Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Komunikasi Hasil Pemikiran

Jurnal Komunikasi dan Penelitian


Hasil Pemikiran dan Penelitian
Vol. 4; No.Program
2; TahunStudi
2018Ilmu Komunikasi, Universitas Garut
Halaman 1-10
P-ISSN: 2461-0836; E-ISSN: 2580-538X

SAHABAT SEBAGAI KONSELOR SEBAYA DALAM KOMUNIKASI


KONSELING BAGI REMAJA PEREMPUAN URBAN

Ditha Prasanti1, Lucia Voni Pebriani2


Program Studi Ilmu Komunikasi1, Program Studi Psikologi2
1,2
Universitas Padjadjaran
e-mail: dithaprasanti@gmail.com1, lvpebriani@gmail.com2

Abstrak

Proses komunikasi konseling bisa terjadi pada siapapun. Misalnya, ketika beberapa individu
berkumpul, ada kisah yang dibagi, saling bercerita, bercengkrama, bahkan diskusi untuk
menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi. Kajian komunikasi konseling dalam
peneliitian ini difokuskan pada interaksi remaja perempuan. Hal ini menarik karena usia
remaja menjadi usia pencarian jati diri, di mana para remaja mulai beranjak dewasa, baik dari
segi pemikiran, perilaku, bahkan sikap dalam menyelesaikan masalah yang dialaminya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses komunikasi konseling yang dilakukan
remaja perempuan. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa proses komunikasi
konseling bagi remaja perempuan diawali dengan pencarian konselor sebagai komunikator
yang kredibel dan dapat dipercaya untuk dijadikan sebagai “tempat curhat”, para informan
menyebutnya “sahabat”; pesan yang disampaikan bersifat personal, masalah keluarga,
masalah percintaan, dan rencana masa depan. Akhirnya, penulis pun menemukan bahwa
sahabat sebagai konselor sebaya dalam komunikasi konseling bagi remaja perempuan.

Kata Kunci: Sahabat, Konselor, Komunikasi Konseling, Remaja Perempuan

Abstract

The process of counseling communication can happen to anyone. For example, when several
individuals gather, there are stories that are shared, tell stories, chat, even discuss to solve
various problems faced. The study of counseling communication in this research focused on
the interaction of young women. This is interesting because the age of adolescence is the age
of self-discovery, where teenagers begin to grow up, both in terms of thinking, behavior, and
even attitudes in solving the problems they experience. The purpose of this study was to
determine the process of counseling communication conducted by young women. The results
of the research show that the process of counseling communication for adolescent girls begins
with the search for a counselor as a credible and trustworthy communicator to serve as a
"vent", the informants call it "best friend"; the message delivered is personal, family matters,
love issues, and future plans. Finally, the author also found that friends as peer counselors in
counseling communication for young women.

Keywords: Friends, Counselors, Counseling Communication, Young Women

www.journal.uniga.ac.id 1
Jurnal Komunikasi Hasil Pemikiran dan Penelitian
Vol. 4; No. 2; Tahun 2018
Halaman 1-10

