Anda di halaman 1dari 2

Mengawal Strategi dengan Manajemen Risiko

oleh Aries Heru Prasetyo - Data Scientist, Dosen Sekolah Tinggi Manajemen PPM

KONTAN.CO.ID - Memastikan strategi bisnis perusahaan berjalan sesuai rencana adalah impian setiap
pimpinan. Berbagai upaya selalu diarahkan untuk membangun sebuah kepastian bahwa strategi yang
dirumuskan akan mampu mencapai sasaran, baik yang ditetapkan dalam Rencana Jangka Panjang
Perusahaan maupun dalam dokumen Rencana Kerja Anggaran Perusahaan.

Meskipun konsep ini tergolong cukup idealis, dalam praktiknya perusahaan dihadapkan pada
lingkungan bisnis yang sangat dinamis.

Perubahan terjadi begitu cepat sehingga seringkali luput dari pencermatan tim manajemen. Salah
satunya adalah efek pandemi Covid-19.

Akhir tahun 2019, tidak banyak pimpinan perusahaan yang berpikir bahwa pandemi yang awalnya
terjadi di kota Wuhan, Tiongkok tersebut akan masuk ke bumi pertiwi. Sehingga ketika pandemi Covid-
19 melanda, dunia bisnis seakan belum siap benar dalam mengantisipasi setiap perubahan yang ada.
Hasilnya, penurunan dari sisi penerimaan terus terjadi. Tak jarang bahkan beberapa bisnis terpaksa
tutup dan dijual kepada pihak lain. Belajar dari pengalaman tersebut, perusahaan kiranya perlu
memandang realitas ini secara lebih bijaksana.

Dinamika lingkungan seringkali menciptakan ketidakpastian yang cukup tinggi. Itulah mengapa kita
membutuhkan strategi yang dirumuskan melalui pertimbangan manajemen risiko yang matang.

Risiko merupakan sebuah kejadian yang berpotensi menjauhkan perusahaan dari sasaran kinerja yang
sudah ditetapkan. Risiko ini dapat diidentifikasi melalui metode retrospektif, yang dilakukan dengan
becermin pada pengalaman beberapa tahun terakhir.

Hal-hal apa saja yang sudah pernah terjadi dan melemahkan kemampuan perusahaan dalam
mencapai sasarannya. Selain itu juga dapat dilakukan melalui metode prospektif. Dalam metode ini,
kita perlu mengidentifikasi setiap kejadian yang berpotensi menciptakan kerugian bagi perusahaan.

Menyelaraskan antara strategi dengan manajemen risiko memang bukanlah pekerjaan yang mudah.
Namun sejak tahun 2017 sebenarnya sudah terdapat metode yang dapat menjadi panduan kita.

Metode ini digagas oleh COSO, sebuah organisasi yang memberikan perhatian pada upaya
membangun mekanisme manajemen risiko di perusahaan yang berorientasi profit. Dalam metode
tersebut, strategi dipahami sebagai luaran dari pertimbangan risiko. Sebagai contoh, dari proses
perumusan strategi, perusahaan diidentifikasi mempunyai lima alternatif strategi.

Nah, sebelum kelimanya diputuskan untuk menjadi sebuah strategi yang akan dijalankan perusahaan,
maka pertimbangan risiko mulai dijalankan.

Langkah ini diawali dengan identifikasi risiko, menilai potensi kemungkinan dan dampak risiko,
penentuan prioritas risiko serta alternatif rencana respons terhadap risiko.

Bila ternyata dari kajian risiko diperoleh fakta bahwa strategi mengandung risiko yang cukup tinggi,
maka bisa jadi alternatif strategi tersebut digugurkan. Ini merupakan langkah antisipasi terbaik yang
dapat dilakukan perusahaan.
Satu pertanyaan yang sering muncul adalah apakah pola tersebut juga dapat dilakukan untuk sasaran
strategis perusahaan secara korporat? Atau apakah manajemen risiko ini hanya cocok dalam
menanggulangi risiko operasional?

Secara konseptual, mekanisme tersebut juga dapat dilakukan pada sisi sasaran strategis korporat.
Untuk setiap target kinerja yang dirumuskan dalam key performace indicator (KPI), manajemen tinggal
menentukan strategi pencapaiannya. Kemudian dari situ akan muncul risiko-risiko apa saja yang
berpeluang timbul. Dari semua risiko yang teridentifikasi, kita tinggal menentukan risiko kuncinya.
Selanjutnya dari risiko kunci itulah manajemen perusahaan perlu menyiapkan alternatif strateginya.
Tanpa disadari, cara tersebut telah melengkapi rencana strategis perusahaan.

Dengan demikian, semakin kompleks pertimbangan risiko yang diberikan, maka semakin siap strategi
perusahaan dijalankan untuk mencapai sasaran kinerja baik dalam jangka pendek maupun menengah.
Pola ini kiranya cukup ideal bila diterapkan dalam masa pandemi seperti sekarang ini.

Setidaknya strategi yang dirumuskan oleh manajemen puncak tidak sekadar bersifat abstrak. Strategi
yang disiapkan juga dilengkapi dengan langkah teknis agar strategi benar-benar mampu mencapai
sasaran. Untuk membiasakan cara pandang itu, manajemen puncak perlu membakukan setiap tata
langkah dalam perumusan strategi perusahaan sebagai sebuah kebijakan. Melalui cara ini, manajemen
perusahaan akan dapat menurunkannya ke dalam bentuk standar kerja. Sehingga semua langkah
dapat dilakukan secara terstruktur dan terukur. Inilah mekanisme yang akan menyelamatkan kinerja
keuangan perusahaan anda di tahun 2021.

Mengatasi ketertinggalan kinerja di tahun 2020 kiranya membutuhkan upaya terobosan. Oleh
karenanya, inovasi mutlak diperlukan guna menghantarkan perusahaan mencapai targetnya.

Pertanyaan:

Coba anda rumuskan kelima hal dalam artikel tersebut dalam rangka mencapai keselerasan antara
manajemen strategi dengan manajemen risiko. Bila perlu anda lengkapi dengan began alur/flowchart.

Anda mungkin juga menyukai