Diajukan Kepada :
dr. Bayu Satria Gutama, Sp. An
Disusun Oleh :
Azmi Naufal
20204010034
D. ANALISIS
1. A. Thiopental
Thiopental merupakan obat golongan barbiturate. Thiopental memiliki
efek hipnotik yang sangat kuat, induksinya cepat dan lancar, pemulihan cepat dan
efek samping mual dan muntah jarang ditemui. Thiopental tidak memiliki efek
analgetik dan relaksasi otot. Efek samping obat ini adalah hipoventilasi sampai
henti nafas, menimbulkan risiko spasme laring dan bronkus, depresi
kardiovaskular dan dapat menimbulkann nekrosis hati.
B. Propofol
Propofol merupakan obat induksi yang mempunyai efek hipnotik. Obat ini
tidak mempunyai efek analgetik dan muscle relaxan. Propofol memiliki kerja
lebih cepat dibandingkan dengan thiopental. Suntikan intravena sering
menimbulkan rasa sakit sehingga beberapa detik sebelumnya bisa diberikan
lidokain secara intravena. Efek samping dari obat ini adalah hipotensi dan apnea
sementara selama induksi
C. Ketamine
Ketamine memiliki sifat analgetik, anestesik dan kataleptik dengan kerja
singkat. Ketamine memiliki sifat simpatomimetik sehingga daat meningkatkan
tekanan darah dan denyut jantung. Ketamine dapat menimbulkan dilatasi bronkus
sehingga obat ini merupakan pilihan pada pasien dengan asma. Ketamine kurang
disukai untuk induksi anestesi karena sering menimbulkan takikardi, hipertensi,
hipersalivasi, nyeri kepala, pandangan kabur dan pasca anestesi dapat
menimbulkan mual muntah.
2. Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah sistolik di atas batas normal yaitu
lebih dari 140 mmHg atau tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg atau
keduanya. Hipertensi disebabkan karena 2 faktor, yaitu faktor yang dapat
dimodifikasi dan fakor yang tidak dapat dimodifikasi. Faktor-faktor yang tidak dapat
dimodifikasi yaitu faktor genetik, umur, jenis kelamin, dan etnis. Sedangkan faktor
yang dapat dimodifikasi adalah gaya hidup.
Hipertesi dengan tekanan sistolik >180 mmHg dan tekanan diastolik >110mmHg
akan meningkatkan resiko terjadinya komplikasi perioperative. Pada keadaan seperti
ini sebaiknya diberikan obat anti hipertensi terlebih dahulu. Pada beberapa penelitian
menyatakan bahwa pasien dengan hipertensi lebih beresiko untuk mengalami
hipotensi postoperatif.