BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
perkawinan,dan adopsi serta tinggal dalam satu rumah tangga, saling berinteraksi satu sama lain
dan saling ketergantungan. Dalam keluarga biasanya terdiri dari orang tua yaitu ayah dan ibunya,
Tantangan utama bagi keluarga dengan anak remaja meliputi perubahan perkembangan
yang dialami oleh remaja dalam batasan perubahan kognitif, pembentukan identitas, dan
pembentukan biologis, serta konflik-konflik dan krisis yang didasarkan perkembangan. Ada tiga
aspek proses perkembangan remaja yang menyita banyak perhatian, yakni emasipasi (otonomi
yang meningkat), budaya orang muda (perkembangan hubungan teman sebaya), kesenjangan
antara generasi (perbedaan nilai-nilai dan norma-norma antara orang tua dan remaja).
Banyak masalah yang sering timbul pada keluarga dengan tahap perkembangan anak
remaja karena pada tahap ini, anak berusaha mencari identitas diri, sehingga mereka sering
membantah orang tuanya, karena mulai mempunyai pendapat sendiri, cita-cita dan nilai-nilai
sendiri yang berbeda dengan orang tuanya. Orang yang dianggap penting pada usia ini adalah
teman sebaya, mereka berusaha untuk mengikuti pendapat dan gaya teman-temannya karena
dianggap memiliki kesamaan dengan dirinya, sehingga pada usia ini sering terlibat dalam geng-
geng. Masalah lain yang sering mengganggu anak remaja adalah masalah yang berkaitan dengan
organ reproduksi (seksual). Mereka memiliki dorongan untuk pemuasan seksual. Oleh karena itu,
para remaja mencari kepuasan dalam bentuk khayalan, membaca buku atau menonton film
porno.
Peran perawat dalam asuhan keperawatan keluarga dengan tahap anak usia remaja
kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan kesehatan keluarga, sehingga
keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan secara mandiri, dan masalah yang timbul
bisa teratasi.
B. Tujuan penulisan
1. Tujuan umum
Mahasiswa dapat memahami konsep dasar keluarga dengan tahap perkembangan usia
remaja dan asuhan keperawatan pada keluarga dengan tahap perkembangan usia remaja
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami konsep dasar keluarga dengan tahap
b. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami asuhan keperawatan pada keluarga dengan tahap
c. Metode penulisan
Dalam pembuatan makalah ini tim penulis menggunakan metode deskriptif yaitu dengan
mengumpulkan data-data yang diambil dari sumber buku perpustakaan dan internet, diskusi
d. Sistematika Penulisan
penulisan.
BAB II :Tinjauan teori yang terdiri dari konsep dasar keluarga dengan tahap perkembangan usia remaja
BAB III : asuhan keperawatan pada keluarga dengan tahap perkembangan usia remaja
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Dasar Keperawatan Keluarga
1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adaptasi,
dan kelahiran yang bertujuan untuk menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum,
meningkatkan perkembangan fisik, mental, dan emosional serta sosial individu-individu yang
ada didalamnya dilihat dari interaksi yang reguler dan ditandai dengan adanya ketergantungan
dan hubungan untuk mencapai tujuan umum ( Duval 1972, dalam Ali 1999, hal. 4 ).
Keluarga adalah dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang
yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling
ketergantungan ( Departemen Kesehatan RI 1988, dalam Ali 1999, hal. 5 ).
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena hubungan darah
perkawinan dan adopsi dalam satu rumah tangga berinteraksi satu dengan yang lainnya dalam
peran dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya ( Bailon dan Magloya 1989, dalam
Ali 1999, hal. 5 ).
2. Tipe Keluarga
a. Menurut Friedman (1986, dalam Ali, 1999, hal.8 ) terdapat delapan tipe keluarga :
1) Nuclear family
Suatu keluarga yang terdiri dari orang tua dan anak yang masih menjadi tanggungannya dan
tinggal dalam satu rumah terpisah dari sanak keluarga lainnya.
2) Extended family (keluarga besar)
yakni satu keluarga yang terdiri dari satu atau dua keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah
dan saling menunjang satu sama lainnya.
3) Single parent family
Yakni satu keluarga yang dikepalai oleh satu kepala keluarga dan hidup bersama dengan anak-
anak yang masih bergantung padanya.
4) Nuclear dyatd
Yakni keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri tanpa anak, tinggal dalam satu rumah yang
sama.
5) Reconti tuened atau blended family
Yakni suatu keluarga yang terbentuk dari perkawinan pasangan yang masing-masing pernah
menikah dan masing-masing membawa anak hasil perkawinan terdahulu.
6) Three generation family
Yakni keluarga yang terdiri dari tiga generasi yaitu kakek, nenek, bapak, ibu, dan anak dalam
satu rumah.
7) Single adult living alone
Yaitu bentuk keluarga yang hanya terdiri dari seorang dewasa yang hidup dalam rumahnya.
