rangka mengasah dan memilihara keterampilan keterampilan kognitif
mereka serta mengantisipasi terjadinya kepikunan.
3. Perkembangan emosi
Memasuki masa tua, sebagian besar lanjut usia kurang siap
menghadapi dan menyikapi masa tua tersebut, sehingga menyebabkan para
lanjut usia kurang dapat menyesuaikan diri dan memecahkan masalah
yang dihadapi (Widyastuti, 2000). Munculnya rasa tersisih, tidak
dibutuhkan lagi, ketidak ikhlasan menerima kenyataan baru seperti
penyakit yang tidak kunjung sembuh, kematian pasangan, merupakan
sebagian kecil dari keseluruhan perasaan yang tidak enak yang harus
dihadapi lanjut usia.
Hal – hal tersebut di atas yang dapat menjadi penyebab lanjut usia
kesulitan dalam melakukan penyesuaian diri. Bahkan sering ditemui lanjut
usia dengan penyesuaian diri yang buruk. Sejalan dengan bertambahnya
usia, terjadinya gangguan fungsional, keadaan depresi dan ketakuatan akan
mengakibatkan lanjut usia semakin sulit melakukan penyelesaian suatu
masalah. Sehingga lanjut usia yang masa lalunya sulit dalam
menyesuaikan diri cenderung menjadi semakin sulit penyesuaian diri pada
masa-masa selanjutnya.
Yang dimaksud dengan penyesuaian diri pada lanjut usia adalah
kemampuan orang yang berusia lanjut untuk menghadapi tekanan akibat
perubahan perubahan fisik, maupun sosial psikologis yang dialaminya dan
kemampuan untuk mencapai keselarasan antara tuntutan dari dalam diri
dengan tuntutan dari lingkungan, yang disertai dengan kemampuan
mengembangkan mekanisme psikologis yang tepat sehingga dapat
memenuhi kebutuhan– kebutuhan dirinya tanpa menimbulkan masalah
baru.
Pada orang – orang dewasa lanjut atau lanjut usia, yang menjalani
masa pensiun dikatakan memiliki penyesuaian diri paling baik merupakan
lanjut usia yang sehat, memiliki pendapatan yang layak, aktif,
berpendidikan baik, memiliki relasi sosial yang luas termasuk diantaranya
teman – teman dan keluarga, dan biasanya merasa puas dengan
kehidupannya sebelum pensiun (Palmore, dkk, 1985). Orang – orang
dewasa lanjut dengan penghasilan tidak layak dan kesehatan yang buruk,
dan harus menyesuaikan diri dengan stres lainnya yang terjadi seiring
dengan pensiun, seperti kematian pasangannya, memiliki lebih banyak
kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan fase pensiun (Stull & Hatch,
1984).
Penyesuaian diri lanjut usia pada kondisi psikologisnya berkaitan dengan
dimensi emosionalnya dapat dikatakan bahwa lanjut usia dengan
keterampilan emosi yang berkembang baik berarti kemungkinan besar ia
akan bahagia dan berhasil dalam kehidupan, menguasai kebiasaan pikiran
yang mendorong produktivitas mereka. Orang yang tidak dapat
menghimpun kendali tertentu atas kehidupan emosinya akan mengalami
pertarungan batin yang merampas kemampuan mereka untuk
berkonsentrasi ataupun
untuk memiliki pikiran yang jernih.
Ohman & Soares (1998) melakukan penelitian yang menghasilkan
kesimpulan bahwa sistem emosi mempercepat sistem kognitif untuk
mengantisipasi hal buruk yang mungkin akan terjadi. Dorongan yang
relevan dengan rasa takut menimbulkan reaksi bahwa hal buruk akan
terjadi. Terlihat bahwa rasa takut mempersiapkan individu untuk antisipasi
datangnya hal tidak menyenangkan yang mungkin akan terjadi. Secara
otomatis individu akan bersiap menghadapi hal-hal buruk yang mungkin
terjadi bila muncul rasa takut. Ketika individu memasuki fase lanjut usia,
gejala umum yang nampak yang dialami oleh orang lansia adalah
“perasaan takut menjadi tua”. Ketakutan tersebut bersumber dari
penurunan kemampuan yang ada dalam dirinya. Kemunduran mental
terkait dengan penurunan fisik sehingga mempengaruhi kemampuan
memori, inteligensi, dan sikap kurang senang terhadap diri sendiri.
Ditinjau dari aspek yang lain respon-respon emosional mereka
lebih spesifik, kurang bervariasi, dan kurang mengena pada suatu
peristiwa daripada orang-orang muda. Bukan hal yang aneh apabila orang-
orang yang berusia lanjut memperlihatkan tanda-tanda kemunduran dalam
berperilaku emosional; seperti sifat-sifat yang negatif, mudah marah, serta
sifat-sifat buruk yang biasa terdapat pada anak-anak.
Orang yang berusia lanjut kurang memiliki kemampuan untuk
mengekspresikan kehangatan dan persaan secara spontan terhadap orang
lain. Mereka menjadi kikir dalam kasih sayang. Mereka takut
mengekspresikan perasaan yang positif kepada orang lain karena melalui
pengalaman-pengalaman masa lalu membuktikan bahwa perasaan positif