Pendahuluan santai terkait dengan pencahayaan redup


Khotimah dkk (2017) mungkin meningkatkan daya tarik yang
menyebutkan bahwa pengembangan dirasakan dari seorang konselor dan
keterpaduan bina keluarga remaja dan keterbukaan diri dari klien. Penelitian
pusat informasi konseling remaja dapat tersebut juga menunjukkan bahwa desain
dilakukan di wilayah perdesaan dan interior dapat mempengaruhi komunikasi
perkotaan Daerah Istimewa Yogyakarta dan hubungan lain di ruang konseling
(DIY). Ini menunjukkan betapa (Miwa & Hayu, 2006).
pentingnya peranan konseling remaja, baik Konseling menjadi hal yang tak
bagi remaja urban, maupun remaja rural. dapat dipisahkan dalam kehidupan
Tetapi meskipun begitu, ada faktor manusia. Setiap individu memerlukan
internal dan eksternal yang mempengaruhi proses konseling untuk menyelesaikan
konseling remaja di pedesaan maupun di persoalan yang dihadapinya. Bahkan,
perkotaan (Khotimah, 2017). Sementara untuk sekedar meyakinkan diri atau
itu, penulis menemukan bahwa sebagai berbagi pengalaman pun, ada individu
salah satu upaya pengembangan konseling yang mencari biro konseling. Ini
remaja perempuan, maka ada beberapa menandakan betapa pentingnya peran
lembaga yang melakukan pengembangan konseling dalam kehidupan. Kondisi
konseling tersebut, misalnya data yang seperti inipun ditemukan di Sumatra Barat.
ditunjukkan Khotimah (2017) di atas, yang Data yang ada pada Dinas Pemberdayaan
dituangkan sebagai hasil kegiatan Perempuan dan KB Provinsi Sumatera
pengabdian kepada masyarakat. Hal Barat tahun 2016, menunjukkan bahwa
tersebut memperlihatkan adanya nilai dalam mewujudkan program PKBR
urgensitas untuk dilakukan penelitian (Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi
selanjutnya. Salah satunya adalah topik Remaja), sangat dibutuhkan konselor
yang diangkat oleh penulis ini, yaitu sebaya dan pendidik sebaya. Hal ini
megkaji komunikasi konseling yang disebabkan remaja cenderung berbagi
dilakukan remaja perempuan urban saat permasalahan dan lebih terbuka dengan
ini. teman sebayanya. Jadi, siswa yang
Pentingnya kajian komunikasi berperan sebagai pembimbing sebelumnya
konseling ini juga ditunjukkan oleh diberikan latihan atau pembinaan oleh
penelitian Miwa dan Hayu (2006) “The konselor, hal ini diharapkan dapat
Effects of Interior Design on memberikan bantuan kepada teman-
Communication and Impressions of a temannya yang bermasalah atau
Counselor in a Counseling Room”. mengalami berbagai hambatan dalam
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa perkembangan kerpibadiannya
faktor pencahayaan redup dalam ruangan (Sumbarprov, 2016).
konseling, menghasilkan perasaan yang Dalam data di atas, penulis melihat
lebih menyenangkan dan santai, kesan adanya upaya yang dilakukan Dinas
yang lebih baik dari pewawancara, dan Pemberdayaan Perempuan dan KB
lebih banyak pengungkapan diri daripada Provinsi Sumatera Barat, dalam
pencahayaan yang terang. Dengan mengoptimalkan peran konseling bagi
demikian, perasaan menyenangkan dan masyarakat, khususnya para remaja. Istilah

www.journal.uniga.ac.id 2
Jurnal Komunikasi Hasil Pemikiran dan Penelitian
Vol. 4; No. 2; Tahun 2018
Halaman 1-10