8) Midle age atau ederly couple
Yakni keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri usia pertengahan.
Tipe keluarga :
Adalah keluarga yang menikah sebagai orang tua, atau pemberi nafkah. Keluarga inti terdiri dari
suami, istri, dan anak (anak kandung, anak adopsi).
3) Keluarga besar
Adalah keluarga inti dan orang-orang yang berhubungan (oleh darah), yang paling lazim terjadi
anggota keluarga, orientasi yaitu salah satu teman keluarga inti, sanak keluarga, kakak, nenek,
tante, paman dan sepupu
Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa kesehatan,
segala sesuatu tidak akan berarti dan karena kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya
dan dana keluarga habis. Orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-perubahan
yang dialami anggota keluarga. Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara
tidak langsung menjadi perhatian orang tua/keluarga. Apabila menyadari adaanya perubahan
keluarga, perlu dicatat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi, dan seberapa besar
perubahannya.
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai
dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai
kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga. Tindakan keehatan yang
dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau bahkan
teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan dapat meminta bantuan kepada orang
dilingkungan tinggal keluarga agar memperoleh bantuan.
Sering kali keluarga telah mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi keluarga memiliki
keterbatasan yang telah diketahui oleh keluarga sendiri. Jika demikian, anggota keluarga yang
mengalami gangguan kesehatan perlu memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan agar
masalah yang lebih parah tidak terjadi. Perawatan dapat dilakukan diinstitusi pelayanan
kesehatan atau dirumah apabila keluarga telah memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk
pertolongan pertama.
4. Fungsi Keluarga
Friedman (dalam Ali, 1999, hal.14) mengemukakan ada 5 fungsi keluarga yaitu:
a. Fungsi afektif
Yaitu yang berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang merupakan dasar kekuatan
keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Anggota keluarga
mengembangkan gambaran dirinya yang positif, peranan yang dimiliki dengan baik dan penuh
rasa kasih sayang.
b. Fungsi sosialisasi
Yaitu proses perkembangan dan perubahan yang dimulai individu yang menghasilkan interaksi
sosial dan melaksanakan perannya dalam lingkungan sosial.
Keluarga merupakan tempat individu melaksanakan sosialisasi dimana anggota keluarga belajar
disiplin, norma budaya, perilaku, melalui interaksi dalam keluarga selanjutnya individu maupun
berperan didalam masyarakat.
c. Fungsi reproduksi
Yaitu fungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia.
d. Fungsi ekonomi
Yaitu fungsi memenuhi kebutuhan keluarga, seperti makanan, pakaian, perumahan, dan lain-lain.
e. Fungsi perawatan keluarga
Yaitu keluarga menyediakan makanan, pakaian, pelindungan, dan asuhan
kesehatan/keperawatan.
Kemampuan keluarga melakukan asuhan keperawatan atau pemeliharaan kesehatan
mempengaruhi status kesehatan keluarga dan individu.
5. Peran Perawat Keluarga
Perawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang ditujukan pada keluarga
sebagai unti pelayanan untuk mewujudkan keluarga sehat. Fungsi perawat membantu keluarga
untuk menyelesaikan masalah kesehatan dengan cara meningkatkan kesanggupan keluarga
melakukan fungsi dan tugas perawatan kesehatan keluarga.
Peran perawat dalam melakukan perawatan kesehatan keluarga adalah sebagai berikut :
1. Pendidik
Perawat perlu melakukan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar :
a. Keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan secara mandiri.
b. Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga
2. Koordinator
Koordinasi diperlukan pada perawatan agar pelayanan sskomperhensif dapat dicapai.
Koordianasi juga diperlukan untuk mengatur program kegiatan atau terapi dari berbagai disiplin
ilmu agar tidak terjadi tumpang tindih dan pengulangan
3. Pelaksana
Perawat dapat memberikan perawatan langsung kepada klien dan keluarga dengan menggunakan
metode keperawatan.
4. Pengawas kesehatan
Sebagai pengawas kesehatan harus melaksanakan hime visit yang teratur untuk mengidentifikasi
dan melakukan pengkajian tentang kesehatan keluarga.
5. Konsultan
Perawat sebagai narasumber bagi keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan. Agar keluarga
mau meminta nasehat kepada perawat, hubungan perawat dan klien harus terbina dengan baik ,
kemampuan perawat dalam menyampaikan informasi yang disampaikan secara terbuka dapat
dipercaya
6. Kolaborasi
Bekerja sama dengan pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan anggota tim kesehatan lain
untuk mencapai kesehatan keluarga yang optimal.
7. Fasilisator
Membantu keluarga dalam menghadapi kendala seperti masalah sosial ekonomi, sehingga
perawat harus mengetahui sistem pelayanan kesehatan seperti rujukan dan penggunaan dana
sehat
8. Penemu kasus
Menemukan dan mengidentifikasi masalah secar dini di masyrakat sehingga menghindari dari
ledakan kasus atau wabah
9. Modifikasi lingkungan
Mampu mmemodifikasi lingkungan baik lingkungan rumah maupun masyarakat agar tercipta
lingkungan sehat.
