A. DATA UMUM
Nama Mhs :Kelompok 4F Nama Pasien :Ny. Y
Tgl Pengkajian :27 Juni 2019 Umur Pasien :40 Tahun
Jam :07.00 WIB Jenis Kelamin :Perempuan
Tgl MRS :25 Juni 2019 No Rekam Medik :616.xx.xx
Ruangan :ICU Diagnosa Medis :Syok hipovolemik + Anemia +
Bleeding pada stoma + post op
ca ovarium
B. RIWAYAT KEPERAWATAN
Keluhan Utama
Pasien mengatakan cemas karena kondisinya sekarang.
Riwayat
kejadian/penyakit Pasien datang ke IGD Rumkital Dr.Ramelan Surabaya pada tanggal 25
sekarang Juni 2019 pukul 15.00 dengan keluhan badan lemas, mengeluarkan
darah dan gumpalan darah dari stoma sejak 25 Juni 2019 (stoma di buat
pada tanggal 04 februari 2019) dan di daptakan hasil pemeriksaan
TD= 75/34, N= 113x/menit, RR= 35x/menit, S=37,4, SPO2= 100%,
GCS=456, pasien terpasang kateter, dengan mendapatkan tindakan
injeksi transamin 250mg, Ranitidin 25mg, pengambilan darah IV untuk
pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan EKG kemudian pasien di
pindahkan ke ruang ICU dan di dapatkan hasil pemeriksaan TD= 79/43,
N= 124x/menit, RR= 30x/menit, S=37,7, SPO2= 100%, GCS=456.
Riwayat penyakit
dahulu Keluarga pasien mengatakan pasien mempunyai riwayat penyakit ca
ovarium yang sudah di oprasi dan pemasangan stoma pada abdomen
sebelah kiri pada tanggal 04 februari 2019 dengan hasil bacaan
pemeriksaan hispatologi pada tanggal 06 februari 2019 (1 potong
jaringan ukuran 7x5x1,5cm irisan berupa jaringan lemak warna
kekuningan, tidak jelas tampak nodul, 1 potong jaringan uterus tanpa
cervix tanpa adnexa ukuran 8x6,5x3,2cm. Tebal dinding uterus 2-
2,5cm, tampak tumor multipel intramular ukuran 0,6-2,5 cm. Melekat
sisa ovarium kanan ukuran 2,5x2,5x2 cm putih abu-abu , padat lunak,
dan sisa tuba panjang 1cm 0.5cm, 1 potong jaringan adnexa tuba
panjang 3cm 1,5cm, ovarium ukuran 10x7x3,5cm. Irisan ovarium kistik
multilokuler, warna kecoklatan. Tebal dinding 0.3-1cm dan pada
tanggal 04 april 2019 di jadwalkan kemoterapi namun tidak jadi karena
kondisi pasien yang tidak memungkinkan untuk kemoterapi dan pada
tanggal 10 mei 2019 pasien di jadwalkan untuk kemoterapi lagi tetapi
tidak jadi di lakukan juga karena kondisi pasien tidak memungkinkan.
Pada tanggal 31 mei 2019 pasien masuk ke IGD Rumkital Dr. Ramelan
Surabaya dengan keluhan utama lemas, pusing, mual dengan TD=
95/58mmhg, N= 114x/menit, RR= 20x/menit, S= 36,9c, SpO2 : 96%,
GCS=456, Hb=6,8g/dl, trombosit= 44.000, lekosit= 7.890 keadaan
composmentis dengan diagnosa ca ovarium + anemia + trombositipeni
dan pasien di pindah ke ruang rawat inap F2. Pasien di rawat di ruang
F2 selam 5 hari dan KRS pada tanggal 05 juni 2019 dengan hasil
observasi TD= 120/80 mmhg, N= 88x/menit, RR= 20x/menit, S= 36
Hb=9,4g/dl, leokosit=6750, trombosit=59.000.
Riwayat Allergi
Paien mengatakan bahwa pasien tidak memiliki riwayat alergi
makanan, obat-obatan dan lain-lainnya.