“curhat” dan “ngumpul bareng” bukan hal Berhubungan dengan penelitian


yang tabu lagi bagi para remaja, khususnya yang dilakukan penulis, hal menarik yang
remaja perempuan. Ketika mereka bertemu terdapat dalam remaja perempuan urban
dengan teman dekat atau sahabatnya, maka yaitu proses komunikasi konseling yang
keramaian pun akan terjadi, seolah-olah dilakukannya. Dalam penelitian ini,
bahan obrolan pun tak kunjung ada penulis menggarisbawahi pada kategori
habisnya untuk dilontarkan. Hal ini objek penelitian remaja perempuan urban,
menjadi fenomena menarik untuk diteliti hal ini karena penulis melihat perempuan
dari kajian proses komunikasi, apalagi di urban tinggal di wilayah perkotaan, lain
era digital ini, kecanggihan teknologi halnya dengan kehidupan di pedesaan. Jika
semakin mendukung kebiasaan “curhat” dibandingkan dengan kategori remaja
dan “ngumpul bareng” tersebut bagi para perempuan rural, tentu remaja perempuan
remaja. urban memiliki karakteristik yang berbeda.
Penelitian terdahulu yang Selain faktor kecanggihan teknologi yang
dilakukan Prasanti (2017) tentang dimilikinya, penulis ingin melihat adanya
perempuan urban mengatakan bahwa ada pergeseran nilai atau perilaku yang dimiliki
hal yang berbeda tampak pada sosok remaja perempuan urban, khususnya dalam
perempuan yang tinggal di daerah melakukan proses komunikasi konseling,
perkotaan, mulai dari proses komunikasi, siapakah yang menjadi konselor bagi para
gaya hidup, bahkan pemikirannya. Dalam remaja perempuan urban tersebut.
penelitian tersebut juga dikatakan bahwa Oleh karena itu, mengingat latar
kalangan perempuan urban saat ini menjadi belakang di atas, komunikasi menjadi
sebuah fenomena tersendiri dalam berbagai kebutuhan primer bagi setiap individu,
aspek kehidupan (Prasanti & Fitriani, mulai dari anak kecil, remaja, dewasa
2017). bahkan sampai lanjut usia. Proses
Perempuan urban yang menjadi komunikasi yang terjadi pun bisa beragam
objek penelitian ini adalah para remaja. sesuai dengan konteksnya. Ketika beberapa
Penelitian yang dilakukan oleh Khotimah individu berkumpul, ada kisah yang dibagi,
(2017) menegaskan dalam penelitiannya saling bercerita, bercengkrama, bahkan
bahwa perkembangan era remaja adalah diskusi untuk menyelesaikan berbagai
waktu yang dikenal dengan masa transisi masalah yang dihadapi. Hal tersebut
atau peralihan yang berawal dari fase anak- merupakan bagian komunikasi konseling.
anak menuju sampai masuk pada fase Disadari ataupun tidak, setiap individu
dewasa. Perlu diketahui juga bahwa masa melakukan komunikasi konseling dalam
remaja juga seringkali dihubungkan kehidupan sehari-harinya.
dengan beberapa masalah yang Dalam penelitian ini, penulis
menyangkut kehidupan remaja, seperti tertarik mengangkat kajian tentang
puber, masalah moral, atau penyimpangan komunikasi konseling bagi para remaja
seksual, penggunaan narkoba, minuman perempuan. Hal ini menarik untuk dikaji
keras, serta masih rendahnya pemahaman karena melihat data dari provinsi Sumatra
para remaja tentang kesehatan reproduksi Barat di atas yang mengungkapkan
remaja, dan lain-lain (Khotimah dkk, besarnya peranan konseling bagi para
2017). remaja, sehingga dilakukan upaya

www.journal.uniga.ac.id 3
Jurnal Komunikasi Hasil Pemikiran dan Penelitian
Vol. 4; No. 2; Tahun 2018
Halaman 1-10

pelatihan konselor teman sebaya. Selain Informan Penelitian


itu, penulis melihat bahwa usia remaja Penulis menggunakan teknik
menjadi usia pencarian jati diri, di mana sampling purposive untuk menentukan
para remaja mulai beranjak dewasa, baik informan dalam penelitian ini, yaitu
dari segi pemikiran, perilaku, bahkan sikap dengan cara memilih para informan yang
dalam menyelesaikan masalah yang memenuhi kriteria penelitian, yaitu remaja
dialaminya. Berdasarkan latar belakang perempuan yang berusia 18-20 tahun,
tersebut, penulis ingin menggambarkan tinggal di daerah perkotaan, karena
tentang proses komuniaksi konseling yang mengingat era digital berdampak pada
dilakukan remaja perempuan urban di era perubahan perilaku para remaja tersebut
ini. dalam penggunaan media sosial sebagai
alat komunikasi mereka. Adapun beberapa
Metode informan tersebut, sebagai berikut:
Metode yang digunakan dalam 1. TN, remaja perempuan tinggal di
penelitian ini adalah metode kualitatif, Jakarta, usia 18 tahun
karena penulis ingin menggambarkan 2. CRT, remaja perempuan tinggal di
fenomena atau peristiwa tentang proses Bandung, usia 20 tahun
komunikasi konseling yang dilakukan para 3. AN, remaja perempuan tinggal di
remaja perempuan. Penulis ingin Cilegon, usia 19 tahun
memaparkan situasi dari fenomena 4. DS, remaja perempuan tinggal di
tersebut, tanpa menguji hipotesis atau Bandung, usia 20 tahun
bahkan membuat prediksi. 5. NN, remaja perempuan tinggal di
Adapun teknik pengumpulan data Jakarta, usia 18 tahun
yang digunakan penulis yaitu melalui
wawancara, observasi, dan studi Hasil dan Pembahasan
dokumentasi. Wawancara dilakukan Berdasarkan penelitian yang telah
kepada informan penelitian sebanyak lima dilakukan, penulis menemukan adanya
orang, yaitu untuk menggali proses proses komunikasi konseling bagi remaja
komunikasi konseling yang dilakukan para perempuan ini diawali dengan pemilihan
informan tersebut. Observasi dilakukan konselor sebagai komunikator yang
juga untuk mengamati proses komunikasi kredibel dan dapat dipercaya untuk
konseling bagi para informan, penulis juga dijadikan sebagai “tempat curhat”, maksud
mengamati interaksi para informan ketika dari pemilihan ini adalah ketika informan
“curhat” kepada konselornya. Selanjutnya, berinteraksi dengan teman, keluarga, dan
studi dokumentasi, teknik ini juga rekan lainnya, saat itupun informan
dilakukan dengan cara penelusuran memilih sosok yang dipercayainya untuk
referensi dari buku ataupun jurnal, dijadikan konselor baginya. Para informan
misalnya literatur yang sejenis tentang menyebutnya “sahabat”; pesan yang
komunikasi konseling. disampaikan bersifat personal, masalah
keluarga, masalah percintaan, dan rencana
masa depan. Akhirnya, penulis pun
menemukan bahwa sahabat sebagai
konselor sebaya dalam komunikasi