4. Masalah-Masalah yang Terjadi Pada Keluarga dengan Tahap Perkembangan Anak Usia Remaja
Ketidakmatangan dalam hubungan keluarga seperti yang ditunjukkan oleh adanya
pertengkaran dengan anggota-anggota keluarga,terus menerus mengritik atau buat komentar-
komentar yang merendahkan tentang penampilan atau perilaku anggota keluarga, sering terjadi
selama tahun-tahun awal masa remaja. Pada saat ini hubungan keluarga biasanya berada pada
titik rendah.
Hubungan keluarga yang buruk merupakan bahaya psikologis pada setiap usia, terlebih
selama masa remaja karena pada saat ini anak laki-laki dan perempuan sangat tidak percaya pada
diri sendiri dan bergantung pada keluarga untuk memperoleh rasa aman. Yang lebih penting lagi,
mereka memerlukan bimbingan atau bantuan dalam menguasai tugas perkembangan masa
remaja. Kalau hubungan-hubungan keluarga ditandai dengan pertentangan, perasaan-perasaan
tidak aman berlangsung lama, dan remaja kurang memiliki kesempatan untuk mengembangkan
pola perilaku yang tenang dan lebih matang. Remaja yang hubungan keluarganya kurang baik
juga dapat mengembangkan hubungan yang buruk dengan orang-orang diluar rumah. Meskipun
semua hubungan, baik dalam masa dewasa atau dalam masa kanak-kanak, kadang-kadang tegang
namun orang ang selalu mengalami kesulitan dalam bergaul dengan orang lain dianggap tidak
matang dan kurang menyenangkan. Hal ini menghambat penyesuaian sosial yang baik.
Masa remaja dikenal banyak orang sebagai masa yang indah dan penuh romantika, padahal
sebenarnya masa ini merupakan masa yang penuh dengan kesukaran. Bukan hanya bagi dirinya
tetapi bagi keluarga dan lingkungan sosial. Masa ini akan membuat remaja mengalami
kebingungan disatu pihak masih anak-anak, tetapi dilain pihak harus bertingkah laku seperti
orang dewasa. Situasi ini membuat mereka dalam kondisi konflik, sehingga akan terlihat
bertingkah laku aneh, canggung dan kalau tidak dikontrol dengan baik dapat menyebabkan
kenakalan. Dalam usahanya mencari identitas diri, mereka sering membantah orang tuanya,
karena memulai mempunyai pendapat sendiri, cita-cita dan nilai-nilai sendiri yang berbeda
dengan orang tuanya.
Pendapat orang tua tidak lagi dapat dijadikan pegangan, meskipun sebenarnya mereka juga
belum memiliki dasar pegangan yang kuat. Orang yang dianggap penting dalam masa ini adalah
teman sebaya. Mereka berusaha untuk mengikitu pendapat dan gaya teman-temannya karena
dianggap memiliki kesamaan dengan dirinya. Karenanya sering kali remaja terlibat dalam geng-
geng, dengan menjadi anggota geng mereka akan saling memberi dan mendapat dukungan
mental. Beberapa kasus terakhir seperti geng-geng motor yang terlibat kegiatan merupakan
bentuk dari kecenderungan tersebut. Mereka akan berani melakukan tindakan-tindakan kejahatan
ketika dilakukan dalam kelompok dan tidak akan berani melakukannya secara individual.
Masalah lain yang sering mengganggu anak remaja adalah masalah yang berkaitan dengan organ
reproduksi (seksual). Satu sisi mereka sudah mencapai kematangan seksual, yang menyebabkan
mereka memiliki dorongan untuk pemuasan tetapi disisi lain kebudayaan dan norma sosial
melarang pemuasan kebutuhan seksual diluar pernikahan. Padahal untuk menikah banyak
persyaratan yang harus dipenuhi, bukan hanya kemampuan dalam melakukan hubungan seksual,
tetapi diperlukan ekonomi, kematangan psikologi, dan sebagainya.syarat-syarat ini sangat berat
dan mungkin belum dicapai pada usia remaja. Oleh karena itu, para remaja mencari kepuasan
dalam bentuk khayalan, membaca buku atau menonton film porno. Meskipun tingkah laku ini
sebenarnya tetap melanggar norma masyarakat, tetapi mereka melakukannya dengan sembunyi-
sembunyi.
Untuk menghadapi situasi ini orang tua harus lebih bijaksana dalam menyikapi, cara yang
tepat dilakukan adalah dengan mengurangi control secara bertahap terhadap anaknya, sehingga
mereka dapat tumbuh menjadi diri sendiri secara bertahap sampai akhirnya dewasa.