GCS E : 4 V: 5 M: 6 Total : 12
AIRWAY &
BREATHING Bentuk dada normochest, pergerakan dada simetris, terdapat
pernapasan cuping hidung, terdapat penggunaaan otot bantu napas,
tidak ada nyeri tekan pada dada, tidak ada benjolan ataupun massa pada
daerah thorax, suara perkusi sonor, irama napas vesikuler, tidak ada
suara napas tambahan ronchi wheezing, terpasang O2 nasal kanul 3
lpm.
SIRKULASI
Tidak ada oedema, tidak ada pembesaran vena jugularis, ictus cordis
teraba di inter costa ke 5 linea mid clavicula sinistra, CRT (Capilary
Refill Time) >2detik, Akral hangat, tidak ada benjolan atau massa pada
daerah kardio, tidak ada nyeri tekan pada daerah kardio, suara perkusi
pekak di ICS 4,5 bunyi jantung S1 S2 tunggal, tidak ada bunyi jantung
tambahan, tidak ada nyeri dada. TD 88/53 mmhg. N 117x/menit.
NEUROLOGI
N1 px peka membedakan bau, N2 gerakan mata mengikuti cahaya, N3 px
dapat menggerakan bola mata, N4 px dapat menggerakan bola mata ke
atas dan ke bawah, N5 px dapat menggerakan rahangnya, N6 px dapat
menggerkan mata ke arah lateral, N7 pasien dapat menggerakan alisnya,
N8 px mampu mendengarkan dengan baik, N9 px dapat membedakan rasa
makanan, N10 px mampu menelan dengan baik, N11 px mampu
menggerakan jari tangan, N12 px dapat menggerakan lidah dengan
normal.
URINARY
Telah mendapatkan tindakan pemasangan folley kateter urine dengan
ukuran 14ch, ada distensi abdomen, ada nyeri pada saat ditekan, jumlah
urine saat pengkajian 300ml/3jam warna kuning.
Balance cairan 27 juni 2019
Input
- Air (Makan+minum) : 150cc
- Cairan Infus : 2.187,2cc (clinimix 1000cc, Asering 500cc, Ns 500cc,
NE 98,4cc, KCL 88,8cc)
- Trombosit : 275cc
- Tranfusi darah : 300cc
+ Total input 2.912,2cc
Output
- Urine : 1600cc
- Feses : 900cc
- IWL : 15x50kg= 750cc
Total ouput 3.250cc
Maka balance cairan Ny. Y dalam 24 jam : intake cairan – ouput cairan : 2.912,2
– 3.250cc = -338 (Defisit)
GASTROINTESTINAL
Pada pemeriksaan inspeksi tampak mulut pasien kotor, mukosa bibir
kering, bentuk perut cembung, ada distensi abdomen, gigi kotor, tidak
ada gangguan menelan. Diit di Rumah sakit 3x/hari jenis bubur habis 3-
4 sendok makan, minum 500cc/hari Ada distensi abdomen. Pada
pemeriksaan palpasi terdapat nyeri tekan pada abdomen dan terpasang
kolostomi bag pada bagian abdomen sebelah kiri.
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hari/Tanggal Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
27 Juni 2019 WBC 1,85 10^3/uL 4,00 – 10,00
Neu# 1,51 10^3/uL 2,00 – 7,00
Neu% 81,2 % 50,0 -70,0
Lym# 0,21 10^3/uL 0,80-4,00
Lym% 11,2 % 20,00 – 40,0
Mon# 0,12 10^3/uL 0,12 – 1,20
Mon% 6,9 % 3,0 – 12,0
EOS# 0,00 10^3/uL 0,02 – 0,50
EOS% 0,1 % 0,5 – 5,0
Bas# 0,01 10^3/uL 0,00 – 0,10
Bas% 0,6 % 0,0 – 1,0
RBC 2,18 10^6/uL 3,50 – 5,50
HGB 5,8 g/dl 11,0 – 16,0
HCT 17,0 % 37,0 – 54,0
MCV 77,4 fL 80,0 – 100,0
MCH 26,7 pg 27,0 – 34,0
MCHC 34,5 g/dl 32,0 – 36,0
RDW_CV 24,1 % 11,0 – 16,0
RDW_SD 68,0 fL 35,0 – 56,0
PLT 7 10^3/uL 150 – 400
MPV 9,6 fL 7,0 – 11,0
PDW 16,4 9,0 – 17,0
PCT 0,007 % 0,108 – 0,282
Natrium 141,3 mmol/L 135,0-147,0
Kalium 3,8 mmol/L 3,00-5,00
Chlorida 107,1 mmol/L 95,0-105,0
LEMBAR PEMBERIAN TERAPI
Nama Pasien : Ny. Y
Ruangan : ICU
Hari/Tanggal Nama Dosis Indikasi
Obat
27 Juni 2019 Transamin 3x1 Untuk menghentikan atau mengurangi
500mg perdarahan parah.
