Anda di halaman 1dari 18

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT

PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG GANGGUAN JIWA


DI RT/RW 002/04 DESA SUKARAHAYU KECAMATAN
TAMBELANG KABUPATEN BEKASI TAHUN 2019
*Nurhadi widodo

(110315354)

hadiwidodo07@gmail.com

*Alumni Sarjana Keperawatan Institut Medika Drg. Suherman Cikarang Bekasi

ABSTRAK

Latar Belakang : Gangguan jiwa merupakan seseorang yang mengalami


gangguan pada fungsi mental yang meliputi emosi, pikiran perilaku, perasaan,
motivasi, kemauan, keinginan dan persepsi sehingga menggangu dalam proses
hidup di masyarakat (Nasir & Muhith, 2011). Faktor-faktor yang mempengaruhi
terjadinya gangguan jiwa belum diketahui secara pasti akan tetapi faktor yang
diduga sebagai penyebab gangguan jiwa yaitu faktor somatik, faktor psikososial,
dan faktor sosio-kultural (Direja, 2011). Gangguan jiwa dapat mempengaruhi
fungsi kehidupan seseorang. Aktivitas, kehidupan sosial, ritme pekerjaan, serta
hubungan dengan keluarga jadi terganggu karena gejala ansietas, depresi, dan
psikosis. Seseorang dengan gangguan jiwa apapun harus segera mendapatkan
pengobatan. Keterlambatan pengobatan akan semakin merugikan penderita,
keluarga dan masyarakat (Yosep, 2011). Berdasarkan hasil studi pendahuluan data
dari Humas Puskesmas kecamatan Tambelang terdapat 7 penderita gangguan jiwa
di desa Sukarahayu kecamatan Tambelang kabupaten Bekasi tahun 2019. Hasil
survey dan wawancara singkat yang dilakukan terhadap 20 orang warga yang
tinggal di wilayah RT/RW 002/04 desa Sukarahayu kecamatan Tambelang
kabupaten Bekasi tahun 2019 tentang pengetahuan gangguan jiwa diperoleh hasil

1
15 dari 20 orang warga, tidak mampu menjawab dengan tepat tentang pengertian
gangguan jiwa, penyebab gangguan jiwa serta tanda gejala dari gangguan jiwa.
Dimana dari 15 warga menjawab penderita gangguan jiwa adalah orang gila yang
harus di hindari karena mereka berbahaya bagi orang lain dan bisa mengamuk
kapan saja, Penyebab dari gangguan jiwa itu oleh guna-guna dan dari roh-orh
jahat sebaiknya di kurung di dalam rumah, serta tanda gejala dari gangguan jiwa
itu orang yang sering berteriak-triak sendiri, melamun dan berdiam diri, menangis
dan berbicara sendiri. 5 orang warga mengatakan penderita gangguan jiwa
merupakan kumpulan dari keadaan-keadaan yang tidak normal, baik yang
berhubungan dengan fisik, maupun dengan mental, penyebab gangguan jiwa itu
beban hidup yang berat maka menekan pikiran menjadi (depresi), dengan tanda
gejala rasa putus asa, murung, gelisah dan cemas.

Tujuan : Tujuan oenilitian ini diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan


dengan tingkat Pengetahuan masyarakat tentang gangguan jiwa di RT/RW
002/004 desa Sukarahayu kecamatan Tambelang kabupaten Bekasi Tahun 2019.

Metode : Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik kuantitatif
dengan rancangan penelitian Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah
masyarakat yang tinggal di RT/RW 00/04 desa Sukarahayu kecamatan Tambelang
kabupaten Bekasi yaitu sebanyak 385 warga. Sampel dalam penelitian adalah 80
responden dengan teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah nonprobability sampling dengan teknik purposive sampling yaitu teknik
penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan
yang dikehendaki peneliti, sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik
populasi yang telah dikenal sebelumnya (Nursalam, 2003). Instrument yang
digunakan dalam pengambilan data adalah kuesioner dan data sekunder. Analisa
data yang digunakan adalah analisa univariat dan bivariat berupa uji chi-square
dengan nilai signifikan α < 0,05.

Hasil : Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semua faktor yang diteliti
terdapat hubungan secara bermakna dengan tingkat pengaetahuan masyarakat di
di RT/RW 002/004 desa Sukarahayu kecamatan Tambelang kabupaten Bekasi
2
Tahun 2019. Variabel yang berhubungan adalah pendidikan (P value 0,016 <
0,05), pekerjaan (P value 0,047 < 0,05), umur (P value 0,028 < 0,05), lingkungan
(P value 0,045 < 0,05), dan sosial budaya (P value 0,024 < 0,05).

Kesimpulan : Ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan pendidikan,


pekerjaan, umur, lingkungan, dan sosial budaya pada masyarakat di RT/RW 00/04
desa Sukarahayu kecamatan Tambelang kabupaten Bekasi 2019.