www.journal.uniga.ac.id 4
Jurnal Komunikasi Hasil Pemikiran dan Penelitian
Vol. 4; No. 2; Tahun 2018
Halaman 1-10

konseling bagi remaja perempuan. Berikut yang tinggi antara desa dan kota inilah
ini adalah penjelasan rinci dari hasil tentu yang mempengaruhi juga mengenai
penelitian tersebut. perilaku remaja perempuan yang berada di
Remaja perempuan urban menjadi pedesaan dan remaja perempuan yang
fokus objek penelitian penulis dalam tinggal di perkotaan, atau lebih dikenal
artikel ini. Permasalahan tentang kategori dengan kata “urban”. Oleh karena itu,
remaja perempuan urban pun banyak penulis mengangkat proses komunikasi
diangkat dalam berbagai studi. Misalnya, konseling yang dilakukan remaja
dalam literatur yang diambil dari hasil perempuan urban di era digital ini.
penelitian yang dilakukan Hastuti, Agung, Data lainnya yang menguatkan
& Alfiasari (2013) tentang “Kajian penulis mengangkat objek penelitian
Karakteristik Remaja Desa-Kota, Sekolah perempuan urban adalah fenomena yang
Serta Keluarga Untuk Mengatasi Perilaku diungkapkan oleh Lan (2015). Fenomena
Anti-Sosial Remaja SMK Di Kota Dan yang dimaksud adalah gambaran tentang
Kabupaten Bogor” menunjukkan tentang perempuan Indonesia di pedesaan dan
gambaran perilaku asosial remaja urban perkotaan serta perubahan yang dialaminya
dan rural yang berada di Kota dan di atas memperlihatkan bahwa ide
Kabupaten Bogor memiliki prevalensi modernisasi yang terkandung dalam
cukup tinggi dalam akses pornografi yaitu program pembangunan telah terserap oleh
(25,9% di kota dan 30,5% di desa), tawuran masyarakat Indonesia, sehingga
(43,3% di kota dan 25,1% di desa), game perempuan urban dan rural pun bisa
on line (37,1% di kota dan 28,6% di desa), mengidentifikasi consumer society, yang
minuman beralkohol (23,6% di kota dan disebutkan Rostow pada tahap akhir model
31,1% di desa), narkoba dan zat adiktif modernisasi atau pertumbuhan
(43,8% di kota dan 22,9% di desa), ekonominya, terutama dari ciri-ciri wanita
merokok (24,7%) di kota dan 30,2% di urban yang dipaparkan Universal
desa) dan bullying (43,3% di kota dan Networks International di atas (Lan, 2015).
34,6% di desa), dengan prevalensi yang Hasil studi psikografi Universal
secara rata-rata lebih tinggi di perkotaan Networks International yang bekerja sama
dibandingkan di perdesaan (Hastuti, dengan Synovate menghasilkan potret
Agung, & Alfiasari, 2013). perempuan urban modern yang unik yang
Dalam angka di atas, penulis disebut High Heeled Warriors (Fazriyati:
melihat adanya data yang menonjol tentang 2011). Perempuan urban modern Indonesia
perbedaan remaja urban dan remaja rural, dikatakan memiliki 10 sifat unik, tetapi ada
prevalensi remaja urban lebih tinggi 3 yang terdapat dalam hasil penelitian yang
dibandingkan remaja rural, yaitu remaja dilakukan penulis, meliputi; percaya bahwa
yang tinggal di pedesaan. Inilah salah satu memiliki karier adalah cara untuk
yang menarik bahwa ada perbedaan berkontribusi kepada keluarga, dan
perilaku antara remaja urban dan remaja prioritasnya dalam memberi produk juga
rural. Dengan melihat rujukan data di atas, untuk memberikan yang terbaik bagi
penulis semakin tertarik untuk menjadikan keluarganya; sahabat adalah bagian
remaja urban menjadi objek penelitian terpenting dalam hidupnya; serta terpelajar
dalam topik ini. Ketimpangan prevalensi dan selalu mencari informasi terbaru agar

