Makalah Temu 14
Makalah Temu 14
KELOMPOK 6
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat
serta hidayah-Nya sehingga makalah Trend Dan Issue Keperawatan paliatif ini
dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan serta
memaparkan makalah trend dan issue keperawatan paliatif pada mata kuliah
keperawatan menjelang ajal dan paliatif.
Dengan selesainya makalah trend dan issue keperawatan paliatif ini, kami
berharap dapat berbagi pengetahuan tentang bagaimana trend dan issue
keperawatan paliatif. Terselesaikannya makalah ini tidak terlepas dari bantuan
beberapa pihak, terutama Bapak dan Ibu selaku dosen pengampu pada mata kuliah
keperawatan menjelang ajal dan paliatif.
Kami sadar bahwa makalah ini sangat jauh dari kata sempurna, maka kritik dan
saran yang membangun sangat kami harapkan. Semoga makalah ini bermanfaat
bagi para pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................i
Daftar isi................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................
1.3 Tujuan..............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................
3.1 Kesimpulan......................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
Istilah "perawatan paliatif" umumnya mengacu pada setiap perawatan yang meredakan
gejala, apakah ada atau tidak ada harapan penyembuhan dengan cara lain.
Pengobatan paliatif bermaksud mengurangi nyeri dan mengurangi symptom selain nyeri
seperti mual, muntah dan depresi. Perawatan bagi mereka yang akan segera meninggal
pertama didirikan di Inggris melalui lokakarya cicely Saunders di RS Khusus St.
Christopher, RS khusus tersebut pindah ke AS pada thn 1970an. RS khusus pertama di
AS adalah RS New Haven yang kemudian menjadi RS khusus Connecticut. RS tersebut
kemudian menyebar ke seluruh Negara.
Sedangkan di Indonesia sendiri, perawatan paliatif baru dimulai pada tanggal 19 Februari
1992 di RS Dr. Soetomo (Surabaya), disusul RS Cipto Mangunkusumo (Jakarta), RS
Kanker Dharmais (Jakarta), RS Wahidin Sudirohusodo (Makassar), RS Dr. Sardjito
(Yogyakarta), dan RS Sanglah (Denpasar).
Pelayanan yang diberikan meliputi:
1. Rawat jalan
2. Rawat inap (konsultatif)
3. Rawat rumah, yaitu dengan melakukan kunjungan ke rumah-rumah penderita.
4. Day care, merupakan layanan untuk tindakan medis yang tidak memerlukan rawat
inap, seperti perawatan luka,kemoterapi dll.
5. Respite care, merupakan layanan yang bersifat psikologis.
4
Di Amerika Serikat saat ini, 55% dari rumah sakit dengan lebih dari 100 tempat tidur
menawarkan program perawatan paliatif, dan hampir seperlima dari rumah sakit
masyarakat memiliki program perawatan paliatif.
Di Surabaya, tepatnya di RS Dr. Soetomo, perawatan palliative sudah berjalan dengan
baik. Sedangkan di Makassar sendiri, hal tersebut belum begitu optimal.
Bahkan pada tanggal 15 Mei 2010 telah dideklarasikan secara resmi di Surabaya sebagai
kota paliatif di Taman Bungkul Surabaya, dengan demikian surabaya menjadi kota
paliatif pertama di Indonesia.
Dari sini diharapkan pasien kanker bisa mendapatkan penanganan lebih baik melalui
pelayanan paliatif.
Hospis adalah tempat dimana pasien dengan penyakit stadium terminal yang tidak dapat
dirawat di rumah namun tidak melakukan tindakan yang harus dilakukan di rumah sakit.
Pelayanan yang diberikan tidak seperti di rumah sakit, tetapi dapat memberikan pelayaan
untuk mengendalikan gejala-gejala yang ada, dengan keadaan seperti di rumah pasien sendiri.
5
Menurut KEPMENKES RI NOMOR: 812, 2007 Sarana (fasilitas) kesehatan adalah tempat
yang menyediakan layanan kesehatan secara medis bagi masyarakat.
Kompeten adalah keadaan kesehatan mental pasien sedemikian rupa sehingga mampu
menerima dan memahami informasi yang diperlukan dan mampu membuat keputusan secara
rasional berdasarkan informasi tersebut (KEPMENKES RI NOMOR: 812, 2007).