Masalah-masalah kesehatan
Pada tahap ini kesehatan fisik anggota keluarga biasanya baik. Tapi promosi kesehatan
tetap menjadi hal yang penting. Faktor-faktor resiko harus diidentifikasi dan dibicarakan dengan
keluarga, seperti pentingnya gaya hidup keluarga yang sehat mulai dari usia 35 tahun, resiko
penyakit jantung koroner meningkat dikalangan pria dan pada usia ini anggota keluarga yang
dewasa mulai merasa lebih rentan terhadap penyakit sebagai bagian dari perubahan-perubahan
perkembangan dan biasanya mereka ini lebih menerima strategi promosi kesehatan. Sedangkan
pada remaja, kecelakaan terutama kecelakaan mobil merupakan bahaya yang amat besar, dan
patah tulang dan cedera karena atletik juga umum terjadi (Friedman, 1998, hal. 127).
Penyalahguanaan obat-obatan dan alkohol, keluarga berencana, kehamilan yang tidak
dikehendaki, dan pendidikan dan konseling seks merupakan bidang perhatian yang relevan.
Dalam mendiskusikan topik ini dengan keluarga, perawat dapat terjebak dalam perselisihan atau
masalah antara orang tua dan kaum muda, remaja biasanya mencari pelayanan kesehatan
mencakup uji kehamilan, menggunakan obat-obatan, uji AIDS, keluarga berencana, dan aborsi,
diagnosis dan perawatan penyakit kelamin. Agaknya telah menjadi trend yang sah bagi remaja
untuk menerima perawatan kesehatan tanpa ijin orang tua. Bila orang tua diikutsertakan maka
dilakukan wawancara terpisah sebelum mereka dikumpulkan (Friedman, 1998, hal. 127).
Kebutuhan kesehatan yantg lain adalah dalam bidang hubungan dan bantuan untuk
memperkokoh hubungan perkawinan dan hubungan remaja dengan orang tua. Konseling
langsung yang bersifat menunjang atau mulai rujukan ke sumber-sumber dalam komunitas untuk
konseling, dan juga pendidikan yang bersifat rekreasional, dan pelayanan lainnya mungkin
diperlukan, pendidikan promosi kesehatan umum juga diindikasikan (Friedman, 1998, hal. 127).
5. Peran Perawat
Peran perawat pada tahap ini adalah mengarahkan keluarga pada peningkatan dan
pencegahan penyakit. Penyuluhan tentang penyakit kardiovaskuler pada usia lanjut, penyuluhan
tentang obat-obatan terlarang, minuman keras, seks, pencegahan kecelakaan pada remaja, serta
membantu terciptanya komunikasi yang lebih efektif antara orang tua dengan anak remajanya
( Mubarak, 2009, hal. 90 ).
Peran perawat dalam peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit pada tahap keluarga
dengan anak remaja menurut Stanhope (1998, Hal. 52):
a. Guru tentang faktor-faktor kesehatan
b. Guru dalam isu-isu pemecahan masalah mengenai alkohol dan merokok, diet dan gerak badan
c. Fasilitator keterampilan interpersonal dengan anak belasan tahun bersama orang tua
d. Penolong langsung, konsultan atau pihak yang merujuk ke sumber-sumber kesehatan mental
e. Konsultan keluarga berencana
f. Pihak yang merujuk ke bagian penyakit yang ditularkan melalui seksual
g. Peserta dalam organisasi masyarakat untuk pengendalian penyakit.
C. Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Tahap Perkembangan Anak Usia Remaja Secara
Teoritis
1. Pengkajian
Tahap pertama pada asuhan keperawatan keluarga, yaitu perawat melakukan pengkajian dengan
menggunakan formulir yang dapat digunakan pada semua tahap perkembangan keluarga
( Suprajitno, 2004, hal. 37 ).
Menurut Suprajitno ( 2004, hal. 38 ) meskipun demikian perawat perlu melakukan pengkajian
fokus pada tiap perkembangan yang didasarkan oleh:
a. Dalam tiap tahap perkembangan keluarga, karakteristik keluarga akan berbeda karena adda
perubahan anggota keluarga ( dapat bertambah atau berkurang )
b. Pada tiap tahap perkembangan, keluarga mempunyai tugas perkembangan keluarga yang harus
dilakukan.
c. Pada tiap tahap perkembangan keluarga, kewajiban keluarga berbeda.
