Anda di halaman 1dari 5

Nama : Dinawati

NIM : E1111181002

Review Kuliah Perdana Politik Luar Negeri HI Universitas Tanjungpura

“Emerging Asia and Indo-Pacific”

Pada hari Rabu 3 Februari 2021, telah dilaksanakannya Kuliah Perdana Politik Luar
Negeri HI Universitas Tanjungpura yang bertemakan “Emerging Asia and Indo-Pacific” yang
dilakukan secara virtual melalui aplikasi Zoom dan diikuti oleh sejumlah mahasiswa/i dari
beberapa Universitas termasuk salah satunya mahasiswa/i Hubungan Internasional dari
Universitas Tanjungpura Pontianak yang juga turut meramaikan kuliah umum tersebut.
Kuliah Perdana tersebut menghadirkan tiga pemateri yang sangat luar biasa yaitu Ibu Novita
Putri Rudiany, M.A selaku Dosen Hubungan Internasional Universitas Pertamina sebagai
Narasumber 1, Bapak Rifki Dermawan, M.Sc selaku Dosen Hubungan Internasional
Universitas Andalas sebagai Narasumber 2 dan Bapak Hardi Alunaza SD, M.H.I selaku
Dosen Hubungan Internasional Universitas Tanjungpura sebagai Narasumber 3. Kuliah
umum pada hari ini juga dibuka dan disambut oleh Dr. Ira Patriani, M.Si selaku Kepala
Jurusan Ilmu Administrasi sebagai Opening Remarks dan dimoderatori oleh Sheila Jessika
selaku Mahasiswa Hubungan Internasional.

Selanjutnya sebagai pembukaan presentasi, moderator menyampaikan Curriculum


Vitae (CV) masing-masing Narasumber. Materi pertama disampaikan oleh Ibu Novita yang
berkaitan dengan tema yang telah dipaparkan dan membawa topik tersendiri dalam
presentasinya yaitu Challenges and Opportunities. Topik yang dibawa oleh Ibu Novita
merupakan analisis sederhana terkait dengan fenomena-fenomena yang terjadi di Asia dan
Indo-Pasifik. Ibu Novita memulai dengan memaparkan outline pertama yaitu hakikat dari
Asia Pasifik dan apa sebenarnya yang terjadi di Asia dan Indo-Pasifik dan mengapa kawasan
tersebut menjadi kawasan yang banyak diminati. Dari fitur tersebut, apakah kita mempunyai
opportunities (peluang) atau justru mempunyai banyak challenges (tantangan) dari adanya
konsep-konsep dan perspektif yang ada. Ibu Novita memaparkan istilah Indo-Pacific yang
mana sudah dimulai sejak lama dan Asia sudah menjadi region yang sangat diperhitungkan
sejak masa kolonialisme. Karena memang Asia ini dinilai sebagai wilayah yang “belum
terjamah”. Jadi eksplorasi terus dilancarkan hingga kemudian muncul kolonialisme,
imperialisme dan lain sebagainya. Orang-orang dari Barack tertarik untuk melakukan
ekspansi ke Timur dan Asia Pasifik karena memang terkenal dengan kondisi kekayaan alam
yang luar biasa. Asia Pasifik merupakan titik temu dari tempat kepentingan negara besar
yaitu USA, Uni Soviet, People’s Republic of China dan Jepang. Pada akhirnya, keempat
negara tersebut memiliki kepentingan masing-masing. Jepang mempunyai ambisi yang luar
biasa terkait dengan Asia Pasifik sehingga memiliki ide untuk membuat komunitas Pacific
Community. Jepang yang juga terlibat dengan Australia dan Amerika Serikat, tetapi tidak
begitu menarik bagi Moskow dan Beijing karena kedua negara ini sering melakukan sesuatu
sendiri atau playing solo. Uni Soviet dan China bermain solo dalam mencari perspektifnya
sendiri tentang Asia Pasifik dengan meningkatkan kehadiran militer dan maritim.