6
2.3. Organisasi Nirlaba (Non Profit)
Organisasi nirlaba adalah suatu organisasi yang bersasaran pokok untuk mendukung suatu isu
atau perihal didalam menarik perhatian public untuk suatu tujuan yang tidak komersil, tanpa
ada perhatian terhadap hal-hal yang bersifat mencari laba (moneter). Organisasi nirlaba
meliputi gereja, sekolah negeri, derma politik, rumah sakit dan klinik public, organisasi
politis, bantuan masyarakat dalam hal perundang-undangan, asosiasi professional, institute
riset, museum, dan beberapa para petugas pemerintah.
Banyak hal yang membedakan antara organisasi nirlaba dengan organisasi laba, diantaranya
sbb:
Organisasi laba:
• Penyebaran tanggung jawab jelas, siapa yang menjadi dewan komisaris yang kemudian
memilih direktur pelaksana.
Organisasi nirlaba:
• Tidak mudah dilakukannya penyebaran tanggung jawab, karena dewan komisaris bukan
pemilik.
7
masyarakat hidup dalam kemiskinan, ketidakberdayaan, ketidaksetaraan gender, konflik dan
kekerasan social. Pengelolaan organisasi nirlaba, membutuhkan kepedulian dan integritas
pribadi dan organisasi sebagai agen perubahan masyarakat, serta pemahaman yang
komprehensif dengan memaduka pengalaman-pengalaman konkrit dan teori manajemen yang
handal dan unggul sebagai hasil proses pembelajaran bersama masyarakat.
Dalam konteks pembangunan organisasi nirlaba yang unggul, berkelanjutan, dan memberikan
energy perubahan dan pembaruan bagi masyarakat, Bernardine R. Wirjana, professional
dalam bidang pemberdayaan masyarakat, yang selama dua dasawarsa menjadi pelaku
manajemen organisasi nirlaba, mengabdikan proses pembelajaran atas pengalaman-
pengalaman dan teori-teori manajemen terkini dalam bidang pemberdayaan masyarakat.
Sumber daya entitas berasal dari para penyumbang yang tidak mengharapkan pembayaran
kembali atas manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan.
Menghasilkan barang dan jasa tanpa bertujuan memupuk laba, dan kalau suatu entitas
menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak pernah dibagikan kepada para pendiri atas pemilik
entitas tersebut.
Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada organisasi bisnis, dalam arti bahwa kepemilikan
dalam organisasi nirlaba tidak dapat dijual, dialihkan, atau ditebus kembali, atau kepemilikan
tersebut tidak mencerminkan proporsi pembagian sumber daya entitas pada saat likuiditas
atau pembubaran entitas.
Organisasi nirlaba di Indonesia saat ini masih cenderung menekankan pada prioritas kualitas
program dan tidak terlalu memperhatikan pentingnya system pengelolaan keuangan. Padahal
system pengelolaan keuangan yang baik diyakini merupakan salah satu indicator utama
akuntabilitas dan transparasi sebuah lembaga. Pengetahuan dari staff keuangan mengenai
pengelolaan keuangan organisasi nirlaba masih sangat minimal. Padahal untuk membangun
system pengelolaan keuangan yang handal dibutuhkan pengetahuan, ketrampilan, dan
pengalaman yang cukup.
8
Penabulu menghadirkan pelatihan keuangan yang bertujuan untuk miningkatkan transparansi
dan akuntabilitas keuangan organisasi nirlaba melalui penguatan kapasitas dalam bidang
pengelolaan keuangan.
Peserta pelatihan memahami system pengendalian internal sebagai bagian dari usaha
meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja lembaga, peserta dapat melakukan administrasi
keuangan organisasi nirlaba dan membuat laporan keuangan organisasi sesuai dengan
ketentuan dalam PSAK 45.
Banyak yang bertanya,apakah organisasi nirlaba yang mana mereka tidak mengambil
keuntungan dari apapun, akan dikenakan pajak? Sebagai entitas atau lembaga, maka
organisasi nirlaba merupakan subyek pajak. Artinya seluruh kewajiban subyek pajak harus
dilakukan tanpa terkecuali. Akan tetapi, tidak semua penghasilan yang diperoleh yayasan
merupakan obyek pajak.