Pengkajian data fokus keluarga dengan anak usia remaja dalam Suprajitno ( 2004, hal. 37 )
meliputi:
a. Bagaimana karakteristik teman disekolah atau di lingkungan rumah
b. Bagaimana kebiasaan anak menggunakan waktu luang
c. Bagaimana perilaku anak selama dirumah
d. Bagaimana hubungan antara anak remaja dengan adiknya, dengan teman sekolah atau bermain
e. Siapa saja yang berada dirumah selama anak remaja dirumah
f. Bagaimana prestasi anak disekolah dan prestasi apa yang pernah diperoleh anak
g. Apa kegiatan diluar rumah selain disekolah, berapa kali, berapa lama, dan dimana
h. Apa kebiasaan anak dirumah
i. Apa fasilitas yang digunakan anak secara bersamaan atau sendiri
j. Berapa lama waktu yang disediakan orang tua untuk anak
k. Siapa yang menjadi figur bagi anak
l. Seberapa peran yang menjadi figur bagi anak
m. Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga
2. Diagnosa
Pada tahap ini ada beberapa kegiatan yang perlu dilakukan perawat sebagai berikut (Suprajitno,
2004, Hal. 42-47) :
a. Pengelompokan Data
Kegiatan ini tidak berbeda dengan analisis dan sintesis pada asuhan keperawatan klinik. Perawat
mengelompokan data hasil pengkajian dalam data subjektif dan objektif setiap kelompok
diagnosis keperawatan.
b. Perumusan Diagnosis Keperawatan
Perumusan diagnosis keperawatan dapat diarahkan kepada sasaran individu dan atau keluarga.
Kompenen diagnosis keperawatan meliputi masalah ( problem ), penyebab ( etiologi ), dan atau
tanda ( sign ).
Perumusan diagnosis keperawatan keluarga menggunakan aturan yang sudah disepakati, terdiri
dari:
1) Masalah (problem, P ) adalah suatu pernyataan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia
yang dialami oleh keluarga atau anggota ( individu ) keluarga
2) Penyebab ( etiologi, E ) adalah suatu pernyataan yang dapat menyebabkan masalah dengan
mengacu kepada lima tugas keluarga, yaitu mengenal masalah, mengambil keputusan yang tepat,
merawat anggota keluarga, memelihara lingkungan, atau memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan
3) Tanda ( sign, S ) adalah sekumpulan data objektif dan data subjektif yang diperoleh perawat dari
keluarga secara langsung atau tidak yang mendukung masalah dan penyebab.
Tipologi diagnosis keperawatan keluarga dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu:
1) Diagnosis aktual
Diagnosis aktual yaitu masalah keperawatan yang sedang dialami oleh keluarga dan memerlukan
bantuan dari perawat dengan cepat
2) Diagnosis resiko
Diagnosis resiko yaitu masalah keperawatan yang belum terjadi, tetapi tanda untuk menjadi
masalah keperawatan aktual dapat terjadi dengan cepat apabila tidak segera mendapat bantuan
perawat
3) Diagnosis potensial
Diagnosis potensial yaitu suatu keadaaan sejahtera dari keluarga ketika keluarga telah mampu
memenuhi kebutuhan kesehatannya dan mempunyai sumber penunjang kesehatan yang
memungkinkan dapat ditingkatkan.
Rencana tindakan diarahkan untuk mengubah pengetahuan, sikap, dan tindakan keluarganya
(Calgary,1994) sehingga pada akhirnya keluarga mampu memenuhi keebutuhan kesehatan
anggota kelurganya dengan bantuan minimal dari perawat. Saat menyusun rencana intervensi,
sebaiknya perawat melibatkan keluarga secara aktif karena keluarga memiliki tanggung jawab
akhir dalam mengatur hidup mereka sendiri, dan merupakan cara untuk menghormati dan
menghargai keluarga (Carey, 1989). Efektivitas yang akan diperoleh perawat, yaitu ada efek
positif terhadap interaksi dengan keluarga, keluarga tidak menentang karena telah dilibatkan
sebelumnya, dan keluarga cendrung bertanggung jawab ( Suprajitno, 2004, hal.24 ).
BAB III
Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Tn. S
Pada Tahap Perkembangan Keluarga Dengan Anak Usia Remaja
Nama : Tn. S
Umur : 40 tahun
Agama : Islam
Suku : Melayu
Pendidikan : SLTP
Perkerjaan : Swasta
No. Telpon : -
2. KOMPOSISI KELUARGA
kandung
kandung
kandung
kandung
3. GENOGRAM
: Perempuan
: Laki-laki
: klien
….. : Serumah
4. TYPE KELUARGA
a. Jenis Type Keluarga : Tipe Tradisional; Nuclear family/Keluarga inti, dimana terdiri dari
b. Masalah Yang terjadi dg type tersebut : Tidak terjadi masalah pada keluarga Tn. S dengan tipe
keluarga ini.
5. SUKU BANGSA
Perempuan tidak boleh memotong kuku dan potong rambut pada saat menstruasi.
c. Upaya lain
- Motor 2 buah
- Kulkas
Setiap hari libur keluarga biasanya keluarga jalan-jalan ke pantai atau tempat lain bersama-sama,
Keluarga belum memberikan kebebasan secara penuh dan bertanggung jawab kepada anak
remajanya, keluarga belum membangun dengan efektif komunikasi terbuka antara orang tua dan
anaknya, serta keluarga belum melakukan secara penuh perubahan sistemperan dan peraturan
Keluarga mengatakan saat ini setiap anggota keluarganya dalam keadaan sehat-sehat saja. Hanya
ada beberapa anggota keluarga yang sering terkena sakit seperti Tn. S yang menderita
Hipertensi.