Ibu Novita juga memaparkan istilah Indo-Pasifik ini pertama kali digunakan oleh
Australia yang menamakan Indo-Pasifik itu sendiri. Istilah Indo-Pasifik itu mulai dikenal dan
digunakan dalam dokumen-dokumen resmi seperti India yang mempunyai maritime strategy
yang pertama kali menyebutkan Indo-Pasifik di tahun 2015. Lalu diikuti oleh Jepang tahun
2016, Prancis, USA, Jerman dan Inggris yang pada akhirnya juga menggunakan istilah Indo-
Pasifik. Ibu Novita juga menjelaskan perbedaan antara Asia-Pasifik dan Indo-Pasifik, yang
intinya adalah scope dari Indo-Pasifik itu lebih kepada region yang ada di Pacific Ocean dan
India Ocean. Kembali lagi memang setiap negara itu memiliki perspektif yang berbeda
terhadap istilah Indo-Pasifik.

Selanjutnya, Ibu Novita juga memaparkan terkait Features of Emerging Asia and
Indo-Pacific bahwa region ini berkontribusi separuh terhadap World’s GDP dan populasi.
Kawasan ini juga menekankan konektivitas maritim untuk mengeksplorasi sumber daya alam
dan memperkuat perdagangan serta heterogenitas dalam pembangunan sosial, politik dan
ekonomi. Indo-Pasifik yang pertama kali menggaungkannya adalah Jepang, tetapi kemudian
dikatakan dalam sebuah dokumen resmi itu adalah oleh Australia. Orang-orang mengatakan
itu adalah respon dari ambisi Tiongkok untuk membangun dan menunjukkan kekuatannya
terutama di wilayah Timur. Kemudian dalam hal ini, kita tidak dapat melupakan bahwa
dalam region ini ada regional powers yaitu Jepang, India, Australia dan ASEAN. Mengapa
ASEAN dikatakan regional power karena ia memiliki perspektif tersendiri walaupun ASEAN
selalu bermain di tengah-tengah dan hanya menunjukkan sentralitasnya ketika dibutuhkan
saja. Minat yang berkembang dari kekuatan regional eksternal juga terjadi di AS, Jerman dan
Prancis dalam Skema UE.
Lalu Ibu Novita juga memaparkan peluang dari Emerging Asia dan Indo-Pacific, dari
segi pertumbuhan ekonomi, sumber daya alam yang melimpah dan heterogenitas yang mana
terdapat saling ketergantungan mengenai penawaran dan permintaan atas barang dan jasa,
lalu adanya dorongan untuk menerapkan sistem berbasis aturan internasional untuk
perdagangan dan investasi serta pembangunan infrastruktur khususnya dalam
memaksimalkan potensi maritim. Kemudian terdapat peluang dalam varian proposal untuk
membangun stabilitas kawasan melalui aturan dan norma dan meningkatkan keprihatinan dari
kekuatan regional. Lalu terkait tantangan yang disampaikan yaitu adanya lompatan yang kuat
untuk pembangunan yang akan menyebabkan ketidakseimbangan lingkungan, meningkatnya
masalah kejahatan transnasional karena disparitas kekayaan, ketidakstabilan politik nasional
karena kesenjangan antara meningkatnya permintaan akan tata pemerintahan yang baik dan
ketidakmampuan pemerintah, ketegangan dan persaingan regional yang terjadi tanpa akhir
serta sentralitas ambigu yang mengarah pada campur tangan eksternal.

Lalu Ibu Novita juga mengaitkan dengan implikasinya terhadap studi politik luar
negeri. Yang mana politik luar negeri adalah perilaku negara dalam memberikan tindakan
atau reaksi berdasarkan faktor internal dan eksternal. Adapun faktor internalnya adalah (1)
peristiwa sejarah dan budaya, (2) rezim politik dan kemampuan domestik, Sedangkan faktor
eksternalnya adalah (1) sistem internasional atau struktur kekuasaan, (2) citra internasional.