Pemerintah Indonesia memperhatikan bahwa badan social bukan bergerak mencari laba,
sehingga pendapatannya diklasifikasikan atas pendapatan yang obyek pajak dan bukan obyek
pajak. Namun di banyak Negara, organisasi nirlaba boleh melamar status sebagai bebas
pajak, sehingga dengan demikian mereka akan terbebas dari pajak penghasilan dan jenis
pajak lainnya.
• Indonesia
• Amerika Serikat
Perkembangan organisasi nirlaba di AS telah sangat jauh lebih maju di banding Indonesia,
terutama dalam bidang keagamaan. Amandemen pertama AS menjamin kebebasan beragama
bagi masyarakatnya. Bagaimanapun, organisasi nirlaba relijius seperti gereja, tunduk kepada
lebih sedikit system pelaporan pemerintah pusat disbanding dengan banyak organisasi lain.
Dalam hal perpajakan, organisasi nirlaba relijius di AS juga di kecualikan dari beberapa
9
pemeriksaan ataupun peraturan, yang membedakannya dengan organisasi non relijius. •
Kanada Di kanada organisasi nirlaba yang mengambil format derma biasanya harus di
catatkan si dalam agen pendapatan kanada.(Canada revenue agency)
• Kerajaan inggris
Di inggris dan wales, organisasi nirlaba yang mengambil format derma biasanya harus
dicatatkan di dalam komisi pengawasan derma. Di skotlandia, kantor pengatur derma
skotlandia juga melayani fungsi yang sama. Berbeda dengan organisasi nirlaba di AS seperti
serikat buruh, biasanya tunduk kepada peraturan yang terpisah, dan tidak begitu dihormati
sebagaimana hanya derma dalam hal pengertian teknis.
Menurut Wikipedia Indonesia, organisasi nirlaba adalah suatu organisasi yang bersasaran
pokok untuk mendukung satu isu atau perihal didalam menarik perhatian public untuk suatu
tujuan yang tidak komersial, tanpa ada perhatian terhadap hal-hal yang bersifat mencari laba.
Karakter dan tujuan dari organisasi non profit menjadi jelas terlihat ketika dibandingkan
dengan organisasi profit. Organisasi non profit berdiri untuk mewujudkan perubahan pada
individu atas komunitas, sedangkan organisasi profit sesuai dengan namanya bertujuan untuk
mencari keuntungan. Organisasi non profit menjadikan sumber daya manusia sebagai asset
yang paling berharga, karena semua aktivitas organisasi ini pada dasarnya adalah dari, oleh,
dan untuk manusia.
10
Di Indonesia, sebagian besar organisasi non profit dalam keadaan lesu darah. Mereka sesuai
dengan namanya kebanyakan miskin dana. Perbedaan mencolok terlihat dengan organisasi
non profityang memiliki induk di luar negeri. Kondisi ini sudah pasti berpengaruh terhadap
kualitas dan kuantitas dari gerak roda organisasi. Seharusnya organisasi non profit tidak jauh
beda dengan organisasi profit, harus memiliki mission statement yang jelas, focus dan
aplikatif. Pernyataan misi organisasi sebaiknya sederhana dan mudah dipahami oleh stake
holder organisasi. Kelemahan dari organisasi nirlaba Indonesia adalah tidak fokusnya misi.
Sering misi dibuat dengan pilihan kata, maka kata yang paling mengambang dan dapat
multitafsir. Kalau kita sortir berdasarkan kata, maka kata yang paling banyak muncul
barangkali kata sejahtera, adil, merata, berkesinambungan. Misi ini selanjutnyan
diterjemahkan kedalam sasaran-sasaran yang biasanya akan menjadi makin meluas dan tidak
focus. Kondisi ini juga berimbas pada rancangan struktur organisasi nirlaba Indonesia.
Struktur organisasinya memasukkan semua bidang. rata-tara memiliki > 200 bidang. Banyak
yang masih mengadaptasi organisasi politik mereka dijaman orde baru hamper semua
organisasi nonprofityang berdiri menjadi underblow partai golkar.