www.journal.uniga.ac.id 5
Jurnal Komunikasi Hasil Pemikiran dan Penelitian
Vol. 4; No. 2; Tahun 2018
Halaman 1-10

bisa merencanakan kehidupan dengan sahabatnya sebagai tempat curhat dan


lebih baik (Fazriyati, 2011). berbagi kisah. Hal tersebut pun berjalan
Dalam point kedua di atas terus menerus sampai AN menempuh studi
dikatakan bahwa sahabat adalah bagian di SMA, bahkan tingkat kuliah di awal
terpenting dalam hidupnya. Hal ini terbukti semester pun AN melakukan hal yang
juga pada diri remaja perempuan urban, sama.
para informan dalam penelitian ini Hal tersebut juga dialami oleh TN
menjadikan sahabat sebagai orang yang yang tinggal di Jakarta. Meskipun TN
sangat berarti sehingga menjadi konselor mengenal adanya guru BK (Bimbingan
sebaya bagi dirinya. Bahkan, TN juga Konseling), tetapi baginya sahabat tetap
pernah mengatakan keterbukaannya menjadi tempat curhat yang paling aman
kepada sahabat itu lebih besar daripada dan nyaman. CRT juga mengakui hal yang
keluarga. Lalu jika TN diberikan saran oleh sama, bahwa pertama yang dilakukannya
sahabatnya pun, dia akan melakukannya. adalah mencari orang yang dapat dipercaya
sebagai teman dekat atau sahabat. Berikut
AN, informan dalam penelitian ini ini adalah penuturan CRT.
bercerita kepada penulis tentang proses “Kalo gue bakal cari temen yang
komunikasi konseling yang dilakukannya. nyambung dulu, klop di hati dan
Menurut AN, hal pertama yang dalam banyak hal. Kalo udah
ditempuhnya adalah mencari seseorang nyaman, baru ya gue sadar kalo dia
atau yang dikenal dengan “konselor”. jadi sahabat yang bisa dipercaya,
Dalam hal ini, konselor tersebut dikenal jadi tempat curhat yang aman dan
dengan sebutan konselor sebaya. nyaman. Jadi intinya sih nyambung
“Ya kalau aku lebih suka curhat dulu di awal, setelah itu baru deh
sama sahabat, kan kita ga bisa jadi tempat curhat”.
cerita gitu aja sama semua orang Jawaban informan di atas
ya. Pasti milih-milih dulu gitu, menegaskan adanya konsep dalam
nyari lah orang yang bikin nyaman komunikasi konseling yang menjelaskan
dan bisa dipercaya, ya itu kan tentang peran konselor sebaya. Seperti
butuh waktu, sahabat namanya. halnya dikatakan oleh Wardani & Trisnani
Sejak SMP, aku lebih nyaman kalo (2015) dalam penelitiannya tentang
curhat ya sama sahabat, sampe konselor sebaya. Hubungan yang dibangun
SMA, dan kuliah awal-awal juga antara konselor dengan siswa juga
gitu.” membutuhkan komunikasi yang lebih
Kutipan wawancara tersebut efektif. Hubungan yang harmonis antara
menegaskan bahwa keberadaan konselor konselor dengan siswa dapat
sebaya yaitu sahabat memegang peranan menghilangkan sekat yang menghambat
penting bagi diri AN. Penulis melihat siswa untuk berkonsultasi dengan konselor
bahwa dalam proses komunikasi konseling dari pihak sekolah. Ternyata siswa
yang dilakukannya, AN mencari sosok membutuhkan hubungan dan suasana
orang yang dapat dipercaya, seiring kekeluargaan bukan situasi yang formal.
berjalannya waktu, ketika menemukan Dengan demikian, hubungan konselor dan
sahabat, maka AN pun dapat menjadikan siswa yang kurang efektif mengakibatkan