Sesi pembahasan materi yang berikutnya dilanjutkan oleh Bapak Rifki Dermawan,
yang mana masih berkaitan juga dengan tema yang dipaparkan namun menjadikan
pembahasan lebih lengkap dengan penjelasan yang cukup singkat dan jelas. Dalam
pemaparannya, Bapak Rifki lebih menekankan pada peranan ASEAN, opportunities untuk
ASEAN, dan menjelaskan emerging Asia: the rise of China, ASEAN dan Indo-Pacific. Ia
menjelaskan bahwa US-China dalam 10 tahun terakhir, China menjadi negara dengan
ekonomi terbesar di dunia, pergantian kepemimpinan di China dan US, gesekan dalam hal
perdagangan, teknologi dan konflik di Laut China Selatan (CFR, 2021). Dampak dari
hubungan US-China berpengaruh secara global tidak hanya kepada kedua negara. Posisi
antara US dan China ini dapat dikategorikan tipe baru dari perang dunia. Lalu Bapak Rifki
juga menjelaskan kembali konsep dari Indo-Pasifik secara istilah geografi, pandangan
strategis dan dari perspektif yang berbeda. Secara geografis, Indo-Pasifik areanya lebih luas
dibanding Asia-Pasifik yang melibatkan dua samudera. Pada dasarnya Indo-Pasifik ini adalah
istilah geografis mengenai suatu kawasan atau wilayah. Dan memang istilah ini sangat
beragam sehingga muncul pandangan atau perspektif yang berbeda-beda antar suatu negara.
Selanjutnya Bapak Rifki juga menjelaskan mengapa ASEAN penting peranan dan
keberadaannya di Indo-Pasfifik karena beberapa alasan tertentu yaitu lokasi yang geografis
(Laut China Selatan, berada di jantung Indo-Pasifik), adanya aksi kolektif dari negara
anggota dan pandangannya sendiri di Indo-Pasifik. Adapun pandangan ASEAN di Indo-
Pasifik yaitu diusulkan oleh Indonesia dan diadaptasi dalam KTT ASEAN di Bangkok dan
menantang pandangan US tentang Indo-Pasifik. Kemudian Bapak Rifki mengakhiri
penjelasannya dengan memaparkan sedikit terkait peluang-peluang untuk ASEAN di Indo-
Pasifik yaitu dapat memperluas perannya di wilayah Indo-Pasifik yang lebih luas dan
meningkatkan sentralitasnya di wilayah tersebut.

Sesi presentasinya selanjutnya dilanjutkan oleh Bapak Hardi sebagai pemateri terakhir
dengan tujuan untuk melengkapi penyampaian materi oleh narasumber 1 dan 2. Bapak Hardi
membahas sedikit mengenai politik luar negeri India - China di Indo-Pasifik dengan outline
presentasi yaitu konsep Indo-Pasifik, India China di Indo-Pasifik, Major Powers Asia Pasifik
dan Politik Luar Negeri China di Asia Pasifik. Bapak Hardi menjelaskan bahwa secara
geografis memang wilayah Indo-Pasifik merujuk pada kawasan yang membentang dari
bagian timur Samudera Hindia ke Samudera Pasifik bagian barat dan terhubung dengan Selat
Malaka. Itulah mengapa Indo-Pasifik menjadi pusat kegiatan geopolitik maritim, keamanan,
perdagangan dan isu-isu lingkungan. Kemudian nilai strategis yang menjadi pusat geopolitik
tersebut ditekankan oleh kehadiran negara-negara kuat seperti Amerika Serikat, Tiongkok,
India, Australia, Jepang dan negara-negara ASEAN.