Masyarakat sekarang ini sudah dengan mudah mengakses informasi dari seluruh penjuru
dunia. Mereka juga dengan mudah menjalin komunikasi yang tumbuh dan berkembang di
dunia maya sendiri. Telah menarik populasi yang sangat besar. Makin hari organisasi
konvensional makin ditinggalkan. Aktivitasnya dengan teknologi informasi. Kepemimpinan
di seluruh organisasi memegang peranan yang paling vital. Demikian pula dalam organisasi
nirlaba. Criteria pemimpin organisasi nirlaba yang paling utama adalah memiliki kemauan.
Dalam konteks ini, pemimpin harus memiliki niat dan bukan dipaksa oleh orang lain. Dengan
memiliki kemauan, otomatis akan memiliki pandangan terhadap apa saja yang harus
dikerjakan sebagai dikemudian hari, serta mengetahui konsekwensi atas pengorbanan yang
harus dijalani sebagai pemimpin organisasi nirlaba. Criteria kedua adalah memiliki kapasitas
untuk mendengar dan menyelesaikan permasalahan. Mendengar merupakan criteria yang
penting bagi pemimpin dalam organisasi nirlaba, karena pemimpin akan selalu berinteraksi
dengan banyak orang, mulai dari para relawan sampai dengan orang-orang yang menjadi
objek dari organisasi. Criteria ketiga adalah memiliki kemampuan mengkader. Dengan
mengkader maka keberlangsungan organisasi akan dapat terjamin. Pemimpin yang sukses
adalah yang bukan menghambat kemunculan kader-kader yang lebih muda, tetapi justru
member inspirasi dan motivasi bagi mereka untuk tumbuh dan berkembang. Sesungguhnya
11
pemimpin yang berhasil mengkader adalah pemimpin yang berhasil membesarkan namanya
sendiri secara tidak langsung. Criteria keempat adalah memiliki kemampuan dalam hal
mengumpulkan dana. Hal ini sangat terkait dengan kemampuan determinasi serta kecerdasan
pemimpin dalam merajut relasi antar donator. Volunteer dan masyarakat. Organisasi nirlaba
telah banyak yang mengaplikasikan criteria-criteria tersebut untuk memilih pemimpinnya.
Tapi sayang karena belum memiliki manajemen pengumpulan dana yang baik, criteria
kemampuan financial dari calon pemimpin sering dikedepankan. Hitler dalam perang dunia
pertama menyatakan bahwa yang paling penting dalam perangadalah uang. Yang kedua
adalah uang dan yang ketiga adalah uang. Memang uang penting bagi organisasi nonprofit,
tapi pengelola organisasi non profit, dibutuhkan manajemen pengumpulan dana yang bersifat
jangka panjang. Istilah fund rising di organisasi nirlaba sebenarnya lebih tepat kalau disebut
sebagai fund development. Istilah ini signifikan karena bukan hanya dana yang menjadi
perhatian tetapi juga orang-orang yang terlibat sebagai donator dan volunteer juga menjadi
perhatian utama untuk membangun dukungan yang bersifat jangka panjang.