Saran : Diharapkan bagi masyarakat terutama khususnya warga masyarakat yang


di sekirat tempat tinggalnya terdapat penderita gangguan jiwa untuk lebih
meningkatkan pengetahuan tentang gangguan jiwa misalnya mengikuti
penyuluhan tentang gangguan jiwa, mencari informasi tentang ganguan jiwa
melalui media masa (televisi, buku, koran dan majalah) atau mendiskusikannya
dengan tenaga kesehatan setempat.

Kata Kunci : Gangguan jiwa, pendidikan, pekerjaan, umur, lingkungan, sosial


budaya

PENDAHULUAN
Gangguan jiwa dapat mempengaruhi menyebabkan adanya gangguan pada
fungsi kehidupan seseorang. fungsi jiwa yang menimbulkan
Aktivitas, kehidupan sosial, ritme penderitaan pada individu dan
pekerjaan, serta hubungan dengan hambatan dalam melaksanakan peran
keluarga jadi terganggu karena gejala sosial (Depkes, 2010).
ansietas, depresi, dan psikosis.
Diberbagai pelosok Indonesia
Seseorang dengan gangguan jiwa
masih ditemui cara penanganan yang
apapun harus segera mendapatkan
tidak tepat bagi para penderita
pengobatan. Keterlambatan
gangguan jiwa, salah satunya yaitu
pengobatan akan semakin merugikan
perlakuan masyarakat dan adanya
penderita, keluarga dan masyarakat
stigma masyarakat tentang gangguan
(Yosep, 2011).
jiwa yang masih tinggi dan terus
Gangguan jiwa merupakan berkembang di masyarakat seperti di
suatu perubahan fungsi jiwa yang pedesaan. Dalam jurnal menurut
3
Purnama, Yani dan Sutini (2016) 21 juta orang menderita gangguan
mengatakan bahwa masyarakat skizofrenia dan 47,5 juta orang di
pedesaan lebih mudah terpengaruh dunia mengalami demensia.
oleh stigma yang berkembang di
Data dari Departemen
masyarakat dari pada masyarakat di
Kesehatan RI tahun 2010, total
perkotaan. Sehingga menyebabkan
jumlah penderita gangguan jiwa di
penderita yang mengalami gangguan
Indonesia mencapai lebih dari 28 juta
jiwa sulit untuk berinteraksi dengan
orang, dengan kategori gangguan
masyarakat. Stigma tidak hanya
jiwa ringan 11,6% dari populasi dan
berdampak pada klien gangguan
0,46% menderita gangguan jiwa
jiwa, pada masyarakat yang ada
berat. Berdasarkan Riset Kesehatan
sekitar pun ikut terkena, mereka
Dasar (Depkes,2010) menyatakan
merasa ketakutan kalau ada klien
14,1% penduduk Indonesia
gangguan jiwa di lingkungan
mengalami gangguan jiwa dari yang
masyarakat karena mereka berpikir
ringan hingga berat, kondisi ini
klien gangguan jiwa suka mengamuk
diperberat melalui aneka bencana
dan mencelakai orang lain
alam yang terjadi di hampir seluruh
(Mestdagh, 2013).
wilayah Indonesia. Data jumlah
Saat ini gangguan jiwa
penderita gangguan jiwa di Indonesia
merupakan masalah yang sangat
terus bertambah, dari 33 rumah sakit
serius disebabkan Indonesia
jiwa (RSJ) diseluruh Indonesia
menduduki peringkat pertama dari
hingga kini jumlah penderita
seluruh negara di dunia dengan
gangguan jiwa berat mencapai 2,5
penderita gangguan jiwa terbanyak
juta orang. 11,6% penduduk
(Lestari & Kartinah 2012). Hal ini
Indonesia yang berusia diatas 15
dapat dilihat dari prevalensi
tahun mengalami gangguan mental
gangguan jiwa menurut WHO tahun
emosional.
(2016) menunjukkan bahwa secara
Agusno (2011) (dalam
global diperkirakan 350 juta orang
Purnama, Yani, dan Sutini, 2016),
mengalami depresi, 60 juta orang
mengatakan akar permasalahan pada
menderita gangguan afektif bipolar,
gangguan jiwa berasal dari tiga inti
4
pokok, pertama adalah pemahaman pengetahuan (α hitung) = 0,000 dan
atau pengetahuan masyarakat yang korelasi r = 0,750 artinya ada
kurang mengenai gangguan jiwa, hubungan kuat faktor pengetahuan
kedua adalah stigma mengenai dengan motivasi dalam memberikan
gangguan jiwa yang berkembang di dukungan terhadap klien gangguan
masyarakat dan terakhir tidak jiwa.
meratanya pelayanan kesehatan Notoatmodjo (2007),
mental (dalam jurnal Iswati, 2018). pengetahuan (knowledge) di
Hasil penelitian Sulistyorini (2013) pengaruhi oleh dua faktor yaitu
dengan judul “hubungan internal dan eksternal, dimana faktor
pengetahuan tentang gangguan jiwa internala itu terdiri dari pendidikan,
terhadap sikap masyarakat kepada umur dan pekerjaan, sedangkan
penderita gangguan jiwa di wilayah faktor eksternal itu lingkungan dan
kerja Puskesmas Colomadu 1” sosial budaya. Hal ini sama dengan
mendapatkan bahwa terdapat masyarakat yang memiliki
hubungan yang signifikan antara pengetahuan yang baik tentang