yang dilontarkan jarang memperoleh respon yang memadai dari orang-
orang yang diberi perasaan yang positif itu. Akibatnya mereka sering
merasa bahwa usaha yang dilakukan itu akan sia-sia. Semakin orang
berusia lanjut menutup diri, semakin pasif pula perilaku emosional
mereka.
4. Perkembangan sikap social
Pendapat klise tentang usia lanjut mempunyai pengaruh yang besar
terhadap sikap social baik terhadap usia lanjut. Dan karena kebanyakan
pendapat klise tersebut tidak menyenangkan, maka sikap social
tampaknya cendrung menjadi tidak efektif. Arti penting tentang sikap
social terhadap usia lanjut yang tidak menyenangkan mempengaruhi cara
mereka memperlakukan usia lanjut. Sikap social yang tidak
menyenangkan terhadap usia lanjut ,dalam kebudayaan amerika dewasa ini
hamper bersifat universal , tetapi mereka cendrung bersifat rasial yang
lebih kuat dibandingkan kelompok rasial dan kelas social tertentu
dibandingkan klompok lain lain.
Akibat berkurangnya fungsi indera pendengaran, penglihatan,
gerak fisik dan sebagainya maka muncul gangguan fungsional atau bahkan
kecacatan pada lansia. Misalnya badannya menjadi bungkuk, pendengaran
sangat berkurang, penglihatan kabur dan sebagainya sehingga sering
menimbulkan keterasingan. Hal itu sebaiknya dicegah dengan selalu
mengajak mereka melakukan aktivitas, selama yang bersangkutan masih
sanggup, agar tidak merasa terasing atau diasingkan.
Karena jika keterasingan terjadi akan semakin menolak untuk
berkomunikasi dengan orang lain dan kdang-kadang terus muncul perilaku
regresi seperti mudah menangis, mengurung diri, mengumpulkan barang-
barang tak berguna serta merengek-rengek dan menangis bila ketemu
orang lain sehingga perilakunya seperti anak kecil.
D. Bahaya Bahaya Pada Masa Usia Lanjut
Pada beberapa waktu disepanjang kehidupan seseorang terdapat
bahaya serius yang lebih potensial sehingga proses penyesuaian pribadi
dan social tidak dapat dilakukan secara baik pada usia lanjut. Sebagian
dari masalah ini disebabkan oleh karena menurunnya kemampuan mental
orang yang berusia lanjut lebih mudah diserang oleh bahaya potensial
dibandingkan pada usia sebelumnya.
a. Bahaya fisik
Seluruh bahaya yang bersifat umum terhadap kesehatan fisik pada
usia muda tidak hanya menyerang orang berusia lanjut tetapi proporsi
pengaruhnya terhadap individual lebih besar.
Tanda tanda bahaya fisik yang umum pada usia lanjut  antara lain
sebagai berikut :
1. Penyakit dan hambatan fisik
Orang berusia lanjut biasanya banyak terserang gangguan sirkulasi
darah, gangguan dalam system metabolisme, gangguan yan g melibatkan
mental, gangguan pada persendian penyakit tumor baik yang tidak
berbahaya maupun yang menular, sakit jantung, remtik,encok, pandangan
dan pendengaran berkurang, tekanan darah tinggi, kondisi mental, dan
saraf tergannggu.
b. Kurang gizi
Penyakit kurang gizi pada usia lanjut lebih banyak disebabkan oleh
factor pengaruh psikologi disbanding sebab ekonomi. Pengarug psikologi
yang terbesar adalah hilangnya selera karena rasa takut dan depresi mental,
tidak ingin makan sendirian, dan tidak ingin makan karena merasa curiga
senbelumnya. Bahkan pada waktu makanan yang dikonsumsi kurang
bermutu dan kurang jumlahnya, banyak orang berusia lanjut yang tidak
memperoleh gizi cukup dari makanannya, karena tidak diserap tubuh yang
disebabkan oleh gangguan system kelenjar endokrin yang tidak berfungsi
seperti dahulu.
c. Mengendurnya kemampuan social
Hilangnya kemampuan social atau sikap yang tidak menyenangkan
hubungan seksualpada usia lanjut banyak mempengaruhi orang usia lanjut
seperti halnya kehilangan emosi yang mempengaruhi anak kecil. Orang
yang kehidupan perkawinannya bahagia dapatmenyebabkan hidupnya
lebih sehat dan lebih lama dibandingkan pasangan, atau mereka yang
kehidupan seksualnya tidak aktif.
d. Kecelakaan
Orang yang berusia lanjut biasanya lebih mudah terkena
kecelakaan dibandingkan orang yang lebih muda. Bahkan walaupun
kecelakaan ini tidak fatal, dapat menyebabkan seseorang yang berusia
lanjut dapat jatuh, karena mungkin disebabkan oleh gangguan lingkungan
atau kepala pusing , kondisi yang lemah, dan gangguan penglihatan
merupakan penyebab kecelakaan yang paling umum  bagi wanita yang
berusia lanjut. Adapun pria berusia lanjut  sering memperoleh kecelakaan
yang disebabkan karena mengandarai kendaraan atau ditabrak mobil pada
saat berjalan.
 
