Anda di halaman 1dari 2

Nama : Shabana Azmi

Nim : 1906104030038
Resume diagnostik kesulitan belajar dan pembelajaran remedial
1) Mastery learning
Menurut Yunus (2008: 58) menjelaskan bahwa “mastery learning di dalam kondisi
yang tepat semua peseta didik mampu belajar dengan baik, dan memperoleh hasil
yang maksimal terhadap seluruh materi yang dipelajari”. Agar memperoleh hasil
belajar semaksimal, pembelajaran harus dengan sistematis. Tujuan pembelajaran
harus teragorganisir secara spesifik untuk memudahkan pengecekan hasil belajar
Maksud utama dari mastery learning adalah memungkinkan 75% sampai 90%
siswa untuk mencapai belajar yang sama tingginya dengan kelompok dalam
pengajaran klasikal.Maksud lain dari mastery learning adalah untuk meningkatkan
efisiensi belajar, minat belajar, dansikap siswa yang positif terhadap materi pelajaran
yang sedangdipelajarinya. Oleh karena itu, taraf penguasaan minimal memiliki
kriteria yaitu pencapaian 75% dari materi setiap pokok bahasan dengan melalui
penilaian formatif, mencapai 65% dari nilai ideal yang diperolehnya melalui
perhitungan hasil tes subsumatif, dan kokurikuleratau siswa memperoleh nilai 6,5
dalam rapor untuk mata pelajaran tersebut.

2) Tingkat kesulitan belajar yang dihadapi siswa


1. Learning Disorder
Ini keadaan dimana proses belajar anak/murid/siswa menjadi terganggu karena
hilangnya respons yang bertentangan.
Terjadinya anak sulit belajar karena adanya respons yang bertentangan dalam
diri anak. Sehingga, hasil belajar yang dicapainya jadi lebih rendah dari
potensi yang dimiliki.
Contoh, anak yang sudah terbiasa dengan olahraga keras, seperti karate
dan tinju. Maka akan mengalami kesulitan bila menuntut gerakan-gerakan
yang lemah gemulai.

2. Learning Disfunction
Merupakan gejala dimana proses belajar yang dilakukan anak tidak berfungsi
dengan baik. Meskipun sebenarnya anak tersebut tidak menunjukkan adanya
subnormality mental ataupun gangguang psikologis lainnya.
Contoh, anak yang memiliki postur tubuh yang tinggi, atletis dan sangat
cocok menjadi atlet bola voli. Namun, mereka tidak pernah dilatih, maka dia
tidak dapat menguasai teknik permainan bola voli dengan baik dan benar. Itu
karena tidak/kurangnya mendapat pembinaan dalam hal tersebut.

3. Under Achiever
Hal ini mengacu pada anak yang sesungguhnya memiliki tingkat potensi
intelektual yang tergolong di atas normal. Tetapi, anehnya prestasi belajar
yang didapatkan tergolong rendah.
Contoh, anak yang telah dites kecerdasannya dan menunjukkan tingkat
kecerdasan tergolong sangat unggul (IQ-nya 130). Namun, anehnya prestasi
belajar yang didapatkannya biasa-biasa saja atau malahan sangat rendah.

4. Slow Learner
Adalah anak yang dalam belajarnya lambat menerima atau menangkap
pelajaran sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama.

5. Learning Disabilities
Pada kelompok ini, si anak mengalami ketidakmampuan belajar yang
mengacu pada gejala dimana si anak didapat belajar sama sekali atau
menghindari belajar. Sehingga, tidak pernah menemui hasil pembelajarannya
secara intelektual.
Misal, hal ini terdapat pada anak-anak ambisil ataupun idiot. Memang, faktor
makanan turut menentukan daya pikir, kecerdasan dan daya tangkap anak
dalam menerima pembelajaran. Sudah semestinya orangtua memberikan
asupan makanan sehat, kaya nutrisi dan gizi. Serta, menu halal buat anak-
anaknya terlebih dalam masa pertumbuhan.

Anda mungkin juga menyukai