pengetahuan tentang gangguan jiwa gangguan jiwa maka akan memiliki
terhadap sikap masyarakat kepada aspek positif dan akan menimbulkan
penderita gangguan jiwa di wilayah sikap yang positif terhadap orang
kerja Puskesmas Colomadu dengan gangguan jiwa tersebut.
1.Semakin baik pengetahuan Sikap dan masyarakat dapat
masyarakat tentang gangguan jiwa, berupa authoritarianism yaitu
maka semakin positif sikap mengacu pada pandangan seseorang
masyarakat kepada penderita pada gangguan jiwa sebagai
gangguan jiwa. Hal ini juga seseorang yang lemah dan
didukung dengan penelitian membutuhkan penanganan yang
Nondyawati (2015) dengan judul kasar; benevolence yaitu mengacu
“hubungan pengetahuan dan sikap pada pandangan humanistik dan
dengan motivasi keluarga dalam simpatik terhadap orang dengan
memberikan dukungan pada klien gangguan jiwa; social restrictivenes
gangguan jiwa” didapatkan nilai yaitu sesuai dengan keyakinan bahwa
5
orang dengan gangguan jiwa bagi orang lain dan bisa mengamuk
merupakan ancaman bagi masyarakat kapan saja, Penyebab dari gangguan
dan harus dihindari dan Community jiwa itu oleh guna-guna dan dari roh-
Mental Health Ideology yaitu orh jahat sebaiknya di kurung di
mengacu pada penerimaan layanan dalam rumah, serta tanda gejala dari
kesehatan mental dan pasien gangguan jiwa itu orang yang sering
gangguan jiwa di masyarakat namun berteriak-triak sendiri, melamun dan
tidak dilingkungan tempat mereka berdiam diri, menangis dan berbicara
tinggal (Taylor & Dear, 1981). sendiri. 5 orang warga mengatakan
penderita gangguan jiwa merupakan
Berdasarkan hasil studi
kumpulan dari keadaan-keadaan
pendahuluan data dari Humas
yang tidak normal, baik yang
Puskesmas kecamatan Tambelang
berhubungan dengan fisik, maupun
terdapat 7 penderita gangguan jiwa
dengan mental, penyebab gangguan
di desa Sukarahayu kecamatan
jiwa itu beban hidup yang berat maka
Tambelang kabupaten Bekasi tahun
menekan pikiran menjadi (depresi),
2019. Hasil survey dan wawancara
dengan tanda gejala rasa putus asa,
singkat yang dilakukan terhadap 20
murung, gelisah dan cemas.
orang warga yang tinggal di wilayah
RT/RW 002/04 desa Sukarahayu
GANGGUAN JIWA
kecamatan Tambelang kabupaten
menurut Yosep (2007),
Bekasi tahun 2019 tentang
gangguan jiwa adalah gangguan
pengetahuan gangguan jiwa
dalam cara berpikir (cognitive),
diperoleh hasil 15 dari 20 orang
kemauan (volition), emosi (affective),
warga, tidak mampu menjawab
tindakan (psychomotor). Gangguan
dengan tepat tentang pengertian
jiwa merupakan kumpulan dari
gangguan jiwa, penyebab gangguan
keadaan-keadaan yang tidak normal,
jiwa serta tanda gejala dari gangguan
baik yang berhubungan dengan fisik,
jiwa. Dimana dari 15 warga
maupun dengan mental.
menjawab penderita gangguan jiwa
Keabnormalan tersebut dibagi ke
adalah orang gila yang harus di
dalam dua golongan yaitu gangguan
hindari karena mereka berbahaya
6
jiwa (neurosa) dan sakit jiwa kehilangan yang mengakibatkan
(psikosa). Ke abnormal terlihat kecemasan, depresi, rasa malu
dalam berbagai macam gejala yang atau rasa salah, konsep diri
terpenting diantaranya adalah (pengertian identitas diri sendiri
ketegangan (tension), rasa putus asa lawan peranan yang tidak
dan murung, gelisah, cemas, menentu), keterampilan, bakat,
perbuatan- perbuatan yang terpaksa dan kreativitas, pola adaptasi dan
(convulsive), hysteria, rasa lemah, pembelaan reaksi terhadap
tidak mampu mencapai tujuan, takut, bahaya, tingkat perkembangan
pikiran-pikiran buruk. emosi.
Penyebab Gangguan Jiwa di 3) Faktor sosio dan budaya
pengaruhi oleh faktor-faktor unsur (sosiogentik) atau sosiokultural :
yang terus menerus saling kestabilan keluarga, pola
mempengaruhi (Yosep, 2010) yaitu : mengasuh anak, tingkat ekonomi,
1) Faktor somatik (somatogenik) perumahan (perkotaan lawan
atau organobiologis yaitu pedesaan), masalah kelompok
neroanatomi, nerofisiologi, minoritas yang meliputi prasangka
nerokimia, tingkat kematangan fasilitas kesehatan, pendidikan,
dan perkembangan organik, dan kesejahteraan yang tidak
faktor-faktor pre dan peri natal. memadai, pengaruh rasial dan
2) Faktor psikologik (psikogenik) keagamaan, nilai-nilai.
atau psikoedukati yaitu Interaksi Tanda dan gejala gangguan
ibu dan anak yang abnormal jiwa meliputi gangguan kognisi,
berdasarkan kekurangan, distorsi, gangguan perhatian, gangguan
dan keadaan yang terputus ingatan, gangguan asosiasi,
