OLEH:
NAMA : VIRA YUNIAR J. PAUTE
NADIA PAUTE
CANTIKA BASO
KELOMPOK : 2 (DUA)
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan
kita nikmat dan kesehatan, sehingga kelompok kami, diberi kesempatan untuk
menyelesaikan tugas penulisan makalah tentang “Cognitive Dissonance”
Kami menyampaikan rasa terimakasih yang sebanyak-banyaknya untuk
dosen mata kuliah Promosi Gizi yang telah menyerahkan kepercayaannya kepada
kami guna menyelesaikan makalah ini . Kami juga berharap dengan sungguh-
sungguh supaya makalah ini mampu berguna serta bermanfaat dalam
meningkatkan pengetahuan sekaligus wawasan terkait Cognitive Dissonance di
indonesia. Selain itu kami juga sadar bahwa pada makalah kami ini dapat
ditemukan banyak sekali kekurangan serta jauh dari kesempurnaan Di akhir kami
berharap makalah sederhana kami ini dapat dimengerti oleh setiap pihak yang
membaca. Kami mohon maaf apabila dalam makalah kami terdapat perkataan
yang tidak berkenan di hati.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB 1. PENDAHULUAN......................................................................................1
1.3 Tujuan............................................................................................................2
BAB 2. PEMBAHASAN.........................................................................................3
3.1 Kesimpulan....................................................................................................7
3.2 Saran..............................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teori disonansi kognitif adalah Toeri ini dikembangkan oleh Leon Festinger
pada tahun 1957. Teori ini ada karena sepasang kognisi (elemen pengetahuan)
yang bisa relevan atau tidak relevan satu sama lain yang dapat menimbulkan
keadaan konsonan atau disonan. Sepasang kognisi dikatakan konsonan jika satu
kognisi mengikuti kognisi lainnya dan dapat dikatakan disonan jika tidak sesuai
(kebalikan) dari satu kognisi dengan kognisi lainnya. Adanya disonansi secara
psikologis, akan memotivasi orang untuk mengurangi disonansi dan mengarahkan
mereka pada penghindaran informasi yang cenderung meningkatkan disonansi.
Semakin besar disonansi, semakin besar tekanan untuk menguranginya (Harmon-
Jones & Mills, 2004).
Festinger mengemukakan tiga metode untuk mengurangi disonasi:
1. Mengubah elemen perilaku
2. Mengubah lingkungan untuk memvalidasi perilakunya
3. Menambah elemen kognitifnya
Disonansi dapat dikurangi dengan perubahan. Jika perilaku sendiri
berkontribusi pada disonansi, maka perasaan disonan dapat berubah. Lingkungan
juga dapat diubah untuk memberikan alasan untuk membenarkan atau
mengharuskan perilaku sendiri, dan ketiga menghilangkan disonansi melalui
perubahan atau penambagan elemen kognitif, namun cara ini digunakan antara
untuk mengubah perilaku atau tetap berperilaku dengan menambah informasi
sebagai pembenaran atas perilaku yang telah dilakukan (Kivirinta, 2014).
Teori ini dikembangkan dari kepentingan seseorang untuk memahami
komunikasih dan pengaruh social. Teori ini tidak jauh berbeda dengan teori-teori
konsistensi kognitif lainnya, dimana teori-teori tersebut berdasar pada sebuah
pengetahuan umum bahwa kognisi (pengetahuan, kesadaran) yang tidak konsisten
dengan kognisi-kognisi lain akan menimbulkan keadaan psikologis yang tidak
menyenangkan. Keadaan ini mendorong seseorang untuk bertingkah laku agar
tercapai konsistensi antara kognisi-kognisi tersebut sehingga menimbulkan
keadaan yang menyenangkan (Sarwono, 2009).
1.2 Rumusan Masalah
- Apa yang dimaksud dengan disonanssi kognitif?
- Berapa Tingkat disonansi ?
- Apa Penyebab munculnya disonansi kognitif ?
- Cara mengatasi disonansi kognitif ?
- Apa Contoh kondisi disonansi kognitif dalam kehidupan sehari-hari ?
1.3 Tujuan Penulisan
- Guna memenuhi tugas mata kuliah Promosi Gizi
- Memberikan gambaran mengenai disonansi kognitif, Tingkat disonansi,
Penyebab munculnya disonansi kognitif, Cara mengatasi disonansi kognitif
dan Contoh kondisi disonansi kognitif dalam kehidupan sehari-hari.
1.4 Manfaat
- Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah guna menambah wawasan
mengenai disonansi kognitif, Tingkat disonansi, Penyebab munculnya
disonansi kognitif, Cara mengatasi disonansi kognitif dan Contoh kondisi
disonansi kognitif dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Disonansi
kognitif adalah istilah yang merujuk pada kondisi mental yang tidak nyaman saat
menghadapi dua keyakinan atau nilai yang berbeda. Kondisi ini juga terjadi ketika
seseorang melakukan hal yang tidak sesuai dengan nilai dan keyakinan yang
dianut. Hal ini dapat terjadi jika muncul paksaan atau tekanan yang sulit dihindari.
Kemudian adanya Informasi baru dan keputusan yang diambil, maka dari itu
perlunya Menambahkan keyakinan yang konsonan pada diri manusia itu sendiri
agar tidak terjadi Disonansi kognitif dalam kehidupannya.
3.2 Saran
Makalah ini dapat merekomendasikan adanya pemahaman mengenai
disonansi kognitif pada masyarakat di Indonesia, dimana ternyata masih banyak
resistensi terhadap disonansi kognitif. Individu bukan mengubah perilaku untuk
mengurangi disonansi tetapi menambah elemen kognitif dengan informasi baru
sebagai pembenaran atas perilakunya tersebut.
DAFTAR PUSTAKA