Keluarga mengatakan penyakit keturunan yang ada pada anggota keluarganya yaitu Tekanan
darah tinggi / Hipertensi yang dimiliki oleh Tn. S dari keluarga sebelumnya.
dilakukan
1 Tn. S 60 kg 40 - Hipertensi Berobat ke
mantri swasta
/ Puskesmas
2 Ny. L 58 kg 38 - - -
3 An. Y 47 kg 16 Lengkap - -
4 An. 35 kg 12 Lengkap - -
Keluarga mengatakan pada keluarga sebelumnya tidak memiliki masalah kesehatan yang serius
baik dari pihak Suami maupun Istri. Hanya pada pihak keluarga Tn. S yang mempunyai riwayat
penyakit hipertensi.
B PENGKAJIAN LINGKUNGAN
1. Karakteristik rumah
a. Luas rumah
8 X 12 meter persegi
b. Type rumah
Rumah Konvensional
c. Kepemilikan
Milik Sendiri
Terdapat 3 buah kamar tidur, 1 ruangan tamu, 1 ruangan keluarga, 1 ruangan dapur, dan 1
ruangan dapur.
e. Ventilasi/jendela
Terdapat 13 ventilasi dan 10 Jendela yang berada di Rumah keluarga Tn. S
f. Pemanfaatan ruangan
Ruang tengah/ keluarga digunakan keluarga untuk bersantai dan menonton TV,
g. Septic tank : Ada, letak dibelakang rumah berjarak 1 meter dari rumah
h. Sumber air minum : air leiding, air hujan, atau air galon.
j. Sampah limbah RT : Sampah dibakar dibelakang rumah, jaraknya sekitar 6 meter dari rumah.
k. Kebersihan lingkungan : Lingkungan didalam maupun dilingkungan luar rumah tidak tampak
anggota keluarga yang lainnya harus mengikuti kegiatan gotong royong dilingkungan tersebut.
c. Budaya : Budaya yang berada di sekitar lingkungan keluarga Tn. S rata-rata merupakan budaya
melayu.
3. Mobilitas geografis keluarga : Sejak pertama kali menikah sudah tidak tinggal dengan orang tua
baik sebelah laki-laki maupun perempuan, dan sudah menetap dipurun. Dan selama ini belum
Keluarga biasa berkumpul di waktu senggang, dan interaksi dimasyarakat dilakukan setiap hari
melayu, komunikasi secara langsung didalam rumah, frekuensinya tergantung pertemuan setiap
anggota keluarga.
2. Struktur kekuatan keluarga : Kekuatan keluarga dipegang oleh Kepala keluarga. Keputusan yang
Model kekuatan atau kekuasaan yang digunakan keluarga dalam membuat keputusan
keluarga.
Tn S : Sebagai kepala keluarga bertanggung jawab dalam mengatur rumah tangga dan bekerja
Ny L : berperan sebagai ibu rumah tangga didalam rumah, serta membantu kepala keluarga
dalam bekerja.
An. Y : Sebagai anak pertama, sekarang sedang Sekolah dibangku kelas 2 SMA.
An. M : sebagai anak yang kedua atau bungsu, sekarang sedang sekolah dibangku kelas 6 SD.
Nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga menyesuaikan dengan nilai dan norma yang
berlaku di masyarakat, serta nilai dalam agama yang dianut oleh keluarga.
D FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Afektif
Keluarga merasakan perasaan saling memiliki setiap anggota keluarga, serta berusaha
2. Fungsi sosialisasi
Keluarga cukup rukun dan perhatian dalam membina hubungan rumah tangga.
b. Interaksi dan hubungan dalam keluarga
Interaksi dalam keluarga cukup baik, walaupun An. Y tidak terlalu sering berinteraksi dengan
Disini keluarga sudah mengetahui masalah kesehatan yang terjadi pada salah satu anggota
keluarga. Keluarga sudah mengambil keputusan dalam masalah kesehatan yang terjadi pada Tn.
S dengan pergi ke puskesmas atau mantri untuk mengatasi masalah kesehatannya. Keluarga
kurang memperhatikan dalam merawat anggota keluarga yang sakit, apalagi selama anggota
keluarga yang sakit tidak mengganggu aktivitas sehari-harinya. Keluarga sudah baik dalam
memilihara lingkungan rumah baik didalam rumah itu sendiri, maupun disekitar lingkungan luar
rumah. Dalam menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan keluarga lebih memilih pergi ke
mantri swasta, meskipun sudah memiliki kartu Jaminan pelayanan kesehatan. Karena di
puskesmas pelayanan serta hasil pengobatan yang diberikan kurang terasa memuaskan oleh
keluarga.
4. Fungsi reproduksi
a. Upaya pemenuhan sandang pangan : upaya pemenuhan kebutuhan sandang pangan dipenuhi
pelanggan dalam membeli kebutuhan pokok dan lainnya di Toko keluarga Tn. S.