(perasaan tak percaya dan gangguan pertimbangan, gangguan
kebimbangan), peranan ayah, pikiran, gangguan kesadaran,
persaingan antara saudara gangguan kemauan, ganguan emosi
kandung, intelegensi, hubungan dan afek, gangguan psikomotor
dalam keluarga, pekerjaan, (Nasir, 2011).
permainan, dan masyarakat,
7
PENGETAHUAN informasi misalnya hal-hal yang
menunjang kesehatan sehingga
Pengetahuan adalah
dapat meningkatkan kualitas
merupakan hasil “tahu” dan ini
kehidupan. Menurut YB Mantra
terjadi setelah orang mengadakan
yang dikutip Notoatmodjo (2003),
penginderaan terhadap suatu objek
pendidikan dapat dipenngaruhi
tertentu. Penginderaan terhadap
seseorang termasuk juga perilaku
objek terjadi melalui panca indra
seseorang akan pola hidup
manusia yakni penglihatan,
terutama dalam memotivasi untuk
pendengaran, penciuman, rasa dan
sikap berperan serta dalam
raba dengan sendiri. Pada waktu
pembangunan (Nursalam, 2003)
penginderaan sampai menghasilkan
pada umumnya semakin tinnginya
pengetahuan tersebut sangat
pendidikan seseorang maka
dipengaruhi oleh intensitas perhatian
semakin mudahnya menerima
persepsi terhadap objek. Sebagaian
informasi.
besar pengetahuan manusia diperoleh
2) Pekerjaan
melalui mata dan telinga.
Lingkungan perkerjaan juga dapat
(Notoatmodjo, 2003 dalam A
menjadikan seseorang dapat
Wawan, 2010)
memperoleh pengetahuan dan
faktor yang mempengarruhi
pengalaman baik secara langsung
pengetahuan itu ada dua faktor yaitu
maupun secara tidak langsung.
:
Memang secara tidak langsung
1) Pendidikan
pekerjaan turut andil dalam
Pendidikan berarti bimbingan
mempengaruhi tingkat
yang diberikan oleh seseorang
pengetahuan seseorang, hal ini
terhadap perkembangan orang lain
dikarenakan perkerjaan
menuju kearah cita-cita tertentu
berhubungan erat dengan faktor
yang menentukan manusia untuk
interaksi sosial dan kebudayaan,
berbuat dan mengisi kehidupan
sedangkan interaksi sosial dan
untuk mencapai keselamatan dan
budaya berhubungan erat dengan
kebahagiaan. Pendidikan
proses pertukaran informasi.
diperlukan untuk mendapat
8
Notoatmodjo (2010), dalam jurnal orang tanpa memulai penalaran
Purnama, S. I. (2017). apakah yang dilakukan baik atau
3) Umur buruk. Dengan demikian
Umur individu berkaitan erat seseorang akan bertambah
dengan pengetahuan individu. pengetahuannya walaupun tidak
semakin bertambah usia maka melakukannya.( A. Wawan,
akan berkembang pula daya 2010).
tangkap dan pola pikirannya,
MASYARAKAT
sehingga pengetahuan yang di
peroleh akan semakin membaik Masyarakat adalah suatu
(Notoatmodjo, 2007) sistem dari cara kerja dan prosedur,
4) Lingkungan otoritas, saling membantu yang
Menurut Ann. Mariner yang meliputi kelompok-keompok dan
dikutip dari Nursalam (2003), pembagian sosial lain, sistem dari
lingkungan merupakan seluruh pengawasan tingkah laku manusia
kondisi yang ada disekitar dan kebebasan. Sistem yang
manusia dan pengaruhnya yang kompleks selalu berubah atau
mempengaruhi perkembangan dan jaringan dari relasi sosial itulah yang
prilaku orang atau kelompok. di namai masyarakat. Maka
Lingkungan merupakan seluruh masyarakat timbul dari setiap
kondisi yang ada disekitar kumpulan, individu-individu
manusia dan pengaruhnya yang kelompok manusia yang telah cukup
dapat mempengaruhi pengetahuan lama (Harsojo, 2006)
individu atau kelompok. Enidya & Menurut Munandar (2008),
santi, (2014). mengatakan bahwa ciri-ciri
5) Sosial Budaya masyarakat itu ialah adanya sejumlah
Sistem sosial budaya yang ada orang, tinggal dalam suatu daerah
pada masyarakat dapat tertentu, adanya sistem hubungan,
mempengaruhi dari sikap dalam ikatan atas dasar kepentingan
menerima informasi. Tradisi dan bersama, tujuan dan bekerja bersama,
kebiasaan yang dilakukan orang- ikatan atas dasar kepentingan
9
bersama, ikatan atas dasar unsur- sampel tersebut dapat mewakili
unsur sebelumnya, rasa solidaritas, karakteristik populasi yang telah
sadar akan adanya interdepadensi, dikenal sebelumnya (Nursalam,
adanya norma-norma dan 2003). Menurut Sugiyono (2007),
kebudayaan. pengambilan sampel didasarkan atas
METODE PENELITIAN ciri-ciri atau sifat tertentu
Pada penelitian ini metode (karakteristik) yang dipandang
yang dipakai adalah analitik memiliki sangkut paut yang erat atau
kuantitatif dengan rancangan sifat-sifat populasi yang sudah
penelitian cross sectional yaitu diketahui sebelumnya dan jumlah