www.journal.uniga.ac.id 6
Jurnal Komunikasi Hasil Pemikiran dan Penelitian
Vol. 4; No. 2; Tahun 2018
Halaman 1-10

siswa cenderung kurang mempedulikan Oleh karena itu, hasil wawancara


keberadaan layanan bimbingan dan yang disampaikan para informan juga
konseling di sekolah (Wardani & Trisnani, mempertegas adanya beberapa kajian
2015). tentang peran konselor sebaya. Ketika
Hal tersebut juga terlihat dalam informan memutuskan pertama kali
penelitian Wardani & Trisnani (2015) di menemukan orang yang dapat membuat
atas tentang pentingnya konselor sebaya nyaman, klop, dan “nyambung” dalam
dalam proses komunikasi konseling para segala hal, maka dia adalah sosok sahabat
remaja perempuan urban. Sebagaimana yang dapat menjadi tempat “curhat”
ditulis juga dalam bagian pendahuluan berbagai masalah yang dihadapinya.
bahwa perempuan urban menganggap Hal lain yang menarik dalam
sahabat adalah sosok yang sangat penting. penelitian ini adalah tentang isi pesan
Pada kenyataannya, para informan juga “curhat” yang biasanya dilakukan para
menyatakan bahwa sahabat merupakan remaja perempuan. Kategori pesan yang
konselor sebaya yang penting bagi dirinya disampaikan adalah bersifat personal,
untuk berbagi kisah dan cerita. masalah keluarga, masalah percintaan, dan
Dalam kajian lain yang sejenis juga rencana masa depan. Berikut ini adalah
diungkapkan bahwa salah satu layanan kutipan wawancara dari TN tentang pesan
bimbingan konseling yang dapat tersebut.
dimanfaatkan di sekolah adalah konseling “Sahabat itu penting banget buat
teman sebaya (peer counseling). Gladding saya. Tempat berbagi, curhat dari
(2009: 7) mendefinisikan konsep tentang hal sepele sampe hal terpenting
konseling adalah suatu kegiatan yang dalam hidup, kayak semacam
dikenal dengan masa professional, dalam masalah keluarga ya, kan tabu gitu
kurun waktu berjangka pendek, serta kalo cerita ke guru ya atau ke
dilakukan dalam konteks komunikasi orang-orang. Tapi kalo sama
antarpribadi, selain itu juga mengandung sahabat, ya enak aja nyaman.
aspek pandangan teoritis, dan berpedoman Apalagi kalo udah curhat soal
pada norma dan hukum tertentu. Konsep percintaan, hehe…sahabat tuh bisa
konseling tersebut terlihat dalam peristiwa ngertiin kita lah, kalo lagi sedih,
konseling yang terjadi dalam penelitian ini. kalo lagi bete, atau bad mood…”
Dalam hal ini, penulis juga mencari Kutipan wawancara di atas
tentang konsep dari teman sebaya. menyebutkan bahwa TN mengakui peran
Santrock (2002: 44) mengungkapkan sahabat sebagai konselor sebaya. TN
tentang definisi teman sebaya sebagai merasakan bahwa dia lebih nyaman
anak-anak atau remaja dengan tingkat usia “curhat” dengan sahabat dibandingkan
/tingkat kedewasaan yang sama. Jika guru di sekolah atau bahkan orang lain. Hal
dibandingkan dalam penelitian ini, inipun diungkapkan oleh AN dan CRT
konselor yang dipilih oleh para informan, yang juga menceritakan masalah yang
adalah sahabat, yang termasuk dalam sama kepada konselor sebayanya.
kategori teman sebaya, sehingga dikenalah Sebagai remaja perempuan urban,
istilah konselor sebaya. AN dan CRT mengaku bahwa pesan yang
paling sering disampaikannya adalah