Ranitidin 2x1 25mg Untuk mengurangi jumlah asam
lambung.
Vit K 3x1 10mg Mengobati perdarahan yang disebabkan
oleh obat antikoagulan.
Sucralfat 3x20ml Untuk mengobati dan mencegah tukak
lambung serta ulkus duodenum.
Clinimix 500ml/24 Nutrisi parenteral ketika enteral feeding
jam tidak memungkinkan atau tidak
mencukupi.
Asering 1.500ml/24 Pengobatan asidosis yang di hubungkan
jam dengan dehidrasi dan kehilangan ion
alkali dari tubuh.
Noropinep rin (pump) Sebagai obat untuk menyempitkan
pembuluh darah/untuk mencegah
tekanan darah rendah
KCL 50meq/12 Mengobati dan mencegah jumlah
(kalium jam kalium yang rendah dalam darah.
chlorida) (pump)
ANALISA DATA
DO : SDKI
- Pasien terpasang nasal kanul 3 lpm (D.0005 Hal. 26)
- Terdapat pernapasan cuping
hidung
- Adanya penggunaan otot bantu
napas
- RR 30 x/menit
3. DS : - Kekurangan intake Hipovolemia
cairan
DO : SDKI
- K/U lemah (D.0023 Hal. 64)
- Frekuensi nadi (nadi: 117x/menit)
- Tekanan darah (TD: 88/53 mmHg)
- Turgor kulit menurun
- CRT > 2 detik
- Membran mukosa kering
4. DS : - Ketidakseimbangan Risiko ketidak
DO : cairan seimbangan elektrolit
- Balance cairan pada tanggal 27
juni 2019 dalam 24 jam: intake SDKI
cairan – ouput cairan: 2.912,2 – (D0037 Hal. 88)
3.250cc = -338 (Defisit)
DO : SDKI
- Terdapat peteki diseluruh tubuh (D.0039 Hal. 92)
- Hasil lab HB menurun
(Lab.pada tanggal 27 Juni 2019
HB: 5,8 PLT: 70.000)
6. DS : pasien mengatakan kebutuhan Gangguan Defisit perawatan diri
kebersihan tubuh pasien dibantu oleh muskuloskeletal
keluarga SDKI
(D.0109 Hal. 240)
DO :
- Tampak mulut pasien kotor,
mukosa bibir kering, lidah tampak
kotor, turgor kulit menurun, kulit
kering, ada peteki di seluruh tubuh.