merupakan rancangan penelitian sample. Instrumen penelitian adalah
yang diukur dan dilakukan sekali alat-alat yang akan digunakan untuk
waktu (simultan). Penelitian ini mengumpulkan data, instrumen
dilakukan dengan cara mengukur penelitian ini berupa kuesioner,
variabel sebab atau resiko, atau formulir observasi, formulir-formulir
akibat dalam waktu yang bersamaan lain yang berkaitan dengan
yang terjadi pada objek penelitian pencatatan data dan sebagainya
(Donsu, 2016). (Notoatmodjo, 2010). Instrumen
Populasi dalam penelitian ini dalam penelitian ini adalah kuesioner
adalah masyarakat yang tinggal di yang berstruktur dan berbentuk
RT/RW 00/04 desa Sukarahayu pilihan yang mana responden
kecamatan Tambelang kabupaten memilih jawaban yang telah
Bekasi yaitu sebanyak 385 warga. disediakan. Analisis data di lakukan
Teknik pengambilan sampel yang secara univariat dan bivariat
digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji Chi-Square dengan
adalah nonprobability sampling nilai signifikan alpha 5% (α = 0,05)
dengan teknik purposive sampling dengan uji chi-square sebagai
yaitu teknik penetapan sampel alternatif nya
dengan cara memilih sampel diantara HASIL
populasi sesuai dengan yang Di dapatkan hasil distribusi
dikehendaki peneliti, sehingga frekuensi di peroleh dari 80
10
responden bahwa Tingkat responden (63,8%) di bandingkan
Pengetahuan Masyarakat Tentang dengan sosial budaya baik yaitu 29
Gangguan Jiwa di RT/RW 002/04 responden (36,2%).
Desa Sukarahayu Kecamatan
Tambelang Kabupaten Bekasi Tahun
PEMBAHASAN
2019. Lebih banyak yang tingkat
1. Hubungkan Pendidikan Dengan
pengetahuannya kurang yaitu 45
Tingkat Pengetahuan Masyarakat
responden (56,3%) di bandingkan
Tentang Gangguan Jiwa di
dengan tingkat pengetahuan baik
RT/RW 002/04 Desa Sukarahayu
yaitu 35 responden (43,7%). Variabel
Kecamatan Tambelang Kabupaten
pendidikan Lebih banyak yang
Bekasi Tahun 2019
Pendidikan rendah (<SMP) yaitu 43
Berdasarkan hasil uji statistik
responden (53,3%) di bandingkan
menggunakan uji Chi-Square antara
dengan Pendidikan tinggi (>SMA)
variabel pendidikan dengan tingkat
yaitu 37 responden (46,7%). Variabel
pengetahuan masyarakat tentang
pekerjaan Lebih banyak yang tidak
gangguan jiwa di dapatkan nilai
berkerja yaitu 54 responden (67,5%)
P=0,016 (<0,05). Berdasarkan nilai
di bandingkan dengan berkerjai yaitu
p value maka H0 ditolak, sehingga
26 responden (32,7%). Variabel
dapat disimpulkan bahwa ada
umur Lebih banyak yang berumur
hubungan antara pendidikan dengan
(<35 Tahun) yaitu 42 responden
Tingkat Pengetahuan Masyarakat
(67,5%) di bandingkan dengan
Tentang Gangguan Jiwa di RT/RW
berumur (>35 Tahun) yaitu 38
002/04 Desa Sukarahayu Kecamatan
responden (32,7%). Variabel
Tambelang Kabupaten Bekasi
lingkungan Lebih banyak yang
Tahun 2019.
lingkungan kurang mendukung yaitu
41 responden (51,3%) di bandingkan
2. Hubungkan Pekerjaan Dengan
dengan lingkungan mendukung yaitu Tingkat Pengetahuan Masyarakat
39 responden (48,7%). Variabel Tentang Gangguan Jiwa di RT/RW
002/04 Desa Sukarahayu
sosial budaya Lebih banyak yang Kecamatan Tambelang Kabupaten
sosial budaya buruk yaitu 51 Bekasi Tahun 2019
11
Berdasarkan hasil uji statistik Tambelang Kabupaten Bekasi
menggunakan uji Chi-Square antara Tahun 2019.
variabel pekerjaan dengan tingkat
pengetahuan masyarakat tentang 4. Hubungkan Lingkungan
gangguan jiwa di dapatkan nilai Dengan Tingkat Pengetahuan
Masyarakat Tentang Gangguan
P=0,047 (<0,05). Berdasarkan nilai Jiwa di RT/RW 002/04 Desa
p value maka H0 ditolak, sehingga Sukarahayu Kecamatan
Tambelang Kabupaten Bekasi
dapat disimpulkan bahwa ada
Tahun 2019
hubungan antara pekerjaan dengan Berdasarkan hasil uji statistik
Tingkat Pengetahuan Masyarakat menggunakan uji Chi-Square antara
Tentang Gangguan Jiwa di RT/RW variabel sosial budaya dengan tingkat
002/04 Desa Sukarahayu Kecamatan pengetahuan masyarakat tentang
Tambelang Kabupaten Bekasi gangguan jiwa di dapatkan nilai
Tahun 2019. P=0,045 (<0,05). Berdasarkan nilai p
value maka H0 ditolak, sehingga
3. Hubungkan Umur Dengan dapat disimpulkan bahwa ada
Tingkat Pengetahuan Masyarakat
hubungan antara lingkungan dengan
Tentang Gangguan Jiwa di RT/RW
002/04 Desa Sukarahayu Tingkat Pengetahuan Masyarakat
Kecamatan Tambelang Kabupaten Tentang Gangguan Jiwa di RT/RW
Bekasi Tahun 2019
Berdasarkan hasil uji statistik 002/04 Desa Sukarahayu Kecamatan