www.journal.uniga.ac.id 7
Jurnal Komunikasi Hasil Pemikiran dan Penelitian
Vol. 4; No. 2; Tahun 2018
Halaman 1-10

masalah keluarga, percintaan, dan rencana gitu, mungkin karena ngerasa ada
masa depan. Hal ini terlihat dalam jarak ya…”
pernyataannya di bawah ini. Lan (2015) juga mengungkapkan bahwa
“Hehe…ya sama sih kalo aku suka perubahan yang dialami perempuan
curhat masalah keluarga, sampe Indonesia di perdesaan barangkali tidak
gak ada habis-habisnya mungkin sekompleks perubahan yang dialami oleh
ya, kalo enggak masalah asmara, perempuan di perkotaan. Misalnya,
hehe…ini juga sama penting. Tapi kebutuhan hidup yang semakin mahal di
kita juga suka saling bertukar Jakarta, mendorong semakin banyak
pikiran soal rencana ke depan, perempuan yang ‘keluar rumah’ untuk
misalnya kalo udah nikah, kerja, bekerja (Lan, 2015). Ini salah satu fakta
atau apa yang berhubungan sama yag menunjukkan perbedaan antara
rencana ke depan.” perempuan urban dan rural. Tetapi pada
Dalam uraian wawancara di atas, kenyataannya, penulis melihat bahwa hasil
penulis melihat adanya kesamaan jawaban penelitian ini mengungkapkan para
para informan, khususnya tentang pesan informan, yaitu remaja perempuan urban,
yang biasa disampaikan kepada konselor melakukan proses pencarian komunikator
sebayanya. Para informan sepakat bahwa yang dapat dipercaya sebagai konselor.
masalah keluarga, percintaan, dan rencana Dalam kutipan wawancara di atas,
masa depan menjadi topik prioritas utama NN menyebutkan bahwa sahabat adalah
yang biasa disampaikan terlebih dahulu konselor sebaya yang dipercaya dan dipilih
kepada para sahabatnya. Bahkan mereka oleh para informan sebagai “tempat
juga bisa meminta saran kepada para curhat”. Rasa nyaman yang ditimbulkan
sahabatnya, begitupun sebaliknya. Pada antar sahabat tersebut menjadi pemicu
akhirnya, penulis menemukan bahwa untuk memilih sahabat sebagai konselor
semua masalah yang dihadapi pun akan sebaya. Jika dikaitkan dengan penelitian
diceritakan kepada konselor sebayanya, yang dilakukan penulis ini, ada data yang
yaitu sahabat. menguatkan tentang kontribusi teman
Berdasarkan hasil penelitian yang sebaya kepada perilaku seksual remaja.
telah diungkapkan dalam bagian Sementara komunikasi dengan orang tua,
sebelumnya, penulis menemukan bahwa media, dan pendidikan menjadi faktor
remaja perempuan urban memilih konselor protektif bagi remaja perempuan tersebut.
sebaya yaitu sahabatnya, untuk Bedanya, hasil penelitian yang ditemukan
mengungkapkan berbagai permasalahan penulis berfokus pada proses komunikasi
yang dihadapinya. Ini sebagai bentuk nyata konseling yang dilakukan remaja
dari proses komunikasi konseling perempuan urban. Penulis pun melihat
dilakukannya. Hal ini juga diakui oleh NN, bahwa konselor sebaya memegang peranan
berikut pernyataannya. penting bagi remaja perempuan urban.
“Aku memang lebih suka curhat Konselor sebaya yang dipilih sebagai
sama sahabat, daripada guru BP “wadah atau tempat curhat” dalam proses
atau BK di sekolah, karena lebih komunikasi konseling disini adalah
nyaman sama sahabat. Kalo sama sahabat.
guru BK, kayak jadi gak leluasa

www.journal.uniga.ac.id 8
Jurnal Komunikasi Hasil Pemikiran dan Penelitian
Vol. 4; No. 2; Tahun 2018
Halaman 1-10

