Anda di halaman 1dari 3

Nama : Sri Masyita Djailani

Npm : 2220192018

Prodi : S1-Gizi

Semester 6

Tugas Review Jurnal

Judul jurnal : PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN JAJANAN, PENDIDIKAN


GIZI, DAN SUPLEMENTASI BESI TERHADAP STATUS GIZI,
PENGETAHUAN GIZI, DAN STATUS ANEMIA PADA SISWA
SEKOLAH DASAR.

Publikasi : Jurnal Gizi dan Pangan.

Penulis : Oleh Ainun Nurhaliza dan Ananda Nur Muharromah

Reviewer : Sri Masyita Djailani

Tanggal : 10 April 2021

Pendahuluan
Negara yang berkembang adalah negara yang memiliki Sumber Daya Manusia (SDM)
yang berkualitas. Kualitas SDM dapat ditentukan pada periode usia sekolah. Namun, pada
tingkat sekolah dasar memiliki ketidaktahuan tentang gizi dan ketidaktahuan tersebut
menimbulkan masalah yang cukup serius. Karena hal tersebut di perlukan adanya
penanganan khusus tentang masalah kualitas SDM tersebut.
Penanganan untuk masalah status gizi pada masa sekolah dasar dapat di tangani dengan
cara pemberian jajanan makanan yang dapat mengkontribusi sebanyak 30% energy dan
22.3% protein. Selain pemberian jajanan makanan dapat dilakukan dengan cara
memberikan penyuluhan tentang pendidikan gizi kepada siswa sekolah dasar.
Pemberian jajanan ini menyajikan makanan yang sehat dan bergizi untuk anak sekolah.
Jajanan yang sehat dan bergizi disajikan dalam kantin sekolah dengan kerja sama pihak
masyarakat dan pihak swasta yang memiliki program CSR
(CorporateSocialResponsibility)

Metode
Metode pada penelitian ini dilakukan pada siswa SDN Palasari 02 Kecamatan Cijeruk,
Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2012 sampai
bulan februari 2013. Dari siswa SD tersebut diambil 100 subjek yang terdiri dari kelas 4,
5, dan 6. Diberikan perlakuan selama 3 bulan dan mendapatkan hasil 81 subjek dari 100
subjek.Penelitian menggunakan data primer dan sekunder. Data primer adalah data tentang
jenis kelamin, umur, uang saku, status gizi, pengetahuan gizi, status anemia, pola konsumsi
makanan sumber zat besi, kandungan gizi, dan daya terima makanan jajanan serta kadar
hemoglobin dalam darah. Data sekunder adalah keadaan umum SDN Palasari 02. Data
tersebut diperoleh dari pengisian kuesioner siswa melalui wawancara. Hal tersebut
dilakukan selama 3 bulan.

Hasil
Dari penelitian yang dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut; untuk status gizi
menunjukan bahwa 80,25% subjek berstatus gizi normal. Dengan kategori status gizi
subjek secara berurutan yaitu 2,47% kategori status gizi sangat kurus, 8,64% berstatus gizi
kurus, 7,41% status gizi overweight, dan 1.23% status gizi obes. Dari hasil uji beda
menunjukan tidak ada perbedaan yang signifikan antara status gizi laki-laki dengan
perempuan dan usia subjek dengan kelompok status gizi (p>0,05). Selanjutnya
pengetahuan gizi subjek berada pada ketiga kategori, yaitu kurang (85,19%), sedang
(13,58%), dan baik (1,23%). Hasil uji beda menunjukkan tidak ada perbedaan yang
signifikan antara pengetahuan gizi perempuan dan laki-laki (p>0.05), namun terdapat
perbedaan antara kelas 4, 5, maupun kelas 6 (p<0.05). Kemudian rata-rata kadar
hemoglobin subjek perempuan dan laki-laki sebesar 9,54 g/dl dan 9,80 g/dl. Hasil uji beda
menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara status anemia subjek perempuan
dengan laki-laki dan usia subjek antara kelompok status gizi (p>0.05).
Peningkatan tingkat pengetahuan gizi subjek sebesar 20.06%. Berdasarkan hasil uji
statistik paired t test, terdapat perubahan pengetahuan gizi yang signifikan antara sebelum
dan setelah intervensi (p<0.05). Hal ini menunjukkan bahwa intervensi pendidikan gizi
yang diberikan selama sebelas hari memberikan pengaruh terhadap pengetahuan gizi
subjek.