menggunakan uji Chi-Square antara Tambelang Kabupaten Bekasi Tahun

variabel umur dengan tingkat 2019.

pengetahuan masyarakat tentang


gangguan jiwa di dapatkan nilai 5. Hubungkan Sosial Budaya
Dengan Tingkat Pengetahuan
P=0,028 (<0,05). Berdasarkan nilai Masyarakat Tentang Gangguan
p value maka H0 ditolak, sehingga Jiwa di RT/RW 002/04 Desa
Sukarahayu Kecamatan
dapat disimpulkan bahwa ada
Tambelang Kabupaten Bekasi
hubungan antara pekerjaan dengan Tahun 2019
Tingkat Pengetahuan Masyarakat Berdasarkan hasil uji statistik

Tentang Gangguan Jiwa di RT/RW menggunakan uji Chi-Square antara

002/04 Desa Sukarahayu Kecamatan variabel lingkungan dengan tingkat


12
pengetahuan masyarakat tentang 0,05) dengan dimikian H0 ditolak.
gangguan jiwa di dapatkan nilai
OR 2,947
P=0,024 (<0,05). Berdasarkan nilai p
value maka H0 ditolak, sehingga 3. Ada hubungan antara umur dengan
dapat disimpulkan bahwa ada
Tingkat Pengetahuan Masyarakat
hubungan antara sosial budaya
Tentang Gangguan Jiwa di RT/RW
dengan Tingkat Pengetahuan
Masyarakat Tentang Gangguan Jiwa 002/04 Desa Sukarahayu Kecamatan
di RT/RW 002/04 Desa Sukarahayu
Tambelang Kabupaten Bekasi Tahun
Kecamatan Tambelang Kabupaten
2019 (P value 0,028 < 0,05) dengan
Bekasi Tahun 2019.
KESIMPULAN dimikian H0 ditolak. OR 3,067
1. Ada hubungan antara pendidikan
4. Ada hubungan antara lingkungan
dengan Tingkat Pengetahuan
dengan Tingkat Pengetahuan
Masyarakat Tentang Gangguan Jiwa Masyarakat Tentang Gangguan Jiwa

di RT/RW 002/04 Desa Sukarahayu di RT/RW 002/04 Desa Sukarahayu


Kecamatan Tambelang Kabupaten
Kecamatan Tambelang Kabupaten
Bekasi Tahun 2019 (P value 0,045 <
Bekasi Tahun 2019 (P value 0,016 < 0,05) dengan dimikian H0 ditolak.