DS, informan lainnya dalam Mulyana, Deddy. (2008). Metode


penelitian ini, juga menegaskan bahwa Penelitian Kualitatif. Bandung:
sahabat merupakan tempat yang tepat, Remaja Rosdakarya.
sebagai konselor sebaya, untuk bercerita
dan mendiskusikan berbagai permasalahan Sumber Online
yang dihadapinya, mulai dari masalah Fazriyati, W. (2011). “10 Keunikan
keluarga, pergaulan, kisah asmara, bahkan Perempuan Indonesia”. Harian
rencana masa depan. Sahabat juga bisa Kompas/Kompas
mengingatkan DS, memberikan saran dan TV:FEMALE,http://female.kompas.
solusi dari permasalahan yang dialaminya. com/read/2011/10/30/12575615/10.
Pada intinya, proses komunikasi konseling Keunikan. Perempuan.Indonesia,
yang dialami oleh DS pun, serupa dengan diakses pada 13 Agustus 2017
informan lainnya, yang menegaskan
sahabat sebagai konselor sebaya dalam Jurnal
komunikasi konseling bagi remaja Hastuti, D., Agung, & Alfiasari. (2013). (
perempuan urban. Studies of Youth Characteristic in
Urban and Rural Area , Role of
Simpulan School and Family to Decrease
Artikel ini merupakan kajian Teenage Anti Social Behavior in
komunikasi konseling yang menyoroti Bogor City and District ), II.
proses komunikasi konseling bagi remaja Khotimah, N., Ghufron, A., Aryekti, K., &
perempuan urban. Dalam kajian ini, hasil Sugiharti, S. (2017). Pengembangan
penelitian yang telah dilakukan Keterpaduan Bina Keluarga Remaja
menunjukkan bahwa proses komunikasi Dan Pusat Informasi Konseling
konseling bagi remaja perempuan diawali Remaja Di Wilayah Perdesaan Dan
dengan pemmilihan konselor sebagai Perkotaan Daerah Istimewa
komunikator yang kredibel dan dapat Yogyakarta. Geomedia: Majalah
dipercaya untuk dijadikan sebagai “tempat Ilmiah dan Informasi Kegeografian,
curhat”, para informan menyebutnya 15(1).
“sahabat”; pesan yang disampaikan Lan, Thung Ju. (2015). Perempuan Dan
bersifat personal, masalah keluarga, Modernisasi Women and
masalah percintaan, dan rencana masa Modernization. Jurnal Masyarakat &
depan. Akhirnya, penulis pun menemukan Budaya, 17(1), 17–28.
bahwa sahabat sebagai konselor sebaya https://doi.org/10.14203/JMB.V17I1.
dalam komunikasi konseling bagi remaja 118
perempuan urban. Miwa, Y., & Hanyu, K. (2006). The effects
of interior design on communication
Daftar Pustaka and impressions of a counselor in a
counseling room. Environment and
Buku Behavior, 38(4), 484-502.
Gladding, S. T. (2009). Counseling a Prasanti, D. dkk. (2017). Membangun
Comprehensive Profession. London: Ketahanan Informasi Nasional dalam
Pearson Educatin Ltd. Komunikasi Kesehatan bagi

www.journal.uniga.ac.id 9
Jurnal Komunikasi Hasil Pemikiran dan Penelitian
Vol. 4; No. 2; Tahun 2018
Halaman 1-10

Kalangan Perempuan Urban di


Jakarta. Jurnal Ketahanan Nasional,
23(3), 338–358.
Suparmi, S., & Isfandari, S. (2016). Peran
Teman Sebaya terhadap Perilaku
Seksual Pranikah pada Remaja Laki-
Laki dan Perempuan di Indonesia.
Buletin Penelitian Kesehatan, 44(2),
139–146.
https://doi.org/10.22435/bpk.v44i2.54
57.139-146
Wardani, S. Y., & Trisnani, R. P. (2015).
Konseling sebaya untuk
meningkatkan perilaku prososial
siswa. Psikopedagogia, 4(2), 87–92.

www.journal.uniga.ac.id 10

Anda mungkin juga menyukai