Pembahasan
Pada penilitian Sebesar 95,33%. Persentase daya terima tertinggi subjek adalah terhadap
jajanan donat coklat, jelly, martabak mini, nasi putih ayam, nasi uduk daging, roti bakar,
dan singkong keramas (100,00%). Persentase daya terima terendah adalah terhadap
jajanan mie goreng (89,81%). Nilai rata-rata kandungan energi sebesar 269 Kal, protein
sebesar 5,39 g, vitamin A sebesar 75,65 RE, dan zat besi sebesar 0,96 mg. Kontribusi zat
gizi tertinggi dari makanan jajanan yaitu vitamin A (14.49%). Kontribusi zat gizi lainnya
dari makanan jajanan terhadap AKG subjek antara lain energi sebesar 13.08%, protein
sebesar 10,28%, dan zat besi sebesar 6,56%. Hasil penelitian Yasmin dan Madanijah
(2010) menunjukkan bahwa rata-rata kontribusi energi dari konsumsi jajanan siswa SD
lebih dari 20%. Berdasarkan hasil uji statistik paired t test, intervensi pemberian makanan
jajanan dinilai tidak berpengaruh terhadap status gizi (IMT/U) namun dapat meningkatkan
z-score subjek. Dari hasil penelitian terjadi peningkatan tingkat pengetahuan gizi subjek
sebesar 20,06% yang menunjukkan bahwa intervensi pendidikan gizi yang diberikan
selama sebelas hari memberikan pengaruh terhadap pengetahuan gizi subjek. Pendidikan
gizi meningkatkan pengetahuan gizi aktual subjek (Maiburgetal., 2003).
Dengan rata-rata tingkat pengetahuan gizi subjek sebelum intervensi pemberian
pendidikan gizi adalah sebesar 47,53% (kurang) dan meningkat setelah intervensi
pemberian pendidikan gizi yaitu sebesar 67,59% (baik). Persentase total zat besi yang
diabsorpsi tubuh sebesar 0,69 mg, sedangkan rata-rata kecukup-an per anak per hari
sebesar 0,89 mg/hari, sehingga nilai persentase terhadap kecukupan zat besi yang
diabsorpsi oleh tubuh sebesar 77,72%. Angka ini masih kurang dari kecukupan gizi yang
seharusnya. Diduga kekurangan konsumsi zat besi oleh subjek yang mengakibatkan
sebagian besar subjek menderita anemia gizi besi. Makanan yang berasal dari pangan
hewani jarang diberikan kepada anak-anak di daerah sosioekonomi rendah (Jiangetal.,
2009). Persentase total zat besi yang diabsorpsi tubuh sebesar 0.69 mg, sedangkan rata-
rata kecukup-an per anak per hari sebesar 0.89 mg/hari, sehingga nilai persentase terhadap
kecukupan zat besi yang diabsorpsi oleh tubuh sebesar 77.72%. Angka ini masih kurang
dari kecukupan gizi yang seharusnya. Diduga kekurangan konsumsi zat besi oleh subjek
yang mengakibatkan sebagian besar subjek menderita anemia gizi besi. Hal ini disebabkan
karena total konsumsi zat besi dalam makanan sebesar 10.55 mg/hari, dengan konsumsi
makanan sumber zat besi terbesar berasal dari nabati yaitu tempe sebesar 33 g/hari,
sedangkan konsumsi terendah yaitu 1 g/hari berasal dari kacang merah, daging sapi, hati
sapi, ikan mujair, rebon udang, daun melinjo, dan madu.
Makanan yang berasal dari pangan hewani jarang diberikan kepada anak-anak di daerah
sosioekonomi rendah (Jiangetal., 2009). Kemudian dilakukan intervensi dengan
memberikan suplementasi zat besi terhadap status anemia subjek. Uji statistik paired t test
yang dilakukan pada status anemia subjek menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan
antara sebelum dan sesudah intervensi (p<0.05). Suplementasi zat besi merupakan salah
satu pencegahan dan pengendalian anemia karena defisiensi zat besi (Gibney, 2008).

Kesimpulan
Pemberian makanan jajanan tidak berpengaruh terhadap status gizi subjek, tetapi
meningkatkan z-score dan asupan zat gizi pada subjek. Pemberian pendidikan gizi
berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan gizi subjek sedangkan pemberian
suplementasi zat besi dapat menurunkan resiko anemia akibat dari defisiensi zat besi.

DaftarPustaka
Adhitya Aji Candra, Budi Setiawan, dan M. rizal M. Damanik. 2013. Pengaruh pemberian
makanan jajanan, pendidikan gizi, dan suplementasi besi terhadap status gizi, pengetahuan
gizi, dan status anemia pada siswa sekolah dasar. Jurnal Gizi Dan Pangan. 8(2): 103—108

Anda mungkin juga menyukai