0,05) dengan dimikian H0 ditolak. OR 2,787.


5. Ada hubungan antara sosial
OR 3,385
budaya dengan Tingkat Pengetahuan

2. Ada hubungan antara pekerjaan Masyarakat Tentang Gangguan Jiwa


di RT/RW 002/04 Desa Sukarahayu
dengan Tingkat Pengetahuan
Kecamatan Tambelang Kabupaten
Masyarakat Tentang Gangguan Jiwa Bekasi Tahun 2019 (P value 0,024 <

di RT/RW 002/04 Desa Sukarahayu 0,05) dengan dimikian H0 ditolak.


OR 3,273
Kecamatan Tambelang Kabupaten

Bekasi Tahun 2019 (P value 0,047 <

13
SARAN mengetahui cara yang benar dan
1. Bagi Masyarakat
tepat untuk menanggapai
Bagi masyarakat terutama
penderita gangguan jiwa. Serta
khususnya warga masyarakat
melakukan pembinaan kepada
yang di sekirat tempat
masyarakat dengan baik.
tinggalnya terdapat penderita
3. Bagi Institusi Pendidikan
gangguan jiwa untuk lebih
Penelitian ini sebagai bahan
meningkatkan pengetahuan
refrensi dan informasi,
tentang gangguan jiwa misalnya
khususnya untuk sebagai
mengikuti penyuluhan tentang
wahana informasi terkait
gangguan jiwa, mencari
penyakit gangguan jiwa dan
informasi tentang ganguan jiwa
meningkatkan kualitas serta
melalui media masa (televisi,
wawasan bagi mahasiswa/I
buku, koran dan majalah) atau
Institut Medika Drg. Suherman.
mendiskusikannya dengan
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
tenaga kesehatan setempat.
Hasil penelitian ini, diketahui
2. Bagi Pelayanan Kesehatan
bahwa terbukti berhubungan
Di harapkan bagi pelayanan
secara signifikan dengan tingkat
kesehatan dapat meningkatkan
pengetahuan masyarakat tentang
pembinaan peran serta
gangguan jiwa. Oleh karena itu
masyarakat di bidang kesehatan
penulis menyarankan agar
jiwa. Khususnya memberikan
peneliti selanjutnya bisa meneliti
pendidikan kesehatan tentang
dengan variabel yang lebih
gangguan jiwa agar masyarakat
14
banyak lagi dan dapat 7. Riwidikdo. 2009. Statistik
Kesehatan. Jogjakarta: Mitra
melakukan analisa multivariat Candekia Press
8. Stuart, G. W. 2006. Buku saku
untuk melihat faktor yang paling keperawatan jiwa. Edisi 5.
Jakarta: PT Gremedia
dominan dan mempengaruhi 9. Sugiyono. 2012. Statistika Untuk
Penelitian, Ed.Revisi Cet. Ke20.
konstribusi antara variabel Bandung : Alfabeta.
10. Sugiyono. 2013. Metode
independen terhadap variabel penelitian pendidikan
pendekatan kuantitatif,
dependen. Perlu dilakukan kualitatif, dan r&d. Bandung:
Alfabeta
peneliti lanjutan seperti 11. Sunaryo. 2013. Psikologi Untuk
Keperawatan. Jakarta: EGC
penelitian kualitatif untuk 12. Surwanto, P. 2010. Ilmu
psikologi umum. Jakarta: Raja
mengkaji lebih dalam tentang Garfindo
13. T.A. Imron. Moch. 2010
masalah yang terkait. Metodologi Penelitian Bidang
Kesehatan. Jakarta: Sagung
Seto.
DAFTAR PUSTAKA 14. peery & potter. 2010.
1. Mubarak, I. 2012. Ilmu Fundamental Keperawatan.
Kesehatan Masyarakat Konsep Jakarta : EGC
Dan Aplikasi Dalam Kebidanan. 15. Wawan, A. 2011. Teori dan
Jakarta: Salemba medika Pengukuran Pengetahuan, sikap
2. Maslim, R. 2001. Buku Saku dan Perilaku Manusia.
Diagnosis Gangguan Jiwa Yogyakarta : Nuha Medika.
Rujukan Ringkas Dari PPDGJ 16. Yosep & Sutini. 2014. Buku
III. Jakarta : Bagian Ilmu Ajaran Keperawatan Jiwa.
Kedokteran Jiwa FK Unika. Bandung: PT Refika Aditama.
3. Nasir & Muhti. 2011. Dasar- 17. Depkes RI. 2010. Pengertian