 
b. Bahaya psikologis
Orang yang berusia lanjut menerima klise tentang
kebudayaan.adapun bahaya psikologis yaitu pertama, mereka menerima
kepercayaan tradisional dan pendapat klise tentang kebudayaan dari suatu
usia. Yang kedua, perasaan rendah diri dan tidak enak yang dating
bersamaan dengan perubahan perubahan fisik. Perubahan dalam pola
kehidupan,  bahya psikologis yang ktiga adalah usia lanjut perlu
menetapkan pola hidup yang berbeda dengan keadaan masa lalu dan cocok
dengan kondisi usia lanjut. Bahaya psikologis yang keempat adalah
kecurigaan atau realisasi bahwa penurunan mental sudah mulai terjadi.
Bahya psikologis yang kelima, perasaan bersalah karena mereka tidak
bekerja sedang orang lain masih bekerja, bahya psikologis yang keenam,
akibat dari kurangnya pendapatan, bahaya psikologis ketujuh, pelepasan
berbagai kegiatan social.
 
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Usia lanjut adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang.
Masa ini dimulai dari umur enam puluh tahun sampai meninggal, yang ditandai
dengan adanya perubahan yang bersifat fisik dan psikologis yang semakin
menurun.
Proses menua (lansia) adalah proses alami yang disertai adanya
penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu
sama lain.
B. Saran Dan Kritik
Dalam berusaha melengkapi makalah ini, tentu ada sesuatu yang kurang
dan kami sebagai penulis baik dari pembahasan ataupun dari segi tulisan
menyadari akan hal demikian. Maka dari itu kami akan berusaha lebih baik
dengan selalu mengedapankan sumber-sumber yang lebih layak sebagai
reverensi. Kami sangatlah mengharapkan masukan baik berupa kritik ataupun
saran sehingga dapat menjadi sebuah instropeksi dari karya kami juga sebagai
semangat dan  landasan baru untuk terus berinovasi dalam berkarya.
 
 
 
 

 
Daftar Pustaka
 
F.J. Monk dkk, Psikologi Perkembangan, Yogyakarta : Gadjah Mada
Universty
Press, 2004
Hurlock Elizabeth B., Psikologi Perkembangan:Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentan
Kehidupan, Jakarta: Erlangga, 1992.
Jahja, Yudrik , Psikologi Perkembangan,Jakarta: Kencana, 2011
Desmita, Psikologi Perkembangan, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2009
http://yuliakusumadewi.wordpress.com/2012/03/12/makalah-
perkembangan-lansia/
 

Anda mungkin juga menyukai