- Pasien hanya tiduran saya
7. DS : Pasien mengatakan tubuhnya terasa Penurunan kekuatan Gangguan mobilitas
lemas, mengeluh sulit untuk otot fisik
menggerakkan kedua kaki
SDKI
DO : (D.0054 Hal. 124)
- K/U tampak lemah
- Kekuatan otot menurun
- Sendi kaku
- Rentang gerak (ROM) menurun
- Gerakan terbatas
8. DS : - Penurunan mobilisasi Risiko luka tekan
DO : SDKI
- Mobilitas pasien ditempat tidur (D.0144 Hal.308)
- Aktifitas pasien hanya ditempat
tidur
9. DS : Kurang kontrol tidur Gangguan pola tidur
- Pasien mengatakan sulit memulai
tidur SDKI
- Pasien mengatakan sering terjaga (D.0055 Hal. 126)
saat tidur malam
2. Pola napas tidak efektif Setelah dilakukan Dengan kriteria hasil : 1. Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, 1. mengetahui pola napas dalam
berhubungan dengan
intervensi selama 2x24 1. Penggunaan otot bantu usaha napas) keadaan normal
kecemasan
jam diharapkan pola napas menurun 2. Monitor bunyi napas tambahan 2. memaksimalkan bunyi napas
SDKI
napas efektif 2. Pernapasan cuping 3. Monitor sputum dalam keadaan normal
(D.0005 Hal. 26)
hidung menurun 4. Posisikan semi fowler atau fowler 3. sputum dapat menghambat
3. Frekuensi napas 5. Anjurkan asupan cairan 2000ml/ hari bersihan jalan napas
membaik 6. Kolaborasi pemberian O2 4. dapat membebaskan jalan napas
5. Pemenuhan kebutuhan cairan
SLKI SIKI dalam tubuh
(L.01004 Hal. 95) (1.01011 Hal.186) 6. Substansi memperlepar
permukaan diparu
3. Hipovolemia berhubungan Setelah dilakukan Dengan kriteria hasil : 1. Monitor status oksigenasi 1. Untuk mengetahui O2 dalam
dengan kekurangan intake
intervensi selama 2x24 1. Turgor kulit meningkat 2. Monitor status cairan (masukan dan tubuh dalam kondisi normal
cairan
jam diharapkan status 2. Perasaan lemah haluaran, turgor kulit, crt) 2. Mengetahui intake dan output
SDKI
cairan membaik menurun 3. Periksa tingkat kesadaran dan respon pupil 3. Mengetahui keadaan umum
(D.0023 Hal. 64)
3. Frekuensi nadi 4. Pertahankan jalan napas paten pasien
membaik 5. Berikan o2 untuk mempertahankan saturasi 4. Menjadikan pola napas efektif
4. Frekuensi tekanan o2 5. Pemenuhan O2 dalam tubuh
darah 6. Ambil sampel darah untuk pemeriksaan 6. Mengetahui nialai elektrolit
membaikmembran darah lengakap dan elektrolit dalam tubuh dalam batas normal
mukosa membaik 7. Kolaborasi pemberian cairan infus 7. Pemenuhan kebutuhan cairan
dalam tubuh
SLKI
(L.03028 Hal. 107) SIKI
(1.02050 Hal. 222)
27 Juni Pola napas tidak efektif 1. Memonitor pola napas ( RR: 30x/menit) DX II
berhubungan dengan 2. Memonitor bunyi napas tambahan (tidak ada bunyi napas tambahan) S: pasien mengatakan napasnya berat
2019
kecemasan 3. Memonitor sputum (tidak ada sputum) O:
4. Memberikan posisi semi fowler - Pasien terpasang nasal kanul 3 lpm
5. menganjurkan asupan cairan 2000ml/ hari - Terdapat pernapasan cuping
6. Kolaborasi pemberian O2 (nasal kanul 3lpm) hidung
- Adanya penggunaan otot bantu
napas
- RR 30 x/menit
A: Masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
28 Juni Pola napas tidak efektif 1. Memonitor pola napas ( RR: 26x/menit) DX II
berhubungan dengan 2. Memonitor bunyi napas tambahan (tidak ada bunyi napas tambahan) S: pasien mengatakan napasnya berat
2019
kecemasan 3. Memonitor sputum (tidak ada sputum) O:
4. Memberikan posisi semi fowler - Pasien terpasang nasal kanul 3 lpm
5. menganjurkan asupan cairan 2000ml/ hari - Terdapat pernapasan cuping
6. Kolaborasi pemberian O2 (nasal kanul 3lpm) hidung
- Adanya penggunaan otot bantu
napas
- RR 26 x/menit
A: Masalah belum teratasi
P: Intervensi dipertahankan
2. Hipovolemia berhubungan
dengan kekurangan intake
cairan
5. Risiko ketidakseimbangan
elektrolit berhubungan dengan
ketidakseimbangan cairan
13
ASUHAN KEPERAWATAN KEGAWATDARURATAN
Oleh :
KELOMPOK 4F
1. Hasim Efendi
2. Tri Indriani
3. Ulfatul Kusna
4. Yeti Eriyana
2020/2021
14
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh
Kelompok 4F
(Kelompok 4F)
Pembimbing Institusi
.........................................................
(Dwi Priyantini, S.,Kep.Ns.,M.Sc)
15