dasar Keperawatan Jiwa. Gangguan Jiwa. Dari
Jakarta: Salemba Medika. http://www.suarabandung.com.
4. Notoatmodjo. 2007. Promosi diakses pada tanggal 25 Febuari
Kesehatan dan Ilmu Perilaku. 2019
Jakarta : Rineka Cipta 18. Hidayatus Sya’diyah. Studi
5. Notoatmodjo. 2012. Metedologi Tingkat Pengetahuan
Penelitian Kesehatan. Edisi 2. Masyarakat Tentang Gangguan
Jakarta: Rineke cipta Jiwa Di Desa Banjar Kemantren
6. Nursalam. 2011. Konsep dan Buduran Sidoarjo. 2015.
Penerapan Metodologi file:///C:/Users/Ultimate/Downlo
Penelitian Ilmu Keperawatan. ads/81-152-1-SM%20(2).pdf.
Jakarta : Salemba Medika
15
19. Indah Purnama Sari. 2017. file:///C:/Users/Ultimate/Downlo
Hubungan presepsi dan sikap ads/13073-28271-1-
masyarakat terhadap penderita SM%20(1).pdf. diakses tanggal
gangguan jiwa di desa teluk 30 Maret 2019.
kenidai kecamtan tambang 25. Nofia (2013), hubungan tingkat
kabupaten kampar. pengetahuan dan sikap
http://jom.unri.ac.id/index.php/J masyarakat dengan penerimaan
OMPSIK/article/view/19134/18 masyarakt terhadap individu
493. diakses pada tanggal 29 yang menderita gangguan jiwa
maret 2019. di Kelurahan Surau Gadang
20. Iswati Husana Dafli (2017), Wilayah Kerja Puskesmas
Hubungan tingkat pengetahuan Nanggalo Padang.
masyarakat tentang gangguan File:///C:/Users/Ultimate/Downl
jiwa terhadap sikap memberikan oads/Manuscript%20(1).Pdf.
pertolongan kesehatan jiwa. diakses pada tanggal 25 Febuari
http://epirmts.ums.ac.id/25557/1 2019.
3/Naskah_Publikasi.pdf. diakses 26. Nopyawati Sulistyorini. 2013.
pada tanggal 29 maret 2019. Hubungan Pengetahuan Tentang
21. Kurniaseputra. E. Hubungan Gangguan Jiwa Terhadap Sikap
Pengetahuan Dengan Sikap Masyarakat Kepada Penderita
Kesehatan Jiwa Remaja Di Smk Gangguan Jiwa Di Wilayah
X Cimah. 2015. Kerja Puskesmas Colomadu.
file:///C:/Users/Ultimate/Downlo file:///C:/Users/Ultimate/Downlo
ads/5-1%20(1).pdf. diakses pada ads/skrpsi%20jurnal/New%20fol
tanggal 29 Maret 2019. der/Naskah_Publikasi.pdf,
22. Lestari & Kartinah. 2012. diakses pada tanggal 25 Januari
Hubungan Presepsi Keluaraga 2019.
Tentang Gangguan Jiwa 27. Novia Dewi Permata Sari.
Dengan Sikap Keluarga Yang Tingkat Pengetahuan, Persepsi
Mengalami Gangguan Jiwa Di dan Sikap Masyarakat Terhadap
Rumah Sakit Jiwa Daerah Orang Dengan Gangguan Jiwa
Surakarta. Dari (Odgj) Di Kelurahan Rowosari
http://.w.w.w.publikasiilmiah,u Kota Semarang. 2018.
ms.ac.id. diakses pada tanggal File:///C:/Users/Ultimate/Downl
26 Januari 2019 oads/Manuscript%20(1).Pdf.
23. Livana PH, dkk. Gambaran diakses pada tanggal 25 Febuari
Kesehatan Jiwa Masyarakat. 2019.
2018. 28. Priyanto. 2007. dari
file:///C:/Users/Ultimate/Downlo http://ebookdatabase.net/apakah-
ads/4425-9378-1-PB%20(1).pdf gangguan-jiwa-itu 59070351.
diakses pada tanggal 30 Maret diakses pada 25 Januari 2019.
2019. 29. Purnama, G.,Yani, D.I., &
24. Lubis. N. Pemahaman Sutini, T. 2016. Gambaran
Masyarakat Mengenai Stigma Masyarakat Terhadap
Gangguan Jiwa Dan Klien Gangguan Jiwa di RW 09
Keterbelakangan Mental. Desa Cileles. Dari
16
http://jounal.upi./index.php/JPK.
diakses pada tanggal 25 Januari
2019.
30. WHO. 2015. World Health
Organization: Schoprenia
Health Topic. Dari
http://who.int//topics/schizopreni
a/en/. diakses pada tanggal 26
Januari 2019.

17
18

Anda mungkin juga menyukai