Npm : 2010070170046
Fakultas : Vokasi
Prodi : Keperawatan Anestesiologi
Penceramah : Drs. H. Samsul Bahri, MA
Kata akhlak merupakan bentuk jamak dari kata al- khuluq, atau al-khulq, yang secara
etimologis berarti (1)tabiat, budi pekerti, (2)kebiasaan atau adat, (3)keperwiraan, kesatriaan,
kejantanan, (4) agama, dan (5)kemarahan (al-gadab).
Alkisah, Rasulullah SAW pernah ditanya, "Perbuatan apakah yang paling banyak
memasukkan manusia ke dalam surga?" Beliau menjawab, "Bertakwa kepada Allah dan berbudi
pekerti yang baik" (HR Tirmidzi).
Hal ini berarti pentingnya akhlak mulia bagi seorang mukmin semata-mata demi
mendatangkan ridha dan cinta Allah SWT serta meraih cinta dari hamba Allah lainnya di alam
fana ini. Sebagaimana Allah mencintai orang-orang yang bertakwa dan menebarkan kebaikan
dalam kehidupan sehari-hari.
Karena akhlak merupakan suatu keadaan yang melekat di dalam jiwa, maka suatu
perbuatan baru disebut akhlak kalau memenuhi beberapa syarat. Pertama, perbuatan itu
dilakukan secara berulang-ulang. Bila dilakukan sesekali saja, tidak dapat disebut akhlak. Kedua,
perbuatan itu timbul dengan mudah tanpa dipikirkan atau diteliti lebih dulu sehingga benar-benar
telah menjadi suatu kebiasaan.
Akhlak menempati posisi yang sangat penting dalam Islam sehingga setiap aspek dari
ajaran agama ini selalu berorientasi pada pembentukan dan pembinaan akhlak yang mulia, yang
disebut akhlakul karimah. Hal ini antara lain tercantum dalam hadis Rasulullah SAW,
Sesungguhnya saya diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. (HR Ahmad, Baihaki,
dan Malik). Pada riwayat lain Rasulullah SAW bersabda, Mukmin yang paling sempurna
imannya adalah orang yang paling baik Allah mencintai orang-orang yang bertakwa dan
menebarkan kebaikan dalam kehidupan sehari-hari.
akhlaknya (HR Tirmizi).
Akhlak Nabi SAW disebut dengan akhlak Islam karena bersumber dari Alquran dan Alquran
datang dari Allah SWT. Karena itu, akhlak Islam berbeda dengan akhlak ciptaan manusia
(wad'iyah). Ayat Alquran paling sarat memuji Nabi Muhammad SAW adalah ayat berbunyi,
"Wa innaka la'ala khuluqin `azhim", yang artinya sesungguhnya engkau (hai Muhammad)
memiliki akhlak yang sangat agung.