Bapak Hardi juga mengklasifikasikan India-China dan Indo Pasifik dalam enam poin
yaitu (1) India dan Indonesia sebagai Soko Guru proses regionalisasi, (2) perlindungan
keamanan dan ekonomi, (3) dominasi dan rivalitas AS-China, (4) India dan Indonesia sebagai
kekuatan besar, (5) Major powers dalam konstelasi politik global dan (6) Rivalitas India,
China dan Jepang di Asia. India dan Indo-Pasifik ini terjadinya penarikan kekuatan
demokratik, dan terjadi perang baru AS-China di kawasan serta kekuatan demokratik dapat
dimanfaatkan oleh ASEAN termasuk Indonesia. Lalu dilanjutkan dengan menjelaskan posisi
strategis India di Indo Pasifik yang dipengaruhi oleh pengembangan senjata nuklir dan
pertumbuhan ekonomi, dimana India dilihat dan dinilai mampu menyelesaikan permasalahan
domestik seperti kemiskinan dan lain sebagainya. Selain itu, India selalu ikut sebagai
partisipan kunci dalam US Indo Pacific Command. Dengan posisi strategis tersebut, posisi
India diwarnai dengan kepentingan Jepang yang bergantung pada energi dan impor makanan
jalur Lautan Hindia. Sikap Jepang juga diperjelas dengan pidato Perdana Menteri Shinzo Abe
di depan Parlemen India mengenai Confluence of the Indian and Pacific Oceans as the
dynamic coupling as seas of freedom and of prosperity in the boarder Asia yang mana Jepang
mempunyai ketergantungan terhadap India sehingga ingin menjadikan India sebagai mitra
kerjasama untuk mendapatkan kepentingan-kepentingan Jepang di Indo-Pasifik. Signifikansi
India dalam mempertahankan kepentingan tersebut diformulasikan dalam penyatuan term
utama geopolitik Indo-Pasifik.

Selanjutnya Bapak Hardi menjelaskan mengenai major powers di Asia dan Pasifik.
Yang mana terdapat berbagai sikap yang ditunjukkan oleh Jepang terhadap kemunculan dan
agresifitas China di Indo-Pasifik, salah satunya adalah dengan agresifitas China di Laut China
Selatan. Dari persektif India sendiri secara politik dan keamanan, India memiliki kepentingan
utnuk hadir di dua Samudera baik itu Pasifik maupun Hindia terkait upaya mendukung
pengembangan kepentingannya dalam bidang ekonomi. China saat ini berada di garis depan
dan secara terang-terangan menentang masuknya India dalam kelompok Nuclear Suppliers
Group (NSG). Kemudian nilai yang ada dalam politik luar negeri China/Tiongkok di Asia
Pasifik antara lain membangun hubungan baik dengan negara lain dengan kekuatan yang
meningkat, konsep keamanan baru yang kemudian mengusung konsep peaceful rise dan
setelah semua berhasil China melakukan engagement dan comprehensive estabilishment
dengan tujuan untuk meningkatkan bidang diplomatik, militer, politik, dan sosial budaya.
Contoh proyeksi Politik Luar Negeri yaitu Belt and Road Initiative, Keterlibatan China
dengan bantuan trilateral di Asia Pasifik, Proyek Kereta Cepat, dan Kerja sama dengan
Jepang dan India sebagai bentuk balance of power.

Sebagai salah satu mahasiswa yang ikut dalam kuliah umum hari ini saya merasa
sangat puas dengan penyampaian materi dari ketiga pemateri tersebut. Dalam presentasi dari
masing-masing narasumber, saya melihat point of view yang saling berhubungan dan
melengkapi satu sama lain secara jelas, padat dan lengkap. Terkait keterampilan berbahasa
dalam penyampaian materi sangat baik dan didukung dengan ppt yang mudah dipahami
dengan poin-poin yang sangat jelas. Moderator juga memandu kegiatan ini dengan sangat
baik dan berjalan dengan lancar dari awal hingga sesi tanya jawab berakhir, yang mana
mengundang antuasias mahasiswa/i dengan lontaran pertanyaan-pertanyaan yang banyak dan
juga kritis. Secara keseluruhan, kegiatan kuliah umum ini sangat memberikan manfaat yang
begitu luar biasa untuk para akademisi terutama anak HI.

Anda mungkin juga menyukai