Vira Indah Sabilla 1951031001 UTSTPM
Vira Indah Sabilla 1951031001 UTSTPM
Disusun Oleh :
Vira Indah Sabilla 1951031001
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
2021
Berdasarkan data kondisi pasar modal dan indeks-indeks di bawah terlihat
bahwa pada awal tahun 2021 aktivitas pasar modal Indonesia kurang begitu baik.
Menurut saya, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah
pandemi COVID-19 yang masih belum teratasi. Sejak tahun lalu, pandemi COVID-
19 yang melanda Indonesia telah berdampak sangat besar pada hampir semua
bidang kehidupan manusia, salah satunya adalah perekonomian. Para pelaku
komersial seperti perusahaan terpaksa mengubah operasinya. Masyarakat sebagai
investor juga menghadapi masalah ekonomi akibat adanya pandemi ini.
Namun jika diamati dari awal bulan Februari hingga Maret, pergerakan
saham di bursa tampak sideways atau bergerak stabil ke samping, namun ada
kalanya cenderung menurun. Jika dilihat pada akhir Maret 2021, dapat dilihat dari
data di atas bahwa bursa efek mengalami penurunan. Hal tersebut juga dapat terlihat
dari beberapa indeks yang mencerminkan penurunan. Salah satu faktornya adalah
terlihat mulai Maret 2021 rata-rata harga perdagangan di bursa cenderung
mengalami menurun. Salah satu alasan turunnya minat calon investor untuk masuk
ke bursa adalah beberapa peristiwa yang terjadi diawal tahun 2021 yang dibahas
diawal.
IDX SHARIAH (JKISSI)
Dari data diatas nahwa harga tertinggi IHSG pada Periode Januari-Maret
2021 adalah 191.83 tepatnya pada tanggal 10 Januari 2021, dan harga terendah
terjadi pada tanggal 31 Januari 2021 sebesar 169.36. Rata-rata pergerakan IHSG
selama periode tersebut adalah 182.52 dengan pertumbuhan indeks sebesar 0,24%
selama periode 1 Januari 2021 – 31 Maret 2021. Volume pada bulan maret juga
mengalami penurunan yang signifikan jika dibandingkan dengan bulan januari yang
terjadi pada tanggal 28 Maret 2021 sebesar 28.15B.
IDX Kompas 100 (JKKM100)
Dari data diatas nahwa harga tertinggi IHSG pada Periode Januari-Maret
2021 adalah 1,308.79 tepatnya pada tanggal 17 Januari 2021, dan harga terendah
terjadi pada tanggal 28 Maret 2021 sebesar 1,134.00. Rata-rata pergerakan IHSG
selama periode tersebut adalah 187.24 dengan pertumbuhan indeks sebesar -4.32%
selama periode 1 Januari 2021 – 31 Maret 2021. Volume pada bulan maret juga
mengalami penurunan yang signifikan jika dibandingkan dengan bulan januari yang
terjadi pada tanggal 28 Maret 2021 sebesar 15.85B.
IDX Property (JKPROP)
Dari data diatas nahwa harga tertinggi IHSG pada Periode Januari-Maret
2021 adalah 422.22 tepatnya pada tanggal 17 Januari 2021, dan harga terendah
terjadi pada tanggal 28 Maret 2021 sebesar 354.32. Rata-rata pergerakan IHSG
selama periode tersebut adalah 387.63 dengan pertumbuhan indeks sebesar -8.99%
selama periode 1 Januari 2021 – 31 Maret 2021. Volume pada bulan maret juga
mengalami penurunan yang signifikan jika dibandingkan dengan bulan januari yang
terjadi pada tanggal 7 Maret 2021 sebesar 7.05B.
IDX Manufacture (JKMNFG)
Dari data diatas nahwa harga tertinggi IHSG pada Periode Januari-Maret
2021 adalah 1,421.04 tepatnya pada tanggal 17 Januari 2021, dan harga terendah
terjadi pada tanggal 3 Januari 2021 sebesar 1,315.07. Rata-rata pergerakan IHSG
selama periode tersebut adalah 1,321.08 dengan pertumbuhan indeks sebesar -
3.51% selama periode 1 Januari 2021 – 31 Maret 2021. Volume pada bulan maret
juga mengalami penurunan yang signifikan jika dibandingkan dengan bulan januari
yang terjadi pada tanggal 28 Maret 2021 sebesar 5.84B.
Jakarta Stock Exchange Composite Index (JKSE)
Dari data diatas nahwa harga tertinggi IHSG pada Periode Januari-Maret
2021 adalah 6,504.99 tepatnya pada tanggal 17 Januari 2021, dan harga terendah
terjadi pada tanggal 31 Januari 2021 sebesar 5,735.47. Rata-rata pergerakan IHSG
selama periode tersebut adalah 6,217.60 dengan pertumbuhan indeks sebesar 0.54%
selama periode 1 Januari 2021 – 31 Maret 2021. Volume pada bulan maret juga
mengalami penurunan yang signifikan jika dibandingkan dengan bulan januari yang
terjadi pada tanggal 28 Maret 2021 sebesar 46.27B.
Profile
Operation risk:
Reporting risk :
Compliance Risk :
Garuda Indonesia beberapa kali bermasalah dari sisi internal perusahaan, mulai
dari laporan keuangan hingga daftar menu kelas bisnis yang menggunakan
kertas tulis tangan. Hal itu tidak sesuai dengan kriteria kelas bisnis yang sudah
ditetapkan oleh perusahaan pada saat awal melakukan pembuatan atau
pemisahan kelas-kelas.