Karena sifat organisasi nirlaba yang bersifat mandiri dan sukarela maka PR dalam hal ini
harus menggalakkan kampanye untuk meyakinkan dan membangkitkan kesadaran /tanggung
jawab social masyarakat tentang nilai aktivitasnya melalui kampanye yang terus menerus
agar mereka bersedia mendukung (khususnya dana), terlibat dan tetap percaya dalam
program yang dilakukan. Kampanye juga digalakkan dalam mengembangkan saluran
komunikasi dengan public sehingga dapat menciptakan dan memelihara iklim yang
menguntungkan untuk mengumpulkan dana. PR dalam organisasi nirlaba dituntut untuk
mampu membuat program PR seperti : tulisan (PR writing), buku mini, brosur, naskah pidato
(radio/televise), film. Dengan menggunakan beragam media komunikasi. Misalnya publisitas
pers, iklan, pidato umum, peragaan, pameran, majalah, kisahberita. Hal ini ditunjukkan untuk
member informasi dan memotivasi konstituen utama organisasi(karyawan, sukarelawan)
untuk mengabdikan diri mereka dan berkarya secara produktif untuk mendukung misi, tujuan
dan sasaran organisasi. Sama dengan PR pada organisasi lainnya (Frazier Moore) fungsi PR
dalam organisasi nirlaba : menentukan sikap public terhadap organisasi (pencitraan), menilai-
kesan public terhadap organisasi, mencari apakah public mengetahui tujuan, pelayanan dan
pelaksanaan organisasi, menentukan kesalahapahaman yang terjadi, melaksanakan penelitian
opini yang sangat penting untuk menyusun kebijaksanaan, perencanaan dan penelitian
12
efektifitas program humas. Mengidentifikasi public : anggota penyumbang/ donator, pekerja
sukarela, pemuka pendapat (Opinion Leader), atau public umum
3. Yayasan dana : YDSF, Pundi Amal SCTV, RCTI peduli, Dompet Dhu’afa
9. PMI
2.4 Penelitian
Penelitian yang berkaitan dengan religiusitas di dunia rumah sakit salah satu subjek dari
pemberi layanan adalah petugas yang langsung berhubungan dengan pelayanan pasien,
banyak waktu untuk berkomunikasi intens bersama pasien sebagai objek layanannya
sehingga lebih banyak informasi yang dapat digali. Dalam hal ini, bagaimana kebutuhan yang
harus dimiliki oleh perawat dan petugas rohaniwan dalam meng-advokasi, membina suasana,
memberdayakan serta menjalin kemitraan bersama pasien dan keluarga tentunya
membutuhkan pemahaman religiusitas yang mumpuniPerkembangan paliative care di
indonesia
Di Indonesia perawatan paliatif baru dimulai pada tanggal 19 Februari 1992 di RS Dr.
Soetomo (Surabaya), disusul RS Cipto Mangunkusumo (Jakarta), RS Kanker Dharmais
(Jakarta), RS Wahidin Sudirohusodo (Makassar), RS Dr. Sardjito (Yogyakarta), dan RS
Sanglah (Denpasar).
13
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Perawatan paliatif adalah perawatan total dan aktif dari untuk penderita yang penyakitnya
tidaklagi responsive terhadap pengobatan kuratif. Berdasarkan definisi ini maka jelas
perawatan paliatif hanya diberikan kepada penderita yang penyakitnya sudah tidak respossif
terhadap pengobatan kuratif. Artinya sudah tidak dapat disembuhkan dengan upaya kuratif
apapun.
Tujuan umum kebijakan paliatif adalah meningkatkan kualitas hidup yang seoptimal
mungkin bagi penderita dan keluarganya. Yang artinya meningkatkan kualitas hidup dan
menganggap bahwa kematian adalah proses yang normal, tidak mempercepat atau menunda
kematian, menghilangkan rasa nyeri dan keluhan lain yang menganggu, menjaga
keseimbangan psikososial dan spiritual, berusaha agar penderita tetap aktif sampai akhir
hayatnya serta berusaha membantu duka cita pada keluarga.
14
DAFTAR PUSTAKA
Cemy Nur Fitria. (2010). Palliative Care Pada Penderita Penyakit Terminal. Muhammadiyah
Surakarta: Vol. 7 No. 1 . (Diakses 7 april 2018 pukul 19.00 )
file:///C:/Users/user/Downloads/ANAK/58-113-1-SM%20(anak).pdf
Potter dan Ferry.(2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Vol.1. Jakarta: EGC
Phipps..J Wilma et al (2003). Medical surgical nursing : Health and illness perspectives,
,Mosby Inc., USA
Trend Dan Isu Keperawatan Gerontik (Diakses tanggal 7 april 2018 pukul 20: 05)
file:///C:/Users/user/Downloads/gerontik/GERONTIK%202.pdf
Trend Dan Issue Dalam Keperawatan Maternitas (Diakses tanggal 7 april 2018 pukul 20:55 )
file:///C:/Users/user/Downloads/mater/MATER%202.pdf
http://id.wikipedia.org/wiki/organisasi_nirlaba
http://sijabatermanuela.blogspot.com/2008/06/pengertian-organisasi-nirlaba.html
http://ihsanrifidmd.wordpress.com/2010/10/25/organisasi-nirlaba
http://andib;ogku.blogspot.com/2010/11/makalah-manajemen-organisasi-nirlaba.html
15
https://slideplayer.info/slide/5248179/
16