Keluarga merasa kecewa dengan prestasi anak An. Y yang akhir-akhir ini menurun dari
sebelumnya.
Keluarga berharap anaknya yang pertama prestasinya kembali meningkat. Dan keluarga
menganggap sudah terbiasa dengan penyakit hipertensi yang dialami Tn. S karena merupakan
penyakit keturunan.
4. Strategi koping
Tn. S menganggap penyakit hipertensi yang dideritanya adalah penyakit biasa, karena
merupakan keturunan.
Pemenuhan gizi : Pemenuhan gizi keluarga dilakukan oleh Ny. L dengan menyediakan
G HARAPAN KELUARGA
Keluarga berharap pelayanan kesehatan Puskesmas yang ada didaerahnya agar kualitasnya lebih
baik dari sekarang, dan dalam penggunaan pengobatan dengan menggunakan Jamkesmas agar
lebih dimudahkan.
H PEMERIKSAAN FISIK
ini
2 Keluhan yang - - -
dirasakan
sebelumnnya
mmhg S=36,5 mm
RR=21 N=80 RR
N=95 N=8
clavikula interkosta ke 5
JVP : 6 cm
Perkusi :
kiri.
7 Sistem Respirasi - - -
8 System GI Tract - - -
9 System Persyarafan - - -
10 System Muskulokeletal - - -
11 Sistem Genetalia - - -
1 KURANG/TIDAK SEHAT
2 ANCAMAN
3 DIFISIT
N KRITERIA PENGKAJIAN
Mantri.
keluarga yang sakit yang sakit, karena hanya beranggapan harus merawat
ataupun punya masalah anggota keluarga yang sakit apabila anggota keluarga
dengan baik.
Puskesmas.
K DAFTAR MASALAH
1. Ds : Ketidakmampuan Ketidakefektifan
riwayat penyakit
keturunan berupa
hipertensi
-Keluarga mengatakan
mengalami hipertensi
kesehatan.
Do:
-Penyakit Hipertensi
Tn. S sering kambuh
melakukan perawatan
S sakitnya mengganggu
aktivitasnya.
TD= 135/90
mmhg
S=36,5
RR=21
N=95
2. Ds : Kesiapan Meningkatkan
keluarga. Keputusan
Tn. S.
kekuasaan yang
digunakan keluarga
dalam membuat
keputusan
menggunakan
musyawarah dan
kadang-kadang
langsung diambil
keluarga.
Do:
perkembangan keluarga
- Interaksi dalam
terlalu sering
berinteraksi dengan
anggota keluarga
- Anggota Keluarga
pengambilan keputusan
adalah Tn. S
sebelumnya.
- Pemenuhan gizi
Ny. L dengan
menyediakan
pemenuhan kebutuhan
yang dilakukan.
Do:
perkembangan keluarga
- keluarga belum
mengenai pertumbuhan
dan perkembangan
- Interaksi dalam
terlalu sering
berinteraksi dengan
anggota keluarga
L SKORING
aktivitas Tn.S
keluarga baru
membawa ke
tenaga
kesehatan
mampu
mengambil
keputusan
tetapi belum
mampu
melakukan
perawatan
- Tidak sedang
MENONJOLNYA MASALAH 1/2x1= dalam keadaan
½ yang
(bobot= 1)
membahayakan
o Masalah berat, harus segera 2 kesehatan Tn.
S
ditangani
o Ada masalah, tapi tidak perlu 1
segera ditangani
o Masalah tidak dirasakan 0
Tn.S dengan
hubungan
keluarganya
ditangani 1/2x1=
1/2
o Ada masalah, tapi tidak perlu 1
segera ditangani
o Masalah tidak dirasakan
0
3. Defisiensi Pengetahuan
KRITERIA SKOR Hasil Pembenaran
untuk
meningkatkan
tugas
perkembangan
keluarga
segera ditangani
o Masalah tidak dirasakan
0
M RENCANA TINDAKAN
menentukan
keputusan yang
diambilnya
2 Kesiapan Peningkatan -kaji tingkat -untuk
tahap perkembangan setiap anggota fungsi dan tugas fungsi dan tugas
perkembangan perkembangannya
bio-psiko-sosial masalahnya
-agar keluarga
pada anak remaja -berikan penkes
mengetahui
serta masalahnya tentang tugas
tentang
- perkembangan perkembangan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada saat anak beranjak usia menjadi tigabelas tahun, maka disinilah dimulainya
perkembangan keluarga pada tahap yang ke-lima, yaitu tahap perkembangan keluarga dengan
anak usia remaja. Pada tahap perkembangan ini, keluarga mempunyai beberapa tugas
perkembangan yang harus dikerjakan, dan apabila beberapa tugas perkembangan keluarga ini
tidak diselesaikan maka tentu saja akan mengakibatkan terganggunya perkembangan keluarga
pada tahap ini, baik untuk keluarga secara utuh maupun kepada setiap-setiap individu di
keluarga, terutama pada anak remajanya. Adapun tugas perkembangan tersebut meliputi;
proses peran didalam keluarga terkait dengan perkembangan keluarga pada saat ini.
Dari asuhan keperawatan kasus yang kami lakukan pengkajian, disini kami menemukan
beberapa data maupun masalah yang berhubungan dengan perkembangan keluarga dengan anak
usia remaja, seperti disini kami menemukan bahwa orangtua masih memakai pengambilan
keputusan sepihak tanpa mengajak anak remajanya untuk mendiskusikan apa yang ada
dipikirannya. Disini juga tampak bahwa keluarga belum mengetahui mengenai tugas dan
perkembangan keluarga yang pada saat ini berada pada tahap perkembangan keluarga denagan
anak usia remaja. Pada keluarga ini juga ditemukan penyakit yang berkaitan dengan masalah
kesehatan didalam keluarga pada tahap perkembangan anak usia remaja serta tugas dan peran
perawat didalamnya. Dari sini kami mencoba untuk menyusun diagnosis keperawatan yang tepat
serta merencanakan intervensi yang akan dilakukan nanti untuk mengatasi masalah yang terjadi
serta meningkatkan keluarga dalam menyelesaikan tugas dan tahap perkembangan keluarga saat
ini.
Peran perawat pada tahap ini adalah mengarahkan keluarga pada peningkatan dan
pencegahan penyakit. Penyuluhan tentang penyakit kardiovaskuler pada usia lanjut, penyuluhan
tentang obat-obatan terlarang, minuman keras, seks, pencegahan kecelakaan pada remaja, serta
membantu terciptanya komunikasi yang lebih efektif antara orang tua dengan anak remajanya.
B. Saran
1. Keluarga
keluarga dengan anak usia remaja, memahami tugas-tugas perkembangan keluarga pada tahap
ini, permasalahan-permasalahan yang biasa terjadi pada tahap ini, peran dan tanggung jawab
orang tua, dan dapat memenuhi lima tugas perawatan keluarganya. Serta dapat menyelesaikan
dan mencapai tujuan tahap perkembnagan keluarga dengan anak usia remaja.
2. Perawat
Untuk perawat diharapkan dapat memahami dan mengerti tentang konsep dan asuhan
keperawatan keluarga dengan anak remajaagar dapat menerapkan dan memberikan pelayanan
oleh kebutuhan akan tugas dan perkembangan keluarga dengan anak usia remaja ini.
3. Puskesmas
Puskesmas sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan yang paling sering dijadikan tempat
oleh masyarakat khususnya keluarga dalam membawa anggota keluarganya yang sakit,
diharapkan untuk lebih memahami dan memandang setiap individu adalah bagian dari keluarga
yang mempunyai tahap perkembangan keluarga tersendiri. Dan dapat lebih ditekankan dalam
pemberian pelayanan dan pendidikan kesehatan dirumah, karena dirumah ada keluarga dimana
tempat individu berada paling sering, sehingga pemberian pelayanan kesehatan akan menjadi
lebih baik dan efektif
DAFTAR PUSTAKA
Friedman Marilyn. 1998.Keperawatan Keluarga.EGC:Jakarta
Perry & potter .2005.Fundamental of nursing.EGC:Jakarta
Rahmad hidayat,Dede.2009.Ilmu perilaku manusia.CV Trans Info Media:Jakarta
Suprajitno.2004. Asuhan keperawatan keluarga.EGC:Jakarta
Hurlock B Elizabeth.1980.Psikologi Perkembangan.Erlangga:Jakarta
Mubarak Wahit Iqbal.2009.Ilmu Keperawatan Komunitas.Salimba Medika:Jakarta
DAFTAR PUSTAKA
Friedman Marilyn. 1998.Keperawatan Keluarga.EGC:Jakarta
Perry & potter .2005.Fundamental of nursing.EGC:Jakarta
Rahmad hidayat,Dede.2009.Ilmu perilaku manusia.CV Trans Info Media:Jakarta
Suprajitno.2004. Asuhan keperawatan keluarga.EGC:Jakarta
Hurlock B Elizabeth.1980.Psikologi Perkembangan.Erlangga:Jakarta
Mubarak Wahit Iqbal.2009.Ilmu Keperawatan Komunitas.Salimba Medika:Jakarta
Edy Novriadi di 21.44
Berbagi
2 komentar:
1.
2.
‹
›
Beranda
Lihat versi web
Mengenai Saya
Edy Novriadi
Ini blog pertama kali saya buat sejak baru lulus SMA, tapi karena saat itu masih tinggal
dikampung halaman dan belum punya pc pribadi,akhirnya cuma bisa buat dan nggak
pernah diurus,.hehe Baru setelah 2 tahun kemudian, disela-sela jeda aktivitas kuliah sy
coba buat buka blog yang udah lama dibuat ini. Mencoba mengisi blog ini sembari
mengisi waktu luang. Salam kenal blogger..
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.